Mengenal Tebengan, Marketplace Kursi Kosong Kendaraan

Sejumlah aplikasi yang berkaitan dengan tranportasi mencoba mengubah atau merevolusi konsep nebeng. Salah satunya adalah Tebengan. Startup yang mulai dikembangkan awal tahun 2017 mencoba mengubah konsep nebeng menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Konsep nebeng berbasiskan aplikasi sudah mencuat sejak lama. Beberapa startup pun sempat muncul. Hanya saja memang tidak sepopuler Grab dan Go-Jek. Meski demikian pihak Tebengan tetap optimis bisa terus dikembangkan dan diterima masyarakat karena nebeng sudah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia.

“Memang nebeng sudah tidak asing lagi di Indonesia, terlebih di daerah yang sulit mendapatkan akses transportasi karena tidak ada angkot atau angkutan umum. Masyarakat terbiasa memberikan atau ikut nebeng bersama teman, tetangga bahkan orang yang tidak kenal sekalipun. Karena hal tersebut, kami yakin Tebengan dapat diterima masyarakat dan menjadi solusi antar kota maupun dalam kota yang dapat diandalkan karena menawarkan konsep yang mengedepankan kebersamaan dan kekeluargaan dengan harga yang lebih terjangkau,” terang CEO Tebengan William Widjaja.

41192710_261622877816733_8255539416062816460_n

Konsep Tebengan adalah marketplace yang menjual kursi kosong dalam perjalanan. Mereka yang bergabung sebagai driver akan menuju suatu tempat atau akan menempuh sebuah rute perjalanan bisa menawarkan kursi kosong di kendaraan mereka. Sedangkan calon penumpang bisa mencari, memilih, dan melakukan pemesanan kursi kosong yang tersedia.

William mengakui bahwa konsep Tebengan terinspirasi dari sebuah startup serupa yang beroperasi di Perancis. Memanfaatkan dana dari angel investor, Tebengan terus berupaya mengembangkan sistem yang berkualitas sambil mencari putaran pendanaan baru untuk membawa Tebengan ke tahap selanjutnya.

“Sistem kemitraan kami dengan driver berbeda dengan aplikasi ojek online. Di sini driver lebih bersifat independen karena bisa menentukan tarif perjalanannya sendiri. Sebagian besar driver yang ada di Tebengan memang sudah memiliki rute tetap yang biasanya pulang pergi kantor atau pulang ke kota asal di hari libur. Driver tidak berorientasi untuk mencari untung ketika menentukan harga tarif yang ditawarkan kepada penumpang atau penebeng. Tarif yang ditawarkan biasanya lebih murah dan hanya digunakan untuk mengurangi ongkos perjalanan,” imbuh William.

Sejauh ini Tebengan sudah mulai digunakan penggunanya untuk rute-rute perjalanan antar kota di daerah Jabodetabek. Tersedia juga rute perjalanan jauh seperti Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Semarang, Jakarta-Bandung dan rute-rute lainnya yang diaktivasi sendiri oleh driver Tebengan.

Isu terbesar yang dihadapi dalam konsep nebeng adalah keamanan. Mengantisipasi hal tersebut, Tebengan menyiapkan mekanisme verifikasi email, nomor telepon, dan SIM / KTP, termasuk juga memperhatikan rating dan riwayat perjalanan. Fitur Tebengan lainnya adalah fitur chat dan integrasi dengan media sosial, sehingga driver bisa dengan cepat menyebarkan informasi perjalanan mereka.

Tebengan mengklaim, sejak merilis aplikasi pada Agustus 2018 pihaknya sudah mendapatkan ribuan pengguna terdaftar dengan puluhan rute perjalanan yang tersedia. William menyebutkan saat ini Tebengan tengah fokus untuk menyempurnakan aplikasi sembari mendengarkan masukan dari pengguna dan komunitas Tebengan.

“Kamu juga sedang fokus berdiskusi dengan beberapa investor yang dapat membantu mewujudkan mimpi kami untuk menjadi solusi transportasi antar kota dengan biaya yang hemat dan konsep yang lebih bersahabat,” tutup William.

