Instagram Bukan Lagi Aplikasi Berbagi Foto, Tetapi Layanan Hiburan

Hal apa yang Anda ingat saat pertama kali mengenal Instagram? Ya, aplikasi berbagi foto dengan format persegi 1:1 yang sampai saat ini masih menjadi aspek rasio default. Lalu, kemana arah tujuan baru Instagram?

Kepala Instagram Adam Mosseri baru-baru ini membuat postingan video di akun Twitter-nya dan berbicara tentang rencana perusahaan untuk paruh kedua tahun 2021. Dalam video tersebut, Mosseri menguraikan beberapa perubahan yang akan terjadi di Instagram selama beberapa bulan ke depan dan apa yang akan menjadi fokus perusahaan.

Salah satu kesimpulan utama dari video tersebut adalah pengakuan Mosseri mengenai sifat layanan tersebut. “Kami bukan lagi aplikasi berbagi foto,” tegas Mosseri, di tengah video dan ia ingin merangkul video secara lebih luas.

 

Sebagai gantinya, perusahaan akan fokus pada empat hal: creators, video, shopping, dan messaging. Terkhusus video, tampaknya menjadi fokus utama Instagram karena sekarang melihat dirinya sebagai layanan hiburan, kurang lebih mirip seperti YouTube dan TikTok.

Dia menjelaskan akan ada beberapa perubahan dan eksperimen, termasuk menunjukkan rekomendasi pengguna untuk topik yang tidak mereka ikuti dan membuat video lebih imersif dengan menawarkan pengalaman layar penuh. Perubahan yang terjadi di Instagram bukan hal yang mengejutkan, perusahaan telah lama mendorong konten berbasis video lewat feed, IGTV, Stories, dan yang terbaru Reels.

Seiring berkembangnya persaingan di sekitarnya, perusahaan terus berubah dan bermetamorfosis mengikuti tren terbaru. Mosseri juga secara langsung menyebut TikTok dan YouTube tentang seberapa populer mereka dan bagaimana Instagram perlu beradaptasi untuk bersaing dengan mereka.

Sumber: GSMArena

Instagram Hadirkan Fitur Format Video Berdurasi Pendek Reels dan Music di Indonesia

Instagram telah menghadirkan fitur Reels dan akan mulai tersedia untuk seluruh pengguna IG di Indonesia dalam beberapa hari ke depan. Reels memberikan pengalaman yang lebih seru dan baru dalam membuat konten video berdurasi pendek yang dilengkapi dengan audio.

Instagram juga memperkenalkan rangkaian fitur Music di Facebook dan Instagram. Fitur ini menyediakan katalog lagu internasional dan lokal untuk mendukung para content creator dalam mengekspresikan diri mereka secara lebih kreatif.

Pastikan memperbarui aplikasi Instagram terbaru dan kita dapat menemukan, menonton, dan terhubung dengan lebih dari 1 miliar pengguna Instagram secara global melalui tab khusus Reels. Konten video tersebut juga dapat ditemukan di halaman Explore dan dapat dibagikan ke Feed, Stories, Close Friends, maupun dikirimkan secara privat melalui DM.

Untuk membuat Reels, caranya tekan tombol (+) di pojok kanan atas, lalu pilih Reels. Instagram telah menyediakan fitur pengeditan baru yang bisa digunakan seperti menambah musik, durasi video 15 atau 30 detik, kecepatan, efek AR, video layout, hingga berkolaborasi dengan pengguna lainnya melalui fitur Remix. Kita bisa membuat Reels menggunakan berbagai potongan klip video dan menambahkan audio asli maupun lagu yang tersedia di galeri musik Instagram.

Kami sangat senang dapat membawa Reels ke Indonesia. Instagram selalu berupaya untuk mendengarkan aspirasi para kreator dan penggunanya. Berangkat dari sini, kami banyak mendengar bahwa mereka menginginkan sebuah pengalaman membuat dan menonton video berdurasi pendek yang menghibur. Baik kreator konten yang memiliki minat untuk berbagi, maupun seorang pemilik bisnis yang memiliki sebuah cerita untuk dibagikan, Reels membantu mendorong kreativitas pengguna dan membantu mereka menjangkau audiens baru di skala global,” kata Pieter Lydian, Country Director untuk Facebook di Indonesia.

Fitur-fitur yang kami luncurkan hari ini merupakan bagian besar dari masa depan konten hiburan di Instagram. Bersama dengan kehadiran fitur Music di Facebook dan Instagram, kami memberikan banyak cara dan pilihan bagi pengguna Indonesia dalam mengekspresikan diri, mencari hiburan, dan terhubung dengan apa yang mereka sukai,” tambahnya.

