Happy Testing Menangkan Kompetisi Startup Weekend Jakarta 2016

Happy Testing terpilih menjadi juara pertama dalam kompetisi Startup Weekend Jakarta 2016. Selain Happy Testing, juga terpilih tiga startup lainnya yaitu Artology (juara kedua), CS Hourly (juara ketiga), dan Echoducation (juara favorit).

Acara yang diinisiasikan KIBAR diadakan di Conclave, Jakarta Selatan pada tanggal 2-4 September 2016. Dihadiri oleh 60 peserta dan belasan mentor yang berasal dari praktisi dan pelaku ekosistem startup di Indonesia. Di antaranya, Alamanda Shantika (VP of Product Go-Jek), Ivan Chen (CEO Antarupa), Mario Nicolas (Product Manager Path), Pantu Truhandito (Client Solution Manager Facebook), Raditya Pramana (Investment Manager Venturra Capital), dan Thomas Diong (Chief Product & Data Officer Sale Stock).

Saat sesi mentoring, Alamanda menuturkan dalam membangun startup hal terpenting adalah memvalidasi ide, bagaimana ide bisa bekerja di lapangan. “Bagaimana respons masyarakat terhadap ide kita. Jika memang ada sambutan baik, saatnya tugas para founder untuk menciptakan aplikasi yang bisa menjalankan flow secara otomatis,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Selasa (6/9).

Selama 54 jam, peserta Startup Weekend Jakarta menjalani berbagai pelatihan dan konsultasi dengan mentor seputar product development, validasi ide, business model, strategi marketing, hingga pengembangan prototipe produk.

Di hari pertama, peserta membentuk 12 untuk melakukan pitching final pada hari terakhir. Ide dan prototipe produk dipresentasikan di hadapan dewan juri, terdiri dari Budi Setyarso (Redaktur Pelaksana Tempo), Herbet Ang (President Director Acer Indonesia), Jaka Susanta (Senior Business Expert Telkomsel), Prami Rachmiadi (CMO Online, Emtek & KMK), dan Shinto Nugroho (Head of Public Policy and Government Relations Google).

Kompetisi ini adalah sebuah program selama akhir pekan di mana pengusaha dan calon pengusaha dapat mengetahui kelayakan ide startup mereka. Umumnya, setengah dari peserta sudah memiliki latar belakang teknis atau desain dan setengah lainnya berlatar belakang bisnis.

Pada hari Jumat, peserta mempresentasikan ide masing-masing dan membentuk tim. Esok harinya hingga Minggu, tim yang sudah terbentuk fokus pada pengembangan user, validasi ide, mempraktikkan metodologi LEAN Startup, dan membangun prototipe produk. Kemudian pada Minggu malam, semua tim mendemokan produk di hadapan para juri, sekaligus mendapatkan masukan dari mereka.

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai para pemenang, berikut ringkasannya:

Happy Testing, merupakan platform yang menjembatani perusahaan dengan konsumen untuk menguji aplikasi dan mendapat feedback secara instan.

Artology, merupakan marketplace yang mempertemukan pelukis dan pembeli dengan mudah. Pembeli bisa mencari pelukis sesuai dengan kualifikasi dan kriteria.

CS Hourly, merupakan penyedia talent poll ke perusahaan yang membutuhkan tenaga costumer service pada jam-jam tertentu.

Echoducation, merupakan platform penghubung orang tua dan murid dengan institusi pendidikan formal dan informal, agar orang tua bisa menapatkan lembaga pendidikan yang tepat untuk buah hati.

Menelaah Misi Jack Ma di Indonesia

Pekan lalu, Jumat (2/9), Presiden RI Joko Widodo beserta rombongannya menyempatkan diri untuk mengunjungi kantor pusat Alibaba Group di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Presiden dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di lokasi yang sama.

Presiden ditemani istri dan sejumlah menteri, seperti Sri Mulyani (Menteri Keuangan), Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informasi), Retrno Marsudi (Menteri Luar Negeri), Luhut Pandjaitan (Menko Maritim), Enggartiasto Lukito (Menteri Perdagangan), Pramono Anung (Sekretaris Kabinet), dan Thomas T Lembong (Kepala BKPM). Misi Jokowi adalah mencari cara memajukan UMKM lokal.

Sebelum membahas kegiatan Jokowi, coba lihat lagi betapa besarnya bisnis Jack Ma. Nama Jack Ma sudah tersohor dan sering muncul dalam pemberitaan, terkait perusahaannya yang kini sudah menggeliat merambah ke berbagai sektor industri, Alibaba.

Alibaba pertama kali didirikan pada 1999. Setelah merangkak dari bawah, kini Alibaba menjadi perusahaan terbuka yang melantai di New York Stock Exchange pada September 2014 dengan ticker BABA.

