XL Axiata Resmikan Kehadiran Layanan Video Streaming Tribe

Hari ini (18/3) XL Axiata (XL) resmi menghadirkan layanan streaming video yang bernama Tribe. XL sendiri sebelumnya sudah mengindikasikan kehadiran Tribe pada bulan Februari silam. Saat ini, layanan video dari Tribe yang dapat diakses melalui smartphone dan tablet masih bersifat eksklusif untuk pelanggan XL saja.

CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, “Visi dari XL meluncurkan layanan Tribe adalah untuk menyediakan layanan hiburan berkualitas bagi penggunanya. Dengan dukungan XL 4G LTE, kebutuhan pelanggan dan masyarakat untuk menyaksikan film, serial, dan siaran olahraga kapan dan di mana saja bisa terpuaskan. Melalui Tribe, XL juga [memberi] dukungan untuk memajukan film nasional.”

“Kami kerja samanya [menghadirkan Tribe] dengan Axiata Digital Video, jadi memang ini kerja samanya esklusif untuk XL. […] Ada investasi, tapi tidak besar. Untuk kontennya, Axiata Digital Video yang menyiapakan. Modelnya, revenue sharing dengan mereka,” tambah Dian.

XL sendiri bekerja sama dengan beberapa rumah produksi besar untuk menyediakan konten film, termasuk juga OH!K, Channel M, serta FOX Sport. Saat ini Tribe diklaim telah menyediakan konten film yang cukup lengkap, mulai dari horor, action, drama, hingga olahraga. Namun yang menjadi titik fokus utama adalah konten film-film Asia yang berasal dari Korea Selatan karena saat ini konten tersebut tengah menjadi tren di kalangan milenial.

Terkait konten film Indonesia, melalui TRIBE, XL juga ingin menunjukkan komitmen dalam mendorong pengembangan industri film nasional. Dengan layanan ini, film-film nasional termasuk produksi baru bisa disaksikan oleh masyarakat Indonesia. Joko Anwar adalah salah satu tokoh perfilman Indonesia yang turut mendukung kehadiran Tribe.

Meski disebutkan telah tersedia di Google Play dan Apps Store, namun saat ini untuk menikmati Tribe secara gratis selama 30 hari pelanggan XL wajib mengaktifkan langgan melalui aplikasi MyXL. Untuk pembayaran sendiri, XL baru menerima metode melalui potong pulsa XL. Biaya yang dikenakan yakni sekitar Rp 25.000 per bulan.

Syarat lain yang harus dipenuhi selain menggunakan nomor XL adalah spesifikasi minimum perangkat keras ponsel pintar atau tablet yang digunakan. Disebutkan XL bahwa Tribe baru bisa dinikmati secara maksimal dengan menggunakan smartphone yang sudah mengadopsi 4G/LTE. Secara spesifik, jenis ponsel atau gawai yang ideal yakni yang terpasang sistem operasi Android versi 4.4 ke atas atau iPhone minimal tipe 5S.

Dengan hadirnya Tribe, artinya pasar streaming video di Indonesia kini semakin bergairah untuk dijamah. Meski tersandung pemblokiran, namun secara teknis Netflix sudah hadir di Indonesia. Masih ada juga HOOQ dari SingTel yang akan menyambangi Indonesia lewat Telkomsel dan iflix dengan pintu masuk melalui grup Emtek. Belum lagi beberapa alternatif yang disediakan pemain lokal seperti Kineria.

Application Information Will Show Up Here

Solusi Digital mFish XL Sambangi Yogyakarta dan Balikpapan

PT XL Axiata Tbk (XL) baru saja mengimplementasikan solusi mFish kepada para nelayan di beberapa daerah di Provinsi Yogyakarta dan kota Balikpapan. Solusi mFish ini merupakan aplikasi digital yang diprakarsai oleh XL bekerja sama dengan TONE. Aplikasi ini dirancang untuk memudahkan para nelayan informasi cuaca, lokasi keberadaan plankton, arah dan kecepatan angin, posisi di laut, serta waktu air pasang dan  informasi lain terkait dengan kegiatan nelayan. Di Yogyakarta dan Balikpapan XL berharap mFish ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas dan keamanan selama bekerja di laut.

Di Yogyakarta aplikasi mFish sudah mulai dikenalkan kepada nelayan yang berada di Pantai Baron, Gunung Kidul, dan Pantai Depok, Bantul, Yogyakarta. Sementara itu satu minggu sebelumnya aplikasi mFish ini sudah dulu menyapa para nelayan di Balikpapan, Kalimantan Timur.

