Bukan Sembarang TWS, Nuratrue Mampu Beradaptasi dengan Karakteristik Telinga Penggunanya

Setiap manusia memiliki indra pendengaran dengan karakteristik yang berbeda. Apa yang terdengar enak di telinga Anda belum tentu enak di telinga saya. Anda mungkin bisa mendengarkan banyak detail menggunakan headphone A, tapi di telinga saya detail tersebut bisa jadi sama sekali tidak keluar. Singkat cerita, menciptakan headphone atau earphone yang sempurna untuk semua orang itu hampir mustahil.

Tantangan inilah yang berusaha dijegal oleh Nura, startup asal Australia yang memulai kiprahnya di bidang audio pada tahun 2016. Mereka baru saja meluncurkan Nuratrue, sebuah TWS yang dilengkapi teknologi sound profiling untuk beradaptasi dengan karakteristik pendengaran masing-masing penggunanya.

Nuratrue merupakan produk ketiga Nura setelah Nuraphone dan Nuraloop, dan di sini Nura kembali mengunggulkan teknologi yang membuat produknya berbeda ketimbang produk lain di pasaran. Jadi pada saat pertama kali mengenakan Nuratrue, perangkat akan lebih dulu mempelajari karakteristik telinga kita demi menciptakan profil suara yang tepat.

Caranya adalah dengan memutar suara dari berbagai frekuensi, lalu mendeteksi ‘pantulan suara’ lirih yang kembali. Dalam dunia medis, pantulan suara ini dikenal dengan istilah otoacustic emission (OAE), dan pemeriksaan OAE rupanya cukup sering dilakukan di rumah sakit pada bayi yang baru lahir sebagai tindakan awal untuk mendeteksi adanya gangguan pendengaran atau tidak.

Usai menangkap gelombang suara OAE tersebut, Nuratrue kemudian akan mengolah informasi yang terkandung di dalamnya dan meraciknya menjadi profil suara yang terpersonalisasi. Prosesnya kurang lebih memakan waktu sekitar 60 detik, dan setelahnya profil tersebut dapat diaktifkan atau dinonaktifkan kapan saja melalui aplikasi pendamping Nura di smartphone.

Selebihnya, Nuratrue menawarkan fitur-fitur yang kerap kita jumpai pada TWS premium. Salah satunya adalah active noise cancellation (ANC), lengkap bersama transparency mode sehingga pengguna bisa mendengarkan suara di sekitarnya ketika diperlukan tanpa perlu melepas perangkat dari telinga.

Dari sisi desain, Nuratrue kelihatan cukup generik. Sisi luar masing-masing earpiece-nya dilengkapi panel sentuh kapasitif, dan secara keseluruhan fisiknya tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4. Di angka 7,4 gram per earpiece, bobotnya tergolong ringan jika melihat dimensinya yang agak bongsor.

Nuratrue menggunakan konektivitas Bluetooth 5.0. Dalam sekali pengecasan, baterainya diklaim cukup untuk pemakaian selama 6 jam nonstop. Charging case-nya di sisi lain bisa mengisi ulang perangkat sampai tiga kali untuk memberikan total daya tahan hingga 24 jam.

Nuratrue saat ini sudah bisa dibeli langsung dari situs Nura seharga $200. Di rentang harga ini mungkin kita bisa menemukan TWS lain dengan desain yang lebih baik maupun kinerja ANC yang lebih efektif, akan tetapi teknologi sound profiling Nuratrue semestinya dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi yang mengutamakan kualitas suara.

Sumber: TechCrunch dan Nura.

Beoplay EQ Ialah TWS Berteknologi ANC Pertama dari Bang & Olufsen

Bang & Olufsen tidaklah asing dengan teknologi active noise cancellation (ANC). Mereka juga sudah sangat familier dengan kategori TWS selama beberapa tahun. Kendati demikian, B&O rupanya belum pernah mengombinasikan kedua hal tersebut.

Perangkat bernama Beoplay EQ berikut ini adalah TWS berteknologi ANC pertama besutan B&O. Dalam menjalani debutnya di kategori ini, B&O tampaknya ingin tampil all-out. Ini dibuktikan lewat penggunaan sebuah chip khusus yang sepenuhnya didedikasikan untuk mewujudkan fitur ANC pada Beoplay EQ, kurang lebih sama seperti teknik yang diterapkan TWS unggulan Sony.

ANC yang Beoplay EQ hadirkan juga bersifat adaptif. Artinya, seberapa agresif perangkat memblokir suara luar bakal disesuaikan secara otomatis berdasarkan kondisi di sekitar. Fitur transparency mode yang punya cara kerja berkebalikan dari ANC pun turut tersedia. Secara total, Beoplay EQ mengemas enam buah mikrofon (tiga di kiri, tiga di kanan), dan semuanya punya peran dalam merealisasikan fitur ANC sekaligus transparency mode ini.

Perihal kualitas suara, Beoplay EQ mengandalkan driver baru berjenis electro-dynamic yang memiliki diameter 6,88 mm. Perangkat dibekali konektivitas Bluetooth 5.2, lengkap beserta dukungan codec aptX Adaptive. Karakter suara yang dihasilkannya bisa disesuaikan dengan selera pengguna masing-masing melalui sebuah aplikasi pendamping.

Semua itu dikemas dalam desain premium dengan bobot tidak lebih dari 8 gram per earpiece. Sisi luarnya terbuat dari bahan aluminium, serta mendukung kontrol sentuh demi memudahkan pengoperasian. Bahkan charging case-nya pun juga dibentuk dari material aluminium. Sertifikasi IP54 memastikan perangkat dapat tetap bekerja secara normal meski pengguna tengah diguyur hujan.

