Penerapan Smart Home untuk Hunian Pribadi dengan Philips Hue

Sandang, pangan, papan. Tiga kebutuhan dasar manusia ini tentunya sudah tidak asing di telinga Anda, bukan? Memasuki era teknologi serba terhubung dan teknis ini, perkembangan dari tiap-tiap kebutuhan itu ternyata berlangsung begitu cepat.

Apalagi dengan lahirnya tren bernama Internet of Things (IoT), manusia memerlukan teknologi yang dapat bekerja secara cepat dan memudahkan kegiatan harian mereka, namun tetap aman bagi lingkungan. Pemenuhan terhadap progres kebutuhan dasar manusia akan “papan” ini terjawab dengan sebuah konsep bernama smart home.

Konsep ini pada dasarnya mengintegrasikan perangkat-perangkat yang ada di dalam rumah Anda serta menghidupkannya dengan cara-cara yang ‘pintar’. Dihubungkan dengan smartphone di genggaman, Anda dapat mengendalikan perabotan pintar di tempat tinggal kesayangan sesuai dengan kebutuhan penggunaan yang Anda inginkan.

Fenomena ini kemudian menelurkan sebuah pertanyaan lanjutan; seberapa penting hunian pribadi Anda menerapkan konsep smart home?

Dari berbagai solusi teknologi yang ditawarkan ke masyarakat, smart home adalah solusi untuk masalah-masalah yang ada di sekitar kita namun seringkali tidak kita sadari.

Masalah energi, misalnya. Disadari atau tidak, sebenarnya masyarakat sekarang tengah membutuhkan efisiensi energi dengan pemanfaatan smartphone yang begitu masif. Pada akhirnya, kita tentu ingin mengurai dampak buruk terhadap lingkungan dari pemanfaatan teknologi. Jika dikaitkan dengan implementasi ‘rumah pintar’, salah satu contoh yang dekat dengan keseharian kita adalah penggunaan lampu.

Membuat penggunaan lampu di semua ruangan rumah lebih tepat guna sering disebut-sebut sebagai titik awal pengaplikasian smart home. Praktiknya tentu dengan memasang smartlight di dalam rumah Anda. Mungkin kedengarannya sederhana, tapi setidaknya manfaat-manfaat utama dari smart home tadi dapat dirasakan dari penggunaan smartlight. Bersamaan dengan itu, smartlight bahkan bisa menghidupkan suasana di sekeliling dengan imajinasi Anda. Dan sekarang, Anda bisa merasakan sendiri efek-efek tersebut lewat smartlight Philips Hue.

Philips Hue adalah smartlight yang dirilis dengan tiga featured product; lampu White, White Ambience, dan White and Color Ambience. Dengan keunggulannya masing-masing, smartlight Philips Hue disinyalir dapat menjadi titik awal Anda untuk mewujudkan smart home.

White__White_Ambience__White_and_Color_Ambience

Dengan tiga produk Philips Hue di atas, Anda dapat mengelola cahaya lampu yang ada di dalam rumah dengan menggunakan smartphone di tangan Anda. Caranya, cukup lakukan setting pada awal penggunaan dan mensinkronisasi dengan smartlight. Bahkan, Anda juga bisa membuat lampu di atas Anda menyesuaikan dengan ambience dan mood yang dihadirkan di dalam film yang sedang Anda tonton.

Ingin menggunakan Philips Hue? Pastikan dulu smartphone Anda minimal diperkuat iOS 8.0 atau Android 2.3, agar smartlight dengan power output 100–240 V AC/50–60Hz dan output voltage 5 V DC 600mA ini dapat berfungsi maksimal menyalakan kehidupan baru Anda di dalam konsep smart home.

Untuk merasakan manfaat dari Philips Hue, Anda bisa mendapatkannya di waktu perilisan smartlight ini di Philips Lighting Week 17–20 November 2016 di Atrium mall Senayan City, Jakarta.

Philips_Event__PLW_

Agar tak ketinggalan informasi terkait perangkat ini, ikuti terus kabar tentang produk dan program preorder-nya di laman Facebook resmi Philips Indonesia ini, dan mulai terapkan konsep smart home di rumah Anda, sekarang.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Phillips.

Mengintip Antusiasme Cloud Geek di AliLounge Yogyakarta dan Bandung

Keberhasilan mengumpulkan kerumunan massa sudah bisa kita lihat banyak contohnya di kehidupan masyarakat, dari mulai kampanye politik sampai pengeroyokan maling ayam. Karena itu, kuatnya sebuah komunitas semestinya menjadi sebuah tanda tanya, mengapa kelompok orang ini dapat terikat satu dan yang lainnya. Jawabnya setidaknya antara tiga hal; mereka memiliki tujuan yang sama, musuh yang sama, atau keduanya. Para pegiat IT asal Yogyakarta dan Bandung dalam rangkaian kegiatan AliLounge adalah contoh dari jawaban pertama.

