Ikea dan Sonos Samarkan Speaker Nirkabel Sebagai Sebuah Lukisan

Dua tahun lalu, Ikea dan Sonos menyingkap hasil kolaborasinya berupa speaker yang merangkap peran sebagai rak buku dan lampu meja. Ide menyamarkan perangkat audio sebagai perabot rumah itu masih terus dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut. Yang terbaru, kemitraan kedua perusahaan melahirkan sebuah speaker nirkabel yang menyamar sebagai lukisan.

Ikea dan Sonos menjuluki produk ini dengan nama “Symfonisk Picture Frame WiFi Speaker”. Namun sebenarnya akan lebih akurat jika ia dikategorikan sebagai lukisan ketimbang bingkai foto, sebab kita tidak bisa menyelipkan foto atau gambar milik kita sendiri. Beruntung panel depannya masih bisa dilepas dan diganti dengan yang lain, yang akan Ikea jual secara terpisah seharga $20 per panel.

Saat panel depannya dilepas, kita pun bisa langsung melihat jeroan speaker-nya, yang sayangnya belum dijabarkan secara merinci oleh Ikea maupun Sonos. Perangkat ini dapat digantungkan ke tembok dalam posisi horizontal maupun vertikal, dan sisi belakangnya dilengkapi banyak celah untuk membelok-belokkan kabel penyalur dayanya.

Alternatifnya, perangkat juga dapat diberdirikan sendiri di atas lantai atau meja berkat kaki-kaki kecil yang dapat dilipat ke dalam maupun ke luar. Selain supaya perangkat dapat berdiri dengan stabil, kaki-kaki tersebut juga berfungsi untuk meredam getaran, sehingga pada akhirnya suara bass bisa terdengar lebih bulat. Ikea tampaknya benar-benar memanfaatkan pengalaman panjangnya di dunia desain produk dalam mengembangkan perangkat ini.

Untuk mengoperasikan speaker, pengguna dapat memakai aplikasi Sonos di smartphone, atau bisa juga dengan mengklik tombol-tombol yang berada di sisi kiri untuk mengatur volume maupun playback. Seperti halnya produk Sonos lain, perangkat ini juga bisa diikutkan ke dalam setup multi-room. Pengguna perangkat iOS maupun macOS juga dapat meneruskan audio secara nirkabel ke speaker ini dengan memanfaatkan protokol AirPlay 2.

Dijual seharga $199, speaker jadi-jadian ini semestinya bisa menjadi alternatif yang menarik bagi mereka yang ingin mempunyai speaker nirkabel sekaligus menghiasi kediamannya dengan sebuah karya seni. Belum diketahui kapan perangkat ini bakal mendarat di Indonesia, namun pemasarannya di Amerika Serikat bakal berlangsung mulai pertengahan bulan Juli.

Sumber: The Verge dan Ikea.

Pemilik Speaker Sonos Kini Tak Harus Membayar Biaya Berlangganan Agar Bisa Streaming dari Spotify

Kabar gembira bagi para pengguna speaker bikinan Sonos. Setelah sekian lama dinanti, Sonos akhirnya secara resmi menghadirkan dukungan terhadap Spotify Free. Akses ke layanan streaming musik terbesar itu sebenarnya sudah sejak lama tersedia di platform Sonos, akan tetapi selama ini hanya terbatas untuk mereka yang sudah berlangganan Spotify Premium saja.

Sekarang, pemilik speaker Sonos tidak perlu membayar biaya berlangganan terlebih dulu untuk bisa menikmati suguhan Spotify langsung dari perangkatnya. Katalog musik yang dapat diakses pun lengkap dan tidak dibatasi, namun bedanya, Spotify Free akan memutarnya secara acak (shuffle) dan dengan interupsi iklan.

Anggap saja format Spotify Free mirip seperti radio. Yang dapat diakses secara on-demand hanyalah deretan playlist hasil kurasi otomatis seperti Discover Weekly, Release Radar, atau Daily Mix.

Ikea Symfonisk / Ikea
Ikea Symfonisk / Ikea

Keputusan menghadirkan dukungan Spotify Free ini merupakan langkah yang rasional, apalagi mengingat Sonos sekarang juga punya speaker portable bernama Move. Bukan cuma konsumen Move yang diuntungkan, melainkan juga mereka yang membeli Symfonisk, speaker hasil kerja sama Sonos dan Ikea yang dihargai amat terjangkau, terutama jika dibandingkan dengan portofolio produk Sonos selama ini.