Dalam sekali pengisian, Beoplay EQ diyakini mampu beroperasi selama 6,5 jam nonstop, atau sampai 7,5 jam kalau fitur ANC-nya dimatikan. Bila dikombinasikan dengan charging case-nya, total daya tahan baterainya berada di kisaran 20 jam. Selain via kabel USB-C, case-nya ini juga dapat diisi ulang menggunakan Qi wireless charger.

Seperti yang sudah bisa kita tebak dari B&O, harga Beoplay EQ jauh dari kata murah: $399. Perangkat rencananya akan dipasarkan mulai tanggal 19 Agustus mendatang. Di samping warna hitam, B&O juga menyediakan pilihan warna agak keemasan.

Sumber: Engadget.

Nothing Ear (1) Adalah TWS Premium Seharga $99 dari Mantan Bos OnePlus

Nothing, perusahaan anyar yang didirikan oleh mantan bos OnePlus, Carl Pei, baru saja meluncurkan produk perdananya, yakni sebuah TWS premium bernama Nothing Ear (1). Perangkat ini rencananya bakal dipasarkan mulai 17 Agustus mendatang dengan banderol $99.

Harga tersebut termasuk cukup terjangkau jika melihat fitur-fitur yang ditawarkan. Apa yang biasa kita jumpai di TWS premium juga hadir di sini, mulai dari active noise cancellation (ANC) dan ambient mode, kendali gesture yang customizable, sertifikasi ketahanan air IPX4, sampai charging case yang dapat diisi ulang secara wireless.

Secara estetika, Ear (1) juga bakal tampil mencolok di antara banyak TWS lain berkat desain tangkainya yang transparan, yang memungkinkan pengguna untuk melihat sebagian jeroannya. Indikator kiri dan kanannya diwakili oleh lingkaran dengan warna yang berbeda; merah untuk sebelah kanan, dan putih untuk sebelah kiri.

Masing-masing earpiece-nya ditenagai oleh driver berdiameter 11,6 mm yang telah di-tune oleh produsen synthesizer asal Swedia, Teenage Engineering. Fun fact, meski lahir di Tiongkok, Carl Pei sebenarnya merupakan seseorang berkebangsaan Swedia. Selain berkontribusi terhadap hardware, Teenage Engineering juga disebut punya peranan dalam optimasi software Ear (1).

Meski mengusung driver yang cukup besar, Ear (1) masih termasuk ringan dengan bobot tiap earpiece cuma 4,7 gram. Perangkat mengandalkan konektivitas Bluetooth 5.2, lengkap dengan dukungan teknologi Google Fast Pair. Fitur in-ear detection juga tersedia, sehingga audio akan otomatis dihentikan ketika perangkat dilepas dari telinga, lalu kembali diputar ketika perangkat dikenakan.

Urusan baterai, Ear (1) diklaim mampu beroperasi selama 5,7 jam nonstop, atau total 34 jam jika disandingkan bersama charging case-nya, tapi ini dalam posisi ANC-nya dimatikan. Kalau dinyalakan, maka daya tahan baterainya turun menjadi 4 jam, atau 24 jam bersama case-nya.

Nothing Ear (1) kabarnya akan dijual di 45 negara, dan semestinya Indonesia termasuk salah satunya kalau melihat daftar negara yang tercantum dalam country selector di situs Nothing. Sebelum pemasaran resminya dimulai, Nothing bakal lebih dulu membuka penjualan secara terbatas di situsnya pada tanggal 31 Juli 2021.

Entah kebetulan atau tidak, OnePlus baru-baru ini juga meluncurkan TWS premium yang dibekali ANC bernama OnePlus Buds Pro.

Sumber: The Verge dan PR Newswire.

Unik, Trio TWS Baru LG Dibekali Fitur untuk Berbisik Selagi Menelepon

Lini TWS LG Tone Free selalu menawarkan fitur ekstra yang membuatnya tampil menonjol di tengah-tengah segudang TWS lain yang ada di pasaran. Hal ini juga berlaku untuk trio TWS terbarunya berikut ini: Tone Free FP5, FP8, dan FP9.

Ketiganya sama-sama menawarkan fitur Whispering Mode, yang bakal sangat membantu ketika pengguna sedang tidak bisa berbicara keras-keras selagi menelepon, semisal di dalam perpustakaan. Cukup dengan mendekatkan earphone sebelah kanan ke mulut, maka pengguna bisa langsung berbisik dan lawan bicaranya dipastikan tetap mampu mendengar dengan jelas.

Trio Tone Free FP ini dibekali enam buah mikrofon secara total (tiga di kiri, tiga di kanan). LG pun tidak lupa menyematkan fitur active noise cancellation (ANC) pada ketiganya, sehingga perangkat tetap ideal digunakan di lokasi-lokasi yang ramai. Fitur berbisik tadi tentunya juga bakal sangat berguna di keramaian, seperti misalnya di dalam bus atau MRT.

Fitur Headphone Spatial Processing dan 3D Sound Stage turut dihadirkan untuk menyambut tren spatial audio sekaligus menyuguhkan pengalaman mendengarkan yang lebih immersive kepada pengguna. Terkait kualitas suaranya, LG mengklaim tiga TWS barunya ini mampu menghasilkan bass yang lebih bertenaga tanpa mengorbankan clarity berkat penggunaan driver dan diaphragm yang telah disempurnakan.

LG Tone Free FP9 / LG

Secara desain, trio Tone Free FP hadir mengusung rancangan baru yang lebih sleek berkat tangkai yang lebih pendek 4,4 milimeter ketimbang milik model sebelumnya, serta yang tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4. Untuk FP8 dan FP9, keduanya hadir bersama charging case spesial yang dibekali teknologi anti-bakteri seperti sebelum-sebelumnya, dengan kemampuan membunuh hingga 99,9% bakteri yang bersarang di bagian speaker mesh-nya.

