Asus ZenBook S Generasi Terbaru Usung Layar dengan Aspect Ratio 3:2

Asus punya laptop baru yang cukup menarik, terutama bagi Anda yang lebih memprioritaskan portabilitas ketimbang faktor lainnya. Namanya Asus ZenBook S (UX393), dan seperti yang bisa kita lihat, bodinya kelihatan sangat tipis.

Persisnya, tebal ZenBook S cuma 15,7 mm, dan bobotnya berada di kisaran 1,35 kg. Rangkanya dibuat dari bahan magnesium dengan rancangan unibody, dan secara keseluruhan kesan premiumnya bisa langsung tergambarkan dengan baik walaupun belum melihatnya secara langsung.

Asus ZenBook S (UX393)

Satu hal yang cukup unik dari ZenBook S adalah layar sentuhnya. Bisa kita lihat bahwa wujudnya tidak selebar biasanya, sebab Asus memang menyematkan panel dengan aspect ratio 3:2 ketimbang 16:9. Panel tipe IPS ini punya bentang diagonal 13,9 inci, dan resolusinya tercatat di angka 3300 x 2200 pixel.

Layarnya boleh dibilang lulus uji standar kelayakan di kalangan kreator konten, sebab ada validasi dari Pantone yang menjamin keakuratan warna yang dihasilkannya. Secara teknis, layarnya mampu meng-cover 100% spektrum warna DCI-P3, atau 133% sRGB. Tingkat kecerahan maksimumnya pun cukup lumayan di angka 500 nit.

Cukup disayangkan ZenBook S belum mengemas prosesor Intel generasi ke-11 (Tiger Lake) yang diyakini menawarkan lonjakan kinerja grafis yang cukup drastis. Meski begitu, performanya tetap tergolong unggul berkat pemakaian prosesor Intel Core i7-1065G7, RAM 16 GB, dan SSD tipe PCIe dengan kapasitas 1 TB pada konfigurasi termahalnya.

Asus ZenBook S (UX393)

Biarpun tipis, ZenBook S rupanya mengusung baterai berkapasitas cukup besar, 67 Wh lebih tepatnya. Paket penjualannya turut menyertakan charger 65 W, yang disebut mampu mengisi dari 0 – 60% dalam waktu 49 menit saja. Alternatifnya, pengguna juga bisa memakai charger USB-C lain, meski kecepatan pengisiannya jelas akan berbeda.

Yang agak lucu adalah, ZenBook S dilengkapi dua port USB-C/Thunderbolt 3, satu port USB-A, satu port HDMI, dan slot microSD, namun entah kenapa alasannya headphone jack 3,5 mm malah harus absen. Guna menebus dosa, ZenBook S hadir bersama adaptor USB-C ke jack 3,5 mm. Perangkat ini sekarang sudah dipasarkan di Amerika Serikat dengan harga mulai $1.700.

Sumber: Laptop Mag.

Lenovo Luncurkan Laptop Convertible Baru, Yoga 9i

Lenovo Yoga C940 yang dirilis tahun lalu cukup sering disebut sebagai salah satu laptop convertible terbaik di internet, dan sekarang Lenovo sudah punya penerusnya, yakni Lenovo Yoga 9i. Alternatifnya, Lenovo juga memperkenalkan model lain yang bukan convertible, yaitu Lenovo Yoga Slim 9i.

Kita mulai dari Yoga 9i dulu, yang memang paling mirip dengan C940. Fitur-fitur andalan seperti soundbar mini yang disembunyikan di engsel tetap hadir di sini, demikian pula slot khusus untuk menyimpan stylus. Tentu saja Lenovo turut menambahkan pembaruan lain yang tak kalah unik, utamanya palm rest berlapis kaca dari ujung ke ujung yang membuatnya sepintas kelihatan seperti tidak memiliki trackpad.

