Sony Kembangkan Sensor Kamera Ponsel dengan Dukungan Fitur Super Slow-Motion

Sudah bukan rahasia apabila smartphonesmartphone dengan kamera terbaik yang ada di pasaran menggunakan sensor buatan Sony. Pada kenyataannya, bisnis sensor CMOS ini merupakan salah satu bisnis tersukses Sony. Kendati demikian, menjadi pemimpin tidak menghentikan hasrat Sony untuk terus berinovasi di ranah ini.

Baru-baru ini, Sony mengumumkan bahwa mereka tengah mengembangkan sensor CMOS untuk smartphone yang amat istimewa. Istimewa karena sensor ini terdiri dari tiga lapisan, dimana yang berada di tengah merupakan chip DRAM. Desain semacam ini sejatinya sudah Sony terapkan pada lini kameranya, dimulai dari Sony RX100 IV.

Keuntungannya, performa kamera jadi meningkat sangat drastis. Berdasarkan klaim Sony, sensor ini sanggup menangkap gambar 19,3 megapixel dalam waktu 1/120 detik saja, atau empat kali lebih cepat dari sensor konvensional. Hasilnya, problem rolling shutter yang kerap dijumpai saat memotret objek berkecepatan tinggi bisa diminimalkan meskipun smartphone tidak memiliki shutter mekanik.

Perbandingan hasil jepretan sensor konvensional (kiri) dan garapan terbaru Sony (kanan) – perhatikan keretanya / Sony
Perbandingan hasil jepretan sensor konvensional (kiri) dan garapan terbaru Sony (kanan) – perhatikan keretanya / Sony

Namun yang justru lebih mengejutkan lagi adalah kemampuannya merekam video super slow-motion dalam kecepatan yang sangat fenomenal, secepat 1.000 fps tepatnya, dan dalam resolusi full-HD. Dibandingkan Google Pixel misalnya, angka ini sekitar 8x lebih cepat.

Kecepatan setinggi ini pada dasarnya memungkinkan Anda untuk melihat benturan bola bisbol dan tongkatnya maupun atraksi lompat jauh secara mendetail. Hebatnya lagi, karena chip DRAM telah terintegrasi ke sensor, mode super slow-mo ini bisa diterapkan oleh smartphone apapun dengan chip pengolah gambar standar.

Masih seputar slow-mo, Sony sempat menjelaskan kalau mode atau fitur ini nantinya bisa aktif secara otomatis ketika smartphone mendeteksi suatu gerakan cepat. Meski baru masuk tahap pengembangan, potensinya sangatlah menjanjikan.  Buat yang ragu, silakan tonton video di bawah ini.

Sumber: Engadget dan Sony. Gambar header: Pexels.

Fallout 4 dan Skyrim Akan Dapatkan Update Grafis dan Dukungan PS4 Pro Minggu Depan

Semenjak dipasarkan di bulan November 2016 silam, daftar permainan yang dikonfirmasi akan memanfaatkan hardware canggih di dalam PlayStation 4 Pro terus bertambah, dan ada banyak gamer sudah tak sabar menanti pelepasan update visual dari dua permainan role-playing kebanggaan Bethesda. Kabar gembira untuk Anda semua, momen itu segera tiba tak lama lagi.

Lewat blog resmi, Bethesda Game Studios mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan pembaruan grafis untuk Fallout 4 dan The Elder Scrolls V: Skyrim Special Edition minggu depan. Menariknya lagi, tak hanya para pemilik PS4 Pro yang dimanjakan dengan upgrade tersebut, versi Xbox One dan PC pun juga memperolehnya. Sementara itu, developer belum menyampaikan rincian mengenai update Skyrim, kemungkinkan akan dilakukan lewat post berbeda.

