Pemerintah Siap Alokasikan Sebagian Dana USO Untuk Dukung Pengembangan Startup

Masalah pendanaan untuk pengembangan startup masih menjadi fokus utama yang perlu diselesaikan oleh seluruh stakeholder, termasuk pemerintah. Kini pemerintah berinisiatif untuk mengalokasikan sebagian dari dana kontribusi umum (universal service obligation/USO) untuk diberikan ke startup. Regulasinya diharapkan terbit pada Januari 2017.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menjelaskan pengusaha UKM dan startup yang berhak mendapatkan dana dari pemerintah ini diharuskan berada di 122 kabupaten dan kotamadya dari seluruh Indonesia seperti tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 131/2015.

Beberapa di antaranya, Aceh Singkil, Nias, Kupang, Lebak, Alor, Ketapang, Sorong, hingga kawasan Papua. Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali, dan Surabaya tidak masuk ke dalam kategori ini.

“Ini adalah willingness dari pemerintah untuk menggunakan dana USO untuk pembangunan startup di daerah kategori USO. Kami masih berdiskusi dengan seluruh stakeholder termasuk pemain startup bagaimana cara mengeksekusinya,” ujarnya saat menghadiri Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital di Denpasar, akhir pekan lalu.

Dana USO adalah bagian kewajiban pemerintah dalam memberikan layanan universal di bidang telekomunikasi untuk publik. Kewajiban pelayanan dilakukan untuk mengurangi kesenjangan digital khususnya di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), secara ekonomi sulit dijangkau oleh penyelenggara telekomunikasi komersial.

Salah satu kegiatan yang aktif dilakukan dari penggunaan dana USO adalah pembangunan base transceiver station (BTS). Pemerintah mengklaim anggaran USO tiap tahunnya sebesar sebesar 2 triliun Rupiah dan tidak seluruhnya dicairkan untuk proyek pemerintah.

“Pemerintah ingin mengarahkan penggunaan dana USO tidak hanya untuk pembangunan basic telekomunikasi saja, tetapi untuk sesuatu yang berkaitan dengan startup. Maka dari itu, kami ingin dorong teman-teman untuk duduk bersama dan membahasnya.”

Dia berharap, regulasi mengenai penggunaan dana USO untuk startup bisa terbit pada Januari mendatang dengan bentuk Peraturan Menteri. Menurutnya aturan ini masih mengacu ke Peraturan Presiden mengenai roadmap e-commerce.

Sebenarnya Angel Investor Ingin Anda Menjawab 9 Pertanyaan Ini

Ada sesuatu yang tidak berkesinambungan antara pertanyaan yang diutarakan oleh kebanyakan angel investor dengan pertanyaan yang sebenarnya ingin sekali mereka tanyakan. Alasannya, bukannya karena mereka takut untuk bertanya, tetapi lebih karena mereka telah terpatok untuk memandang startup sebagai perusahaan publik atau memang tidak ingin melukai perasaan founder.

Pertanyaan mereka cenderung bersifat tradisional dan mudah diprediksi, misalnya tentang produk, market fit, tim, market size, dan traksinya sebelum menginvestasikan uangnya ke perusahaan Anda. Namun, seiring berjalannya waktu sebenarnya banyak hal di luar itu yang ingin mereka tanyakan.

Artikel ini akan membahas ada sembilan hal yang ingin Anda terangkan ke mereka, berikut rangkumannya:

Integritas

Urutan pertama yang paling mereka perhatikan ketika berhadapan dengan Anda adalah integritas. Setiap investor tunggal sangat ingin Anda menjawab pertanyaan ini untuk memastikan apakah Anda jujur? Apakah Anda akan menggunakan uang saya untuk bermain judi? Apakah Anda akan pakai uang saya untuk makan malam dengan keluarga?

Angel investor ingin duduk bersama demi memastikan kejujuran Anda. Ketika mereka bertanya tentang diri Anda, sebenarnya mereka benar-benar menanyakan “Apakah saya akan mengalami kesulitan hukum karena Anda?”.

Ide

Kebanyakan investor jujur dengan diri mereka sendiri bahwa mereka tidak dapat mengevaluasi ide karena mereka tidak berada satu ruangan yang sama dengan Anda dan tidak sepandai Anda. Perusahaan teknologi seperti AirBnB, Facebook, Tesla, Instagram, dan Uber, awalnya tidak dipedulikan oleh investor yang tidak bisa mengevaluasi ide awalnya.

Maka dari itu, sebaiknya Anda menjelaskan secara detil bagaimana proses awal sebuah ide muncul dan bagaimana cara Anda dan tim mengolahnya hingga berbentuk produk nyata.

Produk

Angel investor kebanyakan menyadari posisi mereka bukanlah orang yang tepat untuk mengevaluasi produk Anda. Mereka hanya ingin memastikan seberapa jauh willingness dari tim Anda untuk menciptakan produk yang dapat berguna bagi pengguna dan bagaimana bentuk strategi marketing-nya.

Mereka sebenarnya tidak ingin mengetahui seberapa bagus produk Anda, sebab produk itu tiap waktu terus berkembang. Bahkan bisnis pun berpotensi terjadi pivot.

Fokus

“Saat saya memberikan uang, apakah Anda akan mendedikasikan seluruh waktu dan tenaga Anda untuk fokus mengembalikan uang saya sekaligus menyukseskan bisnis ini?”. Kemudian, angle investor akan menanyakan pertanyaan lanjutan, “Bagaimana Anda menghabiskan waktu? Saya benar-benar tidak peduli dengan detilnya, tapi saya ingin tahu kegiatan sehari-hari Anda”.

Menurut angel investor, jika bisnis ini butuh waktu kerja 16 jam sehari namun Anda melakukannya hanya 8 jam sehari. Ini artinya Anda tidak memberikan integritas nomor 1 untuk pekerjaan ini.

Finansial

Angel investor ingin Anda untuk mengukur bagaimana menghitung bisnis ini lewat matematika keuangan sederhana, sekaligus memastikan apakah asumsi yang Anda buat itu bisa dibuktikan atau tidak.

