Menilik Upaya Blue Bird Mengurangi Polusi Dengan Menyediakan Taksi Listrik Tesla dan BYD

Menggunakan transportasi umum adalah cara paling efektif untuk mengurangi kemacetan, dan dalam jangka panjang, metode tersebut juga pelan-pelan membantu mengurangi polusi udara. MRT dan LRT memanfaatkan listrik, lalu TransJakarta menggunakan bahan bakar bakar gas. Namun tentu saja kebutuhan kendaraan buat mencapai satu lokasi spesifik masih terbilang tinggi, itulah alasan mengapa metode-metode tradisional tetap diperlukan.

Tepat di awal minggu ini, Blue Bird meluncurkan inisitif pengadaan taksi elektrik pertama di Indonesia sebagai realisasi kampanye ‘birukan langit jakarta’. Perusahaan menyediakan pilihan taksi ramah lingkungan di dua layanan mereka, Blue Bird reguler dan Silver Bird. Opsi taksi reguler memanfaatkan model BYD e6, sedangkan Silver Bird menggunakan Tesla Model X 75D. Keduanya mengusung transmisi otomatis.

BB 2

Presiden direktur Blue Bird Holding Group Noni Purnomo menjelaskan bagaimana langkah mereka ini merupakan bagian dari komitmen dalam mendukung pelestarian lingkukan, sembari terus meningkatkan kualitas layanan serta keyamanan. Di momen awal penyediaan taksi listrik, Blue Bird menyiapkan 25 unit BYD e6 dengan 25 pengemudi serta menurunkan empat unit Tesla Model X yang akan ditangani enam pengemudi. Mereka semua difokuskan untuk beroperasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

BB 1

 

Tesla Model X dan BYD e6

Demi mendukung pengoperasian taksi listrik, Blue Bird memfasilitasi teknologi quick charge di kantor pusatnya serta telmenentukan titik-titik pengisian baterai kendaraan milik pihak ketiga. Untuk Tesla Model X, pengisian baterai via quick charge (dari kondisi kosong) memakan waktu 40 menit. BYD e6 juga pada dasarnya sudah dibekali sistem fast charge hampir serupa, kabarnya dapat mencapai 80 persen (dari nol) selama 15 menit.

BB 13

BB 8

Di atas kertas, Tesla Model X varian 75D mempunyai jarak maksimal 416-kilometer, dengan pengujian di dunia nyata menghasilkan angka 333-kilometer. Secara teori, kapabilitas ini memungkinkannya menempuh perjalanan bolak-balik Jakarta-Bandung, tetapi untuk sekarang layanan baru diprioritaskan buat pelanggan di ibu kota. Para pengemudi juga diminta cermat memerhatikan daya baterai: jika tersisa kisaran 25 persen, mereka disarankan untuk kembali ke charging station di kantor.

BB 15

Berbicara soal pengemudi, 31 individu itu adalah mereka yang dipilih langsung Blue Bird buat menangani taksi-taksi elektrik pertama di Indonesia. Para driver telah mendapatkan pelatihan khusus – misalnya apa yang perlu dilakukan jika muncul masalah, dari mobil atau faktor eksternal. Kita tahu, salah satu penyakit terburuk Jakarta adalah banjir dan air bukanlah sahabat baik bagi baterai. Seandainya menghadapi genangan, para pengemudi harus dapat memperkirakan, kapan bisa diterobos atau kapan mereka harus mencari rute lain (ketika air melewati batas 30cm).

BB 17

BB 10

Seluruh infrastruktur teknis, penopang servis dan teknisi ahli kendaraan listrik tak lupa Blue Bird siapkan. Kabarnya, pemerintah juga mempermudah proses pengadaan taksi-taksi listrik ini, sebagai bentuk dukungan terhadap program pengurangan penggunaan bahan bakar minyak dan bauran energi nasional. Perusahaan memesan BYD e6 dari Tiongkok dan membeli Tesla Model X dari Inggris (Tesla berbasis di Palo Alto) karena versi ini menyajikan setir di sebelah kanan.

