Tips Memantau Bisnis Kompetitor Lewat Internet

Apakah Anda pernah berharap bisa secara terus-menerus memantau pergerakan kompetitor? Tentu saja bisa, Anda bisa melakukan ini dengan cara yang legal. Berkat bantuan teknologi internet, memberi banyak kesempatan untuk para pengusaha kecil belajar bagaimana mendorong pertumbuhan bisnis dari kompetitor.

Artikel ini akan membahas lebih dalam apa saja tips yang perlu Anda terapkan dalam memantau bisnis kompetitor. Berikut rangkumannya:

1. Pasang notifikasi email Google

Cari tahu informasi terbaru tentang bisnis kompetitor hingga karyawan dan produknya dengan memasang notifikasi di Google Alerts. Dengan demikian, Anda akan selalu terinformasi secara real time ketika ada siaran pers, artikel atau situs yang menyebut nama perusahaan, notifikasi bisa Anda atur sesuai keinginan. Untuk menjaga kotak masuk email Google Anda tidak membludak, pastikan membaca instruksi dan tips yang berada di sisi kanan laman Google Alerts.

2. Follow semua akun di media sosial

Cari tahu tentang produk baru kompetitor, kapan akan dirilis, dengan memantau mereka lewat akun media sosial, seperti Twitter, Facebook, LinkedIn, Google+, dan Instagram. Jika Anda tahu beberapa karyawan dari perusahaan kompetitor, cari tahu akun mereka di media sosial dan jangan lupa klik tombol “follow.”

Kemudian, pelajari apa yang bisa perusahaan Anda lakukan untuk persaingannya, perhatikan siapa saja orang-orang yang mem-follow akun terebut, percakapan apa yang sering disebut mereka, dan lain sebagainya. Lalu cari tahu apakah Anda bisa membangun koneksi dengan para pengikutnya.

3. Mencari nama perusahaan lewat mesin pencari online

Gunakan Google, Facebook, YouTube, Bing dan Yahoo untuk mencari nama-nama perusahaan yang ingin Anda pantau, jenis produk atau jasa apa saja yang mereka jual. Lihat di mana perusahaan tersebut muncul didalam daftar pencarian dan deskripsi yang muncul.

Deskripsi tersebut memberikan Anda gambaran siapa target pasar mereka, atau apa yang mesin pencari anggap penting tentang halaman mereka. Ketika Anda ingin melakukan tip ini, lebih baik pakai akun anonim. Hal ini akan membantu mencegah mesin pencari untuk menebak-nebak apa yang Anda pikirkan berdasarkan pencarian sebelumnya.

Jika Anda ingin mengawasi kompetitor lokal, pastikan untuk memasukkan lokasi dalam pencarian, mulai dari nama kota, kabupaten atau informasi geografis lainnya yang diikuti produk dan jasa yang mereka jual. Apabila hasil pencarian menunjukkan kompetitor berada di posisi teratas, sementara Anda tidak, perhatikan mesin pencari apa yang digunakan kompetitor untuk situs mereka.

Lihat apa fokus di laman situs mereka, kata-kata yang digunakan, apakah nama, nomor telepon dan alamat ada di sana. Bagaimana komposisinya antara teks dengan gambar, lalu samakan dengan situs Anda. Jika mereka menggunakan YouTube, pantau kontennya, apa saja yang mereka gunakan untuk promosi dan siapa target pasarnya.

4. Cari informasi karyawan terpenting secara online

Apabila Anda tahu prinsip yang dianut kompetitor dan siapa karyawan terpenting mereka, pantau pergerakan mereka secara online. Ini akan membantu Anda mengetahui hal-hal apa yang mereka perbincangkan saat ini dan di masa lalu, hubungannya dengan rekan bisnis dari perusahaan lain, atau detil lainnya yang dapat membantu Anda memahami bagaimana mereka mendapatkan publikasi.

5. Temui vendor dan pelanggan

Perlahan-lahan membangun jaringan dengan para vendor dan pelanggan dari kompetitor bisa membawa informasi yang bernilai bagi Anda, dengan catatan Anda memanfaatkan informasi tersebut secara bijaksana. Kuncinya adalah Anda harus sedikit cerewet dan sering mengajukan pertanyaan.

Ketika Anda berbicara dengan vendor, lihat apakah mereka bisa memberi saran kepada perusahaan lain saat mempromosikan produk kompetitor. Jika seorang pelanggan menghubungi Anda dan menyebut nama kompetitor, tanyakan apa yang mereka pikirkan tentang kompetitor. Apakah pernah membeli barang mereka? Apakah mereka puas? dan bagaimana komparasinya dengan kualitas perusahaan Anda?.

5. Hadiri pameran dan seminar

Mendengarkan presentasi dari kompetitor, berbincang dengan peserta lain dan vendor akan memmbantu Anda dalam mendapatkan informasi yang tidak akan bisa didapatkan dari tempat lain. Ini bisa jadi strategi yang baik sekaligus buruk, jadi simpan baik waktu Anda, pilih pameran lokal yang tidak begitu makan kocek dan pasti bakal Anda datangi.

6. Mengandalkan otomasi dan alat web scraping

Alat seperti SpyFu merupakan tools berbayar yang erat hubungannya dengan Google Adwords. Alat ini cukup berguna untuk mengungkap informasi lebih lanjut tentang fokus kompetitor Anda karena alat ini mengungkapkan kata kunci yang “dibeli” oleh kompetitor, mana yang kata-kata organik untuk mesin pencari.

