Xiaomi Juga Umumkan Smartwatch Watch S1 dan TWS Buds 3

Smartphone flagship Xiaomi dengan chipset Snapdragon 8 Gen 1 telah resmi diperkenalkan, mereka adalah Xiaomi 12 dan 12 Pro. Untuk menambah pengalaman premium di smartphone, Xiaomi turut menghadirkan perangkat wearable smartwatch dan TWS terbarunya yakni Watch S1 dan Buds 3.

Watch S1 adalah smartwatch paling premium yang pernah dibuat oleh Xiaomi. Ia punya rangka baja tahan karat, bodi tahan air 5ATM, layar AMOLED yang diproteksi kaca safir, dan mendukung aplikasi pihak ketiga.

Layar sentuh AMOLED jam tangan pintar ini berbentuk bulat dengan ukuran cukup lapang 1,43 inci sehingga mempermudah navigasi dan mengontrol aplikasi. Untuk mendorong gaya hidup sehat, Xiaomi melengkapinya dengan lebih dari 117 mode olahraga.

Xiaomi turut menyematkan sensor heart rate dan blood oxygen, serta kemampuan sleep tracking. Juga ada NFC untuk pembayaran digital, pemosisian GNSS, serta mikrofon dan speaker bawaan yang memungkinkan pengguna menerima panggilan telepon dari smartphone yang terhubung.

Berbekal baterai 470 mAh, Xiaomi mengklaim Watch S1 akan bertahan hingga 12 hari dengan penggunaan campuran. Harganya dijual mulai dari CNY 1.049 (sekitar Rp2,3 jutaan) untuk versi gelang karet dan CNY 1.199 (Rp2,6 jutaan) untuk model tali kulit.

Beralih ke TWS Xiaomi Buds 3, perangkat ini hadir dengan fitur active noise cancellation (ANC) dan memiliki tiga mikrofon berbeda untuk membantu mengurangi kebisingan hingga 40dB di lingkungan sekitar. Ada tiga mode ANC yang dapat dipilih yaitu mild noise reduction, balanced noise reduction, dan deep noise reduction. Juga tersedia mode transparansi untuk membantu pengguna berkomunikasi dengan orang lain atau mendengar suara sekitar tanpa perlu melepas earbud.

Untuk menghadirkan output audio dengan detail di semua level, Buds 3 dilengkapi dengan unit driver dual-magnetic ultra-dynamic. Xiaomi juga menyertakan HRFT tuning curve miliknya yang diklaim dapat membantu menyuguhkan kualitas suara tingkat studio.

Kuncupnya sudah tahan debu dan air dengan sertifikasi IP55, serta mendukung gerakan sentuh untuk menjawab panggilan suara atau menyesuaikan output audio. Untuk terhubung ke smartphone, Xiaomi mengandalkan konektivitas Bluetooth versi 5.2.

Dalam sekali pengisian daya, TWS Xiaomi ini bisa dipakai hingga tujuh jam dengan catatan fitur ANC mati dan total 30 jam dengan case charging. Terakhir harga, Xiaomi Buds 3 dibanderol CNY 449 atau sekitar Rp1 jutaan.

Sumber: GSMArena

5 Smartphone Gaming 2021 yang Bisa Dibeli di Indonesia

Pada awal bulan Desember 2021 ini, ASUS meluncurkan smartphone gaming seri ROG Phone 5s ke Indonesia. Mereka adalah ROG Phone 5s dan versi Pro-nya, keduanya sama-sama ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon 888+.

Sebagai smartphone gaming, artinya perangkat ini dari awal memang dirancang untuk memberikan pengalaman bermain game mobile sebaik mungkin. Lantas, apa keunggulan smartphone gaming dibandingkan dengan smartphone flagship?

Salah satu pembedanya ialah opsi kontrol yang lebih intuitif. Pada smartphone gaming ROG Phone 5s Pro misalnya, ia punya kontrol berbasis sentuhan yang telah dioptimalkan dengan layar yang memiliki refresh rate dan touch sampling rate tinggi, serta touch latency rendah.

Selain itu, ia juga punya sensor sentuh di bagian belakang untuk memicu fungsi L2/R2 seperti controller konsol. Sensor ultrasonik di sebelah kanan bodi pada sisi atas dan bawah yang mendukung ketuk, geser, dan dua gerakan secara bersamaan. Juga tersedia pula aksesori khusus ROG Kunai GamePad yang menyulapnya menjadi layaknya konsol genggam.

Walau tidak menjamin ‘auto win‘ saat bermain game kompetitif pada smartphone gaming, tetapi setidaknya meningkatkan peluang kemenangan. Berikut saya rangkum lima smartphone gaming 2021 yang tersedia dan bisa dibeli di Indonesia untuk momen tahun baru 2022.

1. ASUS ROG Phone 5s Pro Rp18.999.000

ASUS ROG Phone 5s Pro

ROG Phone 5s Pro adalah smartphone gaming terbaru dari ASUS dan sekaligus terkuat yang bisa Anda miliki di Indonesia. Tak main-main, ASUS memadukan chipset Snapdragon 888+ dengan RAM mencapai 18GB LPDDR5 dan penyimpanan internal UFS 3.1 512GB.

Hal istimewa lainnya ialah ASUS menyematkan layar AMOLED berukuran kecil pada bagian belakang ROG Phone 5s Pro yang disebut ROG Vision yang dapat menampilkan animasi visual notifikasi dan gambar berwarna.

Layar depannya menggunakan panel AMOLED E4 buatan Samsung 6,78 inci FHD+ 10-bit HDR. Dioptimalkan dengan refresh rate 144 Hz, touch sampling rate 360 Hz, response time 1 ms, dan touch latency 24 ms.

Kapasitas baterainya sendiri tergolong besar, 6.000 mAh sehingga dapat menemani gamer berjam-jam lamanya dan dibekali dengan adaptor HyperCharge 65-watt.

2. ASUS ROG Phone 5s Rp9.999.000

ASUS ROG Phone 5s

Meski harga ROG Phone 5s Pro dipatok tinggi, tetapi versi original-nya dijual dengan harga yang cukup terjangkau yakni mulai dari Rp9.999.000 untuk varian memori 8GB/128GB dan Rp14.999.000 untuk versi 12GB/256GB. Kinerjanya tak perlu diragukan, karena sebagian besar spesifikasi ROG Phone 5s identik dengan versi Pro-nya.

Termasuk chipset Snapdragon 888+, panel AMOLED 144 Hz, hingga baterai jumbo 6.000 mAh dengan pengisian cepat 65-watt. Perbedaannya hanya pada kapasitas RAM, tampilan di bagian belakang, dan isi paket penjualannya. Paket penjualan ROG Phone 5s tidak dilengkapi aksesori AeroActive Cooler 5.

3. ASUS ROG Phone 5 Ultimate

ASUS ROG Phone 5 Ultimate

Perangkat gaming ini juga belum lama tersedia di Indonesia, tepatnya awal bulan Oktober dan dijual Rp18.999.000. Sama seperti ROG Phone 5s Pro, ROG Phone 5 Ultimate juga mengemas layar AMOLED berukuran kecil di bagian belakang yang disebut ROG Vision, serta RAM 18GB LPDDR5 dan penyimpanan internal UFS 3.1 512GB.

Dari segi spesifikasi, ROG Phone 5 Ultimate tidak jauh berbeda dengan seri ROG Phone 5s. Bedanya ia ditenagai chipset Snapdragon 888 dan panel AMOLED 144 Hz-nya punya touch sampling rate 300 Hz dan touch latency 24,3 ms.

4. ASUS ROG Phone 5 Rp9.999.000

ASUS ROG Phone 5

Perangkat gaming yang satu ini merupakan pendahulu dari ROG Phone 5s, ia mendarat di Indonesia pada Juni dengan harga mulai dari Rp9.999.000. Namun sekarang ROG Phone 5 bisa diperoleh dengan harga promo Rp8.699.000 untuk varian 8GB/128GB.

Spesifikasinya tak jauh beda dengan ROG Phone 5 Ultimate, termasuk chipset Snapdragon 888, panel AMOLED 144 Hz dengan touch sampling rate 300 Hz dan touch latency 24,3 ms, serta baterai 6.000 mAh dengan fast charging 65W. Bedanya ia tak punya ROG Vision dan sensor sentuh di bagian belakangnya.

