Akan Ada Lebih dari 400 Mobil di Forza Horizon 5

Playground Games kelihatannya ingin membawa peningkatan di berbagai aspek di dalam Forza Horizon 5 untuk menyenangkan para fans. Mulai dari ukuran map yang lebih luas, diversifikasi alam yang semakin bervariasi, trek balap drag yang lebih panjang, dan yang terakhir adalah jumlah mobil yang bisa dikoleksi juga semakin banyak.

Secara resmi Playground Games merilis blog update yang menunjukkan daftar mobil yang sudah dikonfirmasi akan hadir di game saat dirilis pada November mendatang. Dan menakjubkannya, Forza Horizon 5 dipastikan akan memiliki 426 mobil. Daftar tersebut bahkan masih belum lengkap karena game-nya akan terus di-update.

Daftar awal ini juga memberikan berbagai macam jenis mobil mulai dari yang klasik seperti Ferrari 250 Testa Rossa, Ford De Luxe Coupe, Jaguar E-Type, hingga mobil-mobil terbaru seperti Mercedes AMG ONE, Ford Bronco, Porsche Taycan, dan tentunya masih banyak lagi.

Para penggemar mobil Jepang alias JDM juga tidak perlu khawatir karena Horizon 5 juga akan memiliki daftar mobil JDM yang memadai. Apalagi dengan kehadiran line-up Toyota yang memang cukup dinanti oleh para fans yang ingin mencoba Toyota GR Supra terbaru.

Beberapa brand besar seperti Alfa Romeo, Bugatti, BMW, dan juga Mazda masih absen total dari daftar tadi. Kemungkinan besar mobil-mobil dari brand-brand tadi akan diumumkan pada update info berikutnya.

Selain daftar tersebut, Playground Games juga menunjukkan berbagai hal baru dari game-nya pada livestream yang diadakan beberapa hari lalu. Salah satunya adalah sistem struktur campaign yang kini sudah ditata ulang. Kini setiap tipe event akan memiliki Horizon Festival-nya sendiri.

Setidaknya ada 6 macam kategori event dengan Horizon Festival-nya masing-masing. Mulai dari Apex (trek aspal), Wilds (off-roads), Baja (cross-country), Street Scene (balap jalanan). Rush (stunt), dan Horizon Main Stage yang merupakan lokasi festival paling besar di sini.

Sistem ini harusnya mempermudah para pemain, terutama yang baru bermain, untuk melacak progres yang telah mereka lakukan dan menunjukkan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Tidak seperti yang terjadi di game sebelumnya, yang melepas para pemain dalam map dengan berbagai event yang tersebar di seluruh map.

Keuntungan CoD: Warzone Mencapai Rp27 Triliun dalam Setahun

Tahun 2020 dan 2021 mungkin memang menjadi tahun yang cukup menantang bagi para developer dan publisher game. Keberadaan pandemi memang membuat proses pengembangan menjadi terhambat namun di sisi lain, dengan banyaknya orang yang berada di rumah, keuntungan dari game-game mereka juga meningkat.

Salah satu contohnya adalah game free-to-play dari seri Call of Duty, yaitu Warzone, yang mencatatkan keuntungan hingga lebih dari $5,2 juta per harinya. Hal ini dilaporkan dari riset yang dilakukan oleh NetBet dengan menunjukkan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari berbagai game populer di dunia.

Dari data tersebut, Warzone menjadi game dengan peningkatan keuntungan paling tinggi dari tahun kemarin yang mencapai 196%. Dan dalam durasi tersebut, game ini diperkirakan menghasilkan keuntungan sekitar $3.633 atau sekitar Rp51 juta per menitnya. Yang berarti jadi $1,91 miliar atau sekitar Rp27 triliun dalam satu tahun.

Warzone ternyata bukan satu-satunya seri Call of Duty yang masih mendatangkan pundi-pundi keuntungan bagi Activision. Ada dua seri lainnya yaitu seri terakhir dari franchise Call of Duty yaitu Cold War dan bahkan Black Ops 4 yang ternyata juga masih mendapatkan keuntungan hingga sekarang.

Sayangnya, data yang ditampilkan oleh NetBet tidak mengkategorikan game sesuai genre-nya. Sehingga, apa yang diraih oleh Warzone tidak dapat dibandingkan dengan game serupa seperti Apex Legends ataupun Fortnite.

Screenshot: NetBet

Apalagi NetBet juga mencantumkan game-game mobile dari berbagai genre seperti Honor of Kings (AOV) yang kembali menjadi game dengan pendapatan paling tinggi, setelah sebelumnya dikalahkan PUBG Mobile. Free Fire ternyata juga mampu masuk ke 5 besar dalam daftar ini. Diikuti dengan Pokemon GO yang ternyata masih menunjukkan dominasinya.

