Laporan Kaspersky Sebut Windows XP Justru Bertahan dari Serangan WannaCry

Ketika Ransomware WannaCry menghantam sejumlah negara, banyak orang yang menggunakan Windows XP dibuat panik. Banyak pihak juga menilai versi Windows ini sebagai pengguna yang paling terancam keamanannya. Bahkan Microsoft rela membuatkan patch dadakan yang ditujukan untuk Windows XP yang notabene sudah dihentikan dukungannya.

Tetapi faktanya tidak demikian. Menurut laporan dua perusahaan keamanan, Kaspersky Lab dan BitSight, bahwa mayoritas perangkat yang terkena infeksi WannaCry justru perangkat yang menjalankan sistem operasi Windows 7. Berdasarkan grafik yang dirilis oleh Kaspersky, Windows 7 x64 Edition menjadi korban terbanyak mencapai 60,35% sedangkan Windows 7 jadi korban terbanyak kedua dengan persentase 31,72 lalu di tempat ketiga masih versi Windows 7 Home x64 dengan persentase 3,67.

Jika ditotal 97% perangkat yang terinfeksi secara global menggunakan Windows 7, kata Costin Raiu director of global research and analysis Kaspersky Lab. Raiu juga mengatakan justru perangkat Windows XP yang terinfeksi hanya dalam jumlah yang sangat kecil. Bahkan jika diamati dari grafis di atas, Windows 10 masih lebih terdampak akibat dari infeksi WannaCry ketimbang Windows XP.

Laporan ini memang didapatkan hanya dari perangkat yang menggunakan aplikasi Kaspersky, bukan dari seluruh pengguna Windows. Pun begitu, data Kaspersky didukung oleh laporan dari BitSight yang kurang lebih menemukan pola yang serupa. Perusahaan yang bermarkas di Amerika itu telah menganalisa 160.000 komputer dan menemukan 67% perangkat yang terinfeksi menggunakan sistem operasi Windows 7.

Jika kembali ke masa ketika WannaCry sedang merajalela, Windows  XP adalah sistem operasi terakhir yang memperoleh patch dari Microsoft. Sedangkan Windows 7 sudah lebih dulu kebagian jatah pada bulan Maret lalu. Ketimpangan ini terjadi karena memang Microsoft sudah menghentikan dukungan update untuk Windows XP sejak tahun 2014 lalu. Keputusan Microsoft menggulirkan update patch tak lain karena merasa ikut bersedih melihat banyaknya korban yang berjatuhan.

Untuk mencegah infeksi Ransomware WannaCry, DailySocial juga sudah pernah mengangkat beberapa tipsnya untuk Anda. Silahkan baca di sini.

Sumber berita Sofpedia dan gambar header Pixabay.

Pengapalan Smartphone Huawei Kembali Berjaya, Xiaomi Melempem

Huawei sekali lagi dinobatkan sebagai pabrikan paling berjaya di Tiongkok. Dalam data pengapalan perangkat kuartal pertama 2017 yang dilaporkan oleh Canalys terungkap bahwa Huawei berhasil menjadi yang terbanyak mengirimkan perangkat ke pasar Tiongkok dengan persentase sebesar 18%. Totalnya ada 21 juta unit smartphone yang dikapalkan oleh Huawei, mengalahkan Oppo yang hanya mengapalkan 20 juta unit, kendati data pengapalan Oppo tetap mengesankan dengan angka pertumbuhan sebesar 55% dari tahun ke tahun.

Di posisi ketiga ada Vivo yang memegang 15% pangsa pasar dengan angka pengapalan sebanyak 17%. Menurut Canalys, lebih dari 50% pangsa pasar smartphone di Tiongkok dikuasai oleh Huawei, Oppo dan Vivo. Menandakan bahwa pasar smartphone di Tiongkok terus tumbuh dengan angka pengapalan naik lebih dari 9% dari tahun ke tahun. Tetapi ini juga jadi indikasi yang sangat jelas bahwa pasar smartphone Tiongkok sedang mengalami konsolidasi.

Sebagai perbandingan, tahun lalu di kuartal yang sama Huawei, Vivo dan Oppo jika digabungkan hanya menyentuh angka 42%  dari total pangsa pasar. Kemudian Xiaomi yang tahun lalu masih duduk di posisi ketiga tampaknya kian tertekan dengan geliat bisnis penghuni tiga besar di atas. Kini posisi Xiaomi turun ke peringkat kelima dengan pengapalan hanya 9 juta unit. Selanjutnya, Apple berhasil menggeser Xiaomi untuk duduk di peringkat keempat, melengkapi total 114 juta unit smartphone dikapalkan di Tiongkok di kuartal pertama 2017.