Application Information Will Show Up Here

Kiddo Hadirkan Platform Marketplace untuk Aktivitas Belajar dan Bermain Anak

Kiddo merupakan marketplace yang menyediakan berbagai kebutuhan untuk aktivitas belajar, bermain, dan berlibur anak. Secara khusus layanan Kiddo menyasar kalangan orang tua yang membutuhkan pilihan baru untuk menghabiskan waktu yang berkualitas bersama anak. Varian produk Kiddo dilengkapi dengan berbagai aktivitas seperti paket ulang tahun, paket liburan, hingga kelas pelatihan.

Kepada DailySocial, CEO Kiddo Analia Tanuwidjaja mengungkapkan, Kiddo hadir untuk mempermudah orangtua dalam memilih dan menentukan aktivitas yang paling cocok untuk dilakukan bersama keluarga. Sekaligus membantu pemilik jasa atau layanan menawarkan aktivitas menarik mereka.

“Kiddo hadir untuk mempersingkat pencarian dan pemesanan aktivitas keluarga, sehingga waktu yang ada bisa lebih banyak digunakan untuk berkumpul bersama keluarga dan anak-anak.”

Selain menawarkan produk secara online, Kiddo juga menggelar kegiatan offline seperti Kiddofest. Menghadirkan merchant Kiddo, kegiatan ini diharapkan kegiatan ini bisa mendukung peran aktif orangtua dalam perkembangan anak-anak melalui festival keluarga dengan berbagai aktivitas yang melibatkan orangtua dan anak.

Strategi monetisasi Kiddo

Sesuai dengan visinya untuk menjadi one-stop family platform, Kiddo hadir untuk mempertemukan orang tua dengan penyedia layanan aktivitas keluarga yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Untuk memastikan aktivitas tersebut menarik dan ideal untuk keluarga, Kiddo merekrut merchant yang relevan dan menerapkan strategi monetisasi pembagian komisi.

“Kami memiliki skema untuk B2C, yaitu dari setiap transaksi yang terjadi, Kiddo mengenakan komisi penjualan dari merchant terkait. Sementara untuk B2B, Kiddo juga membantu program pemasaran perusahaan yang berkaitan dengan komunitas keluarga dan anak, serta program HR perusahaan dalam memberikan nilai tambah bagi karyawan dan keluarganya,” kata Analia.

Saat ini Kiddo telah memiliki sekitar 10 ribu pengguna. Kategori populer yang ditawarkan seputar edukasi, permainan, pesta anak, dan rekreasi Kiddo juga memberikan KiddoPoint sebagai program loyalitas, untuk setiap transaksi yang dilakukan pelanggan.

Saat ini operasional Kiddo masih fokus di Jakarta dan sekitarnya. Selain menambah jumlah pelanggan dan nilai transaksi, target yang ingin dicapai oleh Kiddo selanjutnya adalah menambah produk dan layanan dan meluncurkan aplikasi mobile.

“Untuk membantu orang tua mendapatkan informasi dan rekomendasi kegiatan yang seru, Kiddo juga memiliki artikel menarik yang bisa diakses di platform dalam kanal blog Kiddo,” kata Analia.

Singgah Hadirkan Marketplace Paket Wisata “Anti Mainstream”

Salah satu layanan yang dianggap memiliki demand yang cukup besar adalah marketplace paket wisata. Besarnya jumlah wisatawan lokal dan asing telah dimanfaatkan startup seperti Triprockets dan Traventure. Satu lagi startup lokal yang menyasar layanan marketplace paket wisata lokal adalah Singgah.

Kepada DailySocial, CEO Singgah Lilis Huri mengungkapkan, Singgah didirikan berdasarkan pengalaman pribadi beberapa pendiri yang ingin merasakan berlibur ke suatu tempat yang anti mainstream dan masih berpegang teguh kepada kebudayaan. Dengan memanfaatkan pemandu lokal, liburan pun diklaim menjadi lebih menyenangkan dan bersifat personal. Untuk tahap awal, Singgah masih fokus pada tempat wisata di Sumatera Barat.

“Karena beberapa dari kami sempat merasakan budaya indonesia yang unik ketika kami kecil dan sekarang ini sudah mulai hilang. Ditambah lagi ketika kami pergi ke suatu daerah kami tidak tahu mau pergi kemana karena tidak mengenal warga lokal. Kami berpikir mungkin liburan kami bisa lebih seru jika ada warga lokal yang bersedia menjadi tour guide dan mengajak kami berkeliling kota,” kata Lilis.