Meskipun bukan menjadi yang tertinggi, namun Activision membuktikan bahwa game-game yang mereka buat masih terus digemari oleh para gamer. Meski Activision Blizzard sedang tersandung kasus besar, nampaknya hal tersebut tidak terlalu berpengaruh ke pendapatan game-nya.

Bos Proton Mengingatkan jika Steam Deck Tidak Bisa Jalankan Semua Game Steam

Kehadiran Steam Deck sebagai konsol genggam yang mampu memainkan berbagai game PC memang masih terasa seperti mimpi. Namun dari berbagai tes yang diperlihatkan baik oleh Valve ataupun dari berbagai tech reviewer memang menunjukkan bahwa konsol genggam ini memiliki potensi yang sangat besar.

Apalagi narasi yang sebelumnya tersebar di berbagai media adalah konsol ini nantinya mampu memainkan game apapun yang ada di Steam. Pierre-Loup Griffais dari Steam bahkan mengklaim bahwa mereka tidak dapat menemukan game PC yang tidak dapat dimainkan oleh Steam Deck.

Hype ini ternyata membuat Presiden dari CodeWeaver, James B. Ramey sedikit khawatir karena ia merasa bahwa hal tersebut agak tidak mungkin bahwa setiap game yang ada di Steam mampu berfungsi penuh di dalam konsol ini.

CodeWeaver merupakan partner dari Valve yang ikut mengerjakan software Proton untuk Steam Deck. Proton merupakan software yang memungkinkan game PC Windows untuk dimainkan di dalam SteamOS yang memiliki basis Linux.

Ramey mengutarakan kekhawatirannya tersebut di dalam podcast Boiling Steam dengan memperingatkan bahwa mungkin ada kesalahpahamam pada pernyataan Valve bahwa Steam Deck dapat menjalankan setiap game. Hal ini dikarenakan pernyataan tersebut meleburkan dua makna terhadap kemampuan Steam Deck.

Ramey merasa bahwa apa yang disebutkan oleh Griffais merujuk pada kemampuan hardware dari Steam Deck mulai dari pengolah grafis, RAM, hingga penyimpanan yang mampu untuk memainkan semua game. Padahal masih ada potensi ketidakcocokan Proton saat memainkan beberapa game di Steam Deck.

Berita baiknya adalah bahwa Valve terus meningkatkan jumlah game-game yang siap dimainkan di Steam Deck. Ramey juga yakin bahwa pengembangan Proton yang masih terus berlangsung dapat memastikan bahwa Steam Deck nantinya mampu mendukung cukup banyak game saat diluncurkan pada bulan Desember mendatang.

Proton juga disebut sebagai proyek hidup yang terus bernafas. Sehingga, pengembangan terus dilakukan untuk membuat lebih banyak game dapat berjalan tanpa masalah lewat software tersebut.

Konsol Steam Deck memang direncanakan untuk dirilis pada bulan Desember mendatang yang sayangnya belum mencantumkan tanggal pastinya. Para pembeli yang berminat juga sudah dapat memesan konsolnya dengan memilih dari 3 pilihan penyimpanan yang disediakan.

Game Lawas Cookie Clicker Ternyata Lebih Ramai daripada R6:Siege

Siapa yang menyangka bila sebuah game browser gratis 8 tahun lalu bisa populer kembali setelah ‘terlahir kembali’ lewat Steam. Namun itulah yang dialami oleh Cookie Clicker, sebuah game browser yang dirilis pada 2013 lalu dan kini akhirnya dirilis secara resmi di Steam.

Tidak main-main, game yang bisa disebut sebagai pionir dari game idle clicker ini tidak hanya mendapat respon yang sangat positif tetapi juga masuk ke dalam jajaran game yang paling banyak dimainkan di Steam. Game ini bahkan berhasil mengalahkan game populer seperti Rainbow Six Siege, Phasmophobia, bahkan Warframe.

Screenshot credit: SteamCharts

Lalu apa inovasi permainan yang dibawa oleh game ini dibanding 8 tahun lalu? Sebenarnya tidak ada, gameplay utama dan bahkan tampilan dari game-nya masih mirip dengan versi browser-nya dahulu. Namun, developer Orteil dan DashNet menambahkan berbagai macam konten tambahan yang bisa dinikmati pemain yang membeli game-nya tersebut.

Mayoritas pemain yang mau membeli dan memainkan game ini rata-rata mengejar unsur nostalgia yang pernah mereka dapatkan di masa lalu. Sekaligus untuk merasakan beragam konten yang ditambahkan oleh sang developer setelah mengerjakan game-nya selama 8 tahun ini.

Berbicara soal konten barunya, Cookie Clicker versi Steam ini akan memiliki 600 lebih upgrades baru, 500 lebih achievement baru, berbagai macam mini-game yang bisa dimainkan, hingga hewan peliharaan berupa naga yang juga bisa di-‘klik’. Game ini juga menjanjikan adanya dukungan mod yang akan datang di masa depan.