“Tahun ini kami mulai mengimplementasikan mFish bagi para nelayan di wilayah DI Yogyakarta dengan harapan sarana berteknologi digital yang kaya manfaatkan ini juga bisa dimanfaatkan warga nelayan setempat memang membutuhkan dukungan untuk lebih produktif. Pada tahap awal ini, akan ada 260 paket mFish yang kami bagikan kepada nelayan Yogyakarta,” terang Vice Presiden Central Region XL Bambang Parikesit.

Bambang menambahkan, untuk wilayah Pantai Baron pihaknya telah mendistribusikan 160 paket mFish untuk nelayan Pantai Baron, Gunung Kidul. Sedangkan untuk Pantai Depok, Bantul dialokasikan sebanyak 100 paket mFish.

MFish_1

Satu paket mFish terdiri dari handset, kartu SIM XL, pengisi baterai tenaga sinar matahari, tas anti air, dan kabel data. Implementasi mFish di Yogyakarta ini sekaligus sebagai upaya XL untuk mensosialisasikan pemanfaatan teknologi digital guna meningkatkan kinerja dan produktivitas warga di berbagai bidang.

Untuk memastikan implementasi mFish di Yogyakarta ini berjalan seperti yang diharapkan XL mendapatkan dukungan dari PT Komunika Mitra Pratama, mitra dealer XL di Yogyakarta. Bentuk dukungan ini berupa pendampingan kepada nelayan selama 6 bulan. Dalam periode tersebut akan ada petugas yang secara rutin mengunjungi nelayan untuk melakukan pendampingan sekaligus menjaga tingkat efektivitas.

Sementara itu untuk Balikpapan XL telah bekerja sama dengan Institut Teknologi Kalimantan Balikpapan. Untuk Balikpapan secara total XL telah menyediakan 500 paket mFish yang akan digunakan dua nelayan dari Kampung Baru dan Manggar dengan masing-masing menerima 250 perangkat.

Implementasi mFish di berbagai daerah nelayan di Indonesia ini menurut XL juga merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap visi pemerintah menyediakan “Desa Boradband”. Sejauh ini mFish sudah digunakan nelayan di beberapa wilayah Indonesia, seperti, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua, dan yang terbaru Yogyakarta.

XL Axiata Angkat Yessie D. Yosetya sebagai Direktur Independen Baru

PT XL Axiata Tbk (XL) baru saja melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Luar Biasa. Dalam rapat tersebut XL secara resemi telah mengangkat Yessie D. Yosetya, yang kini menjabat posisi Chief Service Management Officer, sebagai Direktur Independen untuk masa jabatan sampai 2019. Selain itu pada sesi paparan publik juga disebutkan bahwa XL menunjukkan capaian positif sepanjang 2015 silam.

Presiden Direktur XL Dian Siswarini menanggapi pengangkatan Direktur Independen baru ini mengatakan, “Pengangkatan Ibu Yessie sebagai Direktur Independen sudah sangat tepat. Beliau memiliki semua persyaratan untuk menjabat sebagai seorang Direktur. Selain juga [memiliki] dedikasi yang tinggi terhadap XL. Secara profesional, beliau juga telah menunjukkan kapasitasnya sebagai pemimpin yang mampu secara cakap membawa organisasi dalam menghadapi tantangan industri telekomunikasi dan digital yang tidak ringan.”

Yessie menggantikan posisi Ongki Kurniawan yang kini telah menjadi Direktur penuh. Perbedaan Direktur dan Direktur Independen, menurut Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), adalah posisi Direktur Independen tidak memiliki hak suara dalam voting.

Selain itu, Dian memaparkan sejauh mana pencapaian bisnis XL sepanjang 2015. Dari paparan tersebut, bisnis XL dinilai memperlihatkan hal yang positif. Hal ini ditandai dengan ARPU pelanggan yang terus meningkat dan pertumbuhan trafik data yang signifikan, lebih dari 35% pada kuartal ke empat tahun 2015.

Dari semua data yang dipaparkan pihak XL menunjukkan kontribusi signifikan dari layanan data terhadap pertumbuhan pendapatan data. Hal inilah yang coba terus ditingkatkan XL di tahun ini.

Selain itu dalam keterangan pers yang kami terima XL juga berkomitmen untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas jaringan mereka. Pada tahun 2015 tercatat XL telah memiliki 58.879 BTS, atau naik 13% dari tahun sebelumnya.

Sementara itu dari sisi pengelolaan keuangan, XL menjalankan serangkaian program inisiatif “Balance Sheet Management”. Program ini mencakup percepatan pelunasan dan konversi hutang ke mata uang Rupiah senilai $590 juta. Langkah ini merupakan bagian dari upaya XL untuk melunasi semua portofolio hutang dalam US Dollar yang tidak disertai fasilitas lindung nilai.

