Tiga Cara Tepat Mendapatkan Traksi Startup

Dalam dunia startup traksi menjadi acuan keberhasilan sebuah startup menjalankan bisnisnya. Traksi yang baik menunjukkan potensi serta masa depan dari startup, yang tentunya mampu memberikan kesan yang baik kepada pihak terkait, dalam hal ini adalah investor. Traksi juga menjadi validasi bahwa layanan atau produk disukai oleh konsumen.

Namun demikian definisi traksi yang sebenarnya bukan hanya kepada pendapatan, profit atau meningkatnya jumlah konsumen atau pengguna, terdapat hal-hal lain yang bisa menunjukkan startup Anda memiliki traksi yang positif. Intinya adalah jika startup Anda bisa memberikan layanan atau produk yang memiliki nilai maka konsumen pasti akan menyukainya, namun jika startup Anda tidak bisa menyediakan nilai tersebut, produk atau layanan Anda akan kurang diminati oleh konsumen.

Artikel berikut ini akan membahas 3 faktor penunjang meningkatkan traksi startup agar bisa bertahan dan menjalankan bisnis dengan baik.

Formasi

Ketika ide dan model bisnis telah Anda temukan idealnya adalah melakukan langkah awal agar nantinya saat proses penggalangan dana dan kegiatan pemasaran dilakukan, Anda telah siap dan memiliki materi yang bisa dipresentasikan.

Salah satu langkah awal yang wajib dilakukan adalah, membuat situs dan jadikan situs tersebut sebagai platform untuk promosi, informasi terhadap produk atau layanan yang akan Anda hadirkan. Jangan lupa lakukan validasi dan pastikan bahwa Anda telah memiliki target pasar yang tepat. Jika sebelumnya Anda tidak melakukan langkah awal ini, akan berpengaruh kepada bagaimana Anda menjalankan bisnis. Persiapan di awal merupakan pertanda bahwa Anda siap dan menguasai bisnis Anda.

Pelanggan

Jika saat ini Anda telah memiliki pengguna aktif jangan terlalu cepat puas, karena yang perlu Anda perhatikan adalah berapa banyak pengguna aktif Anda yang bersedia membayar secara rutin terhadap layanan atau produk yang Anda tawarkan. Jika saat ini Anda belum banyak memiliki pelanggan berbayar, artinya produk atau layanan Anda belum cukup maksimal. Pelanggan yang berbayar dalam jumlah yang cukup besar dan terus meningkat, bisa membantu Anda mendapatkan traksi, artinya Anda pun tidak harus melakukan penggalangan dana kepada investor.

Banyak cara yang bisa dilakukan startup untuk membuktikan bahwa produk atau layanan telah memiliki cukup banyak pelanggan melalui testimoni. Namun demikian testimoni yang cukup banyak dimuat di situs, bukan berarti produk atau layanan Anda cukup popular dan diminati. Idealnya testimoni hanya berupa platform untuk penghargaan atau komentar dari pelanggan Anda yang telah mencoba dan puas terhadap layanan atau produk startup Anda. Jangan terlalu banyak bergantung kepada testimoni untuk meningkatkan traksi.

Produk dan tim pengembang

Salah satu alasan utama investor bersedia untuk memberikan pendanaan kepada startup adalah produk serta latar belakang tim yang dimiliki. Intinya adalah tim yang baik dan memiliki kemampuan serta pengetahuan yang luas, cenderung menarik perhatian investor dan pihak terkait lainnya. Untuk itu pastikan Anda memiliki produk dan tim pengembang yang solid dan tentunya mengetahui dengan pasti rencana serta target dari startup untuk masa depan.

Keputusan Penting yang Wajib Dicermati Founder

Keputusan yang tepat mempengaruhi kelancaran startup, apakah itu memilih pegawai yang tepat, model bisnis hingga menentukan target pasar dan tujuan ke depannya. Tugas Anda sebagai pemilik startup menjadi krusial dalam hal pengambilan keputusan hingga melangkah ke tahapan selanjutnya di perusahaan, jika salah atau terlambat bisa mempengaruhi jalannya bisnis.

Sudah banyak perusahaan ternama yang terpaksa gulung tikar karena kurang peka terhadap tren, kondisi hingga teknologi. Sebut saja Kodak dan Blockbuster yang terpaksa harus tutup karena gagal untuk menjalankan bisnis menyesuaikan kondisi yang ada sehingga kurang tepat saat mengambil keputusan.