Melalui situs yang saat ini sudah bisa diakses, pengguna yang berencana untuk liburan dan membutuhkan pemandu lokal hingga paket wisata yang beragam, bisa memanfaatkan pilihan yang ada di situs Singgah. Untuk pilihan pembayaran, Singgah menawarkan pembayaran bank transfer. Untuk memastikan mitra mendapatkan keuntungan dari paket yang tersedia di Singgah, pembagian komisi diterapkan Singgah.

“Dalam tahap awal, kami masih menggunakan metode pembayaran fees dengan jumlah yang telah disepakati sebelumnya kepada mitra [pengemudi, pemandu dan juga homestay provider]. Untuk ke depannya kami akan menggunakan metode profit sharing kepada mitra kami,” kata Lilis.

Rencana penggalangan dana

Guna memastikan paket wisata tersebut unik dan menarik, Singgah menawarkan pilihan beragam, seperti customized package dan travel based on budget.

“Yang membedakan Singgah dengan platform lainnya adalah,Singgah fokus menyediakan paket yang berbau budaya dan anti mainstream, tidak hanya itu, paket yang kami sediakan unik,” kata Lilis.

Masih menjalankan bisnis secara bootstrapping, dalam waktu dekat Singgah berniat untuk melakukan fundraising. Target lain yang ingin dicapai adalah menambah paket wisata dalam platform.

“Target kami adalah dan fokus untuk mencari investor paralel dengan generating sales pada awal tahun 2019. Selanjutnya kami akan fokus mengembangkan Singgah ke kota-kota lainnya,” kata Lilis.

UstadzQu Bantu Masyarakat Temukan Guru Mengaji yang Kompeten

Berawal dari pengalaman kesulitan mencari guru ngaji yang dialami salah satu founder-nya, Endink Syarifuddin, UstadzQu kemudian diinsiasi. UstadzQu mencoba menjawab kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan ustaz yang berkompeten baik ilmu fiqih, aqidah, sejarah dan lainnya di bidang agama.

UstadzQu sudah melakukan soft-launching awal Juni silam. Tiga bulan berjalan, saat ini masih terus mengumpulkan respons penggunanya, baik dari sisi ustaz maupun masyarakat. Pihak UstadzQu juga tengah menggenjot pertumbuhan jumlah ustaz di sistem mereka dengan bekerja sama dengan beberapa ormas Islam.

“Saat ini kami sedang melakukan kerja sama dengan beberapa ormas Islam untuk pengayaan para ustaz. Sebetulnya kami sudah mendapatkan database lebih dari 10.000 ustaz, akan tetapi kami tidak ingin menginjeksi data ustaz ke database, kami ingin mereka mengikuti prosedur [dengan] mendaftar, kami verifikasi, dan masuk list,” jelas CEO UstadzQu, Yoga Rifai Hamzah.

UstadzQu juga telah bekerja sama dengan BNI Syariah untuk menyempurnakan layanan. Kerja sama keduanya berupa kesepakatan dalam hal pengembangan fitur dan promo.

“BNI Syariah berkomitmen untuk mendukung kami pada dua tahun pertama. Tentu saja nanti ada simbiosis mutualisme di antara kami, baik di dalam fitur yang akan kembangkan maupun dalam eventcyang diselenggarakan,” jelas Yoga.

Mencoba membangun ekosistem yang lengkap

Yoga dan segenap tim di UstadzQu cukup optimis dengan penerimaan masyarakat terhadap solusi yang ditawarkan. Dari hasil riset internal didapati fakta bahwa kebutuhan masyarakat urban tentang pemenuhan spiritualitas dianggap penting, namun wadah yang komprehensif.

Saat ini di dalam aplikasi UstadzQu sudah bisa dijumpai fitur pencarian ustaz, mencari masjid terdekat, dan fitur penjadwalan mengaji. Fitur-fitur lainnya disebutkan akan ditambahkan bertahap dalam beberapa waktu ke depan.

“Solusi dalam jangka pendek ini adalah tersedianya database ustaz kompeten di Jabodetabek, jamaah dapat memilih ustaz sesuai kompetensinya. Dan untuk ustaz sendiri dapat memperluas coverage dakwahnya dan dapat melakukan pengaturan jadwal yang selama ini dilakukan secara manual,” imbuh Yoga.