XL juga telah mengumumkan rencana untuk melakukan penerbitan saham baru (rights issue) guna menggalang dana yang akan digunakan untuk membayar kembali pinjaman dari pemegang saham sebesar $500 juta.

XL Resmikan Program XmartCities di NTB

PT XL Axiata Tbk (XL)  melanjutkan program XmartCities di wilayah Indonesia. Kali ini XL bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meresmikan empat layanan digital baru yang diterapkan di NTB. Empat layanan tersebut meliputi pemesanan pemakaman, pembayaran pajak kendaraan bermotor dengan XL Tunai, konten video dakwah bagi para ulama lokal, dan media komunikasi bagi panti asuhan.

Keempat program tersebut diresmikan langsung oleh Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Madji bersama dengan Direktur Digital Services XL Ongki Kurniawan Kamis (11/2).

Dalam rilis yang kami terima, Ongki mengatakan:

“Keempat layanan digital yang kini bisa mulai dimanfaatkan oleh masyarakat ini akan mengantar Provinsi NTB menjadi salah satu provinsi yang terdepan dalam memanfaatkan solusi digital dalam mengatasi problem sosial masyarakat, termasuk dalam menerapkan e-goverment. XL akan berusaha membantu pengembangan kerja sama ini di masa mendatang. XL mendukung program IBP (Internet Broadband Plan) & Smart City yang dicanangkan pemerintah, dengan memfasilitasi masyarakat Lombok dan sekitarnya untuk mendapatkan kemudahan terhadap informasi religi dan sosial,  melalui solusi digital dan jaringan 4G LTE XL.”

Layanan pertama yang termasuk dalam program XmartCities ini adalah layanan pemesanan makam. Layanan ini memungkinkan masyarakat setempat untuk memilih lokasi makan berdasarkan daerah, mengetahui lokasi makam sesuai statusnya,memilih dan memesan makam secara langsung, mengetahui status pemesanan dan mencari lokasi makam berdasarkan nama jenazah baik melalui aplikasi atau pun situs yang telah disediakan.

Layanan pemesanan makam tersebut bisa dinikmati oleh mereka yang berada di wilayah Karang Medain dan Bintaro, Kabupaten Lombok Barat di Demong Jempong dan Pemate, Lombok Tengah di Sengkerang dan Leneng Puah Raya, Lombok Timur di Selong dan Jero Waru, dan Lombok Utara di Nang Sebali Tanjung dan Karang Baru Pemenang.

Layanan selanjutnya adalah dakwah daring. Layanan ini memungkinkan para ulama untuk bisa menyebarkan materi dakwah secara daring dengan menggunakan format video. Saat ini tercatat ada tujuh ulama yang akan secara rutin mengisi konten dakwah di layanan ini, mereka adalah TGH Muh Khairi, KH Zainuddin Sulaiman, TGH Husain Basri, TGH Safwan Hakim, KH Zainudin Sulaiman, TGH Muharror Mahfuz, dan Ustad Satriawan Lc.

Solusi digital selanjutnya yang dibawa XmartCities di NTB adalah implementasi pembangunan situs untuk panti asuhan. Dengan adanya situs panti asuhan ini diharapkan bisa memudahkan proses sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai kondisi dan kebutuhan setiap panti asuhan dan memudahkan penyaluran donasi. Dalam proses pembangunan situs panti asuhan ini XL mendapat dukungan teknis dari STIMIK Bumigora, Mataram.

Solusi terakhir yang diusung XmartCities ke Mataram, NTB adalah penggunaan XL Tunai untuk membayar paja kendaraan bermotor. Kerja sama penggunaan XL Tunai ini sudah disahkan awal Juni 2015 silam. Diharapkan melalui program ini XL Tunai bisa menjawab kebutuhan Pemerintah Provinsi NTB untuk meningkatkan tingkat pembayaran pajak, sekaligus mempermudah masyarakat untuk melakukan pembayaran. Ini sekaligus yang pertama di Indonesia untuk model kerja sama layanan seperti ini.

XL Axiata dan SK Planet Kembali Suntik Dana 695 Miliar Rupiah untuk Elevenia

Platform marketplace elevenia awal tahun 2016 ini kembali mendapatkan pendanaan dari pemiliknya, XL Axiata dan SK Planet Korea Selatan sebesar $50 juta (sekitar 695 miliar Rupiah). Secara keseluruhan jumlah total investasi yang didapatkan elevenia sejak awal didirikan, hampir dua tahun yang lalu, adalah sekitar $110 juta (1,5 triliun Rupiah).