[Baca juga: Tembus IPO di Angka $ 25 Miliar, Alibaba Ukir Sejarah Baru Dunia]

Alibaba melaporkan pendapatannya pada kuartal II 2016 naik 59% menjadi 32,2 miliar Yuan secara year-on-year (yoy) dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan Alibaba didongkrak oleh performa pengguna mobile naik dua kali lipat menjadi 17,5 miliar Yuan, sementara jumlah pengguna aktif mobile naik 39% per bulannya.

Alibaba kini memiliki 427 juta pengguna aktif bulanan dengan rata-rata intensitas penggunaan membuka aplikasi naik menjadi tujuh kali dalam sehari. Menurut direksi Alibaba, tingkat pengguna mobile dengan aplikasi yang tinggi turut membantu perusahaan dalam memonetisasi basis pengguna.

Alibaba Group memiliki 10 anak usaha yang bergerak di berbagai bidang. Ada AliExpress sebagai e-commerce untuk pasar global, Alipay sebagai sistem pembayaran, Taobao sebagai mobile marketplace, dan lainnya. Mengguritanya bisnis Alibaba turut membuat harta Jack Ma jadi melimpah, tercatat pada 2014 mencapai $23 miliar atau sekitar 297 triliun Rupiah.

Perusahaan raksasa tersebut kini menggiring China ke panggung global setara dengan pemain kelas kakap lainnya seperti eBay dan Amazon. Dengan peluangnya yang begitu besar, Jokowi semakin tertarik untuk menggiring Jack Ma bersama Alibaba-nya untuk membantu UMKM lokal.

Ada kesamaan misi yang dimiliki Jokowi dan Jack Ma, yakni ingin sama-sama memajukan UMKM lewat pemanfaatan teknologi. “Mereka (Jack Ma dan Jokowi) memiliki pandangan yang sama terhadap UMKM yang harus diberdayakan dengan memanfaatkan teknologi,” ujar Rudiantara dalam pemberitaan.

Sebelumnya, sudah ada upaya yang dilakukan antara pemerintah Indonesia dengan Tiongkok. Salah satunya, saat Thomas Lembong masih menjabat sebagai Menteri Perdagangan, telah melakukan kerja sama dengan Alibaba lewat platform Tmall yakni Inamall (sebelumnya bernama Taobao Mall).

[Baca juga: Pantaskah Pemerintah Bersama Alibaba Group Meluncurkan E-Commerce Inamall?]

Namun, sambung Rudiantara, produk yang masuk ke dalam Inamall masih tertentu dari perusahaan skala besar, misalnya Indomie, kopi Kapal Api, kopi Luwak White Coffee, Extra Joss, dan produk lainnya.

Rudiantara berharap kunjungan ini bisa memperluas segmen produk UMKM agar bisa dipasarkan ke pasar Tiongkok. “Pertama masuk pasar Tiongkok lewat Tmall, kemudian UMKM bisa masuk ke Ali Express untuk pasar internasional.”

Perlu langkah antisipasi

Ada hal yang lain yang lebih menarik mencuat dari agenda Jokowi, Jack Ma menyetujui tawaran Jokowi menjadi penasihat ekonomi untuk Pemerintah Indonesia. Posisi Jack Ma saat ini juga sebagai ketua satuan tugas pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) di B20, sebuah badan perumus kebijakan di bawah G20.

Rudiantara meyakini dengan hadirnya Jack Ma diharapkan Indonesia bisa menarik perhatian lebih besar di pasar global. Terlebih, pemerintah kini sedang merampungkan roadmap e-commerce yang dibuat oleh 10 kementerian yang dipimpin Darmin Nasution, Menteri Koordinator Perekonomian.

Kemudian muncul pertanyaan. Dari berbagai nasihat yang nantinya dilontarkan oleh Jack Ma, apakah dapat memicu konflik kepentingan? Saat ini Alibaba sudah resmi mengakuisisi Lazada. Lazada pun kini termasuk salah satu platform e-commerce B2C terbesar di Indonesia. Alibaba pun kini sudah memasuki pasar Indonesia lewat AliExpress.

Dampak lain yang bisa muncul berhubungan dengan peta persaingan pemain e-commerce lokal. Saat ini yang dibutuhkan oleh pelaku e-commerce dan marketplace lokal adalah produk yang dapat dijangkau konsumen dari berbagai pelosok daerah.

Apakah pemerintah bisa menjamin bila Jack Ma benar-benar dianggap bisa membantu Indonesia, bisa mencegah ombak pengusaha Tiongkok yang bakal datang untuk mencoba peruntungan di Indonesia? Jack Ma, sebagai penasihat e-commerce Indonesia, barang tentu memahami kunci dan arahan untuk menguasai pasar Indonesia.

