Ada Penurunan Pengguna Aktif Steam di Tahun Ini, Apa Sebabnya?

Saat ini terhitung ada 150 juta akun yang terdaftar di Steam. Walaupun dahulu mayoritas akun ialah milik user dari Amerika Utara dan Eropa Barat, lokalisasi software client, penyesuaian harga, serta lebih banyaknya dukungan mata uang membuat pertumbuhan pengguna di kawasan Asia melonjak cepat. Per bulan November 2017, separuh userbase Steam kabarnya fasih berbahasa Mandarin.

Namun baru-baru ini terdengar kabar mengejutkan terkait layanan distribusi digital punya Valve Corporation itu. Berdasarkan laporan Steam Spy, jumlah orang yang mengakses software client Steam terus mengalami penurunan sejak bulan Januari 2018. Persentase penyusutan total pengguna yang bermain di layanan tersebut ternyata cukup besar, antara 31 sampai 38 persen.

Dari respons website analis Steam yang diciptakan oleh Sergey Galyonkin tersebut terhadap pertanyaan-pertanyaan dari pengguna Twitter lain, ada beberapa hal yang mungkin jadi penyebabnya. Tapi sebelum membahas itu, Steam Spy menegaskan bahwa penurunan bukanlah akibat dari perubahan setting privasi ataupun langkah agresif Valve dalam memblokir akun-akun cheater belakangan ini.

Steam Spy berpendapat, merosotnya jumlah pemain tidak sama seperti berkurangnya akun Steam. Boleh jadi, kejadian ini berkaitan dengan PlayerUnknown’s Battlegrounds dan Fortnite Battle Royale. Sejak versi retail-nya meluncur di bulan Desember 2017, angka pemain PUBG menurun cukup drastis di Januari 2018. Jumlahnya memang tidak sebanyak penyusutan user Steam, tapi Steam Spy yakin fenomena ini merupakan salah satu penyumbangnya.

Penyebab kedua mungkin dikarenakan populernya Fortnite. Permainan ini tidak tersedia di Steam, hanya bisa diakses via software client/launcher khusus yang disiapkan oleh Epic Games. Di bulan Juni kemarin, developer mengumumkan keberhasilan mereka menghimpun tidak kurang dari 125 juta pemain Fortnite Battle Royale, kurang dari setahun setelah permainan dirilis.

Berdasarkan grafis SteamDB, meskipun terdapat kenaikan jumlah user Steam yang aktif bersamaan dalam periode tiga tahun terakhir dan memuncak di bulan Januari kemarin – dengan angka 18,5 juta. Tapi dalam waktu seminggu kemarin ‘active user count‘ hanya mencapai kisaran 15 juta.

Berdasarkan status Steam di tanggal 1 Agustus ini, formasi game dengan jumlah pemain terbanyak masih belum berubah secara signifikan: PUBG tetap menempati posisi puncak, Dota 2 menjadi runner-up, lalu dibuntuti oleh CS:GO, Grand Theft Auto V dan Warframe. Ada No Man’s Sky pula di daftar 10 game terpopuler Steam. Saya menerka, kemunculannya di sana berkaitan dengan pelepasan update No Man’s Sky Next belum lama ini…

Via Games Industry.

Minggu Lalu, Valve Menjaring Hampir 90 Ribu Cheater di Steam

Bagi developer game, penanggulangan masalah cheating adalah perang tanpa akhir. Metode yang digunakan para oknum semakin canggih dan bervariasi. Sebagai tanggapannya, metode anti-cheat yang digunakan para penyedia platform juga kian tegas. Blizzard misalnya. Jika tertangkap basah bermain curang di game mereka, akun Battle.net kita akan diblokir secara permanen.

Valve juga sudah mengimplementasikan sistem Valve Anti-Cheat (biasa disingkat VAC) di Steam sejak tahun 2002. Developer tidak pernah mengungkap cara kerja VAC secara rinci agar para cheater tidak bisa mengakalinya, namun sepertinya Valve belakangan telah mengambil langkah agresif dalam menanggulangi praktek kecurangan di sana. Minggu lalu, developer dikabarkan berhasil menjaring hampir 90 ribu akun Steam bermasalah. Angka ini merupakan rekor terbesar Valve.

Langkah pemblokiran besar-besaran diketahui dimulai pada hari Selasa tanggal 17 Juli silam. Saat itu, VAC menyegel lebih dari 60 ribu akun di platform distribusi digitalnya. Tapi pembersihan tidak berhenti sampai di sana. Di hari Rabu pagi, sistem anti-cheat kembali membekukan tidak kurang dari 28.411 akun. Momentum pemblokiran akhirnya menurun di akhir minggu lalu. Saat artikel ini ditulis, VAC baru menutup satu akun terduga cheating di tanggal 23 Juli.

Belum bisa dipastikan apa yang memicu pembekuan akun secara masif tersebut. Kita boleh menduga, Valve Anti-Cheat berhasil mengidentifikasi metode eksploitasi yang sebelumnya tidak diketahui. VAC awalnya diterapkan di permainan-permainan punya Valve, namun sekarang ada banyak judul third-party turut mengusungnya. Kurang lebih 300 game mendukung VAC, dan jika Anda diblokir di satu judul, Anda akan kesulitan mengakses permainan lainnya.

