XL Axiata Resmikan Kehadiran Layanan Video Streaming Tribe

Hari ini (18/3) XL Axiata (XL) resmi menghadirkan layanan streaming video yang bernama Tribe. XL sendiri sebelumnya sudah mengindikasikan kehadiran Tribe pada bulan Februari silam. Saat ini, layanan video dari Tribe yang dapat diakses melalui smartphone dan tablet masih bersifat eksklusif untuk pelanggan XL saja.

CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, “Visi dari XL meluncurkan layanan Tribe adalah untuk menyediakan layanan hiburan berkualitas bagi penggunanya. Dengan dukungan XL 4G LTE, kebutuhan pelanggan dan masyarakat untuk menyaksikan film, serial, dan siaran olahraga kapan dan di mana saja bisa terpuaskan. Melalui Tribe, XL juga [memberi] dukungan untuk memajukan film nasional.”

“Kami kerja samanya [menghadirkan Tribe] dengan Axiata Digital Video, jadi memang ini kerja samanya esklusif untuk XL. […] Ada investasi, tapi tidak besar. Untuk kontennya, Axiata Digital Video yang menyiapakan. Modelnya, revenue sharing dengan mereka,” tambah Dian.

XL sendiri bekerja sama dengan beberapa rumah produksi besar untuk menyediakan konten film, termasuk juga OH!K, Channel M, serta FOX Sport. Saat ini Tribe diklaim telah menyediakan konten film yang cukup lengkap, mulai dari horor, action, drama, hingga olahraga. Namun yang menjadi titik fokus utama adalah konten film-film Asia yang berasal dari Korea Selatan karena saat ini konten tersebut tengah menjadi tren di kalangan milenial.

Terkait konten film Indonesia, melalui TRIBE, XL juga ingin menunjukkan komitmen dalam mendorong pengembangan industri film nasional. Dengan layanan ini, film-film nasional termasuk produksi baru bisa disaksikan oleh masyarakat Indonesia. Joko Anwar adalah salah satu tokoh perfilman Indonesia yang turut mendukung kehadiran Tribe.

Meski disebutkan telah tersedia di Google Play dan Apps Store, namun saat ini untuk menikmati Tribe secara gratis selama 30 hari pelanggan XL wajib mengaktifkan langgan melalui aplikasi MyXL. Untuk pembayaran sendiri, XL baru menerima metode melalui potong pulsa XL. Biaya yang dikenakan yakni sekitar Rp 25.000 per bulan.

Syarat lain yang harus dipenuhi selain menggunakan nomor XL adalah spesifikasi minimum perangkat keras ponsel pintar atau tablet yang digunakan. Disebutkan XL bahwa Tribe baru bisa dinikmati secara maksimal dengan menggunakan smartphone yang sudah mengadopsi 4G/LTE. Secara spesifik, jenis ponsel atau gawai yang ideal yakni yang terpasang sistem operasi Android versi 4.4 ke atas atau iPhone minimal tipe 5S.

Dengan hadirnya Tribe, artinya pasar streaming video di Indonesia kini semakin bergairah untuk dijamah. Meski tersandung pemblokiran, namun secara teknis Netflix sudah hadir di Indonesia. Masih ada juga HOOQ dari SingTel yang akan menyambangi Indonesia lewat Telkomsel dan iflix dengan pintu masuk melalui grup Emtek. Belum lagi beberapa alternatif yang disediakan pemain lokal seperti Kineria.

Application Information Will Show Up Here

Solusi Digital mFish XL Sambangi Yogyakarta dan Balikpapan

PT XL Axiata Tbk (XL) baru saja mengimplementasikan solusi mFish kepada para nelayan di beberapa daerah di Provinsi Yogyakarta dan kota Balikpapan. Solusi mFish ini merupakan aplikasi digital yang diprakarsai oleh XL bekerja sama dengan TONE. Aplikasi ini dirancang untuk memudahkan para nelayan informasi cuaca, lokasi keberadaan plankton, arah dan kecepatan angin, posisi di laut, serta waktu air pasang dan  informasi lain terkait dengan kegiatan nelayan. Di Yogyakarta dan Balikpapan XL berharap mFish ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas dan keamanan selama bekerja di laut.

Di Yogyakarta aplikasi mFish sudah mulai dikenalkan kepada nelayan yang berada di Pantai Baron, Gunung Kidul, dan Pantai Depok, Bantul, Yogyakarta. Sementara itu satu minggu sebelumnya aplikasi mFish ini sudah dulu menyapa para nelayan di Balikpapan, Kalimantan Timur.