Lewat patch ke Fallout 4 versi 1.9, gamer PlayStation 4 Pro bisa menikmati Fallout 4 di resolusi native 2.560×1.440 (quad-HD). Aspek-aspek visual seperti jarak pandang, pencahayaan, detail pepohonan, rumput, karakter non-playable, hingga efek Godray memperoleh upgrade. Faktor draw distance cukup penting buat gameplay karena berkat peningkatan tersebut, objek-objek di game jadi tidak lagi muncul tiba-tiba.

Fallout 4 High-Resolution Texture Pack 1

Versi PC Fallout 4 juga akan mendapatkan pembaruan di waktu yang bersamaan dengan PS4 Pro, Bethesda menamainya High-Resolution Texture Pack, didistribusi via Steam. Bethesda Game Studios bilang bahwa update ini merupakan bentuk dari apresiasi developer pada dukungan fans di PC – bukan hanya terhadap Fallout 4, tapi juga atas kesetiaan mereka selama puluhan tahun.

Tentu saja Anda harus memiliki sistem bertenaga buat menangani High-Resolution Texture Pack. Daftar spesifikasinya terbilang tinggi, namun jika PC Anda menyanggupinya, maka Commonwealth terlihat jauh lebih cantik lagi. Jika ternyata patch itu membebani PC, Anda bisa menonaktifkannya dari menu. Berikut adalah rincian hardware yang disarankan:

  • Sistem operasi Windows 7/8/10 64-bit
  • Prosesor Intel Core i7-5820K atau yang lebih baik
  • Kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1080 8GB
  • Memori RAM 8GB atau lebih
  • Penyimpanan 88GB (bertambah 58GB untuk mendukung resolusi tinggi)

Silakan bandingkan dengan daftar spesifikasi ‘rekomendasi’ Fallout 4 versi standarnya:

  • Sistem operasi Windows 7/8/10 64-bit
  • Prosesor Intel Core i7-4790 (3,6GHz) atau AMD FX-9590 (4,7GHz)
  • Kartu grafis Nvidia GeForce GTX 780 (3GB) atau AMD Radeon R9 290X (4GB)
  • Memori RAM 8GB
  • Penyimpanan 30GB

Baik patch 1.9 serta High-Resolution Texture Pack di Fallout 4 disajikan sebagai pembaruan gratis. Sayangnya, Bethesda tidak menyampaikan secara spesifik di tanggal berapa mereka akan merilisnya.

Sony Cyber-shot HX350 Andalkan Lensa Berjangkauan Zoom 50x dalam Bodi yang Cukup Ringkas

Sony baru-baru ini meluncurkan sebuah kamera baru dari lini Cyber-shot. HX350 merupakan suksesor dari HX300 yang masuk dalam kategori superzoom, menawarkan lensa dengan jangkauan amat jauh dalam bodi yang terbilang cukup ringkas.

Dibandingkan pendahulunya, perubahan yang dibawa HX350 memang tidak terlalu banyak, namun setidaknya masih cukup signifikan. Kamera masih mengusung sensor Exmor R 1/2,3 inci beresolusi 20,4 megapixel, akan tetapi kali ini didampingi oleh prosesor BIONZ X yang akan meningkatkan kualitas gambarnya di kondisi low-light.

Video 1080p 60 fps yang direkam HX350 dipastikan tampak mulus berkat perpaduan sistem stabilization optik sekaligus digital. Untuk mengabadikan aksi-aksi cepat, Sony telah menambahkan fitur Lock-on AF pada HX350, plus kemampuan memotret secara konstan dalam kecepatan 10 fps.

Panel belakang HX350 dihuni oleh electronic viewfinder dan tilting LCD / Sony
Panel belakang HX350 dihuni oleh electronic viewfinder dan tilting LCD / Sony

Namun tentu saja yang menjadi bintang utama di sini adalah lensa Carl-Zeiss 24-1200mm f/2.8-6.3. Lensa ini pada dasarnya memberikan pengguna optical zoom sebesar 50x, sangat ideal untuk mendampingi aktivitas travelling, apalagi mengingat semua itu dikemas dalam bodi yang cukup ringkas.

