Asus ZenBook S13 Usung Bezel yang Amat Tipis Selagi Masih Mengemas Webcam di Posisi Ideal

Seperti halnya produsen smartphone, produsen laptop masih belum menemukan cara menempatkan kamera depan yang tepat selagi mengadopsi tren layar penuh. Lihat saja Huawei MateBook X Pro yang diluncurkan tahun lalu; bezel layarnya memang luar biasa tipis, tapi konsekuensinya, webcam-nya harus diposisikan secara tidak ideal di area keyboard.

Sejauh ini belum ada yang mencoba berkompromi dalam bentuk notch, dan Asus pun akhirnya memberanikan diri lewat ZenBook S13 UX392. Notch pada laptop ini unik; bukannya menjorok ke dalam, melainkan menjorok ke luar, dan di situlah akhirnya Asus berhasil menanamkan webcam pada posisi yang ideal.

Berkat desain yang inovatif ini, ZenBook S13 berhasil mencatatkan rasio layar ke bodi sebesar 97%. Bezel setebal 2,5 mm ini mengapit layar 13,9 inci beresolusi 1080p, dengan tingkat kecerahan maksimum 400 nit dan dukungan 100% spektrum warna sRGB. Secara keseluruhan, ZenBook S13 sangatlah ringkas, dengan tebal bodi hanya 12,9 mm dan bobot 1,1 kg.

Asus ZenBook S13 UX392

Hebatnya lagi, Asus masih bisa menjejalkan GPU Nvidia GeForce MX150 ke bodi setipis itu. Spesifikasi lengkapnya sendiri mencakup pilihan prosesor Intel Core i5-8265U atau Core i7-8565U, RAM hingga 16 GB, SSD sampai 1 TB, dan baterai berkapasitas 50 Wh dengan estimasi daya tahan selama 15 jam.

Urusan konektivitas, ada satu port USB-A 3.1 Gen 2, dua port USB-C 3.1 Gen 2 (sayang tidak mendukung Thunderbolt 3), beserta slot microSD. Asus ZenBook S13 UX392 sejauh ini belum memiliki banderol harga, akan tetapi pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai kuartal pertama tahun ini juga.

Sumber: Digital Trends.

Dibanderol Mulai $999, Huawei MateBook 13 Siap Tantang MacBook Air Generasi Terbaru

Setahun yang lalu, Huawei memperkenalkan laptop istimewa bernama MateBook X Pro. Tahun ini, tepatnya di ajang CES 2019, Huawei kembali menyingkap laptop baru yang tak kalah menarik, yaitu MateBook 13.

Hal pertama yang membuatnya layak menerima sorotan adalah dimensinya. Ukurannya tidak jauh berbeda dari MacBook 12 inci besutan Apple, akan tetapi berkat bezel layar yang tipis, MateBook 13 mampu mengemas layar berukuran lebih besar.

Bezel-nya memang belum setipis MateBook X Pro, akan tetapi ini justru membuahkan hal yang positif: webcam milik MateBook 13 diposisikan sebagaimana mestinya di atas layar, bukan disembunyikan di balik keyboard dan dalam posisi yang jauh dari kata ideal.

Huawei MateBook 13

Layar sentuhnya sendiri mengemas resolusi 2160 x 1440 pixel; sama-sama memakai aspect ratio 3:2 seperti MateBook X Pro meski resolusinya lebih rendah. Bekal semacam ini sejatinya sudah cukup untuk bersaing langsung dengan MacBook Air generasi terbaru. Meski MateBook 13 kalah perihal resolusi, bodinya ternyata lebih tipis ketimbang MacBook Air di angka 14,9 mm.

Urusan performa, varian termahalnya dibekali prosesor Intel Core i7-8565U, GPU Nvidia GeForce MX150, RAM 8 GB dan SSD 512 GB. Kombinasi ini dipercaya mampu menyajikan daya tahan baterai hingga 10 jam.

Huawei MateBook 13

Seperti halnya MacBook Air, MateBook 13 juga hanya memiliki sepasang port USB-C saja, tapi setidaknya Huawei masih berbaik hati menyertakan unit docking dengan sejumlah port ekstra pada paket penjualannya. MateBook 13 pun tidak lupa meminjam salah satu fitur unggulan kakaknya, yakni sensor sidik jari yang terintegrasi ke tombol power di ujung kanan atas, dan speaker-nya pun sudah mendukung Dolby Atmos.