Artikel berikut ini akan membahas 4 cara tepat yang wajib dicermati saat mengambil keputusan untuk perusahaan.

Keputusan merekrut pegawai

Cara yang diambil oleh Google untuk melakukan perekrutan hingga menerapkan kultur perusahaan dengan memberikan fasilitas lengkap kepada pegawai, mungkin terlihat sedikit berlebihan. Namun cara tersebut terbukti berhasil menarik perhatian kandidat yang tepat dan berkualitas tinggi sehingga terciptanya tim yang solid. Dalam hal ini Anda pemilik startup berhak untuk menentukan seperti apa kultur perusahaan yang bakal diterapkan, namun cermati dengan baik kandidat yang akan direkrut.

Keputusan menentukan target pasar

Saat startup mulai dibangun kebanyakan pemilik startup cenderung kurang fokus dalam hal menentukan target pasar. Layanan atau produk “fits for all” akhirnya tercipta dan banyak yang berakhir gagal. Temukan target pasar yang tepat dan tentunya sesuai dengan model bisnis yang dimiliki. Jika Anda memutuskan untuk tampil lebih “niche” atau fokus kepada pasar tertentu hal tersebut sah-sah saja. Namun pastikan telah tervalidasi dan memiliki cukup konsumen yang bersedia untuk menggunakan dan membayar layanan atau produk yang Anda hadirkan.

Keputusan saat mengalami kegagalan

Sudah banyak startup yang mengalami kegagalan di masa awal, untuk itu siapkan mental Anda sebagai pemilik jika kegagalan terjadi. Tentukan langkah yang tepat secara cepat, jalur yang selanjutnya akan diambil, apakah memutuskan untuk pivoting atau mulai dari awal dengan pendekatan yang berbeda. Yang perlu diingat adalah, kegagalan merupakan tanda bahwa apa yang Anda tawarkan saat ini tidak berhasil.

Keputusan untuk menentukan tujuan

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menentukan tujuan yang tepat, mulai dari membuat rencana secara bertahap, menentukan tonggak pencapaian dan menciptakan strategi pertumbuhan yang terstruktur agar Anda bisa membawa bisnis saat ini lebih baik lagi di masa depan. Dengan menentukan keputusan yang tepat, tidak hanya pertumbuhan yang baik yang akan Anda raih, namun juga efisiensi dan potensi untuk berhasil.

Siapkah Industri Indonesia Mengadopsi Digital Industrial?

Dunia akan terus berjejaring. Dari tahun ke tahun, kultur digital semakin membaur dan meningkat di kehidupan masyarakat dunia. Pemanfaatan platform digital sudah diadopsi banyak oleh masyarakat, apalagi jika berbicara tentang bagaimana mereka terhubung satu sama lain—seperti messenger dan social networking.

Secara global, potret lanskap digital 2017 menunjukkan jumlah masyarakat Internet yang kini telah menyentuh angka di kisaran 3,7 triliun, dengan penetrasi sebesar 50% serta peningkatan 10% sejak tahun lalu. Penetrasi Internet di Asia Tenggara punya angka yang tak kalah besar, yakni sebesar 53%. Lebih mengerucut, bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia punya tingkat penetrasi yang tergolong cukup baik dengan angka 51%, terutama dibandingkan dengan beberapa negara berkembang Asia Tenggara lainnya seperti Myanmar, Laos, dan Kamboja.

Meski boleh dianggap besar secara kuantitas, namun apakah Indonesia benar-benar siap melancarkan digitalisasi? Sebab, yang dipersoalkan di sini bukan hanya dari lingkup masyarakatnya saja, tapi juga industri. Terlebih dengan hadirnya konsep baru yang ditawarkan perusahaan teknologi asal Negeri Paman Sam, GE, dengan nama Digital Industrial, sebuah konsep teknologi yang mengintegrasikan sebuah objek fisik—yang sudah ditanam sensor—dengan jaringan nirkabel.

Terminologi tersebut dikenal sejalan dengan pengembangan teknologi yang telah diluncurkan GE bernama PREDIX, sistem operasi yang diluncurkan sekitar tahun 2015 yang secara khusus ditujukan untuk perindustrian. PREDIX disinyalir dapat memudahkan para engineer dalam menciptakan aplikasi, mengambil data dari teknologi industri dan mengirimnya ke sistem cloud untuk kemudian dianalisis.