Trackpad-nya tetap ada di tengah, dan sudah memakai teknologi haptic ala trackpad milik MacBook. Sensor sidik jari ultrasonik juga sudah Lenovo tanamkan ke palm rest kaca ini. Untuk keyboard-nya, Lenovo bilang desain baru yang mereka terapkan bisa memberikan sensasi taktil yang lebih memuaskan.

Secara estetika, Yoga 9i tampak lebih premium ketimbang C940. Konsumen malah bisa memilih varian yang cover-nya dibalut kulit asli guna memperkuat kesan elegannya. Varian kulit ini punya bobot sedikit lebih berat (1,4 kg dibanding 1,32 kg), tapi tebal bodinya sama-sama 15,2 mm.

Yoga Slim 9i di sisi lain mengemas banyak persamaan dari segi fisik, termasuk halnya palm rest berbahan kaca, trackpad baru berteknologi haptic, maupun varian kulit yang opsional. Namun berhubung ia bukan tipe convertible, ia tidak dilengkapi soundbar mini di engselnya maupun slot untuk stylus. Tentu saja Yoga Slim 9i lebih tipis sekaligus lebih ringan; ketebalannya tercatat cuma 12,7 mm, dan beratnya 1,18 kg.

Kedua perangkat sama-sama mengemas layar berukuran 14 inci, baik yang merupakan touchscreen beresolusi 4K dengan dukungan HDR, ataupun layar biasa 1080p buat yang memprioritaskan daya tahan baterai. Khusus Yoga 9i, ada pula varian 15 inci yang sudah pasti lebih tebal (20,3 mm) dan lebih berat (2 kg).

Hal menarik lain dari Yoga 9i dan Yoga Slim 9i adalah spesifikasinya. Keduanya mengandalkan prosesor Intel generasi ke-11 (Tiger Lake) yang rumornya dilengkapi chip grafis terintegrasi yang cukup perkasa, bahkan untuk gaming sekalipun. Lebih lanjut, kehadiran prosesor baru tersebut berarti perangkat juga dibekali port Thunderbolt 4, generasi anyar yang kabarnya jauh lebih ngebut lagi.

RAM-nya dapat dikonfigurasikan hingga 16 GB, sedangkan storage-nya sampai 1 TB (2 TB untuk Yoga Slim 9i). Khusus Yoga 9i yang berlayar 15 inci, spesifikasinya berbeda sendiri dan masih menggunakan prosesor Intel generasi ke-10 (seri H dengan TDP 45 W), plus GPU terpisah Nvidia GeForce GTX 1650 Ti.

Di Amerika Serikat, Lenovo Yoga 9i dijadwalkan tersedia di pasaran mulai bulan Oktober. Harganya dipatok mulai $1.399, atau $1.699 buat yang berlapis kulit; varian 15 incinya dibanderol mulai $1.799. Memasuki bulan November, barulah Yoga Slim 9i akan menyusul dengan harga mulai $1.599.

Sumber: Laptop Mag dan The Verge.

ASUS Umumkan Trio Laptop ZenBook Tipis Tanpa Mengorbankan Konektivitas

Laptop dengan body yang tipis (ultra thin / ultrabook) biasanya mengorbankan kelengkapan port IO demi portabilitas. Hal ini bisa berujung menjadi sesuatu yang merepotkan di kemudian hari bagi beberapa pengguna.

ASUS tampaknya memahami tersebut dan telah meluncurkan tiga laptop premium seri ZenBook, meliputi ZenBook 13 (UX325), ZenBook 14 (UX425 / UM425), dan ZenBook Flip (UX363). ASUS ZenBook 13 dan 14 seri terbaru ini memiliki body ringkas dengan ketebalan hanya 13,9, tapi tidak mengorbankan port konektivitas.

Kedua laptop tersebut masih menawarkan port USB Type-A full size, port Thunderbolt 3 – USB Type-C, dan punya microSD card reader. Selain tipis, bobotnya juga cukup ringan – ZenBook 13 (UX325) beratnya 1,07 kg, sedangkan ZenBook 14 (UX425 / UM425) punya bobot 1,13 kg.