Rencananya, Huawei MateBook 13 akan dipasarkan mulai akhir bulan ini juga di Amerika Serikat, dengan banderol harga mulai $999 untuk varian termurahnya.

Sumber: Mashable.

Acer Swift 7 Edisi 2019 Masih Sangat Tipis dan Kini Nyaris Tanpa Bezel

Seakan sudah menjadi tradisi di ajang CES, Acer memamerkan generasi terbaru dari laptop tertipisnya, Swift 7. Tahun ini pun juga demikian, meski ada yang sedikit berbeda: Acer tidak lagi berusaha memecahkan rekor baru, melainkan membenahi kekurangan yang ada sebelumnya.

Kekurangan yang pertama adalah bezel. Pada Swift 7 edisi tahun lalu, kita masih bisa melihat bezel yang mengitari layarnya dari jauh. Kali ini berbeda. Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar, bezel-nya luar biasa tipis, dan Acer mengklaim rasio layar-ke-bodi Swift 7 2019 mencapai angka 92%, yang berarti bezel-nya cuma memakan ruang sebesar 8% saja.

Penyusutan bezel ini memungkinkan Acer untuk turut menyusutkan dimensi laptop secara keseluruhan. Dengan panjang 317,9 mm dan lebar 191,5 mm, ia merupakan salah satu laptop 14 inci teringkas yang ada saat ini, dan itu turut didukung oleh tebal bodi yang tidak lebih dari 9,95 mm.

Acer Swift 7 2019

Ya, Acer Swift 7 2019 memang sedikit lebih tebal ketimbang pendahulunya, tapi toh dia masih jauh lebih tipis dibanding laptop lain di kelasnya. Tebal yang bertambah justru memungkinkan Acer untuk membenahi kekurangan yang kedua pada pendahulunya, yakni trackpad yang tidak bisa diklik.

Untuk generasi baru ini, trackpad berlapis kaca Gorilla Glass-nya bisa diklik seperti trackpad pada umumnya. Sasisnya masih terbuat dari bahan utama magnesium, dan ini memungkinkan bobotnya agar tidak melebihi angka 890 gram – ya, tidak sampai 1 kg, dan ini bukanlah sebuah tablet.

Kembali menyinggung soal layar, Swift 7 mengemas panel sentuh IPS berukuran 14 inci dan beresolusi 1080p. Tingkat kecerahan maksimumnya berada di angka 300 nit, sedangkan reproduksi warnanya bisa memenuhi 100% spektrum sRGB. Sebagai proteksi, Acer tak lupa melapisi bagian terluarnya dengan kaca Gorilla Glass 6.

Yang menjadi pertanyaan, di mana Acer menyematkan webcam kalau bezel layarnya setipis itu? Dengan terpaksa kamera harus ditambatkan ke area keyboard, dan pengguna cukup mengaktifkannya dengan sebuah klik.

Acer Swift 7 2019

Urusan performa, ada prosesor Intel Core i7-8500Y yang menjadi otak segalanya, ditemani oleh RAM 16 GB dan SSD tipe PCIe sebesar 512 GB. Dalam satu kali pengisian, Swift 7 diklaim mampu beroperasi sampai 10 jam nonstop.

Di sektor konektivitas, ada sepasang port USB-C yang mendukung Thunderbolt 3, demikian pula port USB 3.1 Gen 2 dengan colokan standar. DisplayPort 1.2 turut tersedia, demikian pula Bluetooth 5.0.

Rencananya, Acer Swift 7 edisi 2019 ini bakal dipasarkan mulai bulan April nanti. Di AS, harganya dipatok mulai $1.699 untuk varian dengan RAM 8 GB dan SSD 256 GB.

Sumber: Digital Trends dan PR Newswire.

HP Luncurkan Spectre x360 15 dengan Layar AMOLED

Tidak seperti smartphone, populasi laptop yang mengusung layar AMOLED masih sangat sedikit. Kenyataan ini sepertinya menjadi motivasi tersendiri buat HP. Di event CES 2019, mereka memperkenalkan laptop Spectre x360 15 baru yang mengemas display AMOLED.