Anda perlu tahu bagaimana menentukan nilai ekonomi produk berdasarkan perhitungan dari Customer Acquisition Cost dan Lifetime Value (CAC & LTV). Banyak founder yang gagal dalam menghitung ini.

Tim

“Apakah orang-orang Anda bisa bekerja secara tim? Bagaimana cara tim Anda bekerja?”. Banyak startup yang gagal berjalan karena tim-nya yang tidak mau bekerja sama selama enam hingga tujuh tahun, kerja selama 16 jam sehari dan enam hari dalam seminggu.

Ketahanan diri

“Apakah secara fisik, emosi, dan mental Anda sanggup bertahan selama bertahun-tahun?,” “Ketika bisnis jatuh, apakah Anda sanggup berdiri lagi untuk berpuluh-puluh kali?”. Sebaiknya Anda harus bisa menjawab pertanyaan ini, sebab angel investor perlu memastikan diri Anda tidak akan meledak dengan sendirinya saat masa sulit terjadi.

Budaya

“Bisakah Anda membangun budaya kerja yang baik? Sebab dari kualitas pekerja yang Anda rekrut jadi faktor penting untuk menciptakan budaya.” Lewat pertanyaan ini, angel investor ingin memastikan apakah orang lain juga menyukai cara kerja Anda. Bila orang lain menyukai cara Anda bekerja, pasti mereka akan berbondong-bondong mengajukan diri untuk bergabung dengan tim Anda.

Egoisme investor

Anda perlu menyadari bahwa angel investor biasanya juga memiliki egoisme tersendiri mengingat dirinya adalah investor. Untuk itu, Anda harus memberikan jawaban dari semua yang mereka ucapkan dengan penuh kejujuran, penuh visi, dan cerita yang bagus.

Tahun Depan Peluang Kolaborasi Bank dan Perusahaan Fintech Bakal Makin Marak

Geliat perusahaan fintech yang agresif, rupanya diakui oleh pihak perbankan sebagai suatu hal yang tidak bisa dibendung atau dihalang-halangi. Inovasi fintech yang dilakukan perbankan pun terbilang cukup terlambat dengan apa yang perusahaan operator telekomunikasi.

Hal ini terlihat dari perbandingan nomor ponsel yang beredar di Indonesia jumlahnya hampir 3x lipat dari rekening bank. Bisa dibilang, kini bank berada di posisi yang “memaksa” mereka untuk melakukan kolaborasi sebagai satu-satunya jalan untuk terus berkembang.

Bank termasuk industri yang sudah well regulated dan kondisi ini dapat menjadi hal yang bisa dijual ke layanan fintech. Pasalnya, bank memiliki lisensi dan jaminan yang penuh dalam proses pengambilan dana dari masyarakat untuk dikelola.

Beda halnya dengan perusahaan fintech. Mereka tidak, atau belum, memiliki lisensi tersebut, khususnya terkait dengan perlindungan konsumen. Inilah yang bisa menjadi hubungan simbiosis mutualisme antara perbankan dengan startup fintech.

“Bank tidak mampu menanggulangi geliat fintech karena ini tumbuh secara natural dan berkekuatan besar sehingga ini jadi tidak bisa dihindari. Namun, kami yakin pada akhirnya mereka akan masuk ke bank karena ke depannya akan muncul issue, sebab belum well regulated. Fintech punya akses, sementara bank punya lisensi. Ini bisa jadi kolaborasi yang baik,” ujar Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI, dalam diskusi Seminar Nasional Infobank Outlook 2017, Kamis (27/10).

Di sisi lain, komitmen BRI untuk perkembangan digital banking cukup serius. Hal ini diwujudkan dengan peluncuran satelit BRIsat pada pertengahan tahun lalu. Kehadiran satelit memungkinkan BRI memberikan layanan perbankan digital yang lebih canggih, cepat, dan efisien, tak hanya untuk nasabah yang ada di perkotaan saja tetapi juga di wilayah suburban.

BRI juga akan membentuk divisi khusus modal ventura di bawah anak usahanya, BRI Finance, untuk mendorong anak muda berinovasi di bidang fintech. Nantinya inovasi yang diciptakan oleh anak muda dapat diintegrasikan dengan teknologi BRI.

Tantangan perbankan di era fintech

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat beberapa tantangan bagi perbankan di era fintech di antaranya adalah fintech berpotensi mengurangi pendapatan bank yang berasal dari margin suku bunga (NIM) dan pendapatan non bunga (fee based income).

Ini terlihat dari mekanisme fintech yang menggunakan pola peer-to-peer lending (P2P). Skema ini dapat memitigasi risiko maturity mismatch sekaligus menghindari lembaga tersebut dari praktik bank gagal atau bank run yang dapat berakhir pada risiko sistemik.

Kemudian konsep e-wallet yang ditawarkan perusahaan fintech membuat payment ecosystem tidak lagi sepenuhnya dikuasai oleh perbankan. Kedua, fintech memungkinkan seseorang tidak lagi memiliki akun rekening bank untuk transfer uang secara online.

Kehadiran fintech seperti Kesles, Doku, dan Ripple memungkinkan pengguna dapat melakukan transfer uang kepada sesama pemakai aplikasi. Aplikasi berbasis e-wallet juga berpotensi mengurangi kebutuhan konsumen dalam bertransaksi melalui perbankan.

Konsumen dapat mendepositkan sejumlah uang di dalam akun aplikasi dan melakukan berbagai transaksi. Mulai dari transaksi di merchant, isi pulsa, bayar listrik, bayar transportasi publik, internet, dan lainnya.

Di sisi lain fintech juga masih memiliki beberapa isu. Dari aspek legal, seperti registrasi dan persyaratan, tanda tangan basah, persyaratan consumer due diligence (CDD) dan enhanced due diligence (EDD). Lalu, masih ada fintech yang belum diawasi oleh OJK.

Isu di sisi teknologi mencakup pengaturan dan standarisasi sistem kliring, settlement dan pembayaran, pengaturan dan standarisasi untuk sistem keamanan, back up, dan stabilitas jaringan.