Khusus FP9, charging case-nya malah lebih istimewa lagi karena mampu merangkap peran sebagai sebuah adaptor wireless. Menggunakan kabel USB-C ke AUX, case-nya ini dapat disambungkan ke berbagai macam perangkat, mulai dari game console sampai sistem hiburan dalam kabin pesawat, dan setelahnya FP9 pun menerima sinyal audio dari perangkat tersebut secara wireless.

Perihal baterai, FP8 dan FP9 diklaim bisa tahan sampai 10 jam pemakaian, atau sampai 24 jam jika dipadukan bersama charging case-nya. FP5 di sisi lain menjanjikan daya tahan hingga 8 jam, atau total 22 jam bersama case-nya. Khusus FP8, charging case-nya dapat diisi ulang menggunakan Qi wireless charger.

Ketiga TWS baru ini kabarnya bakal dipasarkan mulai bulan ini juga di beberapa negara. Sayang LG belum punya informasi harganya sama sekali.

Sumber: The Verge dan LG.

OnePlus Buds Pro Dirilis, Unggulkan ANC dan Dolby Atmos di Harga $150

Bersamaan dengan peluncuran OnePlus Nord 2, OnePlus turut menyingkap TWS baru bernama OnePlus Buds Pro. Seperti yang bisa kita lihat dari nama sekaligus wujudnya, perangkat ini dirancang untuk menjadi alternatif terhadap AirPods Pro.

Satu fitur yang paling membedakan OnePlus Buds Pro dari OnePlus Buds adalah active noise cancellation alias ANC. Memanfaatkan tiga mikrofon di tiap unitnya, Buds Pro dapat mengeliminasi suara di sekitar dalam tiga pilihan intensitas, dari yang paling rendah (25 dB) sampai yang paling tinggi (40 dB). Alternatifnya, pengguna juga bisa mengaktifkan mode Smart yang memungkinkan Buds Pro untuk mengatur sendiri tingkatan noise cancelling-nya.

Terkait performa audionya, Buds Pro mengandalkan sepasang driver berdiameter 11 mm yang mendukung teknologi Dolby Atmos (spatial audio). Pengguna juga dapat memanfaatkan fitur kalibrasi di aplikasi pendamping Buds Pro untuk menyesuaikan karakter suaranya dengan selera masing-masing.

Konektivitasnya sudah mengandalkan generasi yang terbaru, yakni Bluetooth 5.2, dan OnePlus tidak lupa menyematkan mode khusus gaming yang akan menekan latensi sampai serendah 94 milidetik ketika diaktifkan. Dukungan codec LHDC pun juga tersedia, yang berarti streaming via Bluetooth dapat dilakukan dengan bitrate maksimum 900 kbps demi kualitas suara yang lebih baik.

 

Dari segi desain, Buds Pro memang kelihatan sangat mirip seperti AirPods Pro, akan tetapi separuh tangkainya yang berlapis krom tentu bisa memberikan kesan uniknya tersendiri. Pilihan warnanya sendiri ada dua: Matte Black dan Glossy White, masing-masing dengan finish yang berbeda sesuai namanya. Perangkat diklaim tahan air dengan sertifikasi IP55, sedangkan charging case-nya dengan sertifikasi IPX4.

Baterai juga menjadi daya tarik lain OnePlus Buds Pro. Dalam sekali pengisian, Buds Pro dapat beroperasi selama 5 jam nonstop dengan ANC aktif, atau sampai 7 jam jika ANC-nya dimatikan. Kalau digabungkan dengan charging case-nya, total daya tahan baterainya adalah 28 jam (dengan ANC), atau 38 jam (tanpa ANC). Case-nya bisa diisi ulang menggunakan kabel USB-C ataupun Qi wireless charger.

Rencananya, OnePlus Buds Pro bakal dijual mulai bulan Agustus 2021. Di Amerika Serikat, harganya dipatok $150, atau kurang lebih sekitar 2,2 jutaan rupiah.

Sumber: The Verge dan OnePlus.

TWS Urbanista Seoul Andalkan Fitur Gaming Mode untuk Perangkat Android Sekaligus iOS

Urbanista, pabrikan audio asal Swedia yang sempat mencuri perhatian belum lama ini lewat sebuah headphone bertenaga surya, baru saja merilis TWS yang cukup menarik bernama Seoul. Salah satu fitur unggulannya adalah mode khusus dengan latensi rendah untuk keperluan gaming.

Fitur “Gaming Mode” pada TWS jelas bukan barang baru. Fitur ini bekerja dengan menekan angka latensi sambungan Bluetooth sampai serendah 40 milidetik, sehingga pada akhirnya audio dan visual yang tersaji bisa berjalan secara sinkron. Yang berbeda pada Seoul adalah bagaimana fitur ini dapat diwujudkan tanpa perlu mengandalkan codec aptX.

Mayoritas TWS yang menawarkan fitur gaming mode menggunakan codec aptX sebagai salah satu syarat agar fiturnya bisa terwujud. Ini jelas bukan syarat yang sulit buat para pengguna perangkat Android mengingat sebagian besar smartphone dan tablet Android memang sudah mendukung codec aptX. Masalahnya muncul ketika Anda menggunakan iPhone atau iPad, sebab dari dulu sampai sekarang memang belum ada satu pun perangkat iOS yang kompatibel dengan codec besutan Qualcomm tersebut.

Berhubung tidak memerlukan aptX, fitur gaming mode yang ditawarkan Urbanista Seoul juga dapat dinikmati oleh para pengguna iPhone dan iPad. Saat diaktifkan, Seoul bakal menurunkan latensinya sampai sekitar 70 milidetik. Memang tidak serendah yang ditawarkan TWS lain, tapi menurut Urbanista sudah cukup untuk meminimalkan delay antara audio dan visual.