Ya, AMOLED yang begitu dikenal akan keunggulannya dalam hal kontras itu, dan di sini HP mengklaim rasio kontrasnya mencapai angka 100.000:1, serta mampu menampilkan 33% lebih banyak warna ketimbang spektrum sRGB.

Label “x360” mengindikasikan bahwa layar 15 incinya dapat dilipat 360 derajat, akan tetapi entah kenapa HP masih enggan merincikan resolusinya. Soal desain, wujudnya sama persis dan sama premiumnya seperti duo Spectre x360 yang dirilis belum ada setahun lalu.

HP Spectre x360 15 AMOLED

Secara teori, layar AMOLED semestinya lebih irit daya ketimbang LCD, yang berarti daya tahan baterai laptop ini seharusnya melebihi angka 17,5 jam – angka yang dicatatkan saudara kembarnya yang berlayar LCD. Juga ikut memegang peran adalah prosesor Intel Core i7 generasi terbaru, sedangkan untuk GPU-nya akan ada pilihan antara besutan Nvidia atau AMD.

Untuk harga, sudah pasti ia lebih mahal ketimbang model LCD, namun angka pastinya masih belum dibeberkan. Pemasarannya sendiri dijadwalkan berlangsung mulai bulan Maret mendatang.

Dalam kesempatan yang sama, HP juga memperkenalkan varian baru untuk laptop unik berlapis kulitnya, Spectre Folio. Varian baru ini selain mengusung warna anyar juga datang membawa layar sentuh beresolusi 4K. Pemasarannya sudah berlangsung dengan banderol mulai $1.309.

Sumber: Engadget.

ASUS Perkenalkan Tiga Zenbook Baru di Akhir 2018

Beberapa waktu lalu, ASUS mengadakan acara terakhir mereka di tahun 2018. Kali ini, ASUS kembali memperkenalkan laptop yang khusus ditujukan untuk kelas premium. Laptop tipis ini kerap dikenal dengan nama Zenbook. Zenbook sendiri pernah menjadi sebuah pembanding ketipisan antara laptop dengan sistem operasi Windows 10 melawan Macbook Air yang menggunakan sistem operasi Mac OS.

ASUS Zenbook - Galip

Kami pun diundang ke Plataran Menteng oleh ASUS untuk melihat langsung laptop tipis terbaru mereka. Zenbook yang diperkenalkan kali ini mungkin berbeda dengan kebanyakan Zenbook yang ada. ASUS mengubah desain Zenbook yang ada mirip seperti Zephyrous dimana saat layarnya dibuka, bagian bawahnya akan terangkat sekitar 3 derajat, membuat ruang untuk pertukaran udara dan suara. Inilah yang disebut dengan ErgoLift.

ASUS Zenbook Sudut 3 derajat

ASUS menamakan laptopnya dengan kode UX333 untuk 13 inci, UX433 untuk 14 inci, dan UX533 untuk 15 inci. Untuk UX433, ASUS mengklaim bahwa dimensinya mirip dengan sebuah kertas A4. Dengan begitu, UX333 akan berdimensi lebih kecil dari sebuah kertas A4. UX433 sendiri memiliki rasio layar berbanding badannya sebesar 95%.

ASUS Zenbook 14 433

Semua laptop yang dipertunjukkan oleh ASUS tersebut menggunakan dua pilihan prosesor, Core i7 dan Core i5 dengan Intel Core generasi ke 8, Whiskey Lake. Uniknya, versi yang menggunakan Core i7 memiliki sebuah feature baru pada bagian touchpad, yaitu tombol NumPad. Tombol angka tersebut menurut ASUS sampai saat ini masih menjadi sebuah fungsi penting yang memang hilang pada perangkat laptop.

ASUS Zenbook Touchpad

ASUS juga mengklaim bahwa mereka memiliki pendingin yang lebih tipis serta mampu menghembuskan hawa panas lebih kencang ke arah luar laptop. Hal tersebut membuat Zenbook baru ini menjadi lebih adem dibandingkan dengan Zenbook lainnya. Selain itu, discrete graphics juga telah disediakan oleh ASUS, antara NVIDIA GeForce MX150 atau GTX1050.

