Grab Perluas Kehadiran GrabWheels di Universitas Indonesia

Grab memperluas layanan skuter elektrik GrabWheels di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Kehadirannya ini merupakan kelanjutan dari kerja sama strategis antara Grab dan UI pada Mei 2019 dalam program akselerator UI Works.

President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menerangkan, Fakultas Teknik UI menjadi lokasi kedua untuk kehadiran GrabWheels, setelah The Breeze, BSD. Dia berharap moda transportasi ini bisa dimanfaatkan untuk keseharian dosen, mahasiswa, dan seluruh sivitas akamedika UI.

Tak hanya itu, dengan latar belakang yang kuat di bidang engineering, para mahasiswa dan dosen bisa memberikan masukan, baik dari segi teknologi dan user experience agar GrabWheels lebih baik ke depannya.

“Masukan dari pengguna itu sangat penting buat kami karena inginnya GrabWheels bisa terus diperluas ke lokasi lainnya,” katanya, Rabu (17/7).

Dekan Fakultas Teknik UI Hendri D.S. Budiono menambahkan, dilihat dari luas wilayahnya, Fakultas Teknik merupakan terluas kedua di UI sehingga ada kebutuhan perangkat mobilitas dalam aktivitas sehari-hari. Infrastruktur jalan juga sudah mendukung untuk menggunakan skuter elektrik dalam area kampus.

Alhasil, kehadiran GrabWheels sejalan dengan visi fakultas dalam mengembangkan IT-based environment. Hendri pun berharap, kolaborasi ini dapat terus memupuk semangat riset dan inovasi para mahasiswa untuk memajukan bangsa melalui inovasi teknologi.

Sementara ini, Grab menyediakan sekitar 45 unit GrabWheels yang bisa langsung dipakai dalam area Fakultas Teknik UI. Belum ada biaya yang dikenakan, alias gratis. Hanya saja, sebelum menggunakannya ada edukasi perilaku berkendara aman melalui pesan langsung di aplikasi GrabWheels.

Pengguna diwajibkan menggunakan helm sebagai kelengkapan berkendara. Selama masa uji coba berlangsung, Grab menyediakan tim khusus untuk bantu pengguna jika mengalami kendala teknis.

Ridzki menyebut pihaknya akan terus menambah unit skuter, tergantung tingkat permintaan nantinya. Terlebih, rencananya GrabWheels akan segera bisa digunakan untuk seluruh kawasan UI. Juga, dalam waktu dekat bakal hadir dalam aplikasi utama Grab.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi “Ride Sharing” Tron Siap Sasar Pengemudi Bajaj di Jakarta

Aplikasi “ride sharing” Tron akan segera hadir untuk pengemudi bajaj di Jakarta. Sebelumnya, aplikasi ini pertama kali pilot di Bekasi dengan menyasar pengemudi angkutan kota (angkot) trayek K-11A dan K-11B.

CEO Tron David Santoso menjelaskan, bajaj sama seperti kendaraan umum lainnya, belum tersentuh dengan dunia digital. Kehadiran Tron, diharapkan memberikan jumlah kenaikan penumpang sehingga dapat meningkatkan perekonomian para pengemudi bajaj.

Tron bajaj sendiri akan hadir di Jakarta, khususnya di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat, kedua lokasi tersebut dianggap memiliki sirkulasi penggunaan bajaj yang cukup vital.

“Sistem untuk Tron Bajaj yaitu ride sharing dan maksimum penumpang untuk Bajaj roda tiga adalah 2 penumpang dan untuk Bajaj roda empat adalah 4 penumpang”, terang David dalam keterangan resmi, Selasa (21/5).

Tron pertama kali hadir untuk angkot Bekasi sejak 10 April 2019. Tanpa disertai data, David mengklaim peningkatan penggunaan cukup signifikan. Atas pertimbangan itulah yang membuat perusahaan percaya diri untuk membawanya ke Jakarta.

“Kami harapkan dalam waktu dekat kami sudah bisa menambah trayek sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi para pengguna kami.”

Dalam dua pekan mendatang, perusahaan juga akan meluncurkan fitur chat. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengirimkan percakapan ke pengemudi angkutan umum yang akan menjemput di titik penjemputan.