Informasi seperti ini akan memberi Anda pemahaman yang lebih baik dari istilah dan produk untuk persaingan bisnis ke depannya. Dari sini Anda bisa memutuskan apakah perusahaan perlu merubah situs, iklan, literatur produk yang bisa membuat perusahaan Anda jadi lebih kompetitif.

7. Bergabung dengan komunitas bisnis lokal

Jika ranah bisnis Anda bermain di sektor lokal, sebaiknya bergabung dengan salah satu atau beberapa komunitas bisnis dan rutin mengikuti pertemuan. Strategi ini akan membantu Anda dengan mudah melihat perkembangan bisnis kompetitor dan pemain bisnis baru di lingkungan Anda. Serta membuat bisnis Anda jadi lebih kompetitif dan mampu bertahan hidup.

Lima Cara Mendapatkan Mentoring dan Pendanaan dari Venture Capital di Silicon Valley

Silicon Valley hingga kini masih menjadi pusat pertumbuhan startup baru serta berkumpulnya para venture capital (VC) terbaik di Amerika Serikat. Meskipun saat ini sudah mulai banyak bermunculan VC dari mancanegara seperti Jepang, Belanda hingga Tiongkok, namun VC dari kawasan Silicon Valley masih menjadi tujuan utama semua startup secara global, termasuk Indonesia.

Permasalahannya adalah kebanyakan VC yang berasal dari Sillicon Valley hanya akan berinvestasi kepada startup yang memang berada disekitar kawasan tersebut. Hal tersebut tentunya menyulitkan startup di luar kawasan Siliocn Valley untuk menjangkau.

Cara paling efektif tentunya adalah dengan memindahkan lokasi startup Anda ke Silicon Valley, namun jika saat ini startup Anda belum memiliki dana yang cukup untuk melakukan cara tersebut, mungkin akan sangat berat untuk beranjak ke sana. Namun artikel berikut ini akan membantu Anda mencari cara terbaik untuk bisa mendapatkan mentoring hingga pendanaan dari VC di Silicon Valley.

Mengikuti program akselerasi/inkubator dengan mentor dari Silicon Valley

Salah satu kegiatan paling terjangkau tanpa harus langsung ke Silicon valley adalah dengan mengikuti kegiatan akselerator atau inkubator yang melibatkan mentor dari Silicon Valley di tanah air. Sudah banyak kegiatan yang bisa dipilih dan saat ini tersedia, di antaranya adalah Founder Institute, TechStars and Y Combinator. Kegiatan ini menyediakan pelatihan terbaik untuk startup, sekaligus memberikan peluang kepada Anda untuk bertemu langsung kepada investor terkait.

Mengahadiri konferensi teknologi di Silicon Valley

Saat ini sudah banyak acara teknologi, mulai dari eksibisi, konferensi hingga pertemuan kelas dunia yang digelar di Silicon Valley. Jika Anda berniat untuk berkenalan dengan VC dan penggiat startup yang berlokasi di kawasan tersebut, cara yang satu ini bisa dilakukan. Pilihlah konferensi atau acara yang paling sesuai, gunakan kesempatan tersebut untuk membuka jaringan, promosi sekaligus mendapatkan informasi agar bisa mendapatkan mentoring dan pendanaan dari VC di Silicon Valley.

Membuat video promosi yang menarik

Kebanyakan VC di Silicon Valley lebih tertarik untuk memberikan investasi kepada startup yang telah mengalami pertumbuhan yang baik. Dalam hal ini lebih kepada startup yang telah lama menjalankan bisnis. VC pada umumnya enggan untuk memberikan investasi kepada startup baru yang masih belum memiliki cukup pengalaman. Cara paling efektif yang bisa dilakukan adalah jangan terlalu memfokuskan kepada pendanaan, namun cara cari untuk Anda bisa mendapatkan konsultasi atau mentoring dari mereka.

Untuk itu buatlah video promosi atau perkenalan yang menarik dan temukan angel investor di Silicon Valley yang sesuai dengan startup Anda. Sampaikan video tersebut kepada mereka, dan jika mereka bersedia, cobalah kesempatan untuk mendapatkan mentoring terlebih dahulu, sebelum penggalangan dana dilancarkan.

Memperluas jaringan dengan angel investor dan entrepreneur

Jika Anda masih kesulitan untuk melakukan pertemuan dengan VC yang besar dan ternama di Silicon Valley, mulailah untuk melakukan pendekatan dengan angel investor hingga penggiat startup yang ada di Silicon Valley. Ciptakan relasi yang baik dan utarakan dengan jelas tujuan Anda kepada mereka, jika kesempatan terbuka untuk Anda, relasi atau kenalan yang sebelumnya sudah pernah bertemu dengan VC besar di Silicon valley, bisa membantu untuk mempertemukan Anda dengan mereka. Untuk itu binalah hubungan baik dengan para entrepreneur tersebut.

Membuka kantor cabang di Silicon Valley

Cara lain yang bisa dilakukan agar startup Anda bisa dikenal oleh VC di Silicon Valley, dengan memindahkan kegiatan pemasaran dan operasional ke kawasan tersebut. Tempatkan tim kecil di Silicon Valley, yang bertugas untuk melakukan kegiatan networking hingga pemasaran, sementara jalankan kantor Anda di negara tanah air seperti biasa. Untuk bisa melakukan rencana ini tentunya memiliki biaya yang cukup besar. Untuk itu sebelum Anda mulai melakukan kegiatan tersebut, pastikan startup memiliki cukup dana untuk menjalankan operasional di dua negara sekaligus.