ASUS Zenbook IR Camera

ASUS juga telah mempersiapkan kamera infra merah pada laptop tipis yang satu ini. Oleh karena itu, sama seperti smartphone Zenfone, Zenbook baru ini nantinya bisa dibuka dengan menggunakan face unlock. Tentunya hal ini akan menambah alternatif keamanan pada sebuah laptop.

ASUS Zenbook Fan

Ketiga laptop ini rencananya akan diluncurkan pada tanggal 17 Januari 2019 nanti. Belum ada keterangan lebih lanjut mengenai harga jual ketiganya. Akan tetapi, kami sudah mendapatkan satu unit Zenbook UX433 untuk dicoba lebih lanjut. Oleh karena itu, tunggu saja kehadiran review di DailySocial.

ASUS Zenbook 13 Daleman

 

LG Gram 2019 Hadir dalam Model 17 Inci dan 14 Inci 2-in-1

Event CES 2019 sudah hampir di depan mata. Seperti biasa, LG bakal kembali memanfaatkan ajang tersebut untuk memperkenalkan laptop Gram baru. Yang berbeda kali ini adalah, LG Gram 2019 bakal hadir dalam dua model yang benar-benar baru.

Model yang pertama ialah yang mengemas layar 17 inci beresolusi 2560 x 1600 pixel. Sebagai bagian dari keluarga LG Gram, model ini masih menekankan pada aspek portabilitas. LG bilang bahwa dimensinya setara dengan laptop berlayar 15,6 inci, dan indikasinya bisa kita lihat lewat bezel tipis yang mengitari layarnya.

Bukan cuma itu, bobot perangkat ini hanya berada di kisaran 1,34 kg saja. Bandingkan dengan mayoritas laptop 17 inci lain yang biasanya berbobot 2 kg atau lebih. Namun kalau itu masih terlalu besar buat Anda, ada model Gram lain yang berlayar full-HD 14 inci sekaligus mengadopsi model convertible alias 2-in-1.

LG Gram 2019

Ya, untuk pertama kalinya, LG Gram hadir dalam varian yang layarnya dapat dilipat 360 derajat dan digunakan layaknya sebuah tablet. Bobot varian ini cuma 1,15 kg, dan seperti kakaknya yang lebih besar, bodinya telah memenuhi standar militer AS demi menjamin durabilitasnya.

LG membekali kedua model Gram 2019 dengan prosesor Intel generasi ke-8, namun spesifikasi persisnya belum dirincikan. Konsumen bebas memilih konfigurasi RAM DDR4 8 GB atau 16 GB, serta penyimpanan berbasis SSD 256 GB atau 512 GB.

LG Gram 2019

Keduanya pun sama-sama dilengkapi baterai berkapasitas 72 Wh; sanggup bertahan hingga 19,5 jam untuk model 17 inci, dan 21 jam untuk model 14 inci 2-in-1. Konektivitas yang diusung kedua model cukup mirip, akan tetapi hanya Gram 17 inci yang mengemas port Thunderbolt 3, meski ini sifatnya juga opsional.

Harga dan jadwal pemasaran LG Gram 2019 sejauh ini belum diungkap. Seperti sebelum-sebelumnya, ia bakal menjadi salah satu suguhan utama LG terlebih dulu di ajang Consumer Electronics Show yang rutin dihelat pada bulan Januari setiap tahunnya.

Sumber: LG.

Razer Blade Stealth Kembali Dipermak, Bezel Layarnya Jadi Kian Menipis

Tahun lalu, Razer merombak penampilan ultrabook Blade Stealth menjadi kelihatan lebih profesional sekaligus menciutkan ukuran bezel yang mengitari layarnya. Blade Stealth kembali dipermak tahun ini, dan seperti yang bisa Anda lihat dari gambarnya, bezel layarnya juga semakin menipis.

Razer bilang tebal bezel kiri kanannya cuma 4,9 mm, atau sekitar 60% lebih tipis dibanding sebelumnya. Yang tersisa hanyalah bezel bawah yang cukup tebal, serta bezel atas demi menempatkan webcam di posisi yang ideal. Webcam-nya sendiri sudah mendukung fitur Windows Hello.

Desain barunya secara otomatis membuat layar 13,3 incinya jadi tampak lebih mencolok. Ada dua resolusi layar yang tersedia: 4K touchscreen dan 1080p non-touch, dua-duanya sama-sama mendukung 100% spektrum warna sRGB dan dikalibrasi secara individual demi memaksimalkan akurasi warnanya begitu dikeluarkan dari boksnya.

