Lima Strategi Pemasaran Bisnis yang Sesuai untuk Kalangan Millennial

Bertambahnya usia manusia turut mempengaruhi terjadinya pergeseran rentang usia konsumen. Kini mereka didominasi kalangan millennial. Nilai ekonomis dari daya beli yang ditimbulkan oleh kalangan tersebut diprediksi hampir mencapai US$500 miliar dan dianggap mampu mendorong pertumbuhan bisnis dari suatu perusahaan.

Besarnya angka tersebut, sangat wajar jika saat ini makin banyak produk-produk yang sengaja diciptakan untuk menyasar segmen millennial. Untuk itu, perusahaan harus sesuaikan antara produk yang diciptakan dengan strategi pemasarannya. Artikel berikut akan membahas apa saja strategi pemasaran yang sesuai untuk kalangan millennial:

1. Buat konten yang mobile-oriented

Millennial itu sangat lekat dengan smartphone mereka. Hampir 90% kalangan millennial mengaku tidak pernah meninggalkan smartphone keluar dari jangkauan mereka dan sebanyak 78% mengaku hal yang pertama kali dilakukan saat bangun tidur adalah memeriksa notifikasi di smartphone.

Untuk memenangkan hati mereka, Anda bisa membuat suatu konten yang bisa diakses dengan mudah lewat smartphone. Langkah pertama untuk mobile marketing yang tepat adalah menciptakan konten yang bisa mendorong konsumesi lewat smartphone.

Dari studi yang dilakukan Mitek, dari 1.019 responden antara usia 18-34 tahun, ditemukan bahwa kebanyakan millennial menyukai swafoto (selfie). Hampir 90% di antara mereka mengambil swafoto pada setiap harinya atau setiap minggunya.

2. Tahu kunci yang “menggelitik” millennial

Ada suatu cerita di Los Angeles yang mengungkapkan bahwa millennial lebih memilih untuk menghabiskan waktunya demi mendapatkan pengalaman daripada sesuatu yang sifatnya material. Berbeda dengan tipe orang tua mereka yang lebih gemar mengoleksi jam tangan mewah atau mobil yang fancy, millennial lebih suka memamerkan lokasi pariwisata yang mengesankan dan memotret makanan di restoran high-end dicampur dengan swafoto.

Hal ini sangat penting untuk diketahui bagi perusahaan, terutama yang memiliki produk dikhususkan untuk millennial. Strategi pemasaran yang mungkin cocok adalah sesuatu yang berhubungan swafoto dan lebih memprioritaskan sisi experience bisa diterapkan.

3. Mengadopsi platform pembayaran terbaru

Millennial cenderung lebih memilih sesuatu yang mudah dan fleksibel. Artinya, Anda tidak bisa lagi menggunakan cara tradisional untuk mengakomodir sistem pembayaran. Pertumbuhan pekerja dari kalangan millennial yang cukup pesat menjadi sinyal bahwa bisnis harus beradaptasi dengan profesi millennial. Mereka rata-rata bekerja sebagai freelancer.

4. Melibatkan influencer

Melibatkan influencer dalam kegiatan pemasaran sangat cocok untuk diterapkan demi menggaet kalangan millennial. Pasalnya, mereka sangat mudah terpengaruh dari media sosial dan kebanyakan influencer berasal dari millennial. Kepribadian seleb Snapchat dan Instagram sangat mudah menarik hati para millennial.

Dengan menghubungkan influencer dengan produk Anda memberi dampak positif bagi bisnis karena semakin mendekatkan ke konsumen millennial. Terlebih, sekitar 28% millennial yang berusia sedikit lebih muda dan 23% millennial yang agak tua mengatakan mereka tidak akan menggunakan suatu produk yang tidak direkomendasikan oleh anggota keluarga, teman, dan orang lain.

5. Bersikap apa adanya

Millennial itu sangat menghargai pemasaran yang asli dan otentik. Mereka lebih menyukai foto yang natural dengan bahasa marketing yang tidak berlebihan. Pemasaran yang terlalu “berlebihan” justru akan membuat mereka jadi enggan untuk menyukai produk Anda.

Dalam media sosial, orang akan lebih mudah menerima siapapun mereka, bukan berekspektasi seperti apa sosok yang diharapkan orang-orang. Strategi pemasaran lainnya yang cocok adalah storytelling. Pendekatan ini telah terbukti mampu membangun kepercayaan produk dan loyalitas konsumen millennial.

Mengoptimalkan Sisi Penjualan

Selain produk yang matang dan strategi pemasaran yang tepat sasaran, startup juga memerlukan angka penjualan yang berarti. Perjuangan startup dalam meningkatkan penjualan memerlukan usaha yang ekstra, selain memiliki saingan dengan pemain-pemain lama startup (terutama pemain baru) banyak dianggap remeh karena belum memiliki pengalaman.