“Tahun ini kami mulai mengimplementasikan mFish bagi para nelayan di wilayah DI Yogyakarta dengan harapan sarana berteknologi digital yang kaya manfaatkan ini juga bisa dimanfaatkan warga nelayan setempat memang membutuhkan dukungan untuk lebih produktif. Pada tahap awal ini, akan ada 260 paket mFish yang kami bagikan kepada nelayan Yogyakarta,” terang Vice Presiden Central Region XL Bambang Parikesit.

Bambang menambahkan, untuk wilayah Pantai Baron pihaknya telah mendistribusikan 160 paket mFish untuk nelayan Pantai Baron, Gunung Kidul. Sedangkan untuk Pantai Depok, Bantul dialokasikan sebanyak 100 paket mFish.

MFish_1

Satu paket mFish terdiri dari handset, kartu SIM XL, pengisi baterai tenaga sinar matahari, tas anti air, dan kabel data. Implementasi mFish di Yogyakarta ini sekaligus sebagai upaya XL untuk mensosialisasikan pemanfaatan teknologi digital guna meningkatkan kinerja dan produktivitas warga di berbagai bidang.

Untuk memastikan implementasi mFish di Yogyakarta ini berjalan seperti yang diharapkan XL mendapatkan dukungan dari PT Komunika Mitra Pratama, mitra dealer XL di Yogyakarta. Bentuk dukungan ini berupa pendampingan kepada nelayan selama 6 bulan. Dalam periode tersebut akan ada petugas yang secara rutin mengunjungi nelayan untuk melakukan pendampingan sekaligus menjaga tingkat efektivitas.

Sementara itu untuk Balikpapan XL telah bekerja sama dengan Institut Teknologi Kalimantan Balikpapan. Untuk Balikpapan secara total XL telah menyediakan 500 paket mFish yang akan digunakan dua nelayan dari Kampung Baru dan Manggar dengan masing-masing menerima 250 perangkat.

Implementasi mFish di berbagai daerah nelayan di Indonesia ini menurut XL juga merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap visi pemerintah menyediakan “Desa Boradband”. Sejauh ini mFish sudah digunakan nelayan di beberapa wilayah Indonesia, seperti, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua, dan yang terbaru Yogyakarta.

XL Axiata Angkat Yessie D. Yosetya sebagai Direktur Independen Baru

PT XL Axiata Tbk (XL) baru saja melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Luar Biasa. Dalam rapat tersebut XL secara resemi telah mengangkat Yessie D. Yosetya, yang kini menjabat posisi Chief Service Management Officer, sebagai Direktur Independen untuk masa jabatan sampai 2019. Selain itu pada sesi paparan publik juga disebutkan bahwa XL menunjukkan capaian positif sepanjang 2015 silam.

Presiden Direktur XL Dian Siswarini menanggapi pengangkatan Direktur Independen baru ini mengatakan, “Pengangkatan Ibu Yessie sebagai Direktur Independen sudah sangat tepat. Beliau memiliki semua persyaratan untuk menjabat sebagai seorang Direktur. Selain juga [memiliki] dedikasi yang tinggi terhadap XL. Secara profesional, beliau juga telah menunjukkan kapasitasnya sebagai pemimpin yang mampu secara cakap membawa organisasi dalam menghadapi tantangan industri telekomunikasi dan digital yang tidak ringan.”

Yessie menggantikan posisi Ongki Kurniawan yang kini telah menjadi Direktur penuh. Perbedaan Direktur dan Direktur Independen, menurut Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), adalah posisi Direktur Independen tidak memiliki hak suara dalam voting.

Selain itu, Dian memaparkan sejauh mana pencapaian bisnis XL sepanjang 2015. Dari paparan tersebut, bisnis XL dinilai memperlihatkan hal yang positif. Hal ini ditandai dengan ARPU pelanggan yang terus meningkat dan pertumbuhan trafik data yang signifikan, lebih dari 35% pada kuartal ke empat tahun 2015.

Dari semua data yang dipaparkan pihak XL menunjukkan kontribusi signifikan dari layanan data terhadap pertumbuhan pendapatan data. Hal inilah yang coba terus ditingkatkan XL di tahun ini.

Selain itu dalam keterangan pers yang kami terima XL juga berkomitmen untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas jaringan mereka. Pada tahun 2015 tercatat XL telah memiliki 58.879 BTS, atau naik 13% dari tahun sebelumnya.