Di kota pertama, Yogyakarta, AliLounge memperlihatkan bagaimana komunitas IT Kota Pelajar begitu solid, bahkan dalam membantu menyukseskan acara dengan terlibat bersama panitia. Pun dengan kota kedua, Bandung, sangat terlihat obrolan makan malam yang begitu akrab satu dan yang lainnya antara sesama pelaku startup dan industri IT.

Satu hal yang jelas sama, baik di Yogyakarta maupun Bandung, talkshow yang diselenggarakan Alibaba Cloud dan DailySocial ini memperlihatkan antusiasme para IT enthusiast dan cloud geek tentang isu startup, scaling, dan cloud computing. Inilah mengapa kedua kota tersebut disebut-sebut tadi memiliki kultur kuat dalam masyarakat IT-nya; tujuan mereka sama, ingin terus berkembang dari teknologi yang mereka kembangkan.

Yogyakarta

Suasana daerah istimewa malam itu memang benar-benar terasa istimewa. Pasalnya, Yogyakarta yang biasanya lekat dengan suasana hangat kala itu diguyur hujan deras. Seiring waktu semakin mendekati acara AliLounge Yogyakarta, hujan malah kian deras saja.

Istimewanya, para peserta AliLounge Yogyakarta masih meluangkan waktu untuk menghadiri talkshow tentang scale-up startup ini, di tengah cuaca yang boleh jadi lebih mendukung untuk berada di dalam kamar tidur.

Sekitar pukul 19.30, CEO DailySocial Rama Mamuaya membuka acara dengan opening remarks yang menyoal scaling dalam startup dan menceritakan pengamatan pribadinya mengenai pemanfaatan cloud computing untuk startup scaling.

AliLounge Yogyakarta kemudian berlanjut ke sesi keynote pertama yang diisi oleh Sabith Venkitachalapathy, Cloud Architect dari Alibaba Cloud. Sabith menerangkan tentang kapabilitas AliCloud dan berbagai layanan yang mereka miliki, dari yang berbentuk PaaS dan IaaS, baik yang berupa cloud server, keamanan dan scale up.

Selanjutnya, pemateri di keynote kedua adalah Senior Editor DailySocial Randi Eka Yonida. Tech journalist sekaligus tech blogger ini menjelaskan tentang efektivitas cloud untuk sumber daya server dalam startup serta layanan apa saja yang umumnya digunakan untuk produktivitas startup (SaaS, IaaS, PaaS).

Setelah sesi keynote, barulah semakin terlihat antusiasme dari para cloud geek Yogyakarta di sesi tanya-jawab dengan para pembicara. Diskusinya mengarah ke persoalan seperti integrasi layanan server Alibaba dengan lingkungan pengembangan, sistem pembayaran layanan, dan kiat memanfaatkan layanan cloud untuk startup.

Bandung

Bernasib agak serupa dengan talkshow di Yogyakarta dalam hal cuaca, AliLounge Bandung juga dihadapkan dengan dingin dan hujan yang awet terjaga intensitasnya. Meski tak sederas hujan yang terjadi di Yogyakarta, tetap saja menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta talkshow saat menuju ke venue. Dan ternyata, cuaca yang demikian tidak mematahkan hasrat mereka untuk ikut serta mendengarkan pembahasan seputar startup scaling di Eduplex, Dago, Bandung.

Tepat pukul 18.00, pintu venue sudah terbuka bagi para peserta AliLounge Bandung. Satu per satu dari mereka mulai hadir, menuju meja registrasi, menyeduh kopi atau teh, mengambil makanan ringan, dan berbincang santai dengan sesama pelaku IT, bahkan dengan salah satu pembicara AliLounge Bandung, Head of Technologies DailySocial Tommy Dian Pratama.

Acara dibuka oleh opening remarks dari CEO DailySocial Rama Mamuaya, yang sejak awal sudah menyinggung soal pengembangan bisnis dalam startup. Menurutnya, perhatian terhadap cloud dalam proses scaleup perusahaan startup adalah agenda penting.