Hal tersebut tidak akan menjadi masalah besar jika startup berhasil membawa produk yang bernilai dan memenuhi kebutuhan pengguna. Berikut ini beberapa tips untuk membantu meningkatkan penjualan Anda.

Bangun dan kenali produk Anda dengan baik

Produk yang baik adalah produk yang membawa manfaat bagi penggunanya. Membawa nilai lebih dari pengguna sebuah produk bisa dengan mudah memikat hati penggunanya. Masalahnya adalah membangun produk yang dicintai penggunanya tidak mudah.

Sebagai seorang pendiri perusahaan, penggagas produk mencintai apa yang dikerjakan adalah hal penting dalam membangun produk. Masalahnya membuat pengguna tertarik dengan produk tersebut tidaklah cukup dengan itu. Anda harus mengenali semuanya, baik produk yang dibangun maupun apa yang dibutuhkan pengguna.

Kebanyakan pengguna mengabaikan apa yang mereka anggap penting dan mengetahui “titik penting” atau kebutuhan pengguna inilah yang akhirnya mengantarkan sebuah produk di hati penggunanya.

Berikan kualitas, bukan kuantitas

Bicara kesetiaan penggunaan berarti bicara mengenai pengalaman pengguna. Lazimnya pengguna akan setia bahkan merekomendasikan sebuah produk ke relasi atau orang-orang di sektiarnya jika mereka merasa puas. Ini yang harusnya dieksplorasi oleh startup yang baru mengembangkan produk. Fokus pada kualitas bukan kuantitas.

Pengalaman yang baik akan membawa kesan yang baik. Soal jumlah, itu bisa dikejar belakangan. Jadikan kualitas sebagai fokus pertama dan utama untuk mendapatkan atensi dari pengguna.

Sedia setiap saat untuk pengguna

Setelah berhasil memberikan pengalaman terbaik baik pengguna pekerjaan rumah selanjutnya adalah menjaga kesetiaan mereka dan meningkatkan penjualan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menjadi “ada saat dibutuhkan”. Dalam kasus ini tepatnya pelayanan pelanggan.

Pelayanan pelanggan ini tidak boleh dikesampingkan dalam proses peningkatan penjualan. Selain berperan sebagai saluran komunikasi keluhan dan bantuan pelayanan pelanggan juga memegang peran sentral dalam menjaga kualitas pengalaman pelanggan. Sederhananya semakin cepat tanggap pelayanan pelanggan, semakin puas pelanggan. Termasuk di dalamnya adalah pemilihan gaya penulisan. Singkatnya, memanusiakan manusia.

Pengguna akan tertarik pada pemilihan diksi atau bahasa yang lebih manusiawi di banding yang kaku ala robot atau template. Dengan demikian mereka bisa seolah menjadi lebih dekat dengan sebuah produk.

Lima Hal yang Wajib Dicermati Saat Memilih Mitra Startup

Hubungan baik yang tercipta antara Anda pendiri startup dan partner bisnis bisa mempengaruhi keberhasilan sebuah startup. Untuk itu menjadi hal yang krusial ketika startup bersiap untuk dibangun, partner atau mitra yang tepat telah ditemukan. Di sisi lain terkadang ketika startup sudah berjalan sesuai dengan rencana dan menunjukan peningkatan yang positif, bisa merusak hubungan baik antara Anda dengan partner bisnis Anda.

Artikel berikut ini akan membahas 5 nasihat terbaik dari 5 entrepreneur sukses mancanegara, bagaimana cara yang tepat menemukan partner bisnis untuk startup.

Percayakan naluri Anda

Percaya atau tidak terkadang naluri bisa menjadi senjata yang ampuh untuk kemudian memilih partner bisnis yang tepat. Dengan demikian Anda akan merasa yakin dan bersedia untuk berbagi tagging jawab dengan partner bisnis Anda ketika waktunya menjalankan usaha. Yang perlu dicermati adalah cobalah untuk menemukan kemampuan atau keahlian yang mungkin tidak Anda miliki sebagai Founder namun dikuasai dengan baik oleh partner atau calon Co-founder Anda. Dengan demikian masing-miasng bisa saling melengkapi.

Kenali partner terlebih dahulu

Sebelum Anda memutuskan partner yang tepat untuk mendampingi Anda menjalankan startup, ada baiknya untuk mengenali orang tersebut sedikitnya dua tahun terakhir. Dengan demikian Anda bisa mengerti kekurangan yang dimiliki dan masing-masing pihak bisa mengenali dengan jelas hal-hal yang disukai dan kurang diskuai. Pastikan Anda merasa cocok dan bisa bekerjasama dengan baik dengan calon partner bisnis Anda. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, pastikan masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab dalam hal pekerjaan, dengan demikian bisa terangkum jelas tugas serta rencana yang wajib diselesaikan oleh Anda dan partner.