HX350 masih menganut desain ala DSLR, dimana terdapat sejumlah kenop kontrol sekaligus focus/zoom ring manual. Di belakangnya, tertanam electronic viewfinder (EVF) beserta LCD 3 inci yang bisa dimiringkan ke atas atau bawah.

Sony Cyber-shot HX350 rencananya akan dilepas ke pasar Eropa mulai bulan Januari 2017 seharga 449 euro. Sejauh ini belum ada informasi mengenai ketersediaannya di pasar Asia.

Sumber: DPReview.

Sony Hadirkan Pengalaman Audio 3D di PS4 Lewat Platinum Wireless Headset

Perhatian terhadap ranah audio 3D jadi meningkat setelah VR tersedia untuk publik. Sudah ada banyak pilihan sistem audio tiga dimensi buat pengguna PC, tapi butuh kolaborasi erat antara developer dan produsen hardware demi mengimplementasikan teknologi ini di console. Kabar gembiranya, Sony mengabarkan mereka siap menghidangkan audio 3D di PlayStation 4.

Melalui blog PlayStation, Sony mengumumkan agenda untuk merilis Platinum Wireless Headset, sebuah headphone gaming premium yang dirancang buat menghidangkan ‘suara surround virtual’ 7.1, ditenagai teknologi 3D racikan sang console maker sendiri. Seluruh kemampuan tersebut dikemas dalam perangkat berdesain elegan. Dan tentu saja, Platinum mendukung penuh PlayStation VR.

Sony Platinum Wireless Headset 1

Penampilan Platinum Wireless Headset terlihat serasi dengan console. Headband-nya merupakan kombinasi dari plastik hitam bertekstur ala PlayStation 4 dan logam, lalu Sony membubuhkan logo ‘PS’ di kedua ujungnya. Bagian belakang earcup over-ear-nya memiliki pola garis lingkaran, dipadu bantalan berlapis kulit sintetis, kemudian ada kain pelapis biru di sisi dalamnya.

Sony Platinum Wireless Headset 2

Sony memanfaatkan konstruksi tangguh demi memastikan daya tahan produk, namun mereka juga tidak melupakan aspek kenyamanan serta berupaya meminimalisir bobotnya. Platinum diklaim tetap nyaman digunakan dalam sesi gaming berdurasi lama.

Sony Platinum Wireless Headset 3

Semua switch, tombol dan port diposisikan di earcup. Di sana Anda bisa menemukan tombol chat, power, mute, serta switch buat mengaktifkan audio 3D. Sony juga membekali Platinum dengan sepasang microphone boom noise cancelling. Mic tersebut dapat membungkam suara-suara bising di sekitar Anda serta mampu menangkap suara secara optimal seperti apapun cara kita mengenakan headphone.

Sony Platinum Wireless Headset 4

Audio surround 7.1 3D adalah daya tarik utama dari Platinum Wireless Headset. Sony menjanjikan output suara yang kaya, serta memudahkan pengguna mengetahui lokasi spesifik arah datangnya bunyi-bunyian. Untuk menyajikannya, produsen memanfaatkan sepasang driver 50-milimeter, mampu menghidangkan bass sampai nada tinggi secara detail. Anda juga dipersilakan melakukan konfigurasi via app companion, tersedia di PS Store.

Dalam peluncurannya nanti, Uncharted 4: A Thief’s End akan jadi game pertama yang mendukung fitur audio 3D di Platinum Wireless Headset. Judul-judul lain segera menyusul, antara lain MLB The Show 17, Uncharted: The Lost Legacy, serta Days Gone. Headset tersambung secara wireless ke PS4 melalui dongle, dan uniknya lagi, Platinum juga kompatibel ke PC.

Sony Platinum Wireless Headset sudah bisa di-pre-order diAmazon, ditawarkan seharga US$ 160, dan akan mulai tersedia tanggal 12 Januari 2017 nanti.

Sumber: PlayStation.com.