Setelah Rama, tim Alibaba Cloud kemudian mulai memberikan presentasi. Dibuka oleh Leon Chen, Business Development for Southeast Asia dari Alibaba Cloud, sesi keynote tim Alibaba Cloud berisi cerita tentang pengalaman bagaimana Alibaba menggunakan data dan memonetisasinya, yang disampaikan oleh Ken Ly, Cloud Architect Alibaba Cloud.

Ken bercerita tentang kisah sukses bagaimana skala bisnis Alibaba Cloud dapat bertumbuh pesat, hingga pada tahun 2015, Alibaba Cloud membuat rekor baru di Sort Benchmark Competition dengan memproses data sebesar 100 TB dalam waktu 377 detik. Peningkatan skala bisnis juga sekaligus memberikan pembuktian bahwa Alibaba Cloud dapat membantu scaleup dari startup dengan kemampuan skalabilitasnya, ujar Ken.

Selanjutnya giliran Tommy yang mengisi sesi keynote kedua. Berdasarkan pada pengalaman pribadinya selama memegang sistem IT di DailySocial, Tommy bercerita tentang kebutuhan-kebutuhan yang perlu diperhatikan serta manfaat dari cloud computing, khususnya saat memasuki fase scaleup.

Sesi tanya-jawab kemudian dilakukan setelah Tommy presentasi, yang mana ternyata banyak dari para peserta AliLounge yang ingin berdiskusi dengan Ken dan Tommy. Bahkan karena terlalu banyak, MC sampai-sampai menganjurkan para peserta untuk ngobrol langsung dengan para pembicara sembari makan malam di sesi dinner and networking.

Disclaimer: DailySocial adalah media partner dari rangkaian acara AliLounge.

Apresiasi Kepada Pengembang Aplikasi, Samsung Gelar Mobile App Incentive Program

Pengembangan aplikasi di sistem operasi Tizen dari Samsung telah banyak dilakukan oleh para developer baik di skala nasional maupun internasional. Sejak awal, sistem operasi open source yang satu ini memang diusung dan berlandaskan dari spirit komunitas, dengan dikembangkan berdasarkan kernel Linux dan GNU C Library.

Samsung saat ini masih terus berupaya melakukan peningkatan dan penambahan aplikasi dalam sistem operasi Tizen melalui berbagai upaya. Dengan melihat kreativitas dari anak-anak bangsa di bidang pengembangan aplikasi, Samsung kemudian berinisiatif merangkul para IT developer Indonesia untuk ikut serta terlibat dalam daya cipta aplikasi di sistem operasi Tizen, agar industri IT Tanah Air juga turut mengalami progres dari sisi sumber daya manusia dan proses kreatifnya. Juga mendapatkan kesempatan untuk lebih meng-globalkan aplikasi yang dikembangkannya.

Demi mewujudkan mimpi tersebut, Samsung akan menggelar Tizen Mobile App Incentive Program, yang merupakan program pengembangan aplikasi di sistem operasi Tizen yang dibuka untuk IT developer dalam skala internasional. Tizen Mobile App Incentive Program ini telah menerima sambutan hangat dari pengembang aplikasi secara global, meski baru akan digelar awal 2017 mendatang.

Secara total Samsung menyediakan hadiah uang tunai sebesar USD 9 juta selama Tizen Mobile App Incentive Program berlangsung dalam durasi sembilan bulan. Setiap bulannya, Samsung memberikan hadiah senilai masing-masing USD 10.000 bagi aplikasi yang berhasil masuk ke dalam jajaran 100 aplikasi yang paling sering diunduh di Tizen store.

Pendaftaran Tizen Mobile App Incentive Program ini dibuka pada bulan Januari 2017 hingga 31 Oktober 2017, sedangkan untuk program pengembangan aplikasi Tizen Mobile App Incentive Program rencananya akan terselenggara dari tanggal 1 Februari 2017 pukul 00.00 hingga 31 Oktober 2017 pukul 23.59.

Untuk ikut serta dalam Tizen Mobile App Incentive Program, para partisipan perlu melakukan beberapa tahapan. Pertama, peserta harus mengembangkan sebuah aplikasi atau game untuk OS Tizen dengan menggunakan SDK dan perangkat Tizen (dapat diakses di developer.tizen.org), dan perlu dipastikan bahwa aplikasi yang dibuat dapat digunakan pada Samsung Z1, Samsung Z2 dan Samsung Z3 dan smartphone selanjutnya yang akan dirilis pada tahun 2017.

Lalu, peserta Tizen Mobile App Incentive Program harus bergabung terlebih dahulu dengan Tizen Store Seller Office, dan mengikuti petunjuk di website tersebut untuk mendaftarkan aplikasi. Setelah itu, peserta wajib mengunjungi situs web program insentif dan mendaftarkan aplikasi beserta informasi dasarnya di sana.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Samsung Indonesia.