5. Xiaomi Black Shark 4

Selain rangkaian ROG Phone dari ASUS, smartphone gaming yang bisa ditemui di Indonesia adalah Black Shark 4 dari Xiaomi yang dirilis di Indonesia pada bulan Agustus lalu.

Perangkat ini juga membawa panel AMOLED E4 besutan Samsung berukuran 6,67 inci FHD+ dengan refresh rate 144 Hz. Bahkan touch sampling rate-nya diklaim mencapai angka 720 Hz dan multi-finger touch response time delay 8,3 ms.

Black Shark 4 juga dibekali tombol mekanis khusus untuk bermain game yang posisinya berada di ujung bodi sebelah kanan dan dapat mengenali tekanan lembut atau kuat.

Saat dirilis, Black Shark 4 dijual dengan harga mulai dari Rp8.479.000, sedikit lebih murah dari ROG Phone 5. Namun perlu dicatat, bahwa dapur pacu yang digunakan adalah Snapdragon 870 alias versi refresh dari Snapdragon 685 yang dipadukan dengan RAM 8GB LPDDR5, penyimpanan internal UFS 3.1 128GB, dan baterai 4.500 mAh dengan pengisian cepat 120W.

Penutup

Itulah lima pilihan smartphone gaming 2021 yang bisa dibeli di Indonesia. Selain ROG Phone dari ASUS dan Black Shark dari Xiaomi, sebetulnya masih ada seri Legion dari Lenovo seperti yang terbaru Legion Duel 2 dan Legion 2 Pro, serta nubia dari ZTE dengan nubia Red Magic 6s dan nubia Red Magic 6s Pro, namun mereka tidak masuk Indonesia.

[Review] Xiaomi Pad 5: Performa Flagship Harga Mainstream, Bisa untuk Gantikan Laptop

Pasar tablet Android sepertinya sudah sepi dari sebelum pandemi COVID 19 merebak. Hal tersebut kemungkinan dikarenakan oleh kebutuhan masyarakat lebih condong pada penggunaan smartphone. Namun, pandemi COVID 19 mengharuskan semua orang untuk bekerja dan sekolah di rumah. Dan ini mungkin merupakan sebuah titik balik dari penjualan tablet di seluruh dunia dan juga di Indonesia.

Pemilihan tablet memang cukup sulit untuk saat ini. Ada tablet dengan harga yang murah, namun memiliki spesifikasi yang kurang tinggi. Sayangnya, banyak tablet dengan spesifikasi yang bergaris lurus dengan harga yang dikenakan pula. Di sinilah Xiaomi ingin mengambil momen dengan mengeluarkan tablet Android terbarunya yang bernama Xiaomi Pad 5. Yup, Xiaomi saat ini sudah menghilangkan nama Mi pada semua perangkatnya.

Jika saya tidak salah, Xiaomi pernah memasukkan dua tabletnya ke Indonesia, yaitu Mi Pad dan Mi Pad 2. Setelah itu, sepertinya Xiaomi vakum dalam mengeluarkan perangkat tabletnya di Indonesia. Setelah pergantian kepemimpinan dari Steven Shi ke Alvin Tse, sepertinya Xiaomi Indonesia mulai berani memasukkan perangkat-perangkat non Redmi, termasuk kembalinya tablet Xiaomi Pad terbaru, yaitu Xiaomi Pad 5.

Xiaomi Pad 5 bisa dibilang sebuah tablet dengan spesifikasi flagship yang dijual dengan harga mainstream. Hal ini tentu saja membuatnya bisa digunakan di mana saja untuk bekerja dan meeting dengan menggunakan aplikasi seperti Zoom dan Google Meet. Kita juga bahkan bisa mengetik dengan menggunakan aplikasi Office dengan mudah serta menggambar langsung di layarnya.

Sebagai catatan, Xiaomi Indonesia hanya memasukkan Xiaomi Pad 5 non Pro saja. Paket penjualannya sendiri terpisah dengan keyboard dan juga stylus-nya. Anda juga bisa menggunakan stylus dan keyboard bluetooth pihak ketiga tanpa adanya masalah. Dan semua itu akan dapat digunakan dengan sangat smooth tanpa adanya lag. Dengan begitu pula, Xiaomi bisa menekan harga dari tablet ini untuk tidak mencapai nilai 5 juta rupiah.

Xiaomi Pad yang saya dapatkan (dan satu-satunya varian yang ada saat ini) bisa dilihat pada tabel berikut

SoC Qualcomm Snapdragon 860
CPU 1 x 2.96 GHz Kryo 485 Gold + 3 x 2.42 GHz Kryo 485 Gold + 4 x 1.78 GHz Kryo 485 Silver
GPU Adreno 640
RAM 6 GB LPDDR4x
Internal 128 GB UFS 3.1
Layar 11 inci 2560×1600 IPS 120 Hz Dolby Vision
Dimensi 254.7 x 166.3 x 6.9 mm
Bobot 511 gram
Baterai 8720 mAh fast charge 33 watt, 22,5 watt charger
Kamera 13 MP utama, 8 MP Selfie
OS Android 11 MIUI 12.5 Enhanced

Hasil dari CPU-Z, AIDA64, serta Sensor Box dapat dilihat sebagai berikut:

Mungkin Anda berpikir mengapa review ini lama keluar. Saya terus terang menunggu hingga MIUI 12.5 Enhanced datang ke Xiaomi Pad 5. Salah satu yang ingin saya rasakan adalah menggunakan memory extension sebesar 3 GB yang menjadi sebuah virtual memory pada tablet ini. Hal tersebut membuat Xiaomi Pad benar-benar bisa dipakai sebagai pengganti laptop!

Charger

Didalam paket penjualannya hanya akan ditemukan beberapa dokumen serta charger dan kabel USB-C. Walaupun Xiaomi Pad 5 mendukung pengisian hingga 33 watt, Xiaomi hanya memberikan charger dengan daya 22,5 watt saja.

Desain

Terus terang, Xiaomi Pad 5 memiliki desain yang menurut saya cukup keren. Badan dari tablet ini menggunakan bahan plastik polikarbonat keras dengan finishing matte. Untuk frame-nya sendiri sudah menggunakan bahan aluminium sehingga perangkat ini tidak mudah bengkok. Untuk perangkat yang saya dapatkan memiliki warna yang disebut dengan Cosmic Grey.

Layar Xiaomi Pad 5 memiliki resolusi 2560×1600 pada layar dengan dimensi 11 inci. Panel yang digunakan adalah IPS yang memiliki 1 miliar warna dengan refresh rate 120 Hz dan mendukung HDR10 serta Dolby Vision. Sayangnya, tidak dijelaskan apakah layar ini sudah menggunakan teknologi dari Corning dengan Gorilla Glass atau dari Asahi dengan DragonTrail atau tidak.  Oleh karenanya, gunakan lapisan pelindung tambahan agar layar tersebut aman dari goresan.

Xiaomi menempatkan kamera pada sisi atas (jika dalam posisi portrait), sehingga tablet ini lebih cocok digunakan pada posisi tersebut saat melakukan video conferencing. Pada bagian belakangnya, terdapat sebuah kamera serta LED flash yang terang. Sayang memang, bagian kameranya cukup menonjol sehingga cukup mengganggu desain tipis dari tablet ini yang memiliki dimensi 254.7 x 166.3 x 6.9 mm. Bobotnya sendiri cukup ringan untuk sebuah tablet berukuran besar, hanya 511 gram saja.

Jika dalam posisi landscape, tombol volume berada pada sisi atas beserta dengan konektor untuk stylus-nya. Pada bagian kiri akan ditemukan tombol power beserta dua speaker kiri. Untuk bagian kanannya dapat ditemukan dua speaker kanan beserta port USB-C untuk mengisi daya dan OTG. Bagian bawahnya akan ditemukan konektor untuk Xiaomi Pad Keyboard.

Xiaomi Pad 5 sudah menggunakan sistem operasi Android 11 yang sudah terpasang MIUI 12.5 Enhanced. Versi MIUI yang saya gunakan saat ini adalah 12.5.11 (RKXMIXM) yang sudah memiliki fitur Memory extension. Xiaomi sendiri mengalokasikan 3 GB dari penyimpanan internalnya untuk dijadikan memori virtual. Hal ini tentu saja akan membuat RAM 6 GB yang terpasang lebih lowong saat membuka banyak aplikasi.