Razer Blade Stealth (2019)

Spesifikasi di balik sasis aluminium unibody-nya tentu ikut diperbarui. Untuk varian termahalnya, prosesornya kini mengandalkan Intel Core i7-8565U (quad-core), ditemani oleh RAM 16 GB serta SSD tipe PCIe M.2 512 GB, dan untuk pertama kalinya buat Blade Stealth, ada kartu grafis dedicated Nvidia GeForce MX150 yang terpasang.

Soal baterai, Blade Stealth mengemas kapasitas 53,1 Wh, dan diestimasikan dapat beroperasi hingga 13 jam (untuk varian yang tidak dibekali GPU Nvidia). Charging-nya tentu sudah mengandalkan USB-C, lalu masih ada lagi port USB-C lain yang mendukung Thunderbolt 3, plus sepasang port USB standar.

Razer Blade Stealth (2019)

Beralih ke bawah layarnya, keyboard dengan backlight RGB sudah pasti menjadi fitur standar untuk semua varian. Yang baru adalah trackpad berbahan kaca dengan ukuran penampang lebih besar, serta kombinasi empat speaker dan amplifier yang mendukung Dolby Atmos. Melengkapi modernitas Blade Stealth adalah konektivitas Bluetooth 5.0.

Generasi terbaru Razer Blade Stealth ini sekarang telah dipasarkan dengan banderol mulai $1.399. Menariknya, harganya ternyata lebih terjangkau ketimbang varian termurah generasi sebelumnya.

Sumber: Razer.

ASUS Zenbook 15 UX580 Diluncurkan: Touchpad Layar Pertama

Saat semua laptop 2 in 1 memiliki tingkat ketipisan yang kurang lebih sama, tentu saja saat itu pula para produsen harus memikirkan keunikan baru yang mampu menarik para konsumennya. Salah satu produsen yang melakukan cara tersebut adalah ASUS. Hal tersebut diumumkan oleh ASUS pada tanggal 15 November 2018 lalu bertempat di restoran Eastern Oppulence.

ASUS Zenbook UX580 LAunch

ASUS meluncurkan sebuah laptop 2 in 1 dengan nama Zenbook 15 UX580. Keunikan yang dimiliki adalah touchpad pada laptop ini merupakan sebuah layar sentuh yang tidak hanya berfungsi sebagai mouse, tetapi bisa sebagai layar kedua. Jadi, pengguna bisa bekerja sambil menonton dengan dua layar yang berbeda.

Laptop ASUS yang terbaru ini bakal menyasar pada konsumen profesional, fotografer, desainer 3D, dan kreator konten. Hal tersebut membuat mereka bakal terbantu karena memiliki dua buah layar. Layar utamanya sendiri memiliki resolusi 4K UHD (3840×2160 pixel) dengan tingkat
kecerahan hingga 400nits.

ASUS Zenbook UX580

Untuk spesifikasinya adalah sebagai berikut:

Prosesor Intel® Core™ i7-8750H Processor, 8M Cache, up to 4.10GHz
GPU Intel UHD 630
RAM 16GB 2400MHz LPDDR3
Penyimpanan 1 TB PCIe 3.0 NVMe SSD
Baterai 71 Whrs 8 Cell Lithium-Polymer Battery
Dimensi 365 x 241 x 189 mm
Berat 1.88 kg
OS Windows 10

Seperti yang sudah dikatakan di atas, Screenpad dapat berfungsi sebagai layar kedua selain untuk menggerakkan pointer mouse. Selain itu, Screenpad juga dapat berfungsi sebagai launcher aplikasi tertentu. Dan, pada saat tertentu, Screenpad juga dapat dimatikan.

ASUS Zenbook UX580 Feat 2

ASUS menjual Zenbook 15 UX580 dengan harga Rp. 35.999.000. Laptop ini juga telah tersedia di toko-toko komputer.

Layar Kedua: Cukup Menyenangkan

Menggunakan dua layar saat memakai komputer memang lebih nyaman. Bisa jadi akan ada masa penyesuaian bagi yang belum terbiasa, namun tambahan layar ini bisa memberikan kegunaan tertentu. Walaupun memiliki perbedaan ukuran dengan layar ‘asli’, tetap saja layar kedua ini bisa jadi nilai tambah. Kami pun mencoba layar kecil Screenpad dari Zenbook 15 UX580.

