Bagaimana Melakukan Validasi Ide Usaha Jasa ala CEO Sribu, Ryan Gondokusumo

Validasi ide adalah langkah yang penting dalam membangun usaha, termasuk usaha jasa. Namun, sayangnya, langkah ini seringkali terlewat dan membuat ide usaha berujung gagal direalisasi.

Untuk menghindarinya, Anda perlu memahami dan menerapkan langkah yang tepat dalam memvalidasi ide usaha. Tapi, sebelum itu, kita simak dulu pengertian dari validasi ide usaha berikut ini.

Pengertian Validasi Ide Usaha

Validasi ide usaha (idea validation) merupakan proses mengumpulkan bukti dengan melakukan eksperimen untuk menilai apakah sebuah ide layak direalisasikan atau tidak. Kata ‘layak’ di sini memiliki arti apakah ide usaha tersebut menjawab kebutuhan target market atau tidak.

Melakukan validasi ide usaha memiliki banyak manfaat untuk Anda yang baru memiliki ide usaha dan berencana mewujudkannya, di antaranya adalah mengurangi risiko kegagalan dan meminimalisir biaya.

Langkah-Langkah Validasi Ide Usaha Jasa

Sumber: pixabay

Untuk bisa melakukan validasi pada ide usaha jasa Anda, Anda tentu perlu mengetahui apa saja langkah-langkahnya. Kali ini, CEO dari marketplace jasa Sribu, Ryan Gondokusumo, membagikan informasi mengenai langkah-langkah untuk memvalidasi ide usaha jasa. Berikut adalah rangkumannya.

Menentukan Target Market

Setelah mendapatkan ide usaha, pastikan Anda menentukan target market usaha Anda. Target market ini juga akan membantu Anda dalam melakukan langkah selanjutnya, yakni survei market.

Untuk membantu menentukan target market, Anda bisa menggunakan informasi mengenai bagaimana Anda akan memasarkan usaha serta mengetahui kebutuhan konsumen.

Survei Market

Menurut keterangan Ryan, survei market adalah cara yang paling tepat untuk memvalidasi ide usaha, terutama usaha jasa. Mengapa? Seperti yang telah dipaparkan di atas, ia berpendapat cara ini dapat membantu Anda mengetahui apakah usaha yang kita tawarkan dibutuhkan atau tidak oleh target market.

Dalam melakukan survei market, Ryan menyebutkan ada lima poin yang harus dicatat dan dipertanyakan, antara lain:

  • Apakah target market membutuhkan jasa Anda?
  • Bagaimana cara target market mendapatkan jasa Anda?
  • Seberapa painful prosesnya?
  • Berapa harga yang bisa di-afford oleh target market?
  • Seberapa besar marketnya?

Dengan mempertanyakan lima poin tersebut akan membantu Anda mengetahui beberapa hal terkait kelayakan ide usaha Anda.

“Kenapa, sih, lima hal ini penting? Karena kalau kita tidak melakukannya, banyak yang mungkin terjadi. Misalnya, usaha yang kita buat peminatnya tidak banyak, usaha yang kita buat itu ternyata nice to have dan bukan sesuatu yang merupakan pain point (kebutuhan) mereka, usaha yang kita buat itu ternyata harganya tidak masuk ke budget mereka, atau usaha yang kita buat itu ternyata sudah banyak pemainnya walaupun banyak yang butuh,” jelas Ryan.

Kemudian, CEO dari Sribu itu juga memberikan tips dalam melakukan survei market. Pertama, usahakan survei dengan jumlah sampel minimal 100. Kedua, jangan lakukan survei pada orang-orang terdekat di sekitar Anda karena orang-orang terdekat belum tentu merupakan target market usaha Anda.

Apa yang Harus Dilakukan Setelah Memvalidasi Ide Usaha Jasa?

Setelah melaksanakan survei market untuk memvalidasi ide usaha, Ryan juga memaparkan langkah apa yang harus Anda ambil selanjutnya, yakni melakukan product test dan mewujudkan ide usaha tersebut.

Product Test

Product test merupakan step yang dilakukan setelah ide usaha jasa Anda dinyatakan layak melalui validasi ide usaha. Meskipun ide usaha sebelumnya telah dinilai layak, product test tetap perlu dilakukan sebelum merealisasikan ide usaha.

Menurut Ryan, product test atau prototyping adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah produk atau jasa Anda sesuai dengan PMF (Product Market Fit). Dalam melakukan product test, Ryan juga memberikan tips agar sebaiknya dilakukan dengan biaya semurah mungkin dan waktu secepat mungkin.