Memori virtual ini sendiri sangat diperlukan jika Xiaomi Pad 5 digunakan untuk bekerja. Apalagi saat digunakan seperti sebuah laptop, misalnya dengan membuka aplikasi Office dengan tab yang banyak, browser internet dengan jumlah yang banyak pula, tentu saja akan membuat tablet ini menjadi tidak lag.

Konektivitas

Xiaomi Pad 5 yang dijual di Indonesia merupakan versi WiFi tanpa konektivitas seluler. Dengan Snapdragon 860, perangkat ini sudah mendukung WiFi 5 atau yang dikenal dengan 802.11 AC yang berjalan pada kanal 2,4 GHz dan 5 GHz. Tangkapan sinyal WiFi juga cukup baik, di mana saat beberapa smartphone hanya menangkap 3 bar tablet ini masih menangkap dengan penuh.

Xiaomi Pad 5 tidak memiliki GPS yang biasa digunakan untuk menampilkan lokasi secara akurat. Namun saat terkoneksi dengan WiFi, perangkat ini mampu memberikan informasi lokasi dengan cukup baik. Tablet ini juga tidak dilengkapi dengan NFC.

Kamera: Tablet namun hasil fotonya bagus!

Xiaomi Pad 5 juga dilengkapi dengan kamera untuk berbagai jenis kebutuhan. Pada bagian belakangnya, Xiaomi menyematkan kamera dengan resolusi 13 MP buatan OmniVision dengan OV13B10. Lalu pada bagian depannya, kamera yang terpasang memiliki resolusi 8MP yang menggunakan sensor OmniVision OV8856. Lalu bagaimana hasilnya?

Kamera bagian belakangnya ternyata mampu menangkap gambar dengan sangat baik. Pada kondisi cahaya yang cukup, perangkat ini mampu mengambil gambar dengan tajam dan rendah noise. Warna yang dihasilkan juga cukup baik serta kontrasnya yang juga baik. Hasilnya bisa dilihat pada gambar berikut ini

Kamera depannya juga bisa menangkap gambar dengan bagus. Untuk sebuah kamera 8 MP, hasilnya cukup tajam serta warnanya yang cukup baik. Untuk hasil yang lebih baik lagi, saya sarankan untuk menyalakan HDR serta mematikan fitur beautify.

Pengujian

Xiaomi Pad 5 menggunakan chipset dari Qualcomm, yaitu Snapdragon 860. Kembaran Snapdragon 855+ ini memang ditujukan untuk perangkat flagship pada 2 tahun yang lalu, namun kinerjanya saat ini masih menduduki peringkat atas. Qualcomm menggunakan 3 cluster yang terdiri dari Kryo 485 Gold (berbasis Cortex A76) 2.96 GHz pada cluster Prime,  3 core Kryo 485 Gold berkecepatan 2.42 GHz serta 4 core Kryo 485 Silver (berbasis Cortex A55) dengan kecepatan 1.78 GHz. GPU yang digunakan adalah Adreno 640.

Seperti biasa, saya menggunakan tablet ini dalam dua skenario, yaitu bermain serta bekerja. Game yang saya gunakan tentu saja ada pada Google Play. Skenario kedua adalah menggunakan tablet dengan aplikasi yang saya gunakan sehari-hari. Perangkat ini sendiri sudah saya gunakan sekitar 1 bulan.

Games

Terus terang, sebenarnya ada 3 game yang saya uji dengan menggunakan Xiaomi Pad 5. Ketiganya adalah Genshin Impact, Pokemon Unite, dan PUBG New State. Namun sayang, aplikasi GameBench mengharuskan saya untuk menyalakan Developer Options dan PUBG New State mensyaratkan agar pilihan tersebut dimatikan.

Dengan menggunakan Snapdragon 855+ Snapdragon 860, tentu saja sudah lebih dari cukup untuk menjalankan game-game yang beredar saat ini. Hal tersebut memang berhubungan langsung dengan clock yang dimiliki oleh SoC ini serta GPU-nya yang tergolong masih ada diurutan atas, yaitu Adreno 640. Terlebih lagi dengan layar 120 Hz yang digunakan yang berhubungan langsung dengan kemampuannya untuk menampilkan sampai 120 fps.

Berbicara mengenai 120 fps, ada sebuah hal yang cukup unik saat bermain PUBG New State. Oleh karena tidak bisa menggunakan aplikasi GameBench untuk mengukur framerate-nya, langsung saja saya mencoba menggunakan fitur Game Turbo dari MIUI. Ternyata, Game Turbo mendeteksi bahwa game ini jalan pada 120 fps! Akan tetapi, pada saat memindah pilihan dari Vulkan ke OpenGL ES, framerate tersebut terkunci pada 60 fps.

Untuk Genshin Impact dan Pokemon Unite, keduanya mendapatkan framerate yang sama pada tablet ini. Dengan 40 fps, tentu saja pengguna bisa bermain dengan cukup lancar. Saya memilih setting paling tinggi untuk kedua game ini, sehingga jika 40 fps dirasa kurang, Anda bisa menurunkan kualitasnya untuk mencapai 60 fps.

Satu hal yang kurang nyaman saat bermain adalah bobot dari perangkat ini. Untuk sebuah tablet, perangkat dengan bobot 511 gram ini memang cukup ringan. Akan tetapi jika dipegang dengan 2 tangan yang jari-jarinya digunakan untuk bermain game, beratnya akan cukup terasa pada lengan. Namun tentunya hal ini kembali lagi ke preferensi masing-masing penggunanya.

Hasil benchmark yang saya dapatkan bisa dilihat sebagai berikut

Bekerja dan hiburan

Selama sebulan, saya mencoba mengetik dengan menggunakan Xiaomi Pad 5 yang dihubungkan dengan keyboard dan mouse bluetooth. Yang saya rasakan memang hampir tidak ada bedanya dengan menggunakan sebuah laptop. Yang membedakan tentu saja dari sisi sistem operasi. Namun dari pengalaman, saya lebih suka menggunakan tablet ini jika dibandingkan dengan sebuah Chromebook.

Aplikasi yang saya gunakan pada tablet ini meliputi Trello, Slack, GMail, WPS, Telegram, Facebook, Tiktok, serta Chrome. Sebagai catatan, artikel ini sebagian besar saya ketik dengan menggunakan browser Chrome pada Xiaomi Pad 5. Pekerjaan grafik juga dilakukan pada WPS untuk Android. Untuk melakukan editing, saya menggunakan Photopea secara online sehingga memang tidak ada kendala sama sekali saat menggunakannya.

Tablet ini juga saya coba gunakan untuk sekolah anak yang saat ini masih dilakukan di rumah. Dengan menggunakan Zoom, yang ternyata lebih lancar jika dibandingkan dengan laptop Windows, membuat kegiatan tersebut terasa lebih nyaman. Hal ini tentu saja tidak lepas dari RAM 6 GB yang sudah mendukung memori virtual sebesar 3 GB.

Untuk menonton video, perangkat ini sudah dilengkapi dengan Dolby Vision serta Dolby Atmos. Hal ini tentu saja akan meningkatkan kualitasnya saat menonton layanan video streaming seperti Netflix. Perangkat ini juga sudah mendukung Widevine L1 sehingga bisa menonton video 1080p pada banyak layanan streaming. Anda juga harus mendengarkan suara yang keluar dari 4 speaker yang ada, karena suaranya yang keras serta cukup jernih.

Benchmarking

Xiaomi Pad 5 menggunakan Snapdragon 860 yang notabene merupakan Snapdragon 855+. Untuk mengetahui seberapa baik kinerjanya, saya menghadirkan Snapdragon 870 atau Snapdragon 865+, Snapdragon 865, serta Mediatek Helio G95.  Berikut adalah hasilnya

Dapat dilihat bahwa kinerja Xiaomi Pad 5 yang menggunakan Snapdragon 860 memang kencang. Dengan hasil yang ada, tentu saja sejalan dengan pengalaman saya dalam menggunakannya selama sebulan penuh. Nilai tersebut juga berarti bahwa perangkat ini mampu digunakan dengan bebas lag.