Dari segi desain, Seoul hadir dalam bentuk bertangkai yang sangat familier. Tangkai tersebut dilengkapi panel sentuh untuk memudahkan pengoperasian, dan fisiknya secara keseluruhan tahan air dengan sertifikasi IPX4. Di balik masing-masing unitnya bernaung dynamic driver berdiameter 10 mm, dan Urbanista pun tidak lupa menyematkan mikrofon berteknologi noise cancelling. Sayang tidak ada fitur ANC di sini.

Dalam sekali charge, Seoul dapat beroperasi sampai 8 jam nonstop. Charging case-nya diklaim bisa mengisi ulang sampai tiga kali, memberikan total daya tahan baterai hingga 32 jam. Cukup mengesankan kalau melihat wujud charging case-nya yang tampak tipis dan ringkas. Selain menggunakan kabel USB-C, charging case-nya juga dapat diisi ulang menggunakan Qi wireless charger.

Saat ini Urbanista Seoul sudah dipasarkan dengan harga $90. Pilihan warna yang tersedia ada empat: hitam, putih, ungu, dan biru.

Sumber: Engadget.

Sony Luncurkan WF-1000XM4 di Indonesia, TWS Premium dengan Noise Cancelling dan Berfitur Melimpah

True wireless earbuds atau biasa disingkat TWS merupakan perangkat yang wajib dimiliki oleh pengguna smartphone. Karena menurut saya, pertama penggunaannya praktis dan kedua sangat fungsional ideal digunakan untuk segala aktivitas.

Selain untuk menikmati musik, saya biasanya mengenakan TWS untuk mendengarkan podcast. Buat saya, hal ini sebuah terobosan karena memungkinkan saya tetap dapat belajar atau memperbarui informasi di tengah kesibukan bekerja.

Bicara soal TWS, ada begitu banyak pilihan di pasaran dengan rentang harga bervariasi, Anda bisa memilih sesuai budget. Namun bila yang Anda butuhkan adalah TWS premium dengan noise cancelling terdepan dalam industri, TWS terbaru Sony mungkin yang Anda cari.

Ya, hari ini Sony telah meluncurkan perangkat TWS terbarunya WF-1000XM4 di Indonesia. Headphone nirkabel dengan noise cancelling yang lebih kuat ini dibanderol dengan harga Rp3.999.000.

Tersedia di Tanah Air pada bulan Agustus 2021 dalam opsi warna hitam dan silver, pemesanan secara pre-order dapat dilakukan mulai tanggal 1 hingga 25 Juli 2021 di seluruh Sony Authorized Dealer baik online maupun offline. Konsumen akan mendapatkan special bundling berupa pengisi daya nirkabel jika melakukan pembelian dalam masa pre-order.

Headphone selalu menjadi sahabat yang setia dalam menemani kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, belajar, bepergian, bersantai dan masih banyak lagi. Ditambah lagi, di masa pandemi yang menerapkan work from home, masyarakat sering melakukan meeting seharian secara virtual. Untuk menunjang kegiatan masyarakat, Sony menghadirkan headphone WF-1000XM4 dengan noise cancelling terdepan di industri,” ujar Kazuteru Makiyama, President Director PT Sony Indonesia.

Headphone WF-1000XM4 didukung dengan Integrated Processor V1, mikrofon berperforma tinggi dengan sensor kebisingan ganda, desain baru pada unit driver 6mm, mode Automatic Wind Noise Reduction, serta peningkatan kualitas pada fitur-fitur lainnya, sehingga cocok digunakan saat work from home. Headphone WF-1000XM4 diharapkan dapat menjadi sahabat setia yang selalu menemani pengguna dalam menjalani hari-hari yang produktif,” tambahnya.

Dibanding pendahulunya, WF-1000XM4 telah didesain ulang dan 10% lebih kecil tanpa mengorbankan kualitas suara atau masa pakai baterai. Bobotnya juga lebih ringan dengan tempat pengisi daya berukuran 40% lebih kecil.

Bodi earbud-nya dilengkapi sertifikasi IPX4, untuk ketahanan terhadap percikan air dan keringat. Serta, memiliki fitur pengaturan kontrol sentuh yang intuitif untuk mengontrol dengan cepat seperti mengaktifkan noise cancellation, ambient sound, mode quick attention atau sekadar melewati, menjeda, dan memutar lagu.

Untuk ketahanan baterainya, WF-1000XM4 dapat digunakan seharian selama 24 jam yang terdiri dari 8 jam dari headphone dan tambahan 16 jam lagi dari tempat pengisian daya. Bila TWS kehabisan baterai, berkat fitur pengisian daya cepat, cukup mengisi 5 menit  dapat memberikan waktu putar musik hingga 60 menit.

Saat tempat pengisian daya turun di bawah 30%, aplikasi Sony Headphones Connect di smartphone akan mengingatkan pengguna untuk mengisi ulang. Karena didukung teknologi pengisian daya nirkabel Qi, kita dapat mengisi daya headphone dan tempat pengisian daya menggunakan fitur berbagi baterai dengan smartphone berteknologi Qi.

Kunci utama TWS WF-1000XM4 ialah Integrated Processor V1 dengan desain baru yang meningkatkan kemampuan noise cancellation secara signifikan, chip baru ini mengintegrasikan prosesor ANC dan SoC Bluetooth. Memiliki sirkuit konversi Digital ke Analog baru, amplifier, dan DSEE Extreme (Digital Sound Enhancement Engine) yang meningkatkan kualitas berkas musik digital yang terkompresi secara real time dan menggunakan Edge-AI untuk mereproduksi frekuensi yang hilang.