Sementara itu dari sisi pengelolaan keuangan, XL menjalankan serangkaian program inisiatif “Balance Sheet Management”. Program ini mencakup percepatan pelunasan dan konversi hutang ke mata uang Rupiah senilai $590 juta. Langkah ini merupakan bagian dari upaya XL untuk melunasi semua portofolio hutang dalam US Dollar yang tidak disertai fasilitas lindung nilai.

XL juga telah mengumumkan rencana untuk melakukan penerbitan saham baru (rights issue) guna menggalang dana yang akan digunakan untuk membayar kembali pinjaman dari pemegang saham sebesar $500 juta.

XL Resmikan Program XmartCities di NTB

PT XL Axiata Tbk (XL)  melanjutkan program XmartCities di wilayah Indonesia. Kali ini XL bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meresmikan empat layanan digital baru yang diterapkan di NTB. Empat layanan tersebut meliputi pemesanan pemakaman, pembayaran pajak kendaraan bermotor dengan XL Tunai, konten video dakwah bagi para ulama lokal, dan media komunikasi bagi panti asuhan.

Keempat program tersebut diresmikan langsung oleh Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Madji bersama dengan Direktur Digital Services XL Ongki Kurniawan Kamis (11/2).

Dalam rilis yang kami terima, Ongki mengatakan:

“Keempat layanan digital yang kini bisa mulai dimanfaatkan oleh masyarakat ini akan mengantar Provinsi NTB menjadi salah satu provinsi yang terdepan dalam memanfaatkan solusi digital dalam mengatasi problem sosial masyarakat, termasuk dalam menerapkan e-goverment. XL akan berusaha membantu pengembangan kerja sama ini di masa mendatang. XL mendukung program IBP (Internet Broadband Plan) & Smart City yang dicanangkan pemerintah, dengan memfasilitasi masyarakat Lombok dan sekitarnya untuk mendapatkan kemudahan terhadap informasi religi dan sosial,  melalui solusi digital dan jaringan 4G LTE XL.”

Layanan pertama yang termasuk dalam program XmartCities ini adalah layanan pemesanan makam. Layanan ini memungkinkan masyarakat setempat untuk memilih lokasi makan berdasarkan daerah, mengetahui lokasi makam sesuai statusnya,memilih dan memesan makam secara langsung, mengetahui status pemesanan dan mencari lokasi makam berdasarkan nama jenazah baik melalui aplikasi atau pun situs yang telah disediakan.

Layanan pemesanan makam tersebut bisa dinikmati oleh mereka yang berada di wilayah Karang Medain dan Bintaro, Kabupaten Lombok Barat di Demong Jempong dan Pemate, Lombok Tengah di Sengkerang dan Leneng Puah Raya, Lombok Timur di Selong dan Jero Waru, dan Lombok Utara di Nang Sebali Tanjung dan Karang Baru Pemenang.

Layanan selanjutnya adalah dakwah daring. Layanan ini memungkinkan para ulama untuk bisa menyebarkan materi dakwah secara daring dengan menggunakan format video. Saat ini tercatat ada tujuh ulama yang akan secara rutin mengisi konten dakwah di layanan ini, mereka adalah TGH Muh Khairi, KH Zainuddin Sulaiman, TGH Husain Basri, TGH Safwan Hakim, KH Zainudin Sulaiman, TGH Muharror Mahfuz, dan Ustad Satriawan Lc.

Solusi digital selanjutnya yang dibawa XmartCities di NTB adalah implementasi pembangunan situs untuk panti asuhan. Dengan adanya situs panti asuhan ini diharapkan bisa memudahkan proses sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai kondisi dan kebutuhan setiap panti asuhan dan memudahkan penyaluran donasi. Dalam proses pembangunan situs panti asuhan ini XL mendapat dukungan teknis dari STIMIK Bumigora, Mataram.

Solusi terakhir yang diusung XmartCities ke Mataram, NTB adalah penggunaan XL Tunai untuk membayar paja kendaraan bermotor. Kerja sama penggunaan XL Tunai ini sudah disahkan awal Juni 2015 silam. Diharapkan melalui program ini XL Tunai bisa menjawab kebutuhan Pemerintah Provinsi NTB untuk meningkatkan tingkat pembayaran pajak, sekaligus mempermudah masyarakat untuk melakukan pembayaran. Ini sekaligus yang pertama di Indonesia untuk model kerja sama layanan seperti ini.