Temukan sinergi antara Anda dan partner

Hal lain yang tidak kalah penting adalah untuk bisa menemukan sinergi yang tepat antara Anda dan partner bisnis, jangan lupa untuk selalu happy dan menikmati kebersamaan Anda dengan partner bisnis. Dengan demikian ketika waktunya mengabiskan waktu yang cukup lama untuk membangun startup, bisa terjaga dengan baik karena Anda menyukai partner bisnis Anda dan sebaliknya.

Kenali kepribadian partner Anda

Jika Anda sebagai pemilik startup tergolong orang yang inreovert carilah partner bisnis yang tergolong dalam kategori sifat yang extrovert, dengan demikian masing-masing kerpibadian bisa saling melengkapi. Temukan juga calon partner yang memiliki manfaat lebih, seperti kemampuan, keahlian, networking dan hal-hal lainnya yang saat ini belum Anda miliki sebagai seorang Founder startup.

Samakan visi dan misi

Sebagai pemilik startup Anda wajib untuk memberikan rencana dan impiam yang ingin diwujudkan terhadap startup. Sebelum Anda melancarkan rencana tersebut, pastikan partner Anda telah memiliki visi dan misi yang sama dengan Anda pemilik startup. Cara terbaik yang bisa dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah transparansi, perencanaan yang baik, dan menghindari konflik yang ada sebaik mungkin.

Lima Jenis Prestasi yang Perlu Dicapai Startup di Tahun Pertama

Memulai bisnis sendiri adalah suatu hal yang menarik dan luar biasa. Anda memiliki sebuah ide yang akan membuat perubahan bagi konsumen menjadi jauh lebih baik. Akan tetapi, Anda memiliki segudang pekerjaan rumah yang belum terselesaikan demi mencapai tujuan akhir tersebut.

Dengan membuat sejumlah target prestasi (milestone) yang akan menjadi unik untuk startup Anda dapat membantu menggiring sesuai gol yang Anda harapkan. Pada dasarnya, ada lima jenis prestasi yang perlu dicapai: bisnis, produk, konsumen, pemasaran, dan pribadi. Artikel berikut akan lebih detil menjelaskannya:

Bisnis

Bisnis akan mengatur fondasi dasar bagi segala sesuatu yang Anda lakukan baik pada hari itu dan di masa mendatang. Contoh berikut ini adalah salah satu tugas yang tidak bisa ditunda: membuat badan hukum perusahaan, rekening perusahaan, mendaftar sofware akuntansi, membuat situs, pitch deck, merekrut orang, dan lainnya.

Pitch deck memberikan gambaran singkat dari bisnis Anda untuk dipergunakan saat presentasi di berbagai kesempatan, bertemu mitra bisnis, atau saat merekrut orang baru demi meyakinkan mereka untuk bergabung dengan tim Anda.

Produk

Tanpa produk, Anda tidak akan dapat bekerja menggaet konsumen baru, lebih parahnya tidak ada perputaran uang. Karena tanpa perputaran uang, bisnis Anda akan sangat tipis kemungkinannya untuk bertahan dalam jangka waktu yang lama. Artinya, memiliki produk yang tepat di tahun pertama memulai startup sangat penting demi menjamin keberlangsungan bisnis Anda.

Setiap kali Anda konsisten menemukan produk baru untuk startup Anda, bisa dikatakan Anda sudah melangkah lebih dekat membuat impian jadi kenyataan. Salah satu contoh pekerjaan dalam menciptakan produk, mulai dari membuat produk prototipe, versi de-bug prototipe, meluncurkan MVP, merilis versi beta privat, beta publik, meluncurkan versi resmi, hingga mengumpulkan masukan dari konsumen tentang produk Anda.

Meninjau semua masukan dari orang lain, dapat membantu Anda dalam menyesuaikan produk yang sesuai kebutuhan masyarakat. Hal ini akan membantu Anda jadi sedikit lebih tenang saat meluncurkan produk, tidak lagi fokus pada bug yang belum terselesaikan.

Konsumen

Setelah produk Anda diluncurkan, Anda sudah siap mengalami saat yang paling menarik dalam hidup, yakni menerima pembayaran dari konsumen pertama Anda. Pengalaman ini tidak akan pernah Anda lupakan.

Ketika Anda mulai menghasilkan transaksi, Anda harus fokus pada pencapaian prestasi seperti, menetapkan validasi pasar, berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang baik, fokus pada pertumbuhan bisnis harian dan bulanan agar Anda dapat membuat proyeksi tren bisnis pada tahun mendatang akan seperti apa.

Pendiri Zemanta Bostjan Spetic bilang mendapat angka penjualan sebesar US$ 1 juta per tahun membuktikan bahwa ada pasar untuk bisnis Anda, sementara US$10 juta membuktikan Anda mampu scale up bisnis, dan US$25 juta menunjukkan bahwa pasar Anda sangat besar.

Sebaiknya Anda jangan terlalu fokus mendapatkan uang US$25 juta terlebih dahulu di tahun pertama. Fokuslah pada penjualan pertama.