Yang menarik adalah GE telah membuka pintu kolaborasi untuk merangkul pihak-pihak dari berbagai lapisan industri Tanah Air untuk ikut serta memajukan dunia perindustrian dan teknologi bangsa. Kerja sama strategis tersebut dilakukan bersama regulator dan pelaku industri (termasuk startup). Tiga startup potensial mendapatkan dukungan langsung dari GE, antara lain Dattabot, Fishare, dan 3i.

Dattabot, Mitra Pertama PREDIX di Dunia untuk Industri Pertanian

Sebagai perusahaan big data analytics, Dattabot turut serta membangun perekonomian Indonesia di sektor pertanian. Perusahaan yang dulunya bernama Mediatrac ini berusaha mengubah pola pikir terhadap dunia pertanian yang masih dianggap tradisional, melalui produk Internet of Things.

Ditandai dengan penandatangan MoU, GE memperlihatkan keseriusannya mendukung IIoT untuk pertanian bersama Dattabot lewat HARA, aplikasi pertanian yang dapat membantu mengembangkan agribisnis dari sisi efisiensi dan profitabilitas.

HARA adalah aplikasi IIoT pertama di Indonesia yang menggunakan platform Predix. “Dengan demikian, Dattabot bisa memahami luas sawah yang digunakan petani, real-time, jadi bisa memahami permasahan langsung meski posisinya sangat jauh lokasi tempat Anda berada,” terang CEO Dattabot Regi Wahyu.

Industrial IoT Startup Anak Bangsa yang Berpotensi Mendisrupsi Pasar

Selain itu, GE turut memperkenalkan startup-startup tanah air di bidang Industrial Internet of Things yang disinyalir mampu membuat terobosan baru di sektor perindustrian dan perikanan.

Fishare
Fishare adalah produk Internet of Things yang fokus pada kemajuan kehidupan petani ikan dengan self-farming module. “Produktivitas budidaya ikan negara kita masih tergolong rendah, dibandingkan dengan Tiongkok,” ujar CEO Fishare Marvinus Arif. Itulah salah satu latar belakang kelahiran Fishare.

Fishare menyajikan fish feeding assistant dengan sensor, di mana para petani ikan akan mendapatkan informasi secara transparan dan objektif mengenai kondisi ikan mereka, yang terlihat di smart dashboard.

3i
Bersama ungkapan “the future of maintenance”, 3i mengembangkan sensor online untuk membantu pabrikan mengurangi downtime tak terencana melalui data analytics dan machine learning. Teknologi sensor pintar 3i memudahkan pabrikan untuk melakukan pemeliharaan preventif dan prediktif; meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya operasional, sekaligus meningkatkan keuntungan perusahaan.

“Sensor ini ditanam di dalam mesin dan dihubungkan ke mobile device pengguna agar pengguna dapat melihat keadaan mesin secara real-time,” terang Gimin, CEO 3i.

Mau tidak mau dunia perindustrian Indonesia harus siap dengan digitalisasi dalam operasional mereka. Kita semua bisa melihat bagaimana teknologi dan hal-hal yang dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia (sawah, ikan, dan pabrik) dapat terkoneksi untuk membangun perekonomian negara. Maka, industri yang lebih dipandang “progresif” mestinya juga bisa mengadopsi IIoT, ‘kan?

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh General Electric.

Gaya Kolaborasi Startup di Korporasi Perindustrian, Bisakah?

Kita sama-sama sudah mengetahui sebelumnya bahwa keterlibatan orang-orang yang kreatif dan satu visi adalah ciri yang lekat dengan gaya kerja ala startup. Kita juga tahu bahwa cara kerja dan suasana sesantai itu tak hanya menjadi kegemaran dan idaman pekerja masa kini, namun juga telah terbukti dari kualitas produk yang dihasilkan.

Pertanyaannya, dengan kultur serba teratur, dapatkah perusahaan-perusahaan besar yang bergelut di ranah perindustrian seperti migas, transportasi, bahkan digital energy mengadopsi sistem kerja startup yang santai-namun-tetap-terukur?

Ini adalah peluang sekaligus tantangan bagi para petinggi perusahaan untuk menerapkan prinsip kerja startup ke organ-organ usaha mereka. Diperlukan beberapa poin yang harus dipenuhi agar korporasi mereka tak hanya dapat mengadopsi kultur kerja startup, tapi juga merasakan pembaruan dalam pengembangan produk.

