Ambisi Chris Yeo Bawa DOKU dan Bisnis “Payment Gateway” ke Pertumbuhan Selanjutnya

Pada akhir Juli kemarin, platform payment gateway DOKU mengumumkan penunjukkan Chris Yeo sebagai CEO baru perusahaan. Pengalamannya yang ekspansif di industri keuangan diharapkan dapat menjadi amunisi yang baik dalam membawa DOKU ke pertumbuhan selanjutnya.

Yeo sebelumnya menjabat sebagai Managing Director dan Head of GrabPay dan
GrabRewards di Grab Financial Group, dan pernah menjadi bagian di PayPal. Ia menggantikan CEO sebelumnya, Thong Sennelius, yang tetap anggota Direksi DOKU.

Dalam wawancara bersama DailySocial.id, Yeo menyampaikan optimismenya bagi perkembangan bisnis DOKU sebagai pionir payment gateway lokal sejak 2007 dengan segudang pengalaman jatuh bangunnya.

Saat ia bekerja untuk PayPal selama 10 tahun untuk kawasan Asia Pasifik, dirinya banyak memantau para champion dari lokal di Asia dan perkembangannya dari masa ke masa. DOKU termasuk di dalam radar.

“DOKU diisi oleh orang-orang yang punya pengalaman mendalam, yang sangat penting dalam membangun bisnis berkelanjutan di industri pembayaran. Terlebih mengutip dari laporan e-Conomy 2021, Indonesia berada jalur terdepan dengan potensi pertumbuhan tiga kali lebih tinggi dari Vietnam. DOKU berada di posisi yang tepat untuk mengambil posisi di tengah pertumbuhan pesatnya ekonomi digital,” ucapnya.

Pengalaman manajemen di lingkup regional dan internasional, serta didukung kondisi ekonomi makro yang positif, memantapkan langkah DOKU memulai ekspansi regional. Malaysia adalah negara pertama yang dijajal, lewat akuisisi SenangPay, pemain sejenis dari Negeri Jiran.

Yeo menuturkan, langkah ekspansi DOKU dimaksudkan untuk masuk ke area yang belum menjadi keunggulan perusahaan. Saat ini DOKU diklaim merupakan pemimpin segmen payment gateway dengan lebih dari 150 ribu merchant, mayoritas dari korporasi besar menjangkau 18 industri, termasuk marketplace, fintech, dan layanan publik.

Produk DOKU, selain payment gateway, telah menjelma menjadi platform pembayaran terlengkap, dari online, offline, serta layanan bernilai tambah (value-added services).

Dia mencontohkan salah satu inovasi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pembayaran yang kompleks. Tidak seperti kebanyakan pemain pembayaran yang menawarkan waktu penyelesaian (settlement) “T+1” dalam model agregator, DOKU mengklaim dirinya sebagai satu-satunya platform pembayaran di Indonesia yang menawarkan fitur “T+0 untuk waktu penyelesaian di hari yang sama” yang disesuaikan dengan kebutuhan merchant reksadana. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan OJK untuk pembelian reksadana secara online.

Ada pula inovasi pembayaran berulang di bidang insurtech. Untuk menjaga pembayaran premi tetap terbayar nasabah, dibutuhkan pembayaran berulang (recurring). Dengan demikian, perusahaan tetap menjaga bisnisnya dan nasabah tetap terlindung dengan asuransi.

Mengapa Malaysia?

Yeo percaya diri dengan klaim DOKU sebagai pemimpin industri payment gateway di Indonesia. Disebutkan perusahaan telah menyediakan 40 metode pembayaran yang mencakup transaksi online dan offline. Ruang pertumbuhan masih tetap ada, terutama di area UKM yang belum maksimal digarap dan bagi konsumen existing tentunya banyak inovasi lanjutan yang bisa dikembangkan.

Bagi DOKU, cara berpikir untuk berinovasi di bisnis payment gateway adalah memindahkan uang secara efisien. Dari titik A ke titik B, dari orang satu ke orang kedua, dan seterusnya. Solusi yang ada saat ini, mungkin sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, tapi bagi sebagian besar bisnis masih banyak friksi.

“Itulah bagaimana bisnis pembayaran berjalan dan inilah inovasi pembayaran berasal. Jadi jika Anda memikirkannya hari ini Anda tahu beberapa, beberapa metode, beberapa kasus penggunaan tampaknya baik-baik saja, tetapi banyak metode pembayaran itu bagi orang lain masih banyak friski. Dan dengan friksi ini, ada peluang dan kami pikir masih banyak peluang untuk menyelesaikan masalah di Indonesia.”