Uji baterai: 8720 mAh yang cukup panjang

Untuk menguji baterai dengan kapasitas 8720 mAh memang membutuhkan banyak waktu. Sayangnya, aplikasi yang ada saat ini tidak merepresentasikan pemakaian sehari-hari. Sebuah pengujian menunjukkan bahwa pemakaian tablet tidak didominasi untuk bermain game, namun untuk hiburan, bekerja, serta sosial media.

Saya mengambil patokan dengan menggunakan sebuah file MP4 yang memakai resolusi 1920 x 1080 yang diulang sampai baterai habis. Xiaomi Pad 5 dapat bertahan hingga 14 jam 5 menit. Setelah habis, saya langsung mengisi kembali baterainya dengan menggunakan charger bawaan 22,5 watt. Hasilnya, baterai akan terisi penuh dalam waktu kurang lebih 2 jam.

Verdict

Kebutuhan akan sebuah tablet Android untuk keperluan WFH dan SFH memang sedang meningkat. Sayangnya, banyak tablet dengan kinerja tinggi memiliki harga yang mahal. Untuk tablet dengan harga yang murah, spesifikasi yang diberikan juga tidak terlalu tinggi. Masalah inilah yang dipecahkan oleh Xiaomi dengan meluncurkan Xiaomi Pad 5.

Kinerja dari Xiaomi Pad 5 memang sangat bagus karena menggunakan SoC Qualcomm Snapdragon 860. Dengan menggunakan SoC ini, kinerja tablet yang digunakan untuk bermain game, bekerja, serta hiburan menjadi nyaman karena terasa responsif. Apalagi, tablet ini memiliki memori virtual tambahan 3 GB yang memastikan RAM tidak akan kepenuhan. Semua itu juga ditunjang dengan baterai yang memiliki kapasitas besar dan berdaya tahan lama.

Tablet ini juga memiliki kamera yang menghasilkan gambar serta video yang bagus. Hal tersebut tentu saja membuat perangkat ini bisa mengambil momen sehari-hari sekaligus bisa diandalkan saat melakukan panggilan video untuk meeting. Sayang memang, tablet ini tidak memiliki GPS serta NFC yang saat ini mungkin dibutuhkan oleh para konsumen di Indonesia. Tablet ini juga hanya memiliki konektivitas WiFi tanpa adanya dukungan jaringan seluler.

Xiaomi Pad 5 dijual oleh Xiaomi Indonesia dengan harga Rp. 4.999.000. Dengan harga tersebut, pengguna akan mendapatkan semua kelebihan yang sudah saya sebutkan di atas. Bagi saya, Xiaomi Pad 5 memang merupakan sebuah tablet terjangkau dengan kinerja yang tinggi yang bisa digunakan untuk segala macam kegiatan seperti bermain game, belajar, bekerja, dan menikmati hiburan.

Sparks

  • Kinerja tinggi dengan Snapdragon 860
  • Responsif dengan RAM 6 GB + memori virtual 3 GB
  • Daya tahan baterai yang cukup panjang
  • 4 Speaker Dolby Atmos dan layar 120 Hz yang mendukung Dolby Vision
  • Desain cantik dan tipis
  • Hasil kamera yang bagus

Slacks

  • Tanpa GPS dan NFC
  • Charger bawaan hanya 22,5 watt saja
  • Tanpa microSD
  • Tanpa port audio

Trendforce: Pasar Smartphone Diprediksi Tumbuh di 2022, 47,5% Merupakan Perangkat 5G

Indonesia telah memasuki era 5G, setidaknya di kota-kota besar. Sebelumnya yang terjadi ialah beberapa pabrikan smartphone merilis perangkat yang mendukung jaringan 5G tanpa bisa memberi kepastian kapan pengguna bisa menikmati cepatnya teknologi jaringan seluler generasi ke-5 tersebut.

Sekarang smartphone flagship baru yang dirilis sudah semestinya mendukung 5G. Pembuat chipset seperti Qualcomm dan MediaTek juga telah merilis chipset smartphone kelas menengah untuk mendorong adopsi 5G secara lebih luas. Tahun depan, seberapa tinggi pertumbuhan smartphone 5G?

Firma riset pasar TrendForce, telah memposting prediksi mereka mengenai kinerja pasar smartphone pada tahun 2022 mendatang. Menurut TrendForce, industri smartphone akan melanjutkan rebound karena ekonomi global kembali normal dan situasi pandemi perlahan terkendali.

Brand 2022 Market share Yearly change
Samsung 276 20% 1.1%
Apple 243 18% 5.4%
Xiaomi 220 16% 15.8%
Oppo 208 15% 2.5%
vivo 149 11% 6.4%

Tingginya permintaan pasar negara berkembang dan siklus penggantian perangkat, diprediksi akan membawa penjualan smartphone menjadi 1,39 miliar unit pada tahun 2022 dengan pertumbuhan tahunan 3,8%. Hal yang menarik adalah 660 juta unit atau sekitar 47,5% diantaranya akan mendukung jaringan 5G.

Samsung diprediksi masih akan memimpin, penjualan smartphone perusahaan asal Korea Selatan itu diperkirakan akan mencapai 276 unit. Ia akan menguasai pangsa pasar sebesar 20% dengan pertumbuhan tahunan sebesar 1,1%.

Samsung Galaxy Z Fold3 5G
Samsung Galaxy Z Fold3 5G | Foto Samsung

Saat ini smartphone flagship inovatif dari Samsung yakni Galaxy Z Fold3 5G dan Galaxy Z Flip3 5G memang belum ada yang mampu menandinginya. Belum lagi kejutan dari penerus Galaxy S21 series yang segera datang dan Samsung juga cukup fleksibel mengeluarkan model baru Galaxy A series untuk menggempur pasar kelas menengah ke bawah.

Apple iPhone 13 series
Apple iPhone 13 series | Foto Apple

Posisi kedua diprediksi milik Apple dengan total penjualan 243 juta unit, mencakup pangsa pasar 18%, dengan pertumbuhan tahunan 5,4%. Rumornya perusahaan asal Cupertino itu akan merilis iPhone SE generasi berikutnya pada kuartal pertama tahun ini. Katanya masih akan mempertahankan layar 4,7 inci dan ditenagai chipset Bionic A15. Tentu saja, kita masih perlu melihat kinerja dari penjualan iPhone 13 series, sampai generasi berikutnya iPhone 14 series dirilis dan mendorong penjualan lebih tinggi.

Posisi selanjutnya berturut-turut merupakan pabrikan smartphone asal Tiongkok, yakni Xiaomi, OPPO, dan vivo yang akan mencoba memperluas pengaruhnya di kancah global. Xiaomi diprediksi akan menjual 220 juta unit smartphone, meraih pangsa pasar 16%, dengan pertumbuhan tahunan mencapai 15,8%. Menawarkan perangkat dengan spesifikasi lebih tinggi di kelasnya dan harga yang sangat agresif, sejauh ini formula andalan Xiaomi masih bekerja dengan sangat baik.

Sementara, OPPO diperkirakan akan menjual 208 juta unit, dengan pangsa pasar 15%, dan tumbuh 2,5%. Sedangkan, penjualan smartphone vivo akan mencapai 149 juta unit di tahun 2022, dengan pangsa pasar 11%, dan pertumbuhan tahunan 6,4%.

Lima besar pabrikan smartphone di atas mencaplok pangsa pasar smartphone hampir 80%. Sisanya akan diperebutkan oleh vendor lain, termasuk Huawei yang masih tertatih-tatih, Honor, Motorola, ASUS, ZTE, Sony, Infinix, dan lainnya.

Sumber: GSMArena

5 Pilihan Gadget Baru di Indonesia, Minggu Ke-2 Bulan November

Pada minggu kedua bulan November 2021, masyarakat Indonesia kembali diberi pilihan gadget baru yang sekaligus bisa menjadi rekomendasi gadget akhir tahun. Mulai dari rangkaian smartphone dari realme, duo smartphone flagship terjangkau seri 11T dari Xiaomi, dan satu kelas menengah dari Infinix. Serta, drone DJI Mavic 3 yang membawa upgrade signifikan dengan sensor Four Thirds 20 MP dan smartwatch premium Huawei Watch GT 3. Langsung saja, penjelasan singkatnya sebagai berikut:

1. realme

Realme GT Neo2

Dari realme, ada tiga smartphone baru yang menyasar segmen atas sampai bawah. Mulai dari realme GT Neo2 untuk segmen atas yang dijual dengan harga Rp6.499.000 untuk varian memori 12/256 GB.

