AwanTunai Kantongi Pendanaan Lanjutan 161 Miliar Rupiah

AwanTunai membukukan pendanaan pra-seri B senilai $11,2 juta atau sekitar 161,2 miliar Rupiah. Adapun investor yang terlibat termasuk Atlas Pacific, BRI Ventures, OCBC NISP Ventura, Insignia Venture Partners, dan beberapa lainnya. Data investasi putaran ini telah dimasukkan ke sistem regulator. Sejumlah pihak yang terlibat juga memberikan konfirmasi kepada DailySocial.id.

Bank OCBC NISP sendiri juga merupakan salah satu institutional lender untuk AwanTunai. Kerja sama mereka telah diresmikan sejak September 2020 lalu, fokus pada penyaluran fasilitas pembiayaan penerusan (channeling).

Terakhir kali AwanTunai mengumumkan pendanaan ekuitas pada tahun 2018 lalu untuk putaran seri A senilai $4,3 juta dipimpin Insignia Venture Partners dan AMTD Group. Di tahun 2020 mereka juga turut mendapatkan pendanaan debt dari Accial Capital senilai $20 juta.

Posisi AwanTunai di industri fintech lending cukup unik, mereka fokus menghadirkan akses pendanaan ke pengusaha ritel kecil seperti warung. Produk utamanya AwanGrosir untuk supplier financing, membantu pemilik toko untuk bisa melakukan pembayaran ke distributor secara tepat waktu. Di sistem ini, AwanTunai juga memberikan fasilitas point of sales untuk membantu pemilik usaha mengelola transaksi.

Ada juga produk AwanToko, fokusnya membantu pemilik warung yang terkendala modal dalam menambah stok barang. Fasilitas pinjaman tersebut difasilitasi melalui AwanTempo — seluruh pembiayaannya dalam bentuk barang. Adapun belanja dapat dilakukan melalui Toko Agen Grosir, di dalamnya berisi jaringan distributor mitra yang cukup lengkap.

Segera rambah ke pembiayaan lainnya

AwanTunai didirikan sejak 2017 oleh tiga orang founder, meliputi Dino Setiawan, Rama Notowidigdo, dan Windy Natriavi. Misinya adalah meningkatkan kesejahteraan UMKM melalui akses kepada pembiayaan yang terjangkau. Kendati sampai saat ini fokus utamanya masih ke pembiayaan supply chain di bisnis ritel, namun perusahaan juga sudah merencanakan perluasan ke depan.

Hal ini disampaikan langsung oleh Dino selaku CEO dalam kesempatan wawancara tahun 2020 lalu. Perusahaan sedang mempersiapkan produk baru untuk pembiayaan hasil bumi untuk petani kecil. Sudah bermitra dengan LSM asing dan mitra aggregator hasil bumi untuk menyalurkan pembiayaan dari AwanTunai ke petani. Konsepnya pembiayaannya mirip dengan AwanTempo. Para aggregator harus kenal para petaninya untuk meminimalisir risiko gagal bayar.

Salah satu realisasinya melalui kerja sama dengan Sayurbox yang diresmikan Agustus 2020 lalu untuk pembiayaan ke petani. AwanTunai dan Sayurbox adalah “sister company”, dirintis oleh co-founder yang sama yakni Rama Notowidigdo

Pembiayaan produktif jadi primadona

Menurut hasil survei yang dirangkum dalam laporan “Evolving Landscape of Fintech Lending in Indonesia” oleh DSInnovate dan AFPI, 75% dari responden survei (146 pemain fintech lending) menggarap sektor pinjaman produktif. Sementara 53% bermain di sektor konsumtif dan 6,8% syariah. Kendati demikian, dalam satu platform bisa saja memiliki lebih dari satu model bisnis.

Dari total pemain yang bermain di sektor produktif, mayoritas menjajakan layanan melalui invoice dan inventory financing — pembiayaan ke suplier juga masuk di dalamnya.

Varian pendanaan produktif yang banyak disajikan pemain fintech lending / DSInnovate – AFPI

Sektor produktif jelas lebih menjanjikan, terlebih saat ini ada sekitar 59,2 juta UMKM yang tersebar di Indonesia, hal ini tercermin dari profil mayoritas peminjam di layanan tersebut (UMKM offline dan online). Isu permodalan pun masih menjadi salah satu yang paling signifikan akibat fasilitas kredit perbankan belum sepenuhnya bisa mengakomodasi kebutuhan tersebut.