Di sisi lain, keputusan ini juga berarti Sonos punya potensi untuk menggaet 135 juta konsumen baru. Angka tersebut adalah jumlah pengguna aktif Spotify Free dari total 248 juta pengguna setiap bulannya. Jadi wajar apabila Sonos tidak ingin melewatkan kesempatan emas tersebut.

Sumber: Variety.

Braun Kembali Tekuni Bisnis Audio Lewat Trio Smart Speaker

Sebagian besar dari kita mungkin mengenal Braun sebagai merek gadget rumahan, akan tetapi pabrikan asal Jerman ini sebenarnya membangun reputasinya lewat industri audio, sebelum akhirnya meninggalkan segmen tersebut di tahun 1990. Namun siapa yang menyangka kalau di tahun 2019 ini Braun memutuskan untuk kembali berkiprah di bidang yang membesarkan namanya.

Secara teknis, adalah Pure Audio yang menghidupkan kembali nama Braun di ranah audio. Berbekal lisensi dari Procter & Gamble selaku pemegang merek Braun, tim Pure Audio yang bermarkas di Inggris inilah yang bakal mengembangkan dan memproduksi produk-produk di bawah bendera baru Braun Audio.

Braun LE1 yang menjadi inspirasi / Braun Audio
Braun LE1 yang menjadi inspirasi / Braun Audio

Produk pertama Braun setelah meninggalkan industri audio selama hampir tiga dekade adalah reinkarnasi modern dari salah satu speaker paling tenarnya, Braun LE1 rancangan Dieter Rams. Versi barunya hadir dalam tiga model yang berbeda: LE01, LE02, dan LE03, dengan perbedaan hanya pada ukuran dan kapasitas audionya.

Wujud ketiga speaker ini tetap minimalis dan elegan seperti versi orisinalnya yang dirilis pertama kali di tahun 1959. Sejumlah elemen desain modern tentu sudah diimplementasikan, demikian pula deretan inovasi seputar performa audio dan fitur-fitur pintar macam integrasi Chromecast, dukungan terhadap AirPlay 2 maupun setup multi-room.

Braun Audio LE01 / Braun Audio
Braun Audio LE01 / Braun Audio

Khusus untuk LE01 dan LE02, konsumen dapat menempatkannya dalam orientasi vertikal, lalu menyandingkan dua unit dari masing-masing model untuk menciptakan setup stereo. Sebaliknya, dalam orientasi horizontal, secara default LE01 dan LE02 akan beroperasi sebagai speaker stereo tunggal.

Ketiga speaker ini dilengkapi konektivitas Bluetooth 4.2, akan tetapi tidak ada satu pun yang dapat beroperasi via tenaga baterai. Buat mereka yang memiliki banyak koleksi musik Hi-Res, trio speaker ini siap mengatasi file Hi-Res hingga 24-bit/96kHz.

Braun Audio LE02 / Braun Audio
Braun Audio LE02 / Braun Audio

Sebagai speaker wireless yang eksis di tahun 2019, tiga speaker anyar Braun ini tentunya turut dilengkapi dengan integrasi Google Assistant, lengkap dengan mikrofon noise cancelling yang siap menangkap suara pengguna meski musik tengah diputar cukup keras. Buat yang mementingkan privasi, mikrofonnya dapat dinonaktifkan dengan sekali klik pada salah satu tombol fisiknya.

Rencananya, trio Braun Audio LE Series ini bakal dipasarkan mulai bulan Oktober mendatang. Harganya dipatok $1.199 untuk LE01, $799 untuk LE02, dan $379 untuk LE03, dengan pilihan warna hitam atau putih pada masing-masing model.

Braun Audio LE03 / Braun Audio
Braun Audio LE03 / Braun Audio

Sumber: What Hi-Fi.

Sonos Perkenalkan Speaker Portable Pertamanya, Move

Sebagai pelopor sistem audio multi-room, pengalaman Sonos di bidang speaker wireless tentunya tidak boleh kita remehkan. Kendati demikian, selama ini pabrikan asal Amerika Serikat tersebut rupanya belum pernah memproduksi speaker portable.

Debut Sonos di ranah portable ditandai oleh Sonos Move. Move pada dasarnya merupakan speaker pertama Sonos yang bisa kita bawa keluar rumah. Di samping Wi-Fi dan dukungan terhadap ratusan layanan streaming, Sonos Move turut dibekali koneksi Bluetooth, meski sayangnya cuma Bluetooth 4.2, bukan Bluetooth 5.0 seperti yang banyak dibicarakan belakangan ini.