“Kami juga telah memberikan pelatihan kepada para pengendara agar tetap mematuhi peraturan lalu lintas yang ada dalam menggunakan fitur chat ini”, tutupnya.

Tron merupakan produk PT Teknologi Olah Rancang Nusantara, perusahaan afiliasi Digiasia Bios. David sendiri sebelumnya adalah CFO PayPro. Untuk implementasinya, Tron menggandeng Via, perusahaan teknologi Amerika Serikat. Tidak ada saham Via yang ditempatkan ke perusahaan.

Ditargetkan sampai akhir tahun ini Tron dapat mendigitalkan tujuh ribu unit angkutan umum di pinggiran Jakarta, seperti angkutan kota, bajaj, bus, mikrolet, dan lainnya yang belum tersentuh implementasi digital.

Application Information Will Show Up Here

Grab Mulai Akomodasi Pembelian Tiket Bus

Grab kembali menambahkan fitur baru. Kali ini dengan menghadirkan layanan pemesanan tiket bus komuter di dalam aplikasi. Di masa awal, Grab bermitra dengan Lorena, Aoshuttle, dan AgraMas untuk melayani rute Cibubur, Cikarang, sejumlah kawasan di Jakarta, dan BSD.

Teknologi Grab memungkinkan pengguna memesan/membeli tiket bus langsung melalui aplikasi. Pengguna akan mendapatkan informasi real time mengenai bus, layaknya armada lainnya yang didukung Grab, termasuk memungkinkan pembayaran menggunakan Ovo. Setelah menyelesaikan transaksi pembeli tiket pengguna akan mendapatkan e-ticket yang bisa langsung ditunjukkan ketika menaiki bus.

Sepanjang tahun ini Grab telah menghadirkan fitur Tiket (bekerja sama dengan Bookmyshow), fitur Video (bermitra dengan Hooq), dan menjajaki penyewaan e-skuter GrabWheels yang segera hadir di BSD.

Segmen pembelian tiket bus secara digital saat ini mulai digarap sejumlah startup, seperti Redbus, Traveloka, Bukalapak, Bustiket, Bosbis, dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Go-Jek Creates Driver Registration Portal in Singapore

Go-Jek’s arrival in Singapore is getting closer. Today, they launched a pre-registration portal for Singapore people interested to be Go-Jek drivers. Those who registered in the portal will receive more detailed notification from Go-Jek regarding registration steps to join Go-Jek Singapore.

Go-Jek is yet to release the exact date for official launching. However, their representative said in the official page that the portal is an important step for the next partner recruitment process.

In the portal, Go-Jek will only list the four-wheeler drivers while the two-wheeler doesn’t acquire the license as the transportation vehicle in Singapore.

“There are interest options for driver [to be a partner] in Singapore and we’re glad to take an important first step in driver acquisition. In Go-Jek, we understand the important role of drivers for a successful operation, that’s why we waited to build a strong and attractive connection with driver communities,” Go-Jek’s representative said.

Founded in Jakarta since 2011, Go-Jek turned into one of the leading digital company. Not only providing transportation, Go-Jek currently owns many verticals include those in lifestyle, health, and fintech sector.

Go-Jek’s presence in Singapore will continue its expansion which was previously activated. Go-Jek was first arrived in Vietnam with Go-Viet, followed by Thailand with GET, and in an attempt to penetrate the Philippines market. In Singapore, Go-Jek will meet one of its biggest competitor, Grab, which recently received funding from Microsoft.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Go-Jek Buka Portal Registrasi Mitra Pengemudi Singapura

Kehadiran Go-Jek di Singapura semakin dekat. Hari ini mereka membuka portal pre-registration untuk warga Singapura yang ingin menjadi mitra pengemudi Go-Jek. Mereka yang mendaftarkan diri pada portal tersebut akan menerima pemberitahuan lebih detail dari pihak Go-Jek mengenai langkah-langkah pendaftaran untuk bergabung dengan Go-Jek Singapura.

Belum ada tanggal pasti mengenai kapan Go-Jek akan resmi beroperasi, hanya saja juru bicara Go-Jek dalam laman resminya menyebutkan pembukaan portal ini menjadi langkah penting untuk proses perekrutan mitra selanjutnya.