XL Mulai Komersialisasikan 4G LTE Secara Nasional

Buat kalangan awam, kadang membahas waktu ketersediaan layanan 4G LTE di Indonesia cukup membingungkan. Bagi XL, peluncuran jaringan tersebut ditandai dengan diusungnya logo baru di bulan Oktober 2014 silam. Namun kira-kira baru seminggu lalu perusahaan telekomunikasi ini menghadirkan 4G di Bandung setelah periode uji coba beberapa bulan sebelumnya.

Menyusul Kota Kembang, XL PT. XL Axiata mengumumkan dimulainya masa komersial layanan 4G LTE secara nasional, termasuk di wilayah Ibu Kota DKI Jakarta dan sekitarnya. Hal ini ditandai dengan rampungnya proses penataan ulang frekuensi 1800MHz. XL berpendapaat bahwa upaya mereka tersebut akan sangat membantu aktivitas di berbagai bidang – pemerintahan, bisnis, sosial dan hiburan – yang menghendaki servis internet memadai.

Menurut penuturan Dian Siswarini selaku Presiden Direktur via press release, mereka tak mau menunda-nunda penyediaan 4G LTE mengingat tuntutan tinggi terhadap internet super-cepat demi membantu meningkatkan level produktivitas konsumen. Dian turut mengucapkan rasa terima kasih pada para pihak yang membantu XL menyelenggarakan 4G LTE, terutama untuk Kementrian Komunikasi dan Informatika serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Meskipun terus berupaya memperluas area jangkauan, dalam penyajiannya, XL berjanji mereka selalu mengutamakan sisi kualitas. Standard network mobile Long-Term Evolution XL difokuskan pada kecepatan dan kenyamanan, menyuguhkan laju mencapai 150Mbps yang stabil agar ‘manfaat dari teknologi ini secara maksimal dapat diperoleh masyarakat’.

Seperti yang telah XL informasikan sebelumnya, sebesar 40 persen dari total pelanggan mereka menggunakan handset untuk streaming konten video. Dan sejak awal pengembangan 4G LTE, XL membangun layanan agar mampu memenuhi standard video ‘Extreme HD 360°’ – mencakup tayangan seluas 360 derajat dengan lancar tanpa kendala. XL berpendapat, jika internet sanggup menghidangkan tipe video tersebut secara maksimal, maka servis digital lainnya sudah pasti memuaskan.

XL memprediksi, akses video serta konten berbasis visual akan terus meningkat. Pemanfaatannya meliputi bidang edukasi, promosi, presentasi sampai hiburan. Mereka merasa cukup percaya diri karena melihat hasil survei OpenSignal bulan September 2015, XL Axiata tercatat sebagai operator lokal yang memiliki kecepatan internet paling gesit berbekal teknologi LTE.

4G LTE XL sudah bisa dinikmati oleh konsumen di Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, Cibubur, Cikarang, Cibinong, Dramaga, Bogor, Puncak, Cisarua, Karawaci, dan Cikupa – ditopang oleh 1.577 BTS 4G di Jabodetabek.

XL Resmikan Data Center Di Balikpapan

Untuk memenuhi kebutuhan sarana penyimpanan data di wilayah Kalimantan XL resmi memperkenalkan fasilitas XL data center di Balikpapan. Menurut XL, data center yang rencananya baru akan secara penuh beroperasi di akhir tahun ini merupakan data center modular pertama di Kalimantan yang melayani sektor publik dan 100% didesain dan dibangun oleh putra-putri asli Indonesia. Continue reading XL Resmikan Data Center Di Balikpapan

Layanan 4G LTE Komersial XL Resmi Tersedia di Bandung

Bagi XL, akhir tahun 2015 tampaknya menjadi momen penting untuk meningkatkan manuver mereka dalam kompetisi 4G LTE. Kurang dari seminggu silam mereka umumkan uji coba fitur License Assisted Access pada tenologi LTE-Advanced demi menyalip kompetitor yang telah lebih dulu mengklaim titel advanced. Dan kali ini, XL mendaratkan 4G LTE di Bandung.

Tapi bukankah Bandung sudah mereka sambangi berbulan-bulan silam? Dari keterangan XL Axiata lewat press release, pada tanggal 2 November 2015, dimulailah periode komersial layanan internet super cepat di ibu kota Jawa Barat tersebut, ditandai melalui rampungnya proses penataan dan refarming frekuensi 1800MHz. Acara peresmian itu dilaksanakan di Trans Studio Bandung.