Dalam acara temu media hari ini, CEO elevenia James Lee mengungkapkan kesuksesan yang telah diraih oleh tim elevenia selama dua tahun beroperasi merupakan kepercayaan yang diberikan oleh investor dan stakeholder sehingga awal tahun ini elevenia kembali menerima dana segar.

“Tentunya dengan jumlah investasi yang baru dikucurkan target transaksi untuk tahun 2016 harus meningkat jumlahnya, setelah tahun 2015 elevenia berhasil mendapatkan nilai transaksi sebesar Rp 1,3 triliun. Tahun 2016 ini kami menargetkan jumlah transaksi sebesar Rp 3,5 triliun,” kata James.

Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk aktivitas pemasaran, pengembangan platform, service dan produk, menambah jumlah pegawai, dan memindahkan kantor pusat elevenia ke gedung yang lebih besar.

“Untuk memberikan yang terbaik bagi konsumen kami juga butuh untuk memaksimalkan seluruh aset yang telah kami miliki,” ungkapnya.

elevenia mengklaim sebagai market innovator di awal tahun ini telah memiliki rata-rata 20 ribu transaksi per hari, 4 juta produk yang tersedia di desktop dan aplikasi, 30 ribu penjual, 2 juta anggota yang terdaftar. Sementara itu hingga bulan Januari 2016 kunjungan di situs serta aplikasi secara keseluruhan berjumlah 40 juta pengunjung.

“Kami tidak pernah berhenti berinovasi untuk terus memberikan yang terbaik bukan hanya bagi konsumen, seller namun juga partner yang selama ini telah memberikan rasa percaya mereka kepada kami sebagai salah satu pemain di dunia e-commerce Indonesia,” kata James.

Mendukung National Payment Gateway

Dalam kesempatan yang sama turut hadir CFO Elevenia Lila Nirmandari. Terkait rencana pemerintah untuk membuat National Payment Gateway, Lila mengungkapkan pihaknya mendukung rencana pemerintah.

“Selama peraturan tersebut tidak menyulitkan dan tentunya melibatkan pihak-pihak yang tepat pada proses pembuatannya kami melihat tidak ada masalah dan akan mendukung semua kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah begitu juga dengan roadmap e-commerce dan perpajakan,” kata Lila.

Selama ini Lila mencatat transaksi terbesar yang dipilih oleh pengguna di elevenia sebagian besar berasal dari bank transfer dengan persentase sebanyak hampir 50%, disusul dengan kartu kredit sebesar 30%. Sementara untuk metode pembayaran lain, seperti e-money, masih sedikit jumlahnya yaitu hanya 1% saja.

“Kami melihat saat ini pengguna masih kesulitan untuk melakukan pembayaran dengan e-money, karena biasanya masing-masing operator memiliki batasan dan tidak memberikan kebebasan kepada penggunanya, mungkin ini bisa juga dijadikan masukan agar bisa dikoreksi oleh operator,” ungkap Lila.

Hal menarik yang juga disampaikan oleh Lila adalah selama ini elevenia tidak pernah menawarkan metode pembayaran dengan Cash on Delivery (COD), pilihan pembayaran yang selama ini cukup populer oleh pembeli e-commerce di Indonesia.

“Kami melihat sejak awal COD cenderung mengalami kegagalan sebanyak 30%, untuk itu elevenia tidak pernah untuk menambah pilihan pembayaran COD sekarang dan seterusnya,” kata Lila.

Hingga kini elevenia mengklaim produk seperti pulsa, token pulsa eletrik dan pln serta voucher lainnya masih menjadi pilihan pengguna ketika menggunakan elevenia. Sementara itu untuk produk lainnya yang juga banyak di incar adalah smartphone, fashion dan produk kecantikan.

Saat ini elevenia juga tengah mempersiapkan layanan baru yang sudah mulai ditawarkan kepada masyarakat yaitu mobile gift card, yaitu fitur yang memudahkan pengguna untuk mengirimkan ragam pilihan gift card untuk teman, keluarga dan lainnya melalui smartphone. Terdapat 35 partner yang saat ini sudah  bermitra dengan elevenia dan jumlahnya akan terus ditambah hingga Maret 2016 mendatang.

“Saat ini fitur gift card sudah bisa diakses oleh pengguna namun masih terbatas jumlahnya. Diharapkan pada bulan Maret mendatang kami sudah bisa meluncurkan secara resmi produk menarik ini,” kata Lila.