Pemasaran

Untuk meraih prestasi di bidang ini, Anda perlu menjalankan sejumlah rencana pemasaran yang cerdas, seperti membuat studi strategi pemasaran startup, membuat daftar email untuk konsumen yang tertarik, mengembangkan kemitraan dengan brand lain, menunjukkan tren pertumbuhan. Pada intinya, rencana bisnis pemasaran harus membantu Anda mengembangkan basis pelanggan.

Pribadi

Terakhir, Anda membuat prestasi untuk diri sendiri sekaligus menilai kemampuan diri sebagai founder. Caranya, dengan mencari mentor yang berpengalaman, mengembangkan keterampilan kepemimpinan, belajar mengelola tim, rajin menabung, mengembangkan kemampuan berbicara di tempat umum, dan membuat jaringan profesional.

Tugas Anda sebagai founder akan berubah dari waktu ke waktu. Anda tidak akan lagi melakukan semua hal sendirian. Transisi dari perintis jadi pemimpin adalah proses yang sangat penting karena Anda tidak bisa menjadi orang yang ahli di segala bidang.

Selain itu, tuntutan waktu juga akan meningkat apalagi jika Anda adalah satu-satunya pembuat keputusan bisnis, memungkingkan terjadinya stres. Oleh karena itu, Anda perlu pahami cara merekrut talenta yang tepat agar dapat membantu bisnis jadi lebih cepat tumbuh.

Luangkan waktu untuk melakukan review

Ketika Anda mulai melepas satu persatu tugas Anda dan meraih beberapa prestasi, pastikan untuk melakukan review. Sebab proses peluncuran startup dan memimpin perusahaan menuju kesuksesan butuh stamina yang kuat. Andaikan seperti sedang lari marathon, bukan sprint.

Akan ada masanya Anda merasa tidak termotivasi, tertekan, dan tidak yakin apakah harus dilanjutkan. Saat masa itu tiba, jawaban dari pertanyaan “Mengapa saya melakukan ini?” menjadi sangat krusial.

[Panduan Pemula] Cara Memblokir Kontak di Facebook Messenger Android

Setiap orang tentunya punya alasan kuat ketika memblokir seseorang dari kontaknya. Kebanyakan dikarenakan adanya aktivitas spamming, atau hal lain yang menimbulkan ketidak-nyamanan baginya. Di banyak aplikasi mobile, sudah disediakan fitur blokir untuk jadi solusi cepat atas masalah seperti itu. Termasuk di Facebook Messenger. Caranya pun mudah.

  • Jalankan aplikasi Facebook Messenger seperti biasa, kemudian tap pengguna yang ingin diblokir di daftar kontak Anda. Berikutnya, tap ikon (i) di kanan atas, lalu tap Block.

Screenshot_2017-01-05-11-14-21

  • Selanjutnya sentuh opsi Block all message untuk memblokir kontak. Untuk membukanya kembali, tap di tempat yang sama.

Screenshot_2017-01-05-11-14-38

  • Setelah prosedur di atas dilakukan, maka kontak terkait tidak akan dapat mengirimkan pesan ke Anda.
  • Jika suatu saat Anda berkeinginan membuka blokir, selain dengan cara di atas, Anda juga bisa menemukan daftar kontak yang pernah diblokir lalu membukanya dari sana.
  • Caranya, tap menu tab profil di Messenger dan menu People. Setelah itu tap menu Blocked People dan cari kontak yang Anda perlukan dari daftar yang ada lalu tap Unblock.
    Screenshot_2017-01-05-11-15-01

Sebagai catatan penutup, daftar kontak yang diblokir tersebut juga akan muncul di aplikasi utama Facebook. Begitu juga sebaliknya, jika seorang pengguna diblokir dari sana, maka nama bersangkutan juga akan muncul di daftar kontak yang diblokir di aplikasi Messenger.

Empat Kesalahan Strategi Akibat Mispersepsi Istilah “Digital Disruption”

“Era digital sudah datang dan bergerak cepat”; “Tidak ada industri yang kebal terhadap gangguan digital”; “Satu hal yang pasti dari transformasi digital adalah ada perubahan besar bagi perusahaan dari semua sisi”; “Era digital akan mengganggu industri Anda.”

Pernyataan di atas acap kali menghiasi judul berita di berbagai media dan buku bisnis, bahwa digital akan mengganggu bisnis sekaligus hidup Anda. Mengenai hal tersebut, seorang profesor dari London Business School, Freek Vermeulen, mengatakan dirinya tidak sepenuhnya setuju.

Menurutnya, sangat naif untuk mengganggap tidak ada bisnis yang perlu berubah, meski ada beberapa pihak yang berkeyakinan perubahan akibat teknologi bakal terjadi, seperti diucapkan oleh pembicara konferensi, guru, dan konsultan. Vermeulen menganggap mereka keliru dalam menerjemahkan istilah ‘digital disruption’.