Bambang Parikesit selaku vice president bilang, XL tak cuma sekedar berupaya memperluas jangkauan area, namun juga menitikberatkan kualitas servis ‘supaya benar-benar dapat memenuhi ekspektasi masyarakat’. Jika sempat membaca artikel reportase LTE-A LAA XL, Anda mungkin mengerti betapa esensialnya konten video bagi XL. Streaming video bisa berperan buat beragam keperluan, dari mulai edukasi, promosi, presentasi sampai hiburan.

Didorong oleh aspek ini, sejak awal XL sengaja mengambil kebijakan untuk membangun jaringan 4G LTE yang sanggup memenuhi kriteria ‘Extreme HD 360° Video’. Karena mencakup sudut pandang sangat luas, ia menuntut sambungan internet prima, baik dari sisi kecepatan maupun kestabilan. Menurut XL, andai mampu mencapainya, maka mereka akan unggul dalam penyuguhan jenis layanan digital lain.

Pada periode awal masa komersial tersebut, XL telah menyiapkan sekitar 249 base transceiver station 4G; sudah bisa dinikmati masyarakat kota Bandung, Padalarang, Jatinangor dan Cimahi. Sang operator berjanji untuk terus menambah infrastruktur pendukung, termasuk melebarkan jaringan ke kota-kota Jawa Barat lain dalam waktu dekat. XL juga sempat menyinggung LAA, namun tentu kita harus menunggu ketersediaan BTS dan handset yang kompatibel.

XL turut menyelenggarakan program Tabungan Kuota 4G, memungkinkan kita ‘menabung’ kuota yang bisa dipakai sewaktu network 4G tersaji. Tertarik? Anda tinggal membeli paket Hotrod 4G, menawarkan bonus kuota langsung, dapat diakumulasi ke bulan berikutnya.

Konsumen di Bandung juga dipermudah berkat hadirnya paket bundling 4G XL dengan beragam pilihan tipe smartphone – entry-level hingga high-end – plus cicilan harga yang terjangkau.

XL 4G LTE Bandung 02

Kejar Kompetitor, XL Umumkan Uji Coba LTE-Advanced License Assisted Access

Seperti operator lain, XL terus berupaya memantapkan pijakan mereka di kancah kompetisi standardisasi 4G LTE Indonesia. Persaingan sempat memanas lantaran sejumlah rival mulai mengusung teknologi LTE-Advanced yang turut ditopang fitur carrier aggregation. XL memang tak mau kalah mengusung titel ‘advanced‘, tapi ada sedikit kejutan dalam eksekusi mereka.

XL menunjukkan bahwa mereka mempunyai gambaran ke mana selanjutnya pengembangan jaringan mobile akan diarahkan. Salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar nusantara itu tak ragu melakukan uji coba penerapan teknologi baru, dinamai LTE-A License Assisted Access, hasil kolaborasi bersama perusahaan telekomunikasi Swedia, Ericsson. Tentu saja premisnya terdengar sangat familier: memastikan internet super-cepat dan stabil, menjadi sarana akses handal ke berbagai jenis layanan data. Dan faktor pemicunya ternyata ialah video.

XL LTE-A LAA 06

Dalam sesi kata sambutannya, chief service management officer Yessie D. Yosetya mengungkapkan bahwa dari seluruh pelanggan XL, 40 persen khalayak menggunakan handset buat streaming video. Mereka memprediksi jumlah pemakaian akan terus naik, dan tim masih berusaha mengoptimalkan desain jaringan, parameter, transportasi konten, hingga menyempurnakan core network. Lalu apa hubungannya dengan LAA?

XL LTE-A LAA 03

License Assisted Access adalah perluasan LTE-Advanced, menggabungkan frekuensi yang umumnya dimiliki oleh operator yaitu licensed band 900MHz, 1800MHz, 2100MHz dengan frekuensi ‘tidak terlisensi’ di 5GHz – biasa digunakan Wi-Fi. Tujuannya ialah mendongkrak kecepatan setinggi mungkin, mencapai 300Mbps dan meningkatkan kapasitas LTE dari 150Mbps ke 300Mbps. Intinya, bandwith jadi lebih besar dan meminimalisir saturasi.

