Gnews Tutup Layanan

Di penghujung tahun ini, kisah penutupan startup belum berakhir. Gnews, platform pencarian berita berbasis media sosial, menutup layanannya. Menurut informasi yang kami terima, perbedaan visi antara manajemen dan pemegang saham lainnya menjadi penyebab utama penutupan layanan ini. Semua karyawan Gnews sudah mengundurkan diri atau di-PHK.

Gnews didirikan hampir 2 tahun yang lalu sebagai bagian dari GDILab yang mengkhususkan diri menganalisis tren media sosial. Berbeda dengan GDILab yang sekarang menjadi platform analitik, Gnews mengarah menjadi aplikasi baca (reader app).

Sekitar setahun lalu, Gnews spin off menjadi perusahaan sendiri, dengan dua co-founder GDILab, Yopie Suryadi dan Masas Dani, exit dan masing-masing menjadi CEO dan CTO perusahaan baru.

Sempat berencana ekspansi ke Asia Tenggara, mimpi Gnews tersebut akhirnya kandas. GDILab sendiri tetap bertahan dan telah mengamankan beberapa pendanaan lanjutan.

Simak pandangan-pandangan Yopie tentang tren media sosial dan pemanfaatan machine learning untuk melihat perilaku konsumen dalam DScussion beberapa waktu yang lalu.

GNEWS Ekspansi Ke Beberapa Negara di Asia Tenggara dan Sekitarnya

GNEWS, aplikasi yang memfokuskan diri untuk mengantarkan berita kepada para penggunanya dikabarkan melakukan ekspansi ke beberapa wilayah di sekitar Asia Tenggara meliputi  Filipina, Thailand, Vietnam, dan Australia. Aplikasi besutan GDILAB ini nantinya akan mampu menyajikan berita sesuai dengan bahasa pencarian yang dilakukan.

CEO GNEWS Yopie Suryadi ketika dihubungi DailySocial mengungkapkan bahwa ekspansi ini merupakan salah satu dari visi mereka untuk menjadi aplikasi global news yang membantu banyak orang tanpa batasan lokasi. Melalui GNEWS Mobile App, nantinya GNEWS akan memungkinkan mendeteksi keberadaan pengguna dan langsung disesuaikan untuk berita setempat.

GNEWS akan mencoba mengakselerasi pertumbuhan pengguna di negara-negara tersebut dengan mencoba masuk ke komunitas-komunitas yang ada di masing-masing negara, dan tentunya akan memanfaatkan media sosial seperti Facebook sebagai salah satu channel marketing mereka.

“Kami memperkenalkan cara menggunakan GNEWS, bukan memperkenalkan diri sebagai sebuah media. Dari sisi digital kami menggunakan Facebook sebagai channel marketing kami dengan rencana untuk melakukan beberapa campaign targeted ke negara-negara tersebut. Prioritas sekarang lebih ke arah pertumbuhan organik, kami belum mau jor-joran untuk melakukan paid marketing. Masih setia dengan growth hacking. Strategi lainnya adalah kami terus mengembangkan teknologi kurasi yang memungkinkan engine untuk dapat melakukan kurasi topik berdasarkan machine-learning technology kami Genesis,” terang Yopie.

Filipina, Thailand, Vietnam, dan Australia dipilih setelah sebelumnya GNEWS hadir di Indonesia, Singapura dan Amerika Serikat. Pemilihan negara-negara tersebut menurut Yopie murni dikarenakan kedekatan geografis karena langkah awal GNEWS untuk menjangkau dunia adalah Asia Tenggara dan Australia. Sedangkan Amerika Serikat karena GNEWS sebelumnya telah menghadiri Collision Conference dan tengah berencana untuk menjalin kerja sama dengan VC dari Silicon Valley.

“Dalam perkembangannya GNEWS akan terus melakukan inovasi dengan membuka lebih banyak lagi bahasa unik di dunia seperti Jepang, Korea, Turki, Arab, Rusia, Spanyol, dan seterusnya,” terang Yopie.

Application Information Will Show Up Here

DScussion #48: Mengupas Tren Media Sosial di Indonesia dan Teknologi Machine Learning GNEWS

Dalam DScussion kali ini, CEO layanan social media analytics GNEWS Yopie Suryadi membicarakan seperti apa tren media sosial di Indonesia saat ini dan 5 tahun ke depan. Ia juga menjelaskan pemanfaatan teknologi machine learning yang dibuat untuk melihat behavior konsumen secara fokus hingga acak. Simak wawancara lengkap kami dengan Gnews.