Game-game populer Steam yang memanfaatkan VAC meliputi Counter-Strike: Global Offensive, Dota 2, seri Call of Duty hingga Ark: Survival. Jika Anda banyak menghabiskan waktu menikmati judul-judul ini, ada peluang cukup besar Anda sempat berhadapan dengan cheater.

Sebagai orang yang tidak pernah berpikir untuk bermain game dengan curang, saya sangat mengapresiasi langkah tegas Valve tersebut. Beberapa tahun silam, pengguna Steam sempat mengeluhkan gerak lambat Valve mengatasi cheater. Meski sedikit terlambat, dan para oknum sudah lama menjalankan aksinya, setidaknya perusahaan betul-betul berkomitmen buat tidak mentolerir cheating.

Tentu saja pemblokiran besar-besaran ini bukanlah akhir dari upaya cheating para oknum yang terjaring. Mereka masih bisa membuka akun baru. Tapi setidaknya, langkah cheater jadi lebih sulit karena mereka harus menggunakan alamat email lain, menyambungkan akun ke nomor telepon berbeda, dan membeli game dari nol.

Via Games Industry & PCGamesN.

‘Steam dari Tiongkok’ WeGame Rencananya Akan Meluncur Secara Global

Saat berdiskusi soal perusahaan game raksasa, nama-nama yang kita sebutkan mungkin tidak jauh dari Electronic Arts, Activision, Blizzard, atau Ubisoft. Tapi menakar dari modal yang mereka miliki, publisher-publisher ini ternyata belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Tencent. Per bulan Maret silam, mereka mengenakan mahkota ‘perusahaan gaming terbesar di dunia‘.

Melihat kesuksesan Valve di ranah distribusi digital, Tencent juga telah menyiapkan layanan serupa Steam. Platform bernama WeGame itu diungkap pertama kali pada bulan April 2017, menawarkan sebuah medium untuk mengedarkan permainan dan beragam konten ke pengguna, sembari menyediakan tempat bagi gamer buat beraktivitas – dari mulai berbelanja hingga melakukan live streaming.

Dan berdasarkan laporan dari South China Morning Post, Tencent Holdings punya agenda untuk memperluas jangkauan WeGame. Sebagai langkahnya menembus pasar global, Tencent tengah mempersiapkan perilisan perdana WeGame di wilayah non-Tiongkok: Hong Kong. Hal yang memotivasi Tencent untuk bersusah payah menandingi dominasi Steam ternyata adalah keinginan mereka menghadirkan game-game developer lokal di ranah internasional.

Faktor lain yang boleh jadi mendorong Tencent untuk meluncurkan WeGame secara global ialah pengumuman Valve Corporation di bulan lalu. Perusahaan Amerika itu telah menyingkap rencana untuk meluncurkan layanan Steam di Tiongkok dibantu oleh raksasa hiburan Perfect World. Namun meski Steam belum tersedia resmi di sana, platform gaming terpopuler di PC itu berhasil menghimpun banyak gamer Tiongkok.

Di bulan Desember kemarin, pemerintah Tiongkok sempat memblokir akses ke Steam Community. Laman store memang masih tetap bisa dibuka, tapi pemblokiran tersebut mengakibatkan user Tiongkok tidak bisa lagi berinteraksi dengan pemain di lokasi lain. Menariknya, berdasarkan data dari hasil survei Valve di bulan Mei 2018, lebih dari seperempat pengguna Steam memilih bahasa Simplified Chinese, mengindikasikan besarnya jumlah user asal Tiongkok.

WeGame sendiri merupakan versi upgrade dari Tencent Games Platform yang sebelumnya berhasil menghimpun lebih dari 200 juta pengguna aktif. Layanan ini juga sudah mulai memasarkan permainan-permainan populer seperti Minecraft, Stardew Valley, Rocket League, Portal Knights, serta Cities: Skylines. Dan rencananya, Monster Hunter: World PC dan Fortnite juga akan dirilis via WeGame.

Di mata gamer global, Steam memang lebih dikenal dibandding WeGame. Namun perlu Anda ketahui bahwa bulan Maret lalu, Ubisoft telah memulai kerja sama strategis dengan Tencent untuk memperluas jangkauan game-game-nya hingga ke Negeri Tirai Bambu.

Capcom Umumkan Segala Info Penting Mengenai Monster Hunter: World PC

Meski sempat ada kekhawatiran terkait arahan baru Capcom, peluncuran Monster Hunter: World di PS4 dan Xbox One ternyata lebih baik dari dugaan sebelumnya. Gamer memuji sang developer karena berhasil membuat ARPG ini mudah diakses oleh pemula dan mereka yang kurang familier dengan seri Monster Hunter tanpa mengorbankan faktor gameplay favorit fans.

Namun pelepasan Monster Hunter: World memang masih belum sempurna karena versi PC-nya belum tersedia. Setelah daftar kebutuhan sistem yang diubutuhkan buat menjalankan game di Windows sempat bocor beberapa hari silam, Capcom akhirnya mengungkap segala informasi resmi terkait Monster Hunter: World PC; termasuk tanggal peluncuran, detail konten, serta fitur khusus versi PC.