Yang menarik, Oppo dan Vivo adalah perusahaan yang disokong oleh perusahaan yang sama, BBK Electronics. Jadi, jika dikalkulasikan lagi, maka sebenarnya secara teknis BBK-lah perusahaan perangkat paling besar di Tiongkok.

Sumber gambar header ilustrasi Fortune.

Android Masih Berkuasa, iOS Jeblok di Tiongkok

Analis pasar independen, Kantar Worldpanel baru-baru ini mempublikasikan data penjualan smartphone Android, iOS,BlackBerry dan Windows di pasar-pasar penting di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat dan Tiongkok.

Dalam laporannya tersebut, tampak bahwa ada dua ekosistem smartphone yang menunjukkan perkembangan yang sehat, yakni Android dan iOS. Data dari dua pasar Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi yang paling menarik, karena merupakan pasar vital bagi banyak pabrikan perangkat.

Di Amerika Serikat, iOS jelas adalah juaranya. Memperoleh peningkatan penjualan sebesar 3,7% dari tahun 2016 hingga 2017, iOS menjadi perangkat yang mengalami peningkatan paling signifikan. Total, iOS memegang 42% penjualan smartphone di sana.

usa

Sementara itu Android meski masih berkuasa dengan penjualan sebesar 56,4%, data tahun ke tahunnya mengalami penurunan sebesar 1,8% dibandingkan bulan Januari 2016 dengan persentase sebesar 58,2%. Di bulan Februari, Android bahkan turun ke angka 55,9%. Menurut Kantar, 23% konsumen di  Amerika Serikat punya keinginan untuk membeli ponsel pintar Google Pixel. Tetapi, kendala pasokan membuat ketersediaan perangkat menjadi sangat terbatas di sana. Akibatnya, HTC hanya mampu mengisi kurang dari 2% total penjualan smartphone.

Sementara itu di Tiongkok, kondisinya berbanding terbalik dengan statistik di Amerika Serikat. Di Tiongkok, popularitas iOS justru tergerus dari angka 25,0% ke 16,4% dan terus turun ke angka 13,2% di bulan Februari 2017. Kendati demikian, Kantar memberikan catatan bahwa iPhone 7 dan 7 Plus masih menjadi perangkat paling laris di Tiongkok.

china_1

Sedangkan sang rival, Android makin berjaya dengan peningkatan signifikan dari 73,9% menjadi 83,5% per Januari 2016 sampai dengan bulan Januari 2017. Di periode yang sama Windows turun dari 0,9% ke 0,1%.

Sumber berita Kantar, Gizmochina dan gambar header ilustrasi Pixabay.

Pangsa Pasar Samsung Geser Apple

Perusahaan riset pasar TrendForce baru-baru ini mempublikasikan sebuah laporan yang memuat kondisi pasar smartphone secara global untuk kuartal pertama tahun 2017. Berdasarkan data tersebut, Samsung tercatat berhasil mendepak Apple sebagai pemimpin pasar smartphone global.

Apple yang populer dengan iPhone menduduki posisi puncak di kuartal keempat tahun 2016 dengan persentase 20,3%. Sementara Samsung duduk di peringkat kedua dengan 18,5%. Sekarang situasi itu berubah, di mana Samsung berada di nomor satu dengan pangsa pasar sebesar 26,1% sedangkan Apple hanya 16,9%.

Keberhasilan Samsung menggeser Apple terbilang di luar dugaan. Pasalnya, di kuartal tersebut Samsung justru diterpa badai kegagalan Galaxy Note 7 yang dalam satu kuartal penuh tidak memberikan profit, malahan justru mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Beruntung pasar smartphone di kelas menengah dan bawah menggeliat agresif, terutama seri Galaxy J yang disebut menjadi penyumbang terbesar bagi keberhasilan Samsung merebut tempat pertama.

Sementara Apple yang fokus pada beberapa seri saja mengalami penurunan produksi sebesar 36% dibandingkan kuartal bulan Desember lalu. Untuk kuartal Juni, produksi Apple diproyeksikan masih akan turun sebesar 17%, berbanding lurus dengan penjualan smartphone Samsung yang juga diprediksi mengalami pelemahan menyusul antisipasi pasar terhadap pengumuman baru menyambut hari jadi iPhone yang ke-10.

Namun hingga penghujung tahun 2017, Samsung diyakini bakal memberikan perlawanan sengit demi menjaga dominasinya. Pasalnya sejauh ini sambutan pasar atas Galaxy S8 dan S8 Plus terlihat sangat menjanjikan. Kecuali Apple mampu bikin gebrakan dalam diri iPhone 8 yang diprediksi bakal diresmikan September mendatang.

samsung-q1-2017-trendforce

Selanjutnya setelah Apple, ada Huawei di peringkat ketiga dengan pangsa pasar sebesar 11,4%. Lalu disusul oleh Oppo, Vivo dan LG duduk berurutan hingga peringkat ke-6.