Pemerintah perlu segera membuat regulasi untuk fintech

Aviliani, Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perbankan PERBANAS, menerangkan pemerintah perlu segera membuat regulasi untuk fintech selagi usianya yang masih sangat dini demi menciptakan ekosistem lebih baik lagi ke depannya. Apalagi ini menyangkut perlindungan konsumen.

Startup fintech yang bermain di peer to peer lending (P2P), sambungnya, belum memiliki perlindungan untuk peminjam dana. Sehingga, bila terjadi gagal bayar yang akan menjadi penanggung risikonya adalah peminjam dana itu sendiri.

“Mumpung pemain startup belum terlalu banyak, pemerintah harus segera perbaiki regulasinya,” pungkasnya.

TrueMoney Bidik Tiga Negara Baru Tahun Depan

Langkah TrueMoney kian gencar untuk terus memasuki negara berkembang lainnya agar pemasaran layanan uang elektroniknya makin meluas. Rencananya, tahun depan ada tiga negara yang akan dimasuki. Malaysia di kuartal pertama, kemudian menyusul Laos, dan Bangladesh.

TrueMoney pertama kali beroperasi di Thailand sejak 2007 dan merupakan unit bisnis dari Charoen Pokphand (CP) Group. Kini perusahaan disebut sebagai salah satu dari tiga besar uang elektronik yang paling banyak di gunakan di negara tersebut.

Negara berikutnya yang disambangi oleh TrueMoney setelah sukses di Thailand adalah Vietnam, Kamboja, Myanmar, dan Filipina. True Money masuk ke Indonesia pada September 2015 di bawah payung Ascend Group melalui PT Witami Tunai Mandiri.

[Baca juga: Mengenal Layanan E-Money TrueMoney Witami dan Rencana-Rencananya di Tahun 2017]

Punnamas Vichitkulwongsa, CEO Ascend Corporation, menerangkan dari segi volume transaksi negara yang paling banyak berkontribusi ke pendapatan secara berurutan adalah Kamboja, Indonesia, dan Vietnam. Dari segi jumlah agen, Indonesia adalah negara dengan urutan pertama.

Dia menjelaskan, potensi Indonesia untuk pasar uang elektronik sangat besar. Hal inilah yang menjadikannya ambisius untuk menjadikan Indonesia sebagai fokus utama TrueMoney. Pihaknya pun siap mengucurkan dana investasi untuk merealisasikan target tersebut.

“Dalam lima tahun mendatang, kami yakin TrueMoney di Indonesia bisa menjadi kontributor utama dalam perusahaan sebab negara ini memiliki jumlah populasi terbesar dan jumlah orang yang unbanked masih besar,” ujarnya, Rabu (26/10).

Untuk itu, pihaknya kini gencar menggaet agen dari berbagai channel. Sebab, agen memiliki peran yang penting dalam proses edukasi. Ada proses tatap muka untuk menciptakan unsur kepercayaan satu sama lain.

Menurutnya, ada dua pendekatan yang akan dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat Indonesia. Untuk orang yang masih unbanked dan masih menggunakan feature phone, ada agen yang siap melayani mereka. Sementara untuk konsumen yang sudah well educated akan dilakukan pendekatan melalui aplikasi smartphone.

“Memang ada pemain yang fokus pendekatan melalui aplikasi untuk layanan uang elektronik. Tapi menurut kami yang lebih tepat adalah agen. Jumlah agen yang banyak dan tersebar dapat membantu proses edukasi masyarakat jadi lebih masif.”

Perluasan agen jadi langkah utama TrueMoney di Indonesia

Mendukung penjelasan Vichitkulwongsa, Calindra Da Cunha selaku Head of Product Management TrueMoney Indonesia menjelaskan agen memegang peranan penting bagi perluasan transaksi uang elektronik di Indonesia. Tak hanya agen secara individu saja yang bakal digaet perusahaan, tetapi juga dengan mengakuisisi agen dari perusahaan ritel sebagai perpanjangan tangan perusahaan.

Hari ini (26/10) TrueMoney menambah kemitraan strategis dengan Alfamart, Animal Defender, Xtrans, Bebek Kaleyo, SAP Express, dan ATM Alto Network sebagai agen perpanjangan tangan perusahaan.

“Mengakuisisi mitra seperti Alfamart merupakan langkah yang tepat mengingat mereka sudah memiliki 11 ribu gerai dan 65 toko binaan di seluruh Indonesia. Lokasi gerai yang tersebar ini dapat membantu masyarakat yang berada di pedalaman dan jauh dari kantor cabang bank untuk bisa menggunakan layanan finansial.”

TrueMoney mengklaim saat ini total 20 ribu agen di sekitar 10 kota besar di Indonesia, diantaranya Bandung, Surabaya, Jakarta, Balikpapan, Makassar, Denpasar, Medan, Yogyakarta dan Palembang. Adapun total membernya mencapai 200 ribu orang.

Diharapkan sampai akhir tahun ini jumlah member bisa menyentuh angka 500 ribu orang dan jumlah agen bisa menembus 23 ribu orang. Sedangkan, dari segi transaksi kini sudah mencapai 150 ribu hingga 160 ribu per harinya.

Untuk menyiapkan kapasitas transaksi lebih besar lagi, pihak TrueMoney kini sedang mempersiapkan diri untuk migrasi ke sistem yang mampu menampung hingga 2,5 juta transaksi dalam seharinya.

Luncurkan Program Berlangganan, BlackGarlic Berharap Jaring 20 Ribu Pengguna Aktif

Setahun sudahBlack Garlic resmi berdiri. Di umur yang masih mudanya ini, fokus utama kini masih terpaku bagaimana caranya bisa mendapatkan pengguna aktif sebanyak-banyaknya. Sejak September lalu BlackGarlic memperkenalkan layanan terbarunya yakni program berlangganan.

Kepada DailySocial, Michael Saputra selaku CEO dan Founder BlackGarlic menerangkan mendapatkan pelanggan baru adalah tantangan terbesar perusahaan. Michael menyebutkan program berlangganan ini ditargetkan dapat menjaring 20 ribu pelanggan sampai dua tahun mendatang.