Mengajak pelaku UKM bermitra dengan elevenia

Untuk lebih menjangkau pelaku UKM, elevenia juga kerap melakukan kegiatan offline di berbagai kota di Indonesia, diharapkan dengan kegiatan ini dapat mengedukasi para pelaku UKM yang belum terbiasa berjualan dan membeli produk secara online, dan tentunya menarik lebih banyak pelaku UKM untuk menjadi seller di elevenia.

Terkait dengan pembangunan gudang yang saat ini sedang gencar dilakukan oleh pelaku e-commerce lainnya di Indonesia, elevenia seperti yang ditegaskan oleh James Lee tidak berniat untuk membangun gudang penyimpanan di Indonesia.

“elevenia tidak ada rencana untuk membangun gudang, karena kami melihat cukup besar kendalanya jika harus membangun gudang dan menampung barang-barang dari para seller kami untuk dikirimkan kepada pembeli. Untuk itu kami akan terus mengandalkan kemitraan dengan partner logistik kami, seperti JNE, TIKI, First Logistic dalam hal logistik,” kata James.

Di kesempatan tersebut James juga mengungkapkan sebagian besar pengguna terdaftar dan tidak terdaftar di elevenia menggunakan mobile untuk mengakses dan membeli semua produk yang ada di elevenia.

“Kami mencatat hampir 65% pengguna mengakses dan membeli produk elevenia langsung dari smartphone, membuktikan Indonesia memang negara mobile dengan jumlah penggunaan kartu prepaid terbanyak dan platform Android paling populer,” tuntas James.

Indosat Ooredoo dan XL Axiata Bermitra Untuk Inisiatif Network Sharing 4G/LTE

Indosat Ooredoo dan XL Axiata hari ini mengumumkan kerja samanya dalam inisiatif network sharing untuk jaringan 4G LTE melalui MORAN (Multi Operator Radio Access Network). Inisiatif ini memungkinkan kedua operator untuk menggunakan jaringan LTE yang sama di beberapa kota di Indonesia. Di fase awal ini kerja sama akan diimplementasikan di Banyumas, Surakarta, Batam, Banjarmasin, dan ke depan direncanakan akan diperluas ke beberapa kota lain.

Di Indonesia, pemerintah melalui Kemenkominfo juga sudah mulai merumuskan kebijakan network sharing. Kerja sama Indosat Oredoo dan XL Axiata sekaligus menjadi pemula model network sharing LTE di Indonesia. Bagi masyarakat hal ini akan banyak memberikan keuntungan, sembari mempercepat persebaran jaringan berkualitas baik di berbagai daerah di Indonesia menyambut ekonomi digital.

Menanggapi kerja sama ini, Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli mengatakan:

“Kami senang dapat bekerjasama dengan XL Axiata. Kerja sama ini memperluas jaringan 4G LTE untuk pelanggan kita dan mendukung program pemerintah membangun ekonomi digital Indonesia. Melalui inisiatif ini kami juga mendukung usaha pemerintah mengurangi impor dalam mata uang asing serta memungkinkan perusahaan untuk lebih efisien, mengurangi impor komponen dan fokus pada investasi dalam negeri.”

Alexander menambahkan bahwa rencana network sharing ini sudah dibicarakan sejak dua tahun terakhir. Ia mengatakan, “Kami berharap dengan kolaborasi ini akan dapat memberikan layanan yang lebih baik dengan memberikan jangkauan jaringan yang lebih luas. Kami sudah melihat respon yang baik dari penggunaan layanan LTE dan melalui kerja sama ini kita akan lebih mempercepat pergelaran LTE di seluruh Indonesia, memungkinkan negeri ini sebagai negara dengan pertumbuhan penggunaan 4G tercepat.”

Sementara itu Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini menyatakan:

“Merupakan bagian dari komitmen XL Axiata untuk  mendukung upaya pemerintah dalam percepatan penyediaan infrastruktur telekomunikasi yang  merata di wilayah Indonesia. Kerja sama yang dilakukan antara XL Axiata dan Indosat Ooredoo ini selain mendukung tujuan tersebut juga sekaligus menjadi upaya untuk mendorong daya saing perusahaan dalam hal meningkatkan efisiensi operasional dengan berbagi penggunaan infrastruktur bersama dan juga membawa keuntungan bagi pelanggan kami, sehingga pada akhirnya akan semakin mempercepat bergulirnya ekonomi digital di Indonesia.”