Pendaftaran Ide Inovasi BlackInnovation 2016 Tinggal Hitungan Hari

Proses penciptaan karya adalah satu hal, namun memberikan manfaat melalui karya tersebut adalah hal lainnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, produk-produk inovatif nan solutif hasil buah pikir anak bangsa semakin muncul ke permukaan industri dan terus meroket. Bersamaan dengan momentum ini, BlackInnovation kembali terselenggara di tahun ini, dan, tidak terasa, penutupan pendaftarannya tinggal menghitung hari.

Setelah melakukan meetup roadshow ke Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Malang, dan Bandung, semakin terlihat jelas antusiasme dari kreator-kreator Indonesia dalam membuat karya inovasi yang memberi nilai lebih kepada masyarakat, seperti tagline yang diusung BlackInnovation 2016 “Convert Your Ideas Into Values.”

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, tahun ini adalah tahun pertama BlackInnovation dibuka untuk dua bidang, desain produk dan Internet of Things.

Untuk kategori ide inovasi desain produk, para peserta BlackInnovation 2016 ditantang untuk mengembangkan produk-produk yang bisa memberikan lebih dalam keseharian masyarakat, entah itu pengembangan orisinal yang belum pernah dibuat sebelumnya maupun karya modifikasi.

Selain itu, ada pula pendaftaran ide inovasi bidang Internet of Things, yakni bidang inovasi yang membuka kesempatan bagi inovator untuk menciptakan produk yang mengintegrasikan konektivitas internet dengan benda-benda untuk memudahkan kehidupan manusia.

Mereka yang mengalungi gelar “The Innovator” nantinya berhak mendapatkan total hadiah uang tunai lebih dari 100 juta rupiah, serta hadiah tiket perjalanan ke industri kreatif luar negeri.

Nah, tunggu apa lagi? Kurang dari tiga hari lagi, pendaftaran ide inovasi BlackInnovation 2016 ditutup lho! Ayo, buktikan kalau kamu inovator sejati yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dengan menyandang gelar “The Innovator”! Daftar sekarang juga di sini!

Disclosure: DailySocial adalah media partner BlackInnovation 2016

Lima Langkah Membuat Akun Alibaba Cloud

Seperti yang pernah diberitakan DailySocial sebelumnya, Alibaba Cloud saat ini tengah berada dalam proses penetrasi pasar di Indonesia. Layanan komputasi awan yang merupakan bagian dari sayap bisnis taipan Jack Ma ini tercatat telah dimanfaatkan oleh 1,8 juta bisnis, yang mana rata-rata digunakan oleh pebisnis startup digital.

Bila diperhatikan dengan jelas, penggunaan layanan Alibaba Cloud yang dilakukan startup tersebut sejalan dengan kemampuan Alibaba Cloud dalam memenuhi kebutuhan bisnis yang masih dinamis, seperti yang terjadi di perusahaan startup pada umumnya.

Di sini, akan dijelaskan bagaimana bisnis startup Anda bisa mulai menggunakan jasa Alibaba Cloud. Caranya mudah, hanya lima langkah dan gratis untuk Anda!

1. Masuk ke situs resmi dari Alibaba Cloud.

Aliyun homepage

2. Klik ‘Login’ di ujung kanan homepage Alibaba Cloud.

Aliyun Step 1

3. Klik ‘Join Free’ untuk membuat akun baru Alibaba Cloud.

Aliyun Step

4. Ikuti langkah-langkah registrasi berikut dengan mengisi nomor telepon dan alamat email Anda yang valid.

  • Tahap 1: Mengisi form awal

Aliyun Step 2

  • Tahap 2: Verifikasi email

Aliyun Step (2)

  • Tahap 3: Verifikasi nomor telepon

Aliyun Step (3)

5. Lengkapi profil Anda dan metode pembayaran yang Anda pilih.

  • Tahap 1: Mengisi “Profile Management” Anda.

Aliyun Step (4)

Step 4

  • Tahap 2: Memperbarui metode pembayaran Anda.

Step 5

Aliyun Payment Method

Bila Anda tidak punya kartu kredit atau akun PayPal untuk pembayaran, tak perlu khawatir! Alibaba Cloud bisa membantumu di sini.

Sedikit banyak, itulah tadi langkah sederhana dalam membuat akun di Alibaba Cloud. Langkah yang mudah, bukan?