XL LTE-A LAA 05

Teknologi tersebut pada dasarnya tergolong sangat baru dalam standard 3GPP. Demonstrasi yang dilangsungkan XL minggu kemarin bertujuan untuk persiapan secara menyeluruh: sisi teknis, regulasi, terminal, serta aplikasi. XL menuturkan, mereka berada di tahap ‘pendalaman seluruh aspek, demi mengadopsi LAA’ serta menunggu izin dari pemerintah. XL juga sedang mempertimbangkan ketersedian BTS, contohnya unit Ericsson RBS 6402 di sesi demo itu.

XL LTE-A LAA 04

Keuntungan langsung yang konsumen dapatkan dari LAA adalah koneksi lebih cepat, stabil dan seamless. Rahmadi Mulyohartanto selaku head of network planning menjelaskan, 4G belum hadir menyeluruh di Indonesia. Di wilayah-wilayah tertentu, ada kalanya 3G masih sangat diandalkan. Peralihan dari 4G ke 3G tersebut harus mulus tanpa terputus. Termasuk sewaktu Anda masuk-keluar ruangan, atau tiba di area padat.

XL LTE-A LAA 08

Rahmadi menyebutkan, LTE-Advanced License Assisted Access akan sangat berguna saat disuguhkan di pusat-pusat perbelanjaan hingga konser musik, apalagi tren streaming video kini sedang naik daun. Ia memungkinkan penambahan kapasitas jaringan, sehingga konsumen dapat menikmati app favorit lebih puas walaupun kondisinya sangat ramai. Base transceiver station juga mesti ditempatkan seksama di satu kawasan, secara ‘cluster‘.

XL LTE-A LAA 09

BTS 4G XL nantinya bisa memanfaatkan spektrum licensed 1800MHz ditambah unlicensed 5GHz. Karena daya pancar LAA menyerupai Wi-Fi, cakupan tambahan kecepatannya hanya dimaksimalkan buat area hotspot saja, lalu wilayah yang lebih besar akan dilayani 1800MHz. Lewat demo singkat, tim XL dan Ericsson menunjukkan bagaimana LTE-A LAA sanggup menyesuaikan diri, tidak menginterupsi koneksi di sekitarnya, serta tidak mengonsumsi seluruh bandwith.

XL LTE-A LAA 02

XL mengklaim infrastruktur mereka 4G LTE mereka sudah siap, termasuk penggunaan carrier aggregation. Mereka juga membangun topologi jaringan dengan menyelaraskan transimi laju dan core network. Di press release, XL menjabarkan, “Penggelaran LTE-A harus dilakukan dengan sinkronisasi kesiapan terminal/handset pendukung di pasar, dan tentunya didahului oleh pengoptimuman spektrum XL (dari 10MHz ke 15MHz, kemudian menjadi 20MHz).”

LTE-Advanced License Assisted Access XL akan dimplementasikan lewat beberapa tahap. Ericsson RBS 6402 kabarnya baru akan tersaji komersial di triwulan pertama tahun depan. Kemudian, terminal untuk pelanggan baru serta device yang kompatibel rencananya segera menyusul di pertengahan 2016.

XL LTE-A LAA 07

4G LTE XL sudah tiba di kota Medan, Bogor, Yogyakarta, Mataram, Denpasar dan Surabaya. Pada bulan November 2015, mereka akan meluncurkan layanan internet cepat di Bandung, kemudian menyusul di Jakarta sebelum akhir tahun. Sejauh ini, jaringan didukung oleh sekitar 2.500 unit BTS 4G.

Xmart Village 2.0 Diklaim Mampu Dorong Potensi Desa dengan Solusi Digital

Program Xmart Village 2.0 yang diprakarsai PT. XL Axiata Tbk (XL) diklaim telah mampu mendorong masyarakat pedesaan memaksimalkan potensi desa dengan menerapkan berbagai solusi digital. Program yang dimulai sejak Januari 2015 dan bertempat di Desa Lamajang, Kabupaten Bandung dan Desa Cipancing, Kabupaten Sumedang ini menerapkan sejumlah inisiatif yang diusung Xmart Village 1.0 dan sejumlah inisiatif baru. Continue reading Xmart Village 2.0 Diklaim Mampu Dorong Potensi Desa dengan Solusi Digital

Apa Kabar 4G/LTE di Indonesia?

4G/LTE, bagaimana kabarnya di Indonesia? Seperti yang kita ketahui, teknologi jaringan seluler berkecepatan tinggi ini masih belum lama hijrah di tanah air, dan cakupannya pun masih belum seluas jaringan 3G. Namun apakah pertumbuhannya akan terus berjalan lambat seperti itu?