Cookie Clicker memang masih belum genap berumur satu minggu di Steam. tetapi game ini telah menempati posisi 11 pemain aktif terbanyak dengan jumlah pemain aktif sekitar 42 ribu orang.

image credit: Orteil

Dengan kembali populernya game ini, ditambah dengan harga yang cukup murah yaitu Rp40.000 untuk pengguna Steam di Indonesia, posisi Cookie Clicker diprediksi juga akan terus meningkat setidaknya selama bulan September ini.

Game Cookie Clicker memang sangat sederhana namun sangat adiktif pada masanya. Dan ada kemungkinan bahwa game ini akan mengulang kembali popularitasnya yang sebenarnya telah diikuti oleh banyak game lain seperti Adventure Capitalist, Clicker Heroes, dan bahkan game mobile asal Indonesia, Tahu Bulat .

Battlefield Mobile Muncul, Pemain Indonesia Bisa Ikut Uji Coba

Langkah EA untuk menjajaki pasar mobile kelihatannya semakin kuat. Karena, tanpa pengumuman apa-apa versi mobile dari Battlefield tiba-tiba mengemuka di Google Play Store. Indonesia ternyata memang menjadi satu negara yang mendapat akses pada uji coba pertamanya bersama dengan Filipina.

Game mobile ini tetap dikembangkan oleh Industrial Toys dan akan menjadi game free-to-play. Dalam laman game-nya di Play Store, EA menampilkan beberapa screenshot dari game-nya yang cukup memperlihatkan bagaimana penampakan dari Battlefield Mobile nantinya.

Image Credit: EA

Bisa terlihat bahwa Battlefield Mobile nantinya akan memiliki visual yang mirip dengan Battlefield versi PC/konsol namun tentunya dengan berbagai penyerdahaan elemen grafis agar tetap ringan untuk dimainkan di perangkat mobile. Mirip dengan apa yang dilakukan oleh Activision terhadap COD: Mobile.

Battlefield Mobile mengatakan bahwa game-nya masih membawa esensi yang disukai para fans dari game utamanya ke dalam game mobile ini, mulai dari map berukuran besar hingga skala destruktif yang juga masif meskipun untuk game mobile

Image Credit: EA

Dalam beberapa tangkapan layar juga diperlihatkan bahwa kendaraan-kendaraan militer yang ikonik dari seri utamanya seperti tank dan ATV juga dapat dikendarai. Hal ini membuka kemungkinan kendaraan lain juga bisa ikut masuk ke dalam game-nya nanti untuk membuat pertempuran semakin dinamis.

Untuk uji cobanya, pihak Battlefield Mobile hanya akan menyediakan satu map yaitu Grand Bazaar yang telah muncul di Battlefield 3 dan juga satu mode permainan yaitu Conquest yang bisa dicoba. Sama seperti versi utamanya, pemain nantinya akan dapat memilih satu dari empat kelas yang tersedia yaitu assault, recon, support, dan medic.

Image Credit: EA

Developer Industrial Toys memang masih terus mengembangkan Battlefield Mobile karena proyek ini dipimpin langsung oleh Alex Seropian, salah satu pendiri dari Bungie yang terkenal dengan seri Halo-nya. Mirip dengan game-game shooter free-to-play lainnya, game ini akan memiliki berbagai item kosmetik, battle pass, item koleksi, dan juga item unik yang bisa didapatkan oleh para pemain. 

Dari pengumuman awal, Battlefield Mobile menyebut bahwa game-nya akan membutuhkan perangkat minimal dengan OS Android 7.0 atau lebih tinggi, RAM 3GB atau lebih, serta penyimpanan minimal 4GB. Sedangkan beberapa detail lebih lanjut akan diumumkan berdekatan dengan peluncuran game-nya

Crysis Remastered Trilogy Akhirnya Dapatkan Tanggal Rilis

Seri Crysis mungkin menjadi salah satu seri game single player terbaik yang pernah dirilis EA sekaligus dari sang developer Crytek. Ketika EA akhirnya mengumumkan bahwa mereka akan membawa seri yang telah tertidur selama kurang lebih 7 tahun hidup kembali lewat Remasterd, para gamer di seluruh dunia langsung menyambut antusias untuk bertempur kembali menggunakan Nanosuit.

Instalasi pertamanya memang telah dirilis pada bulan September tahun lalu yang mendapat sambutan lumayan positif meskipun tidak setinggi game originalnya 13 tahun lalu. Bagi para gamer yang ingin memainkan dua sekuel tersisa dari triloginya akhirnya bisa bergembira karena akhirnya Crytek mengumumkan tanggal rilis resminya.

Lewat akun resminya di Twitter, Crytek mengumumkan bahwa mereka akan merilis edisi penuh dengan nama Crysis Remastered Trilogy pada tanggal 15 Oktober 21 mendatang. Game ini akan dirilis untuk PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series X|S, Nintendo Switch, dan juga PC secara ekslusif di Epic Games Store.