Sonos Move

Meski dikategorikan portable, fisik Move rupanya jauh lebih bongsor ketimbang Sonos One, dengan dimensi 240 x 160 x 126 mm, serta bobot yang mencapai angka 3 kilogram. Ini berarti kinerja audio Move semestinya juga lebih baik daripada One, utamanya berkat sebuah tweeter dan mid-woofer yang disokong oleh sepasang amplifier Class-D.

Label portable itu didapat dari baterai terintegrasi yang mampu bertahan hingga 10 jam pemakaian dalam satu kali pengisian, tidak ketinggalan juga sebuah handle di bagian belakang yang menyatu dengan rangka Move. Rangkanya ini pun dirancang supaya weatherproof dengan sertifikasi IP56, sebuah keharusan buat perangkat yang dimaksudkan untuk digunakan di luar rumah.

Urusan charging, Move datang bersama sebuah unit docking yang praktis. Kabar baiknya, unit docking ini bukanlah suatu kewajiban apabila Anda berencana membawa Move bepergian jauh, sebab Move juga bisa di-charge langsung menggunakan kabel USB-C dan adaptor.

Sonos Move

Dari segi fitur pintar, Move banyak mewarisi kakak-kakaknya yang hanya dibekali Wi-Fi. Integrasi Google Assistant sekaligus Amazon Alexa adalah salah satunya, demikian pula fitur Trueplay yang memungkinkan speaker untuk mengadaptasikan kinerja audionya dengan kondisi ruangan. Pada Sonos Move, fitur Trueplay ini bahkan sudah disempurnakan lebih lanjut agar dapat beroperasi secara otomatis.

Rencananya, Sonos Move bakal dipasarkan secara global mulai 24 September mendatang dengan banderol $399. Harga tersebut tergolong tinggi di segmen speaker portable, akan tetapi kita juga tidak boleh lupa dengan fakta bahwa Move tetap merupakan sebuah speaker multi-room. Kebetulan saja ia juga bisa mengandalkan koneksi Bluetooth ketika diperlukan.

Sumber: Sonos dan The Verge.

Bowers & Wilkins Formation Adalah Lini Perangkat Audio Multi-Room Berteknologi Mesh Networking

Mungkin tidak banyak yang tahu, akan tetapi di pertengahan tahun 2016, Bowers & Wilkins dibeli oleh sebuah startup kecil bernama Eva Automation, yang didirikan oleh Gideon Yu, mantan CFO Facebook. Kala itu, tidak ada yang tahu produk apa yang dikembangkan oleh Eva, dan apa yang mendasari keputusan B&W untuk menjual perusahaannya ke mereka.

Sinergi antara dua perusahaan itu baru terdengar masuk akal ketika B&W baru-baru ini meluncurkan lineup produk audio wireless anyar dengan nama Formation. Lineup-nya berisikan lima produk, dan kelimanya mendukung sistem multi-room layaknya produk-produk Sonos. Namun yang perlu dicatat, sistem multi-room yang dimaksud bukan sembarangan.

Formation Duo / B&W
Formation Duo / B&W

Sistem ini mengandalkan teknologi mesh networking rancangan Eva Automation sendiri, dengan klaim bahwa proses sinkronisasinya dapat berjalan secepat satu mikrodetik. Secara keseluruhan, sistem multi-room ini mereka kembangkan 100% sendiri tanpa meminjam rancangan pabrikan lain via lisensi.

Dampak positifnya, B&W jadi sanggup untuk tidak berkompromi dengan kualitas audio lini Formation meskipun konteksnya wireless. Formation mendukung streaming audio dengan resolusi 24-bit/96kHz, atau hampir dua kali lipat resolusi yang didukung produk-produk Sonos.

Formation Bar / B&W
Formation Bar / B&W

Apa saja perangkat yang tergabung dalam lini Formation? Yang pertama ada Formation Bar, sebuah soundbar yang mengemas tiga unit tweeter 25 mm dan enam woofer 65 mm. Bluetooth, Spotify Connect, dan Apple AirPlay 2 merupakan fitur standarnya, namun yang cukup disayangkan, ia tak dilengkapi port HDMI, yang berarti Anda tak bisa memanfaatkan port HDMI-ARC yang terdapat di TV Anda.

Produk yang kedua adalah Formation Duo, sepasang bookshelf speaker dengan desain yang amat seksi menurut saya. Bentuk dasarnya sengaja dibuat mirip seperti speaker klasik B&W, dan mereka pun mengklaim kualitas suaranya juga cukup identik.