Profil peminjam yang banyak memanfaatkan layanan pinjaman produktif / DSInnovate – AFPI

Rata-rata pinjaman yang diajukan adalah 2,5 juta Rupiah s/d 25 juta Rupiah. Kendati beberapa platform menawarkan pinjaman fantastis ratusan hingga miliaran rupiah. Sebarannya lebih dari 90% masih di seputar Jabodetabek dan Jawa, kendati beleid baru akan mendorong para pemain fintech untuk turut memprioritaskan akses pinjaman ke daerah-daerah lainnya juga.

Application Information Will Show Up Here

AwanTunai Secures 64 Billion Rupiah in Series A Round

A financial technology platform, AwanTunai, has secured Series A funding worth of $4.3 million or equivalent with Rp64 billion. It was led by Insignia Venture Partners and AMTD Group. Participated also in this round are Global Brains, Fennox Venture Capital, and some related parties. Using the fresh funding, AwanTunai aims to tighten its position in the Indonesian market with the prepared strategies and innovations.

Founded by Dino Setiawan, Windy Natriavi, and Rama Notowidigdo, AwanTunai has made digital distributions to thousands of micro-retail sellers for them to have access to working capital and payment receipts from AwanTunai consumer’s credit. As a platform, AwanTunai offers Indonesian banking and multi-finance company the ability to reach customers which their branches cannot. By digitization, the borrowing cost should be reduced and access will be provided to those haven’t been served.

As per October 2018, AwanTunai has served 300,000 loans and on this year’s Q4, the company aims to facilitate capital for 5,000 micro-merchants.

“We realize the fintech capacity is to help financial institutions to make a broader distribution for underserved market and low-cost organizations. We intend to allow banks in Indonesia providing access for all countries to the affordable and high-quality credit service.” Dino Setiawan, AwanTunai’s CEO, said.

About this investment, Yinglan Tan, Insignia Venture Partners’ Managing Partner said that he was very confident about the future of financial service is in the digital bank.

“Our investment in AwanTunai reflects their ability to be incumbent bank enabler, adopting necessary technology to distribute digital banking products,” he explained.

AMTD Group through Calvin Choi, AMTD Group’s Chairman mentioned that they are interested in the great potential ASEAN has and their investment in AwanTunai was an effort to gain a broad insight into the Indonesian market.

“We hope to make a deeper trace in Indonesia as well in the surrounding areas, and it means a partnership with AwanTunai in digital financial solution segment, including insurtech and wealthtech,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

AwanTunai Kantongi 64 Miliar Rupiah di Putaran Pendanaan Seri A

Platform teknologi finansial AwanTunai berhasil mengantongi pendanaan Seri A senilai $4,3 juta atau setara dengan Rp64 miliar. Pendanaan kali ini dipimpin oleh Insignia Venture Partners dan AMTD Group. Terlibat juga dalam putaran pendanaan kali ini Global Brains, Fenox Venture Capital, dan beberapa pihak terkait lainnya. Dengan dana segar yang didapat, AwanTunai berharap akan memperkuat posisinya di pasar Indonesia dengan sejumlah strategi dan inovasi yang disiapkan.

Didirikan oleh Dino Setiawan, Windy Natriavi, dan Rama Notowidigdo, AwanTunai telah membangun distribusi digital ke ribuan pedagang mikro-retail untuk memudahkan ke akses modal kerja dan penerimaan pembayaran dari kredit konsumen AwanTunai. Sebagai platform AwanTunai sendiri menawarkan kepada perbankan Indonesia dan perusahaan multi-finance kemampuan untuk menjangkau pelanggan yang tidak bisa dijangkau oleh kantor cabang mereka. Dengan digitalisasi biaya peminjaman bisa dipangkas dan memberikan akses kepada mereka yang selama ini belum terlayani.

Per Oktober 2018 AwanTunai sudah melayani 300.000 aplikasi pinjaman dan di Q4 tahun ini perusahaan menargetkan bisa melayani permintaan permodalan untuk 5.000 micro merchant.

“Kami menyadari bahwa kekuatan fintech adalah membantu lembaga keuangan yang ada untuk mendapatkan distribusi yang lebih luas ke pasar yang kurang terlayani dan biaya organisasi yang rendah. Kami berharap dapat memungkinkan bank-bank di Indonesia untuk menyediakan akses untuk seluruh negara ke layanan kredit berkualitas yang terjangkau,” terang CEO AwanTunai Dino Setiawan.

Menanggapi investasi ini, Managing Partner Insignia Ventures Partners Yinglan Tan menyampaikan bahwa pihaknya sangat yakin bahwa masa depan layanan keuangan ada pada bank digital.