Soal kekuatan performanya, ZenBook 13 (UX325) dan ZenBook 14 (UX425) ini ditenagai prosesor Intel Core generasi ke-10. Dengan opsi konfigurasi Intel Core i3, i5 dan i7, berpadu RAM hingga 32GB dan storage hingga 2TB.

Khusus ZenBook 14 (UM425), ASUS juga menyediakan versi dengan AMD Ryzen 7 4700U 8-core mobile processor. Dengan opsi RAM hingga 16GB dan storage hingga 2TB.

Beralih ke ZenBook Flip 13 (UX363), perangkat ini punya engsel yang dapat diputar 360 derajat. Sehingga menyuguhkan berbagai skenario penggunaan, baik mode laptop, tablet, stand (mode dudukan), maupun tent (mode tenda).

Profil body ZenBook Flip 13 (UX363) juga terbilang ringkas, dengan ketebalan 13,9mm DAN BOBOT 1,3kg. Keunggulan lainnya, ASUS mengklaim baterainya sanggup bertahan hingga 16 jam dan bisa mengisi daya sebanyak 60 persen dari kondisi baterai kosong dalam waktu 49 menit.

Sumber: Engadget

Yoga Slim 7 Gunakan NVIDIA GeForce MX350 dan Intel Core i 10th Gen, Diluncurkan di Indonesia

Laptop Thin and Light di pasar Indonesia pun kembali ramai dengan munculnya perangkat baru dari Lenovo. Kali ini, Lenovo memperkenalkan Yoga Slim 7 untuk tahun 2020 yang disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube. Lalu apa yang menarik dari laptop baru dari Lenovo ini?

Dengan membawa nama Yoga Slim, berarti dimensi yang dimiliki oleh laptop ini cukup tipis dan membawa bobot yang ringan. Yoga Slim 7 edisi 2020 ini memiliki ketebalan yang hanya 14,7 mm dan bobot 1,4 kg saja. Laptop ini menggunakan material aluminium sehingga membuatnya menjadi lebih kokoh.

Yoga Slim 7

Lenovo Yoga 7 kali ini hadir dengan dua macam dimensi layar, yaitu 14 inci dan 15 inci. Untuk urusan audio, Yoga 7 juga sudah dipasangkan Dolby Atmos yang memiliki suara yang lebih mendetil.

Laptop tipis ini ternyata memiliki ketahanan daya baterai yang cukup panjang, yaitu sekitar 14 jam. Uniknya, Lenovo juga menyematkan teknologi Rapid Charge Pro, yang mampu mengisi baterai 50% dalam waktu 30 menit saja.

Dengan menggunakan Intel Ice Lake, tentu saja kinerja dari laptop ini akan menjadi lebih kencang. Untuk menjaga suhunya, Lenovo juga menggunakan AI Adaptive Intelligent Cooling yang membuat lebih dingin dan memperpanjang masa baterai.

Untuk laptop yang satu ini, Lenovo memberikan garansi yang cukup unik, di mana akan mengganti kerusakan karena kesalahan pengguna yang tidak disengaja. Hal tersebut seperti ketumpahan kopi, jatuh, LCD retak, tegangan listrik, dan lainnya. Semua akan akan diganti sampai senilai Rp. 1.250.000.

Yoga slim 7 depan belakang

Terakhir, Lenovo Yoga Slim 7 menggunakan GPU NVIDIA GeForce MX350 yang kinerjanya sudah cukup untuk menjalankan game-game dengan setting rendah. Lenovo juga bakal memboyong Yoga Slim 7 versi AMD Ryzen 7 seri 4000 ke Indonesia. Menurut rilis yang saya dapatkan, harganya hanya terpaut satu juta rupiah saja.