BB 6

Blue Bird memilih kedua nama ini karena baik Tesla maupun BYD telah teruji secara kualitas, lalu skalabilitasnya sesuai dengan pasar Indonesia. Efeknya, konsumen tidak perlu membayar biaya lebih tinggi dari semestinya. Meski demikian, Blue Bird menekankan bahwa mereka tidak menutup pintu kolaborasi bersama brand-brand otomotif penyedia kendaraan listrik lain.

 

Program R&D

Dalam sesi tanya jawab, direktur PT Blue Bird Andrianto Djokosoetono menyampaikan bahwa mereka menggelontorkan dana hampir Rp 40 miliar demi menginisiasi program taksi elektrik. Menariknya, ini semua merupakan bagian dari program divisi riset dan pengembangan. Pemaparan Andrianto mengindikasikan perusahaan tidak mengharapkan adanya balik modal di waktu dekat.

BB 11

Menurut sang direktur, agar kampanye mobil listrik bisa sukses, sesorang harus berani memulai. Dengan melakukannya lebih dulu dari yang lain, Blue Bird berharap dapat menemukan kendala dan tantangan secara dini dalam pengoperasian taksi listrik untuk segara dicarikan solusinya. Dan berbekal pengalaman dan data-data itu, perusahaan nantinya bisa memberikan masukan pada pemerintah mengenai bagaimana idealnya mendorong adopsi kendaraan elektrik.

BB 16

Blue Bird juga akan terus bekerja sama dengan dua produsen mobil untuk mengolah data-data terkait layanan. Setelah dikumpulkan, rencananya segala informasi rinci tersebut akan di-share dalam waktu tiga sampai enam bulan ke depan.

BB 9

 

Tarif

Ongkos adalah aspek paling menarik di pengadaan taksi elektrik ini. Blue Bird memutuskan untuk menyamakannya dengan layanan mereka yang sudah ada. Ongkos buka pintu dan per kilometer BYD e6 tak berbeda dari opsi Blue Bird standar, lalu biaya Tesla Model X setara Silver Bird Alphard: buka pintu Rp 17 ribu dan Rp 9 ribu per kilometer.

Layanan taksi elektrik Blue Bird bisa Anda nikmati mulai bulan Mei 2019.

BB 3

 

Ke depannya

Blue Bird punya agenda untuk terus menambah jumlah taksi listrik mereka hingga 200 unit di 2020. Jika target ini tercapai, perusahaan memperkirakan bisa memangkas emisi karbondioksida sebanyak 434.095-kilogram atau pemakaian BBM sebesar nyaris 1,9 juta liter. Selanjutnya, Blue Bird menetapkan peningkatan sampai 2000 kendaraan dari tahun 2020 sampai 2025. Dan di tahun 2035, perusahaan berhadap taksi-taksi elektrik memperkuat 30 persen dari total armadanya.

BB 14

Upaya lain yang Blue Bird lakukan agar polusi di ibu kota lebih cepat berkurang adalah dengan menjalankan program One Ride One Seed bersama WWF dan Jagha Bumi. Prosedurnya cukup simpel: Untuk setiap satu penumpang layanan taksi elektrik – apapun modelnya – Blue Bird akan menanam satu pohon di area aliran sungai Ciliwung dan wilayah tengah Jakarta. Perusahaan menargetkan 2000 pohon.

BB 12

Bermesin Elektrik, Navya Autonom Cab Adalah Taksi Tanpa Sopir dengan Layanan Mirip Uber

Ada sebuah minivan unik yang lalu-lalang di jalanan kota Paris pada tanggal 7 November kemarin. Unik karena minivan tersebut hanya diisi oleh penumpang saja. Jangankan sopir, kokpit berisikan lingkar kemudi serta pedal gas dan rem pun sama sekali tidak kelihatan di minivan tersebut.

Minivan yang dimaksud adalah Autonom Cab hasil karya spesialis teknologi kemudi otomatis asal Perancis bernama Navya. Mereka melihat kendaraan bermesin elektrik murni ini sebagai solusi atas berbagai tantangan yang muncul terkait mobilitas urban di era modern.