Rangkaian fitur baru di Reels sebagai berikut:

  • Remix yang memudahkan pengguna untuk membuat video Reels versi mereka sendiri dan menyatukannya dengan Reels yang sudah ada.
  • Mengelola suara atau menambahkan audio dengan fitur Voiceover yang memungkinkan menambahkan suara sendiri dan Mixed Audio untuk menambahkan suara disertai lagu latar belakang.
  • Tab Reels untuk memberikan panggung yang lebih besar bagi para kreator dalam membagikan video menarik mereka dan memudahkan audiens global untuk menemukan konten mereka.
  • Menambahkan kemampuan menyimpan suara di fitur editing, fitur Share Audio Pages agar pengguna dapat membagikan seluruh Reels yang menggunakan bagian spesifik dari sebuah lagu melalui DM, dan Audio Browser untuk menemukan musik dari tab For You dan Trending.
  • Efek AR yang membantu mempercantik konten Reels, pengguna dapat memilih untuk menggunakan filter menyenangkan dari Instagram atau mencari filter favorit mereka di “Cari Efek”.
  • Tag Branded Content, kreator dapat menginformasikan konten hasil kerja sama dengan sebuah brand secara transparan dan Shopping di Reels ke negara-negara yang telah memiliki akses terhadap fitur Shopping secara global.

Pengguna di Indonesia kini memiliki akses terhadap fitur Music di Instagram dan Facebook, sehingga mereka dapat mengekspresikan diri dengan cara baru. Misalnya menambahkan musik dan lirik ke Reels mereka atau menambahkan stiker Music di Stories Instagram dan Facebook untuk menambahkan lagu soundtrack yang tepat pada setiap momen yang dibagikan. Untuk turut menyambut dan merayakan kehadiran Reels dan Music di Indonesia, Instagram mengajak pengguna di Indonesia untuk mencoba format video berdurasi pendek ini dan membagikannya dengan tagar #TampildiReels.

[Panduan Pemula] Cara Membagikan Video TikTok ke Instagram Stories atau Feed

TikTok dan Instagram secara tidak langsung bersingungan walaupun keduanya punya konsep yang sedikit berbeda. Namun, pada umumnya pengguna Instagram juga menggunakan TikTok dan begitu pula sebaliknya.

Continue reading [Panduan Pemula] Cara Membagikan Video TikTok ke Instagram Stories atau Feed

[Panduan Pemula] Cara Membuat Swipe Up di Instagram Stories

Membuat Swipe up di Instagram Stories terbatas hanya pada akun yang sudah memiliki follower minimal 10.000. Bahkan, di banyak kasus akun yang sudah menyentuh angka minimal tersebut, harus menunggu beberapa saat untuk bisa menjumpai fitur swipe up.

Continue reading [Panduan Pemula] Cara Membuat Swipe Up di Instagram Stories

Spotify Sedang Uji Fitur Story Versinya Sendiri

Berawal dari inisiatif Snapchat, konten dalam format story pada akhirnya berhasil menjadi fenomena global berkat Instagram. Sekarang, hampir semua media sosial punya kanal khusus untuk mewadahi jenis konten yang akan hilang secara otomatis dalam waktu 24 jam pasca diunggah tersebut.

Beberapa hari lalu, Twitter merilis Fleets, fitur story-nya yang sudah diuji sejak Maret lalu. Sekarang, giliran Spotify yang secara diam-diam sedang menguji fitur story-nya. Story versi Spotify ini agak berbeda karena tidak sepenuhnya user-generated, melainkan yang diunggah oleh para musisi di layanan tersebut.

Berdasarkan video yang diunggah oleh pengguna Twitter @TmarTn, beberapa story unggahan para musisi itu bisa ditemukan di playlist Christmas Hits racikan Spotify sendiri. Sepintas, video-video pendeknya itu terkesan organik dan seperti yang kita ekspektasikan dari konten bertipe story, bukan hasil produksi kru profesional bersama masing-masing musisi.

Berdasarkan keterangan resmi Spotify kepada Engadget, layanan streaming musik asal Swedia itu mengakui bahwa mereka tengah menguji fitur story, tapi mereka sama sekali tidak mau memastikan apakah fiturnya bakal dirilis secara luas ke depannya.

Spotify stories

Menariknya, ini bukan pertama kalinya Spotify menguji fitur story, dan mereka sebenarnya sudah punya beberapa iterasi. 2019 lalu misalnya, Spotify sempat menguji fitur story yang mereka sebut dengan istilah “Storyline”. Kemudian di awal tahun 2020 ini, mereka juga sempat menguji fitur yang memungkinkan sejumlah influencer untuk menambahkan story ke public playlist susunannya masing-masing.