Harga dari Lenovo Yoga Slim 7 versi Intel di mulai dari Rp. 13.999.000 dan versi AMDnya akan memiliki harga Rp. 12.999.000. Dan selama New Normal, versi Intel-nya bisa dipesan melalui Shopee, Blibli, dan Tokopedia.

 

Usung Desain Baru, Dell XPS 15 dan XPS 17 Lebih Ringkas Dibanding Laptop Sekelasnya

Kalau boleh memilih antara aspect ratio 16:9 atau 16:10, mana yang bakal Anda pilih untuk sebuah layar laptop? 16:9 jelas lebih ideal untuk menonton video, akan tetapi 16:10 bisa menampilkan lebih banyak konten secara vertikal dan secara umum lebih cocok untuk kegiatan penunjang produktivitas.

Kalau Anda tanya Dell, maka jawaban mereka adalah 16:10, dan ini bisa kita lihat dari dua laptop flagship terbarunya, XPS 15 dan XPS 17. Keduanya sama-sama mengusung layar dengan pilihan resolusi 1920 x 1200 (full-HD) atau 3840 x 2400 (4K), satu berukuran 15,6 inci, satu 17 inci.

Perubahan aspect ratio ini dimungkinkan berkat tebal bezel yang kian menciut. Kedua perangkat ini mencatatkan rasio layar-ke-bodi sebesar 92.9%. Meski begitu, Dell masih bisa menyematkan webcam di posisi yang ideal (di atas layar).

Dell XPS 15

Secara fisik, bodi XPS 15 lebih tipis daripada generasi sebelumnya di angka 18 mm. XPS 17 di sisi lain memiliki tebal bodi 19,5 mm, dan Dell tidak segan menyebutnya sebagai laptop 17 inci paling kecil di dunia; bahkan lebih kecil dari hampir separuh laptop 15 inci yang ada di pasaran saat ini.

Ukuran yang semakin menyusut ini tidak akan mungkin terwujud tanpa ada kompromi: kedua laptop ini harus mengorbankan port model lawas macam USB-A dan HDMI. Sebagai gantinya, XPS 15 mengemas tiga port USB-C (dua di antaranya merupakan port Thunderbolt 3), sedangkan XPS 17 dengan empat port Thunderbolt 3 sekaligus. Keduanya sama-sama dilengkapi slot SD card dan headphone jack.

Dell XPS 17

Soal spesifikasi, varian termurah XPS 15 dan XPS 17 sama-sama meliputi prosesor Intel Core i5-10300H, RAM 8 GB dan SSD 256 GB. Buat yang memiliki modal berlebih, Dell turut menawarkan varian termahal dengan prosesor Core i9-10885H, RAM 64 GB dan SSD 2 TB. Pada XPS 15, opsi termahalnya turut mencakup GPU Nvidia GeForce GTX 1650 Ti, sedangkan pada XPS 17, ada RTX 2060 yang lebih superior.

Dell tidak merincikan kapasitas baterainya. Namun untuk XPS 15, Dell mengklaim daya tahan baterainya adalah yang paling awet dibanding laptop 15 inci lain, sanggup beroperasi hingga 25 jam pemakaian pada varian yang berlayar full-HD.

Di Amerika Serikat, generasi terbaru Dell XPS 15 ini sekarang sudah dipasarkan dengan harga mulai $1.300, sedangkan XPS 17 baru akan menyusul di musim panas dengan banderol mulai $1.500.


Sumber: Ars Technica dan The Verge.

 

Razer Blade Stealth 13 Kini Hadir dengan GPU GTX 1650 Ti dan Layar 120 Hz

September lalu, Razer menyematkan upgrade terbesar pada ultrabook-nya, Blade Stealth 13. Mereka menanamkan GPU Nvidia GeForce GTX 1650 pada perangkat bertubuh tipis itu, mendongkrak performa gaming-nya secara sangat drastis.

