Cermati Scores Series C Funding Led by MDI Ventures; It’s Now a Holding Company

Financial product aggregator startup Cermati announced an undisclosed series C funding led by MDI Ventures, through the Centauri Fund. Also participated in this round the previous investors which led the series B round in 2018, Djarum Group through Central Capital Ventura (CCV).

The fresh funds is said to be used to develop products and technology, recruit new talents, and provide new services with the embedded fintech strategy. Along with MDI Ventures, CFG will synergize with the Telkom Group network to develop financial products.

In today’s official statement (5/5), MDI Ventures’ CEO, Donald Wihardja expressed his enthusiasm for the synergy between Cermati and Telkom in developing products that can provide financial access to 150 million telecommunication network users and hundreds of fintech uses throughout Telkom’s network. “This hold the potential to play an important role in accelerating Indonesia’s financial inclusion,” Donald said.

On this occasion, also introducing Cermati as a holding company named Cermati Fintech Group (CFG) which oversees a number of business verticals, Cermati.com (financial product aggregator), Cermati Protect (insurtech), and Indodana (fintech lending). CFG leverages big data and AI technology to serve the underserved in Indonesia by developing microfinance and insurance products.

Separately reached by DailySocial, Cermati’s Co-Founder & CEO, Andhy Koesnandar explained, CFG is the company’s vehicle to accelerate financial inclusion in Indonesia. He believes that by using technology and working with large ecosystem partners, he can reach more underbanked people and get acquainted with financial products which previously not engaged with banking and insurance institutions.

“Since 2018 we have started to develop the micro insurance and micro finance business to be able to reach a wider Indonesian community,” he said.

Cermati’s flagship product is a financial product aggregator that has been operating since 2015. Andhy said the product has successfully enriched Cermati’s experience in developing digital onboarding products for banking partners, insurance and other financial institutions, through the components of API, Fraud Detection, Credit Scoring, and e- KYC which has become the standard in banking. “This experience provides capital for us to continue to develop new business lines at CFG.”

Amid the pandemic, without any specific details, Cermati has captured the public’s enthusiasm for digital financial services, which also increased as many people migrated to digital services for all activities, including their financial needs.

In terms of insurtech, Cermati Protect has now collaborated with more than 30 insurance company partners. The insurance products also vary, ranging from health insurance, vehicles and also micro insurance products that are distributed through big e-commerce players such as Shopee, Bukalapak, Blibli, Tiket and so on.

“Particularly for this micro product, we are working with our partners to build products that are suitable for the context of transactions with low prices starting from Rp1,000 to help people benefit from insurance at very affordable prices.”

Meanwhile, Indodana has distributed BNPL (Buy Now Pay Later) products to various e-commerce players. One of them is through the Djarum Group, Tiket.com and Blibli. Indodana is more focused on targeting consumers without access to credit card. Both Cermati Protect and Indodana are registered and licensed by the OJK.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Cermati Bukukan Pendanaan Seri C Dipimpin MDI Ventures; Kini Jadi Perusahaan Holding

Startup agregator produk finansial Cermati mengumumkan perolehan pendanaan seri C dengan nilai dirahasiakan yang dipimpin oleh MDI Ventures, melalui Centauri Fund. Putaran ini juga diikuti oleh investor sebelumnya, yakni Djarum Group melalui Central Capital Ventura (CCV) yang memimpin putaran seri B pada 2018.

Disebutkan dana segar akan dimanfaatkan untuk mengembangkan produk dan teknologi, merekrut talenta baru, serta penambahan layanan baru dengan strategi embedded fintech. Bersama dengan MDI Ventures, CFG akan bersinergi dengan jaringan Telkom Group untuk mengembangkan produk-produk finansial.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan hari ini (5/5), CEO MDI Ventures Donald Wihardja menyampaikan antusiasmenya terhadap sinergi antara Cermati dengan Telkom dalam mengembangkan produk yang dapat memberikan akses finansial kepada 150 juta pengguna jaringan telekomunikasi dan ratusan penggunaan fintech di seluruh jaringan Telkom. “Hal ini berpotensi memainkan peran penting dalam mempercepat inklusi keuangan Indonesia,” kata Donald.

Dalam kesempatan ini sekaligus memperkenalkan Cermati sebagai perusahaan holding bernama Cermati Fintech Group (CFG) yang membawahi sejumlah vertikal bisnis, yakni Cermati.com (agregator produk finansial), Cermati Protect (insurtech), dan Indodana (fintech lending). CFG memanfaatkan big data dan teknologi AI untuk melayani masyarakat Indonesia yang kurang terlayani dengan mengembangkan produk pembiayaan mikro dan asuransi.

Secara terpisah, saat dihubungi DailySocial, Co-Founder & CEO Cermati Andhy Koesnandar menjelaskan, CFG menjadi kendaraan perusahaan untuk mempercepat inklusi keuangan di Indonesia. Ia percaya dengan menggunakan teknologi dan bekerja sama dengan partner ekosistem besar, bisa menjangkau lebih banyak masyarakat underbanked berkenalan dengan produk keuangan yang sebelumnya belum tersentuh oleh lembaga perbankan dan asuransi.

“Sejak tahun 2018 kami sudah mulai untuk mengembangkan bisnis micro insurance dan micro finance untuk bisa menjangkau masyarakat Indonesia dengan lebih luas lagi,” ucapnya.