Yeo melanjutkan, “Selama kami terus permudah pembayaran untuk bisnis semakin efisien, inovasi terus berlanjut. Dengan posisi kami di market leader, jadi sangat memungkinkan bagi kami untuk mulai berpikir perbesar pertumbuhan di area lainnya yang belum kami kuasai. Bagi kami masuk ke segmen UMKM adalah terpenting untuk pertumbuhan selanjutnya. Akuisisi SenangPay adalah salah satu contohnya.”

SenangPay, sambungnya, adalah salah satu pemain terdepan payment gateway yang kuat dengan merchant UMKM-nya. Diklaim jumlahnya mencapai lebih dari 15 ribu merchant. Hal ini jadi nilai tambah yang akan berguna dalam mengembangkan rangkaian produk yang lebih beragam di mana mereka (DOKU dan SenangPay) beroperasi. Terlebih lagi, Malaysia dan Indonesia punya latar belakang sosial dan budaya yang mirip.

SenangPay dikelola SimplePay Gateway Sdn Bhd yang didirikan pada 2015. Perusahaan tersebut telah terdaftar di Bank Negara Malaysia sebagai penyedia Layanan Merchant Acquiring. Perusahaan juga bekerja sama dengan Mastercard International sebagai Fasilitator Pembayaran (FP) untuk wilayah Asia Pasifik.

Solusi yang disediakan perusahaan untuk membantu pebisnis Malaysia mencakup metode pembayaran kartu kredit/debit, internet banking (FPX), dan bekerja sama dengan semua pemain besar e-wallet di Malaysia. Diklaim, SenangPay adalah satu dari lima penyedia layanan payment gateway terbaik di Malaysia yang telah melayani lebih dari 15 ribu merchant, dengan tim berjumlah lebih dari 45 orang.

“Kami akan transfer pengetahuan, bagaimana melayani pedagang kecil di Indonesia ke mereka, begitupun sebaliknya, sehingga SenangPay bisa memperluas [bisnis] ke segmen usaha yang lebih besar di Malaysia.”

SenangPay berencana memperkuat dan memperluas layanan di luar payment gateway online, yakni mengadopsi layanan baru, seperti e-wallet, remittance, dan transaksi offline seperti Tap On Glass, M2M (mobile to mobile). Dengan penawaran baru ini, SenangPay memungkinkan para merchant melakukan transisi dari model toko fisik ke versi digital, sejalan dengan inisiatif “Malaysia Digital” yang dibentuk Pemerintah sana.

Hal ini menjadi kesempatan bagi DOKU membawa teknologinya ke Malaysia, akibat timpangnya inovasi fintech di sana dibandingkan Indonesia yang jauh lebih dinamis.

“Jadi saya pikir untuk setiap pemain [fintech] perlu tahu apa fokus yang mereka kuasai. Dan untuk DOKU, kami selalu memikirkan beberapa hal. Hal pertama menyediakan produk menyeluruh untuk pembayaran online dan offline.”

Ia pun memercayai kolaborasi dengan pemain lainnya akan membantu meningkatkan inklusi produk keuangan di Indonesia. Di dunia keuangan, tidak berlaku konsep winner takes all.

“Justru sebenarnya kebalikannya karena pasar pembayaran sangat besar di pasar [Indonesia] yang begitu besar ini.”

Bahkan, lanjutnya, di negara maju pun bisnis pembayaran dikuasai beberapa pemain karena ada banyak segmen yang bisa jadi fokus. “Jadi, kemitraan antara pelaku pembayaran sangat penting.”

Yeo sejauh ini tidak bersedia menuturkan rencana ekspansi perusahaan berikutnya setelah Malaysia.

Perdalam UKM

Seiring dengan adanya transfer ilmu dengan SenangPay, DOKU akan mendalami fokusnya di bidang UMKM. Yeo menjelaskan, dalam menyasar segmen tersebut, DOKU benar-benar memulainya dari fundamental kebutuhan UMKM sebagai fokus awal.

“Jika Anda berpikir tentang self-served sign up atau self-onboarding, yang sangat penting bagi UMKM, sejujurnya, ini adalah area yang belum pernah kami fokuskan sebelumnya. [Selama ini] Kami fokus perusahaan skala besar, yang mana mereka tidak akan datang ke situs web kami untuk mendaftar sendiri karena mereka punya tim TI yang mendaftar untuk mereka kan.”