Kabar paling menggembirakan dari pengumuman Capcom ini adalah, ternyata Monster Hunter: World PC tiba lebih cepat dari agenda awal sang developer Jepang. Di bulan Januari silam, penjelasan produser Ryozo Tsujimoto mengindikasikan bahwa pelepasan permainan ini akan jatuh pada bulan September. Alasan mengapa perilisan versi PC lebih lambat dari console ialah karena Capcom butuh waktu lebih lama untuk memolesnya.

MHW 3

Monster Hunter: World PC kabarnya akan menyuguhkan segala konten yang ada di versi console. Dan di waktu ke depan, update dan sejumlah perbaikan diberikan secara berangsur-angsur, lalu ‘jadwal’ The Event Quest di PC akan berbeda dari platform lainnya. Capcom menegaskan bahwa gamer Monster Hunter: World PC hanya bisa bermain dengan sesamanya – ia belum mendukung fitur cross-platform play.

MHW 1

Capcom tentu saja tidak mau mengecewakangamer PC yang umumnya cukup menuntut. Di game-nya nanti, Anda dipersilakan untuk mengustomisasi efek visual dan setting grafis, dari mulai resolusi, frame rate, V-Sync hingga opsi yang lebih teknis semisal anti-aliasing serta ambient occlusion – dapat diakses dengan memilih ‘Advanced Graphics Setting’.

MHW 5

Anda juga tidak perlu khawatir jika terbiasa bermain menggunakan keyboard dan mouse. Bagian menu sudah dimodifikasi agar pemain bisa mudah mengakses sejumlah perintah dan shortcut, termasuk pada bagian menu radial. Seluruh elemen di sana tentu saja dapat Anda konfigurasi sesuka hati.

Berikut adalah daftar kebutuhan hardware Monster Hunter: World PC. Seperti biasa, terbagi dalam dua kategori.

 

Minimal

  • Sistem operasi: Windows 7, 8, 8.1, 10 64-bit
  • Prosesor: Intel Core i5-4460 3,2GHz atau AMD FX-6300
  • Kartu grafis: Nvidia GeForce GTX 760 atau AMD Radeon R7 260x 2GB
  • Memori RAM: 8GB
  • Penyimpanan: 20GB atau lebih
  • Kartu suara: DirectSound DirectX 9.0c atau terbaru
  • Catatan: setup ini memungkinkan PC menjalankan game di 1080p/30fps di ‘low

 

Rekomendasi

  • Sistem operasi: Windows 7, 8, 8.1, 10 64-bit
  • Prosesor: Intel Core i7-3770 3,4GHz atau Intel Core i3-8350 4GHz atau AMD Ryzen 5 1500X
  • Kartu grafis: NVIDIA GeForce GTX 1060 3GB atau AMD Radeon RX 570X 4GB
  • Memori RAM: 8GB
  • Penyimpanan: 20GB atau lebih
  • Kartu suara: DirectSound DirectX 9.0c atau terbaru
  • Catatan: game akan berjalan di 1080p/30fps di ‘high

Di Windows PC, Monster Hunter: World akan didistribusikan lewat platform Steam. Game bisa dimainkan pada tanggal 9 Agustus 2018 nanti, dan bagi gamer yang melakukan pre-order sekarang, mereka akan mendapatkan satu set armor Origin serta jimat ‘Fair Wind’ yang bisa menambah kekuatan serangan.

MHW 4

Valve Umumkan Game-Game Steam Terlaris (Sementara) di Tahun 2018

Steam sale musim panas berakhir kemarin, dan saya tidak heran jika program potongan harga gila-gilaan di platform distribusi digital terbesar di dunia itu hanya membuat daftar utang permainan video yang harus Anda selesaikan jadi bertambah. Rampungnya Steam Summer Sale juga menandai telah masuknya kita di paruh kedua tahun 2018.

Valve memang tak pernah mengungkap secara rinci angka penjualan permainan di Steam. Namun developer punya solusi untuk mengurangi rasa penasaran gamer (dan media) terkait hal itu, yaitu dengan cara mengurutkan game-game terlaris atau yang mendapatkan pemasukan terbesar via Steam dalam satu periode waktu. Dan kemarin, Valve mengumumkan permainan dengan penjualan terbaik ‘sementara’ di 2018.

Valve membagi daftar ke dalam empat kategori, kemudian memecahnya lagi jadi beberapa kelompok – berdasarkan bulan atau ratingplatinum‘ sampai bronze‘. Ini dia rinciannya:

 

Penjualan/pemasukan terbanyak

 

Platinum

  • Kingdom Come: Deliverance
  • Tom Clancy’s Rainbow Six Siege
  • Warhammer: Vermintide 2
  • Dota 2
  • Rocket League
  • Warframe
  • Counter-Strike: Global Offensive
  • Far Cry 5
  • PlayerUnknown’s Battlegrounds
  • Sid Meier’s Civilization VI
  • Jurassic World Evolution

 

Gold

  • Final Fantasy XV: Windows Edition
  • The Witcher 3: Wild Hunt
  • The Elder Scrolls Online
  • Assassin’s Creed Origins
  • Total War; Warhammer II
  • Divinity: Original Sin II
  • Ark: Survival Evolved
  • Subnautica
  • Stellaris
  • Dragon Ball FighterZ