Lebih lanjut, WF-1000XM4 didukung dengan mikrofon berperforma tinggi dengan sensor kebisingan ganda. Unit driver 6mm punya desain baru dengan peningkatan 20% pada volume magnet. Peningkatan volume magnet dan diafragma yang sesuai akan memberikan peningkatan kinerja dalam frekuensi rendah.

WF-1000XM4 juga sudah dilengkapi LDAC, teknologi coding audio Sony. LDAC mengirimkan data tiga kali lebih banyak (pada kecepatan transfer maksimum 990 kbps) dari audio Bluetooth konvensional, sehingga memungkinkan pengguna menikmati konten Audio Resolusi Tinggi semirip mungkin dengan headphone kabel.

Meski noise cancelling merupakan fitur yang sangat inovatif, tetapi pada praktiknya pengguna harus memanfaatkannya secara bijak. Oleh sebab itu, Sony telah menyematkan serangkaian fitur cerdas untuk kenyamanan dan sekaligus keamanan.

Mulai dari Speak-to-Chat yang memungkinkan pengguna melakukan percakapan singkat tanpa melepas earbud. Berkat Precise Voice Pickup Technology, pengguna WF-1000XM4 dipastikan mendapatkan pengalaman panggilan hands-free lebih baik.

Kemudian ada mode ‘Quick Attention’ yang memungkinkan pengguna untuk mendengarkan pengumuman atau berbicara singkat. Pengguna dapat mengaktifkan mode ini dengan meletakkan jari di atas earbud kiri untuk langsung menurunkan volume dan membiarkan suara sekitar masuk.

Lalu, ada Adaptive Sound Control yang mendeteksi keberadaan dan aktivitas pengguna. Misalnya bepergian, berjalan atau menunggu, lalu menyesuaikan pengaturan suara sekitar untuk pengalaman mendengarkan yang ideal.

Selain itu, WF-1000XM4 mendukung fitur Fast Pair baru dari Google. Dalam satu ketukan, WF-1000XM4 memungkinkan koneksi Bluetooth yang cepat dengan perangkat Android dan memungkinkan menemukan lokasi TWS. Bagi pengguna laptop, WF-1000XM4 juga dilengkapi dengan Microsoft Swift Pair yang memudahkan untuk terhubung dengan perangkat Windows 10.

JBL Luncurkan Tune 115TWS, Mungil dan Relatif Terjangkau

JBL Indonesia resmi memperkenalkan produk terbarunya untuk segmen true wireless stereo, yakni JBL Tune 115TWS. Varian baru seri Tune ini menawarkan keseimbangan antara style dan kinerja dalam harga yang relatif terjangkau.

Fisik perangkat ini tergolong cukup ringkas, dengan bobot tidak lebih dari 5,15 gram per earpiece. Masuk kategori TWS, otomatis tidak ada seutas kabel pun yang menancap ke bodinya. Ukuran charging case-nya pun juga kecil dan mudah sekali disimpan di dalam saku celana. Berat case-nya sendiri berada di kisaran 41,5 gram.

Masing-masing earpiece-nya ditenagai oleh sebuah dynamic driver berdiameter 5,8 mm. JBL menjanjikan suara bass yang mantap terlepas dari ukurannya. Secara teknis, driver ini mempunyai respon frekuensi sebesar 20-20.000 Hz. Untuk meminimalkan kebocoran suara sekaligus membuatnya terasa lebih pas dan stabil di telinga, pengguna dapat memilih di antara tiga ukuran eartip yang terdapat pada paket penjualannya.

Satu fitur yang absen dari perangkat ini adalah active noise cancellation (ANC), tapi setidaknya ia masih menawarkan fleksibilitas ekstra berkat fitur Dual Connect, sehingga pengguna bebas menggunakan hanya satu (mono) atau kedua earpiece-nya (stereo). Konektivitasnya sendiri sudah menggunakan Bluetooth 5.0.

Untuk menerima atau mengakhiri panggilan telepon, pengguna hanya perlu menyentuh sisi luar earpiece dengan satu jari. Gestur yang sama juga bisa diterapkan untuk memanggil voice assistant pada perangkat yang terhubung.

Dalam sekali pengisian, JBL Tune 115TWS diyakini mampu beroperasi sampai 6 jam nonstop, sedangkan charging case-nya mampu menyuplai daya ekstra hingga 15 jam pemakaian, memberikan total daya tahan baterai sebesar 21 jam. Pada charging case-nya, pengguna bisa menemukan indikator LED sehingga mereka tidak perlu menebak-nebak kapan harus mengisinya menggunakan kabel USB-C.

Di Indonesia, JBL Tune 115TWS saat ini telah dipasarkan dengan harga Rp899.000 di Tokopedia, sebelum akhirnya merambah platform e-commerce lain dan outlet fisik JBL mulai tanggal 21 Juni mendatang. Pilihan warna yang tersedia ada empat: hitam, hitam dengan aksen merah, putih, dan putih dengan aksen biru.

Beats Studio Buds Dirilis, Unggulkan ANC dan Kompatibilitas Penuh dengan Perangkat Android

Kalau rumor yang beredar akurat, Apple semestinya bakal merilis AirPods baru tahun ini. Namun sebelum itu terjadi, kita rupanya disuguhi alternatif dari Beats terlebih dulu. Anak perusahaan Apple itu baru saja merilis TWS anyar bernama Beats Studio Buds.

Desainnya sudah pasti sangat berbeda dari AirPods, dan penampilannya juga tidak se-sporty Powerbeats Pro yang dilengkapi pengait telinga. Wujud Beats Studio Buds secara keseluruhan terkesan sangat mungil, dengan bobot tidak lebih dari 5,1 gram per earpiece. Perangkat diklaim tahan air dengan sertifikasi IPX4.