“Investasi kami di AwanTunai mencerminkan kemampuan mereka untuk menjadi enabler bank incumbent mengadopsi teknologi yang diperlukan untuk menyebarkan produk perbankan digital,” terang Yinglan.

Pihak AMTD Group melalui Chairman AMTD Group Calvin Choi menambahkan mereka tertarik dengan potensi yang cukup besar di ASEAN dan investasi mereka di AwanTunai merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan wawasan yang luas mengenai pasar Indonesia.

“Kami berharap untuk meningkatkan jejak kita di Indonesia serta di kawasan sekitarnya dan yang berarti kemitraan dengan AwanTunai di bidang solusi keuangan digital termasuk insurtech dan wealthtech,” terang Calvin.

Fintech Lending Startup AwanTunai is Officially Launched, Distributing Corporate Funds

Fintech lending startup AwanTunai is officially launched in Indonesia. AwanTunai is already in development since Mei 2017 and listed in OJK.

Slightly different with other lending players, rather than using individual investor, AwanTunai get corporate funds. One of which is Kredit Plus (PT Finansia Multi Finance), the value has reach US$ 30 millions. There are also several foreign danareksa investment.

Another difference is, company targeted users in middle to low class society. They also line up with merchant offline as distribution channel.

“Our funding source is institution, even though we are still under regulation POJK Number 77 of 2016,” said AwanTunai’s CEO Dino Setiawan, Wednesday (11/29).

Dino added, the team sees a big amount of money cannot be guaranteed by only individual investors. It is necessary to cooperate with institutions ensuring continuity funds.

“In addition, shopping contribution of e-commerce to retail industry is still 1%. Instead of seeing the 1%, we better develop the existing 99%.”

In the early stages, AwanTunai only serves loan for smartphone purchase up to 4 million rupiahs. There are certain reasons why company choose to finance smartphones in regards as consumer credit.

Firstly, seen the growth of smartphone purchases in Indonesia that reach 40%. In conclusion, the goods are common needs to support productivity.

Secondly, as company’s first step is collecting user data. Collected data will be used to form other consumer products for installment.

“As far, it is limited to smartphone. We will provide other consumer products for installment, soon to be announced.”

AwanTunai’s business model

In the loan application process, the debtor needs to download AwanTunai app and upload ID card for the requirements. Their data will be verified by credit engine build by AwanTunai. The guarantee is to get the credit limit approval within 15 minutes.

AwanTunai has two types of channel in their business model. First, line up the debtors and institutions to ensure on target distribution and minimize failed payment. A partner institution of AwanTunai is Blue Bird for all its driver.

Currently, AwanTunai has lined up with 42 pools in Jabodetabek for 16 thousand drivers in the last 5 months. There are about 8 thousand applications approved with total distribution of 5 billion rupiahs. In the future, company will expand to Blue Bird pools in Surabaya.

Furthermore, AwanTunai associated with offline merchant selling smartphone to be a safe, easy and fast point of sales financing. There are about 50 partnered merchants in Jabodetabek area.

In expanding its services, AwanTunai will line up with three banks for additional funding and with small to huge businesses in improving service to public.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Startup Fintech Lending AwanTunai Resmi Hadir, Salurkan Dana dari Korporasi

Startup fintech yang bergerak di bidang lending AwanTunai resmi hadir di Indonesia. Sebelum diresmikan, pengembangan bisnis AwanTunai telah dimulai sejak Mei 2017 dan telah mengantongi surat tanda terdaftar di OJK.

Sedikit berbeda dengan pemain lending lainnya, AwanTunai tidak menggunakan investor individu sebagai pemberi dana, melainkan dari korporasi. Salah satu korporasi yang berkomitmen untuk menyalurkan pinjaman ke pengguna AwanTunai adalah Kredit Plus (PT Finansia Multi Finance), nilainya saat ini sebesar US$30 juta. Terdapat juga beberapa fund reksa dana dari luar negeri sebagai sumber dana.

Perbedaan lainnya, perusahaan mengincar masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah sebagai penggunanya. Juga menggandeng merchant offline sebagai kanal distribusi.

“Jadi sumber dana kami dari institusi, meski demikian kami tetap ada di bawah payung regulasi POJK Nomor 77 Tahun 2016,” terang CEO AwanTunai Dino Setiawan, Rabu (29/11).