 

Silver

  • Frostpunk
  • Arma III
  • Dying Light
  • Slay the Empire
  • Human: Fall Flat
  • Cities: Skylines
  • Team Fortress 2
  • Tom Clancy’s Ghost Recon Wildlands
  • Raft
  • The Forest
  • War Thunder
  • Dark Souls III
  • Euro Truck Simulator 2
  • Dead by Daylight
  • Fallout 4
  • Nier: Automata

 

Bronze

Jumlah game best seller di kategori Bronze sangat banyak. Beberapa judul besar yang muncul di sana meliputi Dark Souls: Remastered, Watch Dogs 2, Civilization V, Pillars of Eternity II: Deadfire, For Honor hingga Middle-earth: Shadow of War. Daftar lengkapnya bisa Anda lihat via tautan ini.

 

Permainan-permainan baru terbaik

 

Januari

  • Railway Empire
  • Life is Feudal: MMO
  • Subnautica
  • Staxel
  • Genital Jousting
  • My Time At Portia
  • Dragon Ball FighterZ
  • Celeste

 

Februari

  • Secret of Mana
  • Battalion 1944
  • Rust
  • Metal Gear Survive
  • Into the Breach
  • Sword Art Online: Fatal Bullet
  • Cyberdimension Neptunia: 4 Goddesses Online
  • Freeman: Guerrilla Warfare
  • Desolate
  • Kingdom Come: Deliverance
  • Deep Rock Galactic
  • Eco
  • Hunt Showdown
  • Final Fantasy XII The Zodiac Age
  • Vagante
  • Dungreed
  • Dynasty Warriors 9

 

Maret

  • Northgard
  • Ghost of Tale
  • Attack on Titan 2
  • Neverwinter Nights: Enhanced Edition
  • PC Building Simulator
  • Ni No Kuni II: Revenant Kingdom
  • Jalopy
  • Warhammer: Vermintide 2
  • Final Fantasy XV: Windows Edition
  • Surviving Mars
  • Pit People
  • Devil May Cry HD Collection
  • Senran Kagura Peach Beach Splash
  • Heroes of Hammerwatch
  • PixARK
  • Darwin Project

 

April

  • Frostpunk
  • Monster Prom
  • Battletech
  • The Forest
  • Call to Arms
  • Lobotomy Corporation
  • For The King
  • The Elder Scrolls V: Skyrim VR

 

Mei

  • Next Day: Survival
  • Wizard of Legends
  • Judgement: Apocalypse Survival Simulation
  • Raft
  • Conan Exiles
  • Bless Online
  • Albion Online
  • Pillars of Eternity II: Deadfire
  • Total War Saga: Thrones of Britannia
  • Dark Souls: Remastered
  • Moonlighter
  • House Flipper
  • Beat Saber
  • Paladins
  • Ancestors Legacy

 

Juni

  • Wreckfest
  • BlazBlue: Cross Tag Battle
  • Warhammer 40.000: Inquisitor – Martyr
  • Bus Simulator 18
  • Totally Accurate Battlegrounds
  • Jurassic World Evolution
  • The Crew 2
  • Vampyr 2

 

Game/aplikasi VR terlaris

 

Platinum

  • Gorn
  • Job Simulator
  • Beat Saber
  • Arizona Sunshine
  • Onward
  • Pavlov VR
  • Fallout 4 VR
  • Superhot VR
  • The Elder Scrolls V: Skyrim VR
  • Hot Dogs, Horseshoes & Hand
  • Budget Cuts
  • OrbusVR

 

Gold

  • Stand Out: VR Battle Royale
  • Space Pirate Trainer
  • Sprint Vector
  • The Talos Principle VR
  • I Expect You To Die
  • Raw Data
  • Tilt Brush
  • Audioshield
  • Serious Sam VR: The Last Hope
  • Virtual Desktop
  • Rick and Morty: Virtual Rick-ality
  • Sairento VR

 

Silver

  • Richie’s Plank Experience
  • Star Trek: Bridge Crew
  • Fruit Ninja VR
  • OVRdrop
  • Duck Season
  • Knockout League – Arcade VR Boxing
  • Doom VFR
  • BOXVR
  • In Death
  • VTOL VR
  • Moss
  • Dead Effect 2 VR
  • The Gallery – EP1: Call of the Starseed & EP2: Heart of the Emberstone
  • The Mage’s Tale
  • L.A. Noire: The VR Case Files

Game-game grup Bronze bisa Anda simak lebih lengkap di sini.