Secara teknis pelaksanaan kerja sama network sharing ini baru diimplementasikan terbatas pada Radio Access Network. Namun kedua operator sepakat ke depan untuk memperluas kerja sama menjadi Core Network Sharing, dengan dukungan dari pemerintah. Core Network Sharing yang efisien dinilai akan lebih meningkatkan penghematan yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk dapat melayani pelanggan pengguna LTE lebih banyak, tentunya dengan kecepatan data yang tinggi dan pengalaman penggunaan layanan yang lebih baik.

Aplikasi mFish Mulai Diberdayakan Nelayan-Nelayan Madura

PT XL Axiata (Persero) Tbk, selanjutnya disebut XL, kembali memperluas implementasi aplikasi mFish yang dikembangkan bersama dengan Tone. Kali ini sebanyak 110 nelayan dari enam desa di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur yang mendapatkan bantuan sarana digital aplikasi mFish. Direncanakan, kerja sama serupa juga akan segera terjalin dengan dua kabupaten lain di Madura, yakni Bangkalan dan Sumenep.

Rabu (23/12) pekan lalu, Wakil Bupati Pamekasan Kholil Asyari secara simbolis meluncurkan program kerja sama dengan XL yang bertema “Sinergi mFish dan Perikanan Berkelanjutan”. Diserahkan pula seperangkat alat pendukung aplikasi mFish kepada 110 nelayan yang berasal dari enam desa di Pamekasan.

Paket bantuan tersebut berupa ponsel pintar yang terpasang aplikasi mFish, paket data gratis selama 6 bulan (1GB per bulan), dan alat pengisi batere tenaga surya. Rencananya, setelah Pamekasan, XL akan melangsungkan kerja sama serupa di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sumenep.

Dalam keterangan yang kami terima, Vice President East Region XL Desy Sari Dewi mengatakan, “Alhamdulillah akhirnya implementasi program mFish di Kabupaten Pamekasan ini dapat kami wujudkan segera. […] Kami berharap, dengan menggunakan aplikasi mFish masyarakat nelayaan Pamekasan akan mampu meningkatkaan hasil tangkapan mereka yang pada akhirnya juga akan meningkatkan kualitas hidup.”

Melalui kerja sama ini, Dinas kelautan dan Perikanan setempat juga akan bisa mendapatkan data riil dari nelayan yang mencakup harga ikan serta jumlah tangkapan dalam jangka waktu tertentu. Bila Bangkalan dan Sumenep ikut serta, setidaknya tidak kurang dari 350 paket mFish akan dimanfaatkan di Madura pada tahap awal ini. XL juga akan menyediakan pendampingan selama enam bulan untuk mengedukasi penggunaan aplikasi mFish.

Aplikasi mFish yang berjalan di platform Android adalah aplikasi yang diperuntukkan bagi nelayan tanah air untuk membantu meningkatkan produktivitas menangkap ikan. Melalui aplikasi mFish, nelayan bisa mendapatkan berbagai informasi seperti cuaca, lokasi keberadaan plankton, arah dan kecepatan angin, posisi di laut, serta waktu air pasang. Selain itu, nelayan juga bisa saling berkomunikasi dengan memanfaatkan fitur chatting.

Selain di Madura, XL telah mengimplementasikan aplikasi mFish di kawasan Lombok dan Bali. XL sendiri memiliki target untuk dapat merangkul 23.000 ribu nelayan di akhir tahun 2015 ini. Program kerja sama dengan pemerintah kabupaten ini pun merupakan bentuk tindak lanjut XL setelah menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 30 Agustus 2015 silam.

XL XmartCity Yogyakarta Suguhkan Situs dan Aplikasi “Layak Anak”

XL Axiata kembali membuktikan komitmennya dalam program XmartCity. Kali ini bersama dengan pemerintah Yogyakarta, XL Axiata meluncurkan situs dan aplikasi Layak Anak. Kedua solusi digital tersebut nantinya akan menyuguhkan informasi mengenai keberadaan kampung ramah anak, statistik layak anak, dan serta berita seputar layak anak.

“Visi XL sangat jelas, yaitu kami membangun layanan ini sebagai wujud dari komitmen kami membantu masyarakat dalam usaha mengatasi berbagai permasalahan sosial melalui teknologi digital, dalam hal ini wanita dan anak anak. Selain itu, Yogyakarta selaku kota wanita, budaya dan pelajar adalah kota yang siap mengaplikasikan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Karena alasan itulah kami sangat mendukung ajakan Pemkot Yogyakarta untuk mengimplementasikan,” terang Direktur Digital Services Ongki Kurniawan.

