Sony “Keceplosan” Posting Foto Asli Xperia E5

Sony tampaknya sudah keukeuh untuk menghentikan kiprah kelas menengah di jajaran Xperia C dan M untuk kemudian mengalihkan fokus menggarap Xperia X dan E. Setelah merebaknya bocoran perihal Sony F3311 yang belakangan diklaim sebagai Xperia E5, entah sengaja atau tidak, baru-baru ini malah muncul foto sebuah perangkat yang disebut-sebut sebagai Xperia E5 di fan page resmi Sony dan juga akun Twitter.

Postingan di Facebook menjelaskan bahwa ponsel akan sangat menggoda, mudah digunakan dan enak dipandang mata. Sementara di akun Twitter Sony menggunakan istilah, “your new, reliable assistant, available around the clock.” Tapi sayang, kedua postingan tersebut kini sudah tidak bisa diakses lagi. Ada dua dugaan, keduanya merupakan ketidak-sengajaan atau bisa jadi ia memang dirancang seolah-olah demikian untuk membuat sensasi dan mendongkrak popularitasnya.

Penampakan wujud perangkat yang diduga adalah Xperia E5
Penampakan wujud perangkat yang diduga adalah Xperia E5

Berdasarkan pengamatan Dailysocial, foto Xperia E5 terlihat dibuat dalam kualitas yang sangat baik sehingga lekukan dan garis desain perangkat terpampang dengan jelas. Tapi, tak banyak informasi perihal spesifikasi yang bisa kita gali, kapan ia diumumkan ataupun perihal harga. Sejauh ini kita bisa sepakat bahwa Xperia E5 mewarisi garis desain seperti yang dipunyai seri Xperia X. Berbeda sangat jauh dari sang pendahulunya, Xperia E4.

Berikutnya kita dapat menemukan desain bezel yang terlihat tipis, memberikan kesan lebar pada komponen layar bersama dengan tepian yang terkesan tajam. Kamera belakang diletakkan di sudut kiri atas serta perubahan posisi tombol power yang terlihat lebih rendah ketimbang seri Xperia X.

Berkaca pada rumor terdahulu, Xperia E5 bakal membawa layar berukuran 4,6 inci beresolusi 720p, kemudian RAM 1,5GB dan memori internal 16GB. Untuk dapur pacunya sangat masuk akal jika Sony membenamkan chipset MediaTek MT6735 sebagai otak utama perangkat.

Sumber berita GSMarena.

Sony Xperia XA Ultra, Keluarga Baru Berlayar Jumbo dengan Kamera Depan 16MP

Sony memperpanjang jajaran smartphone seri Xperia X dengan meluncurkan varian Xperia XA Ultra. Saat ini smartphone telah dipamerkan di situs global resminya dan Sony sendiri selaku produsen sudah mengonfirmasi kehadirannya ke pasar global dalam waktu dekat. Kendati mereka belum membeberkan berapa harga yang harus ditebus oleh para fans yang berminat membelinya.

Sajian paling menggoda dari Xperia XA Ultra adalah komponen kamera depannya yang dicekoki modul sensor 16MP. Kamera ini dihuni sensor Sony Xmor R for Mobile, termasuk ketersediaan flash, fitur OIS, autofocus, sudut tangkapan lebar hingga 88 derajat dan modus HDR.

Smartphone yang mendukung single dan dual nano SIM ini tampil bongsor dengan ukuran layar selebar 6 inci. Layar lebar yang diboyongnya mempunyai resolusi FHD atau di 1080 x 1920 piksel, kemudian dipoles oleh teknologi Mobile Bravia engine 2 untuk hasil visual yang luar biasa jernih.

Salah satu model warna Sony Xperia XA Ultra
Salah satu model warna Sony Xperia XA Ultra

Dihiasi Android 6.0 Marshmallow, Xperia XA Ultra cukup percaya diri dengan bekal chipset MediaTek Helio P10 (MT6755) yang dipasangkan dengan RAM 3GB dan memori internal – sayangnya – hanya 16GB. Untung Sony menambahkan slot microSD untuk menyimpan hasil jepretan selfie yang sudah barang tentu mempunyai kapasitas ukuran yang besar mengingat resolusi kamera yang diusungnya.