UstadzQu juga tengah menyiapkan sejumlah rencana jangka menengah dan jangka panjang. Seperti konten video dan podcast dari para ustaz, termasuk memfasilitasi jaringan produk halal yang dimiliki pengguna UstadzQu.

Yoga juga menjelaskan bahwa dalam tahun pertama UstadzQu ingin memberikan manfaat untuk para ustaz dan membantu pengguna mendapatkan akses ke ustaz yang kompeten. Sedangkan untuk tahun kedua UstadzQu sudah merencanakan untuk memberikan layanan premium dengan kurikulum, ustaz, dan konten yang lebih berkualitas.

Application Information Will Show Up Here

Marketplace Pekerjaan Pakaruto Pertemukan Buruh dan Pemilik Pabrik Secara Online

Salah satu lapangan pekerjaan yang banyak dicari oleh masyarakat Indonesia adalah buruh pabrik. Besarnya peluang ini, terutama di kota luar Jakarta, kemudian dimanfaatkan Pakaruto, platform job portal khusus untuk pegawai blue collar atau buruh di Indonesia.

Kepada DailySocial, Founder & CEO Pakaruto Cayadi Sutanto mengungkapkan, Pakaruto berawal dari Applicant Tracking System untuk perusahaan di Cikarang. Banyaknya permasalahan yang muncul dalam perjalanan implementasi, menjadi alasan utama mengapa Pakaruto didirikan.

“Saat ini pencari kerja memiliki tiga pintu sebagai alternatif. Pintu itu adalah agen terdaftar, balai kerja khusus, dan agen lokal lainnya. Agen terdaftar berarti adalah perusahaan berizin dari Departemen Tenaga Kerja. Pencari kerja mendatangi setiap agen terdaftar dan menjalankan proses rekrutmen dan interview yang berbeda, tergantung proses di setiap agen.”

Cayadi melanjutkan, balai kerja menjadi perpanjangan jejaring sekolah menengah melakukan proses assessment sebagian. Lulus tes pertama berlanjut ke tes selanjutnya. Tes dapat berlangsung berlapis-lapis. Agen lokal lainnya memberikan jasa penempatan dengan biaya. Besaran biaya pun bervariasi tergantung agen lokal. Pencari kerja harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk jasa ini, bahkan mungkin berlanjut setelah diterima kerja. Untuk memecahkan kendala tersebut, Pakaruto membangun Verified Labor Pool.

“Dalam kurun waktu ini, data terverifikasi milik pencari kerja dapat diakses oleh pabrik pencari tenaga kerja. Pakaruto melalui agen terdaftar membantu memastikan status bebas tenaga kerja, tes medis, surat keterangan polisi, status BPJS. Pekerjaan rekrutmen pabrik hanya tinggal interview akhir dan hiring,” kata Cayadi.

Untuk memastikan data pencari kerja tersebut adalah akurat dan tidak bisa diperbarui atau ditambahkan, Pakaruto berencana menerapkan teknologi blockchain dalam platform. Teknologi smart contract dianggap bisa meminimalisir pencari kerja yang tidak sesuai dengan riwayat pengalaman kerja yang dimiliki.

“Nantinya jika teknologi blockchain sudah kami terapkan akan kami kenakan biaya kepada pemberi kerja. Saat ini masih gratis,” kata Cayadi.

Strategi monetisasi dan target Pakaruto

Dengan mengedepankan bisnis model freemium, calon tenaga kerja dapat mendaftar dan melihat lowongan kerja secara gratis. Paket berbayar ditawarkan kepada pencari kerja yang ingin mendapatkan akses lowongan pekerjaan dan prioritas panggilan kerja. Biaya yang dikenakan adalah Rp150 ribu untuk satu tahun sebagai biaya assessment dan jasa penempatan tenaga kerja selama setahun. Saat ini Pakaruto telah memiliki 10 pabrik yang telah bekerja sama, dengan jumlah kandidat 47 ribu orang. Sebanyak tujuh ribu kandidat telah menjadi anggota prioritas dan 5 ribu orang sudah diterima oleh pemberi kerja.