Kabar baik bagi Anda, sekarang Alibaba Cloud tidak hanya menyediakan fasilitas free trial. Anda juga bisa mendapatkan kupon Alibaba Cloud senilai USD 50, jika Anda melanjutkan pembayaran setelah masa free trial.

Cara mendapatkan kupon tersebut sangat lah mudah. Cukup dengan masuk ke laman Contact Sales, isi semua informasi dengan benar, dan ketik “USD 50 coupon” di bagian “How can we help?“. Contohnya dapat dilihat di bawah ini.

Keyword untuk USD 50 AliCloud Coupon


Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Alibaba Cloud.

Bincang-Bincang Soal Startup Scaling dari Aspek Teknis

Ruang bisnis startup Indonesia sepertinya perlu direnovasi atau, lebih tepatnya, diperbesar. Pasalnya, dari hari ke hari ide-ide kreatif yang merupakan embrio dari startup mulai muncul di berbagai komunitas, khususnya komunitas teknologi. Banyak memang yang meledak, beriringan dengan itu, tak sedikit pula yang gugur dimakan seleksi alam. Persoalan kegagalan startup dalam mengembangkan bisnisnya seringkali berujung pada diskusi di kedai kopi soal pendanaan yang kurang atau dompet perusahaan yang kering.

Pembicaraan soal uang tersebut tidak sepenuhnya salah. Fase startup scaling sejatinya memang akan bertemu rintangan, meski tidak melulu soal uang. Seperti sifat alamiahnya, startup hadir di masyarakat dengan daya gedor ide-idenya yang inovatif dan solutif. Hal ini bergulir satu nafas dengan bisnis mereka yang berorientasi pada kebutuhan user/customer.

Gebrakan ide harus terus bergulir bersamaan dengan sifat lainnya dari startup yakni dinamis. Ingatlah, naik-turun dari laju bisnis startup adalah lumrah, dan perlu disiasati dengan pembaruan ide serta sarana teknologi.

Menyoal sarana teknologi, cloud computing ternyata menjadi bagian dari kunci scaling yang dilakukan startup. Bayangkan, sayang sekali bila fitur atau sistem yang ditawarkan startup kepada user, ternyata tidak berujung pada conversion rate yang memuaskan, hanya karena sistem cloud computing yang kendor. Bisa jadi, inilah titik mimpi buruk startup.

Agar para pendiri startup yang sekarang mulai merangkak tidak mengalami hal tersebut, Alibaba Cloud bekerja sama dengan DailySocial menyelenggarakan sebuah talkshow bernama AliLounge, dengan tajuk “How to Scale Your Startup”.

AliLounge, talkshow hasil kolaborasi Alibaba Cloud dan DailySocial. / DailySocial
AliLounge, talkshow hasil kolaborasi Alibaba Cloud dan DailySocial. / DailySocial

AliLounge rencananya akan diselenggarakan di dua kota, yakni Yogyakarta (8 November 2016) dan Bandung (10 November 2016). AliLounge Yogyakarta akan mengambil tempat di Smart Lounge Lippo Jogja. Sedangkan untuk Bandung, AliLounge bertempat di Eduplex Dago.

Dua orang Cloud Architect Alibaba Cloud, Sabith Venkitachalapathy dan Ken Ly, akan menjadi pembicara tetap di AliLounge Yogyakarta dan Bandung. Selain itu, kursi pembicara dari praktisi industri teknologi dan startup akan diisi Randi Eka Yonida (Senior Editor DailySocial) untuk AliLounge Yogyakarta dan Tommy Dian Pratama (Chief Technology Officer DailySocial) untuk AliLounge Bandung.

Nah, apakah startup Anda sudah siap untuk melakukan scaling dari sisi teknis? Cari tahu dan temukan insight menarik di AliLounge Yogyakarta dan Bandung!

Oh iya, Anda juga bisa melakukan networking dengan rekan-rekan startup dan para pakar teknologi serta makan malam bersama lho.

Tak ketinggalan, tim Alibaba Cloud punya hadiah untuk 20 pendaftar pertama AliLounge di masing-masing kota, yang sebelumnya telah membuat akun Alibaba Cloud dan mendaftarkan kartu kredit atau akun PayPal-nya. Hadiah tersebut adalah kupon senilai $200.

Ayo, daftar sekarang juga, gratis! Info lengkap dan pendaftaran dapat Anda akses di tautan berikut untuk AliLounge Yogyakarta dan Bandung.


Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama Alibaba Cloud dan DailySocial untuk rangkaian kegiatan AliLounge.