Mari ambil contoh korporasi yang telah menghadirkan inovasi produk yang dicetuskan oleh spirit kolaborasi startup, yakni General Electric.

Sempat dibahas di artikel lainnya bahwa, melalui Digital Foundry-nya, General Electric telah mengadaptasi pengorganisasian product development serupa bisnis rintisan. Gaya ini berkaitan dengan salah satu syarat dalam menerapkan kolaborasi ala startup: menghadirkan stimulasi kreatif di segala penjuru working space.

Digital Foundry yang menempati lantai dua di gedung Le Centorial, Rue du Quatre Septembre, Paris ini memang dirancang sebagai rumah inovasi. Dirancang oleh arsitek Jepang Hidekazu Moritani, bentuk Digital Foundry mengacu pada struktur sarang lebah, di mana ruang berbentuk heksagonal akan menstimuli orang jadi lebih dinamis.

Dan menariknya, semua dinding sebenarnya adalah papan tulis kaca, sehingga siapapun dapat menuliskan ide-ide yang muncul di pikiran mereka ke dinding tersebut.

Infrastruktur ini menarik orang-orang untuk datang dan menunjang kolaborasi mereka dengan karyawan General Electric. Bahkan, memang secara jelas pihak General Electric mengaku, mereka membuka Digital Foundry tak hanya untuk karyawan namun juga untuk konsumen General Electric, seperti mahasiswa dan programmer.

Kolaborasi dan interaksi seperti ini sangat memicu adanya percikan-percikan ide, sehingga mereka semua bisa mewujudkannya bersama-sama.

Nah, seberapa besar keberhasilan adaptasi gaya startup seperti ini memberi efek pada daya cipta karyawan? Lagi-lagi General Electric sudah memperlihatkan buktinya.

Di samping diciptakannya inovasi baru dari GE Healthcare, kini telah hadir sistem operasi PREDIX yang terus dikembangkan tim General Electric. PREDIX adalah platform yang dihadirkan untuk pengembangan teknologi, yang mereka sebut sebagai, Industrial Internet of Things (IIoT)—diyakini lebih besar dan meledak dari Internet of Things (IoT). Dengan teknologi tersebut, aeroderivative gas turbines, misalnya, akan mengadopsi desktop technology di dalamnya.

Inovasi-inovasi besar semacam itu hanya bisa lahir jika kamu punya percikan ide, keinginan untuk eksekusi, dan kesediaan berkolaborasi dengan pihak lain yang satu visi.

Jangan ragu juga untuk bergabung dengan program-program katalisator pengembangan ide seperti Digital Foundry! Karena bisa jadi, inovasimu akan terwujud di sana. Pertanyaannya: apa gagasan-gagasan inovasi teknologi yang ada di kepalamu sekarang?

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh General Electric.

Memilih Metode Riset Pengembangan Produk yang Tepat untuk Startup

Dalam proses inovasi, perlu diingat bahwa ide itu bersayap. Artinya, sebuah ide bisa datang dan terbang kapan pun, dan perlu ada yang ‘mengikatnya’. Agaknya beberapa startup secara tidak langsung menyadari bahwa ungkapan tersebut nyata. Maka banyak di antara mereka yang memilih ‘menyangkarkan’ ide tersebut dengan coretan-coretan di whiteboard atau sticky notes, atau langsung berbincang santai brainstorming bersama rekan-rekan kerja.

Namun, proses awal mengembangkan produk startup bukan hanya berdasar pada hasil focus group discussion di internal tempat kerja saja. Perlu adanya riset terukur yang melibatkan orang-orang atau calon user di luar perusahaan. Meski dengan gaya bekerja kasual, startup juga harus tetap disiplin berpaku pada data, bukan?

Riset pengembangan produk ini bisa berlangsung dengan beragam bentuk metode. Inilah tiga di antaranya yang bisa Anda coba!

A/B Testing

Sederhananya, A/B Testing ialah metode yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi sebuah masalah dari produk yang Anda kembangkan (misalnya, impression dari konten tulisan yang Anda bikin terhitung rendah), lalu berbasis hasil riset dan analisis, Anda menghadirkan hipotesis akar masalahnya.

Lalu setelahnya, Anda menjalankan variasi dari elemen masalah yang dimaksud, dan membandingkan hasil analisisnya kemudian (misalnya, mencoba memasukkan unsur video di dalam konten yang Anda kembangkan).