“Pakaruto memiliki target untuk menambah kerja sama dengan pabrik di daerah Jawa Barat dan mencapai 100 ribu calon tenaga kerja terdaftar. Targetnya adalah 70% tenaga kerja terverifikasi bekerja,” tutup Cayadi.

Introducing RuangRawat, Caring Service Facility for Elders

Started developing its platform since December 2017, RuangRawat is in charge for customers in need of elders healthcare solution. RuangRawat’s solution works to facilitate nurses and elders needing health care or personal care at home.

Rio Febrian, RuangRawat‘s Founder, told DailySocial, aside from connecting nurses with patients, RuangRawat can as well save up the maintenance cost due to various options for patients based on financial ability.

Comfort becomes the number-one-priority of RuangRawat. Patients can get exclusive care by a nurse for one patient.

“Because we want to give equal spaces for everyone to have the best healthcare service in any time and locations. A space providing access for those who want the personal nurse in the easy, safe, and reliable way; space for nurses in getting paid based on performance; and space with mutual benefits for both patients and nurses,” he said.

In developing RuangRawat, Febrian supported by Nasrul Fatah and Ratna Suryani as Co-Founder. They run RuangRawat with pre-seed funding from Ministry of Research, Technology, and Higher Education’s Technology-Based Startup Company (PPBT) grant program in 2018 and currently in the incubation process under Universitas Indonesia’s Directorate of Business Innovation and Incubator (DIIB).

Since its commercial debut in March 2018, RuangRawat already has 76 verified patients and performed 297 types of assistance.

RuangRawat’s features

RuangRawat is now available in Android. There are 2 types of apps, for Patients and Partners. Features for patients include service options, nurses or nursing partners search, booking and payment, and patient’s medic report.

In terms of nursing partners, there are profile setting, location, and service types, including notification options to accept or decline the order. In the partner’s version, there’s a recap feature that allows nurses to monitor their income. They also capable to set the rates for individual nursing, start from IDR 50K per hour/shift/act.

A requirement for the nursing partners is to have a background in the field of nursing or health with a diploma or Certificate of Registration (STR) of Indonesian Health Workforce.

“RuangRawat Service targets 1000 nursing partners with total home services of 1690 transactions in the first year. Therefore, we’re currently seeking for advance funding of the venture capital,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Kelas.com Hadirkan Konten Belajar Eksklusif untuk Masyarakat Umum

Bertujuan untuk menghadirkan konten edukasi eksklusif secara online, Kelas.com resmi hadir di Indonesia. Startup edutech yang didirikan oleh CEO William Sutrisna ini menargetkan masyarakat umum yang ingin mendapatkan wawasan dan edukasi lebih secara online.

Di tahap awalnya, Kelas.com telah menggandeng tiga profesional untuk menjadi mentor, di antara Chef Juna (memasak), Ryan Ogilvy (make-up), dan Riomotret (fotografi). Selanjutnya Kelas.com akan menambah kategori kelas seperti, desain fesyen, jurnalisme, musik hingga kesenian asli Indonesia seperti gamelan, membatik, dan wayang.

“Pada dasarnya kami ingin menghadirkan mentor yang saat ini popular di kalangan masyarakat dan terbaik di bidangnya. Dengan alasan itulah Kelas.com didirikan,” kata William.

Disinggung apa yang membedakan video yang dibuat oleh Kelas.com dengan platform lainnya seperti Skillshare dan YouTube, William menegaskan, semua konten yang dihadirkan sudah terkurasi dan dipastikan belum pernah diunggah di platform lainnya. Dengan demikian pelanggan Kelas.com akan mendapatkan video eksklusif yang hanya tersedia di platform.

“Dengan menerapkan subscription fee, pelanggan bisa mendapatkan video edukasi selama satu tahun dari mentor. Ke depannya kami juga akan menciptakan konten baru dari mentor yang sama untuk pembahasan lebih mendalam,” kata William.

Kelas.com menargetkan per tahun bisa merekrut satu mentor dan menambah kelas pelatihan lebih banyak lagi dari berbagai kategori. Mengklaim telah mendapatkan pre registered sebanyak 10 ribu pengguna, targetnya Kelas.com bisa menambah 100 ribu pengguna lagi.