GNEWS Kini Bisa Diakses Melalui Browser

Platform pencarian berita berbasis media sosial GNEWS baru-baru ini mengumumkan beberapa pembaruan untuk layanannya. Pembaruan pertama, GNEWS mengusung tagline baru yakni “Remarkably New”. Pembaruan berikutnya saat ini GNEWS dapat diakses melalui situs, baik dari mobile ataupun dari komputer. Sebelumnya GNEWS hanya dapat dinikmati dari aplikasi mobile yang tersedia untuk platform Android dan iOS.

Selain itu GNEWS juga mengusung tampilan baru yang lebih sosial. Pada tampilan baru GNEWS, pengguna dapat mengetahui topik-topik apa yang sedang marak diperbincangkan (trending topic). Tidak hanya itu, pengguna juga dimudahkan dengan ketersediaan berita yang relevan dengan topik-topik yang ada. Untuk memaksimalkan pengalaman pembaca, tim GNEWS juga menyediakan fitur kategori, yang berisikan pemberitaan sesuai dengan kategori yang dipilih.

GNEWS Website

CEO GNEWS Yopie Suryadi optimis GNEWS yang baru dapat dimanfaatkan sesuai visi yang tercantum dalam tagline, yaitu GNEWS dengan identitas baru dan sebagai platform yang memanjakan masyarakat dalam mencari berita sesuai dengan topik yang diminati.

GNEWS merupakan search platform untuk mendukung PR & Marcomm Professionals, Brand Managers, Strategic Planners at Creative Agencies, Talent Managers, Jurnalis, hingga Political Campaign Strategists, untuk mencari dan mengumpulkan berita yang relevan dan terakurasi dari media sosial. Dengan didukung oleh machine learning analytics technology yang dinamakan GENESIS.

Sebelumnya pada pertengahan tahun lalu, GNEWS memutuskan untuk melakukan spin-off dari induknya GDIlab. Waktu itu, disampaikan oleh Yopie, GNEWS memutuskan untuk berdiri sendiri sebagai perusahaan dengan dalih agar jauh lebih fokus dengan pengembangan bisnisnya. GDILab sendiri akan terus mengepakkan sayap dengan produk analytics-nya.

Setelah sukses melakukan pembaruan versi 2.1, GNEWS kini juga terlihat makin matang dari sisi platform. Yopie mengungkapkan bahwa timnya mengusahakan untuk selalu melakukan pembaruan di versi Android dan iOS per dua minggu.

Gnews Resmi Jadi Entitas Tersendiri dan Peroleh Pendanaan Pre-Seri A

Lima bulan setelah pertama kali diberitakan, platform pencarian informasi berbasis media sosial Gnews resmi menjadi entitas tersendiri dan lepas dari GDILab yang menaunginya. Layanan ini juga telah mendapatkan pendanaan Pre-Seri A senilai beberapa ratus ribu dollar.

Kami berbincang eksklusif dengan CEO Gnews Yopie Suryadi tentang pembaruan Gnews ini. Menurutnya keterlambatan pengurusan entitas legal ini karena kesibukan yang dihadapi tim. Ia mengatakan, “Sewaktu wacana untuk spin off, tim engineer berusaha fokus di product development dengan merubah tampilan dari GNEWS dan menambah fitur media analytics, sedangkan tim business fokus di mempersiapkan strategic plan serta investment pitching untuk angel investment.”

Tentang spin off ini sendiri, Yopie berharap memperoleh sejumlah hal strategis untuk kelangsungan Gnews. Ia berujar, “[Saya berharap] Komitmen dan fokus baik dari sisi produk maupun bisnis. Juga bekerja sama dengan VC untuk meraih pendanaan seri berikutnya untuk ekspansi yang lebih agresif. Dari sisi produk akan lebih dimatangkan untuk UX dan UI. Dari sisi bisnis akan merekrut tim business development dan marketing.”

Yopie sendiri mengaku pendanaan kali ini berada di tataran “Pre-Seri A” dengan nilai beberapa ratus ribu dollar. Meskipun tidak menyebutkan nama investornya, ia menyebutkan investornya adalah relasinya sendiri. Gnews sendiri masih berharap memperoleh beberapa angel investor lagi.

Meskipun belum fokus ke unsur monetisasi, Yopie menyebutkan sudah ada beberapa pihak yang berlangganan layanan GnewsLetter dan analisis media yang dikeluarkannya. Mereka berharap dari situ bisa diterapkan langkah perolehan pendapatan karena Gnews mengandalkan konsumen korporasi.

Untuk tahun depan, Yopie memastikan fokus Gnews adalah adopsi dan traksi dari pelanggan dan berharap bisa menguasai setidaknya 80% pasar kehumasan yang menjadi target pasarnya.