Build Portfolio

Membangun portofolio adalah langkah awal yang perlu Anda tempuh untuk merealisasikan ide usaha jasa. Sebelumnya Anda mungkin sudah menentukan harga dari jasa Anda, namun Anda pastinya tetap akan menerima negosiasi dari customer.

Untuk awal, Anda bisa menerima pesanan dengan harga di bawah yang Anda tetapkan. Yang terpenting adalah Anda bisa membangun portofolio Anda terlebih dahulu.

Apabila Anda kemudian telah memiliki kemampuan dan portofolio sebagai bukti, Anda akan mendapatkan lebih banyak klien dan bisa memilih untuk menerima pesanan dengan harga yang sesuai seperti yang Anda tetapkan.

Tips Mencari Ide Usaha Jasa

 

Sumber: pixabay

 

Di atas Anda telah mengetahui bagaimana cara mengeksekusi ide yang dinilai telah layak melalui validasi ide usaha. Tapi, bagaimana jika ide yang Anda miliki ternyata tidak layak? Jawabannya adalah Anda selalu bisa mencari ide usaha yang lain.

Selain memberikan informasi mengenai cara memvalidasi ide usaha, Ryan juga membagikan beberapa tips dalam mencari ide usaha jasa. Simak rangkumannya di bawah ini.

Mencari Bidang Keahlian

Tips pertama dalam mencari ide usaha jasa adalah mencari bidang keahlian. Namun, sebaiknya Anda fokus pada bidang jasa apa yang Anda kuasai.

“Kembali lagi ke kita. Sebenernya kita itu penyedia jasa apa?” kata Ryan.

Membangun dan menjalankan usaha jasa yang sesuai dengan keahlian Anda tentu akan lebih mudah dan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk sukses.

Tidak Harus Unik

Berbeda dengan usaha produk fisik yang perlu keunikan dan berbeda dari yang lain, Anda tidak perlu keunikan dalam membangun usaha jasa. Lalu, bagaimana cara bersaing dengan usaha jasa lain yang serupa?

Untuk bisa bersaing dengan usaha lainnya, Anda perlu fokus pada expertise, portofolio, dan pengalaman.

“Semakin kita menambah pengalaman, maka akan semakin bagus hasilnya dan kita bisa charge harga lebih tinggi, serta mendapatkan lebih banyak klien.”

Kiat Menjalankan Usaha Jasa ala Sribu

Berhasil mewujudkan ide usaha Anda? Berikutnya, simak beberapa pesan dan kiat dalam menjalankan usaha jasa ala CEO dari marketplace jasa Sribu.

Explore Industri yang Sedang Booming

Tidak harus unik bukan berarti Anda tidak perlu mengeksplor. Agar tetap bisa relate dengan pasar yang ada saat ini, eksplorasi sangat diperlukan. Anda bisa mengeksplor industri yang tengah booming untuk kemudian Anda terapkan pada usaha jasa Anda.

Sebagai contoh, misalnya Anda ingin menjalankan usaha di bidang kepenulisan dan saat ini industri finansial tengah ramai diperbincangkan. Anda bisa menawarkan jasa penulisan mengenai industri finansial sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini.

Tingkatkan Fokus dan Kemampuan

Menurut Ryan, saat ini dunia semakin mendukung para penyedia jasa yang menghasilkan digital product seperti Anda. Dengan perkembangan digital yang pesat dan adanya marketplace jasa berisi banyak projek, seperti Sribu, tentu akan membantu Anda untuk bisa menghasilkan uang di mana saja.

Ryan juga membagikan cerita beberapa penyedia jasa di Sribu yang bisa mendapatkan proyek-proyek dari klien-klien besar di Jakarta meskipun mereka berada di luar Jakarta.

“Karena yang kita sediakan ini kan semuanya digital goods ya. Jadi, kita nggak perlu ke office tapi kita bisa dapet project-project. Seperti freelancer kita banyak yang dapat project-project dari klien-klien gede dari Jakarta padahal mereka tinggal di daerah.”

Nah, dengan semakin mudahnya akses menjalankan usaha jasa ini, Ryan berpendapat bahwa meningkatkan fokus serta kemampuan sangat penting dilakukan agar dapat sukses dalam menjalankan usaha jasa.

Meningkatkan kemampuan ini bisa Anda lakukan seiring dengan semakin banyaknya proyek dan pengalaman yang Anda dapatkan.

Instead of being konsisten, kita itu harus keep growing ya. Jadi, semakin kita dapat banyak job, kita harus semakin banyak belajar. Apalagi urusan teknologi sama digital berubah terus nowadays,” jelas Ryan.