Clickstream Analysis

Metode ini memungkinkan Anda menjadi ‘pelacak jejak’ dari audiens produk Anda. Clickstream memperlihatkan langkah-langkah yang dipilih seorang visitor saat menjelajahi sebuah situs. Dalam laporan clickstream, Anda dapat dengan mudah melihat bagaimana seseorang dapat memasuki situs Anda, laman mana yang dia kunjungi, berapa lama ia berada di sana, sampai akhirnya dia pergi.

Dengan clickstream, Anda tidak perlu tebak-tebak buah manggis lagi terhadap apa yang dilakukan audiens kepada aplikasi atau situs Anda.

Polling dan Survey

Untuk riset kuantitatif, polling dan survei adalah metode yang paling umum dilakukan. Pertumbuhan penggunaan jejaring sosial dan Internet sekarang memudahkan Anda dalam mendapatkan sampel yang tak terbatas, seperti menggunakan Google Forms maupun Twitter Polls.

Jika Anda menyajikan pertanyaan yang terkonstruksi dengan baik kepada user yang tepat, survei boleh jadi merupakan metode riset paling terukur yang pernah ada.

Metode-metode riset di atas bukanlah satu-satunya cara untuk mengawali business and product development dari startup. Setelah mengetahui analisa SWOT dari startup yang Anda kelola, ada baiknya Anda memanfaatkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan, untuk mengembangkan seluruh aspek yang ada dalam bisnis Anda.

Agar strategi pengembangan produk Anda lancar, DailySocial bekerja sama dengan Alibaba Cloud menghadirkan talkshow DS Class bertajuk Startup Starter Pack, pada hari Selasa 16 Mei 2017, pukul 18.00 WIB, di kantor DailySocial.

DS Class "Startup Starter Pack", presented by DailySocial and Aliyun
DS Class “Startup Starter Pack”, presented by DailySocial and Aliyun

Talkshow DS Class kali ini menghadirkan CSO Softinn Solutions Faustine Tan dan Business Development Manager Alibaba Cloud Leon Chen, dan akan dimoderatori oleh CEO DailySocial Rama Mamuaya.

Untuk para startup Founder, CEO, CMO, Head of Business Development, Product Manager, karyawan startup dan tech enthusiast, jangan sampai Anda melewatkan acara DS Class kali ini! Anda dapat mendaftarkan diri secara gratis melalui tautan berikut ini.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Alibaba Cloud.

Current Adalah Kartu Debit Pintar untuk Mengajarkan Para Remaja Cara Mengatur Uang

Mengajari anak cara mengatur uang bukanlah hal mudah, mengingat kita sendiri terkadang juga mengalami kesulitan. Namun sebuah startup bernama Current percaya mereka bisa membantu lewat sebuah kartu debit Visa yang dikendalikan via aplikasi.

Current memungkinkan para remaja untuk berbelanja secara online maupun di toko fisik menggunakan uang dari rekening banknya sendiri, yang ditransfer oleh ayah atau ibunya lewat rekeningnya masing-masing. Ketimbang memberikan uang saku secara tunai, Current mengajak para orang tua untuk mengadopsi tren digital selagi mengajarkan prinsip manajemen uang kepada anak-anaknya.

Sebagai orang tua, Anda bisa memilih untuk mengirimkan uang secara manual, atau secara otomatis setiap minggunya. Lewat aplikasi Current, Anda juga bisa menetapkan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan terlebih dulu sebelum uang saku yang Anda berikan masuk ke rekening anak-anak Anda.

Semua transaksi bisa dipantau lewat aplikasi Current, bahkan orang tua bisa menetapkan memblokir akses kartu di tempat-tempat tertentu / Current
Semua transaksi bisa dipantau lewat aplikasi Current, bahkan orang tua bisa menetapkan memblokir akses kartu di tempat-tempat tertentu / Current

Kontrol yang merinci merupakan kelebihan utama Current. Anda juga bisa menetapkan batasan uang yang dipakai anak Anda setiap harinya, atau memblokir akses kartu pada tempat-tempat seperti bar, hotel atau malah kasino.

Semua transaksi bisa dipantau dari aplikasi Current, baik oleh anak yang memegang kartu atau Anda sendiri sebagai orang tua. Menarik juga adalah fitur untuk mengajarkan anak-anak kebiasaan menabung, dimana setiap transaksi akan dibulatkan dan sisanya disimpan dalam ‘dompet’ khusus.