Kabar baiknya meskipun diumumkan sebagai bundle, para pemain yang telah memiliki game remastered pertamanya dapat membeli Crysis 2 Remastered atau Crysis 3 Remastered secara terpisah. Kedua game ini nantinya juga akan mendapatkan peningkatan berupa dukungan untuk resolusi 4K dan juga framerate yang tak terbatas untuk PC.

Sama seperti game pertamanya, kedua game ini akan mendapatkan peningkatan tekstur, pencahayaan, dan juga peningkatan visual lainnya. Selain itu Crytek juga menjanjikan peningkatan performa yang cukup signifikan ketimbang seri originalnya yang terkenal berat.

Khusus untuk pemain PC, Crytek juga mengatakan bahwa kedua game Crysis ini nantinya akan mendukung Ray Tracing. Teknologi ini digunakan guna menyempurnakan refleksi yang ada di dalam game-nya.

Sayangnya tidak ada detail lain mengenai kedua seri ini, dengan kemungkinan Crytek akan merilis trailer gameplay beberapa hari sebelum atau bahkan bertepatan dengan perilisan game-nya nanti pada Oktober mendatang.

Bagi para pemain PC yang menunggu game ini dirilis di Steam kelihatannya juga harus ekstra bersabar. Karena, hingga titik ini, baik Crytek maupun EA masih belum memberikan tanggal rilis di Steam meskipun laman resmi game-nya telah tersedia.

Kelangkaan Komponen Konsol Disebut akan Berlangsung hingga 2023

Harapan para gamer untuk dapat mencicipi konsol next gen seperti PlayStation 5 dan Xbox Series X|S memang masih sebatas angan-angan hingga sekarang. Terhambatnya proses produksi karena adanya pandemi sekaligus kelangkaan komponen memang membuat suplai mesin gaming menjadi sangat terbatas di seluruh dunia.

Berita buruknya, kelangkaan komponen ini kelihatannya akan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan. Hal ini merujuk pada pernyataan yang dikeluarkan oleh Toshiba kepada Bloomberg. Toshiba memang menjadi salah satu produsen chipset power-regulator yang digunakan di hampir semua perangkat mulai elektronik hingga kendaraan.

Toshiba mengabarkan bahwa suplai chipset yang dapat mereka distribusikan akan tetap sangat terbatas setidaknya hingga bulan September tahun depan. Dan bahkan beberapa konsumen mereka tidak akan mendapat pasokan hingga 2023.

Credit: Toshiba

Direktur dari Toshiba, Takeshi Kamebuchi menjelaskan bahwa penyebabnya adalah kelangkaan material serta tingginya permintaan dari berbagai pabrikan telah melebihi kapasitas yang dapat ditangani Toshiba. Pihak Toshiba juga meminta maaf kepada para konsumennya yang mungkin merasa frustasi karena pasokan komponennya yang tidak bisa maksimal.

“Kami mempertimbangkan pelanggan mana yang menghadapi situasi lebih buruk, seperti risiko terhentinya lini produksi ataupun bisnis yang terancam karena suplai chipset yang terhambat,” ujar Kamebuchi.

Pabrikan produsen konsol game disebut sebagai salah satu pelanggan yang mengajukan permohonan pasokan yang paling kuat.

Beberapa konsol yang terdampak dari kelangkaan chipset dari Toshiba ini antara lain adalah PlayStation 5, Xbox Series X|S, dan juga Nintendo Switch. Padahal konsol-konsol ini juga memiliki rencana untuk menggenjot produksi konsolnya untuk mengejar ketertinggalan produksi dan menstabilkan pasokan konsol mereka ke berbagai negara.

Para produsen konsol ini disebut menghubungi pemasok komponennya setiap hari untuk memastikan bahwa suku cadang yang mereka butuhkan dapat tiba sesuai perjanjian. Bahkan beberapa pelanggan dikatakan mengambil langkah yang cukup ekstrim dengan mengubah desain papan sirkuit atau PCB mereka untuk mengurangi komponen-komponen yang langka.

Toshiba juga memiliki rencana untuk memperluas produksi semikonduktornya di tahun-tahun mendatang dengan harapan mengurangi kemungkinan munculnya bottleneck produksi. Toshiba merencanakan investasi sebesar 60 miliar Yen atau sekitar Rp 7,7 triliun hingga Maret 2024 mendatang.

Battle Royale Naraka: Bladepoint Dikabarkan Akan Tuju Mobile

Kesuksesan perilisan Naraka: Bladepoint memang membawa angin segar pada genre battle-royale — bukan hanya bagi NetEase yang membutuhkan gebrakan baru, namun juga para gamer yang menginginkan variasi baru dari battle-royale yang mereka kenal selama ini.