Kalau melihat bagaimana YouTube dan LinkedIn pun punya story, tidak mengherankan apabila Spotify juga tertarik menawarkan fitur serupa. Dalam kasus Spotify, mereka sepertinya memperlakukan story sebagai medium yang dapat dimanfaatkan para musisi untuk berbagi pengalaman di balik layar mereka.

Sang musisi memang sudah bisa berinteraksi dengan para fansnya melalui story di Instagram atau Snapchat, akan tetapi ketika mereka ingin fokus berbagi tentang pengalamannya selama menggarap lagu barunya, di situlah mungkin story pada Spotify bisa terkesan relevan.

Lucunya, meskipun Snapchat dan Instagram adalah pelopor dari format story, keduanya sekarang malah sedang mencoba meniru TikTok.

Sumber: Gizmodo. Gambar header:  Omid Armin via Unsplash.

Twitter Uji Fitur Stories, Namanya Fleets

Twitter belum lama ini diprediksi sedang menggodok fitur Stories, tepatnya ketika mereka mengakuisisi sebuah startup bernama Chroma Labs. Chroma Labs merupakan pengembang Chroma Stories, aplikasi iPhone untuk menciptakan konten Stories yang lebih menarik ketimbang memakai tool bawaan masing-masing platform sosial.

Prediksi itu tidak meleset. Twitter mengumumkan bahwa mereka akan segera menguji fitur baru bernama “Fleets”, tapi baru untuk konsumen di Brasil. Persis seperti Stories, Fleets akan hilang dengan sendirinya 24 jam setelah diunggah. Penempatannya pun sama, di paling atas Timeline.

Selain teks, Fleets bisa dijejali foto, video ataupun GIF. Sticker dan tool lainnya tidak ada (belum?), tapi Twitter berargumen bahwa ini disengaja demi merefleksikan karakter asli Twitter yang memang lebih banyak melibatkan teks ketimbang jenis konten lainnya.

Twitter Fleets

Satu hal yang sangat berbeda dari Fleets adalah cara menavigasikannya. Untuk melihat beberapa Fleets dari satu pengguna misalnya, kita harus mengusap layar ke bawah. Ini jelas berbeda dari Stories di tempat lain, di mana kita sudah terbiasa menyentuh sisi kanan layar untuk melihat Stories selanjutnya dari orang yang sama.

Barulah untuk beralih ke Fleet dari pengguna yang lain, kita bisa mengusap layar ke kiri, persis seperti di Instagram Stories. Kabar baiknya, gesturegesture ini bisa saja berubah tergantung masukan dari pengguna selama masa pengujian.

Twitter Fleets
Untuk melihat beberapa Fleets dari satu orang yang sama, pengguna harus swipe ke bawah, bukan tap di sisi kanan seperti biasanya / Twitter

Kita boleh menuduh Twitter latah, akan tetapi mereka punya alasan sendiri di balik kehadiran Fleets. Mereka berpendapat bahwa sebagian pengguna Twitter cenderung pasif karena mereka merasa tidak nyaman dengan sifat Tweet yang publik dan permanen. Dengan kata lain, banyak pengguna Twitter yang takut salah bicara hingga akhirnya dihujat khalayak.

Fleets dilihat sebagai solusi yang tepat. Twitter berharap pengguna bisa merasa lebih nyaman berdiskusi atau mengungkapkan uneg-unegnya dengan adanya Fleets. Seperti yang saya bilang, Fleets akan dihapus secara otomatis setelah 24 jam, dan ini setidaknya bisa membuat pengguna merasa lebih tidak tertekan.

Fleets saat ini sedang diuji di Twitter versi Android maupun iOS, tapi baru untuk pengguna di Brasil saja. Pengujiannya bakal berlangsung selama beberapa bulan sebelum Twitter memutuskan untuk merilisnya secara global.

Sumber: TechCrunch dan The Verge.

Twitter Akuisisi Developer Aplikasi Chroma Stories

Berawal dari Instagram, lalu berlanjut ke Facebook dan WhatsApp, hampir semua platform sosial sekarang dibekali fitur Stories – termasuk halnya YouTube. Secara teknis, konsep feed khusus konten ephemeral ini pertama diciptakan oleh Snapchat, akan tetapi Instagram-lah yang membuatnya jadi sepopuler sekarang.