Dino melanjutkan, pihaknya melihat untuk penyaluran dana yang besar belum tentu ketersediaan dananya bisa diandalkan dari investor individu saja. Maka dari itu perlu gandeng institusi untuk menjamin sumber dananya selalu tersedia.

“Ditambah, kontribusi belanja dari e-commerce terhadap industri ritel masih 1%. Daripada melihat yang 1% itu, lebih baik kami mengembangkan dari 99% yang sudah jelas ada.”

Pada tahap awal, AwanTunai baru melayani penyaluran pinjaman untuk pembelian smartphone dengan rentang maksimal Rp4 juta. Ada alasan khusus mengapa perusahaan memilih pembiayaan untuk smartphone yang bisa dikatakan sebagai kredit konsumtif.

Pertama, dilihat dari pertumbuhan pembelian smartphone di Indonesia tumbuh 40%. Bisa disimpulkan barang tersebut menjadi kebutuhan umum yang dapat menunjang produktivitas.

Kedua, sebagai langkah awal perusahaan mengumpulkan data pengguna. Data yang dikumpulkan akan digunakan perusahaan untuk merumuskan produk konsumer lainnya yang bisa dicicil.

“Sejauh ini baru smartphone saja. Kami akan menyediakan produk konsumer lainnya yang bisa dicicil, dalam waktu dekat akan segera diumumkan.”

Model bisnis AwanTunai

Untuk proses pengajuan pinjaman, calon debitur hanya perlu mengunduh aplikasi AwanTunai lalu mengunggah KTP sebagai persyaratan. Kemudian nasabah akan diverifikasi oleh credit engine yang dibangun sendiri oleh AwanTunai. Jaminannya dalam waktu 15 menit calon debitur bisa mengetahui persetujuan limit kredit.

Dalam model bisnisnya, AwanTunai memiliki dua jenis penyaluran. Pertama, menggandeng calon debitur dari institusi untuk menjamin penyaluran tepat sasaran dan meminimalkan potensi gagal bayar. Institusi yang telah bermitra dengan AwanTunai adalah Blue Bird untuk para pengemudinya.

Sementara ini, AwanTunai baru bermitra dengan 42 pool Blue Bird berlokasi di Jabodetabek untuk 16 ribu pengemudi selama lima bulan terakhir. Sekitar 8 ribu pengajuan disetujui dengan total penyaluran sekitar Rp5 miliar. Ke depannya, perusahaan akan diperluas untuk pool Blue Bird berlokasi di Surabaya.

Berikutnya, AwanTunai menggandeng merchant offline yang menjual smartphone untuk menjadi point of sales financing yang aman, mudah, dan cepat. Adapun total merchant yang sudah bermitra totalnya sekitar 50 merchant berlokasi di Jabodetabek.

Untuk memperluas layanannya, AwanTunai akan bermitra dengan tiga bank untuk tambahan sumber dana dan bermitra dengan pedagang kecil hingga perusahaan besar untuk meningkatkan layanannya ke seluruh masyarakat.

Belum Ada Pesaing, Go-Glam Tambah Layanan untuk Pengguna di Jadetabek

Salah satu layanan Go-Life yang bisa dinikmati di aplikasi Go-Jek adalah Go-Glam. Layanan ini diluncurkan Oktober 2015 lalu dan telah menginjak usia setahun. Menjelang akhir tahun 2016 ini Go-Glam kembali menghadirkan layanan yang lebih lengkap untuk menjangkau target pasarnya, yaitu perempuan muda yang berada di kawasan Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi.

“Go-Glam menginginkan perempuan urban di kota-kota besar di Indonesia, tidak hanya di Jakarta yang bisa menikmati layanan beauty on-demand, one stop beauty service ini. Go-Glam ingin memudahkan hidup mereka untuk bisa beraktivitas tanpa pusing memikirkan urusan kecantikan,” kata Co-Founder dan Co-Head GO-LIFE Windy Natriavi.

Layanan dan fitur terkini Go-Glam

Saat ini Go-Glam mengklaim telah memiliki puluhan ribu pengguna aktif di Jadetabek dan kemitraan yang telah dilancarkan dengan beautician hingga pemilik salon sebanyak ratusan mitra yang tersebar di semua lokasi layanan. Kini Go-Glam kembali menghadirkan tambahan layanan dan perubahan fitur di aplikasinya.

“Perubahan ini kami lakukan untuk memenuhi kebutuhan kecantikan kaum wanita di Jadetabek. Tak hanya itu, meningkatkan kualitas dari layanan kami merupakan tujuan utama yang kami lakukan, agar seluruh pengguna kami akan selalu merasa puas dengan layanan yang kami berikan,” kata Windy.