Dalam kebanyakan “bisnis normal,” dampak dari digital akan berbeda dibandingkan perusahaan digital raksasa seperti Amazon, Google, dan Facebook. Berikut ini menurut Vermeulen empat kesalahan strategi yang harus di waspadai dari mispersepsi istilah ‘digital disruption’:

1. Efek jaringan, pemenang tidak selalu menang dari segala sisi

Kesalahpahaman umum yang terus terjadi dalam dunia digital adalah pemahaman mengenai konsep “the winner takes all.” Banyak model bisnis yang secara ekstensif menggunakan teknologi digital dalam semua jenis jaringan yang dimiliki. Artinya, lebih banyak pengguna dan penyedia konten yang mendaftar di tempat Anda, semakin baik kerja dari model bisnis tersebut.

Ketika orang berduyun-duyun mendaftarkan diri ke Facebook, ini terjadi karena sebagian besar keluarganya sudah melakukan hal yang sama sebelumnya. Dengan demikian memungkinkan Facebook dapat menghimpun banyak data tentang diri Anda, bertujuan untuk menarik pengiklan.

Efek dari jaringan ini, kemudian beralih jadi “the winner takes all properties” bahwa jaringan terbesar akan menang, mengalahkan kompetitornya seperti MySpace dan Google+.

Akan tetapi, jaringan yang besar juga tidak selalu menjamin eksklusif. Saat Anda memesan taksi online di Singapura, paling tidak setiap pengemudi memiliki dua ponsel dengan berbeda jaringan data. Dia akan memilih pemesanan dari aplikasi mana yang paling cepat datang dan akan mematikan ponsel satunya lagi ketika sudah dapat pesanan.

Konsep “the winner takes all” tidak selalu pasti mengarah hanya ke pemenang saja agar dapat menguasai semua pasar. Kadang benar kadang tidak, tapi yang pasti setidaknya ada beberapa jaringan dengan spesifik pasar yang lebih mudah mempertahankan konsumennya.

2. Komplementer bukanlah substitusi

Kesalahpahaman kedua adalah teknologi baru pasti akan menggantikan teknologi lama karena sudah usang. Meski sudah ada fakta terjadi di lapangan mengenai pergantian dari mesin faks menjadi email, disket menggantikan flashdisk, dan Encyclopaedia Britannica menggantikan Wikipedia.

Namun, konsep pemikiran ini tidak berlaku bagi dunia industri terhadap digital. Digital selalu akan menawarkan suatu hal yang bersifat komplementer, bukan sebagai substitusi.

Vermeulen bilang, coba Anda bandingkan penggunaan teknologi di dunia pendidikan. Banyak pihak yang mengklaim pembelajaran secara online akan membuat kuliah tatap muka jadi usang, bahwa perguruan tinggi fisik akan digeser oleh universitas online.

Model bisnis dan keunggulan kompetitif adalah sistem yang kompleks. Ada beberapa elemen yang nyata dan tidak nyata, dapat berinteraksi dengan satu sama lain. Artinya, butuh kombinasi yang bisa membuat kedua hal jadi bekerja. Unsur digital hanya akan menambahkan satu faktor baru ke dalam campuran atau mengganti satu elemen, tidak mengganti semuanya.

Berarti, di dunia bisnis manapun, teknologi digital akan melengkapi dan menambahkan kemampuan dari suatu unsur yang sudah ada sebelumnya. Oleh karena itu, ketika membuat strategi harus fokus pada identifikasi unsur komplementer, bukan berasumsi.

3. Letak geografis masih berpengaruh

Kesalahpahaman umum yang ketiga adalah asumsi mengenai teknologi digital telah menghilangkan relevansi karena secara geografis kini semua orang bisa berkomunikasi secara instan di mana saja di seluruh dunia. Vermeulen berpendapat, kedekatan itu masih penting namun banyak yang tidak menyadarinya karena sekarang orang jadi meremehkan nilai dari berkomunikasi tatap muka.

Dalam dunia konsultasi bisnis, misalnya McKinsey. Bisnis mereka tergolong cukup stabil dan homogen selama beberapa dekade, mencocokkan konsultan dengan klien. Kini di dunia digital, sudah ada platform bisnis konsultan online. Hanya saja, masih belum dapat traksi yang memuaskan karena mereka meremehkan unsur terpenting, yakni komunikasi tatap muka.

Padahal dalam dunia konsultasi, perlu kemampuan untuk membaca emosi klien, niat, dan kepribadian diri. Tujuannya bukan hanya untuk mengukur bagaimana konsultan bekerja dengan klien, tapi juga untuk mencari kecocokan.

Salah satu contoh perusahaan konsultan yang sukses mengadopsi teknologi digital dengan tepat adalah Eden McCallum. Mereka mengembangkan modal bisnis berdasarkan konsultan freelance, tidak mengandalkan big data. Mereka memutuskan untuk tidak terlalu bergantung pada digital, dengan tetap berinvestasi di sekolah konsultan ternama.