Masalah Desain dan Teknis Nodai Ide Cemerlang The Last Guardian

Seperti Final Fantasy XV, The Last Guardian ialah salah satu permainan dengan waktu pengembangan yang lama, dimulai sembilan tahun silam. Fans akhirnya bisa bernafas lega saat Sony mengumumkan waktu pelepasannya di tahun ini, meski ada sedikit penundaan untuk membersihkan bug. Dan tepat di tanggal 6 Desember 2017, The Last Guardian resmi meluncur di PlayStation 4.

Sebagai game yang paling dinanti-nanti, respons para reviewer tampak terbagi. Beberapa media tak segan memberikan The Last Guardian nilai sempurna, tapi tak sedikit dari mereka menyodorkan skor rendah. Alasannya hampir senada: masalah teknis dan desain, serta kurang mulusnya eksekusi.

Salah satu media yang memberikan skor tertinggi adalah Hardcore Gamer. Bagi sang reviewer, The Last Guardian merupakan mahakarya Team Ico. Semua ilmu mereka dituangkan dalam game demi menciptakan sebuah petulangan terbesar. Permainan ini menghidangkan pengalaman gaming jempolan di PlayStation 4, dengan skala tak tertandingi serta grafis terbaik di console. Memang ada sedikit kekurangan, tapi hal itu tidak mengurangi kualitasnya.

Melalui ulasan tanpa skor, Christian Donlan dari Eurogamer mempunyai pendapat serupa. Baginya, The Last Guardian ialah permainan esensial, pewaris sejati Shadow of the Colossus. Dan meskipun Anda bisa melihat banyak benang merah dengan sang pendahulu, permainan ini secara percaya diri menyuguhkan kisah baru, fokus pada hubungan antara seorang bocah dengan makhluk raksasa. Di sisi teknis sendiri, Eurogamer mengeluhkan kendala pada kamera.

Game Informer juga merasa puas pada mutu The Last Guardian. Sang reviewer menyatakan bahwa game ini menitikberatkan kerja sama dan tema persahabatan, serta bukan permainan yang sekedar memberikan Anda misi buat diselesaikan. Game ini membuat Anda tersenyum saat melihat Trico melakukan kekonyolan, memicu rasa iba sewaktu ia disakiti musuh, serta memunculkan rasa lega ketika makhluk raksasa ini muncul dan membantu Anda di momen yang tepat.

Jim Sterling (via Jimquisition) sendiri tampak kurang puas pada faktor teknis, hanya menyodorkan skor 6,5. Baginya, The Last Guardian seharusnya sudah dirilis 10 tahun silam karena game mengusung desain gameplay kuno dan AI yang kurang pintar. Ditakar dari perspektif permainan puzzle, The Last Guardian sangatlah buruk, untungnya aspek negatif tersebut tertutupi oleh cerita tentang persahabatan. Terlepas dari kekurangan itu, Sterling berpendapat bahwa kita tetap harus angkat topi pada kerja keras tim developer-nya.

Sejauh ini, nilai terendah diberikan oleh iDigitalTimes, yaitu dua dari lima bitang. Pengulas bilang, dalam The Last Guardian, rasa kagum dan frustasi tercampur aduk. Menurutnya, game ini tidak menyenangkan buat dimainkan, dan gameplay-nya tampak sengaja dirancang buat menghalagi progres. Ditambah masalah pada kamera, pengalamannya jadi lebih buruk lagi.Tapi iDigitalTimes juga mengakui bahwa ada momen-momen indah di sana, dan animasi Trico sangatlah mengagumkan.

Saat artikel ini ditulis, The Last Guardian memperoleh skor rata-rata sementara 78 di situs agregat review OpenCritic.

Kumpulan Trailer Keren dari Ajang PlayStation Experience 2016

Dilaksanakan oleh Sony Interactive Entertainment sejak tahun 2014, PlayStation Experience ialah ajang tahunan pengungkapan permainan-permainan baru yang akan dirilis di platform mereka. PSX tahun ini dilaksanakan di Anaheim Convention Center akhir pekan lalu, di mana sang publisher menyingkap game-game seru yang membuat penggemarnya berteriak girang.