 

Game dengan pemain (concurrent) terbanyak

 

Di atas 100.000 gamer

  • PlayerUnknown’s Battlegrounds
  • Grand Theft Auto V
  • Counter-Strike: Global Offensive
  • Dota 2
  • Tom Clancy’s Rainbow Six Siege
  • Warframe

 

Di atas 50.000 gamer

  • Payday 2
  • Ark: Survival Evolved
  • Team Fortress 2
  • Sid Meier’s Civilization V
  • Kingdom Come: Deliverance
  • Warhammer: Vermintide 2
  • Subnautica
  • Far Cry 5
  • Sid Meier’s Civilization VI
  • Garry’s Mod
  • Rocket League
  • Rust
  • Stardew Valley
  • Football Manager 2018
  • Stellaris
  • The Elder Scrolls V: Skyrim Special Edition

 

Di atas 25.000 gamer

  • Don’t Starve Together
  • Final Fantasy XV: Windows Edition
  • Tom Clancy’s Ghost Recon Wildlands
  • Divinity: Original Sin II
  • Unturned
  • Frostpunk
  • Europa Universalis IV
  • Paladins
  • Human: Fall Flat
  • War Thunder
  • Counter-Strike
  • Left 4 Dead 2
  • Dragon Ball FighterZ
  • Arma 3
  • Slay the Empire
  • Conan Exiles
  • Bless Online
  • Fallout 4
  • NBA 2K18
  • The Elder Scrolls Online
  • Terraria
  • Euro Truck Simulator 2
  • The Forest
  • Battletech
  • Hearts of Iron IV
  • The Witcher 3: Wild Hunt
  • Dead by Daylight
  • Total War; Warhammer II

Daftar permainan di kelompok ‘di atas 10.000‘ bisa Anda lihat lebih lengkap di page Steam ini.

Steam Sale Musim Semi Dimulai, Tapi Disajikan Dengan Cara yang Berbeda

Ada saran yang selalu saya ucapkan berulang-ulang ke rekan sesama gamer: jangan pre-order seperti apapun janji manis developer; dan jika modal saat ini pas-pasan, jangan buru-buru membeli karena promo diskon di Steam bisa pasti dilakukan tiap musim. Dan lima bulan setelah sale musim dingin dilangsungkan, Valve resmi menggelar Steam Winter Sale.

Event kali ini mengusung tajuk Spring Cleaning Event, dan dalam waktu lima hari, Valve memangkas harga sejumlah game dengan potongan hingga 80 persen. Program sale itu dimulai kemarin dan berlangsung sampai tanggal 28 Mei nanti. Menariknya, penyajian Spring Cleaning Event mengusung metode yang betul-betul berbeda. Valve tak mau Anda cuma menumpuk permainan, namun juga mendorong kita buat memainkannya.

Sesuai namanya, lewat Spring Cleaning Event, Valve ingin user menikmati game-game yang tidak pernah tersentuh di library Steam serta mencoba judul-judul baru. Aktivitas di sana sedikit lebih rumit dibanding sekadar melewati Discovery Queue begitu saja. Anda betul-betul harus memainkan sesuatu demi memperoleh badge dan trofi dengan menyelesaikan Daily Tasks atau Projects. Misalnya: menikmati game A selama dua jam atau judul-judul yang Anda beli dalam enam bulan ke belakang.

Daily Tasks sendiri terbagi dalam beberapa tantangan berbeda yang bisa dikerjakan tiap hari untuk memperoleh trofi. Anda dapat mulai membersihkan backlog, atau misalnya bingung mulai dari mana, Valve akan memilihkan judul-judul permainan koleksi Anda secara acak. Masih bingung atau koleksi library Anda kurang banyak? Valve sudah menyiapkan tidak kurang dari sembilan game gratis yang bisa diakses selama Spring Cleaning Event 2018 berlangsung.

Mereka adalah: Dead by Daylight, City Skylines, Don’t Starve Together, Dirt 4, Left 4 Dead 2, Tyranny, Borderlands 2, Middle-earth: Shadow of Mordor serta Castle Crashers.

Dan jangan khawatir jika Anda terlalu malas atau sibuk untuk melakukan segala aktivitas ini. Saya juga telah memilihkan sejumlah game (lumayan) baru atau edisi spesial yang ditawarkan di harga atraktif. Ini dia:

  • Ancestors Legacy: (-10%) Rp 170.999
  • Assassin’s Creed Origins: (-75%) Rp 413.400
  • Cities Skylines Collection: (-47%) Rp 417.224
  • Crypt of the NecroDancer: (-80%) Rp 23.199
  • Dead by Daylight: (-50%) Rp 67.999
  • Northgard: (-33%) Rp 93.799
  • South Park: The Fractured But Whole: (-50%) Rp 344.500
  • Space Hulk: Deathwing – Enhanced Edition: (-20%) Rp 263.200
  • Stellaris: (-60%) Rp 107.999

Anda dapat mem-browsing game-game yang memperoleh diskon di Steam dengan mengunjungi page  Special Offers. Siapa tahu, judul yang Anda inginkan muncul di sana. Harga beberapa permainan memang sangat menggoda, tapi sedikit saran dari saya, jangan habiskan seluruh tunjangan hari raya Anda untuk belanja game

Versi Beta App Steam Link Sudah Tersedia Untuk Android

Angka mungkin bisa membuat kita memahami masifnya layanan Steam digaming. Di 2017, para user Steam mengeluarkan uang sebesar $ 4,3 miliar untuk membeli game, mewakilan 18 persen dari penjualan permainan global. Dan di awal 2018, ada lebih dari 150 juta akun terdaftar di platform ini; dan di periode paling sibuknya, Steam pernah diakses oleh 18,5 juta orang bersamaan.