Eden McCallum menunjukkan tidak semua gangguan harus digitalisasikan. Teknologi digital lebih memungkinkan untuk membuat kemajuan dalam industri dan bagian dari rantai industri, di mana interaksi tatap muka kurang relevan.

4. Digital tidak harus selalu diadopsi dengan cepat

Salah satu karakteristik dari era digital adalah orang-orang terus mengatakan perubahan yang cepat. Karena dunia berubah begitu cepat, perusahaan juga harus cepat berubah. Pernyataan ini menurut Vermeulen cukup meragukan.

Menurut dia, dalam mengadopsi teknologi digital terkadang lebih baik untuk menghadapi perubahan secara kontekstual dan berubah secara perlahan-lahan. Jika perusahaan Anda berada di lingkungan yang mudah menerima teknologi baru namun cepat berlalu, sebaiknya Anda perlu memperlambat dan lebih selektif. Mengingat selalu terjadinya ketidakpastian di pasar dan mengurangi potensi terjadinya bumerang saat mengadopsi teknologi digital yang baru.

Pada akhirnya, digital mengubah ‘nature‘ keunggulan kompetitif di berbagai lini bisnis. Namun perubahan tidak akan seragam di semua industri. Teknologi digital jadi faktor yang paling mempengaruhi pendekatan bisnis yang berbeda, namun jangan sampai digital jadi bumerang bagi bisnis Anda di masa mendatang.

Cara Mengubah Batas “File Upload Size Limit” di WordPress

Gambar memang mempunyai fungsi yang vital dalam sebuah blog. Selain berfungsi sebagai keterangan artikel yang melengkapi isi, gambar juga berfungsi sebagai ornamen yang memperindah tampilan konten. Tapi, jika salah dalam mempergunakannya, gambar justru dapat berdampak buruk khususnya terhadap kapasitas disk hosting.

Untuk itu, membatasi ukuran file gambar yang dapat diunggah ke blog merupakan keputusan yang bijaksana. Dengan demikian, pengguna dan admin harus menekan ukuran file sebelum mengupload-nya ke blog.

Ada dua cara mengatur ulang File Upload Size Limit yang paling mudah.

 

Dengan Functions.php

Mengubah ukuran file maksimum yang pertama dapat dilakukan melalui modifikasi file Functions.php yang terletak di tema masing-masing. Tapi pengaturan ini akan hilang jika Anda mengganti tema yang digunakan saat ini.

Masukkan deretan kode ini di dalam file Functions.php melalui Cpanel server Anda.

@ini_set( ‘upload_max_size’ , ’64M’ );
@ini_set( ‘post_max_size’, ’64M’);
@ini_set( ‘max_execution_time’, ‘300’ );

Menggunakan Plugin Upload Max File Size

Cara kedua ini lebih kompleks, tapi terbukti sangat efektif. Anda cukup memasang plugin baru bernama Upload Max File Size, silahkan pasang di blog Anda melalui dashboard.

file size limit

Setelah terpasang, Anda dapat menemukan sebuah menu Max File Size, klik kemudian isi kolom dengan kapasitas yang Anda inginkan. Harap dipelajari cara penulisan kapasitas yang tepat. Misalnya, untuk kapasitas maksimal 1MB, Anda harus menuliskan angka 1024000, baru kemudian klik tombol Submit.

Sebagai contoh, saya menetapkan batas file size limit di 450000. Hasilnya, ketika saya meng-upload sebuah gambar melalui menu Media, batasannya menjadi seperti ini.

file size limit_2

Saya pribadi menyukai pilihan kedua, lebih mudah dan tak terlalu teknis. Jika Anda pandangan berbeda, tak jadi soal.

Lima Alasan Tepat Jalankan Startup Secara Bootstrap

Sebagai seorang entrepreneur tentunya akan menjadi suatu kebanggaan jika bisnis yang dibangun berawal dari modal pribadi. Bukan hanya memberikan kepuasan namun menjalankan usaha dengan menggunakan uang pribadi atau boostrap ternyata memiliki banyak manfaat ketika startup tengah bersiap melakukan scale up. Artikel berikut ini akan mengupas lima poin penting yang wajib dicermati ketika startup memutuskan untuk menjalankan usaha di awal secara bootstrap.

Memiliki kebebasan

Mendapatkan modal usaha dari investor atau pihak terkait lainnya nampaknya merupakan jalan yang paling mudah dan bisa memberikan kesan yang baik untuk startup.

Tahukah Anda, selain sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari investor, terutama untuk startup baru, menjalankan usaha melalui pendanaan dari investor juga artinya Anda sebagai pemilik tidak akan memiliki kebebasan yang menyeluruh untuk startup. Jika saat ini Anda telah memiliki partner yang tepat atau Co-founder yang memiliki visi dan misi yang sejalan, hal ini akan sedikit membantu. Lain halnya jika di awal usaha Anda masih kesulitan untuk menemukan partner yang sesuai dan nantinya akan mempengaruhi proses scale up.