Tahap-tahap yang Perlu Diperhatikan dalam Merencanakan “Social Media Campaign”

Yang perlu dipahami saat mulai terlibat dalam campaign media sosial adalah batasan. Tidak ada yang menjamin cuitan pertama Anda tentang sebuah tema social media campaign di Twitter adalah titik awal kampanye Anda aktif, sebab belum tentu juga hashtag yang Anda buat langsung tersebar cepat bagai virus. Begitu pula dengan ujung dari campaign, tak ada jaminan seberapa lama bahasan yang Anda bawa ke lini masa akan berakhir.

Satu hal yang pasti adalah para marketers pasti ingin kampanyenya tersebar tepat sasaran. Di manapun mereka mengeksekusinya, yang terpenting adalah kemantapan dalam persiapan, baik dari sisi timeline, tagar (hashtag), dan tools. Banyak yang bilang pengelolaan tiga aspek ini terhitung cukup sulit, karena masa-masa persiapan ini adalah fase penentu keberhasilan sebuah social media campaign.

Konsep timeline, tagar, dan tools yang lebih tertata tentu akan memudahkan Anda dalam mempersiapkan social media campaign dan penataan tersebut mesti dimulai dari penentuan goal atau tujuan campaign. Tentukan arah yang ingin Anda sasar secara terukur menggunakan Key Performance Indicator (KPI).

Setelah arah tujuan sudah jelas, sekarang waktunya untuk merancang lini waktu perjalanan kampanye. Di tahap ini, Anda perlu menentukan awal dan akhir dari masa kampanye. Ya, memang tadi sudah disebutkan bahwa social media campaign memiliki batasan yang buram. Itu adalah sifat alamiah dari sebuah campaign. Meskipun demikian, Anda tetap perlu memberi garis start dan finish untuk campaign untuk membantu content writer Anda mengelolanya.

Selanjutnya adalah membuat campaign hashtag atau tagar (tanda pagar). Hashtag yang Anda buat harus menjual namun tidak terdengar sedang ‘berjualan’. Pilihlah hashtag yang bisa ‘cair’ dengan mudah di medium maya. Dengan kata lain, tagar yang Anda buat sebaiknya berisi kata-kata yang sering terdengar di telinga masyarakat media sosial.

Yang terakhir, tahap yang tak kalah penting ialah menentukan social media management tools. Diibaratkan pertempuran medan perang, tahap ini adalah saat para prajurit memilih senjata setelah membuat strategi. Jadi, pilihlah senjata terbaik untuk campaign Anda.

Salah satu yang secara spesifik dapat mendukung social media campaign Anda ialah ombaQ, sebuah tools media sosial yang mampu mengkategorikan post yang di-share di media sosial. Di menu content insight-nya, Anda dapat melakukan filtering pada label yang bisa Anda tentukan sendiri. Label itu nantinya bisa Anda lihat performance-nya dan pada akhirnya Anda bisa melihat apakah social media campaign Anda sudah sesuai tujuan atau belum.


Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh ombaQ.

Singapore Fintech Festival 2016 Buka Kesempatan Bagi Startup, Investor, dan Institusi Keuangan untuk Bertatap Muka

Tidak terlalu aneh rasanya bila banyak orang yang terlibat dalam perindustrian mengatakan bahwa industri keuangan adalah nyawa, jantung, dan urat nadi dari perekonomian. Cerita tentang laju perputaran roda bisnis dan stabilitas kehidupan masyarakat di sebuah negara yang dipicu oleh faktor finansial yang sudah tersebar. Beruntung saat ini kita berada di masa yang serba terhubung, dan teknologi menjadi penyokong keuangan yang tidak dapat dilihat sebelah mata.

Lebih beruntungnya lagi, Monetary Authority of Singapore (MAS), sebuah lembaga otoritas yang mengawasi jasa keuangan Singapura, dalam waktu dekat akan melangsungkan serangkaian acara untuk mengumpulkan para pelaku industri keuangan dan teknologi ke dalam sinergi financial technology (fintech) di acara Singapore FinTech Festival 2016, pada tanggal 14 – 18 November 2016 mendatang.

Singapore FinTech Festival 2016 secara garis besar akan berisi empat kegiatan, yaitu adalah Hackcelerator, Conferences, Networking, dan FinTech Awards.

FinTech-Conference

Di event bertajuk Global FinTech Hackcelerator, komunitas fintech secara global diundang untuk bekerja sama menghasilkan solusi bagi sejumlah permasalahan atau tantangan yang muncul di industri keuangan. Para pelaku fintech startup, investor, dan regulator diharapkan dapat duduk berdampingan dan berbincang mengenai teknologi dan keuangan di Global FinTech Hackcelerator.