Sama sekali tidak. Buat yang sudah lebih dulu pesimis, ketahuilah bahwa seminggu ini saja ada begitu banyak kabar seputar perkembangan jaringan 4G/LTE di Indonesia. Tanpa perlu berbasa-basi, simak ringkasan yang kami ambil dari beberapa sumber berikut ini.

4G/LTE 1800 MHz menggantikan 900 MHz

Mulai awal bulan Juli kemarin, sejumlah operator telah melangsungkan uji coba jaringan 4G/LTE di frekuensi 1800 MHz. Menkominfo Rudiantara sendiri menegaskan bahwa ekosistem di band (pita) 1800 MHz ini lebih optimal ketimbang 900 MHz. Pada kesempatan lain, perwakilan XL Axiata juga sempat memaparkan bahwa implementasi jaringan 4G/LTE di frekuensi 1800 MHz ini memungkinkan pelanggan untuk mencapai kecepatan akses data hingga 100 Mbps.

Pertanyaan yang terpenting, kapan kita bisa menikmatinya? Sang Menkominfo sendiri memastikan bahwa pembangunan infrastruktur 4G/LTE 1800 MHz akan selesai akhir tahun ini juga. Dengan kata lain, awal tahun 2016 semua kawasan Indonesia sudah bisa dijangkau oleh jaringan 4G/LTE dalam frekuensi tersebut.

Selagi membahas soal implementasi teknologi 4G/LTE, silakan Anda simak survei pendapat masyarakat terkait hal tersebut. Versi singkatnya: hampir semua responden melihat implementasi 4G/LTE sebagai hal yang positif, meski baru seperempat dari mereka yang sudah menjajalnya.

Info menarik: Perkembangan Pasar Smartphone di Indonesia: Samsung Masih Memimpin, Android One ‘Loyo’

Gerak cepat tiga besar operator GSM

Sumber: Telkomsel
Sumber: Telkomsel

Menyambung soal jaringan 4G/LTE 1800 MHz di atas, rupanya ada keputusan menarik yang diambil Telkomsel dan XL. Keduanya memilih menguji layanannya di kawasan Indonesia Timur; Telkomsel di Makassar, sedangkan XL di Lombok. Tentu saja ada pertimbangan khusus terkait tingkat penggunaan dan semacamnya, namun saya melihat langkah ini bisa jadi merupakan cara mereka menunjukkan bahwa tidak cuma Indonesia bagian barat saja yang ‘diperlakukan seperti raja,’ mengingat performanya di bagian barat sudah cukup oke, seperti yang sempat TRL coba langsung awal bulan Juni kemarin.

Di saat yang sama, XL rupanya juga punya ‘jurus’ untuk menggaet lebih banyak konsumen layanan 4G/LTE-nya. Di kawasan-kawasan yang masih didominasi perangkat 2G, XL menawarkan program bundling handset 4G. Intinya, mengarahkan konsumen agar beralih dari 2G langsung ke 4G LTE.

Bagaimana dengan Indosat? Selain berupaya untuk terus memperluas jaringan 4G/LTE-nya, Indosat juga punya cara tersendiri untuk menarik minat konsumen. Caranya adalah dengan menyediakan berbagai macam konten yang bisa di-stream dengan maksimal menggunakan layanan 4G/LTE. Konten-konten tersebut dikemas dalam tiga fasilitas khusus yang mereka namai Arena Musik, Arena Video dan Arena Game.

Lain halnya dengan Tri. Operator bermaskot robot tersebut hingga kini belum menawarkan layanan 4G/LTE. Kendati demikian, petinggi Tri menjelaskan bahwa mereka lebih memilih menunggu proses penataan frekuensi 1800 MHz rampung secara menyeluruh di akhir tahun 2015. Barulah setelah itu, mereka akan segera menjalankan komersialisasi layanan 4G/LTE secara bertahap di sejumlah kota.

Beralih ke pemain yang dulunya menjalankan layanan CDMA, Smartfren akan beralih dari CDMA dengan menghadirkan layanan 4G/LTE, memanfaatkan dua frekuensi yaitu 2300 MHz dan 850 MHz. Pelanggan CDMA akan tetap dilayani sampai beralih ke 4G/LTE. Meski berbeda sendiri, performanya tidak kalah, terbukti dari hasil pengujian TRL beberapa minggu yang lalu. Menurut rencana layanan 4G/LTE Smartfren ini akan rilis komersil pada semester 2 2015 di 22 kota.