Setelah mendulang sukses besarnya di platform PC, ternyata tidak butuh waktu lama bagi NetEase untuk segera melebarkan sayap dari game yang menjadi tren baru ini. Android dan iOS kelihatannya akan menjadi platform yang akan dikunjungi oleh game ini selanjutnya.

NetEase memang belum secara resmi mengumumkan keberadaan versi mobile-nya, namun hal tersebut dikonfirmasi lewat laporan pendapatan kuartal kedua 2021 NetEase. Sayangnya meskipun telah disebutkan, tidak ada detail apapun yang dijelaskan tentang versi mobile dari Naraka: Bladepoint ini.

Untuk sekarang, NetEase memang tengah menikmati kesuksesan Naraka: Bladepoint di seluruh dunia. Bahkan game ini mampu naik ke dalam Top 10 game pemain terbanyak di Steam dengan menempati posisi 6 mengalahkan Destiny 2 hingga Battlefield V, dan menempel sengit dengan Grand Theft Auto V di posisi 5.

Game yang baru dirilis pada pada 12 Agustus lalu ini memang mendapatkan respon sangat positif yang mampu menarik minat hingga 60 juta pemain dari seluruh dunia. Aspek paling menarik bagi para pemain tentu ada pada sistem pertarungan jarak dekat bergaya hack and slash yang menggantikan pertarungan senjata api yang sudah umum di battle royale lainnya.

Dengan tema oriental kuno yang kental, pemain akan bertarung melawan 59 pemain lain dengan menggunakan beragam senjata, mulai dari senjata jarak dekat seperti pedang, tombak, hingga greatsword serta senjata jarak jauh seperti panah, crossbow, hingga cannon.

Game ini punya mekanisme gerakan yang memungkinkan para pemain bergerak lincah dan bahkan melakukan aksi parkour di saentaro map Morus Island. Karakter-karakter yang ada juga memiliki kemampuan unik masing-masing yang membuat para pemain terus bereksperimen untuk mengkombinasikan karakter, taktik, dan juga senjata dalam pertempurannya.

Naraka: Bladepoint menyediakan mode co-op, multiplayer dan juga single-player yang dapat dimainkan secara gratis di PC lewat Steam dan juga website resminya. Sedangkan untuk para pemain di platform konsol maupun mobile sepertinya harus berharap agar NetEase segera merilis game ini di platform lainnya.

Dev. Dead Space Remake Tunjukkan Gameplay dan Teknologi Baru Mereka

Salah satu kejutan dari EA pada event EA Play tahun ini yang sebenarnya telah diendus oleh para fansnya adalah kehadiran remake dari seri Dead Space pertama. Ketika teaser perdananya pada bulan lalu hanya memberikan sedikit gambaran game-nya, EA Motive akhirnya kini menunjukkan lebih banyak tentang Dead Space Remake.

Lewat presentasi terbarunya, EA Motive menunjukkan berbagai perkembangan yang sudah dicapai dan juga tengah dikerjakan di Dead Space Remake. Dengan target “membangun game-nya sepenuhnya dari awal”, game ini memang memiliki tantangan besar untuk memberikan improvisasi signifikan dari game originalnya.

Namun EA Motives berhasil menunjukkannya seperti yang mereka lakukan untuk mekanisme senjata. Dalam videonya, tim pengembang menjelaskan bahwa setiap senjata yang digunakan pemain nantinya akan memiliki interaksi yang berbeda-beda ke musuh. Beberapa senjata dapat membuat musuh terhuyung-huyung, terdiam, atau bahkan tercabik.

Dengan variasi efek ini, para pemain nantinya diharapkan untuk mengkesplorasi beragam senjata yang ada di dalam game-nya dan tidak hanya mengandalkan Plasma Cutter, meskipun senjata tersebut memang senjata ikonik dari game-nya.

Selain perkembangan mekanisme permainan, EA Motive juga menampilkan peningkatan terhadap grafis yang akan ditampilkan pada Dead Space Remake. Dengan kekuatan hardware konsol saat ini dan juga engine Frostbite yang telah jauh berkembang, detail grafis pada game ini dijanjikan akan tampil jauh lebih menakjubkan.

EA Motives bahkan menyatakan bahwa mereka tidak hanya meningkatkan resolusi tekstur, namun membangun ulang semua bagian dari game mulai dari kostum dari protagonis Issace Clarke yang kini tampil jauh lebih detail hingga tampilan kapal luar angkasa USG Ishimura yang menjadi latar petualangan dari game ini.

Penambahan elemen-elemen visual seperti asap dan juga pencahayaan juga ikut mewarnai pengalaman bermain dari Dead Space Remake ini. Dan terakhir, EA juga mengumumkan bahwa mereka mengundang kembali Gunner Wright yang merupakan pengisi suara karakter Issace Clarke untuk Dead Space 2 dan 3. Wright nantinya akan kembali mengisi suara untuk Clarke pada remake ini.