Walaupun harganya tak terlalu tinggi, smartphone yang menjalankan realme UI 2.0 berbasis Android 11 ini mengemas fitur yang mengesankan. Ia mempersembahkan layar AMOLED 6,62 inci FHD+ dengan refresh rate 120 Hz, artinya sudah optimal buat kebutuhan gaming.

Dapur pacunya juga kencang dengan chipset Snapdragon 870 5G, pembaruan langsung dari Snapdragon 865. Terlebih didukung RAM 12 GB dan ditambah lagi RAM virtual hingga 7 GB berkat fitur Dynamic RAM Expansion (DRE).

Lanjut ke kelas menengah, realme mengutus Narzo 50A yang dibanderol Rp2.099.000 untuk varian memori 4/64 GB dan Rp2.299.000 untuk 4/128 GB. Perangkat ini berfokus untuk menghadirkan performa kuat dengan harga kompetitif.

Narzo 50A adalah smartphone berlayar IPS 6,5 inci HD+ yang ditenagai chipset MediaTek Helio G85 dan disuplai baterai jumbo 6.000 mAh. Ia juga menggunggulkan kamera utama dengan resolusi tinggi 50 MP.

Pindah ke kelas bawah, realme membawa Narzo 50i dijual pada harga Rp1.599.000 dengan konfigurasi 4/64 GB.

Ia mengusung layar IPS 6,5 inci HD+ dan menjalankan realme UI Go Edition sehingga resource yang dijalankan tidak seberat perangkat non Android Go. Sayangnya, karena alasan kelangkaan chipset, Narzo 50i masih menggunakan chipset lawas yaitu Spreadtrum SC9863A.

Tak lupa, realme juga memiliki smartband baru bernama realme Band 2 yang dijual pada harga Rp499.000. Ia mengusung layar 1,4 inci dengan kecerahan 500 nit, dibekali sensor Goodix GH3011 yang dapat memantau detak jantung dan SpO2 selama 24 jam, dan baterai yang dapat bertahan hingga 12 hari.

2. Xiaomi

Xiaomi-11T-Series

Di penghujung tahun ini, Xiaomi kembali meramaikan pasar smartphone Tanah Air dengan dua smartphone flagship terjangkau yakni Xiaomi 11T dan 11T Pro. Keduanya berbagi desain dan fitur yang identik, yang beda ialah model chipset-nya.

Fitur yang sama diantaranya layar AMOLED 6,67 inci FHD+ dengan refresh rate 120 Hz dan di depan diproteksi Gorilla Glass Victus. Tiga unit kamera belakang dengan kamera utama 108 MP, 8 MP dengan lensa ultrawide, dan 5 MP dengan lensa telephoto.

Perbedaan utamanya terletak pada penggunaan dapur pacu dan kecepatan pengisian dayanya. Xiaomi 11T ditenagai oleh chipset Dimensity 1200 5G dan baterai 5.000 mAh dengan pengisian cepat 67W. Sementara, Xiaomi 11T Pro menggunakan Snapdragon 888 5G yang juga membawa kemampuan perekaman video 8K 30 fps dan pengisian cepat 120W.

Dengan spesifikasi di atas, Xiaomi menjual Mi 11T dengan harga Rp5.999.000. Sementara, Mi 11T Pro 8/256 GB dijual pada harga Rp6.999.000 dan varian 12/256 GB pada harga Rp7.499.000.

3. Infinix 

Pindah ke Infinix Hot 11s NFC, bisa ditebak dari namanya bahwa perangkat kelas menengah ini memiliki fitur NFC yang serbaguna. Ia hadir dengan layar IPS 6,78 inci FHD+ dan memiliki refresh rate 90Hz.

Fitur lain, Infinix Hot 11s NFC menjalankan XOS 7.6 berbasis Android 11 dan memiliki kamera utama 50 MP di belakang. Ditenagai MediaTek Helio G88 Dual-Chip, RAM hingga 6GB, penyimpanan internal hingga 128 GB, dan baterai 5.000 mAh dengan pengisian cepat 18W.

Infinix Hot 11s NFC bisa didapatkan dengan harga Rp2.229.000 untuk varian 128/6 GB dan Rp1.949.000 untuk varian 64/4 GB.

4. DJI Mavic 3

Berikutnya ada sebuah drone baru dari DJI, Mavic 3. Kalau dibanding pendahulunya, Mavic 2 Pro dengan sensor 1 incinya sudah terbilang mengesankan, tetapi Mavic 3 menawarkan lebih lagi berkat sensor berukuran Four Thirds 20 MP menggunakan Hasselblad L2D-20c dengan lensa wide 24 mm dan aperture variabel F2.8-11.

Bukan hanya satu, Mavic 3 memiliki kamera sekunder menggunakan sensor CMOS tipe 1/2 inci 12 MP dengan lensa telephoto 162 mm F4.4. Kombinasi keduanya membuat Mavic 3 dapat melakukan hybrid zoom sebanyak 28x.

Untuk perekaman videonya, Mavic 3 dapat menghasilkan footage 5.1K dengan frame rate 50 fps dan mendukung perekaman 10-bit D-Log. Serta, 4K DCI atau UHD dengan frame rate 120 fps dan 1080p dengan frame rate hingga 200 fps (bitrate 200 Mbps dengan H.264 dan 140 Mbps dengan H.265).

Untuk harga, DJI Mavic 3 versi standar dibanderol dengan harga Rp33.750.000. Untuk tipe DJI Mavic Fly More Combo dibanderol Rp42.990.000, sedangkan DJI Mavic 3 Cine Premium Combo dengan built-in 1TB SSD dan didukung dengan perekaman video Apple ProRes 422 HQ dibanderol seharga Rp79.950.000.

5. Huawei Watch GT 3

Terakhir ada smartwatch premium dari Huawei dan pertama yang menggunakan sistem operasi HarmonyOS, yakni Watch GT 3. Ia dibanderol mulai dari Rp3.499.000 untuk model 46 mm Classic Edition dan Rp3.399.000 untuk Active Edition. Serta, Rp3.499.000 untuk model 42 mm Elegant Edition dan Rp3.399.000 untuk model Active Edition.

Beberapa keunggulannya antara lain TruSeen 5.0+ untuk memantau detak jantung secara lebih akurat dan dapat memantau kadar oksigen dalam darah. Ia dilengkapi fitur pemantauan latihan lebih dari 100 mode latihan termasuk 18 mode latihan profesional, 12 latihan luar ruangan, dan 6 latihan dalam ruangan.

Penutup

Dari rangkaian smartphone realme, tepatnya tiga untuk segmen yang berbeda dan dipermanis satu smartband murah meriah. Lalu, dua smartphone flagship terjangkau dari Xiaomi yang kembali meramaikan persaingan di jagat smartphone. Satu smartphone kelas menengah dari Infinix, drone terbaru Mavic 3, dan ditutup smartwatch premium dari Huawei. Dari semua itu, sudah menemukan yang Anda cari untuk upgrade atau hadiah akhir tahun?

Poco M4 Pro 5G Adalah Penerus M3 Pro 5G, dengan Chipset dan Kamera Lebih Baik

Masih ingat dengan Poco M3 Pro 5G? Ia adalah smartphone 5G terjangkau yang menempatkan dirinya sebagai ‘The Real 5G Killer‘, dirilis setengah tahun lalu dan masuk Indonesia pada akhir Juni 2021 dengan harga mulai dari Rp2,8 juta.

Kini Poco telah mengumumkan penerusnya, Poco M4 Pro 5G dan tentu saja konektivitas 5G masih menjadi salah satu sorotan utamanya. Dibanding pendahulunya, aspek performa dan kamera meningkat cukup signifikan.

Poco M4 Pro 5G kini mengandalkan chipset MediaTek Dimensity 810 dengan modem 5G terintegrasi. SoC ini dibangun menggunakan teknologi proses 6 nm, dengan CPU octa-core yang terdiri dari 2x Cortex-A76 2.4 GHz, 6x Cortex-A55 2.0 GHz, dan GPU Mali-G57 MC2.