Telah mendapatkan pendanaan dari angel investor

Untuk memudahkan pelanggan dalam melakukan pembayaran, Kelas.com menyediakan pilihan melalui bank transfer dan kartu kredit. Biaya berlangganan yang dikenakan untuk pengguna ialah Rp490 ribu per tahun. Kelas.com juga berencana untuk menambah pilihan pembayaran melalui gerai Alfamart, OVO, dan Tcash.

Materi yang diajarkan oleh para mentor dapat diakses dalam bentuk video dengan durasi 2-5 jam setiap kelasnya. Selain itu ada pula workbook yang bisa diunduh sebagai latihan, agar bisa memahami teknik-teknik yang disampaikan lebih mendalam.

“Saat ini Kelas.com baru bisa di akses melalui situs saja, namun untuk memudahkan pengguna mengakses, kita juga memiliki rencana untuk meluncurkan aplikasi,” kata William.

Startup juga telah mendapatkan pendanaan dari angel investor lokal. Saat ini Kelas.com yang baru memiliki empat orang anggota tim, berharap bisa menjadi platform alternatif untuk masyarakat umum yang ingin mendapatkan edukasi secara informal.

Birru.id Bantu Perusahaan Tekan Pengeluaran dengan Platform “Video Meeting”

Didukung  perangkat yang memadai, cara bekerja di luar kantor jadi tren yang dilakoni banyak orang. Cukup terhubung dengan internet saja, dengan mudah terhubung dengan rekan kerjanya. Melihat potensi bisnis tersebut, Birru.id mencoba hadir dengan menawarkan solusi online meeting sesuai kebutuhan pengguna.

CEO Birru.id Baihaki Ageng Sela menuturkan, pihaknya melirik potensi ini lantaran saat ini terjadi efisiensi di dalam internal perusahaan untuk perjalanan dinas ke luar kota, khususnya bagi pegawai negeri sipil (PNS). Efisiensi tersebut tidak sejalan dengan kenaikan biaya perjalanan yang harus dikeluarkan setiap perjalanan dinas.

Kondisi ini “memaksa” karyawan untuk memanfaatkan platform video yang ada saat ini buat gelar rapat dengan rekan kerjanya di luar kota. Contoh layanan existing yang paling mendekati adalah Webex.

“Birru.id melihat adanya kebutuhan di situ. Kami lebih fleksibel, ada tailor made untuk menyesuaikan kebutuhan konsumen sebagai langkah yang kami siapkan untuk bersaing dengan layanan sejenis,” terang Baihaki kepada DailySocial.

Birru.id menawarkan sejumlah solusi, mulai dari platform komunikasi untuk internal perusahaan, white label platform dengan memanfaatkan data center on premise, dan solusi berbasis tailor-made untuk training, customer service, dan marketing.

Perangkat video meeting

Platform video meeting Birru.id memudahkan karyawan menggelar meeting dengan mudah, didukung perangkat screen sharing dan whiteboard tools agar lebih interaktif

Sesi video meeting sementara ini baru bisa diisi maksimal 12 peserta dalam satu waktu. Sebelum menggelar sesi, host yang ditunjuk dapat mengisi material entah berupa dokumen untuk foto yang nantinya dibahas saat video meeting dimulai.

Dokumen yang sudah diunggah tersebut dapat ditampilkan secara langsung ke seluruh peserta karena ada fitur screen sharing. Dokumen tambahan juga dapat diunggah di tengah-tengah video meeting.

Dalam screen sharing tersedia whiteboard  yang dilengkapi dengan tools lainnya untuk dicorat-coret dengan whiteboard tools yang sudah disediakan, mengetikkan langsung dalam whiteboard, atau mengetik lewat kotak chat. Dengan demikian jalannya video meeting dapat lebih interaktif karena seluruh peserta dapat berpartisipasi.

“Birru.id menyediakan tools itu papan tulis yang dapat dikontrol langsung oleh host. Setiap event yang sudah di-create di situs, dapat diikuti peserta cukup dengan memasukkan password saja.”

Target bisnis

Platform Birru.id telah digunakan oleh mitra sejak Juni 2018. Sebelumnya, Birru.id hadir karena ide awal yang muncul dari platform Natieva, situs untuk belajar Bahasa Inggris secara online.