Belum lagi jepretan kamera utama yang juga tak kalah berkelas, yakni kamera 21,5MP.  Kamera ini disisipi teknologi sensor Xmor RS for Mobile kemudian fitur-fitur mutakhir seperti quick launch, hybrid autofocus, HDR photo, auto-scene recognition, dan LED flash.

Sony Xperia XA Ultra mempunyai kamera utama 21,5MP
Sony Xperia XA Ultra mempunyai kamera utama 21,5MP

Kabar gembiranya, Sony mengonfirmasi bahwa punggawa barunya ini sudah memperoleh dukungan pengisian baterai super cepat untuk komponen baterai 2700mAh yang belakangan menjadi andalan sejumlah flagship. Dirilis Juli 2016, Xperia XA Ultra bakal tersedia dalam pilihan warna White, Black, and Lime Gold.

Sumber berita Sonymobile.

Game Baru Hideo Kojima Ditujukan Buat Penggemar Uncharted dan The Division

Bahkan setelah terdengar rumor soal rencana Hideo Kojima untuk mengundurkan diri dari Konami, juru bicara publisher malah bilang bahwa sang desainer game legendaris itu ‘hanya mengambil cuti panjang’. Perpisahan baru resmi ketika Kojima dan Sony mengeluarkan pernyataan mengenai niat mereka mengembangkan game bersama-sama buat PlayStation 4.

Kojima Productions kini berdiri sebagai studio independen, namun fans masih bertanya-tanya akan seperti apa kreasi anyar mereka. Kabar baik bagi yang penasaran, dari wawancara bersama Famitsu, kita diberikan gambaran tentang permainan baru arahan Hideo Kojima. Pastinya, ia sedikit lebih berbeda dari genre stealth ala Metal Gear Solid, lebih menyerupai franchise populer milik Sony.

Kojima menyampaikan, game baru tersebut mengusung formula action dan akan disukai oleh para penggemar seri Uncharted dan Tom Clancy’s The Division. Ia memang masih enggan menyebutkan judul, bahkan memahami jika gamer menganggapnya tidak istimewa. Namun Kojima juga bilang, pemain akan lebih memahaminya setelah mereka melihat dan memainkannya langsung.

Game action itu memang tidak diramu sebagai permainan open-world, tetapi Kojima yakin karya digital tersebut akan jadi luar biasa. Saat ini developer mencoba memikirkan tiap aspeknya secara bersamaan – mulai dari plot cerita, karakter, dan sistem game. Ada pula beberapa elemen baru yang sedang diuji coba oleh tim Kojima Productions. Namun beberapa orang mungkin merasa kecewa karena permainan tersebut hanya tersedia eksklusif di console current-gen Sony.

Dalam episode HideoTube terbaru, Kojima menjelaskan bahwa masih terlalu dini untuk membahasnya, apalagi studio Kojima Productions baru ‘bediri kembali’ di bulan Desember 2015. Ia mengaku, mereka belum punya staf dan kantor, masih dalam tahap perencanaan dasar. Hideo Kojima menuturkan, “Buat sekarang saya masih mencari tahu bagaimana mempresentasikan studio ini. Mohon tunggu sedikit lebih lama.”

Developer lebih fokus untuk membangun tim kecil yang dipenuhi para talenta energik dan penuh semangat. “Kami tidak sedang mencari staf, kami berupaya menghimpun ‘rekan kerja’. Umur, jenis kelamin, dan kapan Anda dilahirkan tidaklah penting,” kata Kojima.

Dalam ajang pemberian gelar game terbaik di 2015 (dilakukan lima bulan memasuki tahun 2016), Famitsu turut menganugerahkan MVP Award kepada sang pencipta seri Metal Gear itu

Via Gamespot, Gematsu & Polygon.