Ada banyak info menarik diungkap di sana: Parappa, Wipeout dan Crash Bandicoot akan hadir di PS4 dengan upgrade grafis; penyingkapan resmi Marvel Vs. Capcop Infinite; ada DLC standalone untuk Uncharted; hingga update pengembangan Death Stranding – kabarnya Hideo Kojima berkolaborasi bersama Guerrilla Games (pencipta seri Killzone) buat merampungkannya. Tentu saja, primadona di PlayStation Experience 2016 adalah pengumuman sekuel The Last of Us.

The Last of Us: Part II meneruskan kisah petualangan Ellie dan Joel, lima tahun setelah permainan survival horror action-adventure pertamanya usai. Kali ini, Anda akan bermain sebagai Ellie, dengan gameplay yang cukup berbeda dari Joel. Dari penjelasan creative director Neil Druckmann, Part II mengangkat tema yang lebih kelam dari sebelumnya, bisa Anda lihat dari video trailer-nya.

Anda tak sempat menyaksikan PSX 2016? Tidak perlu menyesal, di bawah ini saya sudah mencantumkan seluruh trailer keren baru yang wajib Anda tonton. Selamat menikmati.

The Last of Us: Part II

The Last Guardian

Horizon: Zero Dawn

Marvel Vs. Capcom: Infinite

Uncharted: The Lost Legacy

Persona 5

Nioh

Crash Bandicoot N. Sane Trilogy

Knack 2

Vane

Nex Machina

Ni No Kuni II

Gravity Rush 2

HTC Ajak PlayStation, Google dan Oculus VR Kembangkan Ekosistem VR Bersama-Sama

Adopsi perangkat dan konsumsi konten virtual reality memang menunjukkan peningkatan yang stabil, namun masih terlalu dini untuk meramalkan masa depannya. Saat membahas tema ini, tiga nama akan selalu muncul di benak kita: Oculus VR sebagai pionir headset VR konsumen, HTC dengan Vive, dan Sony selaku pencipta PlayStation VR yang diramu eksklusif buat PlayStation 4.

Masing-masing produsen saat ini menonjolkan keunggulan produk mereka; ada yang menjanjikan performa terbaik, controller intuitif, sampai harga terjangkau. Di mata konsumen, tentu saja mereka terlihat bersaing dengan gigih. Tapi kenyataannya tak harus seperti itu, HTC memiliki inisiatif untuk mengajak para raksasa teknologi buat memajukan ekosistem virtual reality secara kompak demi memastikan kesuksesannya.

Menurut perusahaan asal Taiwan itu, ada dua cara menyuburkan pengembangan VR: produsen harus mendukung developer serta menyederhanakan pesan mengenai premis virtual reality pada konsumen. Via Games Industry, presiden Viveport Rikard Steiber menyampaikan bahwa kita baru tiba di hari kelahiran VR, dan sudah sewajarnya semua pemain di industri saling bergandengan tangan dan bekerja sama.

“Alih-alih saling berkompetisi, alangkah baiknya jika kita berupaya untuk membantu developer dalam menciptakan konten istimewa serta mendukung proses monetisasinya,” kata Steiber. “Lalu kita juga harus mempermudah user mengaksesnya, karena aspek ini awalnya cukup membingungkan bagi orang awam.”

Menurut Steiber, virtual reality akan tersedia di hampir semua segmen produk elektronik, seperti yang kita saksikan sendiri: smartphone, console sampai PC. Dan sebentar lagi, VR juga tidak hanya memberi manfaat di ranah gaming dan hiburan saja. Itulah salah satu hal yang memotivasi HTC menggarap Viveport, yaitu platform distribusi digital khusus konten-konten virtual reality non-gaming.