Selain itu, pihaknya juga akan menambah cakupan wilayah operasi. Kota yang akan disasar dalam waktu dekat adalah Bandung. Sementara ini, Black Garlic baru beroperasi di kawasan Jabodetabek.

Tak hanya itu, BlackGarlic juga akan menempuh jalur pemasaran secara offline. Kebanyakan konsumen BlackGarlic adalah kalangan ibu rumah tangga yang belum terlalu memahami berbelanja secara online.

“Tantangan terbesarnya adalah akuisisi konsumen baru. Harus ada penyesuaian marketing channel. Jadinya kami juga banyak mengadakan kegiatan secara offline. Ini fokus utama kami,” terangnya.

BlackGarlic juga akan gencar menjalin kemitraaan dengan perusahaan fast-moving consumer goods (FMCG) untuk joint marketing. Rencananya, tahun depan BlackGarlic akan meluncurkan aplikasi smartphone untuk Android.

Sepanjang tahun ini, sambung Michael, BlackGarlic telah mengembangkan menu. Kini tersedia 11 varian menu yang akan selalu diperbarui tiap minggunya, untuk sarapan, makan siang, malam, menu bekal anak, hingga pencuci mulut. Untuk skema pemesanannya, konsumen bisa memanfaatkan fitur berlangganan secara harian atau mingguan.

Mereka bisa dengan leluasa memilih jumlah menu dan porsi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Bila konsumen memesan selama satu pekan, akan mendapat satu boks yang isinya berbagai macam menu sesuai pesanan mereka. Tersedia juga instruksi memasak yang mudah diaplikasikan dan siap santap kurang dari 30 menit.

Michael memberikan jaminan seluruh porsi makanan yang disediakan sudah memenuhi takaran untuk satu resep, sehingga tidak ada sisa makanan yang terbuang. “Sejak pertama kali berdiri, ada banyak penambahan produk. Awalnya kami masih berupa layanan untuk makan malam saja dengan model a la carte, sekarang sudah banyak menu lebih variatif.”

Dia menerangkan, seluruh proses pemilihan menu, hingga pengemasan dilakukan oleh tim Black Garlic. Sementara, untuk pengirimannya dilakukan melalui kerja sama dengan pihak ketiga. Salah satu perusahaan logistik yang sudah menjadi mitra BlackGarlic adalah NinjaExpress.

Untuk pengadaan bahan makanan, BlackGarlic bekerja sama dengan supplier spesifik. Misalnya, daging ayam membeli ke salah satu anak usaha Japfa, untuk sayuran membeli langsung ke petani di Lembang, Bandung.

“Untuk pengadaan bahan, kami spesifik bekerja sama dengan supplier yang memang khusus menyediakan bahan-bahan tertentu.”

Kompetitor yang head to head dengan BlackGarlic untuk layanan seperti ini adalah Berry Kitchen. Startup tersebut memiliki menu layanan Ready to Cook, sama seperti produk utama yang dimiliki oleh BlackGarlic.

Dalam perkembangannya untuk memperluas fasilitas produksi perusahaan dan meningkatkan upaya pemasaran, BlackGarlic telah mendapatkan investasi awal dari Skystar Capital dan Convergence Ventures pada Januari lalu.

Sankalp Southeast Asia Summit 2016 Perlebar Peluang “Social Entrepreneurship” di Indonesia

Tepat hari ini, Selasa (25/10) Sankalp Southeast Asia Summit 2016 resmi dibuka di Hotel Bidakara, Jakarta. Acara ini akan berlangsung hingga esok hari. Agenda pada hari pertama ini adalah diskusi dengan berbagai tema, seperti instrumen pembiayaan utang yang inovatif, berinvestasi dalam ekosistem inovasi, hingga investasi di sektor perikanan secara berkelanjutan.

Acara ini diharapkan, dapat menjadi peluang bagi investor dari berbagai belahan dunia untuk mulai berinvestasi dan berkontribusi dalam startup yang penuh dengan sarat nilai sosial dan memiliki impact bagi masyarakat luas. Begitupula untuk para entrepreneur itu sendiri, diharapkan mereka bisa menemukan ide baru lainnya, berkontribusi pada peningkatan taraf hidup orang banyak, serta menambah jaringan.

Untuk acara tahun ini, Sankalp memfokuskan diri membahas sektor usaha dari energi, perikanan, inklusi keuangan, pengembangan teknologi, dan agrikultur. Kelima sektor tersebut dinilai paling berpengaruh dalam perekonomian suatu negara.

Nisha Dutt, CEO Intellecap, menjelaskan acara ini akan menghadirkan 600 stakeholders dari kawasan Asia Tenggara, ditambah 60 pembicara yang akan memberikan insight dan berpengalaman di bidangnya. “Sankalp Summit diharapkan jadi ajang terbesar dalam menemukan inovasi baru untuk memberikan impact yang besar bagi pertumbuhan SME yang bergerak di bidang social entrepreneurship,” terang dia.

Pihaknya meyakini Indonesia adalah negara penghubung yang tepat untuk menghubungkan antara investor dengan pengusaha. Pasalnya, Indonesia menyimpan potensi UKM yang sangat besar untuk dikembangkan. Sankalp, lanjutnya, dapat menjadi platform yang bisa menciptakan kolaborasi dan memperkuat ekosistem social entrepreneurship antar negara di seluruh dunia.

“Kami membidik kolaborasi entrepreneurship antar koridor negara-negara di Asia, dengan Afrika, Amerika Serikat, Eropa, dan ASEAN.”

Selain mengadakan forum diskusi, Sankalp SEA Summit juga menyelenggarakan Sankalp Southeast Asia Enterprise Awards 2016. Pemenang yang terpilih nantinya akan berkesempatan mendapatkan dana investasi dan akan diboyong Sankalp Summit lainnya yang akan diselenggarakan di Mumbai, India dan Nairobi, Kenya dan program pendampingan lainnya.