Dia melanjutkan, “Jadi yang dibutuhkan UMKM adalah proses onboarding yang cepat dan sederhana. [..] Ada peluang untuk memperbaiki alur onboarding yang ada saat ini. Tapi berbicara tentang UMKM, kami sebenarnya hari ini sudah memiliki beberapa produk untuk membuat tautan pembayaran yang dapat mereka kirim melalui saluran apa pun dengan mudah.”

UMKM juga biasanya membutuhkan e-katalog sederhana untuk permudah promosi barang-barang mereka dan tentu saja menerima pembayaran. “Kami berpikir bagaimana DOKU dapat lebih meningkatkan beberapa produk yang ada di pasar dengan memberikan nilai tambah bagi merchant.”

“Dan pada akhirnya, kami ingin menyediakan produk yang benar-benar menambah nilai bagi UMKM. Dari apa yang kami dengar, mereka pada dasarnya mencari tiga hal, yakni kenyamanan, sederhana, dan hemat biaya. Dan itu, itu masih menjadi filosofi kami,” tutupnya.

Bareksa Peroleh Investasi Tahap Awal dari Pemegang Saham DOKU

Marketplace finansial Bareksa mengumumkan perolehan dana segar dengan nilai yang tidak disebutkan dari salah satu pemegang saham DOKU yakni PT Gemilang Dana Sentosa lewat skema rights issue. Investor tersebut kini menguasai 20% saham Bareksa dari total keseluruhan saham.

Dana segar yang diperoleh Bareksa akan dipergunakan untuk membangun dan meluncurkan unit bisnis baru, mengembangkan platform, menambah jumlah talenta, seiring targetnya yang ingin menjadi marketplace finansial terintegrasi terbesar di Indonesia.

Perolehan dana segar ini merupakan pertama kalinya diperoleh Bareksa sejak dua tahun berdiri. Selama ini perusahaan masih menggunakan dana sendiri atau bootstrap untuk proses bisnisnya.

“Kami merasa Bareksa adalah platform yang tepat untuk mendekati kalangan orang-orang yang belum tersentuh layanan finansial, terutama reksa dana. Segmen tersebut masih jauh dari perbankan karena pengetahuan masyarakat yang masih terbatas. Bareksa kami yakini dapat menjembatani hal tersebut dengan memberikan layanan yang user friendly,” terang CEO DOKU Thong Sennelius, Kamis (6/4).

Co-Founder dan Presiden Direktur Bareksa Karaniya Dharmasaputra menambahkan pihaknya memilih investor dari DOKU dikarenakan perusahaan tersebut adalah salah satu pemain mobile wallet dan payment gateway terbesar di Indonesia, sehingga dinilai memiliki prospek yang strategis ke depannya.

Sebelum investor dari DOKU masuk ke Bareksa, sebelumnya kedua perusahaan telah menjalin kemitraan dalam menyediakan fitur reksa dana online dalam platform mobile wallet DOKU.

“Sebetulnya kami telah mengadakan pembahasan serius dengan tiga calon investor, di antaranya terdapat dari asing yang serius mengajukan minat. Akhirnya setelah pembicaraan intensif dan due dilligence, pilihan jatuh ke DOKU. Masuknya DOKU memiliki nilai strategis bagi perkembangan Bareksa ke depan,” kata Karaniya.

Hadirnya DOKU, diharapkan akan membuat sinergi antar kedua perusahaan jadi makin erat. Salah satu realisasi kerja sama yang kemungkinan bakal dilakukan yakni mengintegrasikan proses transaksi di Bareksa akan jadi lebih sederhana dan mudah dengan teknologi mobile payment DOKU. Biaya transaksi nasabah juga dapat ditekan dibandingkan dengan biaya bank.

Selain mendapat suntikan dana segar, Bareksa juga mengumumkan bergabungnya Mahendra Siregar di perusahaan dengan jabatan Presiden Komisaris. Sebelumnya, Mahendra menjabat sebagai mantan Kepala BKPM dan Wakil Menteri Keuangan. Saat ini Beliau aktif berperan dalam mendorong perkembangan ekonomi digital dan fintech di Tanah Air.

Target bisnis Bareksa

Sepanjang tahun ini, Karaniya menargetkan pihaknya dapat menghimpun lebih dari 100 ribu nasabah reksa dana dengan total dana yang diinvestasikan sekitar Rp500 miliar. Adapun saat ini, Bareksa tercatat telah memiliki lebih dari 32 ribu nasabah dengan total dana yang telah diinvestasikan hampir Rp200 miliar.