Sebagai pembanding, Poco M3 Pro 5G ditenagai MediaTek Dimensity 700 7 nm. Sementara, konfigurasi memorinya masih sama, RAM LPDDR4X dan penyimpanan internal UFS 2.2 berkapasitas 4 GB+64 GB dan 6 GB+128 GB. Namun M4 Pro 5G didukung dynamic RAM, yang memungkinkan pengguna menambah RAM virtual hingga 5 GB.

Beralih ke kamera, sektor ini sebetulnya bukan fitur andalan Poco M4 Pro 5G. Ia hanya mengemas dua kamera, tetapi kamera utamanya mendapatkan upgrade dari sensor 48 MP menjadi 50 MP dan ditemani kamera 8 MP dengan lensa ultrawide 119 derajat.

Bagian depan, ia mengemas DotDisplay 6,6 inci FHD+ dalam aspek rasio 20:9 dan punya punch hole kecil untuk menyisipkan kamera depan 16 MP. Masih menggunakan panel IPS dengan refresh rate 90 Hz dan touch sampling rate 240 Hz. Didukung kecerahan maksimum 450 nit dan diproteksi Gorilla Glass 3.

Desain dan warna Poco yellow yang khas masih dibawanya, opsi lain ada power black dan cool blue. Bagian atas di sekitar kamera belakang ada bingkai hitam bersama label Poco berukuran cukup besar.

Peningkatan lain ialah kecepatan pengisian dayanya mencapai 33W yang dapat mengisi baterai 5.000 mAh dari 0-100% dalam waktu 59 menit. Selain itu, ia memiliki dual speaker dan X-axis linear motor yang siap memberikan pengalaman gaming imersif.

Soal harga, model dasar Poco M4 Pro 5G dengan memori 4/64GB dijual €230 atau sekitar Rp3,7 jutaan. Sementara, varian atas 6/128 GB dibanderol €250 atau Rp4,1 jutaan.

Sumber: GSMArena

Xiaomi Perkenalkan Seri 11T: Gunakan Chip Flagship Snapdragon 888 dan Dimensity 1200

Di penghujung tahun 2021, Xiaomi kembali meluncurkan dua perangkat flagship mereka. Kali ini, yang diperkenalkan oleh Xiaomi adalah seri T. Keduanya adalah Xiaomi 11T dan Xiaomi 11T Pro. Dua perangkat ini merupakan smartphone kembar yang menggunakan SoC berbeda.

“Xiaomi 11T series memiliki desain mutakhir untuk meningkatkan gaya hidup profesional serta mereka yang suka bergaya unik. Keduanya menghadirkan pengalaman flagship secara menyeluruh melalui kamera andal, pengisian daya cepat, layar luar biasa, dan performa luar biasa. Xiaomi 11T series akan menjadi pilihan terbaik bagi Xiaomi Fans untuk menutup tahun 2021,” kata Alvin Tse, Country Director Xiaomi Indonesia.

Seri Xiaomi 11T datang dengan kamera 108 MP pada kamera utamanya. Keduanya juga menggunakan layar 6,67 inci FHD+ yang menggunakan panel AMOLED dengan refresh rate 120 Hz serta memakai Gorilla Glass Victus. Baterai yang digunakan juga memiliki kapasitas 5000 mAh. Keduanya pun juga menggunakan chipset flagship buatan 2 produsen SoC teratas, Qualcomm dan Mediatek.

Walaupun begitu, dengan menyandang nama Pro, Xiaomi 11T Pro tentu saja memiliki fitur yang lebih baik dari Xiaomi 11T. Xiaomi 11T Pro mendukung Dolby Vision, pengisian bateari 120 watt, perekaman video 8K, dan lain sebagainya. Akan tetapi, 11T memiliki fitur Dual 5G yang tidak dimiliki oleh 11T Pro.

Untuk spesifikasi dari kedua smartphone dapat dilihat pada tabel berikut ini

Mi 11T Mi 11T Pro
SoC Mediatek Dimensity 1200 Qualcomm Snapdragon 888
CPU 1  x3.0 GHz Cortex-A78 + 3 x 2.6 GHz Cortex-A78 + 4 x 2.0 GHz Cortex-A55 1 x 2.84 GHz Kryo 680 + 3 x 2.42 GHz Kryo 680 + 4 x 1.80 GHz Kryo 680
GPU Mali-G77 MC9 Adreno 660
RAM 8 GB 8 GB dan 12 GB
Storage 256 GB 256 GB
Layar 120Hz 6.67” flat AMOLED DotDisplay 120Hz 6.67” flat AMOLED DotDisplay
Kamera 108MP/12 MP main, 8MP wide, 5MP macro, 16MP selfie 108MP/12 MP main, 8MP wide, 5MP macro, 16MP selfie
Baterai 5000 mAh 67 watt charger 5000 mAh 120 watt charger
OS Android 11 MIUI 12.5 Android 11 MIUI 12.5

Xiaomi menjual kedua perangkat ini dengan cukup terjangkau untuk sebuah perangkat flagship. Xiaomi Mi 11T dijual dengan harga Rp. 5.999.000. Untuk Mi 11T Pro 8/256 GB dijual pada harga Rp. 6.999.000 dan varian 12/256 GB pada harga Rp. 7.499.000. Pre order dilakukan pada tanggal 4-11 November 2021.

Pengiriman dijamin aman?

Saat ini sedang beredar kasus di mana pembelian perangkat Redmi pada sebuah ecommerce berujung pada pengiriman kotak kosong. Entah salah siapa, namun konsumen lah yang dirugikan atas kejadian ini. Hal ini tentu saja menjadi sebuah kekhawatiran apakah pembelian perangkat Xiaomi akan mengulang hal yang sama. Saya pun langsung menanyakan ini kepada Alvin.

Alvin mengatakan bahwa pada Xiaomi Official Store, Xiaomi memberikan kepercayaan operasionalnya kepada Shopee karena model bisnisnya adalah retail. Sayangnya, Xiaomi tidak bisa mengontrol untuk bagian logistiknya. Yang bisa dilakukan oleh Xiaomi pada kasus ini adalah meminta Shopee untuk memulai investigasi dengan partner logistiknya. Pada kasus ini, partner logistiknya adalah J&T.

Saat ini pasokan chipset juga sedang sulit dan oleh karena itu, banyak middlemen yang ingin mengambil keuntungan. Xiaomi meminta Shopee untuk melakukan investigasi apakah ada kecurangan pada jalur distribusinya. Kemungkinan lainnya adalah kadang-kadang ada juga kecurangan yang dilakukan oleh konsumen. Mereka membeli barang, melakukan pembungkusan ulang paketnya, dan mengambil video seakan-akan mereka adalah korbannya.

Walaupun begitu, Xiaomi selalu mengambil langkah untuk selalu percaya kepada para penggunanya atau konsumen, kecuali mereka terbukti salah. Langkah yang diambil saat ini adalah Xiaomi langsung mengembalikan dana konsumen namun masih menekan Shopee untuk melakukan investigasi. Setelah hasilnya keluar, Xiaomi nantinya akan mengeluarkan pernyataan dan menghukum siapa pun yang bersalah.

Redmi Smart Band Pro Unggulkan Layar AMOLED 1,47 Inci dan SpO2 Tracking

Kemampuan perangkat smart band terus bertambah, sensor dan fitur-fiturnya semakin lengkap dan fungsionalitasnya meningkat berkat layar yang lebih besar. Salah satu yang baru diperkenalkan ialah Redmi Smart Band Pro.

Mari mulai dari panel AMOLED 1,47 inci yang memenuhi 66,7% bagian depan yang cukup tajam 282 ppi dengan resolusi 194×368 piksel dan cerah 450 nit. Layar yang lebih besar, membuat konten dapat ditampilkan dengan lebih baik dan juga memudahkan dalam navigasi dan kontrol.

Layarnya telah dilengkapi sensor cahaya yang dapat menyesuaikan kecerahan secara otomatis, fitur praktis ini biasanya dilupakan di smart band entry-level. Permukaan layarnya dilindungi tempered glass 2.5D dengan sudut yang agak membulat dan sekaligus mempercantik penampilannya.

Bodinya terbuat dari material dari polycaprolactam (sejenis nilon, plastik), diperkuat dengan glass fiber. Serta, sudah water resistence 5 ATM yang akan baik-baik saja diajak menyelam hingga 50 meter. Sementara, talinya terbuat dari silikon lembut.