Di portal tersebut Go-Jek hanya mendata untuk calon mitra pengemudi untuk kendaraan roda empat, sementara kendaraan roda dua tidak ada izin sebagai sarana transportasi di Singapura.

“Ada banyak minat [untuk menjadi mitra] pengemudi di Singapura dan kami senang mengambil langkah pertama yang penting menuju perekrutan pengemudi. Di Go-Jek, kami memahami bahwa pengemudi sangat penting untuk operasi yang sukses, itulah sebabnya kami menantikan untuk membangun hubungan yang kuat dan menarik dengan komunitas pengemudi,” terang juru bicara Go-Jek.

Diluncurkan di Jakarta sejak tahun 2011 Go-Jek menjelma menjadi salah satu perusahaan digital terdepan. Tidak hanya menyediakan layanan transportasi, Go-Jek kini memiliki banyak vertikal, termasuk yang melayani sektor gaya hidup, kesehatan hingga fintech.

Kehadiran Go-Jek di Singapura akan melanjutkan program ekspansi dari Go-Jek yang sudah diaktivasi beberapa waktu lalu. Go-Jek lebih dulu hadir di Vietnam dengan Go-Viet, Kemudian di Thailand dengan nama GET dan sedang dalam usaha masuk ke pasar Filipina. Di Singapura Go-Jek juga akan berhadapan dengan salah satu pesaing terbesar mereka, Grab, yang baru saja menerima pendanaan dari Microsoft.

Application Information Will Show Up Here

Vietnam-based Ride Hailing Service “FastGo” Prepares Expansion to Indonesia

An app-based transportation service from Vietnam, FastGo, plans for expansion to Indonesia and Myanmar. Ngutyễn Hữu Tuất, FastGo’s CEO, mentioned the plan. The expansion will start by the end of 2018.

In his statement, as quoted from Vietnam News, Tuất and his team are targeting to acquire 30% of Indonesia’s market-share knowing the current market is fully dominated by GO-JEK and Grab. In Myanmar, they’re being more ambitious to be the second leading ride-hailing service after Grab.

Expansion to Indonesia is not without reason. Aside from the crowded target market, FastGo admitted having a strategic partner. However, there’s no further detail on who supports them behind the expansion.

In realizing its mission, FastGo is finalizing the Series B funding of $50 million (or IDR 754 billion). Tuất believes it is to be disbursed in early 2019

Previously, GO-JEK had first made a debut in Vietnam market by launching Go-Viet. FastGo becomes the most serious competitor downtown with 15,000 driver partners in Hanoi and Ho Chi Minh City.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Mengenal Tebengan, Marketplace Kursi Kosong Kendaraan

Sejumlah aplikasi yang berkaitan dengan tranportasi mencoba mengubah atau merevolusi konsep nebeng. Salah satunya adalah Tebengan. Startup yang mulai dikembangkan awal tahun 2017 mencoba mengubah konsep nebeng menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Konsep nebeng berbasiskan aplikasi sudah mencuat sejak lama. Beberapa startup pun sempat muncul. Hanya saja memang tidak sepopuler Grab dan Go-Jek. Meski demikian pihak Tebengan tetap optimis bisa terus dikembangkan dan diterima masyarakat karena nebeng sudah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia.

“Memang nebeng sudah tidak asing lagi di Indonesia, terlebih di daerah yang sulit mendapatkan akses transportasi karena tidak ada angkot atau angkutan umum. Masyarakat terbiasa memberikan atau ikut nebeng bersama teman, tetangga bahkan orang yang tidak kenal sekalipun. Karena hal tersebut, kami yakin Tebengan dapat diterima masyarakat dan menjadi solusi antar kota maupun dalam kota yang dapat diandalkan karena menawarkan konsep yang mengedepankan kebersamaan dan kekeluargaan dengan harga yang lebih terjangkau,” terang CEO Tebengan William Widjaja.

41192710_261622877816733_8255539416062816460_n

Konsep Tebengan adalah marketplace yang menjual kursi kosong dalam perjalanan. Mereka yang bergabung sebagai driver akan menuju suatu tempat atau akan menempuh sebuah rute perjalanan bisa menawarkan kursi kosong di kendaraan mereka. Sedangkan calon penumpang bisa mencari, memilih, dan melakukan pemesanan kursi kosong yang tersedia.