Formation Wedge / B&W
Formation Wedge / B&W

Namun yang berpotensi lebih mencuri perhatian adalah Formation Wedge, yang bisa dibilang merupakan generasi penerus B&W Zeppelin. Bentuk dasarnya sama-sama oval, tapi tampak Wedge lebih modern. Performanya pun ditunjang oleh sepasang tweeter 25 mm, sepasang woofer 90 mm, dan satu subwoofer 150 mm.

Selanjutnya, ada Formation Bass yang berbentuk seperti gendang dan siap mendampingi perangkat lain di lineup ini demi menyuguhkan dentuman bass yang lebih mantap. Terakhir, ada Formation Audio yang berfungsi untuk menyajikan kapabilitas streaming pada hardware lawas, semisal turntable, sehingga output suaranya dapat disalurkan ke speakerspeaker Formation secara wireless, atau ke speaker lain via kabel audio-out.

Formation Bass / B&W
Formation Bass / B&W

Yang cukup mengejutkan, B&W tidak terhanyutkan oleh tren integrasi smart assistant. Formation benar-benar ditujukan bagi para enthusiast sekaligus audiophile, dan itulah mengapa harganya tergolong premium:

  • Formation Bar $1.199
  • Formation Duo $3.999
  • Formation Wedge $899
  • Formation Bass $999
  • Formation Audio $699

Sumber: Engadget.

Kolaborasi Ikea dan Sonos Lahirkan Dua Speaker yang Menyamar Sebagai Perabot Rumah

Kita sudah melihat penampakan final dari speaker bikinan Ikea dan Sonos, namun hingga kini masih banyak yang bertanya-tanya apakah Ikea dan Sonos hanya menyiapkan satu model itu saja. Pertanyaan tersebut akhirnya terjawab berkat partisipasi Ikea dalam pameran desain Salone del Mobile di Itali.

Di ajang tersebut, Ikea tak hanya memamerkan speaker Symfonisk yang bisa merangkap fungsi sebagai rak (dengan beban maksimum hingga 3 kg), tapi juga speaker lain yang menyamar sebagai lampu meja. Ya, seperti yang bisa kita lihat pada gambar di atas, separuh bagian ke bawah dari lampu tersebut adalah speaker, dan tentu saja jeroannya diracik oleh Sonos.

Ikea Symfonisk

Sonos mengklaim performa audio speaker berwujud lampu meja ini tak kalah dari speaker termurah mereka saat ini, Sonos Play:1. Kontrolnya terbilang sederhana, hanya mengandalkan satu buah kenop saja, dan itu pun juga cuma untuk menyala-matikan perangkat.

Selebihnya, pengguna perlu memanfaatkan aplikasi pendamping Sonos di smartphone. Dari situ juga bisa disimpulkan bahwa kedua speaker Symfonisk ini kompatibel dengan speakerspeaker Sonos lain sehingga dapat disertakan ke dalam setup multi-room.

Ikea Symfonisk

Dukungan Alexa turut tersedia, tapi sayangnya pengguna harus menggunakan ponsel sebagai perantaranya mengingat kedua speaker ini tidak dilengkapi mikrofon internal. Terlepas dari itu, teknologi Sonos TruePlay yang mampu mengoptimalkan reproduksi suara berdasarkan kondisi ruangan, tetap tersedia dengan memanfaatkan bantuan mikrofon pada smartphone yang terhubung.

Terkait jadwal perilisannya, Ikea masih berpegang pada janji awalnya di bulan Agustus. Beruntung banderol harganya tak perlu ditebak lagi, sebab Ikea sudah mengumumkannya secara resmi: $99 untuk Symfonisk bookshelf alias rak buku, dan $179 untuk yang berwujud lampu meja.

Sumber: Engadget dan Ikea.

Sonos Beam Adalah Soundbar Pintar dengan Integrasi Alexa

Jauh sebelum voice assistant menjadi tren, Sonos sudah menggunakan istilah smart speaker untuk produk-produknya yang mampu terhubung langsung ke internet sekaligus berkomunikasi satu sama lain. Namun definisi smart speaker sekarang sudah bergeser, dan Sonos pun mau tidak mau harus beradaptasi, hingga akhirnya lahirlah Sonos One.

Akan tetapi Sonos One sejatinya tidak lebih dari sebatas speaker lama yang dimodifikasi dan ditambahi integrasi asisten virtual. Lain ceritanya dengan produk yang baru saja Sonos luncurkan. Namanya Beam, dan secara teknis ia merupakan sebuah soundbar. Sonos sebelumnya sudah pernah punya soundbar bernama Playbar, tapi Beam sangatlah berbeda.