Semua hal di atas hanyalah tahap awal pengembangan dari game ini. Sang developer bahkan dengan jujur menceritakan bahwa game ini baru satu tahun dikembangkan, sehingga mereka juga meminta para fans untuk bersabar hingga game ini benar-benar siap pada 2022 mendatang.

30 Game Asal Indonesia yang Mencuri Perhatian di Gamescom 2021

Gelaran Gamescom memang menjadi pameran video game terbesar yang setiap tahunnya diadakan di Jerman. Sayangnya pandemi mengharuskan event akbar ini diadakan secara digital.

Untungnya, kondisi tersebut tidak mengurangi keseruan dari pengumuman-pengumuman game yang hadir pada Gamescom 2021. Game-game besar seperti Forza Horizon 5, Saints Row Reboot, dan Marvel’s Midnight Suns mungkin memang mencuri perhatian pada Opening Night Live.

Namun di eksibisi Devcom Developer Conference (DDC) 2021, game-game Indonesia ternyata cukup menarik perhatian dari banyak negara karena dominasinya di dalam ajang ini. Asosiasi Game Indonesia (AGI) memang membuat program untuk mengirimkan 30 developer game lokal untuk tampil di dalam Gamescom 2021.

Dan bila Anda penasaran game apa saja yang ikut, berikut adalah daftar 30 game terbaik asal Indonesia yang tampil pada gelaran Gamescom 2021.

Nusantara Fighter

Developer: Miracle Gates Entertainment

Salah satu pendatang baru yang langsung mencuri perhatian banyak gamer dan media pada Gamescom kemarin adalah Nusantara Fighter. Game fighting ala Mortal Kombat atau Street Fighter ini memang tampil menarik dengan desain karakter yang terinspirasi dari sejarah dan kisah rakyat lokal. Game ini tengah dalam tahap pendanaan dan juga pencarian publisher.

Fallen Elysium, Dusk at War, and Fading Star

Developer: Miracle Gates Entertainment

Selain Nusantara Fighter, pengembang Miracle Gates Entertainment ternyata juga memiliki beberapa proyek menarik lain yang ikut ditampilkan. Ada tiga game lain bergenre visual novel yang diperkenalkan, yaitu Fallen Elysium yang bertema masa depan, Dusk at War yang bertema peperangan, dan yang terakhir adalah Fading Star yang bertema romantis. Ketiganya mengambil tema cerita yang cukup berbeda-beda.

Escape from Naraka

Developer: Xelo Games

Game ini memang bukan game yang baru, namun para penonton Gamescom tetap dibuat terpukau lewat trailer eksklusif barunya. Game bergenre action-platformer ini terus mencuri banyak perhatian gamer di seluruh dunia karena aksi yang ditampilkan dikombinasikan dengan tema Balinya yang cukup unik.

A Space For The Unbound

Developer: Mojiken Studio

Game petualangan kehidupan berlatar Indonesia di tahun 90-an ini memang menjadi salah satu game yang paling diantisipasi oleh banyak gamer di Indonesia dan bahkan Asia Tenggara. Game ini memang ikut tampil di booth milik Toge’s Indie Arena Booth. Namun sayangnya game ini tidak menunjukkan hal baru pada gelaran kemarin.

Stella Gale: The Trials of Faith

Developer: Extra Life Entertainment

Visual style memang menjadi salah satu daya tarik unik bagi sebuah video game. Dan Stella Game: The Trials of Faith dengan indah membuat game-nya seakan kartun atau anime klasik yang digambar manual. Para pemain akan menjadi Stella yang mengikuti kompetisi gladiator dengan hadiah satu permintaan apapun yang akan dikabulkan oleh sang pangeran.

Misguided: Never Back Home

Developer: JEVO Games

Mengambil tema game horor dengan karakter utama seorang cewek SMA, plus gameplay dari pandangan orang ketiga tentu membuat Misguided: Never Back Home langsung dibanding-bandingkan dengan Dreadout. Namun game ini merupakan game mobile yang akan mengikuti Silvia yang mencari teman-temannya di tempat yang tidak diketahui dan dihantui oleh mahluk-mahluk mistis.

Who Is He: Let Me Out

Developer: 4Happy Studio

Game horor dengan karakter utama anak-anak memang terkadang membuat suasananya semakin mencekam, sekaligus membuat sedikit menenangkan saat dimainkan. Dalam game ini pemain akan menjadi Alvin yang terperangkap di kampung halamannya. Dengan bantuan saudarinya yang telah meninggal dan juga laba-laba peliharannya, ia harus mengungkap rahasia kelam di desanya dan kabur dari sana.