Untuk mencapai target, perusahaan berencana untuk terus menambah portfolio produk reksa dana dengan menggaet lebih banyak perusahaan aset manajemen. Dalam platform Bareksa kini baru menampung 111 produk reksa dana yang diterbitkan oleh 24 perusahaan aset manajemen.

“Produk reksa dana di Indonesia jumlahnya sekitar 1.000 lebih. Tidak semua produk bisa masuk ke kami karena harus melalui filter, kami hanya melihat produk yang memiliki kinerja yang baik sebab tujuan akhirnya adalah membantu masyarakat berinvestasi.”

Selain itu, pihaknya juga akan meluncurkan unit bisnis keuangan baru yang akan berdiri di bawah nama Bareksa. Produk tersebut diharapkan dapat segera dirilis dalam kurun waktu setahun mendatang, saat ini perusahaan masih membangun versi beta.

Sayangnya, Karaniya enggan membeberkan lebih detil mengenai rencana tersebut. Dia hanya menegaskan kehadiran bisnis baru tersebut bakal melengkapi strategi Bareksa menjadi marketplace finansial.

“Saat awal kami berdiri, inisiatif awal memang sengaja masuk dengan produk reksa dana. Langkah berikutnya menghadirkan produk keuangan lainnya di bawah bendera Bareksa.”

Perusahaan juga akan terus memperkuat penetrasi mereknya ke tengah masyarakat dengan menggandeng perusahaan teknologi lainnya. Dalam pipeline Bareksa, bakal ada lima hingga enam kerja sama baru sepanjang tahun ini.

Seiring dengan target tersebut, Karaniya juga akan mempersiapkan penggalangan dana tahap kedua untuk mendukung bisnis Bareksa. Dia berharap dana segar akan diperoleh kembali paling lama 1,5 tahun dari sekarang.

DOKU dan Bareksa Luncurkan Tabungan Reksa Dana

Masyarakat Indonesia masih sangat awam terhadap investasi di pasar modal. Untuk kembali menggalakkan misi edukasi investasi pemerintah melalui micro investing, kini DOKU dan Bareksa, financial marketplace lokal, meluncurkan tabungan reksa dana untuk pengguna DOKU.

Kedua pihak memutuskan untuk memilih produk Cipta Dana Cash yang dimiliki oleh Cipta Dana Asset Management. Produk ini khusus bermain di instrumen pasar uang, dengan karakteristik risiko yang minim, khusus untuk memperoleh pertumbuhan modal jangka pendek dan tingkat likuditas yang tinggi.

Karakteristik instrumen ini cocok sebagai langkah awal edukasi ke masyarakat Indonesia yang masih sangat awam terhadap investasi di pasar modal.

“Kami pilih Cipta Dana Cash untuk menyesuaikan dengan profil masyarakat Indonesia yang cenderung masih takut berinvestasi. Produk ini merupakan best product di Bareksa dan memiliki kinerja tahunan yang cukup baik dengan tingkat imbal hasil 8,5% per tahun,” terang Karaniya Dharmasaputra, Co-founder dan Chairman Bareksa, Kamis (3/11).

Menurut Karaniya, bila membandingkan dengan imbal hasil yang diberikan ketika menabung atau membeli deposito di bank, tingkat pengembalian hasilnya tidak akan sebesar reksa dana. Salah satu bank, sambungnya, memberikan return untuk nasabah yang menabung di tempatnya sebesar 0,7% per tahun dan deposito sebesar 4,25%. Besaran imbal hasil ini masih terhitung kotor, artinya belum dipotong dengan pajak penghasilan sebesar 20%.

“Berarti nasabah tidak mendapat untung sama sekali, beda halnya dengan reksa dana. Untuk menggalakkan jumlah rekening reksa dana di Indonesia, pemerintah membebaskan pemotong pajak untuk ini.”

Dia menambahkan, besaran nominal untuk berinvestasi lewat DOKU sebesar 100 ribu Rupiah. Menurutnya, ini sangat cocok untuk pengguna yang ingin belajar dan mencoba berinvestasi. Fitur ini juga memberikan manfaat lebih bagi pengguna yang memiliki endapan dana di DOKU.

Menurut Karaniya, dalam peraturan Bank Indonesia pemain uang elektronik tidak boleh memberikan bunga kepada uang yang mengendap di e-wallet. “Bekerja sama dengan Bareksa, pengguna DOKU bisa sekaligus menabung di reksa dana pasar uang sehingga mereka dapat memperoleh imbal hasil dari dana endapan di DOKU.”