Current juga ingin mengajarkan anak-anak prinsip berbagi dengan sesama, dimana mereka dapat mendonasikan uang sakunya dengan mudah ke beragam kegiatan amal.

Current tentunya tidak gratis. Anda wajib membayar biaya berlangganan sebesar $5 per bulan. Tersedia juga opsi berlangganan setahun senilai $36 ($3 per bulan), atau $48 untuk dua tahun ($2 per bulan). Sayangnya untuk sekarang Current baru tersedia di AS saja, namun pengembangnya sudah punya rencana untuk berekspansi ke negara-negara lain.

Sumber: TechCrunch dan Current.

Terapkan Empat Hal Berikut untuk Menarik Minat Developer Perempuan

Saat ini masih banyak startup yang kesulitan untuk menemukan developer perempuan. Mulai dari kurangnya minat dari kalangan perempuan untuk berkarier menjadi seorang developer, hingga belum adanya kesempatan hingga masih minimnya peluang untuk developer perempuan mengembangkan karier. Artikel berikut ini akan membahas 4 hal penting yang wajib dicermati oleh startup, jika berniat untuk menambah jumlah developer perempuan dalam tim.

Perhatikan jumlah developer perempuan

Salah satu alasan pada akhirnya developer perempuan tertarik untuk bekerja di sebuah startup adalah jumlah developer yang saat ini ada. Semakin sedikit jumlah developer yang ada, semakin besar keraguan dari calon developer perempuan tersebut untuk mencoba. Rekrutlah developer perempuan lebih banyak dalam tim Anda, dan ciptakan kolaborasi yang positif agar bisa menarik lebih banyak minat para developer perempuan.

Lingkungan kerja yang nyaman

Saat ini kultur perusahaan, fasilitas yang lengkap sudah menjadi pemandangan yang umum di sebuah startup. Namun demikian jika tidak didukung dengan suasana kerja yang hangat serta kolaborasi yang solid akan menjadi percuma dan tentunya kurang ampuh untuk menarik perhatian developer perempuan. Jika Anda ingin merekrut lebih banyak developer perempuan, pastikan suasana kerja dalam tim akrab dan ciptakan relasi yang positif.

Berikan promosi dengan adil

Berikan kesempatan, penghargaan hingga promosi yang adil bukan hanya untuk developer pria namun juga perempuan. Sampaikan secara langsung jika ada kesalahan yang dibuat atau penghargaan jika kinerja yang baik. Pada umumnya pekerja perempuan, enggan untuk menanyakan perihal promosi, kenaikan gaji dan hal terkait lainnya kepada atasan. Untuk itu jika memang developer perempuan tersebut memiliki skill dan kemampuan di atas rata-rata, berikan promosi yang layak untuk mereka.

Berikan dukungan

Menjadi kaum minoritas dalam sebuah startup sudah menjadi hal yang biasa dialami oleh developer perempuan. Untuk mengimbangi hal tersebut berikan dukungan kepada developer perempuan dengan menunjukkan pendekatan hingga aksi yang positif dan tentunya memberikan impact kepada developer perempuan. Dengan demikian meskipun kalah jumlahnya dibandingkan dengan developer pria, para developer perempuan bisa tetap nyaman bekerja.

Mudahkan Pemesanan, Rework Coworking Space Merilis Aplikasi Mobile

Kehadiran coworking space telah memberikan pilihan baru kepada pelaku startup untuk beraktivitas. Tidak lagi mengandalkan gedung atau tempat khusus untuk ruang kerja, coworking space saat ini banyak digunakan oleh startup baru, pekerja media hingga profesional lainnya untuk bekerja. Salah satu coworking space yang baru saja diresmikan adalah Rework yang terletak di kawasan strategis Kuningan, Jakarta Selatan.

Kepada media hari Ini (24/04) CEO dan Founder Rework Vanessa Hendriadi Li mengungkapkan, coworking space telah dibuka untuk umum sejak bulan Maret 2017. Dalam peresmian hari ini Rework merilis aplikasi untuk pengguna dalam versi Android dan iOS. Rework adalah coworking space pertama yang meluncurkan aplikasi mobile di Indonesia.

“Alasan utama kami merilis aplikasi mobile adalah karena selama ini smartphone sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi, aplikasi mobile coworking space Rework diharapkan bisa memudahkan proses pemesanan hingga pembayaran dalam satu aplikasi.”