Kirana: Raga Sukma

Developer: Kawarna Studio

Aspek mitologi dan cerita rakyat Indonesia memang menjadi salah satu tema yang luas untuk digali. Seperti judulnya, game yang satu ini mengangkat tema raga sukma atau ngrogo sukmo. Dalam game petualangan dengan pandangan orang ketiga ini, pemain akan menjadi Kirana yang punya misi untuk menyelamatkan saudaranya, sekaligus menyelesaikan masalah mental yang ia hadapi.

Ngopi, Yuk!

Developer: Uniqx Games Studio

Game adaptasi komik atau anime memang bukan yang baru. Sama seperti game ini yang diadaptasi dari webtoon lokal dengan judul yang sama. Sesuai namanya, pemain akan menjadi barista yang sibuk mengurusi mulai dari kostumer, menu, dan bahkan mengembangkan toko lewat sistem gacha.

Here Comes The Hero

Developer: GameChanger Studio

Menggabungkan dua genre video game yang berbeda memang berpotensi untuk membuat sebuah genre hybrid yang memberikan pengalaman baru bagi gamer. Seperti yang ditawarkan lewat Here Comes The Hero, game ini menggabungkan genre petulangan roguelike yang tengah naik daun dengan game fighting 1-vs-1. Game ini direncanakan untuk dirilis pada 2023 mendatang untuk PC dan konsol.

Rendezvous

Developer: Pendopo Studios

Kombinasi konsep cyberpunk, style pixel art, dan juga aksi 2 dimensi mungkin menjadi komposisi andalan dari para pengembang game indie. Namun hal tersebut tidak selalu negatif, apalagi bila konsep tersebut ditambahkan elemen lokal seperti pada game Rendezvous ini yang menampilkan kota Neo-Surabaya.

Grammarian Ltd

Developer: Algorocks

Memberikan narasi imajinatif untuk konsep dasar sebuah game terkadang bisa membuat game edukasi menjadi menarik. Seperti yang dilakukan pada game ini lewat cerita di masa depan ketika sang presiden mewajibkan semua tata bahasa dan juga tulisan harus benar dan sempurna. Dan pemain mendapat tugas besar untuk memastikan bahwa semua teks yang lewat tanpa cacat bahasa.

Project Unseek

Developer: Arsanesia

Apa jadinya bila kalian bermain petak umpet di malam hari, mungkin itulah yang ingin disuguhkan oleh Project Unseek ini. Pemain akan bermain secara multiplayer dengan 6-10 pemain lainnya, dengan satu orang akan bertugas menjadi penjaga yang harus menangkap pemain lainnya. Dengan pandangan yang terbatas, para pemain yang dikejar harus menggunakan kemampuan uniknya untuk selamat.

Night of Sorrow

Developer: Satriver Studio

Bila ada yang mengatakan sebuah game shooter bertema Malam Satu Suro, mungkin akan banyak yang menyebut bahwa hal itu terlalu mengada-ada. Namun itulah yang tengah direalisasikan oleh developer asal Malang ini. Memang tidak banyak yang ditunjukkan selain dari desain karakter yang menyerupai hantu kuntilanak yang membawa senjata.

Project KISS: Road to Debut

Developer: Wisageni Studio

Dengan semakin populernya Kpop dan para idol-nya. Maka cukup menarik untuk melihat bagaimana jadinya bila pemain menjadi manajer dari para idol ini. Game ini nantinya akan berfokus pada narasi dengan gameplay yang kasual. Para pemain nantinya akan mengatur jadwal dari idol ini untuk mendapatkan ending yang memiliki 15-20 varian.

Hello Goodboy

Developer: Rolling Glory Jam

Game tentang cerita kehidupan atau slice-of-life mungkin memberikan kesan tersendiri kepada para pemainnya. Hello Goodboy kemungkinan akan menjadi salah satunya. Game ini bercerita tentang seorang anak dengan anjing kesayangannya yang bernama Coco. Hello Goodboy akan menjadi game side-scrolling 2D dengan puzzle dan beragam aktivitas yang akan berdampak pada kelanjutan narasinya.

Matchmaker: Love & Roguelike

Developer: MelonCat studio

Bila sebelumnya Here Comes The Hero mencoba menggabungkan genre roguelike dengan fighting 1-vs-1, game yang satu ini mencoba lebih radikal dengan menggabungkan genre roguelike dengan matchmaking sim. Namun itulah inti dari game ini. Pemain diminta untuk menjadi Mak Comblang, sekaligus berpacu dengan waktu untuk memasangkan sebanyak mungkin orang.

Anuchard

Developer: stellarNull

Game action RPG berlatar fantasi ini menjadi salah satu game yang ditampilkan secara langsung kepada para pengunjung Gamescom. Game ini menawarkan nostalgia dari game-game action RPG klasik yang akan membawa para pemain ke dalam petualangan di dungeon, memecahkan puzzle, dan juga pertarungan secara real-time. Game ini tengah dipersiapkan untuk dirilis di PC via Steam dan Xbox awal tahun depan.