Sejauh ini Birru.id dipakai Markplus.inc untuk online training, Tangsel Belajar untuk kursus bahasa Inggris online, manajemen sistem email, dan pendampingan online. Mitra lainnya adalah Dompet Dhuafa untuk kursus online secara gratis. Dari mitra tersebut, Birru.id mengantongi kurang lebih 500 orang pengguna terdaftar.

Baihaki melanjutkan, untuk tahun ini Birru.id masih hadir secara terbatas, belum untuk publik. Menyasar pasar B2B, seluruh layanan Birru.id dapat dinikmati secara gratis dan berlangganan untuk para korporat.

“Kami masih berbasis web, mau lengkapi layanan terlebih dahulu sebelum menghadirkan aplikasinya.”

Rencananya dalam tahun ini, dirinya dan tim akan memperbesar kapasitas video meeting jadi 50 orang. Berikutnya mengembangkan layanan private room dan membuat produk yang akan menyasar pengguna individu.

“Saat seluruh target tersebut sudah terealisasi baru kami akan meluncurkan aplikasi. Tahun depan kami akan mulai agresif daripada saat ini,” pungkasnya.

 

Mengenal RuangRawat, Layanan Penyedia Jasa Perawatan Lansia

Memulai pengembangan platform sejak Desember 2017 RuangRawat melayani pengguna yang membutuhkan solusi perawatan kesehatan orang lanjut usia (lansia). Solusi RuangRawat bekerja membantu mempertemukan perawat dengan pasien lansia yang membutuhkan pendampingan kesehatan dan atau perawatan pribadi ke rumah.

Founder RuangRawat Rio Febrian kepada DailySocial menceritakan, selain bisa membantu mempertemukan perawat dan pasien, RuangRawat juga bisa menjadi solusi untuk menghemat biaya perawatan karena pasien dapat memilih sendiri perawat pribadi yang sesuai dengan kemampuan finansial masing-masing

Faktor kenyamanan pasien menjadi salah satu yang diprioritaskan RuangRawat, kerena pasien bisa mendapatkan perawatan ekslusif satu perawat melayani satu pasien.

“Karena kami ingin memberikan ruang yang sama bagi siapa pun untuk mendapatkan layanan perawat kesehatan terbaik kapan pun dan di manapun. Ruang yang menyediakan akses bagi siapa pun untuk mendapatkan perawat yang mudah, aman, dan terpercaya; ruang bagi perawat mendapatkan penghasilan sesuai kinerjanya; dan ruang yang saling memberikan keuntungan satu sama lain bagi pasien dan perawat,” terang Rio.

Dalam mengembangkan RuangRawat, Rio didukung Nasrul Fatah dan Ratna Suryani sebagai Co-Founder. Ketiganya menjalankan RuangRawat dengan modal pendanaan tahap awal pre-seed dari program hibah PPBT (Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2018 dan saat ini mengikuti proses inkubasi di bawah naungan Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) Universitas Indonesia.

Sejak mulai beroperasi secara komersil pada Maret 2018, RuangRawat telah memiliki 76 mitra rawat terverifikasi dan telah melayani 297 jenis perawatan.

Fitur-fitur RuangRawat

RuangRawat saat ini sudah tersedia dalam bentuk aplikasi Android. Ada dua jenis aplikasi yang disediakan, pertaa aplikasi Pasien dan aplikasi Mitra. Fitur-fitur yang ada di aplikasi pasien antara lain adalah fitur pilih pelayanan, fitur pencarian mitra rawat atau perawat, fitur pemesanan dan pembayaran, hingga laporan medis pasien.

Sedangkan untuk aplikasi mitra rawat terdapat fitur pengaturan profil, lokasi, hingga jenis layanan. Ada juga fitur notifikasi dan pilihan apakah menerima pesanan atau tidak. Di dalam aplikasi mitra rawat juga terdapat fitur rekap pendapatan yang memudahkan perawat memonitor pendapatan. Perawat juga dimungkinkan menentukan tarif layanan perawatan sendiri, mulai dari Rp50.000 per jam per shift atau per tindakan perawatan.

Untuk bisa terdapat sebagai mitra rawat perawat harus memiliki latar belakang pendidikan di bidang perawatan atau kesehatan yang dibuktikan dengan ijazah atau Surat Tanda Registrasi (STR) Tenaga Kesehatan Indonesia.