Lebih jauh mengenai hal ini Ongki menjelaskan bahwa layanan Layak Anak ini bisa diakses di situs layakanak.org atau bisa mengunduh aplikasinya langsung di Google Play bagi mereka yang menggunakan gawai ber-platform Android. Untuk menghadirkan kedua layanan tersebut XL menggandeng STIKIK AMIKOM Yogyakarta.

Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengungkapkan hadirnya layanan Layak Anak ini sejalan dengan visi kota Yogyakarta yang memang memiliki visi untuk menjadi kota layak Anak.

“Kota Yogyakarta sendiri memang memiliki visi untuk menjadi kota yang layak anak. Usaha untuk itu telah mendapatkan penghargaan Kota Layak Anak sejak 2009 dari Kementerian‎ Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Tahun ini, penghargaan tersebut berhasil kami dipertahankan. Dengan implementasi sarana digital Layak Anak ini, maka akan semakin kukuh predikat Kota Yogyakarta sebagai kota yang ramah untuk ditinggali dan tempat pendidikan anak-anak. Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan Kota Yogyakarta berencana menambah 21 kampung ramah anak pada tahun ini sehingga jumlahnya menjadi 136 kampung hingga akhir tahun,” papar Haryadi.

Dari Kampung Ramah Anak hingga agenda kesehatan anak

Ada beberapa fitur utama yang terdapat di layanan Layak Anak ini. Salah satunya adalah fitur Kampung Ramah Anak (KRA). Pada fitur ini masyarakat bisa dengan mudah mengetahui informasi letak kampung ramah anak berada. Dengan informasi tersebut pengguna juga bisa saling mengenal, bertukar informasi dan pengalaman sehingga bisa membangun KRA.

Selain itu ada juga fitur agenda kesehatan anak. Pada fitur ini masyarakat terutama orang tua bisa mengatur agenda rutin dan pokok untuk menjamin kesehatan putra-putrinya. Agenda tersebut bisa seperti  jadwal berkunjung ke Posyandu, suntik Campak, BATITA, dan periksa gigi. Sementara pada bagian informasi berita, masyarakat bisa menyimak berita-berita terbaru mengenai tema anak dan wanita.

Program XL XmartCity Yogyakarta sendiri merupakan program solusi digital yang terintegrasi yang coba diterapkan untuk ikut membantu memecahkan berbagai masalah sosial perkotaan seperti urbanisasi, transportasi, dan kesehatan. Sejauh ini XL dan Pemkot Yogyakarta telah berkerja sama untuk membuat layanan aplikasi informasi yang akurat dan up to date yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Sebelumnya, XL juga telah mengimplementasikan layanan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan dengan menggunakan sarana e-money XL Tunai.

XL Axiata Siapkan 500 Miliar Rupiah Kembangkan Platform Digital untuk UKM DigiBiz

XL Axiata (XL) menggebrak dengan menyiapkan dana 500 miliar Rupiah yang bakal diinvestasikan dalam jangka waktu tiga tahun untuk menjaring Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan platform digital-nya, DigiBiz. Mereka berharap di akhir tahun 2016 ada sekitar 20 ribu UKM yang tergabung dalam platform ini.

Peresmian DigiBiz dilakukan Presiden Direktur XL Dian Siswarini dalam sebuah acara yang dihadiri Menkominfo Rudiantara, perwakilan Kementerian Koperasi dan UKM, Presiden komunitas Tangan Di Atas (TDA) Mustofa Ramdloni.

TDA digandeng sebagai jembatan XL menggaet para UKM. TDA sebagai wadah para pedagang dan pengusaha UKM saat ini telah memiliki lebih dari 10 ribu anggota di seluruh Indonesia. Tak heran jika XL berarti pasang target tinggi, 20 ribu anggota hingga akhir tahun depan.

Pada dasarnya, DigiBiz terdiri dari tiga solusi. Solusi pertama adalah Produk. UKM yang bergabung akan mendapat produk yang relevan. Kedua adalah solusi Bisnis. Di sini UKM akan mendapat manfaat seperti tempat berjualan, promosi, pinjaman, dan informasi bisnis. Yang terakhir adalah Jejaring. Secara tidak langsung UKM diklaim akan memperoleh jaringan bisnis yang lebih luas jika memanfaatkan platform ini.

Meskipun tidak gratis, XL tampaknya berusaha membuat solusinya lebih terjangkau untuk UKM. Ada beberapa produk yang ditawarkan dalam paket UKM ini, yaitu:

  • Paket layanan Internet 4G/LTE
  • Produk “jumpStart” berupa solusi Virtual Telephony “XL Mobex”
  • Solusi “Usahawan” untuk pembuatan situs
  • Produk “leapFrog” berupa layanan mobile ads
  • Produk “goGrow” berupa layanan “XL You See”

Saat ini XL telah memiliki 250 konsumen UKM yang sudah tergabung.