Mengoptimalkan Strategi Pemasaran untuk Bisnis Rintisan

Salah satu tugas penting dalam perusahaan rintisan adalah memasarkan produk atau yang yang dimilikinya. Proses ini ada pada daftar apa yang harus dioptimalkan dalam startup untuk menumbuhkan bisnis. Masalahnya sebagai perusahaan rintisan dana yang dianggarkan untuk proses penasaran biasanya terbatas atau bahkan apa adanya.

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan bagi bisnis kecil atau rintisan untuk memaksimalkan strategi pemasaran.

Tentukan target akhirnya

Sama seperti strategi pada umumnya dalam menjalankan bisnis, strategi pemasaran butuh tujuan akhir yang ingin dicapai. Seperti kita mengemudikan kendaraan, kita pasti tahu ke mana tujuan kita dan di mana kita akan berhenti. Strategi pemasaran pun demikian. Butuh kejelasan tujuan yang ingin dicapai untuk bisa merancang strategi matang agar bisa sukses menapai target.

Tentukan target pemasaran

Menjadi rahasia umum, memetakan pengguna sangat penting dalam menjalankan bisnis. Dalam strategi pemasaran ini penting untuk bisa menyesuaikan strategi apa yang ingin dipakai. Variabel-variabel seperti jenis kelamin, umur, lokasi, kebiasaan berbelanja, brand favorit dan lain sebagainya harus bisa dipenuhi untuk melengkapi perhitungan-perhitungan strategi pemasaran. Akan sangat efektif jika kampanye pemasaran sampai pada target pengguna yang ingin dicapai.

Membangun tim

Untuk membantu menyukseskan strategi pemasaran yang dirancang, pastikan bisnis menyiapkan tim solid untuk merancang, membangun dan menjalankan strategi dengan baik. Lengkapi tim dengan orang-orang yang ahli di bidangnya. Jika memang ada beberapa anggaran tidak ada salahnya untuk mempekerjakan orang baru, baik itu untuk full time atau freelancer.

Membangun nilai-nilai dengan konten

Digitalisasi informasi membuat konten memegang peranan penting dalam membangun citra sebuah produk. Baik itu konten tulisan atau pun konten video yang sekarang mulai marak. Strategi pemasaran bisa dilengkapi dengan membuat konten yang menerangkan dan menggambarkan produk-produk dan solusi yang ditawarkan. Konten bisa menjadi sumber traffik ke situs resmi. Dari sana keterlibatan pengguna bisa ditingkatkan. Tapi perlu diingat, perlu kualitas, tidak hanya kuantitas.

Berhemat

Mungkin ini hal yang harus dilakukan oleh semua bisnis rintisan dalam mengorganisasi kampanye pemasaran yang efektif. Menekan pengeluaran. Hitung dengan pasti biaya yang harus dikeluarkan untuk pembuatan konten, ads dan channel pemasaran lain. Selalu bicarakan dengan tim dan cari alternatif jalan lain, cara lain yang lebih efektif dari segi pendanaan. Misalnya memanfaatkan fitur-fitur gratis atau trial.

Sebagai bonus, kami berikan 21 strategi marketing yang efektif untuk menjadi referensi ekstra.

Empat Kesalahan yang Kerap Dilakukan Pendiri Startup Baru

Mendirikan sebuah startup yang sukses tentunya merupakan impian bagi para pendiri. Bukan hanya ingin memberikan layanan atau produk yang berfungsi dengan baik untuk orang banyak, namun juga menciptakan lahan pekerjaan baru serta inovasi untuk membuat hidup lebih baik. Dari sekian banyak pendiri muda yang berhasil meraih kesuksesan, banyak juga para pendiri startup yang terpaksa gulung tikar karena tidak berhasil menjalankan bisnis.

Artikel berikut ini akan mengupas 4 kesalahan yang kerap dilakukan oleh pendiri startup yang baru memulai bisnis.

Menawarkan harga produk/layanan yang murah

Kecuali produk yang dijual adalah kategori produk atau layanan yang bisa dengan mudah dijual, memberikan harga yang ‘miring’ tampaknya sah-sah saja dilakukan. Namun lain halnya jika produk yang dijual adalah software SaaS, tentunya menjadi tidak tepat untuk mengikuti harga pasaran karena khawatir dengan produk yang tergolong niche dan sulit untuk dijual dengan mudah dan cepat.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencermati lebih dalam pada pasar yang ditargetkan. Jika sekarang Anda menjual kepada pelaku UKM, maka database pelanggan yang perlu dilihat mencakup dua hal:

  • Pelanggan setia yang telah menggunakan produk dalam waktu yang lama.
  • Pelanggan yang membayar produk  paling banyak atau Life Time Value (LTV) tertinggi.

Kemudian mulailah mencari kesamaan antara para pelanggan, seperti industri tertentu, lokasi, ukuran perusahaan dan mewawancarai para pelanggan (melalui survei atau telepon) untuk mencari tahu mengapa mereka memilih produk tersebut, kompetitor seperti apa yang mereka pilih dan bagaimana mereka mengartikulasikan masalah yang mereka alami sebelum menggunakan produk.