Navya Autonom Cab

Kabinnya sanggup mengakomodasi hingga enam penumpang yang duduk saling berhadapan, dan seperti yang saya bilang, Navya tidak menyisakan ruang di depan untuk ditempati oleh pengemudi. Deretan sensor – 10 Lidar, 6 kamera, 4 radar, 2 antena GNSS dan 1 inertial measurement unit (IMU) – memungkinkan Autonom Cab untuk bernavigasi di kawasan urban dengan sendirinya.

Navya memutuskan untuk mengembangkan sistem pemetaannya sendiri yang komprehensif sekaligus presisi untuk digunakan pada Autonom Cab. Kecepatan maksimumnya diklaim mampu mencapai angka nyaris 90 km/jam, namun kecepatan rata-ratanya hanya berkisar 50 km/jam ketika berada di kawasan padat penduduk.

Navya Autonom Cab

Label “Cab” pada namanya sendiri mengindikasikan penggunaannya sebagai transportasi umum, atau lebih tepatnya taksi. Di sini Navya memilih cara kerja yang serupa dengan Uber maupun transportasi online lainnya: pengguna tinggal membuka aplikasi dan memesan Autonom Cab, hanya saja di sini tidak akan ada seorang sopir yang menyambut pengguna layanan.

Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, Navya Autonom Cab beserta layanan on-demand-nya bakal mulai beroperasi pada kuartal kedua tahun 2018. Tentu saja keberadaannya juga sangat bergantung pada lampu hijau regulasi setempat.

Sumber: Business Wire.

Apa Kabar Taksi Argo di Tengah Arus Digitalisasi?

Menurut data DailySocial.id, masyarakat Indonesia saat ini semakin terbiasa dan nyaman dengan layanan on-demand yang tersedia, dan lebih dari 63% di antara mereka adalah pengguna layanan pemesanan mobil/taksi melalui mobile apps.

Memesan taksi online dengan beberapa sentuhan jari memang terlihat sudah menjadi gaya hidup masyarakat. Padahal “taksi argo” sejatinya masih eksis di jalanan. Lalu, dengan “digitalisasi” taksi serta kultur pemanfaatan online platform untuk transportasi yang sudah membumi ini, bagaimana kabar keberadaan taksi argo?

Lahir di tengah era digital, para pemain taksi online dianggap punya ruang inovasi yang lebih besar dengan talenta-talenta muda di dalamnya. Di sisi lain, taksi argo dengan usianya yang lebih dewasa dianggap lebih rentan menghadapi persoalan inovasi.

Benarkah demikian?

Taksi Argo dan Aplikasi Mobile

Pada kenyataannya, taksi argo kini telah menunjukkan keseriusannya dalam memasuki sektor digital. Inisiatif ini terlihat dari pendekatan taksi argo yang sudah mulai membuka diri dengan multi-channel access, agar penumpang bisa menggunakan jasa mereka. Eksistensi taksi argo di jalanan semakin terlihat dengan aplikasi mobile yang mereka kembangkan (dan terus diperbarui versinya), misalnya My Blue Bird.

Kemampuan aplikasi taksi argo dapat diandalkan oleh pengguna. Fitur-fitur seperti advanced booking, kemampuan melihat taksi yang tersedia di sekitar lokasi, serta sistem penilaian untuk pengemudi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas layanan. Taksi argo juga terus berinovasi dalam hal transaksi yang memungkinkan pengguna untuk membayar non tunai dengan e-voucher atau kartu kredit.

Belum lagi, salah satu pemain besar taksi argo kini telah meluncurkan fitur Easy Ride yang merupakan bentuk penyempurnaan dari sistem pembayaran di taksi argo, di mana penumpang bisa menyetop taksi di jalan, tetapi bisa melakukan pembayaran non-tunai melalui aplikasi. Sebuah bukti bahwa inovasi tidak harus mengganggu kebiasaan yang sudah lama berdiri.

Berdasarkan laporan Popular Cashless Payment Instruments in Indonesia dari DailySocial menyebutkan bahwa lebih dari 80% responden adalah pengguna aktif dari sistem non-tunai. Jadi tidak hanya pada digitalisasi sistemnya, taksi argo bahkan kini sudah terbuka pada perwujudan cashless society.