Thong Sennelius, CEO DOKU, menambahkan terhitung saat ini pengguna DOKU mencapai 1,3 juta orang dengan mayoritas adalah laki-laki usia produktif antara 18-35 tahun. Kelompok orang tersebut yang akan disasar oleh DOKU untuk menjadi pemilik rekening reksa dana.

Adapun dari rata-rata dana endapan pengguna DOKU kini menunjukkan peningkatan. Dari awalnya hanya top up saldo ketika dibutuhkan saja kini sudah bergeser, rata-rata dana endapan sudah mencapai ratusan ribu per penggunanya.

“Dengan tingkat imbal hasil 8,5% yang ditawarkan Cipta Dana Cash, diharapkan bisa encourage pengguna DOKU untuk mengalihkan dananya untuk di simpan di instrumen investasi ini.”

Siap luncurkan instrumen pasar uang untuk syariah

Troy Hambali, Business Development DOKU, melanjutkan DOKU dan Bareksa saling berkomitmen untuk meluncurkan produk investasi dari instrumen reksa dana lainnya yang tingkat risiko sejenis dengan pasar uang hingga dua tahun mendatang. Menurutnya, instrumen investasi lainnya yang bakal ditawarkan ke pengguna DOKU adalah obligasi.

Pihaknya juga akan menambah variasi investasi reksa dana untuk syariah, tidak hanya konvensionalnya saja. Sebab tujuan akhirnya adalah semua orang Indonesia bisa melek investasi di pasar modal.

“Kerja sama antara DOKU dan Bareksa adalah eksklusif. Kami akan pilih perusahaan aset manajemen lainnya dengan produk reksa dana dari pasar uang dan obligasi, baik syariah maupun konvensional karena mau jangkau seluruh masyarakat Indonesia. Rencananya, kami akan meluncurkan kembali instrumen pasar uang untuk produk syariahnya pada tahun depan,” pungkasnya.

Saat ini pengguna DOKU mencapai 1,3 juta orang, dengan jumlah merchant lebih dari 22 ribu dan 15 mitra perbankan. Akhir tahun lalu, DOKU mengelola total transaksi online sebesar 8,5 triliun Rupiah. Diharapkan pada tahun ini bisnis bisa tumbuh antara 30%-40%.

Metropolitan Land Gandeng DOKU untuk Kemudahan Pembayaran Properti Secara Online

Metland Gandeng Doku Dalam Pengembangan M-Pay.id / Shutterstock

Pengembang PT Metropolitan Land Tbk (Metland) baru saja memperkenalkan sistem pembayaran M-Pay. Peluncuran layanan ini bertujuan memberikan kemudahan konsumen Metland untuk melakukan pembayaran booking fee, AJB, dan cicilan properti secara online. Pengembangan M-Pay ini bekerja sama dengan Doku sebagai payment gateway-nya.

Continue reading Metropolitan Land Gandeng DOKU untuk Kemudahan Pembayaran Properti Secara Online

migme Partners with Doku to Provide Selection of Payment Methods

migme messaging service provider has just announced the establishment of a partnership with Doku payment solution which enables migme users using Doku to buy credits that can be exchanged with various virtual items. The purchase may be done via Internet Banking, ATM transfer, Alfa mini mart network, or Doku Wallet. Doku is currently one of largest online payment service providers in Indonesia which has had more than 2000 merchants as its partners. Continue reading migme Partners with Doku to Provide Selection of Payment Methods

migme Bermitra dengan Doku untuk Pilihan Solusi Pembayaran

Layanan messaging migme mengumumkan kerja samanya dengan layanan solusi pembayaran Doku. Pengguna migme bisa menggunakan solusi Doku untuk membeli credit yang dapat ditukarkan dengan berbagai macam benda virtual. Solusi pembayaran yang didukung antara lain Internet Banking, transfer ATM, jaringan mini market grup Alfa, atau Doku Wallet. Doku saat ini merupakan salah satu layanan pembayaran elektronik terbesar di Indonesia dan memiliki lebih dari 2000 merchant.

Continue reading migme Bermitra dengan Doku untuk Pilihan Solusi Pembayaran

Doku Launches MyShortCart, a Shopping Cart for Social Media Merchants

Indonesian payment company Doku on Friday announced its latest push into consumer transaction by launching MyShortCart, an independent shopping cart which is aimed at individual online sellers as well as small online stores. MyShortCart accepts payments through online transfers, Doku Wallet and credit cards.

Continue reading Doku Launches MyShortCart, a Shopping Cart for Social Media Merchants