10 finalis tersebut berasal dari ASEAN, Indonesia memiliki dua perwakilan. EngageSpark (Filipina), Virtualahan (Filipina), nFrnds (Indonesia) mewakili sektor pengembangan teknologi, PT Jejaring Hijau Indonesia (Indonesia) dan Hill Tribe Organics (Thailand) mewakili sektor agrikultur, Atec Biodigester (Kamboja) mewakili sektor energi terbarukan.

Berikutnya, My Dream Home (Kamboja) mewakili sektor mata pencaharian (livelihood), Watershed Ventures (Kamboja) dan Happy Tap (Vietnam) mewakili sektor air dan sanitasi. Terakhir, Kruosar Surya (Kamboja) mewakili sektor energi.

Aavishkaar Venture umumkan investasi di dua startup baru

Sementara itu, Aavishkaar Venture Management Services yang merupakan perusahaan modal ventura asal India mengumumkan pada November mendatang pihaknya akan berinvestasi ke dua startup baru. E N Venkat, Partner Aavishkaar, mengatakan untuk hajatan kali ini pihaknya menyiapkan dana sekitar 5 juta Dolar untuk kedua perusahaan tersebut.

Sektor usaha yang dipilih adalah agrikultur dan livelihood. Dia mengungkapkan alasan memilih kedua perusahaan ini dikarenakan visi misinya yang tepat dan terbilang unik dalam melakukan pendekatan kepada petani dan artisan.

Venkat menerangkan dalam memilih perusahaan yang hendak diinvestasikan ada beberapa kriteria yang menjadi ketentuan, yang terpenting adalah mengukur kesiapan bisnis harus sudah siap dan memiliki model bisnis yang jelas. Sebab ini menjadi hal yang krusial dalam menentukan apakah perusahaan tersebut sudah siap menerima investasi atau belum.

Pada tahun sebelumnya, Aavishkaar mengucurkan dana segar sebesar 2,1 juta Dolar untuk perusahaan North Atlantic Inc., anak usaha dari PT Bali Seafood. Investasi ini bertujuan untuk membantu nelayan lokal dalam menjual hasil tangkapannya dalam keadaan beku ke supermarket dan restoran yang berlokasi di Amerika Utara dan Asia.

“Bulan depan kami akan umumkan identitas dari kedua perusahaan ini. Prosesnya sudah due dilligence,” pungkas Venkat.

Sebenarnya Tidak Ada yang Memaksa Anda Bekerja di Startup

Orang-orang yang pernah menjadi bagian dalam perusahaan startup pasti tidak ada yang menyangkal mengenai fakta bahwa bekerja di startup itu adalah pekerjaan yang sangat berat. Tren digital yang booming, lambat laun membuat banyak startup perlahan-lahan tumbuh. Hal ini juga berlaku di Indonesia. Bisa dikatakan akan terasa lebih prestise bila dalam kartu nama, posisi Anda tertera sebagai founder dari sebuah startup. Bukan lagi sebagai kepala manajer untuk korporasi XYZ.

Setelah benar-benar terjun ke dunia startup, euforia pun perlahan berganti jadi rasa depresi sebagai efek sampingnya. Betapa susahnya mendapatkan pendanaan, memperkenalkan produk ke konsumen, menjaga pertumbuhan bisnis, dan lainnya. Perlu diketahui bahwa depresi ini adalah sesuatu yang pasti Anda dapatkan saat memilih karir sebagai wirausahawan.

Depresi juga dialami oleh Dave Balter selaku CEO Mylestoned. Menurutnya, depresi tidak hanya dialami oleh startup saja, tetapi oleh semua orang dimanapun mereka bekerja. Balter bilang ketika Anda merasa depresi sebaiknya cari teman curhat atau temui psikiater untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

Seperti dikutip dari laman ini, Bale akan mengajak Anda untuk berhenti mengeluh. Ada lima hal yang menjadi pertimbangan. Berikut ini rangkumannya:

Anda sendiri yang pilih karier ini

Dalam startup, sambungnya, banyak sekali orang-orang yang mengerang karena kecapaian. Tapi Anda perlu perhatikan, memilih karir di startup itu Anda sendiri yang memilih. Tidak ada seorangpun yang memaksa Anda ke batu loncatan ini. Tidak ada yang mendorong Anda untuk melakukan ide-ide yang gila saat menciptakan produk baru.

Bahkan, Anda sudah ikut akselerator atau inkubator. Anda selalu memantau perusahaan teknologi seperti Uber dan Snapchat, bagaimana perkembangan bisnis mereka. Anda sudah ikut komunitas untuk belajar keterampilan baru untuk mendukung perusahaan. Anda sendirilah yang memilih karier ini.

Anda punya hak istimewa

Saat berada di ekosistem startup, kemungkinan Anda memiliki banyak kesempatan yang sama dengan lulusan lainnya, entah Anda itu dari lulusan SMA atau perguruan tinggi. Bandingkan, bila Anda bekerja di korporasi multinasional. Hal pertama yang bisa mereka lihat adalah gelar di belakang nama Anda.

Anda bekerja untuk pemecahan masalah penting

Karier itu adalah pilihan, maka dalam bekerja itu harus pakai otak. Anda tidak bekerja dengan cara yang tradisional dengan mengerahkan seluruh tenaga untuk mendapatkan uang. Justru Anda bekerja dengan pintar dengan memanfaatkan akal dan pikiran untuk memecahkan masalah penting yang bisa membawa dampak untuk masyarakat luas.

Anda bekerja dengan orang-orang pintar

Di sekitar Anda adalah orang-orang yang ingin menang dan mengusung prestasi kerja sebagai pencapaian tertingginya. Anda punya hak untuk menemukan bos atau perusahaan yang tepat untuk Anda. Ini adalah kesempatan emas bagi Anda untuk mengasah kemampuan dengan banyak belajar banyak hal dari ahlinya langsung.

Anda bekerja di perusahaan yang peduli

Apakah Anda pernah bekerja di perusahaan di mana orang-orangnya sama sekali tidak peduli dengan Anda? Mereka hanya berorientasi pada waktu dan benci dengan gagasan menciptakan nilai atau mencari tahu sesuatu. Ini memang sesuatu yang sangat melelahkan.