Selain menyenangkan, Screenpad dapat digunakan sebagai layar cloning maupun extension, seperti layaknya menggunakan dua layar seperti biasa. Asyiknya, kami pun bermain Candy Crush pada layar kedua ini sambil membuka layar Microsoft Edge pada layar utama.

ASUS Zenbook UX580 ScreenPad

Pada Screenpad pun juga bisa dimatikan fungsi penggerak pointer mouse-nya. Jadi, pada saat bermain, kita tidak bakal terganggu dengan pointer yang selalu bergerak ke kanan dan kiri. Hal tersebut sama seperti saat menggunakan layar smartphone.

Kami pun mencoba menggunakan launcher buatan ASUS. Pada layar tersebut, kita bisa langsung mengklik dan membuka beberapa alikasi, termasuk kalkulator. Hal ini tentu sangat membantu saat seorang akuntan membutuhkan perhitungan langsung saat membuka sebuah laporan.

ASUS Zenbook UX580 Kiri

Pengalaman singkat saya ketika mencoba laptop ini cukup menyenangkan. Setidaknya kini ada tambahan fungsi yang bisa dinikmati dengan touchpad yang juga berfungsi sebagai layar sentuh. Semoga kami berkesempatan untuk mencoba laptop ini, sehingga ulasan pengalamannya bisa lebih lengkap.

Review Lenovo Yoga 530: Laptop Ryzen untuk Desainer

Semenjak kehadiran Ryzen, sepertinya AMD kembali memiliki rasa percaya diri dalam mengeluarkan perangkat ‘bergeraknya’. Hal tersebut diperlihatkan dengan banyaknya bermunculan laptop 2-in-1 yang diluncurkan oleh beberapa vendor. Hal tersebut termasuk dari Lenovo dengan Yoga 530 yang baru kami uji ini.

Lenovo Yoga 530 - Feature

Raven Ridge, nama dari arsitektur yang digunakan pada Ryzen 2, memang saat ini dapat menandingi kinerja dari sang penantang AMD. Selain jauh lebih kencang dari arsitektur AMD sebelumnya, Raven Ridge juga lebih hemat daya dibandingkan dengan arsitektur-arsitektur sebelumnya.

Yoga 530 juga dilengkapi dengan sebuah stylus yang selama ini sering digunakan untuk menggambar oleh para desainer atau pekerja kreatif. Dengan kemampuan untuk ditekuk bagian layarnya hingga 360 derajat, membuat laptop ini bisa dioperasikan dengan mode tablet, tenda, maupun berdiri.

Lenovo Yoga 530 - Bawah

Laptop HP Lenovo Yoga 530 memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Prosesor AMD Ryzen 5 Mobile  2500U 4 Core 8 Thread Clock 2,8 GHz Turbo 3,6 GHz
Graphics AMD Vega 8
RAM / HDD 2 x 4GB DDR4 2666 MHz / 256GB SSD M.2
Layar / Resolusi 15,6” LED Backlit / 1366×768
Port ekspansi USB-C, USB 3.0, Audio 3,55mm port, HDMI, slot SD
Baterai 45 Whrs Polymer Fast Charging
Kamera HD
Dimensi 328 x 229 x 17.6 mm
Bobot 1,6 kg

Untuk hasil CPU-Z dan GPU-Z dari laptop Lenovo Yoga 530 adalah sebagai berikut:

Dengan spesifikasi di atas dan memiliki desain yang unik, Lenovo Yoga 530 memiliki harga Rp. 11.799.000. Terlihat mahal memang, akan tetapi dengan menggunakan Ryzen 5 dengan Vega 8 yang memiliki dimensi tipis serta mampu ditekuk sampai 360 derajat, sepertinya harga tersebut tidaklah terlalu tinggi.

Seperti biasa, Lenovo memiliki charger yang berbobot ringan. Selain itu, tidak ada kabel tebal yang mengganggu pada perangkat pengisi daya baterai ini.

Lenovo Yoga 530 - Charger

Desain

Laptop Lenovo Yoga 530 yang kami dapatkan memiliki warna hitam keabu-abuan. Pada bagian badan atas yang terbuat dari plastik polikarbonat menggunakan desain matte finishing. Hal ini selain mempercantik juga membuat bagian atasnya menjadi tidak lebih licin.

