Perluasan Kemitraan, Wise Perkuat Layanan Remitansi di Indonesia

Layanan pengiriman uang antarnegara atau ramitansi merupakan aspek penting dari lanskap industri finansial, karena banyak warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri dan mengirim uang ke tanah air untuk menghidupi keluarga mereka. Di Indonesia, ada beberapa layanan pengiriman uang yang tersedia, antara lain melalui bank, money transfer agent, dan platform online.

Sebagai salah satu perusahaan teknologi global yang menghadirkan layanan untuk mengirimkan dan mengelola uang, Wise melihat aliran remitansi ke Indonesia diperkirakan akan tumbuh sekitar 3% pada tahun 2022 menjadi $9,7 miliar, berdasarkan laporan yang dirilis oleh Bank Dunia. Kepada DailySocial.id, Country Manager Wise Indonesia Elian Ciptono mengungkapkan rencana bisnis mereka di Indonesia dan perluasan kemitraan strategis dengan bank dan non-bank.

Kemitraan dengan perbankan

Salah satu tantangan dalam menggunakan layanan pengiriman uang di Indonesia adalah tingginya biaya pengiriman uang. Menurut Bank Dunia, rata-rata biaya pengiriman uang ke Indonesia adalah sekitar 7% dari jumlah yang dikirim, lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 6,5%. Namun, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi biaya layanan pengiriman uang dengan mendorong persaingan antar-penyedia layanan dan menerapkan kebijakan untuk merampingkan proses pengiriman uang.

Hingga saat ini Bank adalah penyedia layanan pengiriman uang yang paling umum di Indonesia. Banyak bank menawarkan layanan pengiriman uang yang memungkinkan pelanggan mentransfer uang ke bank lain di Indonesia atau di luar negeri. Biaya yang dikenakan oleh bank untuk layanan pengiriman uang bervariasi tergantung pada jumlah uang yang ditransfer, negara tujuan, dan kecepatan transfer.

Sejak diluncurkan pada tahun 2011, Wise terus mengembangkan Wise Platform, layanan infrastruktur transaksi pembayaran untuk bank dan non-bank. Hingga saat ini sudah ada lebih dari 60 bank dan perusahaan besar di seluruh dunia yang telah mengintegrasikan Wise Platform ke dalam infrastruktur mereka.

Setelah meluncurkan layanan pengiriman uang berbiaya rendah dan cepat dari Indonesia pada tahun 2020, perusahaan ingin memperdalam komitmen mereka melalui Wise Platform ke Indonesia, dengan menggandeng Bank Mandiri. Bank Mandiri menjadi mitra pertama Wise di Indonesia yang mengintegrasikan Platform Wise ke aplikasinya, Livin’ by Mandiri. 

“Dengan mengintegrasikan Wise Platform, Bank Mandiri dapat menawarkan kepada 16 juta penggunanya kemampuan untuk mengirim uang dengan harga terjangkau ke 5 mata uang (USD, SGD, GBP, EUR, AUD). Selain itu, 52% transfer yang dikirim melalui Wise secara global diselesaikan secara instan (kurang dari 20 detik), sehingga memberikan kecepatan dan kenyamanan yang lebih baik bagi nasabah Bank Mandiri.”

Sebelumnya perusahaan juga telah menjalin kerja sama strategis dengan Instamoney. Wise dapat melayani pelanggan di Indonesia yang ingin mengirim uang ke 80 negara, termasuk Australia, Malaysia, Singapura, Jepang, United Kingdom, hingga Tiongkok (melalui Alipay).

“Saat pertama kali diluncurkan di Indonesia pada tahun 2020, kami bekerja sama dengan Instamoney sebagai mitra lokal. Saat ini kami telah mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia, dan terus menghadirkan cara yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih nyaman untuk mengirimkan uang dari Indonesia ke luar negeri,” kata Elian.

Tercatat secara global perusahaan telah meluncurkan 15 mitra baru di 4 pasar baru dan memberikan akses kepada 10 juta orang ke pembayaran internasional Wise yang cepat, murah, dan transparan secara langsung dari platform penyedia layanan yang sudah ada. Didirikan oleh Taavet Hinrikus dan Kristo Käärmann, Wise diluncurkan pada tahun 2011 dengan nama aslinya TransferWise.

Selain Wise saat ini platform yang menawarkan layanan remitansi di antaranya adalah, Flip, Instamoney, Oy!, Yourpay, Wallex dan Transfez.