Info menarik: [Weekly Info] Kumpulan Berita Hangat Dalam Sepekan, 29 Juni – 5 Juli 2015

Bangkitnya operator non-mainstream

berca-hinet
Sumber: Berca

Nama-nama besar operator di atas memang selangkah lebih awal, tapi bukan berarti monopoli pasar bisa diterapkan begitu saja. Sekedar mengingatkan, layanan 4G/LTE pertama di Indonesia justru berasal dari operator non-mainstream, yakni Bolt, pada akhir tahun 2013 kemarin.

Nah, kesuksesan Bolt ini mungkin saja memicu sosok-sosok baru lain untuk mengikuti jejaknya. Yang terbaru adalah PT Berca Hardayaperkasa. Mereka baru saja memperkenalkan layanan 4G/LTE yang mereka beri nama Hinet. Sebelum ini, perusahaan yang sama telah memiliki layanan berteknologi WiMAX, akan tetapi pada akhirnya mereka harus mengikuti tren dan mengadopsi teknologi 4G/LTE yang memang dinilai jauh lebih baik ketimbang WiMAX.

Hinet sendiri memanfaatkan teknologi 4G/LTE berbasis time-division duplex (TDD) di frekuensi 2,3 GHz, lain daripada yang lain. Terlepas dari itu, Hinet menawarkan kecepatan internet maksimum 125 Mbps dalam harga yang kompetitif. Satu catatan tambahan, Hinet hanya menawarkan layanan 4G/LTE dalam bentuk data saja, tanpa fungsi seluler, sama seperti yang diterapkan Bolt.

Kalau Hinet menyasar konsumen perangkat mobile, tidak demikian dengan MyRepublic. Perusahaan asal Singapura ini sudah resmi beroperasi di tanah air dan menawarkan layanan internet rumahan dengan harga yang amat sangat berani. Yang paling murah, ada paket 10 Mbps dengan harga Rp 200 ribu – tidak terlalu istimewa – namun Anda akan terkejut melihat paket termahalnya, yaitu 300 Mbps seharga Rp 900 ribu saja!

Info menarik: Daftar Promo Gadget Jelang Lebaran, Diskon Hingga 71%

Regulasi TKDN disahkan

Diwacanakan pada awal tahun ini, regulasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) akhirnya disahkan. Apa artinya? Gampangnya, mulai 1 Januari 2017, smartphone 4G/LTE berbasis frequency-division duplex (FDD) yang ingin masuk ke pasar Indonesia haruslah memiliki nilai TKDN sebesar 30%.

Masih bingung? Well, pada dasarnya, smartphonesmartphone tersebut haruslah mengemas komponen-komponen buatan dalam negeri. Meski demikian, komponen-komponen yang dimaksud tidak harus berupa hardware, tetapi juga software. Dengan demikian, langkah yang diambil vendor pun bisa bermacam-macam.

Jadi, kalau memang membangun pabrik perakitan di sini tidak memungkinkan, suatu vendor bisa saja berfokus pada pengembangan software dengan cara menanamkan investasi atau menuntun dan membimbing para developer lokal sehingga ekosistem aplikasi buatan dalam negeri bisa semakin berkembang.

Smartphone 4G/LTE tidak lagi mahal

Bolt! Powerphone E1

Kalau beberapa tahun yang lalu 4G/LTE adalah salah satu fitur unggulan smartphone kelas atas, sekarang anggapan itu sudah tidak berlaku lagi. Tidak percaya? Coba lihat Bolt Powerphone E1. Spesifikasinya lumayan, dan sistem operasi Android yang dijalankan pun sudah merupakan versi terbaru. Namun yang terpenting, dukungan 4G/LTE ia kemas dalam harga hanya Rp 1 juta.

Oke, Bolt mungkin bisa melakukannya karena memiliki layanan internet sendiri, bagaimana dengan vendor lainnya? Well, Anda bisa melirik Himax, yang baru saja menggebrak pasar dengan smartphone 4G/LTE berharga amat terjangkau. Himax Pure 3S namanya, dan pemasarannya baru saja dimulai pada tanggal 8 Juli 2015 ini. Berapa harganya? Rp 1,4 juta, dan saya yakin Anda akan sedikit tidak percaya melihat spesifikasi hebatnya.

Gambar header: LTE via Shutterstock.

Update: Ada koreksi untuk penjelasan layanan 4G/LTE dari Smartfren.