Tahun ini, Blade Stealth 13 kembali menerima penyegaran yang tak kalah signifikan. GPU yang menjadi pilihan kali ini lebih bertenaga lagi, yakni GeForce GTX 1650 Ti. Prosesornya pun juga demikian; meski sepintas terdengar sama – Intel Core i7-1065G7 – yang dipakai kali ini adalah varian yang memiliki TDP 25 W, yang dapat mempertahankan kecepatan maksimumnya lebih lama ketimbang varian yang dipakai sebelumnya (15 W).

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM LPDDR4X berkapasitas 16 GB, serta SSD tipe PCIe NVMe 512 GB. Baterainya mempunyai kapasitas 53,1 Wh, dan Razer tak lupa membekali Blade Stealth dengan teknologi Nvidia Optimus, yang memungkinkan perangkat untuk menggunakan GPU bawaan prosesor (yang lebih irit daya) saat tidak sedang dipakai bermain game.

Razer Blade Stealth 13

Layar 13,3 incinya juga ikut menerima pembaruan. Konsumen dapat memilih antara panel 1080p dengan refresh rate 120 Hz, atau touchscreen beresolusi 4K. Kedua jenis panel sama-sama mendukung 100% spektrum warna sRGB.

Satu hal yang saya suka adalah, bezel atasnya masih menyisakan ruang untuk sebuah webcam beresolusi 720p, serta yang dilengkapi sensor infra-merah dan kompatibel dengan Windows Hello. Kalau boleh jujur, saya lebih memilih bezel yang sedikit tebal seperti ini (4,9 mm), tapi posisi webcam-nya tetap ideal, alias bukan di bawah.

Razer Blade Stealth 13

Semua ini dikemas dalam sasis aluminium yang tebalnya cuma sekitar 15,3 cm dan bobotnya kurang dari 1,5 kg. Istimewanya, Razer masih bisa membenamkan empat buah speaker plus sebuah amplifier, dan perangkat juga masih mengemas sepasang port USB standar sekaligus sepasang port USB-C (salah satunya Thunderbolt 3).

Di Amerika Serikat, Razer Blade Stealth 13 generasi terbaru ini sudah dijual seharga $1.800, atau $2.000 untuk varian yang mengemas layar 4K. Harganya sama persis seperti model sebelumnya yang dirilis belum setahun lalu.

Sumber: Razer.

MacBook Air Edisi 2020 Hadirkan Performa 2x Lebih Cepat dan Keyboard yang Lebih Reliable

Selain memperkenalkan iPad Pro generasi keempat, Apple turut mengumumkan MacBook Air versi baru dengan penyegaran spesifikasi. Bentuknya masih sama seperti yang Apple luncurkan di tahun 2018, dengan layar IPS 13,3 inci beresolusi 2560 x 1600 pixel.

Yang disempurnakan di sini adalah performanya, dan ini penting mengingat edisi tahun lalu tidak menawarkan peningkatan performa sama sekali. Berbekal prosesor Intel generasi ke-10 (mulai dari dual-core i3 sampai quad-core i7), kinerja MacBook Air edisi 2020 diklaim dua kali lebih kencang dari sebelumnya, dan performa grafisnya sendiri 80% lebih baik.

Mendampingi prosesor tersebut adalah pilihan RAM LPDDR4X berkapasitas 8 GB atau 16 GB. Apple tak lupa membekali MacBook Air dengan baterai berkapasitas 49,9 Wh yang diklaim mampu bertahan sampai 11 jam pemakaian (browsing).

2020 MacBook Air

Perubahan lain yang tidak kalah penting adalah keyboard-nya, yang kini telah kembali menggunakan switch model lama seperti milik MacBook Pro 16 inci, bukan lagi switch tipe butterfly yang terkenal mudah rusak. Selain lebih reliable, keyboard barunya semestinya lebih nyaman daripada sebelumnya berkat key travel sampai sedalam 1 mm.