William mengakui bahwa konsep Tebengan terinspirasi dari sebuah startup serupa yang beroperasi di Perancis. Memanfaatkan dana dari angel investor, Tebengan terus berupaya mengembangkan sistem yang berkualitas sambil mencari putaran pendanaan baru untuk membawa Tebengan ke tahap selanjutnya.

“Sistem kemitraan kami dengan driver berbeda dengan aplikasi ojek online. Di sini driver lebih bersifat independen karena bisa menentukan tarif perjalanannya sendiri. Sebagian besar driver yang ada di Tebengan memang sudah memiliki rute tetap yang biasanya pulang pergi kantor atau pulang ke kota asal di hari libur. Driver tidak berorientasi untuk mencari untung ketika menentukan harga tarif yang ditawarkan kepada penumpang atau penebeng. Tarif yang ditawarkan biasanya lebih murah dan hanya digunakan untuk mengurangi ongkos perjalanan,” imbuh William.

Sejauh ini Tebengan sudah mulai digunakan penggunanya untuk rute-rute perjalanan antar kota di daerah Jabodetabek. Tersedia juga rute perjalanan jauh seperti Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Semarang, Jakarta-Bandung dan rute-rute lainnya yang diaktivasi sendiri oleh driver Tebengan.

Isu terbesar yang dihadapi dalam konsep nebeng adalah keamanan. Mengantisipasi hal tersebut, Tebengan menyiapkan mekanisme verifikasi email, nomor telepon, dan SIM / KTP, termasuk juga memperhatikan rating dan riwayat perjalanan. Fitur Tebengan lainnya adalah fitur chat dan integrasi dengan media sosial, sehingga driver bisa dengan cepat menyebarkan informasi perjalanan mereka.

Tebengan mengklaim, sejak merilis aplikasi pada Agustus 2018 pihaknya sudah mendapatkan ribuan pengguna terdaftar dengan puluhan rute perjalanan yang tersedia. William menyebutkan saat ini Tebengan tengah fokus untuk menyempurnakan aplikasi sembari mendengarkan masukan dari pengguna dan komunitas Tebengan.

“Kamu juga sedang fokus berdiskusi dengan beberapa investor yang dapat membantu mewujudkan mimpi kami untuk menjadi solusi transportasi antar kota dengan biaya yang hemat dan konsep yang lebih bersahabat,” tutup William.

Application Information Will Show Up Here

Layanan “Ride Hailing” Asal Vietnam FastGo Siap Ekspansi ke Indonesia

Layanan transportasi berbasis aplikasi asal Vietnam, FastGo, merencanakan ekspansi pasar ke Indonesia dan Myanmar. Rencana ini disampaikan CEO FastGo Nguyễn Hữu Tuất. Perluasan bisnis akan dimulai menjelang akhir tahun 2018.

Dalam keterangan yang disampaikan Nguyễn, seperti dikutip dari Vietnam News, pihaknya menargetkan perolehan 30% market-share di Indonesia, kendati mereka memahami saat ini pasar didominasi penuh GO-JEK dan Grab. Targetnya di Myanmar lebih ambisius. Mereka ingin menjadi layanan ride hailing utama kedua setelah Grab.

Pemilihan Indonesia sebagai salah satu target ekspansi bukan tanpa alasan. Selain pangsa pasar yang besar, pihak FastGo mengaku telah memiliki mitra strategis. Namun demikian belum disebutkan secara jelas, siapa mitra yang akan membantu ekspansi tersebut.

Untuk merealisasikan misinya tersebut, saat ini FastGo tengah merampungkan pengumpulan pendanaan Seri B senilai $50 juta (atau sekitar 754 miliar Rupiah). Nguyễn optimis putaran pendanaan tersebut dapat segera dicairkan di awal tahun 2019 nanti.

Sebelumnya GO-JEK sudah terlebih dulu melakukan debut di pasar Vietnam dengan meluncurkan Go-Viet. FastGo menjadi salah satu pesaing berat di pasar Vietnam dengan kepemilikan 15 ribu mitra pengendara di pusat kota utama Hanoi dan Ho Chi Minh City.