Demikian informasi yang dibagikan oleh Ryan Gondokusumo selaku CEO dari salah satu marketplace jasa terbesar di Indonesia, Sribu, dalam memvalidasi dan mencari ide usaha jasa.

Setelah mengetahui dan memahami langkah-langkahnya, pastikan Anda tidak lagi melewatkan step validasi ide usaha untuk mengurangi risiko kegagalan dalam merealisasikan ide usaha jasa Anda.

Header by Pixabay.

Platform Pekerjaan Lepas Berinisiatif Dorong Permintaan dari Peluang Baru

Sejumlah perusahaan di dunia mulai mengambil keputusan sulit akibat efek domino pandemi Covid-19. Industri penerbangan merupakan sektor yang paling terpukul dari situasi ini. Peningkatan jumlah kasus positif baru, mau tak mau memaksa dunia untuk menutup jalur akses dari luar dan melakukan pembatasan gerak.

Krisis kesehatan global ini tak pandang bulu. Terkini, startup unicorn AS di bidang travel management, TripActions, malah terpaksa merumahkan 350 karyawannya. Sementara, menurut Indonesia National Air Carriers Association (INACA) maskapai Indonesia sudah mulai merumahkan pilot, awak kabin, teknisi, dan karyawan pendukung lain.

Tak hanya para pekerja tetap, pandemi ini juga berimbas terhadap nasib pekerja lepas. Dengan ketidakpastian situasi, banyak pebisnis membatalkan sejumlah proyeknya. Sebagai gambaran, dengan status negara dengan jumlah kematian tertinggi di dunia, pekerja lepas atau freelancer Italia dihadapkan pada situasi buruk.

Berdasarkan riset terbaru Statista, pada periode 26-28 Februari 2020 terdapat 57,6 persen kasus penundaan komisi dan 47,3 persen pembatalan komisi proyek. Kemudian pada periode 14-16 Maret 2020, persentasenya meroket di mana sebanyak 82,9 persen mengalami penundaan komisi dan 71,5 persen mengalami pembatalan komisi proyek.

Di Indonesia saat ini memang belum ada laporan serupa. Namun, dampak yang sama juga diprediksi bakal terjadi kepada freelancer di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik per Mei 2019, jumlah freelancer di Indonesia berkisar 5,89 juta orang.

DailySocial menghimpun informasi dari dua platform Sribu.com dan Freelancer.com, terkait dampak pandemi terhadap para pekerja lepas di Tanah Air maupun langkah mitigasi yang akan dipersiapkan.

Kebijakan “WFH” picu penurunan permintaan proyek

CEO Sribu Ryan Gondokusumo mengakui ada penurunan demand proyek atau pekerjaan lepas di platform-nya. Penurunan ini dipicu imbauan pemerintah kepada seluruh pebisnis dan karyawannya untuk bekerja dari rumah. Menurutnya, kebijakan WFH jangan disalahartikan bahwa sejumlah pekerjaan dapat digantikan (switch) oleh pekerja lepas.

Ia menyebut Sribu mengalami penurunan demand terbesar pada empat sektor industri, yakni travel, event, export dan import, serta fashion. Ia juga memprediksi penurunan demand bakal berimbas ke sektor F&B mengingat sejumlah pusat perbelanjaan dan sentra komersial sudah mulai mengurangi kegiatan operasional, terutama di kawasan Jabodetabek.

“Anggaplah restoran, mereka pakai jasa kami untuk memberikan proyek social media marketing. Karena tidak beroperasi, freelancer tidak dapat order. Sebetulnya, demand ada, tapi barang yang mau dijual tidak ada karena sejumlah bisnis mulai tidak beroperasi,” jelasnya.

Sebaliknya, Freelancer.com justru melihat adanya tren kenaikan jumlah proyek pekerja lepas yang diposkan maupun jumlah pengguna baru di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Berdasarkan data perusahaan, Indonesia merupakan negara terbesar kelima, setelah India, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Pakistan dalam jumlah basis pengguna dengan 1,4 juta dari total 42 juta pengguna.

Namun, menurut Communications Manager Freelancer.com Helma Kusuma, saat ini masih terlalu dini untuk mengumpulkan data representatif yang dapat menggambarkan permintaan pekerjaan di Indonesia. Hal ini mengingat kebijakan WFH baru dimulai sejak 15 Maret 2020. Data belum bisa menggambarkan kondisi sebenarnya.

“Banyak perusahaan di dunia masih beradaptasi dengan konsep WFH. Tentu ini menjadi tantangan besar karena ada kebutuhan untuk mengubah cara berpikir secara drastis mengenai bagaimana segala sesuatu dilakukan. Kami mengharapkan akan ada kenaikan signifikan permintaan jasa freelancer dalam beberapa pekan ke depan,” jelasnya dalam pernyataannya kepada DailySocial.