Ia mengatakan, “Gnews adalah sebuah social media search platform yang didukung oleh teknologi analytics. Hal ini adalah kekuatan dari sisi B2B Gnews. Fitur seperti GnewsLetter sekarang digunakan oleh Menteri Perhubungan, Menteri BUMN, Menteri Tenaga Kerja, dan para CEO. Kami menargetkan seluruh kementerian dan juga tokoh politik menggunakan service Gnews ini dalam hal media monitoring dan media collecting. Juga para public company yang memerlukan digital clipping.

Lebih lanjut ia menambahkan, “Dalam 18 bulan [ke depan] ini kami hendak ber-partner dengan VC dan melakukan A Series funding untuk menguasai PR market di Southeast Asia.”

Data Jadi Bahan Bakar Skalabilitas Startup

BKL

Tak bisa dipungkiri bahwa data-driven decision membantu perusahaan-perusahan besar untuk bermanuver di tengah pasar yang berkembang untuk mendongkrak bisnisnya. Skema yang sama juga bisa diimplementasikan pada startup dengan dampak yang lebih signifikan dengan memanfaatkan data yang lebih terukur dan dieksekusi dengan tepat sasaran.

Segala keterbatasan startup perihal materi, sumber daya manusia, perlahan terkikis jika segala keputusan-keputusan yang dilakukan berdasarkan apa yang memang dibutuhkan. Hal tersebut dapat digali memanfaatkan data terhimpun dari semua aktivitas perusahaan. Jangan hanya karena kekurangan data, atau kasus terburuknya gagal mengolah data, sebuah startup salah menyelesaikan masalah bahkan memberikan solusi yang salah.

Dalam acara berjudul “Hyper-Growth through Data Science”, BukaLapak sebagai salah satu pemain besar di industri startup dan ranah e-commerce tanah air mendorong para penggiat startup untuk mampu memberdayakan data yang ada.

CEO BukaLapak Achmad Zaky akan memberikan pengalamannya dan teknik bagaimana banyak cara bisa dilakukan hanya dengan memanfaatkan data yang berhasil dihimpun. Ia menggandeng Senior Vice President of Growth Freelancer Willix Halim, CEO GNews Yopie Suryadi, dan Data Scientist BukaLapak Teguh Nugraha untuk duduk bersama dalam sesi diskusi ini yang akan diselenggarakan pada tanggal 23 November mendatang.

Acara ini diselenggarakan tanpa dipungut biaya, untuk keterangan lebih lanjut dan pendaftaran silakan merujuk pada tautan berikut ini.

_
Disclosure: DailySocial merupakan media partner dalam acara Hyper-Growth through Data Science

Lima Hal Penting yang Perlu Diperhatikan saat Membesarkan Startup

Ada sejumlah faktor yang harus menjadi perhatian setiap pendiri startup / Shutterstock

Sebetulnya ada banyak hal yang bisa ditulis [tentang topik ini]. Saya yakin sekali tiap-tiap startup juga mempunyai hal dan tantangan yang berbeda dalam membangun perusahaannya. Tulisan ini berdasarkan apa yang saya alami dalam membangun startup dengan tidak bermaksud menggurui rekan-rekan pembaca.

Continue reading Lima Hal Penting yang Perlu Diperhatikan saat Membesarkan Startup

GDILab Berencana “Spin Off” Gnews dan Jalin Kemitraan dengan Digital Associates Thailand

Gnews ingin fokus kepada bisnis dan memaksimalkan potensi pasar / DailySocial

GDILab memiliki dua informasi penting yang disampaikan melalui DailySocial. Pertama adalah penandatanganan kemitraan dengan Digital Associates Co.Ltd. (DA), sebuah perusahaan Thailand yang menyediakan layanan analisis. Yang kedua adalah rencana spin off layanan Gnews untuk membantunya lebih fokus terhadap pengembangan bisnis.

Continue reading GDILab Berencana “Spin Off” Gnews dan Jalin Kemitraan dengan Digital Associates Thailand

GDILAB Luncurkan Gnews

GnewsGDILAB (Generasi Digital Internasional), perusahaan analisis digital meluncurkan Gnews, sebuah aplikasi membaca berita. Berbasis teknologi yang dikembangkan sendiri oleh GDILAB, Gnews akan menjadi mesin pencari untuk berita-berita yang sesuai dengan minat penggunanya. Sistem kerjanya adalah dengan memasukan kata kunci dan semua berita terbaru yang dipublikasikan online, dan berita terkait dari berbagai media atau pun blog akan muncul.

Continue reading GDILAB Luncurkan Gnews