Namun bagian terbaiknya menurut saya adalah soal storage. MacBook Air edisi 2020 hadir membawa kapasitas penyimpanan sebesar 256 GB pada varian termurahnya, dua kali lebih besar dari sebelumnya. Varian 512 GB, 1 TB, dan 2 TB tentu juga tersedia bagi yang membutuhkan.

Meski menawarkan kapasitas penyimpanan yang lebih besar, harga MacBook Air edisi 2020 justru semakin terjangkau, kini dimulai di angka $999. Dalam kesempatan yang sama, Mac Mini juga ikut dilipatgandakan storage-nya; varian termurahnya yang dibanderol $799 kini juga mengusung kapasitas sebesar 256 GB.

Sumber: Apple.

Honor Umumkan Ketersediaan View 30 Pro, 9X Pro, dan Dua Laptop MagicBook di Luar Pasar Tiongkok

Mobile World Congress tahun ini memang sudah dibatalkan, namun itu tidak mencegah pabrikan mengumumkan produk-produk barunya ke publik, baik secara online atau dengan mengundang media ke event tertutup. Tidak terkecuali Honor, yang baru saja mengumumkan bahwa dua ponselnya siap dilepas ke pasar global.

Kedua perangkat tersebut adalah Honor 9X Pro di kelas mid-range dan Honor View 30 Pro di kelas flagship. Sebagai bagian dari keluarga besar Huawei, kedua ponsel ini tidak dilengkapi akses ke Google Play Store, dan harus mengandalkan Huawei AppGallery sebagai gantinya.

Honor 9X Pro

Hal itu cukup disayangkan mengingat keduanya memiliki spesifikasi yang menggiurkan. Honor View 30 Pro misalnya, selain mengemas chipset Kirin 990, ia juga mengemas tiga kamera belakang yang terdengar mengesankan: 40 megapixel (Sony IMX600) f/1,6 dengan Dual OIS dan laser autofocus, 12 megapixel ultra-wide f/2.2, dan 8 megapixel telephoto f/2.4.

Di pasar Eropa, Honor 9X Pro bakal dipasarkan mulai bulan Maret mendatang dengan banderol mulai 249 euro (± Rp 3,8 juta). Sayang sekali Honor belum mengungkap detail mengenai ketersediaan View 30 Pro.

Honor MagicBook 14

Selain smartphone, Honor juga mengumumkan ketersediaan sepasang laptop-nya, MagicBook 14 dan MagicBook 15, untuk negara-negara di luar kampung halamannya. Dua laptop ini punya banyak kemiripan dengan seri Huawei MateBook D, bahkan webcam yang tersembunyi di balik tombol keyboard-nya pun juga identik.

MagicBook 14 dan 15 masing-masing mengemas layar IPS 14 inci dan 15,6 inci, sedangkan resolusinya sama-sama 1080p. Keduanya sama-sama ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen 3500U atau 3700U, lengkap dengan GPU terintegrasi Vega 8 atau Vega 10. Pilihan RAM-nya sendiri mencakup 8 GB atau 16 GB, sedangkan kapasitas SSD-nya sebesar 256 GB atau 512 GB.

Konektivitasnya tergolong melimpah untuk laptop setipis 15,9 mm dan 16,9 mm. Selain sepasang port USB standar, terdapat juga port USB-C (untuk charging sekaligus data) dan HDMI. Keduanya juga sudah dilengkapi sensor sidik jari yang menyatu dengan tombol power. Akhir Maret nanti, Honor akan memasarkan MagicBook dengan harga mulai 600 euro (± Rp 9,1 juta).

Huawei punya tipe baru lainnya, Mate 30 Pro yang gak kalah keren. Baca review-nya.

Sumber: The Verge dan GSM Arena.

Teknologi Unik ScreenPad pada ASUS ZenBook Duo dan Pro Duo Hadir di Indonesia

Sepertinya sudah biasa bagi ASUS untuk menghadirkan desain dan teknologi baru pada laptop buatannya. Setelah sebelumnya sudah mengeluarkan Touchpad yang menggunakan layar berukuran kecil, kali ini mereka mengeluarkan layar yang lebih besar lagi. Layar tersebut dinamakan ScreenPad Plus dan ditempatkan di atas keyboard-nya.