Anda sekarang sedang berada di lingkungan startup yang penuh dengan orang-orang yang gemar mencoba sesuatu yang baru, biasanya saling membantu satu sama lain. Mereka termasuk golongan orang yang tidak sempurna, penuh kelemahan, tapi mereka cukup peduli untuk merealisasikan sesuatu yang baru.

Dave melanjutkan, dirinya sendiri mengaku sudah kelelahan bekerja di startup, seperti kurang tidur dan stres menghadapi orang. Asal tahu saja, Mylestoned adalah perusahaan startup keenam yang sudah dia jalani. Dia bilang sering terlintas di benaknya apakah dia sudah gila atau belum.

Dave bilang dia tahu mengapa dia memilih karir di jalur ini. Untuk mendapatkan potensi upside, ada hal lain yang harus dipertaruhkan yakni keambiguan dan kebingungan yang terus menerus datang. Dan jika hal ini sudah tidak mampu ditampungnya, Dave mengakui bahwa dirinya itu istimewa dan bisa memilih untuk mengejar karirr lainnya.

Jadi, lanjutnya, jika kehidupan startup ini benar-benar tidak sesuai dengan Anda. Jika Anda merasa tekanan pekerjaan terlalu banyak dan tinggi, dia merasa Anda perlu pertimbangkan karier lainnya yang tepat.

Dia juga menegaskan sebaiknya Anda tidak berpura-pura bila beralasan tidak memiliki jalan keluar. Di luar sana tersedia pintu keluar yang menyediakan 1.000 pekerjaan lain untuk Anda lakukan sekarang.

Lima Keahlian Ini Akan Mengubah Anda Jadi Pemimpin Handal

Sebagai wirausahawan, ada beberapa keahlian yang Anda perlukan dalam mengelola bisnis agar terus berjalan. Misalnya Anda harus mampu meningkatkan kualitas saat presentasi, pitching produk, dan elastis saat gonta-ganti posisi pekerjaan. Sebab saat bisnis berhasil menunjukkan progress-nya, berarti peran Anda berubah.

Keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses dan berwiraswasta, merupakan hal yang berbeda. Untuk itu, dalam artikel ini akan membahas apa saja keterampilan dalam wirausaha yang dibutuhkan dan bagaimana mengembangkan keterampilan tersebut untuk membawa Anda menuju kesuksesan sebagai pemimpin di perusahaan startup.

Delegasi

Sebagai wirausahawan, Anda perlu tahu banyak hal mengenai apapun yang berkaitan dengan bisnis. Akan tetapi Anda tidak perlu mendalaminya lebih jauh, yang terpenting Anda paham dengan intinya. Sebab, seiring dengan tumbuhnya bisnis tidak semua hal bakal Anda tangani. Maka dari itu Anda butuh orang yang menjadi delegasi dalam melakukan semua kebutuhan tersebut.

Mungkin pada awalnya, Anda merasa seperti mengulur-ulur waktu karena ada butuh penyesuaian dengan karakter dari orang yang sudah Anda tugasi. Namun, dengan mengasah kemampuan ini pada akhirnya Anda akan merasa ada banyak hal yang perlu dilakukan oleh ahlinya, terutama yang berkaitan dengan pembukuan atau pemasaran.

Mengasah keterampilan membujuk orang

Saat Anda mengumpulkan investor atau membangun tim kerja, pastinya Anda akan menghabiskan banyak waktu untuk meyakinkan orang-orang untuk melekat dengan perusahaan setidaknya selama 18 bulan.

Ketika bisnis mulai berkembang dan meluas, mau tak mau keterampilan yang awalnya Anda terapkan akan berubah. Lambat laun, karyawan akan menjadikan Anda sebagai sumber inspirasi, membuat mereka jadi antusias saat berangkat kerja dan menyenangi apa yang dikerjakan.

Kemampuan menyampaikan visi yang baik, secara langsung akan berdampak pada kesamaan arah dan tujuan untuk perusahaan bila dilakukan secara bersama-sama.

Melakukan refleksi diri

Bagi wirausahawan, tidak perlu melakukan refleksi kemampuan diri sendiri saat menjalani bisnis pada pertama kalinya. Namun, bagi seorang leader melakukan refleksi diri secara rutin sangat dibutuhkan agar bisnis terus berkembang. Anda harus terus menerus mengevaluasi kemampuan diri, bagaimana dampaknya saat mempengaruhi karyawan dalam ruang lingkup kerja, dan bagaimana karyawan lakukan saat mengimplementasikan visi Anda ke konsumen.

Anda harus bersedia untuk memahami kelebihan dan kekurangan sendiri. Dengan demikian, Anda bisa mengubahnya dan dapat menerapkannya dalam bisnis. Sebab tanpa refleksi diri, bisnis tidak akan berjalan sukses.

Cari tahu kenapa

Ada dua jenis mengapa yang perlu Anda pahami untuk berhasil menjadi leader. Pertama, Anda perlu pemahaman yang kuat tentang pribadi Anda sendiri. Mengapa Anda di dorong untuk berhasil dalam bisnis ini, mengapa Anda ingin membawa produk atau jasa ke pasar, mengapa Anda merasa bahwa Anda adalah orang yang terbaik untuk mencapai gol tersebut.

Kedua, Anda juga perlu memahami alasan-alasan dari bisnis. Mengapa bisnis Anda akan sukses, mengapa pelanggan akan memilih Anda, mengapa strategi pemasaran yang Anda lakukan adalah yang paling menarik dibandingkan dengan yang lainnya. Pertanyaan mengapa di atas akan sangat penting untuk memahami dan mengarahkan bisnis Anda saat bergerak.

Lebih bersemangat

Wirausahawan umumnya bersemangat tentang ide-ide mereka. Namun, leader harus bergairah tentang semua hal. Ketika bertemu dengan orang akuntan, akuntansi adalah sesuatu yang paling menarik bagi dia untuk terus dibahas dalam setiap pertemuan. Sama halnya dengan pemasaran, pembahasan mengenai consumer retention dan penjualan adalah dua hal yang paling menarik untuk terus dibahas.