Ada hal menarik dari Viveport: online store ini meluncur pertama kali di Tiongkok, boleh jadi karena layanan Steam tidak tersedia di sana. Kemudian HTC akhirnya memutuskan buat memperluas jangkauan layanannya secara global. Dan meskipun mengusung kata Vive di namanya, Viveport bukan hanya berisi aplikasi-aplikasi eksklusif perangkat VR HTC itu. Tim pengembang berharap agar Oculus VR, Google hingga Sony tak ragu untuk bergabung ke platform tersebut.

Tapi akan seperti apa konten VR non-gaming? Steiber membayangkan virtual reality dimanfaatkan di bidang kreatif dan edukasi, memperkenalkan potensinya ke konsumen jenis baru sehingga ekosistemnya semakin kaya. Intinya, para raksasa tekonologi bisa saling melengkapi, bukan sekedar bersaing.

Sumber: Games Industry.

Daftar Game PlayStation VR Terlaris di Amerika dan Eropa

Besarnya playerbase PlayStation 4 memberikan kepercayaan diri bagi Sony untuk memasarkan PlayStation VR secara eksklusif di platform game current-gen tersebut. Di akhir September lalu, kabarnya sang console maker Jepang itu berhasil mengapalkan 47,4 juta unit PS4. Analis mengestimasi, adopsi PlayStation VR berpeluang mencapai dua juta device di 2016, melampaui Rift dan Vive.

Selain dukungan hardware, konten merupakan aspek penting penyajian perangkat virtual reality. PSVR memang baru berumur satu bulan, tapi para gamer mulai memperlihatkan antusiasime terhadap beberapa judul. Lewat PlayStation Store, Sony mengungkap daftar game PlayStation VR terlaris di kawasan Amerika dan Eropa. Data ini diperoleh dari hasil penjualan di bulan Oktober, meski sang produsen tidak menyebutkan angkanya secara spesifik.

Amerika

  1. Job Simulator
  2. Batman: Arkham VR
  3. Until Dawn: Rush of Blood
  4. PlayStation VR Worlds
  5. Here They Lie
  6. Keep Talking and Nobody Explodes
  7. EVE: Valkyrie
  8. Gunjack
  9. Harmonix Music VR
  10. Sports Bar VR

Eropa

  1. Batman: Arkham VR
  2. PlayStation VR Worlds
  3. Until Dawn: Rush of Blood
  4. Here They Lie
  5. Tumble VR
  6. Job Simulator
  7. Gunjack
  8. Driveclub VR
  9. EVE: Valkyrie
  10. Sports Bar VR
  11. Keep Talking and Nobody Explodes
  12. The Assembly
  13. Wayward Sky
  14. Headmaster
  15. Tethered
  16. RIGS Mechanized Combat League
  17. Pixel Gear
  18. Harmonix Music VR
  19. Battlezone
  20. Carnival Games VR

Gamer di kedua wilayah menunjukkan karakteristik hampir serupa, dapat kita lihat dari judul-judul top-ten. Namun urutan pertamanya ditempati oleh dua game berbeda, Job Simulator di Amerika dan Batman: Arkham VR di Eropa. Ada hal menarik dari data ini: baik Job Simulator dan Batman: Arkham VR membutuhkan dua controller PlayStation Move, mengindikasikan mayoritas user di sana telah memiliki sepasang periferal motion tersebut.

Sports Bar VR merupakan satu dari sedikit permainan ber-genre olahraga casual yang ada di list, menduduki peringkat ke-10 di kedua wilayah. Seperti Job Simulator, game ini membutuhkan dua unit Move, bisa dinikmati sendiri dengan AI atau dimainkan bersama-sama oleh enam orang kawan. Kontennya sangat menarik, ada versi virtual dari permainan biliar, air hockey sampai permainan dart.

Munculnya Until Dawn: Rush of Blood dan Here They Lie di urutan lima besar juga memperlihatkan kegemaran pemilik PlayStation VR dalam memainkan game-game bertema horor.

PlayStation VR sudah dapat Anda beli, dipasarkan di Indonesia di kisaran harga Rp 6,8 jutaan.

Via VentureBeat.