Minggu lalu, kita sudah mendengar rencana Valve buat menghadirkan Steam di perangkat bergerak. Layanan tersebut mereka beri nama Steam Link. Tapi strategi penyajianya bukanlah dengan membuka akses langsung ke ribuan konten Steam via smartphone, melainkan memanfaatkan pendekatan ala GeForce Now: Steam Link memungkinkan Anda men-stream konten permainan dari PC atau Mac ke smartphone dan tablet.

Dan sesuai rencana Valve, layanan ini akhirnya tiba di Google Play dalam versi beta. Cara menggunakan servis ini sangat mudah. Anda hanya perlu menyambungkan Steam Controller atau gamepad berkonektivitas Bluetooth lain ke perangkat bergerak, kemudian menyambungkannya ke PC yang berada dalam satu jaringan lokal. Setelah itu, game Steam bisa segera dinikmati.

Steam Link. 1

Memang sda sejumlah syarat harus terpenuhi agar Steam Link bekerja maksimal. Pertama, pastikan perangkat Android Anda sudah berjalan di sistem operasi 5.0 atau versi terbaru. Kedua, Anda membutuhkan jaringan Wi-Fi 5GHz. Frekuensi ini punya spektrum lebih luas dari 2,4GHz yang semakin sesak. Singkatnya, Steam Link membutuhkan koneksi berkecepatan tinggi dan bandwidth lebih lebar.

Jika seluruh kebutuhan di atas terpenuhi, Anda bisa menikmati sejumlah permainan Steam hingga resolusi 4K di 60-frame rate per detik. Namun untuk mayoritas game, standar kualitasnya paling optimalnya adalah 1080p di 60fps. Tentu saja, selain jaringan Wi-Fi 5GHz, PC Anda terlebih dulu harus mampu menjalankan game dengan lancar.

Sebagai alternatifnya, Steam Link juga kompatibel dengan set-top box TV, selama unit tersebut mengusung OS Android 5.0. Mungkin baru melalui setup seperti ini app bisa menghidangkan resolusi 4K.

Pengguna iDevice harus menunggu kehadiran Steam Link sedikit lebih lama. Dan saat tersedia nanti, aplikasi siap mendukung perangkat dengan iOS 10 atau versi terbaru, serta Apple TV yang berjalan di tvOS 10.3.

Menurut saya, Steam Link merupakan langkah kedua Valve menginvasi ruang keluarga setelah Steam Machines yang mereka prakarsai gagal lepas landas. Steam Link punya peluang sukses lebih besar dari Steam Machines karena mayoritas user Steam sudah mempunyai perangkat gaming dan smartphone. Dan dibanding sistem Steam Machines, harga set-top box jauh lebih terjangkau.

Via The Verge.

Steam Siap Mendukung Nintendo Switch Pro Controller

Dengan memilih PC sebagai medium untuk menikmati permainan video, Anda mendapatkan akses ke beragam jenis sistem kendali. Selain kombinasi keyboard dan mouse, kita bisa menggunakan gamepad buatan berbagai produsen, termasuk controller Xbox One hingga DualShock 4. Dan kali ini, periferal kreasi Nintendo masuk dalam daftar controller yang resmi kompatibel ke PC.

Lewat blognya, Valve mengumumkan bahwa Steam siap mendukung perangkat Nintendo Switch Pro Controller. Fitur ini hadir di versi beta client, dan bisa Anda segera coba jika mempunyai gamepad tersebut. Sebetulnya Switch Pro Controller sudah bisa tersambung ke Windows berkat konektivitas Bluetooth, tapi ia membutuhkan aplikasi third-party agar seluruh fungsinya bekerja – mirip DualShock 4.

Menurut Valve, Switch Pro Controller sangat pas buat menunjang banyak permainan di Steam. Bagian directional pad-nya sangat ideal untuk mengendalikan game-game fighting dan platformer, lalu kehadiran gyroscope sangat membantu meningkatkan keakuratan bidikan ketika menikmati permainan first-person shooter ataupun action secara umum. Namun mungkin, absennya tombol pelatuk analog menjadi keluhan sejumlah pengguna.

Nintendo Switch Pro Controller 1

Switch Pro Controller mempunyai sejumlah kesamaan desain dengan gamepad Xbox One. Tubuhnya tergolong tebal dan sudut-sudut pada lekukannya lebih tajam dibanding controller Xbox. Di sana, Nintendo membubuhkan sepasang thumb stick yang ditempatkan secara asimetris, dan hanya posisi tombol action A-B-X-Y saja yang terbalik. Padahal andai peletakannya sama, gamer bisa menghemat waktu dalam beradaptasi dari perangkat Microsoft itu ke milik Nintendo.

Steam telah menyiapkan panduan lengkap agar Anda bisa segera menggunakan Switch Pro Controller di PC. Pertama-tama, Anda harus berpartisipasi dalam program Steam Client Beta dan mengaktifkan ‘Nintendo Switch Configuration Support’ di menu Controller Setting. Dengan mencentang boks tersebut, Anda bisa menciptakan, berbagi, serta mem-browsing konfigurasi Switch Pro Controller berdasarkan permainan.