Amazing Swing

Developer: Megaxus

Bila game-game sebelumnya menitik beratkan aspek naratif ataupun gameplay-nya. Maka Swing Saga merupakan game kasual yang menantang para pemain untuk berayun dari satu platform ke platform yang lain. Para pemain juga akan mendapatkan poin bila mereka dapat mendarat pada titik yang tepat. Game ini akan dirilis untuk PlayStation 4 dan 5, serta Nintendo Switch akhir tahun nanti.

Monster Breakout! Brickbreaker Pixel RPG

Developer:  Seraph Games

Game yang satu ini sebenarnya adalah remake dari Brick Pixel yang keluar untuk platform mobile awal tahun ini. Namun Seraph Games bersama dengan publisher Niji Games Studio dan art designer Frosty Rabbid memberikan improvisasi visual dan animasi yang lebih baik, ditambah dengan narasi yang lebih kuat serta sistem progres ala RPG yang lebih detail.

Cooking Chef Story: Food Park

Developer: Dreams Studio

Masih di bawah publisher Niji Games, ada Dreams Studio yang membawa game memasak dan menantang para pemain untuk menyiapkan dan juga menyajikan berbagai makanan ataupun kudapan dari Indonesia maupun negara lainnya. Game yang dirilis untuk mobile ini tengah berstatus alpha dan direncanakan untuk dirilis pada 2022

Calico Cafe

Publisher: Niji Games Studio

Game terakhir yang dibawa Niji Games lagi-lagi bertemakan makanan-minuman. Dalam game ini, para pemain akan menjadi kucing tiga warna alias calico yang membuka kafe pertamanya. Berbeda dengan game sebelumnya yang akan menuntut ketangkasan, game ini akan lebih menenangkan.

Knight Vs Giant

Developer: Gambir Studio

Siapa yang menyangka bahwa game flash yang berasal dari tahun 2013 kini dapat hidup kembali. Itulah yang dialami oleh Knight vs Giant. Game Flash bergenre hack and slash ini dikembangkan ulang sebagai game yang lebih sempurna dengan grafis, mekanisme pertarungan, dan juga sistem progresi yang lebih baik.

The Sun Shines Over Us (Menggapai Matahari)

Developer: Eternal Dream Studio

Isu perundungan atau bullying memang masih menjadi topik yang masih terus menghantui. Game Menggapai Matahari ini mencoba mengangkat isu-isu sensitif dari kehidupan para remaja seperti persahabatan dan juga kesehatan mental. Game visual novel ini masih tengah dalam tahap pengembangan.

Fractured Core

Developer: Engram Interactive

Sistem pertarungan turn-based mungkin kini sudah banyak ditinggalkan game-game besar untuk mendorong aksi yang lebih cepat dan interaktif. Namun sistem ini ternyata diaplikasikan dalam game futuristis cyberpunk yang berlatar di Jerman ini. Fractured Core menawarkan cerita naratif yang dalam dan juga kostumisasi karakter yang membuat game-nya lebih menarik.

Tanasurga

Developer: Rainman Studios

Satu lagi game yang mengimplementasikan sistem pertarungan turn-based dan juga naratif. Namun bedanya, Tanasurga mengambil latar mundur ke era Perang Dunia 2 dengan ‘twist‘ bahwa para pejuang kini menggunakan robot untuk bertarung dan berjuang untuk memerdekakan negaranya. Game ini memiliki tiga orang pilot yang punya cerita berbeda-beda dengan multiple ending yang membuatnya semakin membuat penasaran.

Project Angels

Developer: Project Angels Dev

Bila Anda mencari sebuah game visual novel bertema militer dengan karakter bergaya anime, maka game yang satu ini merupakan jawaban yang pas. Dalam Project Angels pemain akan menjadi komandan dari pasukan elit superhuman yang harus memastikan bahwa setiap misinya berhasil sekaligus membangun hubungan dengan para tentaranya.

Billy Makin Kid

Developer: SLAB Games

Game terakhir yang masuk ke dalam Gamescom ini sebenarnya bukan game baru. Namun developer SLAB Games memang tengah membawa game flash satu ini untuk masuk ke dalam PC, mobile, dan juga HTML5. Game tower defense ini memang cukup populer saat era game flash. Selain itu SLAB Games juga memiliki beberapa proyek yang masih belum diumumkan.

Penutup

Dan itulah tadi ke-30 game asal Indonesia yang berhasil tampil pada gelaran Gamescom dan mencuri perhatian pada Devcom Developer’s Conference karena serbuan dari game-game asal Indonesia yang mendominasi hingga menjadi game terbaik pada Indie Arena Booth.

Semoga saja, serbuan semacam ini dapat dipertahankan pada event-event internasional berikutnya agar para gamer dari seluruh dunia mengetahui bahwa para developer asal Indonesia juga memiliki game-game berkualitas yang mampu bersaing secara internasional.