Di sisi lain, CEO Kreavi Anto Motulz justru menilai pekerja kreatif atau kreator di Indonesia tidak terlalu sulit untuk beradaptasi di situasi sekarang mengingat kebanyakan dari mereka merupakan freelancer atau pekerja kontrak per proyek. Dengan kata lain sudah terbiasa karena mereka digital native.

“Belum ada informasi berapa kreator yang terdampak. Namun, mungkin yang terdampak adalah pekerjaan yang prosesnya melibatkan banyak orang dan harus outdoor, seperti video shooting dan photo session,” tuturnya.

Saat ini Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI) tengah mengumpulkan data terkait jumlah pekerja kreatif di Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19.

Peluang situasional terhadap permintaan jasa baru

Lebih lanjut, Helma berujar bahwa penerapan kebijakan bekerja dari rumah ini justru dapat membuka kesempatan bagi pebisnis untuk tetap menghasilkan pemasukan, terutama pebisnis yang ingin meningkatkan penggunaan jasa untuk tujuan efisiensi.

Ia menilai kebijakan tersebut menjadi cara untuk mengedukasi perusahaan yang belum terbiasa dengan cara-cara bekerja semacam ini. Untuk memudahkan adaptasi dan transisi ini, ujar Helma, pihaknya memperkuat fitur, saranan, hingga pengalaman pengguna untuk mengakomodasi tujuan bisnis di dunia.

Sementara itu, meski diakuinya ada penurunan permintaan di sejumlah vertikal, Ryan meyakini bahwa situasi ini akan memunculkan peluang pekerjaan baru. Situasi ini menjadi celah bagi platform Sribu untuk mendorong permintaan pekerjaan lepas dari vertikal lain.

Ambil contoh, permintaan jasa pembuatan Alat Pelindung Diri (APD) dan hand sanitizer. Contoh lainnya adalah copy writing yang dinilai berpotensi naik permintaannya. Ia menilai sejumlah pebisnis bakal memanfaatkan jasa tersebut untuk mengetahui update mengenai situasi COVID-19 saat ini.

“Kami pikirkan mereka ini butuh jasa apa, setelah itu baru kita approach. Kita lebih strategic thinking, di mana ada demand, di situ akan kejar. Kami lihat ada dua sektor potensial, yakni healthcare dan e-groceries. Kami coba penetrate apa jasa yang cocok,” tambahnya.

Tingkatkan Kredibilitas Freelancer, Sribulancer Luncurkan Program “Trusted Freelancer”

Platform Sribulancer yang mempertemukan freelancer profesional dari berbagai bidang dengan orang-orang yang membutuhkan jasa freelance, meluncurkan layanan terbaru untuk perusahaan hingga startup yang membutuhkan tenaga kerja paruh waktu. Melalui program Trusted Freelancer, kini perusahaan hingga startup yang membutuhkan tenaga freelancer bisa memilih para freelancer berkualitas yang sebelumnya telah di seleksi ketat oleh tim Sribulancer.

Dalam rilisnya, CEO Sribulancer Ryan Gondokusumo menyebutkan program ini sebelumnya telah berjalan selama 3 bulan, bertujuan untuk meningkatkan kredibilitas para freelancer sekaligus memberikan kesempatan memperoleh pekerjaan lebih banyak.

“Bagi para klien yang menggunakan jasa situs kami pun, tidak perlu khawatir lagi dengan kualitas para freelancer karena mereka yang memiliki predikat Trusted Freelancer sudah terbukti memiliki kualitas yang terbaik dengan harga bersaing.”

Saat ini Sribulancer telah memiliki 120 ribu freelancer yang tersebar di seluruh Indonesia, 500 trusted freelancer yang sudah melayani 7 ribu klien dengan total 20 ribu job posting.

Perusahaan yang telah menggunakan jasa Sribulancer yaitu Google, MAP, Auto2000, Line hingga Otoritas Jasa Keuangan. Beberapa startup lokal juga telah memanfaatkan jasa freelancer yang tergabung dalam Sribulancer, seperti Traveloka dan Berrybenka.

Tiga aspek penilaian trusted freelancer

Program Trusted Freelancer ini didasarkan pada tiga aspek penilaian. Yaitu kepribadian dan profesionalisme freelancer yang dilihat dari tingkah laku, cara berkomunikasi dan komitmen untuk menyelesaikan pekerjaan, portofolio pekerjaan yang pernah dikerjakan, dan komentar dan rating yang diberikan oleh klien Sribulancer yang pernah mempekerjakan freelancer sebelumnya.