Sumber berita TrendForce dan gambar header Businessessays.

Pengguna Bulanan Facebook Messenger Naik Jadi 1,2 Miliar

Popularitas Facebook Messenger tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda memudar di tengah maraknya aplikasi pesan instan baru dan gencarnya gempuran WhatsApp. Di awal tahun 2016 lalu, Facebook Messenger diklaim mengantongi jumlah pengguna aktif sebanyak 800 juta orang setiap bulannya. 7 bulan berselang, angka itu melompat ke 1 miliar dan kini kurang dari satu tahun, angka pengguna aktif Messenger menjadi 1.2 miliar pengguna setiap bulannya.

Pertumbuhan cepat Messenger sebagai sebuah platform pesan singkat terbilang mengesankan mengingat pada awal kemunculannya, Messenger ditentang karena dianggap mengakibatkan melonjaknya konsumsi data dan baterai smartphone. Perlahan namun pasti seiring hadirnya pembaruan dan peningkatan performa, Messenger mulai merebut hati pengguna. Kehadiran Messenger Lite juga banyak membantu Facebook merangkul pengguna, terutama di negara berkembang yang masih terkendala dengan jaringan dan kemampuan perangkat.

Messenger tidak hanya menjadi platform untuk menjalin komunikasi melalui perangkat mobile. Tetapi kini, ia juga menjadi pilihan ketika ingin membagikan momen penting melalui fitur Messenger Day, mengirim uang, bahkan ke banyak pengguna dan juga integrasi ke pesan singkat yang memberi kemudahan komunikasi. Jangan lupa juga adanya teknologi pintar M yang dipercaya akan membuat pengguna Messenger sulit berpaling ke lain hati. Yap, memang betul di seberang sana ada WhatsApp. Tapi, siapa sih yang tidak menggunakan keduanya dalam satu perangkat?

Sumber berita Facebook.

Kalah Saing, Pengapalan Smartphone Apple Anjlok ke Peringkat Lima

Di penghujung Januari lalu, data dari Counterpoint mengungkapkan statistik smartphone paling ‘laris’ di Tiongkok (*), di mana  iPhone untuk pertama kalinya dalam 5 tahun lengser dari singgasananya. iPhone disebutkan kalah bersaing dengan jajaran Oppo R9 yang menjadi favorit di Tiogkok. Kini, data baru dari Canalys memberikan gambaran lebih dekat perihal industri smartphone di Tiongkok. Dalam data tersebut, Apple tampak berjuang keras hanya untuk sekadar bersaing dengan pabrikan yang jauh lebih muda seperti Xiaomi dan Vivo.

Berdasarkan data Canalys, selama tahun 2016 pengapalan smartphone di Tiongkok mencapai 476,5 juta unit, naik 11,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini terbilang agresif mengingat di tahun 2015 peningkatan untuk varibel yang sama hanya 1.9% dibandingkan tahun sebelumnya. Di kuartal keempat saja, smartphone yang dikapalkan ke Tiongkok menyentuh angka 131,6 juta unit. Memecahkan rekor pengapalan smartphone di Tiongkok dalam satu kuartal.

smartyphones

Dari angka pengapalan tersebut, Huawei memimpin dengan 76,2 juta unit smartphone. Di tempat kedua dipegang oleh Oppo dengan pengapalan sebanyak 70 juta unit di sepanjang tahun 2016, naik 40 juta unit dibandingkan tahun 2015. Di bawah Oppo adalah Vivo yang mengapalkan 60 juta unit, kemudian Xiaomi dengan 51,4 juta unit dan Apple dengan 43,8 juta unit atau turun 18,2% dibandingkan tahun sebelumnya.

Anjloknya pengapalan ponsel pintar iPhone ke Tiongkok berdampak langsung pada pangsa pasar Apple di sana. Jika Counterpaint menyoroti soal spesifikasi kunci yang tak ditemukan di iPhone, faktor bahwa kehadiran ponsel-ponsel baru berbasis Android yang jauh lebih murah tak boleh diabaikan. Nama-nama seperti Huawei, Vivo dan Xiaomi cenderung gemar jor-joran soal harga tapi tak mau setengah-setengah soal spesifikasi. Jika ingin bersaing dengan mereka, Apple mau tak mau harus mulai memperhatikan dua faktor di atas.