Ayo Simak Pendapat Reviewer Mengenai Sony PlayStation 4 Pro

PlayStation 4 Pro, sebuah upgrade hardware dari Sony di era console generasi kedelapan, rencananya akan meluncur beberapa hari lagi. Sejumlah media terpilih diberi kesempatan menjajal kemampuannya terlebih dulu, dan dampak positifnya bagi konsumen adalah kita bisa mempelajari opini profesional mereka, menjadikannya sebagai panduan sebelum membeli.

Jadi apakah PS4 Pro layak Anda pinang atau apakah keberadannya masih belum seesensial versi standar console current-gen Sony itu? Ayo simak dulu apa pendapat para reviewer ternama.

Merupakan salah satu media yang telah menguji Pro secara intensif, Eurogamer bilang bahwa produk ini ialah pilihan terbaik jika Anda belum mempunyai console. PS4 Pro menyuguhkan performa GPU dua kali lipat, CPU lebih cepat, kemampuan display dan streaming media ‘future-proof‘, serta kapasitas hard disk dua kali lebih lapang. Bahkan bagi pemilik PS4 pun, Pro cukup dianjurkan apalagi jika Anda mengidamkan peningkatan mutu visual dan performa.

Bagi Engadget, PlayStation 4 Pro merupakan hardware sempurna buat memamerkan TV 4K Anda, namun bukanlah upgrade wajib bagi user PS4. Saat ini, Pro adalah home console paling mumpuni, tapi Anda memerlukan dukungan TV high-end agar bisa mengeluarkan seluruh potensinya. Beberapa hal tetap perlu diingat: PS4 Pro tidak mempunyai optical drive Blue-ray 4K dan pemain harus menunggu update agar bisa menikmati game-game yang kompatibel di mode ‘pro’.

Gamespot sendiri merekomendasikan PlayStation 4 Pro, baik buat pemilik TV 4K ataupun mereka yang belum punya console. Cukup dengan membayar US$ 100 lebih dari varian standar, Anda memperoleh lebih banyak port, hard drive lebih besar, dan fitur-fitur future-proof. Bahkan beberapa game tampil lebih baik di resolusi full-HD. PS4 Pro tentu akan diapresiasi oleh pencinta grafis berkat penyempurnaan efek anti-aliasing dan output warna yang lebih cerah, tapi sekali lagi, perbedaannya tidak begitu signifikan.

CNET berpendapat, PlayStation 4 Pro tidak memberikan sebuah perbedaan besar namun peningkatan kualitas visual bisa segera diliat dari sejumlah game. Perubahan baru betul-betul bisa dirasakan dalam beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun ke depan. Yang saat ini Sony butuhkan adalah ‘killer app‘, dan untuk sekarang, tidak ada alasan kuat untuk membeli PS4 Pro seandainya Anda sudah punya model standar. Ingat juga, Microsoft sedang menggodok Project Scorpio dan device ini kabarnya lebih mumpuni dari Pro.

TechRadar menyodorkan skor empat dari lima bintang buat PlayStation 4 Pro. Di bagian konklusi, reviewer menyampaikan bahwa PS4 Pro adalah opsi terbaik bagi mereka yang baru ingin berkecimpung ke dalam ekosistem PlayStation. Tapi bagi para gamer PS4 – terutama untuk mereka yang tidak mempunyai TV 4K ataupun niatan membeli PlayStation VR – ada peluang membayarkan harga lebih mahal tidak memberikan banyak manfaat. Di game, frame rate dan mutu tekstur memang meningkat, tapi lompatannya tidak begitu besar.

Sony menjajakan PlayStation 4 Pro di harga US$ 400, produk akan mulai dirilis pada tanggal 10 November 2016.

Ini Dia Spesifikasi dan Daftar Fitur Sony PlayStation 4 Pro

Setelah penantian cukup lama, PlayStation 4 Pro akan memulai era baru di ranah console di hari perilisannya yang jatuh pada minggu ini. Lewat bocoran di awal tahun serta penyingkapan resmi di bulan September, perlahan-lahan terkuaklah rincian mengenai hardware serta kapabilitas sesungguhnya platform game ‘VR Ready’ Sony tersebut. Tapi seperti apa spesifikasi lengkapnya?