Sony Kembangkan Lensa Kontak Pintar yang Mampu Merekam Video

Di bulan April kemarin, Samsung kabarnya telah mengajukan paten sebuah device unik: lensa kontak pintar untuk augmented reality, terdiri atas layar kecil, kamera, antena RF serta sensor buat mendeteksi gerakan mata. Ternyata tak hanya Samsung yang tertarik menciptakan perangkat serupa. Sony juga sedang mengembangkan contact lens berkemampuan merekam video.

Ingatkah Anda pada karakter Trevor Hanaway di Mission Impossible: Ghost Protocol? Di film itu, ia menggunakan gadget berupa lensa mata untuk dokumentasi. Secara garis besar, kemampuan inilah yang disuguhkan oleh kreasi terbaru Sony, berdasarkan penjelasan di laman US Patent & Trademark Office. Sang produsen turut melengkapi perangkat dengan teknik kendali unik, membuatnya lebih mirip alat mata-mata ketimbang aksesori.

Dari deskripsi Sony, lensa kontak ciptaan mereka memanfaatkan display electroluminescence, memungkinkan pengguna menyaksikan video, gambar-gambar, serta melihat informasi lain. Ia turut dibekali sebuah modul video recorder, di mana Anda bisa merekam apapun, ditopang fitur familier misalnya autofocus dan zoom, serta setting exposure dan aperture.

Sony contact lens
Desain dari lensa kontak Sony

Yang membuat device ini distingtif adalah cara pengoperasiannya. Ia tidak dirancang untuk streaming terus menerus dan menyalurkannya ke perangkat lain (smartphone, tablet). Lensa kontak Sony dapat dikendalikan dengan kedipan mata. Device menyimpan rangkaian sensor piezoelectric, mampu menghitung seberapa lama kelopak mata terpejam, sehingga mengetahui apakah user berkedip biasa karena refleks atau bermaksud memberi input.

Lewat teknik kedipan itu, pengguna juga dapat menghapus video. Lensa tersebut dilengkapi gyroscope untuk membaca arah kepala – apakah tegap atau miring – dan menjaga orientasi video supaya tidak miring. Buat sumber tenaganya sendiri, Anda tak perlu khawatir harus menggantungkan baterai di mata. Solusi Sony jauh lebih mutakhir: induksi elektromagnetik wireless, memastikan device mampu bekerja seharian.

Lensa kontak Sony merupakan karya dari tujuh orang inventor: Yoichiro Saku, Masanori Iwasaki, Kazunori Hayashi, Takayasu Kon, Takatoshi Nakamura, Tomoya Onuma dan Akira Tange. Menariknya, waktu pengajuan paten device ini sama seperti lensa milik Samsung, yaitu di tahun 2014. Selain kedua perusahan itu, Anda mungkin sudah tahu bahwa Google telah mengembangkan gadget sejenis, tapi untuk fungsi berbeda.

Memang ada banyak skenario pemakaian lensa kontak tersebut, dan ia juga dapat diterapkan ke bidang augmented reality. Namun tentu saja, ketersediaan device ini untuk publik bisa menimbulkan problem soal privasi…

Via Forbes.

IDC: Pemasukan Dari Penjualan Hardware VR Diperkirakan Lewati $ 2 Miliar di 2016

Keputusan para produsen untuk melepas perangkat virtual reality high-end di tahun ini membuat VR menjadi pusat perhatian. Di sejumlah negara, konsumen sudah bisa memiliki Rift dan Vive. Beberapa minggu silam mungkin Anda sudah membaca artikel soal perkiraan penjualan hardware VR oleh Strategy Analytics. Menariknya, perhitungan IDC bahkan lebih tinggi lagi.