Twitter, di sisi lain, belum punya fitur serupa. Namun ada kemungkinan mereka bakal menggarapnya, atau setidaknya menyediakan fitur lain yang bertujuan untuk membuat platform-nya terkesan lebih visual. Anggapan ini berdasar pada akuisisi terbaru Twitter, yakni Chroma Labs.

Chroma Labs merupakan pengembang aplikasi iPhone bernama Chroma Stories. Aplikasi ini dirancang untuk membantu penggunanya menciptakan konten Stories yang menarik. Deretan template, filter, dan segudang tool kreatif lainnya disiapkan supaya pengguna dapat mendesain konten Stories yang lebih mengesankan ketimbang jika menggunakan fitur bawaan Instagram atau Snapchat.

Chroma Stories

Aplikasi ini dibuat oleh orang-orang yang sangat berpengalaman di bidangnya. Salah satu cofounder-nya, John Barnett, merupakan sosok yang bertanggung jawab atas lahirnya fitur Boomerang di Instagram, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk mendirikan perusahaannya sendiri.

Pada kenyataannya, personil Chroma Labs inilah yang membuat Twitter terpikat. Pasca akuisisi, kru Chroma Labs bakal dialihtugaskan ke divisi produk, desain dan engineering milik Twitter, berdasarkan keterangan Kayvon Beykpour selaku Product Lead di Twitter. Aplikasi Chroma Stories sendiri tak akan lagi menerima update, namun tetap bisa digunakan sampai akhirnya ‘dirusak’ oleh update iOS versi baru.

Twitter memang tidak bilang mereka berniat meluncurkan fitur Stories, dan mereka belakangan ini justru sibuk menyempurnakan fitur percakapan di platform-nya. Namun seperti yang sudah Instagram buktikan, Stories tidak selamanya ditujukan untuk visual storytelling, tapi terkadang juga bisa menjadi conversation starter.

Sumber: TechCrunch.

Twitter Perbarui Fitur Kameranya Jadi Mirip Stories

Bermula dari Snapchat, kemudian digenjot lebih jauh lagi popularitasnya oleh Instagram, fitur Stories pada akhirnya resmi berlabuh di YouTube pada bulan November lalu. Ketika platform video sebesar YouTube saja berhasil ‘teracuni’ demam Stories, wajar apabila banyak yang menanyakan kehadiran fitur serupa di Twitter.

Namun ketimbang menyiapkan seksi khusus untuk konten-konten Stories, Twitter memilih mengambil jalur eksekusi yang sedikit berbeda. Mereka baru saja memperbarui fitur kamera yang ada di aplikasi Twitter sehingga cara penggunaannya jadi mirip seperti fitur Stories di platformplatform lain.

Pada versi terbaru aplikasinya nanti, pengguna dapat mengusap layar ke kiri dari Timeline untuk mengakses fitur kamera versi anyar ini. Tampilannya pasti kelihatan tidak asing apabila Anda pernah menggunakan fitur Stories di Instagram, dengan satu tombol shutter untuk menjepret foto, atau untuk merekam video jika ditahan.

Setelah menjepret foto atau merekam video, pengguna bisa menambahkan teks, tagar maupun lokasi pengambilannya. Setidaknya untuk sekarang, belum ada sticker maupun beragam filter untuk menghiasi, sebab fokus Twitter memang bukan ke sana, melainkan untuk menjadikan percakapan di platform-nya jadi lebih visual.

Contoh Tweet yang di-post lewat fitur kamera baru Twitter / Sumber gambar: Techcrunch
Contoh Tweet yang di-post lewat fitur kamera baru Twitter / Sumber gambar: Techcrunch

Itulah mengapa Twitter sengaja tidak menyiapkan seksi khusus buat konten-konten dari fitur kameranya ini. Semuanya masih akan muncul di Timeline seperti biasa. Yang sedikit berbeda, teksnya diposisikan di bawah foto atau videonya, dan ukurannya pun lebih besar dari biasanya.

Twitter tentunya berharap perubahan yang terbilang minor ini tidak akan membuat para loyalis Twitter kecewa, tapi di saat yang sama masih bisa menarik perhatian mereka yang sudah sangat terbiasa dengan fitur Stories di platform lain. Seperti yang saya bilang, Twitter bukannya membuat tiruan Stories, melainkan menjadikan platform-nya lebih visual.

Kapan fitur ini bakal tersedia? Dalam beberapa hari ke depan kata Twitter, dan sepertinya perilisannya juga akan berlangsung secara global.

Sumber: TechCrunch.