Tetapi , jika tak ingin terlibat dalam perang harga, maka mereka hendaknya memperhatikan spek-spek kunci yang disebutkan jadi faktor paling menentukan keputusan pembelian di Tiongkok, seperti baterai yang lebih besar, kamera ganda, fast charging dan layar OLED. Apabila iPhone generasi baru menawarkan sebagian dari fitur-fitur kunci tersebut, bukan tak mungkin Apple akan membalikkan keadaan di tahun 2017 ini.

Sumber berita Canalys.

(*) Update: Data pengapalan memang tidak bisa disandingkan dengan data penjualan langsung. Data pengapalan perangkat terkadang menjadi perdebatan karena belum tentu apa yang dikirimkan (dikapalkan) itu terjual langsung ke konsumen. Tetapi data ini biasanya jadi salah satu rujukan untuk melihat kondisi pasar atas perangkat tertentu.

Lebih dari 1 Miliar Pengguna Masih Setia Buka Facebook Setiap Harinya

Jumlah pengguna aktif harian Facebook mencapai 1,01 miliar, naik 17% dari tahun lalu/Shutterstock

Pertumbuhan Facebook tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda terhenti, paling tidak sampai dengan 30 September 2015 ini dilaporkan pengguna aktif bulanan Facebook naik 14% dari tahun ke tahun menjadi 1,55 miliar. Menganulir estimasi banyak orang yang meyakini sebaliknya.

Angka di atas memang menunjukkan bahwa Facebook masih jauh dari titik jenuh. Namun untuk merefleksikan seberapa sehat jejaring sosial ini adalah dengan mengukur jumlah pengguna hariannya, dimana jumlah DAU (daily active users) Facebook mencapai 1,01 miliar, naik 17% dari tahun lalu. Data ini sekaligus membuktikan anggapan salah sejumlah orang yang mengatakan Facebook tak lagi atraktif, pada kenyataannya sebagian besar pengguna masih setia membuka Facebook setiap harinya.

Sementara itu sebanyak 894 juta pengguna mengakses Facebook dari genggaman atau mobile setiap harinya. Dan dalam skala bulanan, pengguna aktif mobile menyentuh angka 1,39 miliar atau naik sebesar 23% dari tahun ke tahun.

Selain itu Facebook juga mengklaim bahwa video di layanannya rata-rata mendapatkan 8 milliar views setiap hari oleh 500 juta pengguna. Angka ini dua kali lipat lebih banyak ketimbang statistik di bulan April lalu yang hanya 4 miliar views.

Kemudian jangan lupa, Facebook mempunyai keluarga besar yang terdiri dari berbagai layanan, beberapa di antaranya adalah Instagram dan Messenger.

facebook statistik

Zuckerberg dikutip dari Engadget membeberkan statistik foto yang dibagikan ke Instagram mencapai 80 miliar hanya dalam satu hari dan sebanyak 9,5 miliar foto dikirim lewat aplikasi Messenger.

Angka ini tak bisa ditampik adalah sebuah pencapaian yang mengesankan, tapi investor pastinya lebih peduli dengan profit. Dengan jumlah pengguna dan resource yang sedemikian besar, agaknya mustahil bila Facebook hanya menghasilkan recehan, dilaporkan Facebook membukukan pendapatan sebesar $4,5 miliar dan laba $896 juta di kuartal ini.

Sumber berita Facebook dan gambar header Twin Design/Shutterstock.

Analis: Kendati Tertekan, Samsung Masih Rajai Pasar Smartphone Indonesia

Di kawasan Asia, Indonesia dianggap sebagai negara berkembang yang menyimpan potensi menggiurkan. Itu sebabnya banyak vendor perangkat dunia menjadikan Indonesia sebagai ladang untuk meraup keuntungan.

Continue reading Analis: Kendati Tertekan, Samsung Masih Rajai Pasar Smartphone Indonesia

Statcounter: Adopsi Windows 10 Langkahi Linux, Vista dan Chrome

Usia Windows 10 memang baru hitungan hari, tapi gelombang upgrade dari OS terdahulu sudah menunjukkan tanda-tanda yang luar biasa. Microsoft bahkan mengklaim ada 14 juta komputer yang terinstal hanya di 24 jam pertama peluncurannya.

Continue reading Statcounter: Adopsi Windows 10 Langkahi Linux, Vista dan Chrome

Berdasarkan Statistik, Bethesda Softworks Mendominasi E3 2015

Seusai E3 berakhir tiap tahun, media gaming langsung membuat rangkuman daftar permainan terbaik di sana. Mereka juga tidak lupa memberikan opini mengenai siapa yang berhasil menyajikan konferensi terbaik. Pemenangnya berbeda-beda, berdasarkan persepsi masing-masing pihak, tapi tiga nama memang acap kali disebut: Microsoft, Sony dan Nintendo. Continue reading Berdasarkan Statistik, Bethesda Softworks Mendominasi E3 2015