Kini Go-Glam menghadirkan layanan terbaru yaitu layanan Make Up, Hair Styling, Nail Art dan Hijab Styling. Selain itu, Go-Glam melakukan pembaharuan fitur yang bertujuan untuk semakin mempermudah penggunanya dalam mendapatkan layanan kecantikan, di antaranya adalah Choose Your Glammer, Look Book dan Advanced booking.

“Pembaruan ini kami lakukan sebagai komitmen kami memberi layanan terbaik untuk para pengguna kami. Antarmuka baru dan layanan baru seperti nail art dan make up ini menjawab keinginan serta kebutuhan pengguna Go-Glam, yang mayoritas adalah perempuan-perempuan yang memperhatikan penampilan namun memiliki waktu yang sangat terbatas,” tegas Windy.

Windy menambahkan alasan dilakukannya penambahan fitur-fitur tersebut, fitur baru ‘Choose Glammers‘ juga menjawab keinginan pengguna untuk menentukan sendiri beautician yang ingin dipilih.

“Kami paham setiap perempuan punya selera dan preferensi masing-masing dalam hal kecantikan,” kata Windy.

Application Information Will Show Up Here

Go-Tix Ubah Tampilan dan Berikan Beberapa Fitur Baru

Go-Jek, startup pertama asal Indonesia yang berstatus unicorn tampaknya tidak henti-hentinya melakukan penyempurnaan dalam setiap lini bisnisnya. Go-Tix, salah satu layanan yang berada di dalam sistem Go-Jek diberitakan telah mendapatkan beberapa pembaruan dan penambahan fitur. Pembaruan yang dimaksud ada pada sisi antarmuka dan penambahan fitur baru meliputi fitur What’s Happening, Hot Deals, dan filter kategori dan lokasi.

VP Go-Jek Lifesytle Service Windy Natriavi menjelaskan bahwa pembaruan dan fitur-fitur baru dihadirkan dalam rangka untuk terus memenuhi keinginan dan kebutuhan pengguna Go-Tix, termasuk dengan penawaran-penawaran menarik di dalamnya.

“Berbagai acara dan penawaran menarik bisa ditemukan dalam dalam GO-TIX dengan fitur-fitur baru, khususnya untuk filter acara berdasarkan kategori dan lokasi yang memudahkan pengguna mendapatkan informasi acara seru sesuai minat dan domisili mereka. Penambahan kategori Explore Indonesia pun kami lakukan untuk mengakomodasi antusiasme tren berwisata di kalangan para pengguna,” terang Windy.

Lebih jauh Windy juga menjelaskan fitur What’s Happening dan Hot Deals menyediakan informasi acara terkini dan promo cash back atau harga spesial khusus untuk pengguna Go-Tix. Sedangkan fitur filter memungkinkan pengguna dengan mudah mendapatkan informasi berdasarkan lokasi dan kategori. Termasuk rekomendasi hashtag atau acara pada tombol pencarian.

Selain penambahan fitur, Go-Tix juga menghadirkan kategori Explore Indonesia. Kategori ini akan menambah daftar kategori yang ada di dalam sistem Go-Tix yang sudah ada seperti Music, Attraction, Art & Culture, Workshop, Sport, Exhibition dan juga Movies. Kategori Explore Indonesia ini akan mencakup informasi trip dan wisata yang ada di dalam negeri.

“Pembaruan ini kami lakukan sejalan dengan visi misi GO-TIX sebagai pusat informasi hiburan dan atraksi yang menarik bagi masyarakat urban di tanah air. GO-TIX terus berkomitmen memberi yang terbaik bagi pengguna,” ujar Windy.

Saat ini sistem Go-Tix melayani penjualan mobile ticketing untuk tiket film CGV blitz di 12 kota, yakni Jakarta, Bandung, Tangerang, Bekasi, Balikpapan, Batam, Yogyakarta, Cirebon, Surabaya, Karawang, Manado, dan Purwokerto. Melalui Go-Tix pengguna bisa melihat trailer, sinopsis film, dan memilih kursi. Sementara untuk tiket kategori acara yang lain seperti musik, olahraga, seni dan budaya, atraksi hingga workshop baru tersedia untuk wilayah daerah Jabodetabek, Bandung, dan Bali. Untuk pembayaran, saat ini pembelian tiket melalui Go-Tix bisa dilakukan dengan menggunakan kartu kredit dan Go-Pay.

Application Information Will Show Up Here