Di dalamnya tertanam driver berdiameter 8,2 mm dengan dual-element diaphragm. Dipadukan dengan desain akustik yang melibatkan sepasang bilik terpisah, Beats mengklaim separasi suara stereo yang sangat baik. Bagi para pelanggan Apple Music, Beats Studio Buds bakal secara otomatis memutar versi Dolby Atmos pada sejumlah lagu.

Beats tidak lupa membekali TWS barunya ini dengan fitur active noise cancellation (ANC) dan mode ambient, yang masing-masing dapat diaktifkan dengan menekan dan menahan tombol “b” pada sisi luar earpiece. Tombol yang sama juga berfungsi untuk navigasi playback, sebab Beats Studio Buds memang tidak dilengkapi kontrol sentuh sama sekali.

Tidak seperti AirPods yang hanya dioptimalkan untuk perangkat iOS, Beats Studio Buds dipastikan bakal tetap optimal meski dipakai bersama perangkat Android berkat dukungan terhadap fitur-fitur seperti Fast Pair maupun Find My Device. Di iOS, ia bakal berfungsi layaknya sebuah AirPods, lengkap dengan dukungan “Hey Siri” untuk memanggil sang asisten virtual, serta integrasi pada jaringan Find My.

Dalam sekali pengecasan, Beats Studio Buds mampu beroperasi selama 8 jam nonstop tanpa ANC, sedangkan charging case-nya siap mengisi ulang sampai dua kali berturut-turut, memberikan total waktu pemakaian selama 24 jam. Kalau ANC-nya dinyalakan, daya tahan baterainya turun menjadi 5 jam per charge, dan 15 jam untuk charging case-nya.

Beats Studio Buds turut mendukung fitur fast charging; pengisian selama 5 menit mampu memberikan daya yang cukup untuk 1 jam pemakaian. Satu fitur yang absen adalah dukungan wireless charging, yang berarti charging case-nya cuma bisa diisi ulang menggunakan kabel. Untungnya, jenis colokan yang digunakan adalah USB-C, bukan Lightning.

Di Amerika Serikat, Beats Studio Buds akan segera dijual dengan harga $150 dalam tiga pilihan warna: hitam, putih, merah. Seperti biasa, paket penjualannya mencakup tiga pasang eartip silikon dalam ukuran yang berbeda-beda.

Sumber: Business Wire.

[Review] OPPO Enco Buds, TWS Terbaru OPPO yang Nyaman dan Bass Nendang

Tren perilisan TWS baru memang tidak terbentung, apalagi kebutuhan untuk produk yang satu ini memang lagi berada di posisi yang cukup strategis, WFH yang membutuhkan alat bantu meeting dari sisi audio, hiburan streaming yang semakin populer serta tentu saja pertumbuhan gamers di perangkat mobile

Untuk kali ini, saya dapat kesempatan untuk melakukan uji penggunaan TWS terbaru OPPO yaitu OPPO Enco Buds. TWS yang dijual seharga kurang lebih 600 ribuan ini hadir melengkapi TWS lain yang sudah dimiliki OPPO. 

Tanpa berpanjang lebar mari kita mulai bahas produk OPPO Enco Buds.

Paket penjualan dan desain

Paket penjualan dari perangkat ini cukup ‘minimalis’ kotaknya berisi perangkat, ear tips tambahan 2 buah, kertas-kertas panduan. Sudah itu saja, tidak ada kabel charger yang menyertainya. Bisa jadi ini adalah pemangkasan yang dilakukan OPPO agar harga lebih terjangkau. Di sisi lain penggunaan kabel Usb Type C sudah semakin umum, rata-rata mereka yang memiliki ponsel cukup baru akan memiliki kabel tipe ini, jadi bisa menggunakan kabel Usb Type C bawaan smartphone. Tetapi jika Anda tidak memilikinya maka Anda harus membeli kabel tambahan.

Untuk desain TWS bagian utama sendiri, case Enco Buds mengambil desain lonjong, desain ini digunakan oleh beberapa brand dan menjadi salah satu desain yang cukup umum digunakan untuk TWS. Eksekusi OPPO juga cukup aman dan nyaman. Secara fungsi juga baik, tidak mudah terbuka secara tidak sengaja ketika membalikkan TWS dan menggoyang-goyangnya. 

Dari sisi earpiece-nya sendiri juga tampil sederhana dan fokus pada fungsi. Bentuk earpiece tidak terlalu besar dan berbentuk oval, lagi-lagi cukup minimalis dan saat digunakan tidak akan tampil terlalu menonjol di bagian telinga Anda. 

Penguncian di telinga dari TWS mengandalkan eartips jadi jika Anda membeli TWS ini dan menggunakannya, pastikan gunakan eartips yang pas dan cocok untuk telinga Anda agar menempel sempurna. Selain itu penguncian juga dipengaruhi desain dari TWS karena ada lekukan dari desainnya yang akan mengunci ke bagian tertentu telinga Anda, jadi pastikan juga Anda menempatkan TWS ini pas di celah telinga. 

Untuk merasakan suara yang maksimal pastikan juga Anda menempatkan TWS ini di telinga Anda secara pas, dan mungkin harus geser secara perlahan untuk disesuaikan, karena pengunciannya hanya pada desain lekukan dan desain eartips jadi terkadang letak TWS bergeser ketika digunakan meski tidak sampai lepas. 

Tips dari saya adalah setelah menempatkan eartips pada telinga Anda, putar-putar perlahan agar pas. Bisa juga sambil mendengarkan audio agar anda tahu letak yang pas untuk memaksimalkan hasil audionya.

Casing sendiri dilengkapi indikator baterai di bagian depan dan di bagian belakang ada colokan USB Type-C untuk mengisi daya. Ada logo OPPO di bagian atas dan di bagian bawah keterangan detail kode produksi dan sertifikasi. 