ASUS Zenbook Pro Duo - Launch

Perhelatan yang diadakan pada tanggal 11 Desember 2019 lalu yang bertempat di Dian Ballroom hotel Raffles Jakarta menandakan bahwa perusahaan asal Taiwan ini resmi membawa ASUS Zenbook Duo dan ASUS Zenbook Pro Duo ke Indonesia. Dengan teknologi ini, pengguna tidak lagi harus bersusah payah membawa dua buah monitor ke mana saja. Apalagi pada saat membuat sebuah konten, satu layar saja tidak pernah cukup.

ScreenPad Plus pada dasarnya merupakan layar kedua dengan ukuran setengah dari layar utama. Dengan kata lain ukuran resolusi ScreenPad Plus di ZenBook Pro Duo UX581 dan ZenBook Duo UX481 juga sama seperti layar utamanya. ScreenPad Plus di ZenBook Pro Duo UX581 dan ZenBook Duo UX481 juga memakai panel yang sama dengan layar utamanya.

ASUS Zenbook Pro Duo

Kedua laptop ini ditenagai oleh prosesor Intel terbaru, yaitu prosesor 10th Gen Intel Core untuk ZenBook Duo UX481 dan prosesor 9th Gen Intel Core untuk ZenBook Pro Duo UX581. Pilihan RAM yang ada juga sampai 32 GB serta SSD NVMe sampai 1 TB.

Prosesor yang digunakan pada UX581 merupakan prosesor 8 inti 16 threads Core i9 9980HK Core atau prosesor 6 inti 12 threads i7 9750H yang saat ini masih digadang terkencang untuk digunakan di laptop. Selain itu, ASUS juga memasangkan kartu grafis GeForce RTX 2060 yang membuat kinerjanya lebih kencang lagi. Dengan layar 15,6 inci OLED yang memiliki color space DCI-P3 sebesar 100% dan sRGB sebesar 133% ini, resolusinya dapat mencapai 4K. Hal yang sama pun diraih oleh ScreenPad Plus-nya.

ASUS Zenbook Duo

Prosesor yang digunakan pada UX481 adalah prosesor 4 inti 8 threads Core i7 10510U atau prosesor 4 inti 8 threads Intel Core i5 10210U. Namun, pada versi non Pro ini, kartu grafis yang bisa menjadi pilihan adalah NVIDIA GeForce MX250. RAM yang terpasang adalah 8 GB untuk Core i5 dan 16 GB untuk Core i7. Layar yang digunakan berukuran 14 inci dengan resolusi 1080p dan menggunakan jenis IPS.

ASUS menjual Zenbook Pro Duo dengan harga Rp. 55.999.000 untuk Core i9 dan Rp. 45.999.000 untuk yang Core i7. Sedangkan Zenbook Duo dijual dengan harga Rp. 16.299.000 sampai Rp. 23.999.000, tergantung dari prosesor dan grafis yang dipilih.

ASUS Zenbook Pro Duo - Pevita

Tanpa Palm Rest?

Saat mencobanya pada acara peluncuran, ada satu hal yang membuat saya cukup kurang menikmati dalam menggunakan laptop ini. Saya terbiasa mengetik dengan merebahkan telapak tangan saya pada bagian palm rest. Pada saat mencoba Zenbook UX581, mengetik terasa kurang nyaman karena ujung telapak tangan saya ada pada meja.

Ternyata pada paket penjualannya, ASUS menyertakan palm rest tambahan. Hal tersebut setidaknya hadir pada UX581. Namun, palm rest tambahan yang ada terasa cukup lebar, sehingga pengguna membutuhkan meja yang lebih besar. Pengguna pun juga harus melakukan penyesuaian, yang saya pikir tidak akan lama, untuk membiasakan diri menggunakan keyboard tanpa sandaran telapak tangan ini.