Direktur Digital Service XL Ongki Kurniawan dalam rilisnya mengatakan, “DigiBiz merupakan platform yang bersifat solusi digital guna mendukung para pelaku usaha UKM untuk memulai dan mengembangkan bisnis. Dengan kompetensi kami di bidang teknologi informasi dan komunikasi, kami ingin berperan aktif mendorong kalangan UKM untuk bisa lebih memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan produktivitasnya. Solusi dari XL ini sangat mudah diterapkan, bahkan hanya dengan ponsel saja sudah bisa dijalankan. Kami berharap, hingga akhir tahun depan setidaknya 20 ribu UKM sudah memanfaatkan DigiBiz.”

XL Axiata Siapkan Transformasi Mobile Advertising dengan Konektivitas 4G/LTE

Penerapan teknologi 4G/LTE di lingkungan layanan XL Axiata terus diperluas dengan mentransformasikan berbagai layanan yang ada di dalamnya. Salah satu layanan yang akan turut didongkrak adalah AdReach, mobile advertising milik XL Axiata. Dengan konektivitas data yang lebih kencang, AdReach akan memaksimalkan kualitas layanan iklan berformat video dan gambar.

Meningkatkan kualitas gambar dinilai akan memberikan dampak baik pada penyampaian pesan kepada konsumen yang ditargetkan. Ditargetkan transformasi layanan iklan ini akan efektif berlangsung tahun 2016 mendatang.

Penuh percaya diri dengan peningkatan layanan memanfaatkan momentum 4G/LTE, Direktur Digital Services XL Axiata Ongki Kurniawan menyampaikan:

“Visi kami dalam menyelenggarakan layanan moble adversiting adalah menjadi media agnostic yang dapat melayani brand secara end-to-end. Melalui AdReach, kami akan terus mengembangkan solusi iklan digital yang semakin efektif untuk mencapai tujuan dari para brand klien kami. Salah satunya adalah mengkombinasikan antara keunggulan teknologi telko dengan media sosial, sehingga secara profil segmen menjadi target akan lebih tajam dan terukur.”

Ongki juga menuturkan dengan hadirnya layanan 4G/LTE akan sangat berpengaruh dalam pengembangan bisnis layanan mobile advertising itu sendiri. Keberadaan akses internet cepat akan mempermudah penyampaian iklan kepada pasar yang dituju, tidak hanya berbentuk teks saja, namun juga berupa gambar dan video. Dengan demikian iklan yang disampaikan akan mampu lebih meningkatkan engagement antara pelanggan dengan materi iklan.

Secara umum XL melihat peluang bisnis iklan digital ke depan sangat besar terutama karena behavior pelanggan sampai dengan saat ini semakin tergantung dengan smartphone. Smartphone dianggap dapat menjadi media yang sangat efektif dan mampu membangun engagement yang baik dengan target pasar. Selain hal-hal yang terkait dengan regulasi, tantangan pada bisnis ini adalah menyangkut masalah adopsi industri terhadap media digital, kebiasaan pelanggan, dan perkembangan teknologi.

Menurut Ongki terdapat beberapa keunggulan pada layanan AdReach XL. Di antaranya adalah AdReach dapat mengetahui siapa yang akan disasar, waktu yang disesuaikan dengan tujuan brand, serta hasil efektif yang dapat diukur dan dianalisis. Selain itu dikatakan juga AdReach mempunyai keunggulan dalam inovasi solusi, yang sesuai dengan tujuan brand dan menggabungkan solusi media mobile dengan media sosial.

Tahun ini XL sendiri menargetkan 30 kota di Indonesia akan terlayani oleh 4G/LTE. Perluasan wilayah layanan 4G/LTE untuk tahun depan juga menjadi salah satu rencana besar yang sudah mulai dipersiapkan.

Terkait layanan mobile advertising, XL juga menyampaikan sepanjang tahun 2015 AdReach berhasil mengembangkan layanan terhadap brand dengan peningkatan sebanyak 300% pada jumlah brand yang dilayani di di 2015. Saat Ini terdapat lebih dari 3.000 brand telah memanfaatkan AdReach.

Dari banyaknya pelanggan terpetakan 6 kategori bisnis utama, yaitu consumer good, elektonik, otomotif, e-commerce, travel, dan perbankan. Terdapat juga sekitar 300 UKM yang telah memanfaatkan layanan AdReach. UKM sendiri merupakan salah satu target klien dari AdReach, dan sudah tersedia paket khusus bagi UKM untuk beriklan.