Rencana dan target bisnis Wise di Indonesia

Indonesia adalah salah satu penerima remitansi terbesar di dunia, dengan jutaan orang Indonesia bekerja di luar negeri dan mengirim uang ke rumah untuk keluarga mereka. Menurut Bank Dunia, Indonesia menerima sekitar $10,5 miliar dalam bentuk pengiriman uang pada tahun 2020, menjadikannya penerima pengiriman uang ke-10 terbesar di dunia.

Platform pengiriman uang online juga semakin populer di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Platform seperti Wise menawarkan layanan pengiriman uang yang cepat dan terjangkau, dengan nilai tukar yang kompetitif dan biaya rendah. Platform ini sangat menarik bagi generasi muda Indonesia yang lebih nyaman dalam penggunaan online dan mobile banking.

Disinggung berapa jumlah pengguna Wise di Indonesia hingga saat ini, Elian enggan untuk mengungkapkan lebih lanjut. Namun secara global, ada sekitar 16 juta orang dan bisnis yang menggunakan Wise, memproses 9 miliar poundsterling dalam transaksi lintas negara setiap bulannya, sehingga mampu menghemat sekitar 1,5 miliar poundsterling per tahun.

“Sejak diluncurkan pada tahun 2011, kami terus fokus dan berinvestasi pada empat pilar misi kami, harga, kecepatan, kenyamanan, dan transparansi untuk membangun cara terbaik bagi orang dan bisnis untuk memindahkan dan mengelola uang mereka secara internasional,” kata Elian.

Tampilan Wise yang baru 2023 / Wise

Baru-baru ini Wise juga telah memperkenalkan tampilan baru mereka, yang diharapkan bisa digunakan oleh para pengguna yang terdiri dari orang-orang, bisnis, dan bank. Perubahan tampilan ini juga menyoroti komitmen Wise dalam membangun alternatif yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih transparan untuk mengelola uang dalam berbagai mata uang.

“Perjalanan kami di Indonesia masih sangat baru, namun kami melihat pertumbuhan yang berkelanjutan berkat investasi yang terus menerus dalam pengembangan produk maupun ekspansi. Satu hal yang jelas, kami tetap fokus untuk membuat Wise dapat diakses oleh semua orang, di mana saja, dan menghadirkan lebih banyak fitur bagi pelanggan kami di Indonesia.”

Application Information Will Show Up Here

Berada di Bawah Naungan Xendit Group, Instamoney Sediakan Layanan API untuk Remitansi

Instamoney adalah penyedia layanan API (Application Programming Interface) untuk membantu suatu perusahaan menghadirkan layanan fintech berupa remitansi melalui Remittance API, pinjaman melalui Escrow API, dan investasi melalui RDL (Rekening Dana Lender) API. Secara bisnis, startup tersebut merupakan bagian dari pengembang platform payment gateway Xendit Group.

Saat ini layanan Instamoney telah menggenggam lisensi Bank Indonesia melalui PT Syaftraco. Diketahui, sebelumnya CV Syaftraco merupakan perusahaan transfer dana yang terdaftar di BI dengan nomor 11/5/DASP/2 tertanggal 4 Maret 2013. Kemudian di tahun 2018, perusahaan tersebut diakuisisi Instamoney dan berubah menjadi perseroan terbatas di bawah Xendit.

Resminya Instamoney terbentuk pada 7 Februari 2018 dengan Tessa Wijaya sebagai Founder & CEO. Diketahui saat ini ia juga menjabat sebagai COO Xendit sejak 2016. Sebelum bernaung di bisnis fintech, Tessa memiliki pengalaman karier di berbagai firma ekuitas swasta selama 7 tahun, di antaranya di QUVAT, Fairways, dan Mizuho.

“Xendit Group memahami bahwa agar bisnis dapat bertumbuh, mereka membutuhkan lebih dari sekadar platform untuk menerima pembayaran. Bertujuan untuk memberikan solusi pembayaran holistik, perusahaan-perusahaan dalam Xendit Group membangun produk berbasis teknologi dan menciptakan solusi satu atap untuk kebutuhan keuangan perusahaan,” ujar Tessa.

CEO & Founder Instamoney, Tessa Wijaya / Instamoney
CEO & Founder Instamoney, Tessa Wijaya / Instamoney

Value proposition

Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa penyedia API fintech dengan berbagai spesialisasinya. Misalnya Ayoconnect, fokus menghadirkan berbagai modul transaksi pembayaran. Terbaru juga ada Finantier, menghadirkan modul pengelolaan identitas dan pembayaran. Sementara yang fokus menyediakan API untuk remitansi ada Wallex Technologies.