Secara desain luar kurang lebih itu saja yang bisa diceritakan. Untuk kesan dari penggunaan atau kesan yang didapatkan dari desai luar, bagi saya ini adalah desain yang cukup aman, nyaman dan fokus pada fungsi penggunaan itu sendiri. Yaitu sebagai perangkat audio, jadi  langsung saja mari kita bahas saja pengalaman audio dari OPPO Enco Buds.

Pengalaman audio

Membahas spesifikasi di atas kertas sedikit, Enco Buds ini menampilkan beberapa keunggulan utama yaitu koneksi terbuka otomatis, mode game latensi rendah, pengurangan noise panggilan cerdas serta daya tangan baterai sampai dengan 24 jam secara total (6 jam dalam satu kali pengisian, dan 24 jam dengan case).

Salah satu spesifikasi yang cukup menenangkan sebagai fasilitas dari TWS ini adalah chip bluetooth 5.2 yang dijelaskan OPPO menjaga koneksi tetap stabil. Selain itu Enco Buds juga menggunakan transmisi binaural agar penggunaan audio lebih stabil dan bisa menggunakan kedua sisi earpiece tanpa kendala. 

Kalau berbicara koneksi, kemudahan koneksi dengan perangkat memang bisa diandalkan. Saya mencoba TWS ini menggunakan Find X2 Pro dan sama sekali tidak menemukan kendala, baik pada pertama kali penggunaan atau ketika menggunakannya secara rutin. Jika sudah pernah terkoneksi dan bluetooth Anda menyala, ketika membuka casing Enco Buds, maka hampir secara langsung notifikasi koneksi akan muncul di ponsel Anda.

Untuk koneksi bluetooth-nya selama beberapa hari pemakaian rutin, terutama untuk melakukan meeting tiap pagi dan sore, saya tidak menemukan kendala sama sekali seperti drop koneksi atau yang lain. Bahkan ada satu skenario yang cukup menyenangkan. Batas jarak maksimal di atas kertas untuk TWS ini adalah 10 m. Kebetulan studio saya ada dilantai dua, saat menggunakan TWS ini dengan ponsel dan saya harus ke bawah maka saya tak perlu khawatir. Koneksi memang sempat hilang saat saya di bawah (cukup dimaklumi karena ada layer tembok yang akan menghalangi) namun ketika saya kembali ke atas, koneksi bisa kembali dengan sempurna dan saya bisa melanjutkan call tanpa kendala. 

Enco Buds juga telah dilengkapi dengan IP54 yang menjadikannya tahan debu dan air (tentu bukan dicelup tetapi cipratan saja), cocok digunakan untuk Anda yang suka olahraga sambil mendengarkan audio. 

Dalam menggunakan TWS, bagi saya, salah satu  fitur penting yang menentukan baik tidaknya pengalaman adalah kemudahan akses menu. Enco Buds memiliki hal tersebut.  Setidaknya ada 3 pilihan gesture utama yang bisa digunakan. Ketuk sekali untuk menjeda musik, ketuk dua kali untuk mengganti  lagu atau menjawab/mengakhiri panggilan telepon, ketuk tiga kali untuk mengaktifkan mode game serta sentuh dan tahan untuk menyesuaikan volume (kanan untuk menaikan volume, kiri untuk menurunkan).

Fitur berguna sekali, terutama bagi Anda pengguna TWS yang mungkin seperti saya, malas untuk selalu membuka ponsel untuk melakukan pengaturan atau mengakses menu, termasuk menu di aplikasi pemutar musik – misalnya. Dengan cukup beragamnya pilihan gesture, pengguna tidak perlu ragi ribe dan melakukan pengaturan pilihan, semua bisa diakses secara mudah. 

Pengalaman penggunaan audio

Sebelum membahas audio secara lebih mendalam, saya cantumkan dulu keterangan pengujian yang saya lakukan yaitu menggunakan Spotify Premium dengan setelah audio semua dimaksimalkan (kualitas audio very high), menggunakan ponsel Find X2 Pro serta pengaturan di TWS menggunakan mode ‘Smart’.

Pengalaman audio secara makro

Suara yang dihasilkan oleh TWS ini cukup aman dan nyaman. Aman di sini berarti Anda bisa mendapatkan berbagai fasilitas audio dengan cukup baik, seperti bass, detail, lalu kedap yang cukup membantu mengisolasi suara sekitar, meski TWS ini tidak dilengkapi oleh ANC untuk mendengarkan musik.

Lalu suara high yang tidak terlalu menusuk menjadikan TWS ini memang aman dan nyaman untuk digunakan dalam waktu lama. Untuk mendengarkan lagu-lagu yang menonjolkan vokal, TWS ini cukup menonjol karena kita bisa menikmati detail vokal yang cukup baik. 

Urusan bass TWS ini perlu diberi catatan khusus. Bass di TWS ini bisa cukup dipuji kehadirannya karena cukup menonjol dan memberikan nuansa yang menjadikan mendengarkan lagu lebih terasa lengkap. Cocok juga untuk menonton film atau menikmati trailer-trailer film terbaru di YouTube selain untuk mendengarkan musik.

Kekurangan yang saya temui selama menggunakan TWS ini adalah dari sisi separasi, karena tidak terlalu terasa.                          

Audio testing

Beberapa lagu yang saya gunakan untuk mengetes ada di playlist khusus yang biasanya saya rutin gunakan untuk melakukan uji pada perangkat audio. Secara lengkap berikut hasil uji yang dilakukan.

GIGI – Nirwana 

Detail cymbal, petikan gitar Dewa Budjana serta alunan bass terasa baik, meski separasi biasa-biasa saja malah cenderung tidak terlalu terasa. Namun secara overall mendengarkan lagu dengan tipe pop rock seperti ini dengan Enco Buds cukup menyenangkan.