Gunakan informasi tersebut untuk menjadi dasar kegiatan pemasaran dan menargetkan penonton (melalui Facebook Ads), mendekati calon mitra dengan tipe pelanggan yang sama. Intinya adalah, awali target pasar dalam jumlah kecil terlebih dahulu, agar Anda bisa memberikan harga yang sesuai tanpa harus berkorban memberikan harga murah. Dari sana nantinya Anda bisa melebarkan target pasar, setelah pelanggan setia telah merasa cocok dengan produk yang Anda tawarkan dengan harga yang sesuai.

Melihat churn rate dari pada prediksi

Churn atau persentase subscriber/pengguna dari sebuah layanan yang tidak melanjutkan berlangganan dengan layanan atau produk dari startup. Jumlah dari churn atau churn rate tentunya menjadi krusial, karena agar startup bisa melakukan ekspansi, maka growth rate dari perusahaan (atau jumlah pelanggan baru yang berlangganan) harus melebihi churn rate. Salah satu kesalahan yang masih banyak dilakukan oleh pendiri startup baru adalah lebih memfokuskan kepada churn rate dibandingkan cara lain yang juga bisa untuk dilakukan yaitu melakukan prediksi.

Dalam sebagian besar bisnis Anda hanya perlu menemukan 1 atau 2 indikator yang paling penting dari churn dan mendapatkan angka lebih di depan dengan bersikap proaktif. Dan kebanyakan (tidak semua) kasus, Anda dapat menyimpan pelanggan tersebut dan memperbaiki masalah yang ada.

Apa cara paling sederhana untuk memprediksi churn jika Anda tidak ingin menyiapkan enterprise tools yang mahal dan melakukan banyak data capture? Mulailah dengan survei Net Promoter Score (NPS) dan secara manual tempatkan anggota tim Anda untuk menjangkau pelanggan yang memberikan penilaian (rating) yang rendah, kemudian segera selesaikan masalah tersebut. Dengan menerapkan survei NPS, secara perlahan churn rate Anda akan menurun secara signifikan dalam waktu yang cepat.

Tidak selarasnya tujuan pribadi dan bisnis

Kesalahan yang saat ini masih banyak dilakukan oleh pendiri startup adalah mengorbankan segalanya untuk membangun bisnis mereka, sementara ada cara pintar yang bisa dilakukan yaitu membuat rencana jangka panjang yang tepat. Kebanyakan pendiri startup membangun bisnis yang sukses secara finansial, tetapi tidak memiliki leverage, sehingga mereka terjebak dengan rutinitas dan tidak punya waktu untuk menikmati waktu istirahat.

Jika tujuan akhir Anda ingin membangun startup dengan 500 karyawan, maka langkah ideal yang wajib diambil adalah dengan menciptakan jajaran dewan penasihat yang terdiri dari para pendiri yang sebelumnya memiliki pengalaman menjalankan bisnis yang sukses. Dengan demikian Anda bisa belajar dari pengalaman mereka. Paling tidak jika pada akhirnya Anda berhasil memiliki sekitar 500 karyawan dan berencana untuk IPO dalam waktu 5 tahun ke depan, Anda sudah memiliki bekal dan informasi tambahan dari dewan penasihat.

Tidak menerapkan kegiatan pemasaran yang tepat

Kegiatan pemasaran yang tepat tentunya bisa mendorong proses akuisisi pelanggan lebih baik lagi. Langkah paling dasar yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan kanal pemasaran organik hingga berbayar seperti Facebook Ads, Google AdWords, kemitraan, email dan lainnya. Di sisi lain kegiatan pemasaran yang tepat adalah menciptakan relasi yang baik kepada pelanggan.

Menggunakan iklan berbayar di awal sah-sah saja dilakukan, nantinya ketika jumlah pelanggan sudah cukup banyak didapatkan, kegiatan pemasaran organik seperti growth hacking bisa diterapkan. Perkerjakanlah tim pemasaran yang menguasai bidangnya untuk bisa mengelola produk, penjualan serta melakukan delegasi kepada pendiri startup.

Tiga Cara Tepat Menemukan Nama untuk Startup

Pemilihan nama yang tepat untuk startup merupakan salah satu faktor pendukung dari kesuksesan startup dalam jangka panjang. Nama bisa mempresentasikan produk, layanan hingga teknologi yang tepat, bisa juga dengan mudah menjadi alat pemasaran bagi startup saat produk siap untuk diluncurkan. Untuk itu pastikan Anda menerapkan langkah yang benar saat memilih nama terbaik untuk startup.

Artikel berikut ini akan membahas tiga cara tepat yang bisa dilakukan, untuk pemilihan nama startup yang sesuai dan memiliki impact terbaik untuk startup.

Nama yang pendek namun mudah diingat

Jadi dari mana datangnya ide nama startup? Cara paling mudah tentunya mencari secara online, Anda akan menemukan daftar nama yang beragam. Yang perlu dicermati adalah ide nama bisnis tersebut biasanya akan membawa Anda untuk kemudian membeli nama domain untuk situs. Dengan demikian cara terbaik yang disarankan adalah temukan nama yang tepat untuk startup secara organik dan tidak mencarinya di internet.