Instagram Stories Kini Dilengkapi Polling Berbentuk Slider

Instagram Stories menawarkan banyak keseruan bagi penggunanya yang ingin membagikan momen lewat video atau foto yang terus berganti setiap harinya. Beberapa elemen yang disematkan antara lain gambar GIF dan juga poling yang difungsikan untuk merangsang interaksi di antara pengguna. Dan kini, Instagram kembali menghadirkan fitur baru, juga berkaitan dengan polling tapi bukan berupa teks melainkan berbentuk emoji yang kemudian diberi nama Emoji Slider.

Emoji Slider punya bentuk yang berbeda dari poling biasa. Sesuai namanya, ia menampilkan slider memanjang ke samping yang bisa digeser ke kiri dan ke kanan untuk menunjukkan tingkat kesetujuan terhadap suatu topik.

Emoji slider dirancang untuk membuat pertanyaan yang bersifat ekspresif, menanyakan perasaan orang lain terhadap suatu topik. Sebagai contoh, menanyakan perasaan seseorang tentang sebuah lagu dari penyanyi yang baru saja dirilis, seberapa keren suaranya bagi mereka.

en_emoji-slider-3up_preview

Jadi, Emoji Slider bisa disebut sebagai barometer perasaan seseorang terhadap sebuah topik. Makin ke kanan, berarti ada kecenderungan rasa suka terhadap topik yang dibahas, bisa lagu, artis, puisi, tokoh, cover lagu di YouTube, dan lain-lain tergantung pilihan pengguna. Sebaliknya, jika slider digeser ke arah kiri, maka perasaan pengguna cenderung kurang suka.

Kemudian untuk menambahkan stiker slider emoji ke Stories, Anda cukup memilih foto atau video yang ingin dijadikan konten utama. Lalu pilih emoji yang paling sesuai dengan pertanyaan Anda. Anda bebas memilih emoji manapun yang tersedia di kumpulan emoji. Sementara itu bagi follower atau teman yang melihat Stories Anda, mereka hanya perlu mengeklik dan menyeret emoji ke level yang tepat, dan jawaban mereka akan terkunci saat dilepas.

Stiker emoji slider disebut sudah bisa dipergunakan oleh pemilik perangkat Android dan iOS dengan melakukan update ke Instagram versi 44.0.

Sumber berita Techcrunch dan gambar header Pixabay.

Instagram Umumkan Fitur dan Cara Baru Berbagi Momen di Stories

Ada yang sampai lupa waktu ketika buka Instagram, dikit-dikit Stories, atau sudah punya stok foto dan video buat posting di Instagram hingga berbulan-bulan mendatang? Ya, tak heran karena Instagram memang rajin meluncurkan rangkaian fitur baru guna memanjakan para penggunanya.

Di acara tahunan Facebook F8, Instagram telah mengumumkan cara baru untuk berbagi momen di Stories. Mereka mengintegrasikan Stories ke aplikasi Spotify dan GoPro.

Instagram-2

Jadi Anda bisa membagikan lagu favorit yang dilantunkan di Spotify langsung ke Stories atau DM Instagram, lengkap dengan informasi gambar album dan link playlist tersebut. Caranya mudah, cukup menekan tombol share di aplikasi Spotify.

Sedangkan untuk pengguna action camera GoPro, nantinya Anda bisa langsung membagikan foto dan video aksi yang telah terekam langsung ke Strories melalui aplikasi GoPro. Sebelum mengirim ke Stories tentu Anda bisa melakukan re-center serta crop konten foto atau video yang ingin diunggah, serta membubuhkan hiasan berupa sticker dan opsi pengeditan lainnya.

Menariknya Anda tak perlu menghubungkan akun GoPro dengan akun Instagram, karena proses sharing dilakukan secara lokal di smartphone melalui aplikasi Instagram. Integrasi baru di Instagram tersebut juga akan berfungsi ketika mem-posting Instagram Stories ke Facebook Stories dan Instagram berjanji akan menambahkan aplikasi lainnya agar terintegrasi lebih dalam dengan Instagram.

explore-instagram

Selain itu, kita juga bakal disuguhi sejumlah efek-efek AR yang baru, fitur video chat, dan memperbarui fitur explore. Ya, Instagram telah memanfaatkan platform Facebook Camera Effects dan fitur explore telah diperbarui yang memungkinkan kita dapat mengikuti topik tertentu, lengkap dengan hastag terkait.
Instagram
Kini kita bisa melakukan panggilan video secara real-time, fitur ini menjadi bagian dari tool DM Instagram. Caranya dengan menekan ikon kamera yang baru di pojok kanan atas di jendela obrolan yang terbuka, bisa dilakukan secara personal atau dengan beberapa orang sekaligus. Semua fitur baru di atas akan bergulir secara bertahap ke pengguna.

Sumber: GSMArena