Rework sendiri saat ini sudah memiliki dua cabang, yang terletak di Cityloft Sudirman dan yang terbaru di Setiabudi Building, Kuningan Jakarta. Untuk memudahkan pemesanan kedua lokasi tersebut terintegrasi dalam satu aplikasi. Paket berlangganan pun tersedia dalam 4 kategori, yaitu Rework Connect, Workflex, Workdesk dan Private Office. Harga yang ditawarkan juga cukup terjangkau, dan semua pembayaran bisa menggunakan kartu kredit dan pilihan pembayaran lainnya hanya dalam aplikasi.

“Dengan hadirnya Rework diharapkan bisa menjadi tempat untuk berkolaborasi, networking antara pelaku startup, entrepreneur dan pihak terkait lainnya,” kata Vanessa.

Kegiatan pemasaran mengandalkan kemitraan

Rework coworking space

Untuk kegiatan pemasaran selain kepada pelanggan yang ada, Rework juga mengandalkan kemitraan, di antaranya adalah dengan ISMAYA Group. Kerja sama ini memungkinkan untuk pebisnis menikmati gaya hidup bekerja sambil bermain (work and play).

“Dalam waktu dekat aplikasi Rework juga bisa dipakai untuk melakukan pemesanan workspace di berbagai lokasi ISMAYA di Indonesia,” kata Vanessa.

Terkait dengan investasi yang digelontorkan oleh Rework untuk pembangunan cabang Rework kedua di Jakarta serta peluncuran aplikasi Rework, Vanessa enggan untuk mengungkapkannya. Bisa dipastikan meskipun memiliki relasi dengan Convergence Ventures, uang yang diinvestasikan untuk Rework dan aplikasi mobile sepenuhnya berasal dari uang pribadi dan keluarga Vanessa selaku CEO Rework.

“Untuk ke depannya Rework bisa memberikan solusi untuk tidak sekedar tempat kerja yang nyaman dan tetap produktif, namun juga kepada akses teknologi untuk membangun ekosistem kondusif tumbuh bersama,” tutup Vanessa.

Application Information Will Show Up Here

Lima Hal yang Wajib Diketahui Sebelum Membuat Produk Startup

Kehadiran startup dengan berbagai ide dan inovasi, ternyata mampu memberikan inspirasi kepada orang banyak untuk menciptakan layanan atau produk yang beragam. Salah satu kesuksesan dari berbagai layanan startup yang ada saat ini adalah kemampuan mereka untuk mewujudkan ide yang dimiliki menjadi sebuah produk atau layanan langsung kepada publik. Kebanyakan dari mereka tidak menunggu waktu yang lama dan fokus untuk segera membuat produk atau layanan tersebut.

Jika saat ini Anda telah memiliki ide bisnis yang cukup layak dan berpotensi untuk dikembangkan, artikel berikut ini akan membantu Anda menentukan langkah selanjutnya.

Tentukan target

Sejak awal Anda harus bisa menentukan target yang ingin dicapai, apakah fokus utama untuk membuat desain terlebih dahulu atau membuat kerangka untuk front-end, membuat code terlebih dahulu atau fokus kepada akuisisi pelanggan dan penjualan. Tentukan target sejak awal, hindari berbagai gangguan yang ada, yang akan berakibat gagalnya Anda membuat produk. Dengan melakukan hal tersebut, secara perlahan Anda bisa memulai pekerjaan sehingga tahap selanjutnya bisa dilakukan dengan lancar.

Tetap fokus

Kebanyakan sebuah produk akhirnya gagal untuk diluncurkan dikarenakan mulai berkurangnya motivasi yang ada. Agar terhindar dari rasa jenuh dan akhirnya enggan untuk melanjutkan pembuatan produk adalah dengan membuat daftar target yang bisa membantu Anda menjaga momentum agar bisa mewujudkan target. Hal lain yang bisa Anda lakukan adalah dengan menceritakan proyek tersebut kepada keluarga hingga teman Anda. Hal tersebut ternyata dinilai ampuh untuk mendapatkan kritikan dan masukan yang positif terkait dengan produk yang sedang dibuat.

Temukan solusi dari masalah yang ada

Produk yang baik dan bakal diterima dengan oleh publik adalah produk yang memiliki kemampuan untuk mengurai masalah yang ada. Agar nantinya produk Anda tidak menjadi sia-sia, temukan solusi yang terbaik untuk semua masalah yang kerap ditemui oleh masyarakat. Lakukan analisa mendalam dari berbagai perspektif.