Beberapa pendiri startup sengaja memilih nama bisnis yang abstrak atau yang terkesan unik. Dalam banyak kasus, hal ini tidak dianjurkan. Anda berisiko gagal untuk menarik pelanggan, jika mereka tidak dapat cepat memahami produk atau layanan apa yang Anda jual.

Pilihlah nama yang bisa menempel di pikiran orang, tetapi nama tersebut harus mudah diingat untuk alasan yang tepat, bukan karena dibuat-buat atau terkesan berlebihan, buruk atau sekadar konyol. Idealnya adalah buatlah nama yang pendek namun mudah diingat.

Lakukan riset pasar

Banyak pendiri startup khawatir saat hendak mendaftarkan nama startup. Jika Anda menggabungkan (yaitu membangun perusahaan swasta), Anda tidak dapat mendaftarkan nama bisnis yang sudah digunakan. Selain itu, perusahaan swasta (PT) dapat menggunakan ‘PT’ atau ‘Ltd’ (bagi perusahaan terbatas publik) di nama mereka. Cari tahu terlebih dahulu secara online dan lihatlah nama-nama PT yang sudah ada, sebelum Anda mendaftarkan nama perusahaan.

Anda harus ingat bahwa jika nama bisnis Anda menyebabkan pelanggan menjadi bingung dengan nama lain yang terlihat serupa,  akan berisiko untuk perusahaan dan merupakan pelanggaran. Lebih baik untuk membuat nama bisnis Anda berbeda. Untuk itu sebelum mendaftarkan nama  perusahaan, lakukan riset pasar terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah nama bisnis pilihan Anda sudah digunakan.

Uji coba kepada kalangan terdekat

Tanyakan pada diri sendiri apakah nama potensial mudah untuk dikatakan dan dieja melalui telepon atau online. Hindari nama yang panjang, kata-kata yang aneh dan ejaan yang tidak biasa. Periksa apakah nama domain yang sesuai masih tersedia. Juga pertimbangkan bagaimana nama Anda akan terlihat di alamat email, materi pemasaran dan signage.

Jika Anda berencana untuk melakukan penjualan ke luar negeri, periksa nama bisnis Anda dalam bahasa Inggris terlebih dahulu, agar tidak terdengar menyinggung atau tidak pantas dalam bahasa asing. Dan pastikan bahwa nama tersebut dapat dengan mudah dibaca dan dipahami oleh orang asing.

Bila Anda telah menemukan nama bisnis yang tepat, cobalah kepada lingkungan terdekat seperti pada teman-teman dan keluarga. Jika mereka memberikan feedback positif terkait nama yang telah Anda pilih, artinya telah diterima dengan baik oleh publik dan bisa Anda gunakan.

Tiga Kategori Penentu Keberhasilan Pitch Deck Startup

Sebelum Anda bersiap melakukan pitching kepada investor, baiknya cermati terlebih dahulu konten pitch deck yang Anda susun. Apakah sudah memuat penjelasan serta data pendukung untuk presentasi? Idealnya slide atau halaman untuk pitch deck maksimal 10 slide saja. Hindari untuk membuat terlalu banyak slide ketika sedang melakukan pitching kepada investor. Hal tersebut wajib diperhatikan untuk startup yang masih dalam early-stage.

Artikel berikut akan menjelaskan tiga hal yang wajib dicantumkan dalam pitch deck, yaitu informasi soal tim, produk dan traksi. Jika Anda pendiri startup bisa merangkum semua, akan melengkapi pitch deck Anda.

Anggota tim

Awali presentasi Anda dengan informasi singkat yang berisikan tentang, layanan atau produk apa yang ingin Anda hadirkan, kemudian tunjukkan kredibilitas tersebut dalam tampilan beberapa slide. Berikan informasi singkat tentang anggota tim, pengalaman bekerja di startup sebelumnya, latar belakang pendidikan, siapa saja mentor atau penasihat Anda selama ini.

Jika Anda tidak memiliki pengalaman atau kisah sukses yang cukup untuk diceritakan dalam pitch deck, tempatkan founder story tersebut di bagian akhir presentasi. Yang perlu dicermati adalah untuk selalu menuliskan pengalaman Anda sebagai pendiri dalam pitch deck.

Produk

Halaman berikut menjadi faktor penentu dari keberhasilan sebuah presentasi. Untuk itu jangan lupa memasukkan informasi di pitch deck berupa jenis produk atau layanan yang akan dibuat, apa yang membuat produk atau layanan tersebut menjadi inovasi terkini, apakah produk tersebut memiliki potensi untuk mengalami pertumbuhan (product/market fit), siapa target pasar Anda, estimasi atau ukuran dari target pasar, apakah Anda memiliki hak paten atau hak cipta.

Yang perlu diperhatikan adalah jika produk atau layanan yang bakal Anda hadirkan bergantung pada kemitraan, wajib untuk mempertimbangkan kembali. Karena pada umumnya kemitraan kebanyakan tidak berjalan dengan baik dan berakhir gagal. Untuk itu pastikan Anda telah memperoleh kredibilitas terkait dengan produk yang dimiliki, agar bisa memperkuat kemitraan.

Traksi

Hal berikut menjadi tujuan utama dari sebuah produk atau layanan yang bakal dihadirkan. Sebaik apa pun produk atau layanan yang dimiliki, tidak akan berhasil tanpa adanya traksi. Untuk itu tampilkan traksi serta keunggulan kompetitif, bukti yang menyatakan bahwa model bisnis bekerja dengan baik dan bisa untuk scale up.