Sensor di dalamnya termasuk accelerometer, gyroscope, dan PPG heart rate monitor. Smart band ini dilengkapi 50+ band face dan 110+ mode workout termasuk 15 mode profesional.

Beberapa mode workout tersebut diantaranya outdoor running, treadmill, outdoor walking, outdoor cycling, hiking, trail run, trekking, indoor cycling, elliptical machine, rowing machine, jumping rope, HIIT, Yoga, freestyle, pool swimming, dan banyak lagi.

Fitur utama lain dari Redmi Smart Band Pro ialah heart rate monitoring 24 jam, SpO2 tracking (blood oxygen), sleep quality tracking, stress level monitoring, deep breath exercise, dan female health. Untuk penggunaan normal, perangkat ini dapat bertahan 14 hari dan hingga 20 hari dalam mode hemat daya berkat baterai 200 mAh. Saat ini, Xiaomi belum mengungkap harga dan ketersediaan Redmi Smart Band Pro.

Sumber: GSMArena

Xiaomi Umumkan Seri Redmi Note 11, Versi Pro+ Punya Pengisian Cepat 120W

Pada awal kemunculan Xiaomi di Indonesia, mereka hanya fokus menawarkan smartphone seri Redmi dan Redmi Note. Bagi yang membutuhkan performa lebih, untuk sekian tahun Redmi Note menjadi satu-satunya pilihan yang tersedia.

Sekarang kondisinya sudah berbeda, kehadiran smartphone seri Mi dan Poco di Tanah Air membuat posisi Redmi Note menjadi kurang begitu menonjol. Padahal dibanding Poco yang berfokus pada kecepatan misalnya, Redmi Note ialah smartphone yang kuat dan berimbang di segala aspek.

Nah yang terbaru, Xiaomi telah memperkenalkan tiga smartphone kelas menengah seri Redmi Note 11 di Tiongkok, meliputi Redmi Note 11 original, Note 11 Pro, dan Note 11 Pro+. Mari bahas lebih lanjut.

Redmi Note 11 Pro dan Note 11 Pro+

Kedua smartphone ini punya spesifikasi yang cukup identik. Mulai dari layar AMOLED 6,67 inci FHD+ dengan refresh rate 120Hz dan touch sampling rate 360Hz yang dilengkapi punch hole untuk kamera depan 16MP dengan diameter hanya 2,96mm.

Beralih ke belakang, tersemat tiga unit kamera dengan kamera utama 108MP menggunakan sensor Samsung ISOCELL HM2. Berpadu kamera 8MP dengan lensa ultrawide dan kamera telemacro 2MP.

Bagian inti dari smartphone yang menjalankan MIUI 12.5 berbasis Android 11 ini ialah chipset MediaTek Dimensity 920 5G. SoC tersebut membawa CPU octa-core yang terdiri dari 2x Cortex-A78 2.5 GHz, 6x Cortex-A55 2.0 GHz, dan GPU Mali-G68 MC4. Serta, didukung konfigurasi memori 6GB/128GB, 8GB/128GB, dan 8GB/256GB.

Sekarang mari bahas perbedaannya, keistimewaan yang dimiliki Redmi Note 11 Pro+ adalah dukungan pengisian cepat 120W. Berbekal baterai 4.500 mAh, ia dapat mengisi penuh hanya dalam waktu 15 menit.

Sementara, kecepatan pengisian daya pada Redmi Note 11 Pro diturunkan menjadi 67W yang masih terbilang cepat. Ditambah kapasitas baterainya sedikit lebih besar yakni 5.160 mAh.

Redmi Note 11

Beralih ke Redmi Note 11, ia sangat berbeda dengan saudaranya. Mulai dari layar, Xiaomi menggunakan panel IPS 6,6 inci FHD+ dengan refresh rate 90Hz. Setidaknya punch hole-nya masih sama-sama mengemas kamera depan 16MP.

Balik ke belakang, Redmi Note 11 hanya membawa dua unit kamera dengan kamera utama 50MP dan 8MP dengan lensa ultrawide. Chipset yang digunakan juga mengalami penyesuaian, dengan Dimensity 810 dan konfigurasi memori 4GB/128GB, 6GB/128GB, 8GB/128GB, dan 8GB/256GB.

Perbedaan lain dari segi daya, baterai 5.000 mAh miliknya hanya didukung pengisian cepat 33W yang dapat mengisi penuh dalam waktu 62 menit. Ketiganya dibekali sensor sidik jari yang terletak di sisi samping.

Untuk harga, Redmi Note 11 dibanderol mulai dari CNY 1.199 atau sekitar Rp2,6 jutaan akan tersedia dalam warna gradient, black, dan mint blue. Versi Pro-nya dijual mulai CNY 1.699 atau Rp3,7 jutaan dan tersedia dalam opsi warna black, aurora gradient, violet, dan forest green. Satu lagi versi Pro+ dijual mulai CNY 1.999 atau Rp4,4 jutaan dan punya warna eksklusif yang disebut Yibo Design.

Sumber: GSMArena

[Review] Xiaomi Poco F3, Performa Flagship dengan Harga Setengahnya

Smartphone besutan Xiaomi dikenal punya harga terjangkau dengan membawa spesifikasi yang tinggi di kelasnya. Termasuk Poco, namun perbedaannya dengan lini produk Xiaomi yang lain ialah Poco berfokus pada kecepatan yang nyata.

Kali ini DailySocial Gadget akan mengulas Poco F3 yang digadang-gadang sebagai flagship killer. Julukan tersebut bukan tanpa alasan, sebab smartphone 5G yang ditenagai chipset flagship Qualcomm Snapdragon 870 ini dilepas dengan harga mulai dari Rp4.999.000.

Selain itu, nilai jual utama dari Poco F3 ialah kualitas premium audio visual-nya. Ia mengemas panel AMOLED E4 6,67 inci FHD+ dengan refresh rate tinggi 120Hz dan memiliki dual speaker stereo Dolby Atmos.

Dari dua kombinasi ini saja sudah jelas, siapa yang cocok menggunakan Poco F3 yakni mereka yang mementingkan performa dan penikmat film. Untuk mencapai harga tersebut, tentunya ada beberapa fitur yang disesuaikan. Apa lebih dan kurangnya? Siamak review Xiaomi Poco F3 berikut ini.

Performa Flagship

Review-Xiaomi-Poco-F3-2

Pertama mari perjelas posisi dari Qualcomm Snapdragon 870, sebagai bagian dari Snapdragon 8 series, artinya chipset ini dirancang untuk smartphone kelas atas. Namun perlu diketahui bahwa ia tidak mengusung teknologi mutakhir seperti yang terdapat pada Snapdragon 888 dan 888+.

Snapdragon 870 dibuat dengan dasar yang sama seperti chipset flagship tahun lalu yakni Snapdragon 865 dan 865+. Diproduksi pada pabrik TSMC menggunakan proses fabrikasi 7nm, dengan CPU Kryo 585 berbasis Cortex A-77, dan GPU Adreno 650.

Perbedaannya clock speed prosesor Kryo 585 pada Snapdragon 870 telah ditingkatkan kecepatannya hingga 3,2 GHz. Naik dari 2,84 GHz pada Snapdragon 865 dan 3,1 GHz untuk Snapdragon 865+.

Selebihnya spesifikasi lainnya identik, termasuk penggunaan modem 5G Snapdragon X55 yang sudah mendukung Sub-6 dan mmWave. Serta, AI Engine generasi ke-5 dengan prosesor Hexagon 698 dan Tensor Accelerator yang menghasilkan performa 15 tera operations per second (TOPS).

Lalu, bagaimana performa smartphone Android 11 dengan MIUI 12.5 for Poco itu dalam kehidupan nyata? Seperti yang diharapkan, didukung RAM LPDDR5 hingga 8GB dan penyimpanan internal UFS3.1 hingga 256GB – Poco F3 sangat cakap dalam menangani berbagai tugas di kehidupan sehari-hari.

Mesin yang powerful untuk gaming dan pembuatan konten. Bagaimanapun Snapdragon 870 merupakan chipset Qualcomm tercepat kedua di bawah Snapdragon 888 series.