Sonos Beam

Yang paling beda adalah dimensinya. Panjang Beam cuma 65 cm, dengan tinggi kurang dari 7 cm dan bobot 2,8 kg. Secara keseluruhan, ukuran Beam hanya 60% dari Playbar, sehingga ia begitu ideal untuk ruangan kecil atau sedang, seperti di apartemen misalnya.

Terkait desain, di mata saya Beam kelihatan seperti hasil perkawinan antara Playbar dan Playbase. Wujudnya tetap minimalis seperti jajaran produk Sonos lainnya, dan konsumen bisa memilih dua pilihan warna matte, yakni hitam atau putih. Selain diletakkan di atas meja, Beam juga dapat digantung di tembok.

Sonos Beam

Hal lain yang patut disoroti dari Beam tentu saja adalah kecerdasannya, terutama berkat integrasi Amazon Alexa, sehingga kontrol via perintah suara dapat dilakukan dengan mudah. Integrasi Google Assistant baru akan menyusul (dalam waktu dekat kata Sonos), sedangkan Siri juga dapat dipanggil berkat dukungan AirPlay 2, sehingga Beam juga ideal untuk para pelanggan Apple Music.

Interaksi dengan asisten-asisten virtual ini dipastikan berjalan mulus berkat lima buah mikrofon beamforming yang telah tertanam di bodi Beam, di mana suara pengguna masih bisa ditangkap dengan baik walaupun audio sedang berjalan dalam volume cukup keras. Streaming langsung ke berbagai layanan via Wi-Fi atau Ethernet turut didukung, seperti halnya produk Sonos lainnya, demikian pula kemudahan untuk membuat setup multi-room.

Sonos Beam

Perihal kualitas suara, Sonos tidak mau kita meremehkan Beam akibat tubuh kecilnya. Di balik sasisnya bernaung empat full-range woofer, tiga passive radiator, satu tweeter dan lima amplifier Class-D. Beam juga mendukung teknologi Trueplay, yang memungkinkan perangkat untuk menyesuaikan equalizer-nya dengan kondisi akustik ruangan secara otomatis.

Pre-order Sonos Beam saat ini sudah dibuka di harga $399, hampir separuh harga Playbar. Sonos bilang bahwa Beam bakal tersedia secara global mulai 17 Juli mendatang.

Sumber: Sonos.

Apple Rilis iOS 11.4, Membuat Setup Audio Multi-Room Jadi Lebih Mudah Berkat AirPlay 2

Apple baru saja merilis update iOS 11.4 untuk semua iPhone, iPad dan iPod Touch yang kompatibel. Fitur anyar yang dibawa terbilang sedikit, tapi ada satu yang patut disorot, yakni dukungan AirPlay 2. Berkat protokol wireless baru ini, perangkat yang menjalankan iOS 11.4 jadi bisa meneruskan musik ke beberapa speaker sekaligus, termasuk tentu saja HomePod.

Dari kacamata sederhana, AirPlay 2 memungkinkan konsumen untuk membuat setup audio multi-room: HomePod di ruang tamu, Sonos One di dapur, dan Bang & Olufsen Beoplay M3 di kamar misalnya. Pengguna bebas memilih memutar musik di ketiga speaker secara bersamaan, atau di speaker tertentu saja.

Selain ketiga speaker yang saya sebutkan, sebenarnya masih ada banyak speaker lain yang kompatibel dengan AirPlay 2, termasuk sejumlah model buatan Denon, Marantz, Naim dan Libratone. Ke depannya jumlahnya dipastikan bakal bertambah seiring kehadiran AirPlay 2 secara resmi.

iOS 11.4 with AirPlay 2

Mengontrol setup multi-room ini terkesan sangat mudah, sebab semuanya bisa diakses lewat Control Center di iOS 11.4. Pengguna bahkan bisa meminta bantuan Siri untuk mengaturnya. Namun yang tidak kalah menarik, kehadiran iOS 11.4 dan AirPlay 2 ini pada akhirnya juga memungkinkan sepasang HomePod untuk dioperasikan dalam konfigurasi stereo.

Cukup tempatkan kedua HomePod di ruangan yang sama, maka pengguna bakal menerima notifikasi yang menanyakan apakah mereka ingin keduanya dijadikan setup stereo. Uniknya, meski dalam mode stereo, hanya akan ada satu HomePod yang bakal merespon perintah suara pengguna berkat kemampuannya berkomunikasi langsung satu sama lain.