Berikan pula rencana eksekusi level tertinggi, pastikan Anda mendapatkan data CAC (customer acquisition cost), tampilkan MRR (monthly recurring revenue), metrik pelanggan yang puas (seperti testimoni, ulasan di blog atau platform lainnya yang relevan) serta MoM (month over month), dan yang terakhir ROI (return on investment).

Investor tahap awal akan mencari pengenalan pola, lanskap kompetitif dan indikator lain dari keberhasilan atau kegagalan. Hal tersebut bisa membantu untuk menampilkan ekosistem tempat startup Anda tidak hanya bertahan, tapi mengalami pertumbuhan yang baik.

Saat ini masih banyak startup tahap awal yang belum bisa merangkum tiga kategori utama tersebut, untuk itu fokuskan salah satu dari ketiga kategori saja, apakah itu anggota tim, traksi dan produk. Pastikan pertemuan pertama serta kesempatan untuk presentasi dengan investor, menjadi pengalaman yang berkesan bagi Anda pendiri startup dan investor.

Lima Mitos Salah tentang Kegiatan Pemasaran Startup

Tujuan utama seorang pendiri startup adalah menciptakan sebuah produk yang berguna untuk orang banyak. Ketika produk tersebut telah diciptakan, langkah selanjutnya adalah memperkenalkan produk tersebut ke publik dengan harapan bakal menuai banyak masukan hingga pujian. Lantas bagaimana ketika produk telah berhasil diluncurkan dan Anda sebagai pendiri mendapat begitu banyak pujian hingga pengguna yang loyal, namun pertumbuhan startup terlihat nampak lambat dan startup pun mulai kehabisan uang.

Salah satu kesalahan yang banyak dilakukan oleh pendiri startup terkait masalah tersebut adalah terlambatnya melancarkan kegiatan pemasaran di awal dan cenderung memilih menunggu hingga produk siap diluncurkan. Artikel berikut akan mengupas mitos yang salah terkait dengan kegiatan pemasaran di awal masa pertumbuhan startup.

Kegiatan pemasaran terkesan curang

Ada mitos yang  menyebutkan, peraturan pertama tentang growth hacking adalah tidak selalu membicarakan tentang growth hacking. Sebuah startup sah-sah saja untuk tidak menyebutkan strategi growth hacking apa yang bakal diterapkan, namun tidak disarankan untuk memberikan jawaban yang terkesan klise seperti “kami sedang membuat produk yang bakal mengguncang dunia”. Hingga kini masih banyak CEO dan pendiri startup yang beranggapan produk yang bagus akan berkembang secara organik, sehingga kegiatan pemasaran yang masif tidak perlu dilancarkan. Namun pada akhirnya produk yang baik wajib didukung oleh kegiatan pemasaran yang tepat.

Kegiatan pemasaran dilancarkan usai produk diluncurkan

Jika sebagai pendiri startup Anda masih percaya kegiatan pemasaran baiknya dilakukan usai produk diluncurkan, hal tersebut akan menimbulkan efek negatif jangka panjang untuk pertumbuhan startup Anda. Menjadi hal yang krusial untuk senantiasa melakukan kegiatan pemasaran di awal bahkan jauh sebelum produk siap diluncurkan. Langkah sederhana yang bisa dilakukan adalah melakukan pendekatan dengan komunitas, membina hubungan baik dengan mitra terkait, mulai menciptakan relasi dengan media hingga aktif menghadiri kegiatan pameran, eksibisi dan acara yang pastinya relevan dengan startup Anda.

Pekerjakan tim pemasaran sejak awal

Dibutuhkan waktu, tenaga serta kreativitas yang cukup untuk bisa melancarkan kegiatan pemasaran yang tepat. Untuk itu pekerjakanlah tim pemasaran yang tepat dan memiliki kemampuan cukup untuk menjalankan tugasnya. Jangan tunggu hingga produk usai diluncurkan hingga akhirnya Anda seorang pendiri memutuskan untuk mencari kandidat tim pemasaran. Idealnya adalah tim pemasaran wajib disiapkan sejak awal dan sebelum produk dirilis kepada publik.

Kegiatan pemasaran yang terlalu awal akan mematikan startup

Faktanya adalah kegiatan pemasaran yang telah disiapkan sejak awal bisa membantu startup menampung semua feedback dari pengguna yang sejak awal mungkin sudah tertarik untuk mencoba atau melihat produk dari startup. Dengan memposisikan tim pemasaran tersebut, bisa menjadi front liner yang membantu calon pelanggan untuk mengerti, mengedukasi pasar hingga layanan pelanggan untuk startup.

Membutuhkan waktu yang lama untuk mempekerjakan tim pemasaran

Kesalahan yang saat ini masih banyak dilakukan pendiri startup adalah kurangnya kepercayaan serta enggan untuk berbagi ide serta visi kepada tim yang lain, dalam hal ini adalah tim pemasaran. Masih banyak pendiri startup yang merasa semua visi dan misi hingga model bisnis hanya bisa diungkapkan oleh pendiri hingga CEO, sehingga membatasi tim pemasaran untuk membantu kegiatan promosi tersebut. Idealnya adalah limpahkan semua tanggung jawab dan tugas terkait dengan kegiatan pemasaran kepada tim pemasaran, dengan demikian Anda bisa lebih fokus dengan produk dan tidak terganggu dengan kegiatan pemasaran.