Nintendo Switch Pro Controller 2

Di bagian Controller Setting, Anda juga bisa menemukan opsi ‘Use Nintendo Button Layout’. Gunanya adalah buat menukar fungsi tombol A/B dan X/Y jika Anda lebih menyukai setting Steam Controller atau gamepad Xbox.
Dan berkat dukungan Steam, fitur gyroscope di Switch Pro Controller jadi bekerja sempurna. Begitu tersambung, sensor ini memang segera beroperasi, namun Valve menyarankan kita untuk terlebih dulu melakukan kalibrasi agar jadi lebih presisi.

Nintendo Switch Pro Controller dapat dibeli terpisah seharga US$ 70 (entah mengapa versi standarnya sulit ditemukan di Indonesia, kebanyakan adalah edisi terbatas). Tapi jika Anda lebih memprioritaskan kenyamanan pemakaian, saya lebih menyarankan controller Xbox One karena bisa kompatibel ke Windows tanpa software, kecuali Anda sudah mempunyai console Switch.

Kreator Gears of War Siap Luncurkan Game Battle Royale Baru Sebentar Lagi

Ada masa ketika LawBreakers sempat mencuri perhatian gamer. Game garapan studio baru Cliff Bleszinski ini menjanjikan formula shooter bertempo cepat yang mempersilakan pemain menyerang musuh dari sudut manapun. Tapi konsep unik itu tidak bisa menghentikan merosotnya jumlah pemain. Minggu lalu, developer mengumumkan keputusannya untuk beralih ke proyek lain.

Tak lama, sang pencipta Gears of Wars dan timnya mengumumkan agenda untuk meluncurkan game baru. Kreasi mereka itu mengusung formula yang sangat populer saat ini: battle royale. Boss Key Productions memberinya judul Radical Heights. Menariknya lagi, pelepasan versi early access permainan akan dilaksanakan sebentar lagi, di tanggal 10 April 2018 hari ini.

Melihat presentasi visual dan trailer-nya, Radical Heights mengusung arahan visual kartun penuh warna ala Fortnite dengan kejenakaan Saints Row. Latar belakang game sepertinya di-setting sebagai acara reality TV, bayangkan saja Hunger Games atau Battle Royale tapi dilangsungkan di Amerika di era 80- atau awal 90-an. Game sendiri disuguhkan dalam perspektif orang ketiga, tapi kemungkinan ada alternatif mode first-person.

Radical Heights 1

Hal yang membuatnya berbeda dari game last man standing sejenis adalah kesempatan untuk mencuri uang pemain lain serta pemanfatan sepeda BMX sebagai alat transportasi utama. Pemain bisa menghancurkan mesin kasir buat mendapatkan uang – yang dapat digunakan untuk membeli senjata atau disimpan di bank via ATM. Anda bisa mengambil uang tunai musuh dengan menumbangkan mereka, namun kejadian serupa dapat terjadi juga pada Anda.

Radical Heights 2

Radical Heights merupakan permainan free-to-play dengan in-app purcahse. Boss Key Productions belum menjelaskan bagaimana cara mereka menerapkan microtrasaction-nya. Saya menduga, developer hanya akan menjajakan item-item kosmetik pada gamer. Di trailer, saya juga melihat eksistensi dari wheel of fortune, mengindikasikan adanya peluang penggunaan loot box.

Radical Heights 3

Di Steam, developer menjelaskan bahwa elemen gameplay utama Radical Heights sudah rampung dikerjakan, namun di versi early access itu, pemain mungkin akan menemukan sejumlah placeholder asset serta bagian-bagian yang masih belum selesai dipoles. Boss Key Productions saat ini juga masih terus berusaha untuk meningkatkan performa game.

Rencananya, Radical Heights akan digodok dan disempurnakan di Steam Early Access selama setahun sebelum versi retail-nya dilepas.

Meskipun tertulis ‘Available: April 10th’ di page Steam, saat artikel ini ditulis, saya masih belum bisa mengunduh Radical Heights. Di sana juga belum muncul ulasan para user Steam. Saya akan mengunjungi lagi laman ini malam nanti buat mengeceknya.

Mencicipi Game VR Kompetitif Pertama Buatan Anak Bangsa, Codename: Mindvoke

Eksekusi sebuah produk teknologi perlu dilakukan secara tepat. Terlalu cepat, biasanya pasar belum siap; tapi jika terlambat, maka peluang untuk jadi pionir lewat begitu saja. Kasus ‘terlalu cepat’ itu sempat terjadi pada platform VR mindVoke kreasi Shinta VR. Platform ini memungkinkan user menciptakan sendiri dunia virtual berbekal PC/smartphone, kemudian mempersilakan kita men-share-nya.

Terlepas dari upaya Shinta VR mendesainnya sebagai platform user-friendly, konsumen ternyata belum siap mengadopsinya. mindVoke dirilis hanya beberapa bulan setelah Oculus Rift dan HTC Vive dilepas, dan mungkin, saat itu belum banyak pengguna menyadari kecanggihan serta potensi VR. Namun semangat Shinta VR meramu produk berbasis virtual reality belum padam. Anda mungkin sudah tahu, mindVoke kini menjelma jadi game kompetitif berjudul Codename: Mindvoke.