Disinggung soal keunikan yang coba dibawa, Tessa mengatakan bahwa API yang mereka hadirkan memiliki proses yang relatif real-time. Misalnya untuk remitansi, hanya di bawah 60 detik — sehingga memungkinkan implementator melakukan efisiensi operasional dan biaya. Mereka juga mengupayakan untuk menyesuaikan standardisasi global untuk sistem API mereka, kiblatnya ke Silicon Valley, diharapkan jadi lebih mudah dalam proses integrasi.

Layanan API Instamoney ditargetkan kepada tiga segmen. Pertama untuk perusahaan-perusahaan remitansi di Indonesia yang sudah memiliki izin dari BI dan menginginkan proses transfer dana melalui sentuhan digital. Kedua, perusahaan remitansi di luar negeri yang mencari mitra lokal. Dan yang ketiga, perusahaan pada umumnya yang memerlukan proses transfer dana dalam model bisnisnya.

Kerja sama dengan TransferWise

Belum lama ini platform remitansi asal London “TransferWise” meresmikan kehadirannya di Indonesia. Memungkinkan pengguna untuk mengirim/menerima dana dari/ke luar negeri dalam bentuk Rupiah. Dalam sistemnya, mereka mengaplikasikan API yang disediakan Instamoney, sekaligus menggandeng mereka sebagai mitra strategis lantaran TransferWise tidak memiliki lisensi dari BI.

“Instamoney bekerja sama dengan Transferwise untuk menyediakan layanan transfer dana melalui aplikasi digital yang cepat, aman dan mudah dengan biaya yang lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Sebagai perusahaan penyelenggara transfer dana yang berizin di Indonesia, Instamoney menyediakan API dan teknologi remitansi kelas dunia yang terhubung dengan partner bank agar proses transfer dana dapat berlangsung dengan lancar,” ujar Tessa.

Dalam operasionalnya Instamoney menggandeng bank lokal dan lembaga keuangan lainnya sebagai mitra strategis. Sehingga memungkinkan banyak transaksi dilakukan pada saat yang bersamaan, dilengkapi dengan sistem pencegahan/mitigasi risiko, dengan mengenal pola-pola saat melakukan transfer dana.

“Banyak sekali aktivitas remitansi dan transfer dana di Indonesia, tetapi sebagian besar masih dianggap konvensional. Kami ingin membantu mengubahnya dengan produk dan teknologi terkini kami,” imbuh Tessa.

Disampaikan, setiap bulannya Instamoney telah melayani ratusan ribu transaksi dari perusahaan-perusahaan finansial yang menjadi kliennya. Pun saat pandemi, dari data yang ada terlihat adanya peningkatan akibat adopsi digital yang makin masif.

“Dalam satu tahun ke depan, kami masih akan melakukan fokus untuk memahami lebih dalam akan kebutuhan transfer dana dan meningkatkan kualitas produk yang relevan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kami juga ingin menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan regulator dan mendukung program-program dan kebijakan mereka untuk meningkatkan industri transfer dana di Indonesia,” tutup Tessa.

Gambar header: Depositphotos.com

Gandeng Instamoney, Platform Remitansi TransferWise Resmikan Kehadiran di Indonesia

Perusahaan digital pengembang layanan remitansi TransferWise hari ini (24/11) secara resmi mengumumkan perluasan layanan ke Indonesia. Ditandai dengan kapabilitas baru di platform, memungkinkan pengguna melakukan pengiriman uang dari Indonesia keluar negeri.

Kehadirannya di Indonesia menggandeng dengan fintech lokal, yakni Instamoney (PT Syaftraco). Kolaborasi ini didasari adanya aturan, setiap pemain remitansi yang menyelenggarakan layanan transfer dana di Indonesia harus terdaftar di Bank Indonesia. PT Syaftraco telah memperoleh izin BI sebagai penyelenggara transfer dana sejak Maret 2013.

“Kami punya ambisi yang sama untuk membangun standar baru di industri keuangan dan remitansi, untuk menghadirkan solusi finansial yang terbaik, dan harapannya bisa membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia”, ujar Co-founder & COO Instamoney Tessa Wijaya.

Instamoney sendiri fokus ke B2B, menjajakan layanan API untuk perusahaan finansial agar bisa memfasilitasi remitansi, pinjaman, dan investasi. Kebanyakan kliennya adalah layanan perbankan di Indonesia.

TransferWise saat ini sudah mengakomodasi pengiriman ke lebih dari 80 negara. Termasuk di dalamnya Australia, Malaysia, Singapura, Jepang, hingga ke Amerika Serikat dan Tiongkok (via Alipay). Pengguna bisa memanfaatkan layanan mereka lewat situs web maupun aplikasi di ponselnya.