Memancing kreativitas

Menjalankan startup dengan cara boostrap artinya Anda sebagai pemilik startup dipaksa untuk mencari cara terbaik untuk menentukan strategi, memancing kreativitas dan strategi dengan modal yang minim. Semua rencana dan pekerjaan yang dilakukan, sepenuhnya harus penuh dengan perencanaan yang baik, karena Anda harus bijak menggunakan uang yang ada.

Proses seperti ini memang sedikit lebih sulit dari pada menjalankan usaha dengan modal langsung dari investor, namun di sisi lain menjalankan usaha dengan cara bootstrap bisa membantu Anda menemukan solusi terbaik dan tepat untuk startup.

Improvisasi

Saat menjalankan usaha dengan cara boostrap, Anda dituntut untuk bisa melakukan improvisasi, terutama ketika rencana yang telah dibuat di awal berubah karena kondisi dan situasi yang ada. Dengan menjalankan usaha secara bootstrap, Anda sebagai pemilik startup harus bisa menentukan solusi terbaik dengan cara improvisasi.

Menarik perhatian talenta yang tepat

Manfaat lain yang bisa didapatkan ketika startup memutuskan untuk menjalankan usaha secara bootstrap adalah kesempatan untuk menemukan partner atau co-founder yang rela untuk membangun usaha sejak awal namun memiliki kepercayaan dan keyakinan terhadap ide dan produk yang Anda miliki. Dengan minimnya budget, Anda pun sebagai pemilik tidak memiliki kesempatan lebih untuk memperkerjakan banyak pegawai dan harus cerdas memanfaatkan talenta yang ada untuk bisa menjalankan usaha.

Persiapan proses scale up

Banyak anggapan yang menyatakan ketika startup berhasil mendapatkan pendanaan di awal dari investor layak untuk dirayakan dan banggakan. Namun kebanggaan dan rasa puas akan terwujud ketika startup mampu menjalankan usaha secara bootstrap dan mampu menunjukkan potensi serta profit yang menjanjikan di masa awal bisnis dibangun. Ketika pada saatnya startup mendapatkan pendanaan baru dari investor, uang tersebut bisa digunakan untuk proses scale up sesuai dengan rencana ke depan.

Tiga Faktor Kepemimpinan Bisnis dalam Fase “Scale Up”

Scale up merupakan salah satu tahapan dalam bisnis rintisan. Di tahap ini startup menambahkan “bahan bakar” ke dalam mesin produksi untuk berkembang pesat ke dalam pangsa pasar yang dinamis dan penuh persaingan. Berbeda dengan proses starting up, saat bisnis mengejar product/market-fit, pada proses scale up banyak hal yang harus disesuaikan, salah satu yang paling signifikan adalah seputar kepemimpinan.

HubSpot mengawali debutnya sebagai startup media. Kini usianya telah menginjak 9 tahun. Dari pemaparan Brian Halligan selaku CEO HubSpot, selama 6-7 sejak bisnis berdiri mereka masih dalam mode “startup”, baru setelah itu sampai sekarang Brian menyalakan mode “scale up” mengingat kebutuhan bisnis kian meningkat. Dari situ ada beberapa pembelajaran tentang kepemimpinan yang ia catat, sebagai langkah pemimpin bisnis yang sedang dalam mode “scaling up“.

Faktor kepemimpinan

Selama beberapa tahun HubSpot mengadakan survei ke seluruh karyawannya, merilis dua pertanyaan yang dapat dijawab secara anonim. Dua poin pertanyaan merujuk pada seberapa besar sang karyawan merujuk HubSpot sebagai tempat kerja kepada rekannya dan yang kedua tentang alasan mengapa mereka merekomendasikan atau tidak merekomendasikannya. Cara ini ditempuh untuk mengevaluasi keyakinan karyawan di tiap divisi, pada ujungnya akan dihubungkan pada performa dan gaya kepemimpinan tiap kepada divisi tersebut.

Ketika skor survei turun, strategi khusus digencarkan, dengan mengumpulkan tren data historis dan komentar di survei tersebut dan mendiskusikannya dengan pemimpin divisi untuk menyusun rencana perbaikan. Sebuah strategi gemilang biasanya diluncurkan dan ternyata hasilnya sering kali makin memburuk. Pada akhirnya pola tersebut ditemukan. Strategi baru berjalan dengan hadirnya manajer baru.

Dari sini dapat diambil beberapa kesimpulan. Pertama, setelah tim kehilangan kepercayaan pada pemimpinnya, hampir tidak mungkin untuk mendapatkan kepercayaan tersebut kembali. Kedua, pemimpin memiliki “sweet spot“, ada fase berkembang dan tidak berkembang. Manusiawi. Ketika tidak sedang dalam fase gemilang tersebut, mereka tak harus ditempatkan pada pengelolaan tim besar dalam proses scale up. Pengalaman manajemen kadang bisa dihiraukan dalam fase starting up, namun dalam fase scale up mutlak diperlukan.