Lima Alasan Startup Bukan Hanya untuk Kalangan Millennial

Startup sudah menjadi ladang pekerjaan untuk kalangan millennial, karena model bisnis dan teknologi terkini yang ditawarkan. Namun demikian agar startup bisa tumbuh dengan baik, ada baiknya untuk turut merekrut tenaga profesional dalam tubuh organisasi startup. Salah satu kalangan yang direkomendasikan adalah perempuan yang usianya sudah matang dan memiliki pengalaman cukup untuk bergabung dalam startup.

Artikel berikut ini akan mengupas 5 alasan, mengapa perempuan profesional yang berusia di atas 40 tahun penting untuk menjadi bagian dari startup.

Inovatif dan efisien

Pengalaman yang cukup serta kemampuan untuk bekerja dan mengatur tugas yang ada, merupakan skill yang pada umumnya dimiliki oleh perempuan profesional yang berusia di atas 40 tahun. Mereka sudah terbiasa melakukan koordinasi dengan rekan kerja hingga atasan, sehingga mampu untuk membuat inovasi sekaligus menjalankan pekerjaan secara efisien. Seperti yang diungkapkan oleh Akademisi, Researcher, Penulis dan Entrepreneur Vivek Wadhwa.

“Older entrepreneurs are just able to build companies that are more advanced in their technology and more sophisticated in the way they deal with customers.”

Perempuan = hasil

Perusahaan yang dipimpin oleh perempuan dewasa, pada umumnya mampu mengungguli perusahaan lain dan memiliki hasil yang sangat baik. Mengapa? Karena tim yang beragam membuat keputusan yang lebih baik. Perusahaan harus mencakup semua jenis kelamin, dari latar belakang sosial ekonomi, profesional dan pendidikan yang bervariasi. Apakah itu kalangan millennial atau kalangan lebih tua yang memiliki pengalaman kerja.

Beberapa studi menunjukkan bahwa untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari keragaman jenis kelamin, perusahaan harus memiliki setidaknya 3 perempuan dalam posisi kepemimpinan. Jika itu terjadi, mengapa tidak membawa seorang perempuan mapan dalam jajaran direksi.

Menghargai waktu

Perempuan di usia matang pada umumnya telah terbiasa untuk melakukan pekerjaan secara tepat waktu. Selain itu mereka juga memiliki kemampuan untuk menentukan prioritas, bisa melakukan kolaborasi dengan banyak orang dan mampu untuk mengurangi hal-hal yang berlebih atau tidak diperlukan. Semua skill tersebut terbilang krusial dalam hal penentuan kesuksesan startup.

Berpengalaman

Perempuan usia di atas 40 tahun memahami berbagai pengalaman hidup dan demografi penting untuk keberhasilan startup. Mulai dari perempuan muda usia 20-an hingga ibu-ibu yang bekerja. Selain itu, sebagai perempuan dewasa, mereka cenderung menjadi pengasuh anggota keluarga yang lebih tua. Pengalaman ini tidak hanya membantu mereka berempati dengan orang banyak, namun juga dapat membantu startup membangun aplikasi baru untuk target pasar tersebut.

Mentor dan advokat

Manfaat lain yang bisa didapatkan dengan merekrut perempuan yang usianya di atas 40 tahun adalah kemampuan mereka untuk menjadi mentor untuk perempuan muda dan kalangan lainnya. Karena industri teknologi masih dikenal dengan ketidaksetaraan gendernya, menjadi hal yang penting bagi perempuan muda untuk menemukan mentor, tokoh panutan dan pendukung yang membantu menavigasi karier mereka. Namun yang lebih penting adalah membantu advokasi mereka dari posisi tertinggi. Perempuan di atas 40 tahun adalah yang ideal untuk mengambil peran ini, untuk kemudian mempersiapkan generasi pemimpin di industri teknologi.

Penelitian demi penelitian menunjukkan bahwa tim yang beragam mampu membuat keputusan yang lebih cerdas (dan lebih menguntungkan). Tanpa meninggalkan anggota tim dari berbagai kelompok umur di tim Anda.

Pagelaran “BCA Socialpreneur” Ajak Mahasiswa Pahami Kewirausahaan Sosial

Bank Central Asia (BCA) bekerja sama dengan Senat Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya akan menyelenggarakan BCA SOCIALPRENEUR. Membawakan tema “Improving the Quality of Life” acara tersebut akan diselenggarakan pada 2 Maret 2017 mendatang. Terdapat dua agenda utama sebagai rangkaian dari acara, yakni seminar dan lomba business model canvas.

Di sesi seminar akan dihadirkan tiga pemateri, yakni CEO WeCare.id Gigih Septianto, Director Nazava Liesselotte Heederik dan perwakilan dari British Council. Diharapkan dengan pemaparan dari para narasumber tersebut akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang social-entrepreneurship, baik dari sisi konsep ataupun cara merealisasikannya.

Menyambut acara ini, Rektor Unika Atma Jaya A Prasetyantoko mengatakan:

“Social entrepreneurship adalah sebuah konsep yang relatif baru dengan memandang bisnis konvensional melalui dimensi yang berbeda. Artinya, selain membangun bisnis yang bisa dipertanggungjawabkan secara manajerial tetapi orientasinya tetap pada sosial.”