Application Information Will Show Up Here

Astra Group Announces Three New Digital Services Associated with Transportation

The number of people connected to the internet and savvy market has caught the interest of Astra Group in the digital industry. They just launched three new services, Seva.id, CariParkir, and Sejalan. All are related to transportation segment.

Seva.id is a digital platform that allows users to buy a new car, used car, or property assets, such as apartment and real estate.

It allows users, to order vehicles, make an exchange, submit a test-drive for the desired car, calculate monthly installments with a credit calculator, and schedule a service.

Another digital service launched by Astra is CariParkir. It’s available on the Android platform and designed to make it easier for users to find the nearest parking area. There are two main features. First, providing information includes prices, time, address, and the current parking facilities.

Second, the ability to book the parking lot using CariParkir partners, to be used by both four and two-wheeler vehicles.

The third service is Sejalan. It is a platform for sharing that allows users (called Kapten Sejalan) to share the empty seat on their vehicles with other users (called Teman Sejalan). This app is available for iOS and Android.

Djap Tet Fa, Chief of Astra Digital, said the steps they took were aimed at the demand of Indonesian people dominated by millennial.

“By creating a strong digital platform, Astra Digital presents the innovative, relevant, and customer-oriented solutions,” he explained.

The three latest services aren’t really the new concept but the execution will determine whether these services are sustainable or not.

This year, Astra Group has been involved in several digital innovations in Indonesia, such as launching a chatbot for insurance services and founding AWDA fintech lending service with WeLab. In February, Astra also raised around Rp2 trillion funding for Go-Jek.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grup Astra Perkenalkan Tiga Layanan Digital Baru, Semua Terkait dengan Transportasi

Semakin banyaknya orang yang terhubung dengan internet dan pasar yang semakin savvy membuat Grup Astra semakin tertarik dengan industri digital. Mereka meluncurkan tiga layanan baru, Seva.id, CariParkir dan Sejalan. Benang merah ketiganya adalah keterkaitan dengan sektor transportasi.

Seva.id adalah platform digital yang memungkinkan penggunanya untuk membeli mobil baru, mobil bekas, atau membeli properti, seperti apartemen dan real estate.

Seva.id memungkinkan pengguna untuk melakukan pemesanan kendaraan, tukar tambah, melakukan permohonan test drive untuk mobil yang ingin dibeli, menghitung cicilan bulanan dengan kalkulator kredit, hingga melakukan penjadwalan servis kendaraan.

Layanan digital berikutnya yang diluncurkan Astra adalah CariParkir. Layanan ini tersedia di platform Android dan didesain memudahkan penggunanya menemukan lokasi parkir terdekat yang sesuai dengan kebutuhan. Ada dua fitur utama yang disajikan. Pertama memberikan informasi seperti harga, waktu, alamat, dan fasilitas yang ada di lokasi parkir.

Fitur selanjutnya adalah kemampuan membantu melakukan booking lahan parkir di mitra. CariParkir disebut bisa digunakan oleh pengendara mobil dan sepeda motor.

Layanan ketiga yang diluncurkan Astra adalah Sejalan. Sejalan adalah platform untuk nebeng, memungkinkan pengguna (disebut Kapten Sejalan) berbagi kursi kosong di kendaraan mereka dengan pengguna lain (disebut Teman Sejalan). Aplikasi Sejalan sudah tersedia untuk platform iOS dan Android.

Chief of Astra Digital Djap Tet Fa menyebutkan, langkah yang mereka lakukan ini memiliki tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang didominasi generasi milenial.

“Dengan memperkuat platform digital, Astra Digital hadir untuk memberikan solusi yang lebih inovatif, relevan, dan customer oriented,” terang Tet Fa.

Ketiga layanan Astra tersebut memang tidak mengusung konsep yang benar-benar baru, namun eksekusinya di lapangan bakal menentukan apakah layanan ini bisa bertahan dan berkesinambungan.

Tahun ini Grup Astra sudah terlibat dalam beberapa inovasi digital di Indonesia, seperti meluncurkan chatbot untuk layanan asuransi dan mendirikan layanan fintech lending AWDA bersama WeLab. Astra juga Februari lalu memberikan pendanaan senilai 2 triliun Rupiah untuk Go-Jek.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here