Sebagai pemimpin, Anda harus bisa memposisikan diri untuk lebih elastis dan mampu secara cepat beradaptasi untuk setiap topik. Semua hal itu penting untuk dibahas. Maka dari itu, Anda butuh orang-orang yang bersemangat tersebut untuk terlibat dalam bisnis perusahaan dan mengarahkan mereka menuju kesuksesan.

Tanpa kemampuan untuk mentransisikan semangat Anda dan berbaginya ke karyawan, Anda akan dianggap tidak bisa menghargai kemampuan mereka dan terkesan meremehkan. Ini akan berdampak pada hasil pekerjaan mereka. Orang-orang yang mengerahkan seluruh kemampuannya terhadap suatu pekerjaan, memperlihatkan bahwa kontribusi mereka itu sangat dihargai oleh perusahaan.

Kiat Jualo Menangkan Persaingan Bisnis Marketplace di dalam Negeri

Banyak yang beranggapan, dalam proses membangun perusahaan startup butuh dana yang besar untuk memenangkan persaingan. Makanya ketika investor datang dan memercayakan dananya untuk dikelola, biasanya pendiri memutuskan untuk “membakar” uang demi semata-mata meraih pertumbuhan bisnis yang signifikan. Padahal, hal itu belum tentu berhasil.

Belum lagi dalam pasar marketplace online, pemain yang bermain dalam segmen ini terbilang sudah cukup padat di Indonesia. Sudah dipastikan, strategi “bakar uang” menjadi hal yang lumrah bagi para founder untuk melakukannya.

Dalam satu tahun belakangan, layanan marketplace C2C Jualo mendapat dua kali pendanaan dari investor dengan nilai yang tidak disebutkan. Dari hajatan ini, nilai valuasi Jualo memang tidak sebesar kompetitor langsungnya, semisal OLX. Toh dari segi umur, Jualo masih seumur “bayi”.

Dalam penerapan strategi investasinya, pihak Jualo mengaku lebih memilih untuk bersikap moderat. Artinya setiap uang yang hendak dikucurkan harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan. COO Jualo Joao Pedro Principe mengungkapkan dana yang didapat ini sebagian dipergunakan untuk merekrut talenta di bagian marketing dan development. Terhitung, kini tim Jualo sebanyak 32 orang.

Menurutnya, saat ini terjadi pergeseran tolak ukur dalam melihat kesuksesan perusahaan startup. Kebanyakan melihat berapa besar merchant yang berhasil diakuisisi, berapa banyak jumlah pengguna, berapa besar valuasi perusahaan, dan lainnya.

Permasalahan ini berakibat saat uang sudah mulai menipis, perusahaan akan mencari cara bagaimana bisa mendapatkan pemasukan. Hingga akhirnya, konsumen sebagai pihak terakhir yang bakal dikenai fee. Menurutnya, hal ini yang tidak bisa dilakukan. Pasalnya, di masa mendatang tidak menutup kemungkinan pemain serupa akan terus bermunculan.

“Di Indonesia tidak bisa menerapkan fee ke konsumen saat uang dari investor sudah habis. Pasalnya, karakter orang Indonesia adalah menyukai sesuatu yang gratis. Bila sudah terjadi seperti ini, perlu strategi monetisasi yang berbeda,” ujar Pedro kepada DailySocial, Senin (24/10).

Pedro menyebutkan pihaknya akan menerapkan monetisasi di luar ekosistem bisnis utamanya. Dia mengaku, pihaknya bakal menyiapkan delapan produk yang akan menjadi lahan perusahaan dalam monetisasi.

“Kami belum bisa sebutkan bagaimana cara kami memonetisasi pengguna. Namun bisa dipastikan, kami akan charge di luar ekosistem marketplace demi mencegah pengguna beralih ke tempat lain.”

Redesign aplikasi

Di sisi lain, untuk pengembangan Jualo, Pedro menyebutkan pihaknya menargetkan untuk melakukan redesign aplikasi untuk mendorong penggunanya beralih ke aplikasi smartphone. Secara persentase jumlah pengguna yang mengakses lewat mobile web jumlahnya mencapai 70%, aplikasi 10%, dan desktop 20%.

Diperkirakan Januari mendatang, versi terbaru aplikasi Jualo akan segera terbit. Sementara ini, aplikasi Jualo baru tersedia untuk pengguna Android. “Nantinya akan ada banyak pengembangan aplikasi yang lebih memudahkan pengguna saat mengakses Jualo.”

Dalam jangka waktu panjang, Jualo ingin memposisikan diri sebagai sebuah marketplace yang memiliki layanan lengkap seperti apa yang sudah dicapai WeChat di Tiongkok yang memiliki layanan messaging, online shop, dan lainnya dalam satu aplikasi.

“Kami lihat WeChat adalah satu aplikasi yang mampu menampung banyak aplikasi di dalamnya. Ini sangat memudahkan pengguna agar tidak terlalu banyak meng-install aplikasi dalam smartphone-nya. Arahnya, kami ingin Jualo seperti itu ke depannya,” pungkas dia.

Secara total, jumlah pengguna terdaftar di Jualo saat ini mencapai 1 juta orang yang kebanyakan berlokasi di Jakarta, menyusul konsumen di Surabaya, Bandung, dan daerah lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Berkenalan dengan AR Group, Perusahaan Augmented Reality Lokal yang Sudah Beroperasi di Enam Negara

Di Indonesia penerapan teknologi Augmented Reality (AR) bisa dikatakan belum begitu masif pergerakannya, baru di sedikit segmen saja yang telah mengaplikasikan. Padahal bila ditelaah lebih dalam, implementasi teknologi AR dapat masuk di berbagai bidang industri, dari kesehatan, militer, ritel, pariwisata dan sebagainya.

Teknologi AR kini makin diminati, melihat peluang tersebut, perusahaan pengembang lokal AR Group mulai merilis berbagai solusi kreatif berbasis AR yang dapat berfungsi sebagai penghubung kebutuhan mutualisme antara brand dengan konsumen. Hal ini berbeda dengan perusahaan teknologi lainnya yang kerap memberikan teknologi tanpa implementasi rill.