Via press release, firma analis dan riset pasar Amerika itu memprediksi angka pengapalan hardware VR akan melonjak naik di 2016, mampu mencapai 9,6 juta unit. Penjualan diujungtombaki oleh produk-produk Samsung, Sony, HTC dan Facebook. Berdasarkan estimasi IDC, hal tersebut memberikan pemasukan lebih dari US$ 2 miliar bagi perusahaan-perusahaan ini – tepatnya US$ 2,3 miliar.

Berdasarkan pengamatan IDC, mereka mengidentifikasi tiga kategori utama di pasar head-mounted display: pertama adalah penonton screenless, yaitu mereka yang menggunakan smartphone buat menikmati VR (contohnya melalui Gear VR); lalu user Tethered Head Mounted Display, umumnya memanfaatkan PC dan console untuk menopang device (Rift/PSVR/Vive); serta Standalone HMD, yakni device yang tidak memerlukan sistem pendukung, misalnya Sulon Q atau HoloLens.

Menurut penjelasan Lewis Ward selaku direktur riset gaming, video game merupakan alasan orang membeli Rift, Vive atau PlayStation VR di tahun ini. Meskipun ada jeda di proses distribusi, ia yakin penjualan jadi lebih mulus sebelum musim liburan. Ward menuturkan bahwa judul-judul permainan baru berperan besar dalam mendongkrak minat konsumen – di antara mereka berbelanja buat diri sendiri, dan sebagian lainnya membeli untuk keluarga atau teman.

Virtual reality akan mendominasi persentase volume headset di 2016, sedangkan augmented reality sendiri baru menyusul beberapa tahun kemudian. Ketika VR dan AR dikombinasikan, jumlahnya diestimasi International Data Corporation melampaui 110 juta unit di 2020. Namun adaptasi konsumen terhadap AR memang tidak berjalan sekejap. Vice president Devices & Displays IDC Tom Mainelli menyampaikan, produk memerlukan waktu untuk dibawa ke pasar.

“Walaupun development kit dari Microsoft, Meta dan lain-lain menjaga ketertarikan khalayak akan augmented reality tetap tinggi, perangkat-perangkat itu lebih sulit diproduksi dibanding device VR,” tutur Mainelli. “Bagi produsen, mengeksekusinya dengan jitu lebih penting dari menggarapnya cepat-cepat, dan kami menyarankan mereka buat tetap mengerjakannya secara lambat namun stabil.”

Mengapa begitu? Ketika VR ‘sekedar’ berpotensi mengubah arah perkembangan industri hiburan digital, AR berpeluang merevolusi cara manusia melakukan pekerjaan sehari-hari…

Sumber: IDC.

[Rumor] NEO Ialah Codename Untuk Sony PlayStation ‘4.5’, Berikut Detail dan Spesifikasinya

Rumor mengenai rencana Sony menggarap versi lebih canggih PlayStation 4 membuat perhatian seisi industri gaming tertuju pada perusahaan Jepang itu. Berita tersebut memunculkan banyak pertanyaan: Bagaimana cara mereka menyajikannya? Lalu bagaimana nasib pemilik PS4 biasa? Informasi ini bukan sekedar kabar angin, karena lagi-lagi diperkuat laporan dari sumber berbeda.

Info terakhir mengenai PlayStation ‘4.5’ atau ‘PS4K’, panggilan favorit para fans dan pers, diungkap oleh Austin Walker dari Giant Bomb. Ia melaporkan, sejumlah informan yang mengetahui langsung proyek ini mengonfirmasi bahwa console anyar Sony itu diberi codename NEO. Selain julukan, tersingkap pula detail mengenai hardware. Dengan begitu kita memiliki patokan untuk menakar kesanggupan NEO menangani konten VR serta 4K.

Komponen-komponen yang memengaruhi performa memperoleh upgrade. NEO dibekali CPU Jaguar octa-core berkecepatan 2,1GHz (1,6GHz di PS4), versi baru kartu grafis AMD GCN (Graphics Core Next, 36 CU di kecepatan 911 MHz), serta memori RAM 8GB GDDR5 218GBps. Dari dokumen yang diperoleh Giant Bomb, NEO seperti masih menggunakan hard disk PlayStation 4 standar, namun belum jelas soal kapasitas maupun kecepatan koneksinya.