“Layanan RuangRawat menargetkan 1000 mitra rawat dengan jumlah layanan perawatan kesehatan di rumah sebanyak 1690 transaksi pada tahun pertama. Oleh karenanya hingga saat ini kami terus berupaya mendapatkan pendanaan tahap lanjutan dari venture capital,” terang Rio.

Application Information Will Show Up Here

Periksa.id Sajikan Produk SaaS Manajemen Layanan Kesehatan

Di tengah pesatnya digitalisasi layanan publik, Periksa.id hadir sebagai startup pengusung produk Software as a Services (SaaS) di bidang kesehatan. Menyasar segmen B2B, Periksa.id melayani klien dari kalangan Unit Pelayanan Kesehatan (UPK), termasuk rumah sakit dan klinik kesehatan. Dengan sistem berbasis web, aplikasi Periksa.id dapat diakses dokter, perawat, petugas rekam medis, apoteker dan petugas lainnya guna mengelola manajemen pelayanan kesehatan.

Sejak berdiri pada November 2017, layanan teknologi kesehatan (healthtech) tersebut sudah melayani UPK di berbagai wilayah Jakarta. Saat ini startup masih berjalan dengan bootstrapping, mengandalkan pendapatan dari biaya berlangganan layanan. Visi utama Periksa.id adalah meningkatkan kapabilitas layanan kesehatan dengan data, didukung enam fitur utama yang saat ini ada di aplikasi.

Fitur Periksa.id
Fitur utama di aplikasi Periksa.id

“Periksa.id merupakan paket lengkap untuk mengelola kegiatan di UPK, mulai dari pemesanan dan pendaftaran pasien online, rekam medis digital, resep digital, inventory management, billing system, hingga modul lainnya seperti rawat inap dan laundry. Periksa.id dapat menerima customize form untuk unit pelayanan kesehatan untuk peningkatan akreditasi,” ujar Co-Founder & COO Periksa.id Indri Hardianti.

Periksa.id dijajakan dalam bentuk berlangganan. Mengingat masing-masing UPK memiliki kebutuhan spesifik, Periksa.id juga memberikan layanan kustomisasi fitur, migrasi data, serta dukungan teknis di implementasi awal. Yang terpenting, ada jaminan privasi data, mengingat data rekam medis tidak boleh digunakan dan diakses sembarangan.

“Ide awal bermula dari blessing in disguise dari proyek yang tidak dibayarkan. Karena punya tanggung jawab membayar tim, founder saat itu mencari celah. Ia melakukan survei sistem manajemen fasilitas kesehatan di daerah Jabodetabek. Hasilnya 9 dari 10 UPK masih memiliki hambatan untuk mengembangkan bisnisnya. Kemudian 2016 founder memutuskan mengembangkan lebih jauh aplikasi yang tidak dibayarkan tadi (mengemas menjadi Periksa.id ) dan menawarkan kepada rumah sakit dan klinik,” terang Indri menceritakan awal pendirian startup.

Aplikasi Periksa.id
Penerapan layanan Periksa.id dalam sebuah UPK di Jakarta / Periksa.id

Selain Indri, ada rekan co-founder lainnya yang juga menjadi CEO, yakni Sutan Imam Abu Hanifah. Tahun ini pihaknya mengharapkan dapat segera menemukan investor untuk mengakselerasi bisnis.

“Kami berharap dengan adanya funding, tim Periksa.id bisa dengan cepat memenuhi market demand. Karena saat ini kami masih kurang dalam pembiayaan operasional dan resources untuk hands-on klien. Kami membatasi gerak untuk memperluas pasar dengan cepat. Target selanjutnya adalah pengembangan mobile apps untuk memudahkan penggunaan,” lanjut Indri.

Tim Periksa.id juga cukup optimis terhadap pangsa pasar.  Menurutnya industri healthtech akan berkembang signifikan dalam beberapa waktu ke depan, tak heran jika startup dan investor juga banyak yang melirik lanskap ini. Dengan terus memfokuskan pada fitur dan layanan yang komprehensif, Periksa.id yakin dapat selalu terus dipercaya UPK untuk membantu dalam mengorganisir kebutuhan manajemennya.