Layar AMOLED E4 6,67 inci FHD+ 120Hz

Review-Xiaomi-Poco-F3-3

Nilai jual Poco F3 selanjutnya terletak di bagian paling utama dari sebuah smartphone yakni layar. Ia mengemas panel AMOLED E4 6,67 inci FHD+ dalam aspek rasio 20:9 yang mampu menampilkan warna yang kaya dan akurat.

Bagi pecinta film, Poco F3 membawa pengalaman menonton premium ke level berikutnya. Berkat tingkat kecerahan yang diklaim mencapai 1300 nits, Anda tidak akan lagi kesulitan menonton film di luar ruangan.

Tentu saja, Poco F3 sudah mengantongi sertifikasi Widevine L1 dan HDR10+. Saya coba di Netflix, ia mendukung pemutaran video FHD HDR. Fasilitas dual speaker stereo Dolby Atmos yang imersif juga membuat pengalaman menonton semakin menyenangkan.

Biar lebih optimal lagi, Poco menyediakan fitur dua AI image engine. Pertama AI HDR enhancement yang dapat memberikan detail tambahan di area terang dan gelap saat menonton video HDR. Lalu kedua MEMC, yang memungkinkan konten video berjalan lebih mulus dengan teknik penambahan frame rate.

Layar Poco F3 juga mendukung color gamut 100% pada color space DCI-P3. Ditambah kerapatan kerapatan layar 395ppi, kegiatan kreatif seperti editing foto yang menuntut akurasi warna tinggi dapat dilakukan secara lebih presisi.

Keseimbangan warna di layar Poco F3 dapat disesuaikan lebih jauh sesuai preferensi pengguna lewat fitur color scheme. Ada empat opsi mode warna yakni auto, saturated, original color, dan advanced settings.

Bila memilih advanced settings, kita bisa mengatur color gamut ke enhanced, original, P3, dan sRGB. Juga ada adaptive color yang bila diaktifkan dapat menyesuaikan tampilan warna sesuai kondisi pencahayaan sekitar.

Buat keperluan gaming, chipset kencang yang dipadukan layar dengan refresh rate tinggi 120Hz dan touch sampling rate di angka 360Hz merupakan sebuah paket komplet. Dipastikan Poco F3 dapat menunjang skill dan performa dari sang gamer saat bermain game-game kompetitif. Di pengaturan layar, Poco menyediakan opsi pengaturan refresh rate 60Hz atau 120Hz.

Untuk melengkapi pengalaman gaming, Poco F3 dibekali motor linear sumbu-x yang memberikan umpan balik getaran yang realistis. Baterai 4.520 mAh dengan pengisian cepat 33W yang hanya butuh waktu 52 menit untuk mengisi penuh dan teknologi Liquid Cool 1.0 Plus untuk mendukung bermain game durasi panjang.

Desain Khas Kelas Menengah

Dua hal yang dikompromikan oleh Xiaomi pada Poco F3 ialah aspek desain dan kamera. Dari segi desain, ia mengemas desain tipikal smartphone kelas menengah dengan layar datar dan sensor sidik jari di samping bodi.

Desain Poco F3 sangat mirip dengan Redmi K40 dan Mi 11i. DotDisplay dengan bezel layar yang lumayan tipis dan punch hole kecil untuk kamera depan di atas bagian tengah. Sedangkan kamera belakangnya mengadopsi desain halo ring, meski susunannya berbeda dengan Mi 11 series dan cukup menonjol.

Build quality-nya bagus, meski bingkainya dari plastik tetapi yang berkualitas tinggi. Hadir dengan ketebalan 7,8 mm, bobot 196 gram, dan punya sudut-sudut yang agak membulat – Poco F3 terasa solid dalam genggaman tangan.

Bagian depan dan belakangnya juga sudah diproteksi Gorilla Glass 5. Tersedia dalam warna klasik arctic white dan night black, serta deep ocean blue yang tampil lebih unik dan menonjol seperti yang saya uji. Ketiganya memiliki finishing glossy yang mudah ditempeli noda sidik jari. Solusinya sudah disediakan Poco, cukup pakai casing pelindung bawaannya.

Untuk kelengkapan di sekeliling bodinya, tombol power dan volume ditempatkan di sisi kanan dan sisi kirinya polos. Di sisi atas ada earpiece yang berfungsi ganda sebagai speaker kedua dan IR blaster. Lalu, di bawah ada SIM tray dengan dua slot nano SIM tanpa slot microSD, port USB-C, mikrofon, dan speaker.

Kamera 48MP

Review-Xiaomi-Poco-F3-10

Ini yang membedakan Poco F3 dengan perangkat lain yang ada di pasar, ia tidak menonjolkan aspek kamera. Meski begitu bukan berarti kemampuan kamera Poco F3 sekadarnya, hanya saja konfigurasi kameranya mengalami penyesuaian.

Poco F3 mengemas tiga kamera di belakang, dengan kamera utama 48MP di bawah lensa wide 25mm f/1.8 dan mengandalkan sensor Sony IMX582 berukuran 1/2 inci dengan piksel 0,8 µm. Sebagai pembanding, kamera utama Mi 11 Lite yang dibanderol tiga jutaan saja sudah menggunakan sensor 64MP.

Seperti biasa, dengan teknologi quad-bayer 2×2, maka secara default hasilnya 12MP dengan piksel 1.6µm. Sisanya meliputi kamera ultra wide 8MP f/2.2 dengan sensor Sony IMX355, kamera macro 5MP f/2.4 menggunakan sensor Samsung S5K5E8 untuk bidikan jarak dekat 3-7 cm, dan kamera depannya 20MP f/2.5.

Untuk aplikasi kamera Poco F3, antarmukanya khas seperti perangkat MIUI. Peralihan antar mode bisa dilakukan dengan mengusap ke kiri dan kanan, dengan pintasan zoom antara ultrawide, 1x, dan 2x. Lalu, pada sisi sebrang tombol rana – ada pengaturan flash, HDR, AI, filter, Google Lens, dan opsi pengaturan lainnya.

Fitur kamera yang tersemat sangat lengkap, meliputi photo, portrait, video, dan pro. Lalu pada opsi ‘more’ ada 12 mode tambahan, meliputi night, 48MP, short video, panorama, documents, vlog, slow motion, time-lapse, dual video, movie effects, long exposure, dan clone. Berikut beberapa contoh hasil jepretan Poco F3:

Perekaman videonya mendukung hingga resolusi 4K pada 30fps dan 1080p dengan frame rate 30/60fps. Poco menjejalkan tiga mikrofon di dekat modul kamera belakang yang mampu menangkap suara sekitar 360 derajat dan mengisolasi suara untuk menghilangkan noise latar belakang.

Verdict

Review-Xiaomi-Poco-F3-11

Dari uraian di atas, sekarang kita sudah mengetahui lebih dan kurangnya Poco F3. Ia fokus pada kecepatan, chipset Snapdragon 870 tidak tanggung-tanggung dalam memberikan performa besar yang nyata. Cocok buat mereka yang mengidamkan performa gahar dengan budget terbatas, Poco F3 cuma dibanderol dengan harga setengah dari kebanyakan smartphone flagship.

Pengalaman pengguna premium juga diperoleh berkat kualitas layar AMOLED-nya, maksimal untuk menikmati hiburan – baik nonton film maupun gaming, serta mampu menunjang kegiatan pembuatan konten kreatif. Semua kelebihan itu dikemas dalam desain tipikal smartphone kelas menengah dengan layar datar dan sensor sidik jari di samping.

Namun jika fotografi sangat penting bagi Anda, Poco F3 mungkin bukan jawaban yang Anda cari – ia tidak menawarkan kemampuan kamera terbaik. Bukan jelek, fitur-fiturnya kameranya juga tetap komplet, hanya saja konfigurasi kameranya kurang mentereng. Bila memilih Poco F3 sebagai daily driver, Anda harus sedikit kompromi dengan desain dan kamera, untuk mendapatkan performa dan kualitas layar yang luar biasa.

Sparks

  • Chipset Qualcomm Snapdragon 870 yang sangat kencang
  • Layar AMOLED E4 120Hz yang kaya warna dan akurat
  • Sudah mendukung jaringan 5G
  • Harga sangat kompetitif, setengah dari smartphone flagship

Slacks

  • Desain khas kelas menengah dengan layar datar
  • Sensor sidik jari di samping
  • Konfigurasi kamera kurang mentereng