Upgrade ini tentu saja akan mendongkrak kualitas visual. NEO mendukung output ultra-HD, tetapi tidak mengharuskan developer mengembangkan game di resolusi native 4K. Sony dikabarkan telah menghubungi para developer buat merundingkan beberapa hal penting. Di bulan Oktober nanti, tiap permainan harus memiliki ‘Base Mode’ dan ‘NEO mode’ untuk digunakan di console baru.

Bagi pemilik TV 4K, NEO mampu meng-upscale game ke format itu, meski menakar dari hardware, sepertinya sulit bagi NEO buat menyuguhkan pengalaman 4K gaming sejati. Menariknya lagi, Sony bersikeras supaya komponen baru tidak menyebabkan frame rate jadi meningkat. Di dokumen, berkali-kali Sony mengingatkan developer agar frame rate permainan di NEO tetap sama seperti di PlayStation 4.

NEO bukanlah pengganti PlayStation 4, ia akan dipasarkan secara berdampingan dengan console current-gen tersebut. Kedua sistem tetap tersambung ke PSN store serta komunitas yang sama, serta menghidangkan pengalaman serupa. Sony berkomitmen untuk menjaga playerbase kedua sistem tetap tersambung, dan tidak akan ada judul game atau fitur-fitur eksklusif NEO. Hal serupa berlaku bagi dukungan periferal, termasuk PlayStation VR: tidak akan ada mode virtual reality eksklusif di NEO.

Melihat namanya, NEO memang memiliki keterkaitan dengan PlayStation VR. Sebelum diumumkan, headset VR Sony itu disebut Project Morpheus. Tim Sony Computer Entertainment pasti penggemar berat The Matrix…

Via Polygon.

Sony Umumkan Tanggal Peluncuran Shadow of the Beast di Indonesia

Nama Shadow of the Beast tertimbun oleh game-game populer baru meskipun faktanya ia merupakan salah satu franchise klasik. Awalnya dirilis buat Commodore Amiga di tahun 1989, Shadow of the Beast turut di-port ke platform lain. Permainan diikuti oleh dua sekuel, dirilis tahun 1990 dan 1992. Dan kabarnya, versi barunya akan tersedia eksklusif di console current-gen Sony.

Sony Interactive Entertainment menyingkap sebuah kejutan untuk pemilik PlayStation 4 di Indonesia. Mereka mengumumkan agenda peluncuran remake Shadow of the Beast, yang ternyata akan dilangsungkan tidak lama lagi. Bulan Mei memang dipenuhi pelepasan judul-judul menarik (Battleborn, Uncharted 4, Doom), tapi Shadow of the Beast dijajakan di harga yang bersahabat bagi isi dompet.

Shadow of the Beast 02
Parallax scrolling kembali hadir di versi baru ini.

Sebagai remake, Shadow of the Beast versi baru akan menceritakan kembali petualangan Aarbron. Sewaktu kecil, ia diculik, tubuhnya dirusak oleh sihir dan dijadikan pelayan oleh penguasa jahat bernama Maletoth. Hingga hari ini, belum ada detail lain mengenai sang tokoh antagonis, dan apakah Shadow of the Beast mengusung narasi yang sama seperti sebelumnya.

Developer Heavy Spectrum Entertainment Labs bertanggung jawab dalam pengembangannya, menggantikan Reflections Interactive. Gameplay mengombinasikan formula action dan platforming. Sejumlah komponen klasik yang ada di pendahulunya turut dihadirkan lagi di varian anyar itu; misalnya health bar tradisional, sistem combo, dikombinasi quick-time event.

Shadow of the Beast 03
Gameplay Shadow of the Beast baru tampak familier.