Manajemen Sribulancer akan melakukan serangkaian wawancara dengan para freelancer yang memiliki tiga aspek ini untuk ditawari predikat Trusted Freelancer. Bagi para freelancer yang ingin ikut dalam program Trusted Freelancer, mereka dapat mengirimkan profil diri dan portofolio pekerjaan ke Sribulancer.

Sejak diluncurkan pada tahun 2014, Sribulancer yang merupakan produk kedua PT Sribu Digital Kreatif setelah Sribu.com, telah menyediakan layanan jasa antara lain terdiri dari situs dan pengembangan, penulisan dan penerjemahan, desain dan multimedia hingga bisnis dan pemasaran online.

Jobs: Lowongan Kerja di Sribu.com

Informasi lowongan kerja hadir dari Sribu.com, sebuah situs yang menghubungkan antara klien dengan para desainer melalui konsep crowdsourcing.

Sribu.com membutuhkan kandidat untuk mengisi posisi Web Developer, dengan beberapa persyaratan seperti memiliki setidaknya 2 – 4 tahun pengalaman di bidang pengembangan web, dan menguasai MVC Web Framework, JavaScript dan berbagai persyaratan lain.

Untuk lebih lengkap, berikut keterangan singkat dari perusahaan yang membuka lowongan kerja serta tautan untuk melihat informasi pengiriman CV.

Continue reading Jobs: Lowongan Kerja di Sribu.com

Sribu.com Dapatkan Pendanaan Dari East Ventures

East Ventures menambah lagi koleksi startups yang mendapatkan investasi darinya. Kali ini giliran Sribu.com yang merupakan salah satu pemenang Sparxup Awards 2011 untuk kategori Best User Generated Content. Besaran nilai investasi tidak disebutkan dan tidak ada personel dari East Ventures yang akan duduk di jajaran manajemen Sribu.com.

Sribu.com termasuk salah satu startup yang melakukan pitching saat event Jakarta Ventures Night 2012 lalu — yang diadakan oleh East Ventures. Seperti yang disebutkan oleh Ryan Gondokusumo selaku founder Sribu.com, dalam rilis persnya, dana yang diperoleh akan digunakan untuk pengembangan Sribu.com menjadi situs penyedia crowdsourcing terkemuka di Indonesia. Ryan sendiri yakin bahwa East Ventures akan dapat memberikan pengawasan dan panduan yang berharga untuk kemajuan Sribu.com.

Sribu.com diluncurkan di bulan Juni 2011 sebagai situs crowdsourcing yang menghubungkan desainer dan masyarakat atau perusahaan yang membutuhkan jasa desain. Per Q3 2011, Sribu.com telah beranggotakan lebih dari 7000 desainer dalam 16 kategori dan memiliki 60 klien.

Siaran pers lengkap dapat disimak di NewsWire kami.

Further Tracing on Sribu.com Services and Its New Appearance

Last week, Sribu.com through its official Twitter account announced that they would change the appearance of the web. Just like  the article written on DailySocial several days ago, Sribu.com is a media between clients who want to find the right design and the designers. Sribu.com now available in simpler appearance than its before.

DailySocial got an opportunity to interview Ryan Gondokusumo, Sribu.com CEO via email. Besides talking about the new appearance of Sribu.com, we will trance farther about this startup, which is the place where many graphic designers gathered. In fact, there is surprising thing about Sribu.com that is even beyond my imagination. You can find them out in the interview as follows:

Continue reading Further Tracing on Sribu.com Services and Its New Appearance

Menelusuri Lebih Jauh Tentang Sribu.com yang Hadir dengan Tampilan Baru

Minggu lalu dari Tweet akun resmi Sribu.com mengumumkan bahwa mereka akan mengubah tampilan web Sribu.com. Seperti artikel yang dituliskan DailySocial beberapa waktu yang lalu, Sribu.com adalah sebuah media antara klien yang ingin mencari desain dan para desainer itu sendiri. Sribu.com kali ini hadir dengan tampilan yang cukup sederhana daripada sebelumnya.

DailySocial berkesempatan berbincang via email dengan Ryan Gondokusumo selaku CEO Sribu.com. Selain akan membahas tentang tampilan baru Sribu.com, kali ini juga akan menulusuri lebih jauh tentang startup yang menjadi ladangnya desainer grafis berkumpul ini. Ternyata banyak hal-hal yang mengejutkan dari Sribu.com yang Saya sendiri pun tidak mengira. Berikut wawancara singkat dengan Ryan :