Event berikutnya adalah wadah bagi peserta untuk melakukan networking dan saling berbagi wawasan mengenai industri dan bisnis fintech yang bernama MAS FinTech Conference. Peserta dapat menemukan kesempatan bisnis yang lebih lebar lagi melalui berbagai pidato, diskusi panel, pertunjukan, radio streaming, networking, dan pameran. Secara khusus, MAS telah menyiapkan konferensi ABS-MAS Tech Risk Conference yang fokus pada isu-isu risiko teknologi, seperti regulatory sandbox dan cyber security.

Penganugerahan kepada pelaku industri fintech menjadi bagian dari acara Singapore FinTech Festival 2016 lewat MAS FinTech Awards. MAS berupaya memberikan pengakuan dan penghormatan tinggi kepada solusi fintech yang telah diimplementasikan baik oleh startup, lembaga keuangan, maupun perusahaan teknologi.

Pada Jumat, 18 November 2016, Singapore FinTech Festival 2016 akan ditutup oleh kegiatan komunitas dan networking, seperti Innovation Lab Crawl, SGX Bull Charge Charity Run dan pesta penutup festival lainnya.

Melihat rangkaian acara dan tempat yang dipilih, Singapore FinTech Festival 2016 akan sayang sekali untuk dilewatkan fintech startup owner, investor, institusi keuangan, regulator, dan mereka yang merasa sebagai fintech enthusiast. Singapura selalu dikenal sebagai destinasi yang menyenangkan untuk perjalanan bisnis dan Anda bisa buktikan sendiri di Singapore FinTech Festival 2016. Untuk informasi lebih lanjut silakan kunjungi www.FinTechFestival.sg.

Disclosure: Artikel ini adalah hasil kerja sama DailySocial dengan Singapore Tourism Board MICE.

Multitasking Bukan Mustahil dengan Lenovo Laptop Gaming Seri IdeaPad Y900

Hiburan adalah salah satu kebutuhan yang, di dalam kemajuan zaman Internet, terus dibanjiri perkembangan-perkembangan produk. Dan, gaming masih menjadi aktivitas pilihan masyarakat–terkhusus kaum urban–dalam melepas penat dan memanjakan kebutuhan yang satu ini.

Demi menunjang hobi para gamer sekaligus tetap bertahan di era yang serba super sibuk ini, spesifikasi mumpuni pun tak pelak diperlukan. Ya, sebut saja kebutuhan gamer dari mulai Graphics Card Nvidia GeForce GTX 960M, resolusi 1980 x 1080, sampai kapasitas 1 TB. Semua itu tak jarang menjadi mimpi liar para penikmat game masa kini, agar hobi dan pekerjaan tetap berimbang.

Lenovo kini bisa mewujudkan mimpi liar tersebut, dengan seri laptop gaming teranyar Lenovo IdeaPad Y900. Spesifikasi perangkat gaming yang disebutkan di atas sepertinya terjawab sudah dengan Lenovo laptop gaming yang sudah diumumkan sejak Januari 2016 silam ini.

Ideapad_Y900_Body

Lenovo masih mempertahankan nilai-nilai keberhasilan dari seri IdeaPad Y700, seperti misalnya penggunaan Intel Core i7-6700HQ sebagai otak dari perangkat hiburan ini. Lalu, Anda juga masih bisa melihat game kesayangan Anda dengan resolusi 1920 x 1080 di layar yang lebih besar dari pendahulu Lenovo laptop gaming ini, yakni 17,3 inch.

Kemajuan perangkat juga bisa dirasakan di Lenovo IdeaPad Y700, terutama dalam performa dan tampilan. Di sini, Anda akan merasakan overclocking dengan graphics card NVIDIA GTX 980M yang bisa memanjakan mata dan merasa berada di dalam game–khususnya di first person shooter.

Ideapad_Y900_Hero_Shot_Win10_Mini_Star_Cortana_Product

Sering terganggu saat harus live streaming dan melihat strategi musuh saat gaming di waktu yang bersamaan? Atau, harus sesekali memeriksa pekerjaan saat sedang menunggu teman bergabung di sesi coop online game? Lenovo mendengarkan keluhan Anda ini dan hadir dengan solusi terbaik. Bila Anda merasa Intel Core i7-6700HQ masih kurang untuk mendorong performa, maka tekan saja tombol “Turbo” di ujung keyboard, dan rasakan kenikmatan gameplay yang menyegarkan.