Di E3 2015, Matt Birch selaku CEO Heavy Spectrum Entertainment sempat bilang bahwa Shadow of the Beast akan menyuguhkan pertempuran ‘brutal’. Komponen-komponen esensial lain contohnya art direction dan musik tak lupa dibubuhkan di sana. Developer menggaet komposer asli Shadow of the Beast David Whittaker dan kembali menyajikan parallax scrolling. Upaya itu katanya dilakukan ‘demi memastikan gamer tidak kecewa’.

“Jelajahi Karamoon, sebuah dunia yang cantik, brutal dan penuh dengan misteri, dalam perjalanan tunggal menggulingkan Maletoth sang tiran jahat,” tulis Sony Sony Computer Entertainment Hong Kong Limited di press release. “Rasakan pertempuran epik melawan bos dan hadapi gerombolan lawan dalam aksi penuh adrenalin. Kembangkan kemampuan lewat skill point, dan buka gerakan-gerakan brutal baru.”

Shadow of the Beast edisi standar rencananya akan dirilis pada hari tanggal 17 Mei 2016. Sony menyediakan versi digital serta Blu-ray, keduanya dijajakan seharga Rp 300 ribu.

Foto Smartphone “Misterius” Sony Beredar, Diduga Xperia C6

Sebuah bocoran wujud perangkat misterius berlabel Sony baru-baru ini merebak luas di internet. Menimbulkan pemikiran bahwa Sony punya rencana untuk merilis suksesor dari lini produk yang mereka miliki, tapi kali ini dipercaya bukan seri X apalagi Z, melainkan seri C.

Keyakinan tersebut didapat dari bocoran foto yang beredar, di mana tampak perangkat mempunyai komponen flash di bagian kamera depan dan juga sensor kamera berukuran besar yang merupakan ciri khas jajaran Xperia C. Dikutip dari XperiaBlog, perangkat kemungkinan besar adalah penampakan Sony Xperia C6.

Xperia-C6_2

Selanjutnya dikatakan bahwa cikal bakal Xperia C6 ini mempunyai layar berukuran 6 inci, chipset MediaTek Helio P10 octa-core dan juga dukungan dual SIM. Smartphone diyakini mempunyai desain bezel super tipis yang makin menonjolkan sisi lebar layar.

Xperia-C6_1 Xperia-C6_4 Xperia-C6_6

Kendati wujudnya sudah merebak dalam bentuk foto meyakinkan, namun rumor soal Xperia C6 ini belum tentu benar. Sebelumnya, Sony dipercaya bakal merilis varian ini di ajang MWC 2016 tetapi tidak terbukti. Di ajang itu, Sony malah memperkenalkan varian baru, Xperia X. Justru bisa jadi bocoran foto ini merupakan penampakan dari suksesor Xperia X.

Sumber berita XperiaBlog dan gambar header C5 Ultra.

Fitur PS4 Remote Play untuk PC dan Mac Sudah Tersedia Lewat Software Update Versi 3.50

Setelah diumumkan di bulan November lalu, Sony akhirnya memberi kepastian mengenai kapan fitur PS4 Remote Play untuk PC dan Mac bakal tersedia. Mulai tanggal 6 April ini, lewat software update versi 3.50, semua pengguna PS4 bisa memainkan gamegame-nya di PC atau Mac yang berada dalam jaringan yang sama.

Sony tidak lupa menjabarkan detail mengenai fitur ini. Resolusi maksimum yang bisa di-stream hanya 720p 60 fps. Jadi tak peduli secanggih apapun spesifikasi kartu grafis PC Anda, kualitasnya tak bisa lebih dari itu. Secara default, resolusi yang terpilih adalah 540p 30 fps.

Fitur Remote Play bisa dinikmati di perangkat dengan OS Windows 8.1, Windows 10, OS X 10.10 dan OS X 10.11. Pengguna wajib mengunduh dan meng-install aplikasi Remote Play terlebih dulu, usai meng-update system software PS4 miliknya ke versi 3.50. Catatan penting lainnya, Remote Play hanya bisa dinikmati menggunakan controller Dual Shock 4 yang tersambung via USB.