Hampir sama seperti strategi yang dilakukan OmniVR, Shinta VR mencoba memperkenalkan karya barunya itu melalui kompetisi offline. Tapi berbeda dari VR League, Codename: Mindvoke menjadi primadona di turnamennya. Dan sebelum babak penyisihan minggu lalu dimulai, saya diberikan kesempatan untuk mencobanya lebih dulu.

 

Hands-on, eyes-on

Layaknya mayoritas game action virtual reality, Codename: Mindvoke mengusung perspektif orang pertama. Penyajiannya sedikit mengingatkan saya pada arena virtual reality EXA Outpost di Kuala Lumpur, Malaysia. Namun ketika EXA fokus pada pengalaman kooperatif, Mindvoke dirancang sebagai permainan kompetitif. Di versi ini, game menyajikan pertandingan antar-tim dua lawan dua.

mindvoke3

Tim Shinta VR menjelaskan bagaimana permainan ini dibangun menggunakan engine Unity. Mereka sempat mempertimbangkan buat memanfaatkan Unreal, tapi memutuskan memilih Unity karena developer lebih memahami tool-nya dan waktu untuk mempelajari Unity jauh lebih singkat dari Unreal. Shinta VR juga mengaku mereka sangat memerhatikan faktor optimalisasi software sehingga game dapat mencapai kriteria resolusi 2160×1200p di 90Hz.

mindvoke2

mindvoke4

Hal lain yang saya tangkap ialah, Codename: Mindvoke berjalan di platform SteamVR, disuguhkan menggunakan head-mounted display HTC Vive beserta controller-nya. Di arena kompetisi yang berlokasi di What’s Up Cafe Kemanggisan ini, Shinta VR memanfaatkan laptop MSI dengan kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1060. Dan dari pengalaman saya menikmatinya, game berjalan dengan mulus – saya sama sekali tidak merasakan motion sickness ketika bermain ataupun waktu melepas headset.

mindvoke6

mindvoke1

Sebelum memulai, Mindvoke meminta pemain memasukkan nickname dan nama tim. Setelah itu, game membawa kita ke ruang tunggu virtual di mana Anda bisa beradaptasi dengan sistem kendalinya. Mindvoke menggunakan sistem navigasi berbasis teleportasi, yang segera mengingatkan saya pada Doom VFR. Teleportasi merupakan metode bergerak utama, dan Anda juga dapat mengombinasikannya bersama kemampuan ‘terbang’ yang mengonsumsi energi.

mindvoke13

Karakter-karakter pemain direpresentasikan oleh avatar berupa manusia setengah badan – hanya bagian atas tubuh saja yang ditampilkan. Lalu pemain disajikan tiga pilihan senjata: pistol, pedang dan panah. Pistol merupakan opsi yang paling mudah digunakan, pedang adalah spesialis jarak dekat, sedangkan panah ialah senjata tersulit tapi paling mematikan. Untuk bergerak ke suatu lokasi, Anda perlu menekan touchpad dan menentukan arahnya.

mindvoke12

mindvoke8

Percobaan pertama saya tidak bisa dikatakan sukses. Butuh beberapa kali sesi bermain agar gamer dapat lebih lancar mengombinasikan teknik teleportasi, menembak dan menoleh. Sejumlah hal krusial saya sadari setelah dibuat bertekuk lutut oleh tim Shinta VR: komunikasi dengan rekan satu tim Anda sangat penting, kemudian semakin tinggi posisi karakter, semakin luas juga ruang pengawasan Anda. Itu alasannya pemain berpanah sangat berbahaya ketika menempati posisi tinggi.

mindvoke5

Mindvoke menyajikan art direction khas sci-fi dengan warna-warni yang cerah. Shinta VR mengakui ada banyak aspek di sisi visual yang dapat mereka sempurnakan, namun Anda tidak akan terlalu memperhatikan kekurangan grafisnya ketika sedang sibuk membidik lawan sembari berteriak meminta perlindungan. Selama turnamen berlangsung, peserta akan bertanding di arena surealis bertema makanan.

mindvoke7

mindvoke9

 

Rencana ke depan

Awalnya Mindvoke didesain sebagai permainan multiplayer kooperatif, namun Shinta VR menyadari ada satu faktor yang belum ada di versi awal kreasi mereka itu: tujuan bermain. Menurut developer, ada banyak elemen unik diekspos oleh formula multiplayer. Beberapa yang saya lihat meliputi kerja sama, komunikasi, elemen persaingan, serta lebih seru buat disaksikan. Dan untuk sekarang, game VR kompetitif memang terbilang masih jarang.

mindvoke11

Selanjutnya, Shinta VR punya agenda untuk melepas Codename: Mindvoke di Steam tahun ini (walaupun belum diketahui kapan tepatnya akan meluncur). Di versi baru itu nanti, game kabarnya siap mendukung mode 5 versus 5.

Turnamen Codename: Mindvoke sendiri akan terus dilangsungkan di sepanjang tahun, digelar di gerai-gerai What’s Up Cafe. Shinta VR sengaja memilih lokasi-lokasi yang berdekatan dengan kampus, dan ‘season pertama’ ini dilaksanakan di area Kemanggisan dari mulai tanggal 6 sampai 28 April 2018.