AR Group adalah perusahaan Augmented Reality (AR) berskala global asal Indonesia. Perusahaan ini sudah berdiri sejak 2009, memiliki kantor pusat di Jakarta dan perwakilan di Singapura, Silicon Valley, New York, Barcelona dan Malta. Sejak pertama kali berdiri, AR Group memang membidik pasar global untuk pengembangan teknologi ini. Dari portofolio bisnis perusahaan, sekitar 70% klien berasal dari luar negeri, sisanya dari dalam negeri.

Daniel Surya selaku CEO AR Group mengatakan bahwa perusahaan memulai kiprahnya di skala global dengan unit bisnis pertamanya yakni AR&Co. Dari bisnis itu, kini AR Group digadang-gadang sebagai perusahaan ketiga terbaik untuk perusahaan teknologi AR di dunia. AR Group tercatat memiliki lima global paten AR yang berlaku di 148 negara.

Penghargaan pun secara berturut-turut didapat oleh AR Group tiap tahunnya, yang terbaru dari Augmented World Expo’s Annual Auggie Awards, Silicon Valley (USA) pada tahun ini untuk kategori AR Best Campaign. Kini AR Group ingin fokus mensosialisasikan teknologi AR ke tanah air dengan meluncurkan dua produk baru.

Pertama, DÄV (Digital Avatar) merupakan perusahaan media berbasis teknologi AR yang interaktif dan memungkinkan konsumen untuk berinteraksi dengan berbagai produk di ribuan gerai ritel. Produsen dan brand dapat mengumpulkan data konsumen secara real time, untuk mengukur seberapa efektif produk yang dipasarkan.

“DÄV adalah unit usaha kedua kami yang diluncurkan pada Agustus 2015 setelah AR&Co. Sejauh ini DÄV baru ada di Indonesia, kami siap meluncurkannya ke negara lain dalam waktu dekat,” terangnya, Jumat (21/10).

Demonstrasi penggunaan DÄV dalam sebuah brand / DailySocial
Demonstrasi penggunaan DÄV dalam sebuah brand / DailySocial

Saat ini DÄV sudah bisa ditemukan dalam 4 ribu gerai Alfamart, Alfamidi dan Lawson yang tersebar di Jabodetabek. Sudah ada 12 brand yang menggunakan teknologi DÄV, seperti Danone, AXE, SGM Eksplor, Unilever, Sari Husada, Pocari Sweat dan lainnya.

Produk lainnya MindStores diluncurkan pada Juni 2016, yaitu penggabungan teknologi AR dan Virtual Reality (VR) untuk menciptakan suatu toko virtual. Produk pertama yang menggunakan MindStores dan sudah beredar di pasaran adalah AlfaMind, bekerja sama dengan Alfamart Group.

Pengaplikasian produk MindStores, dalam toko virtual dari AlfaMind / DailySocial
Pengaplikasian produk MindStores, dalam toko virtual dari AlfaMind / DailySocial

MindStores dapat memudahkan siapa saja, terutama ibu rumah tangga untuk menjadi pemilik usaha toko waralaba ternama berformat virtual tanpa investasi ratusan juta rupiah untuk properti, modal kerja dan lainnya. Dalam skemanya, mereka akan dibekali dengan kartu yang dapat digunakan untuk berjualan dan dibawa ke mana saja.

Indonesia siap dengan teknologi AR

Daniel meyakini, pasar Indonesia sudah siap untuk pengembangan teknologi berbasis AR. Semua produknya bisa dikonstumisasi sesuai kebutuhan pemilik usaha dan dapat diakses secara online maupun offline. Menurutnya dengan menawarkan solusi yang inovatif terhadap pemecahan suatu permasalahan dapat menjadi kekuatan perusahaan dalam memasarkan produk.

Ia juga mengharapkan dengan didapatnya klaim sebagai perusahaan ketiga terbaik di dunia, menjadi trigger untuk memajukan nama Indonesia ke hadapan pasar global. Dari seluruh tim AR Group sekitar 98% dari 300 orang adalah orang Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa orang Indonesia sangat mampu dalam menciptakan produk yang bisa menjawab seluruh permasalahan yang terjadi di global.

“Kami mau bridge pemikiran bahwa di Indonesia itu sudah siap dengan teknologi AR. Teknologi ini tidak hanya dipakai oleh Pokemon Go saja tapi di dunia nyata banyak sekali pemanfaatannya untuk semua jenis industri.”

Persiapkan diri untuk melantai di bursa

Dalam jangka panjang AR Group memiliki rencana untuk dapat melantai di bursa efek di berbagai negara, meski dia tidak menerangkan dalam berapa kurun waktu yang dibutuhkan. Ada beberapa bursa efek dari beberapa negara yang sudah mendekati pihaknya untuk melantai di sana. Namun saat ini, ia ingin memprioritaskan bisa melantai di dalam negeri dulu.

Menurut Daniel, dalam mempertimbangkan rencana ini pihaknya perlu benchmark atau metriks bagaimana kondisinya untuk perusahaan teknologi AR seperti AR Group melantai di bursa. Bila itu tidak ada, AR Group akan melihat bagaimana dinamika bentuk dukungan yang ada dari pasar untuk perusahaan teknologi saat melantai.

“Kami berterima kasih kepada pihak Bursa Efek Indonesia karena sudah memberikan kesempatan dalam pembukaan bursa sesi pagi. Ini adalah salah satu dukungan karena bisa dibilang AR Group ini perusahaan pertama non listed yang melakukan pembukaan bursa. Tinggal bagaimana kami sosialisasikan perusahaan ini ke khalayak luas, semua butuh proses, pertumbuhan bisnis, dan momen yang tepat.”

Dia juga memastikan, sejak 2009 hingga sekarang AR Group adalah perusahaan sehat yang tumbuh secara organik. Artinya hal ini akan menjadi jaminan dari AR Group kepada calon pembeli sahamnya saat melantai.