Faktor penyelesaian masalah

Permasalahan dalam bisnis harus selalu diidentifikasi dari awal dan pemimpin diwajibkan memiliki peran dominan dalam hal ini. Beberapa bisnis dihadapkan pada permasalahan sistematis yang dapat berdampak kepada organisasi secara keseluruhan. Bagaimana strategi penyelesaian menjadi kunci untuk menyelamatkan keutuhan tim dan proses bisnis. Di bisnis digital hal ini akan menjadi tantangan umum, mengingat tuntutan perubahan yang sangat cepat.

Ketika sebuah startup digital menghadirkan fitur baru, hal ini memaksa pelanggan untuk mengadopsi konten dengan user experience yang berbeda. Beberapa pelanggan mudah beradaptasi, beberapa banyak bertanya tentang berbagai hal baru yang disuguhkan, dan banyak lagi mencoba memberikan protes terhadap kenyamanan dengan sistem sebelumnya.

Ketika masalah muncul, tim mencoba melayani semua kebutuhan dan desakan pelanggan. Ketika tuntutan tersebut meningkat, tidak hanya tim customer service yang dicerca pertanyaan, tim pemasaran pun turut menerima pertanyaan dari pelanggan, sehingga mengganggu KPI penjualan.

Belajar dari kesalahan juga menjadi kunci untuk tidak terjerumus pada lubang bencana yang sama. Strategi menghindari kesalahan yang sama dapat dilakukan dalam berbagai hal. Di HubSpot, setiap bulan diadakan pertemuan internal antar manajer. Di dalamnya setiap divisi harus mempresentasikan beberapa hal. Selain metrik kemajuan, dalam slide juga harus selalu dituliskan poin-poin kesalahan yang pernah terjadi sebelumnya. Sebagai pengingat dan mematangkan kepekaan dalam menghindari isu yang sama tersebut.

Ketika bisnis menginjak masa scaling up, setiap komponen yang ada di dalamnya akan berhubungan erat. Tim pemasaran, tim pengembang, tim konten dan tim operasional harus berada dalam satu visi yang sama dengan performa yang sama-sama kuat. Semua bergerak cepat dan akan membutuhkan dukungan baik di masing-masing aspek.

Faktor penentuan keputusan

Penentuan keputusan perlu dilakukan secara cepat dan tepat, mengingat di fase ini gempuran persaingan bisnis akan sangat terasa. Pemimpin perlu jitu mengambil keputusan. Ketika dihadapkan pada sebuah meeting yang mungkin akan banyak yang mengajukan pendapat, pastikan sebagai pemimpin memilih keputusan berdasarkan pilihan yang tepat, bukan keputusan yang didasarkan pada argumen yang paling populer. Perdebatan akan terjadi, tapi wewenang pemimpin harus kuat dengan mengambil keputusan yang paling logis dan berdasar.

4 Cara Mengatasi Kamera Android yang Bermasalah (Error)

Mempunyai peran yang sangat vital, ketiadaan kamera di sebuah ponsel pintar adalah kehilangan yang sangat terasa dampaknya. Jika bukan karena masalah hardware, dua pesan error yang kerap melanda kamera adalah “Camera failed ErrorCallbakOnError” dan “Error Message Handler.handlerMessage”.

Jika pesan error tersebut Anda dapati ketika menjalankan kamera, solusinya mungkin salah satu dari 4 tips berikut ini.

Hentikan Paksa

Klasik, tapi langkah ini memang trik paling mudah dan cepat untuk mengobati “penyakit” tertentu di perangkat Android. Termasuk soal pesan error di kamera. Buka menu Settings – App – Camera kemudian tap Force Stop.

Screenshot_2017-01-03-15-12-21

Clear Data

Jika masih belum berhasil, cobalah cara yang lebih ekstrim dengan cara menghapus seluruh data yang tersimpan di dalam aplikasi kamera. Sama, buka menu Settings – App – Camera kemudian tap Clear data.

Pasang Aplikasi Kamera Alternatif

Cara ketiga, coba pasang aplikasi kamera alternatif lain dari pengembang pihak ketiga. Pilihannya sangat banyak. Beberapa di antaranya bisa Anda jumpai di sini dan sini.

Update Firmware

Ide bagus jika Anda berniat untuk melakukan upgrade firmware resmi dari pabrikan ponsel yang Anda punyai. Jika tidak tersedia, alternatifnya Anda bisa memasang firmware tak resmi namun proses pemasangannya bisa sangat rumit dan beresiko.

Screenshot_2017-01-03-15-13-27

Apabila keempat cara tersebut belum mampu mengatasi permasalahan kamera perangkat Android Anda. Kemungkinan besar masalahnya terletak pada perangkat keras dan saya khawatir Anda harus membawanya ke bagian layanan untuk mendapatkan penggantian komponen.

Sumber gambar header ilustrasi kamera smartphone: Pixabay.