Ideapad_Y900_Turbo Button

Semua fitur performa ini didukung sistem audio 3W Bass Subwoofer dan 2 x 2W JBL Speakers yang menghidupkan permainan Anda. Jadi, dengan seri terbaru IdeaPad Y900, sensasi Lenovo gaming laptop yang satu ini akan mengajak Anda untuk menjadi profesional dalam pekerjaan dan di arena permainan.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Lenovo.

Siap Berinovasi untuk Cashless Society

Baru sekitar dua minggu yang lalu, DailySocial merilis sebuah hasil survei tentang bagaimana masyarakat Indonesia menyikapi tren pembayaran non-tunai di masa depan. Survei yang melibatkan 1028 responden ini menyajikan beberapa data menarik yang perlu dicatat. Misalnya, 82,39% responden telah secara aktif menggunakan sistem pembayaran non-tunai. Lalu, ada pula hasil yang menyebutkan bahwa 67,32% responden yakin bahwa alat bayar non-tunai dapat menggantikan alat bayar tunai. Dua poin ini cukup menggambarkan optimisme masyarakat akan terwujudnya cashless society di kemudian hari.

Mengacu pada kenyataan tersebut, maka industri financial technology (fintech) Indonesia mengemban tugas sentral dalam kehidupan cashless society kini dan nanti. Terkhusus, peran yang besar juga dipikul para pelaku startup di industri fintech.

Namun demikian, dengan digital payment yang kian digandrungi beragam lapisan masyarakat, tak hanya tantangan saja yang ada di depan mata. Fintech startup juga punya kesempatan yang lebar pengadopsian cashless system di masyarakat Indonesia dengan strategi-strategi tertentu yang perlu disiasati dengan cerdik. Itu semua akan lengkap dibahas dalam acara persembahan Mandiri Capital, MDI Ventures, dan DailySocial bernama Finnovate.

Bertajuk “Big Plan for Digital Cashless Payment in Indonesia”, Finnovate adalah sebuah talkshow yang akan membahas seputar dunia fintech di masa mendatang. Di sana, Anda akan diajak untuk memahami lebih dalam seluk-beluk financial technology serta signifikansinya bagi kehidupan masyarakat. Tentunya, semua itu bisa menjadi insight yang bergizi bagi pola strategi startup yang tengah Anda rencanakan.

Lima orang nahkoda bisnis sekaligus pelaku industri fintech dan startup Indonesia akan berada di dalam satu panggung untuk berdiskusi bersama, yaitu Eddi Danusaputro (CEO Mandiri Capital Indonesia), Nicko Widjaja (CEO MDI Ventures), Brata Rafly (CEO Dimo Pay), Arie Nasution (CEO Bulp), serta Rama Mamuaya (CEO DailySocial) yang akan menjadi moderator dalam perbincangan tersebut.

Brata Rafly sebagai penggawa sebuah fintech startup akan berbagi ceritanya mengenai siasat yang perlu dilakukan para pemain di industri fintech dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Sementara, Arie Nasution, sebagai pemenang dari Wirausaha Muda Mandiri 2015, akan memaparkan bagaimana bisnisnya ikut berperan di industri ini.

Sebagai pimpinan dari venture capital firm, Eddy Danusaputro dan Nicko Widjaja rencananya akan berbicara seputar tren corporate venture capital Tanah Air, tantangan dan peluang yang dihadapinya.

Gelaran yang merupakan bagian dari sosialisasi kompetisi Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2016 ini akan berlangsung di Rumah Mandiri Inkubator Bisnis (RMIB), pada 26 Oktober 2016, pukul 18.00 – 20.00 WIB, dan dapat dihadiri secara gratis.

Seperti yang diketahui, Bank Mandiri telah menyelenggarakan WMM secara rutin setiap tahunnya sejak 2007, dan tahun 2016 ini adalah tahun pertama kalinya WMM membuka kompetisi di cabang fintech. Merujuk pada aspek lomba WMM tersebut, Finnovate hadir untuk memberi cakupan perspektif baru bagi peserta talkshow dalam menyikapi perubahan pola pikir masyarakat dalam bertransaksi, terutama bagi para UMKM atau startup yang akan berinovasi untuk menciptakan cashless society.

Mengikuti event yang diisi para pakar tanpa dipungut biaya adalah kesempatan langka. Dan, untuk soal fintech, Anda bisa menemukannya di Finnovate. Jadi, daftarkan diri Anda sekarang juga secara gratis di sini!

Disclosure: Artikel ini adalah hasil kerja sama DailySocial, MDI Ventures, dan Mandiri Capital untuk kegiatan Finnovate.