Contoh sederhana adalah Instagram, sekilas Instagram tidak memberikan solusi yang langsung kepada pengguna, namun dengan cerdas Instagram merupakan platform yang mudah dan menyenangkan untuk berbagi foto dan informasi terkini antar teman hingga keluarga. Semakin besar potensi produk untuk mengatasi masalah, semakin mudah nantinya Anda mendapatkan pengguna.

Jauhkan keraguan yang ada

Seringkali produk atau layanan gagal untuk diluncurkan karena pemilik masih memiliki keraguan yang cukup besar terhadap produk atau layanan yang dimiliki. Jauhkan pikiran Anda dari hal-hal yang negatif dan rasa khawatir akan penolakan dari calon investor atau pihak terkait lainnya. Belajar dari Brian Chesky pendiri Airbnb yang pada saat awal mendirikan Airbnb, kerap mendapatkan penolakan dari investor karena ide bisnis yang dinilai kurang menguntungkan. Jika Anda yakin produk atau layanan memiliki masa depan yang cerah, lanjutkan proses pembuatan produk.

Minta bantuan

Ketika Anda mengalami kendala atau terhambat dalam sebuah proses pembuatan produk atau layanan, jangan sungkan untuk bertanya kepada orang lain secara langsung atau online. Temukan komunitas atau forum yang sesuai, dan sampaikan masalah Anda dengan mereka. Dari pengalaman yang ada, cara tersebut mampu untuk membantu Anda mendapatkan feedback hingga menemukan solusi.

Pemerintah DKI Jakarta dan EV Hive Hadirkan JSC Hive, Co-working Space untuk Startup Digital

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tampaknya memberikan porsi lebih untuk industri kreatif di sana. Setelah kemarin meluncurkan Jakarta Creative Hub kali ini pemerintah Provinsi DKI Jakarta dikabarkan akan segera menghadirkan co-working space sebagai tempat berkumpul para pelaku kreatif khususnya untuk pengembangan startup digital. Co-working ini merupakan buah dari kesepakatan yang dijalin dengan EV Hive yang nantinya akan diberi nama JSC Hive.

Dalam rilis resmi EV Hive disebutkan bahwa kesepakatan EV Hive dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini juga membuahkan StartupJakarta.id sebagai komunitas resmi startup di Jakarta. Dilansir dari Kompas JSC Hive ini bertempat di Jalan Prof Dr Satrio Nomor 7, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Komunitas startup Jakarta nantinya akan memberikan beberapa keuntungan bagi anggota mereka. Selain acara meetup dan komunitas online yang dibangun untuk menghubungkan satu sama lain komunitas startup Jakarta juga dibuat untuk bisa melakukan pelatihan. Baik yang dilakukan oleh perusahaan IT mapan, startup yang sudah sukses atau profesional di bidangnya.

JSC Hive akan menyediakan ruang acara yang kurang lebih bisa mengakomodasi 150 peserta. Dengan meja kerja dan private office yang bisa digunakan untuk pertemuan atau semacamnya.

“Ini adalah bentuk kolaborasi yang baik antara pemerintah dan warganya. Dengan adanya JSC Hive, kami berharap bahwa pemain startup digital di Jakarta akan dapat tumbuh lebih baik dan berkontribusi untuk kemajuan kota Jakarta. Ini berjalan bersama dengan komitmen pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendukung inisiatif 1000 Digital Startup,” ungkap Kepala Departemen Komunikasi, Informasi, dan Statistik Provinsi DKI Jakarta Dian Ekowati.

EV Hive sebagai pihak yang selama ini aktif dalam ekosistem teknologi di Indonesia berharap dengan kerja sama dengan pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa menjadi hubungan yang saling menguntungkan untuk mendukung ekosistem startup di Indonesia secara umum dan di Jakarta secara khusus.

JSC Hive nantinya akan menyediakan ruang kerja yang layak dan terjangkau bagi para pekerja digital. Kurang lebih akan disediakan lima smart komponen yang akan menjadi konsep utama JSC Hive, yakni Smart Economic Zone, Smart Community, Smart Administration, Smart Workspace, dan Smart Energy. Konsep-konsep ini nantinya diharapkan bisa mempermudah pengusaha startup digital menjalankan usahanya.