Eurogamer lagi-lagi memperoleh informasi komprehensif mengenai susunan komponen PlayStation 4 Pro, dan mengungkapnya di artikel mereka. Komposisi tersebut cocok dengan dokumen-dokumen yang sempat bocor, mengonfirmasi pemakaian CPU Polaris AMB dan memperlihatkan upgrade dari varian standar. Info ini mungkin sudah ditunggu-tunggu oleh Anda yang berniat meminang PS4 Pro, silakan disimak:

  • Prosesor utamasingle custom-chip‘, berisi CPU 8-core AMD Jaguar x86-64 dan GPU AMD Radeon 4.2-TFLOP
  • Memori GDDR5 8GB
  • Penyimpanan hard disk 1TB
  • Optical drive read only Blu-ray 6-speed CAV, DVD 8-speed CAV
  • Input dan output tiga USB Super-Speed (3.1 Gen-1), sebuah port AUX
  • Konektivitas Ethernet, Wi-Fi IEEE 802.11 a/b/g/n/ac, Bluetooth 4.0
  • Output audio/video terminal HDMI (4K/HDR)
  • Power supply AC 100V, 50/60Hz
  • Konsumsi listrik hingga 310W
  • Dimensi 285mmx55x327-milimeter, belum termasuk stand
  • Bobot 3,3-kilogram
  • Temperatur yang disarankan 5 sampai 35 derajat Celcius

Dan di bawah ini ialah fitur-fitur unik yang disajikan PlayStation 4 Pro dan tidak ada di tipe biasa:

  • Peningkatan grafis dan performa untuk beberapa game yang didukung, termasuk judul-judul PlayStation VR.
  • Resolusi 4K 2160p YUV420 dan 2160p RGB.
  • Upscale permainan ke resolusi 4K dengan rendering checkerboard, beberapa game beresolusi UHD native.
  • Mendukung penyajian video 4K, termasuk Netflix dan YouTube.
  • Dibundel bersama versi baru controller DualShock 4, kali ini memiliki striping LED.
  • Ada port USB 3.1 di sisi belakang.
  • Hard disk satu-terabyte merupakan standar.
  • Mendukung hard disk eksternal SATA-III.
  • Terdapat upgrade pada Wi-Fi, seperti model New PlayStaiton 4.
  • Mendapatkan upgrade streaming Share Play serta Remote Play, sekarang bisa menyuguhkan resolusi full-HD di PC, Mac dan Xperia.
  • Memperoleh pembaruan screenshot 4K, share video 1080p dan streaming YouTube di resolusi 1080p dengan 60fps.
  • Dari sisi desain, PlayStation 4 Pro mempunyai finishing yang sama seperti PlayStation 4 ‘slim‘, namun volumenya lebih besar.

Sejumlah hal lain yang perlu diketahui:

  • Tidak ada game eksklusif PlayStation 4 Pro. Satu judul bisa berjalan di kedua console. Lalu tidak ada pula DLC-DLC eksklusif PS4 Pro, kecuali upgrade di sejumlah mode, misalnya: multiplayer split-screen di PS4 Pro bisa menopang empat pemain, sedangkan di PS4 hanya dua pemain.
  • Game tanpa dukungan mode PS4 Pro akan berjalan identik layaknya di PlayStation 4 standar.
  • Menyajikan dukungan periferal yang sama seperti sebelumnya.
  • Memanfaatkan ekosistem PlayStation Network yang sama.
  • Kompatibel dengan seluruh data save, trofi dan info akun di PlayStation 4.
  • PlayStation Store tetap serupa, meski kemungkinan store menampilkan beberapa fitur yang cuma tersedia di Pro.

PlayStation 4 Pro akan meluncur pada tanggal 10 November 2016, dibanderol seharga US$ 400.

Sony PlayStation 4 Pro