Selain inovasi digital, satu hal yang menjadi nilai tambah dari taksi argo adalah penumpang dimungkinkan mendapatkan pengemudi yang lebih profesional dan telah mengikuti training untuk menerapkan prosedur pelayanan yang baik. Selain itu, tarif taksi argo tidak berubah sesuka hati karena tidak berlakunya surge price di kondisi tertentu, misalnya di lokasi sibuk, saat hujan, atau jam sibuk.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Blue Bird.

Indosat Ooredoo Business Bantu Taksi Citra Malang Hasilkan Aplikasi Mobile

Kehadiran transportasi online di Indonesia disambut baik masyarakat. Sambutan baik ini akhirnya berimbas pada bisnis transportasi online. Banyak pihak akhirnya mencoba peruntungan di sektor ini. Kehadiran aplikasi dinilai menjadi masa depan transportasi. Hal itu juga yang pada akhirnya melatar belakangi Indosat Ooredoo Business membantu Taksi Citra Malang untuk meluncurkan aplikasi pemesanan taksi yang diberi nama Citra Taksi.

Indosat Ooredoo Business akan menyiapkan layanan digital untuk bisa mengakomodir pesanan taksi melalui aplikasi online untuk wilayah Malang dan Batu. Aplikasi Citra Taksi ini sudah tersedia di Google Play. Seperti kebanyakan aplikasi pemesanan taksi lainnya aplikasi ini juga berusaha memberikan kemudahan agar calon penumpang tidak perlu lagi mengeluarkan banyak usaha untuk memesan taksi.

“Aplikasi Taksi Citra ini merupakan salah satu cara kami menghadirkan dunia digital kepada semua orang, sejalan dengan visi baru Indosat Ooredoo Business yang berkomitmen untuk meningkatkan manfaat teknologi digital kepada masyarakat Indonesia. Dengan ini pula, kami ingin membuktikan komitmen kami dalam menyediakan solusi ICT untuk mendukung pertumbuhan bisnis para pelanggan kami,” ujar Fuli Humaeroh, Group Head Key Accounts Indosat Ooredoo.

Indosat Ooredoo Business dikabarkan juga akan menyediakan paket komunikasi gratis antar karyawan (Closed User Group) bundling dengan device amartphone yang akan dipasang di setiap armada taksi Citra untuk menerima order dari pelanggannya. Indosat Ooredoo Business juga menyiapkan Virtual PABX untuk kebutuhan call center taksi Citra serta SMS Location Based Advertising untuk mendukung kegiatan marketing taksi Citra.

Menanggapi dukungan Indosat Ooredoo Business, Direktur Taksi Citra Rudy Haryanto mengungkapkan, “Diharapkan dengan adanya aplikasi ini akan dapat menjadi nilai tambah bagi masyarakat untuk lebih cepat, mudah, dan lebih aman mendapatkan taksi. Bagi Taksi Citra pun menjadi lebih kompetitif dan semakin menguatkan posisinya sebagai penyedia sarana layanan transportasi taksi resmi terdepan di Kota Malang dan sekitarnya.”

Application Information Will Show Up Here

Pesan Taksi Express Kini Bisa Melalui Aplikasi LINE

Ingin memberikan opsi lebih kepada pelanggan untuk kebutuhan akses ke layanan taksi, Express Group menghadirkan mode pesan taksi melalui aplikasi LINE. Dengan menambahkan akun official @expressgroup, pengguna dapat melakukan pemesanan taksi semudah chatting. Sistem ini di Indonesia sebelumnya sudah diadopsi Go-Jek untuk pemesanan layanan Go-Ride. Melalui akun official @gojekindonesia, pengguna yang tidak memiliki aplikasi Go-Jek juga bisa melakukan pemesanan armada.

Express LINE

Untuk menggunakan pemesanan via LINE, setelah pengguna menambahkan akun official Express Group, maka di sana akan disuguhkan pada halaman untuk melakukan registrasi. Selanjutnya opsi untuk melakukan pemesanan akan dihadirkan. Semudah mengtikkan “order”, pengguna siap untuk dijemput sang pengemudi sesuai informasi yang ditampilkan dalam aplikasi.