ASUS Zenbook Pro Duo - Rich Bryan

Untuk ScreenPad Plus yang ada, sepertinya memang membuat pengoperasian Windows 10 yang sudah terpasang lebih baik lagi. Sayang memang, versi UX481 yang saya coba ternyata tidak memiliki layar sentuh, sehingga hanya ScreenPad nya saja yang bisa disentuh.

Oh iya, untuk membedakan secara fisik mana yang UX581 dan mana yang UX481, kalian bisa melihatnya pada touchpad yang dimiliki. UX581 tidak memiliki tombol klik kiri dan kanan pada touchpad-nya. Sedangkan UX481 menghadirkan kedua tombol tersebut.

LG Gram 2020 Terus Buktikan Bahwa Portabilitas Bukan Berarti Harus Mengorbankan Performa dan Ketahanan Baterai

Melanjutkan tradisi sebelum-sebelumnya, LG menutup tahun dengan memperkenalkan seri laptop LG Gram baru. Lineup edisi 2020 ini hadir dalam tiga ukuran dan empat model yang berbeda: LG Gram 17 (17Z90N), LG Gram 15 (15Z90N), LG Gram 14 (14Z90N), dan LG Gram 2-in-1 (14T90N).

Keempatnya mempertahankan formula yang sama, yakni yang mengedepankan portabilitas selagi masih menjaga keseimbangan antara performa dan daya tahan baterai. Terkait portabilitas, Gram 17 memiliki dimensi fisik yang setara dengan laptop berlayar 15,6 inci, Gram 15 setara dengan laptop 14 inci, dan Gram 14 setara dengan laptop 13,3 inci.

Nama “Gram” sendiri didapat dari bobotnya yang tak lagi memerlukan satuan kilogram, dan itu bisa didapat lewat Gram 14 yang memiliki berat 999 gram. Yang paling berat tentu saja adalah Gram 17, dengan bobot 1,35 kg, akan tetapi yang paling tebal rupanya adalah LG Gram 2-in-1 di angka 17,9 mm.

LG Gram 2020

Bagi yang mementingkan resolusi layar di atas segalanya, seri Gram mungkin kurang cocok bagi Anda. Pasalnya, resolusi tertinggi yang bisa didapat hanyalah 2560 x 1600 pixel pada Gram 17, sedangkan sisanya cuma 1080p. Full-HD sebenarnya sudah tergolong cukup kalau menurut saya, apalagi kalau ternyata itu bisa berkontribusi terhadap daya tahan baterai yang panjang.

Lebih lanjut, LG turut menanamkan baterai berkapasitas masif pada lini Gram 2020: Gram 17 dan Gram 15 dengan baterai 80 Wh, sedangkan kedua model 14 incinya dengan baterai 72 Wh. Untuk model 14 inci yang convertible, baterainya disebut bisa bertahan sampai lebih dari 20 jam pemakaian.

LG Gram 2-in-1

Tidak kalah mengesankan adalah spesifikasinya. Keempat model ini ditenagai oleh prosesor Intel generasi ke-10, lengkap dengan GPU terintegrasi Intel Iris Plus (kecuali pada Gram 2-in-1). RAM DDR4-nya bisa dikonfigurasikan sampai yang berkapasitas 24 GB (16 GB pada Gram 2-in-1), sedangkan media penyimpanannya sudah mengandalkan SSD tipe NVMe.

Berbeda dari tahun lalu, varian convertible-nya sekarang sudah mengemas port Thunderbolt 3 (USB-C) seperti yang lainnya. Keempat model LG Gram 2020 ini juga sudah dilengkapi sensor sidik jari sekaligus konektivitas Wi-Fi 6 sebagai standar. Detail selebihnya, termasuk harga dan ketersediaannya, baru akan diungkap pada ajang CES 2020 tidak lama lagi.

Sumber: LG.