Sayang sekali sejauh ini belum ada informasi kapan HomePod bakal tersedia di tanah air. Apple sendiri baru akan menjualnya di Kanada, Perancis dan Jerman pada pertengahan Juni nanti. Jadi sepertinya kita masih harus menunggu lebih lama lagi.

Sumber: Apple.

JBL Link View Adalah Smart Speaker Google Assistant Pertama yang Dibekali Layar Sentuh Interaktif

Masih ingat dengan Amazon Echo Show? Berbeda dari smart speaker lain yang dibekali integrasi Alexa, Echo Show sangat unik karena ia juga mengemas sebuah layar sentuh interaktif. Bagaimana dengan platform sebelah? Apakah Google dan mitra-mitranya tidak tertarik mengembangkan produk serupa?

Tentu saja mereka tertarik. Salah satu yang pertama datang dari anak perusahaan Harman. Dinamai JBL Link View, ia menjadi jawaban atas permintaan konsumen yang mendambakan fungsionalitas Echo Show, tapi lebih percaya dengan Google Assistant.

Penampilannya sepintas tampak mirip seperti speaker Bluetooth pada umumnya, akan tetapi bagian depannya dihuni oleh sebuah layar sentuh berukuran 8 inci, lalu di atasnya bermukim sebuah kamera 5 megapixel untuk keperluan video calling. Dimensinya terbilang ringkas, hanya 330 x 150 x 100 mm saja, dan secara keseluruhan tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4.

Seperti speaker lain dari lini JBL Link, Link View tak cuma mengunggulkan integrasi Google Assistant saja, tapi juga fitur streaming Chromecast dan kapabilitas multi-room. Performa audionya ditunjang oleh sepasang speaker yang masing-masing berdaya 10 watt, lengkap dengan sebuah radiator pasif untuk menggelontorkan bass yang mantap.

Kalaupun Anda hanya butuh sebuah speaker wireless yang mumpuni, Link View mendukung streaming audio hingga resolusi 24-bit/96kHz. Pemasarannya dijadwalkan berlangsung pada musim panas mendatang di Amerika Serikat, lalu menyusul ke depannya lagi untuk negara-negara lain. Sayang JBL belum mengungkapkan berapa harganya.

Sumber: Harman.

Bang & Olufsen Luncurkan Speaker Multi-Room Terkecil dan Termurahnya, Beoplay M3

Bang & Olufsen kembali merilis speaker wireless yang cukup menarik. Dinamai Beoplay M3, ia merupakan speaker wireless rumahan terkecil dari sang ahli audio asal Denmark. Saya bilang “rumahan” karena speaker ini tidak termasuk kategori portable yang dapat beroperasi dengan baterai – di kategori itu masih ada yang lebih mungil lagi, yakni Beoplay P2.

Seperti biasa, desain merupakan salah satu aspek yang selalu ditonjolkan oleh B&O. Bodi aluminium M3 memiliki dimensi 11 x 15 x 14 cm, dengan bobot sekitar 1,46 kg. Di salah satu sisinya, terpasang grille berbahan wol premium, tapi konsumen juga bisa memilih yang berbahan aluminium kalau mau.

Di balik grille tersebut, tertanam sebuah woofer berdiameter 3,75 inci dan tweeter 3/4 inci, dengan rentang frekuensi 65 – 22.000 Hz. Masing-masing ditenagai oleh amplifier Class D berdaya 40 watt, sehingga mengisi satu ruangan bukanlah problem besar buatnya.

Beoplay M3

Konektivitas wireless-nya mengandalkan Bluetooth 4.2 dan Wi-Fi AC, dan streaming via AirPlay maupun Chromecast pun turut didukung. Yang menarik, M3 rupanya juga dapat dijadikan bagian dari setup multi-room bersama lini Beoplay lain, spesifiknya A6, A9 dan M5.

Tombol kontrol pada M3 tergolong minimalis, tapi pengguna masih memiliki opsi yang lebih lengkap melalui aplikasi pendamping Beoplay di smartphone, termasuk untuk menyesuaikan profil suaranya dengan selera masing-masing.

Namun yang membuat Beoplay M3 terdengar begitu menggiurkan adalah harganya. Dengan banderol $299, harganya cuma separuh harga Beoplay M5, sekaligus menjadikannya sebagai speaker multi-room termurah dari B&O.

Sumber: SlashGear dan Bang & Olufsen.