Beberapa kelebihan turut disampaikan, mereka mengklaim memiliki biaya layanan lebih murah 2,5 kali lipat dibandingkan layanan serupa dari perbankan. Untuk dana biasanya tiba dalam hitungan detik atau maksimal satu jam.

Sebelumnya TransferWise telah terlebih dulu jalin kerja sama dengan beberapa platform digital wallet lokal, tepatnya sejak November 2019 lalu. Pengguna bisa mengirim uang dari luar negeri ke akun Dana, Gopay, dan Ovo.

Head of Indonesia Expansion TransferWise Elian Ciptono menjelaskan, menurut survei yang dilakukan di Indonesia, pengguna layanan remitansi didominasi oleh keluarga yang mengirim uang kerabatnya. “Survei juga menunjukkan bahwa 90% dari mereka merasa terbebani dengan tingginya biaya pengiriman. Bukan cuma mahal, jasa remitansi lain juga dianggap sulit dan lambat.”

Dengan isu yang sama, beberapa startup Indonesia juga hadir memberikan solusi layanan serupa. Di antaranya Transfez, Topremit, Wallex Technologies, Zendmoney hingga Oy! Indonesia. Kebutuhan transaksi antarnegara (cross-border) yang murah dan efisien secara proses berhasil membuat para pemain di sektor ini mencuri perhatian konsumen.

DailySocial sempat berbincang dengan dua pemain remitansi, Transfez dan Topremit. Pihak Transfez mengatakan, sejak pandemi Covid-19 di bulan Maret 2020, jumlah pengguna Transfez telah meningkat lebih dari 400%. Pun demikian buat TopRemit, mereka mengklaim berhasil memproses lebih dari 280 miliar Rupiah dengan 16 ribu pengguna yang mendaftar dan dalam 6 bulan pertama 2020.

Wallex Technologies menjadi pemain di teknologi remitansi lokal yang tahun ini mendapatkan pendanaan tahun ini. Selama periode pandemi, mereka mengklaim rata-rata dapatkan peningkatan bisnis sekitar 20% setiap bulan.

Application Information Will Show Up Here

Gambar Header: Depositphotos.com

Pengguna TransferWise Bisa Kirim Uang dari Luar Negeri ke Akun Dana, Gopay, dan Ovo

TransferWise, startup remitansi berbasis di Eropa disebut sudah mulai memproses pembayaran internasional ke beberapa e-wallet Indonesia, Filipina, dan Bangladesh. Dikutip dari Reuters, langkah tersebut dilakukan untuk melebarkan jangkauan penerimaan pembayaran dan menjadi keseriusan perusahaan dalam memasuki pasar Asia.

Di luar itu, pertimbangan paling besar mungkin karena maraknya penggunaan aplikasi e-wallet di kawasan tersebut, sekaligus masih banyaknya kalangan unbanked di negara berkembang yang disasar.

“Ini pengakuan bahwa mungkin di masa depan kita akan melihat dompet yang sama dengan rekening bank,” terang CEO  TransferWise Kristo Käärmann.

Untuk Indonesia pengguna TransferWise bisa melakukan pengiriman uang ke Gopay, Ovo, dan Dana. Ketiganya saat ini masuk dalam jajaran pemimpin pasar untuk aplikasi pembayaran digital di Indonesia berkat integrasi dan kolaborasi yang dilakukan dengan banyak layanan.

Sementara untuk Filipina pengguna TransferWise dapat melakukan pembayaran ke layanan GCash yang juga didukung oleh Ant Financial dan PayMaya. Dan untuk Bangladesh memungkinkan penggunanya mengirimkan ke BKash.

Prosesnya masih satu arah, aplikasi e-wallet tersebut hanya bisa menerima pengiriman uang dari luar. Sementara untuk pengiriman uang belum bisa dilakukan.

Detail biaya pengiriman dan dana maksimal juga belum diinformasikan. Namun jika melihat batasan yang ada di aturan Bank Indonesia mengenai e-money, maksimal nilai yang disimpan 10 juta Rupiah, dengan transaksi per bulan maksimal 20 juta Rupiah.

Di Indonesia, layanan remitansi sendiri diatur oleh Bank Indonesia. Setiap pemain yang akan menghadirkan layanan terkait wajib untuk mendapatkan lisensi dari otoritas. Sejauh ini sudah ada beberapa pemain yang menawarkan solusi pengiriman uang ke luar negeri, salah satunya Top Remit.