Lenovo Yoga 530 - Kiri

Layar yang dimiliki oleh laptop ini sebesar 14 inci yang dimuat dalam dimensi laptop 13 inci. Dengan begitu, laptop ini tidak memuat tata letak keyboard yang penuh. Keyboard-nya sendiri menggunakan tipe model chiclet. Untuk speaker-nya, Lenovo bekerja sama dengan Harman Kardon sehingga membuat suara yang dikeluarkan lebih nyaring saat dipakai menonton video.

Lenovo Yoga 530 - Kanan

Laptop yang satu ini memiliki besar  328 x 229 x 17.6 mm, memuat layar dengan ukuran 14 inci yang memiliki resolusi 1920 x 1080. Untuk bobotnya, Lenovo Yoga 530 memiliki berat sekitar 1600 gram, termasuk baterai, yang sehingga dapat membuat punggung terasa nyaman saat dibawa dengan tas ransel. Berat tersebut belum termasuk charger-nya yang memang cukup ringan untuk dibawa.

Lenovo Yoga 530 - 180 degree

Lenovo mempersenjatai laptop yang satu ini dengan sebuah stylus dengan nama Lenovo Active Pen 2. Dengan versi kedua ini, Lenovo memberikan fungsi tambahan pada saat menggambar dengan berbagai tekanan. Hal ini membuat Yoga 530 lebih natural pada saat digunakan untuk menggambar desain.

Lenovo Yoga 530 - Stylus

Lenovo Yoga 530 dijual dengan terinstalasi Windows 10 Home Single Language dari pabriknya. Tentu saja hal ini membuat para pengguna tidak lagi harus melakukan instalasi sistem operasi pada saat membeli laptop ini, kecuali ingin berganti ke Linux.

Kinerja

Lenovo Yoga 530 menggunakan AMD Raven Ridge dengan prosesor quad core octa  thread Ryzen 5 Mobile 2500U dengan Thermal Design Power 15 Watt. APU Ryzen 5 Mobile ini sendiri memang diciptakan oleh AMD untuk bersaing dengan Intel Core i5. Oleh karena itu, laptop ini bisa dibilang akan mampu dalam menjalankan software editing gambar maupun video.

Menggunakan Integrated Graphics Processor (IGP) terbaru dari AMD, yaitu VEGA 8, tidak berarti laptop ini dapat bermain game-game baru dengan setting tertinggi. Walaupun sudah menggunakan RAM dual channel, VEGA 8 belum dapat memainkan beberapa game dengan lancar.

Dapat dilihat bahwa kinerja dari VEGA 8 belum dapat mengalahkan laptop AMD yang menggunakan Radeon 460. Akan tetapi, VEGA 8 sendiri sudah lebih dari mumpuni untuk menjalankan game-game yang digunakan untuk esports saat ini seperti DOTA II dan CS:GO.

Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop. Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata hanya bisa bertahan selama 4 jam 30 menit. Tentu saja saat digunakan dalam menggunakan Office ringan, hasilnya bisa lebih lama. Tetapi jika digunakan untuk bermain game, sepertinya akan lebih cepat habis.

Apple Umumkan MacBook Air dan Mac Mini Generasi Terbaru

MacBook Air boleh memulai tren laptop tipis nan premium, tapi penampakannya sudah tergolong usang setelah melihat laptop lain seperti Dell XPS 13 atau malah HP Spectre Folio. Lebih parah lagi, beberapa tahun terakhir Apple cuma sebatas menerapkan penyegaran spesifikasi tanpa ubahan desain yang berarti.

Tahun ini berbeda. Apple baru saja mengumumkan MacBook Air generasi baru bersamaan dengan iPad Pro generasi ketiga. Gaya desainnya masih mirip, tapi semuanya berubah ketika Anda membukanya; bezel masif yang mengitari layarnya sudah tiada, digantikan oleh bezel tipis berwarna hitam ala MacBook Pro.

Retina MacBook Air

Bezel-nya memang bukan yang paling tipis, tapi setidaknya tidak sampai berdampak pada penempatan webcam di posisi yang kurang ideal. Dampak positifnya, volume MacBook Air menyusut 17 persen dibandingkan generasi sebelumnya meski ukuran layarnya masih sama di angka 13,3 inci.