Produk flagship Cermati adalah agregator produk finansial yang sudah berjalan sejak 2015. Andhy menuturkan produk tersebut berhasil memperkaya pengalaman Cermati dalam mengembangkan produk digital onboarding untuk mitra perbankan, asuransi dan juga lembaga keuangan lainnya, melalui komponen API, Fraud Detection, Credit Scoring, dan e-KYC yang menjadi standar di perbankan. “Pengalaman tersebut memberikan modal buat kami untuk terus mengembangkan lini bisnis baru di CFG.”

Adapun sepanjang pandemi, meski tidak dirinci secara spesifik, Cermati menangkap antusiasme masyarakat terhadap layanan keuangan digital sepanjang pandemi turut meningkat karena banyak yang migrasi ke layanan digital untuk seluruh kegiatannya, termasuk untuk kebutuhan finansial mereka.

Adapun untuk insurtech Cermati Protect kini telah bekerja sama dengan lebih dari 30 mitra perusahaan asuransi. Produk asuransinya juga beragam, mulai dari asuransi kesehatan, kendaraan dan juga produk asuransi mikro yang didistribusikan lewat pemain e-commerce besar seperti Shopee, Bukalapak, Blibli, Tiket dan sebagainya.

“Khusus untuk produk mikro ini, kami bekerja sama dengan mitra kami untuk membangun produk yang sesuai dengan konteks transaksi dengan harga murah mulai dari Rp1.000 yang bisa membantu masyarakat untuk mendapat benefit dari asuransi dengan harga yang sangat terjangkau.”

Sementara, Indodana sudah mendistribusikan produk BNPL (Buy Now Pay Later) ke berbagai pemain e-commerce. Salah satunya melalui Djarum Group, yakni Tiket.com dan Blibli. Indodana lebih fokus pada menyasar konsumen yang belum memiliki akses kartu kredit. Baik Cermati Protect dan Indodana telah terdaftar dan mendapat izin lisensi dari OJK.

Application Information Will Show Up Here

Situs Agregator Produk Keuangan GoBear Resmikan Kehadiran di Indonesia

Saat ini mendapatkan informasi memang sudah mudah, tapi tidak untuk produk keuangan. Tak hanya mengandalkan akses online saja, produk keuangan perlu mudah dipahami dan bisa dibandingkan antara satu pemain dengan lainnya karena berkaitan dengan kebutuhan tiap orang yang berbeda. Dalam mengatasi masalah tersebut, GoBear meresmikan kehadirannya di Indonesia.

GoBear adalah startup fintech yang bergerak di agregator produk keuangan sejak 2015 di Singapura. Sebenarnya, situs GoBear untuk melayani pasar Indonesia sudah siap sejak Agustus 2018. Namun baru diisi dengan mitra bank dan non bank pada Februari 2019.

CEO GoBear Adrian Chng menjelaskan, GoBear dapat menjadi jembatan buat para pengguna untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka. Sebab di dalam situs GoBear, selain mengakses produk keuangan, pengguna dapat mengenali profil dan risiko keuangannya.

“Visi dari GoBear adalah menawarkan kesehatan keuangan konsumen karena produk yang ditawarkan melalui kami sudah disesuaikan dengan penilaian dan risiko dari penggunanya itu sendiri,” terangnya, Selasa (26/3).

Country Director GoBear Indonesia Tris Rasika menambahkan, profiling ini menjadi diferensasi utama antara perusahaan dengan pemain sejenis. GoBear meminta pengguna untuk mengisi data, seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, demografi. Kemudian secara sistem akan mencocokkan dengan produk keuangan dari bank dan non bank yang sudah bermitra dengan GoBear.

Pada tahap awal, GoBear baru menyediakan produk pinjaman tanpa agunan (KTA), kartu kredit, asuransi perjalanan, dan asuransi mobil. Beberapa mitranya adalah Bank Mandiri, Bank Danamon, BCA, BNI, CIMB Niaga, Tokio Marine, Asuransi Simasnet, Avrist, Asuransi Adira, dan masih banyak lagi.

“Tahun ini kita mau tambah produk asuransi kesehatan di Juli nanti. Kita juga mau tambah mitra dari institusi keuangan supaya pengguna yang mencari produk keuangan bisa terakomodir dengan baik. Sebab komitmen kita masuk ke sini karena buat jangka panjang,” katanya.

Dari sisi pengembangan teknologi, sambungnya, ke depannya perusahaan akan menyediakan layanan yang secara end-to-end seperti apa yang sudah terjadi di Vietnam. Di sana, ketika pengguna mengajukan aplikasi suatu produk bank, sudah sepenuhnya tanpa kertas dan bersifat online.

Beda halnya di Indonesia yang masih memerlukan proses verifikasi via telepon oleh pihak bank. Pengguna juga perlu mengisi formulir secara fisik, tentunya memakan waktu dan biaya.

“Di Indonesia, teknologi yang kami berikan itu sifatnya masih standar dulu. Butuh proses juga karena machine learning yang kami miliki itu masih terbatas data-data yang sudah dihimpun.”

Diklaim situs GoBear telah dikunjungi lebih dari 500 ribu kali. Secara global, GoBear dikunjungi lebih dari 40 juta orang, dengan persentase 51% adalah perempuan dan sisanya laki-laki. Produk yang tersedia di GoBear mencapai 1.500 dari 90 mitra institusi keuangan.

Selain di Singapura dan Indonesia, GoBear telah beroperasi di tujuh negara, termasuk Hong Kong, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Kehadiran GoBear meramaikan pasar agregator produk keuangan di Indonesia. Pemain yang sebelumnya sudah lebih dahulu beroperasi adalah CekAja, Cermati, KreditGoGo, HaloMoney dan lainnya. Menurut data OJK, segmen ini baru diisi oleh 9% dari total pemain fintech di seluruh Indonesia yang berjumlah 229 perusahaan.