Update ini juga menghadirkan PlayStation App versi baru yang membawa sejumlah pembaruan dalam aspek sosialnya. Terdapat opsi baru yakni Online Status, dimana pengguna bisa memilih antara tampil Online atau Offline, seandainya ingin bermain game tanpa harus diganggu oleh chat dari teman.

PlayStation App kini juga dapat memberi notifikasi setiap kali ada seorang teman Anda yang online. Dalam tab Events, pengguna bisa menjadwalkan acara main bareng bersama teman-temannya dengan menentukan waktu dan nama game-nya. Saat hari H, pengguna yang tergabung dalam daftar akan otomatis dimasukkan ke dalam party.

Sumber: PlayStation Blog via Wired.

Sony Umumkan Informasi Soal Ketersediaan Final Fantasy XV di Indonesia

Meskipun ada kata ‘final’ di judul Final Fantasy, perjalanan franchise game kebanggaan Square Enix ini masih jauh dari selesai. Fans sedang menanti permainan ke-15 di entry mainline, dan setelah waktu pengembangan yang cukup lama serta sempat terdengar rumor pembatalan, publisher akhirnya mengumumkan informasi lengkap mengenai peluncuran Final Fantasy XV.

Setelah dinanti-nanti para penggemarnya, detail lebih lanjut disingkap di ajang ‘Uncovered: Final Fantasy XV’ di kota Los Angeles. Di sana Square Enix mengungkap waktu rilis, harga, dan rencana memperluas jagat fiksinya. Sebagai salah satu penyedia platform permainan tempat Final Fantasy VX mendarat, Sony Computer Entertainment turut meneruskan kabar tersebut pada pemilik PlayStation 4.

Lewat Final Fantasy XV, Square Enix mencoba menyajikan rasa berbeda dibanding permainan-permainan terdahulu. Setting game lebih kelam, menampilkan karakter-karakter manusia serta latar belakang yang lebih realistis. Ia mengusung genre action role-playing dengan sistem pertempuran menyerupai Kingdom Hearts atau Final Fantasy: Type-0, dipadu formula open-world.

Final Fantasy XV mengisahkan petualangan Noctis Lucis Caelum, putra mahkota dan pelindung kerajaan Lucis yang diberkahi sebuah kekuatan akibat insiden di masa kecilnya. Game dimulai setelah deklarasi gencatan senjata antara Lucis dan rivalnya, Niflheim, mengakhiri perang dingin karena perebutan kristal. Noctis harus pergi dari kampung halamannya akibat pengkhianatan Niflheim.

Mendampingi peluncuran FFXV, Square Enix juga mempunyai agenda buat memublikasikan seri anime berjudul Brotherhood Final Fantasy XV, terdiri dari lima bagian, masing-masing menceritakan latar belakang kawan-kawan Noctis. Episode pertama sudah dapat Anda saksikan di YouTube. Film berdurasi kurang lebih 12 menit itu digarap oleh A-1 Pictures.

Anda menyukai Final Fantasy: Advent Children? Sutradara Takeshi Nozue dikabarkan akan kembali untuk menahkodai featured film animasi Kingsglaive Final Fantasy XV, fokus pada Raja Regis, ayah dari Noctis, dan Crown City. Film diproduksi oleh Sony Pictures Entertainment serta Square Enix, dan akan didistribusi secara digital.

Kembali ke permainan Final Fantasy XV, Square Enix tak lupa menyuguhkan sebuah demo Platinum gratis, membawa pemain ke masa kecil Noctis. Narasinya unik, menawarkan pengalaman di luar game dan tidak ada di versi retail-nya nanti.

Final Fantasy XV versi PlayStation 4 sudah bisa Anda pre-order. Ia akan meluncur pada tanggal 30 September 2016 seharga mulai dari Rp 820 ribu (edisi standar). Permainan juga tersedia buat console Xbox One.

Sumber tambahan: Blog PlayStation.