Menurut Cynthia, sebagai ketua penyelenggara acara ini, saat ini social entrepreneurship dapat menjadi peluang bisnis yang baik untuk dijalankan, karena di saat bisnis lain melakukan eksploitasi terhadap sumber daya dan meresahkan masyarakat, para wirausahawan sosial justru mengembangkan bisnis yang ramah lingkungan serta dapat menyejahterakan dan menguntungkan masyarakat, terutama masyarakat kecil.

“Acara ini juga sebagai media pembelajaran bagi masyarakat umum dan mahasiswa tentang kewirausahaan sosial dan perannya sebagai alternatif solusi mengatasi masalah kebangsaan,” imbuh Cynthia.

Ditargetkan untuk mahasiswa, acara ini diharapkan mampu memicu pengembangan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan permasalahan di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan. Serta membuka peluang bisnis baru yang dapat menyejahterakan masyarakat.

Web_Poster_Socialpreneur


Disclosure: DailySocial merupakan media partner acara BCA SOCIALPRENEUR.

Menentukan Ide Startup yang Tepat

Sebelum Anda memutuskan bahwa ide yang dimiliki saat ini adalah ide startup, ada baiknya untuk mencermati dengan baik definisi yang tepat serta perbedaan dari ide startup dan ide bisnis. Saat ini masih banyak pendiri dan pemilik usaha yang masih belum mengenali dengan jelas apa itu ide startup dan ide bisnis.

Dalam artikel berikut ini akan dibahas apa saja yang menjadi kategori dari ide startup dan tentunya perbedaan dari ide bisnis.

Ide bisnis vs ide startup

Entrepreneur kontroversial asal Amerika Serikat Peter Thiel mengkategorikan perbedaan tersebut sebagai berikut. Ide bisnis adalah ketika kegiatan atau rutinitas sehari-hari yang bisa dengan mudah dijalankan tanpa harus terkendala dengan proses validasi. Misalnya menjual makanan, pakaian dan keperluan lainnya. Produk tersebut bisa dengan mudah dijual tanpa memanfaatkan teknologi dan mengganggu industri lainnya, hal tersebut merupakan ide bisnis.

Sementara untuk ide startup adalah inovasi terbaru yang kebanyakan memanfaatkan teknologi, sulit untuk diterima saat awal dan memerlukan waktu dan tenaga yang cukup banyak untuk mendapatkan validasi.

Ciri-ciri ide startup:

  • Mampu untuk mengembangkan model bisnis mereka setelah peluncuran, bahkan bertahun-tahun kemudian.
  • Dapat melakukannya karena pertumbuhan yang cepat, dengan memanfaatkan uang dari investor.
  • Hal ini membuat startup cocok untuk memecahkan masalah besar yang penting dengan melakukan hal-hal dengan cara yang sama sekali baru, dibandingkan membuat kemajuan tambahan.
  • Menurut Thiel, salah satunya adalah horisontal (seperti globalisasi, dengan skala yang luas dan apa yang sudah ada), yang lain adalah vertikal (seperti teknologi, berupa cara baru dalam melakukan sesuatu).
  • Menurut Peter Thiel, manfaat dari membangun startup adalah bahwa hal itu dapat dilakukan, jika berhasil, berubah menjadi monopoli, yang menjamin keuntungan untuk waktu yang lama, yang kemudian dapat digunakan untuk menciptakan lebih banyak kemajuan vertikal.

Ciri-ciri kunci monopoli:

Teknologi eksklusif. Ini tidak harus menjadi perangkat lunak atau perangkat keras, itu juga bisa menjadi hasil dari besar, desain terpadu (seperti iPad), tapi apa pun yang Anda lakukan harus setidaknya 10 x lebih baik daripada solusi yang sudah ada atau menggantinya sama sekali.

Efek jaringan. Dengan setiap pengguna tambahan, produk seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, Xbox Live, Reddit dan lainnya menjadi sedikit lebih menarik bagi pengguna, yang belum mencoba produk sebelumnya. Semakin besar jaringan, semakin besar nilai untuk setiap individu.

Scale untuk ekonomi. Proses scale harus menjadi fokus sejak hari pertama. Startup Anda harus tumbuh lebih kuat dan lebih besar, karena biaya tetap turun. Sebuah rantai restoran pizza sulit untuk melakukan proses scale sementara software jauh lebih mudah.

Branding. Sebuah merek yang baik menguatkan efek monopoli, karena membuat sudut pandang yang unik terlihat oleh orang banyak. Namun sebuah merek tanpa didukung dengan produk yang bagus akan menjadi sia-sia.

Untuk mengetahui apakah ide startup Anda bernilai:

  • Tanyakan pada diri Anda jika apa yang Anda ciptakan adalah terobosan teknologi terbaru.
  • Pikirkan waktu yang tepat untuk meluncurkan produk
  • Jawaban pertanyaan ini: “Jika saya mendedikasikan semua waktu dan uang untuk produk atau layanan dan berakhir gagal, apakah masih tetap berharga?

Setidaknya 75% startup gagal. Dari startup yang bertahan, 75% telah menerima investasi. Tentukan dengan tepat ide startup yang bakal berfungsi, dibutuhkan dan disukai pengguna. Jika hal-hal tersebut telah Anda temukan, proses selanjutnya untuk membangun yang sarat dengan tantangan dan kendala, akan berakhir dengan baik dan sesuai rencana dari ide startup yang benar.