Layarnya ini juga ikut dirombak. Resolusinya kini meningkat drastis menjadi 2560 x 1600 pixel. Sasisnya masih terbuat dari bahan aluminium utuh, tapi lebih tipis di angka 1,56 cm pada titik paling tebalnya, dan bobotnya juga lebih ringan di angka 1,25 kg. Terlepas dari itu, Apple mengklaim speaker MacBook Air baru dapat menghasilkan volume 25 persen lebih keras dan bass dua kali lebih mantap.

Retina MacBook Air

Penyegaran spesifikasi tentu tidak dilupakan. Apple menyematkan prosesor dual-core Intel Core i5 generasi kedelapan, ditemani oleh RAM 8 GB atau 16 GB, serta pilihan SSD berkapasitas 128 GB sampai 1,5 TB. Baterai yang tertanam memiliki kapasitas 50,3 Wh, diklaim tahan untuk penggunaan selama 12 jam (browsing).

Satu hal yang saya sayangkan sebagai pengguna MacBook Air lama adalah, bodi yang semakin tipis berarti keyboard-nya juga ikut menipis. Apple membenamkan switch keyboard yang sama seperti pada MacBook Pro generasi terbaru, yang kalau berdasarkan pengalaman saya mencoba, lebih tidak nyaman dipakai untuk mengetik ketimbang keyboard milik MacBook Air lawas.

Beruntung trackpad-nya kini jadi lebih besar dan telah mendukung Force Touch. Tidak ketinggalan juga adalah sensor sidik jari yang terintegrasi pada tombol power. Sistem Touch ID ini ditopang oleh chip khusus Apple T2 Security Chip yang ternyata juga bertugas memberikan proteksi digital ekstra pada komponen lainnya, seperti misalnya enkripsi data pada SSD-nya.

Retina MacBook Air

Juga sedikit disayangkan adalah hilangnya konektor MagSafe untuk charging, digantikan sepenuhnya oleh sepasang port USB-C. Untungnya port ini mendukung standar Thunderbolt 3, yang berarti kompatibilitasnya dengan berbagai aksesori seperti display dan GPU eksternal cukup terjamin.

Secara keseluruhan, MacBook Air generasi baru ini dapat disimpulkan sebagai MacBook Pro tanpa Touch Bar dan dengan desain yang agak berbeda. Apple berencana memasarkannya mulai 7 November dengan banderol mulai $1.199 untuk konfigurasi terendahnya.

Mac Mini generasi keempat

Mac Mini 4th Gen

Di samping MacBook Air, komputer usang lain yang juga Apple perbarui adalah Mac Mini. Pengumuman ini agak mengejutkan mengingat Mac Mini terakhir di-update pada tahun 2014, dan jarak sejauh itu berarti lompatan performa generasi terbarunya ini amat signifikan.

Pilihan prosesor yang ditawarkan mencakup Intel Core i3-8100 (4-core), Core i5-8500B (6-core) dan Core i7-8700B (6-core), lengkap dengan pilihan RAM DDR4 8 GB sampai 64 GB. Soal storage, SSD tipe PCIe yang terbenam bisa dikonfigurasikan dari kapasitas 128 GB sampai 2 TB.

Mac Mini 4th Gen

Sayang semua komponen tersebut duduk manis di dalam sasis aluminium yang tidak berubah. Dimensinya masih sama persis seperti generasi sebelumnya, dengan panjang sisi 19,7 cm dan ketebalan 3,6 cm, serta bobot 1,3 kg. Tidak bisa dibilang mini lagi untuk standar 2018.

Semua port-nya masih diposisikan di belakang, yang meliputi port Gigabit Ethernet, empat port USB-C (Thunderbolt 3), HDMI 2.0, dua port USB 3.0 biasa dan jack headphone. Apple tak lupa menyematkan Bluetooth 5.0 pada Mac Mini generasi terbaru ini, dan Apple T2 Security Chip turut hadir sebagai pengaman digital ekstra.

Mac Mini 4th Gen

Jadwal perilisan yang ditunjuk untuk Mac Mini sama seperti MacBook Air tadi, sedangkan harganya dipatok mulai $799.

Sumber: Apple 1, 2.