Queen – Bicycle Race 

Suara vokal terdengar cukup detail dan keseluruhan musik juga terdengar aman, dengan bass yang terasa cukup dominan.

Float – Song of Season

Lagu ini selain menonjolkan suara vokalis yang khas juga menampilkan detail gitar. Suara perpindahan kunci (fret) cukup detail terasa, menjadikan kita bisa menikmati lagu dengan cukup penuh.

Yuna – Langit

Enco Buds memungkan saya untuk bisa mendengarkan detail khas suara Yuna dengan suara rhytm dan bass yang saling melengkapi. Beberapa instrumen tambahan di beberapa part seperti alunan keyboard juga bisa dirasakan dengan detail.

Queen – Bohemian Rhapsody

Lagi-lagi untuk vokal, saya bisa menikmati dengan baik suara Freddie Mercury di lagu ini, bahkan detail khas yang hadir dari suaranya pun cukup terasa. Petikan gitar Brian May terdengar nyaman karena memang untuk urusan suara high, TWS ini cukup nyaman dan tidak membuat sakit telinga. Bass kembali menonjol jadi kita bisa menikmati permainan bass di lagu ini dengan cukup kentara.

L’Arc-en-Ciel – Mirai

Lagu ini memang tidak secepat beberapa lagu Laruku yang lain tapi bisa memberikan gambaran untuk lagu dengan petikan bass yang cepat, detail guitar yang bermain, vokal yang menonjol, drum yang melengkapi serta beberapa tambahan efek sound lain yang menjadikan lagu cukup terasa grande. Semua unsur bisa dinikmati dengan nyaman di TWS ini, termasuk bagian paling saya suka dari semua lagu Laruku yaitu alunan bass-nya yang terus berlari sepanjang lagu.

Ariana Grande  – Stuck with You

Salah satu alasan saya mencoba TWS dengan lagu ini adalah, selain ingin menguji bagian vokal serta bagian bass-nya, karena lagu ini bisa masuk genre pop RnB. Saya bisa menikmat suara Ariana yang khas dengan dentuman bass yang juga menonjol tapi tetap nyaman dan memberikan elemen suara lain di lagu untuk ikut andil menjadikan lagu sebagai bagian utuh. 

Pure Saturday –  Kosong

Saya memilih lagu ini untuk menguji TWS karena beberapa alasan, yang pertama karena di lagu ini ada dua gitar yang bermain dengan ‘jalur’ masing-masing, bass oleh mang Ade yang cukup menonjol, sentuhan drum yang manis serta tentunya ingin mendengarkan kualitas suara vokal Suar. Meski lagi-lagi harus merasakan separasi yang biasa saja, namun saya cukup menikmati menggunakan TWS ini karena bisa cukup detail mendengarkan berbagai part yang saya sebutkan tadi dengan jelas dan baik. Permainan dua gitar yang saling melengkapi, bass yang berlari dan vokal yang galau tapi tegas. 

Testing game

Seperti janji yang diberikan OPPO, Enco Buds memberikan pengalaman bermain game dengan TWS yang menyenangkan. Suara bass yang menggelegar akan seru untuk memainkan game perang, mode ketuk 3 kali memudahkan untuk mengakses mode game untuk pengaturan audio (tidak perlu lagi membuka pengaturan di ponsel) serta dan tanpa masalah berarti untuk konektivitas.

Testing pengalaman meeting

Untuk pengalaman menggunakan Enco Buds selama meeting, saya secara overall tidak menemukan kendala, bahkan saya bisa mendengar dengan baik suara tim, meski tanpa ANC, TWS ini cukup bisa mengurangi suara lingkungan sekitar meski tidak total hasil dari  desain eartips. Untuk suara saya sendiri, saya juga tidak mendapatkan keluhan dari tim atau lawan bicara saya baik dari kualitas suara atau detail lain. 

Enco Buds sendiri dijelaskan OPPO memiliki fitur Call Noise Cancellation cerdas untuk memberikan pengalaman call yang lebih baik karena suara pengguna akan diekstraksi dengan tepat dari kebisingan suara selama panggilan. Sayangnya selama pengujian saya WFH jadi tidak bisa melakukan test di tempat publik yang cukup banyak suara. 


Kesimpulan

OPPO Enco Buds menurut pengalaman pengujian saya adalah perangkat TWS yang nyaman untuk digunakan, dengan penekanan pada bass yang cukup menonjol. Memang desain ini tidak neko-neko dan cenderung ambil jalur aman, tetapi dari sisi fungsi bisa memberikan pengalaman yang menyenangkan serta nyaman untuk digunakan terutama untuk waktu lama (meski tentu saja Anda harus memiliki jeda untuk menggunakan earphone, jangan digunakan sepanjang hari).

Akes menu sentuh juga cukup beragam serta fitur lain seperti IP54 adalah tambahan fitur yang melengkapi. Dari sisi harga memang cukup ada diposisi menengah, tidak murah (dikisaran harga 300rb) tetapi tidak mahal juga (kisaran harga di atas 1 juta). Untuk kualitas suara yang dihasilkan (bukan dari sisi desain), TWS ini cukup menarik untuk jadi pilihan. Di toko resmi e-commerce, produk ini dijual dengan harga normal 599 ribu rupiah.

Sparks

  • Bass cukup nendang
  • Overall experience nyaman di telinga
  • Harga cukup terjangkau untuk kualitas yang dihadirkan
  • Sudah IP54
  • Kontrol sentuh cukup banyak

Slacks

  • Separasi audio kurang
  • Unit penjualan tanpa kabel charger
  • Desain terlalu biasa (aman)