Sebelumnya Express sendiri juga sudah menjadi kerja sama dengan GrabTaxi dan myTRIP untuk menjembatani kebutuhan akses layanan masyarakat yang mudah, dan bersaing dengan layanan on-demand yang kian tumbuh dan diminati. Express sendiri termasuk perusahaan taksi yang sejauh ini bisnisnya paling terpukul dengan kehadiran layanan on-demand berbasis aplikasi, seperti Uber dan GrabCar.

Digitalisasi layanan memang menjadi salah satu tuntutan perusahaan “konvensional” untuk tetap mampu survive di tengah gempuran inovasi yang kian “mengganggu” pasar.

Kegagalan Easy Taxi Menaklukkan Pasar Indonesia

Ilustrasi Aplikasi Pemesanan Taksi / Shutterstock

Minggu lalu kami mendengar kabar bahwa Easy Taxi mengurangi skala operasinya di Indonesia dan sejumlah negara lain di Asia untuk fokus ke pasar-pasar yang lebih menjanjikan. Berita ini muncul hanya enam bulan setelah peluncuran resminya di Jakarta. Ada apa dengan bisnis Easy Taxi yang membuat persaingan aplikasi transportasi di Indonesia praktis menjadi arena duel GrabTaxi dan Uber?

Continue reading Kegagalan Easy Taxi Menaklukkan Pasar Indonesia

Blue Bird Siapkan Hiburan Interaktif Untuk Penumpang Taksi Mereka

Dalam transportasi publik, hiburan multimedia bukanlah hal baru. Tentu ia tak muncul di kereta ekonomi atau bis kota, namun sering kita lihat telah tersuguh di pesawat terbang komersil. Blue Bird, sebagai perusahaan penyedia layanan angkutan paling berpengalaman di Indonesia, dikabarkan sedang mengadopsi sistem hiburan sejenis pada unit mobil mereka. Continue reading Blue Bird Siapkan Hiburan Interaktif Untuk Penumpang Taksi Mereka

Uber Coba Luruskan Fakta Mengenai Layanannya

Konflik kehadiran  layanan penyewaan mobil pribadi berbasis smartphone Uber di Jakarta terus bergulir. Melalui halaman blog-nya, Uber berupaya mengklarifikasi dan meluruskan fakta kepada khalayak bahwa layanannya aman, nyaman, dan legal untuk beroperasi di Jakarta. Pemprov DKI hingga detik ini belum mengeluarkan tanggapan positif dan malah justru berniat memblokir aplikasi Uber melalui Kemenkominfo. Continue reading Uber Coba Luruskan Fakta Mengenai Layanannya

CariTaksi Beri Direktori Tanpa Layanan Berbasis Lokasi

Kemajuan layanan pemesanan taksi secara online di Indonesia kini menarik perhatian banyak pihak. Setelah ada konsep ride sharing dari Uber asal Amerika Serikat, GrabTaxi asal Malaysia, dan EasyTaxi asal Brazil juga turut bersaing menarik sebanyak mungkin pelanggan dengan keunggulannya masing-masing di Indonesia. Namun sebelum ketiga aplikasi tersebut hadir di Indonesia, ada aplikasi buatan lokal yang memudahkan masyarakat melakukan pemesanan taksi melalui smartphone mereka, yaitu CariTaksi. Melalui aplikasi CariTaksi, pengguna diarahkan ke database CariTaksi yang berisi nomor telepon dari perusahaan-perusahaan taksi di seluruh kota Indonesia.

Continue reading CariTaksi Beri Direktori Tanpa Layanan Berbasis Lokasi

Resmi Meluncur di Indonesia, Aplikasi Easy Taxi Gandeng Empat Operator Taksi di Jakarta

Entah kebetulan atau tidak, layanan pemesanan taksi lewat aplikasi mobile mendadak ramai di Indonesia. Sebut saja seperti aplikasi GrabTaxi, lalu juga ada aplikasi Uber yang punya layanan ride sharing mobil mewah, serta aplikasi lainnya yang menawarkan keunggulan masing-masing. Kini layanan tersebut bertambah satu lagi dengan kehadiran aplikasi Easy Taxi. Continue reading Resmi Meluncur di Indonesia, Aplikasi Easy Taxi Gandeng Empat Operator Taksi di Jakarta