Banyak yang mengatakan Indonesia adalah pasar yang sangat menarik untuk digarap karena jumlah populasinya mencapai 250 juta orang dengan tingkat penetrasi internet yang belum separuhnya.

Bila nantinya Jack Ma memiliki agenda tersendiri, dikhawatirkan bukannya memajukan perusahaan dan pengusaha lokal malah memperkeruh situasi. Seluruh potensi yang bisa merugikan Indonesia, dengan hadirnya Jack Ma di jajaran penasihat, harus segera bisa diantipasi secara dini agar nantinya tidak kebablasan.

4 Tips Membangun Startup Niche

Dalam dunia bisnis, tingkat persaingan dalam menawarkan produk dan yang layanan terbaik sangatlah ketat. Hal ini sekaligus menjadi suatu tantangan, apakah Anda bisa memberikan seluruhnya? Bila tidak, cobalah membuat strategi baru, yakni dengan membangun startup niche.

Untuk mengembangkan dan membangun sebuah startup niche, sebelumnya Anda perlu mendefinisikan sendiri apa keahlian khusus yang nantinya bakal menjadi sumber kekuatan. Ini yang disebut dengan spesialisasi mikro. Dengan begitu, Anda bisa menjadi seseorang yang benar-benar ahli dibidangnya, tahu celah mana yang bisa ditonjolkan untuk niche startup milik Anda.

Dikutip dari laman ini, ada beberapa tips yang Anda butuhkan untuk mengembangkan spesialisasi mikro:

Tentukan basis pengetahuan Anda dan identifikasi calon pasar

Sebelum membuat niche Anda sendiri, sebaiknya Anda perlu mengidentifikasi niche tertentu yang diminati. Caranya, Anda perlu menentukan basis pengetahuan yang sudah dikuasai, sebagai titik awal dimulainya startup niche Anda. Contohnya, Anda tertarik untuk masuk ke dunia medis dan ingin menjadi ahli-nya dari sekian banyak subkategori medis, atau Anda ingin memiliki usaha di dunia kebugaran dan menjadi ahli di subkategorinya.

Potong menjadi bagian kecil

Setelah mendefinisikan bidang dasar, Anda perlu mendalami ke bagian lebih spesifik. Ambil contoh, ketika perawat mendapat lisensinya, ia akan memilih area mana yang akan diseriusi. Dia bisa memilih menjadi perawat ICU merawat pasien yang sakit kritis, atau menjadi perawat di kamar operasi membantu dokter saat bedah dan memantau kondisi pasien. Apapun bidang keahlian yang dia pilih, akan dipelajari lebih dalam dan menjadi ahli di bidangnya. Prinsip tersebut berlaku ketika Anda memilih startup niche setelah menentukan bidang dasarnya.

Lakukan tes khusus untuk niche Anda

Bila Anda telah memilih niche, coba pertimbangkannya lewat faktor berikut ini:

Pertama, ketersediaan subtopik dalam niche yang Anda pilih. Jumlah subtopik akan membantu Anda dalam menentukan niche yang dipilih adalah yang terbaik. Semakin banyak subtopik, maka niche akan semakin baik.

Kedua, kebutuhan spesifik niche. Hal ini sangat penting untuk Anda identifikasi, berapa banyak klien potensial yang bisa didekati. Jika ada banyak orang yang membutuhkan keberadaan niche Anda, artinya saat awal bisnis niche berdiri akan ada banyak calon konsumen yang siap mengantre.

Terakhir, lakukan pengukuran niche. Faktor ini membahas masalah kemampuan niche Anda dalam memberikan solusi dalam mengatasi permasalahan konsumen.

Jadilah informan yang baik untuk konsumen

Anda harus siap melayani konsumen dengan memberikan informasi yang baik dan berkualitas mengenai niche yang Anda pilih. Untuk mencapai itu, Anda harus membuat video informatif atau membuat blog.

Untuk menjadi yang terbaik atau ada di posisi teratas butuh banyak usaha, motivasi, dan tekad yang kuat. Saat startup niche Anda mendapat banyak penghargaan, pasti Anda akan mengatakan kepada diri sendiri semua hal yang telah dilakukan tidak sia-sia.

idEA Gelar Kamis Commerce dengan Tema “Case Studies: Marketing Strategy/Spending”

Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) secara bulanan menggelar acara diskusi untuk pelaku dan penggiat e-commerce dengan format baru “sharing dan interaksi” untuk mendiskusikan berbagai topik menarik yang berhubungan dengan industri e-commerce di Tanah Air. Kali ini, tema yang diangkat adalah “Case Studies: Marketing Strategy/Spending” akan diselenggarakan pada 8 September 2016, bertempat di De Leila Resto & Lounge, FX Mall, Sudirman, Jakarta mulai dari jam 16.00 WIB sampai 19.30 WIB.

Narasumber yang dihadirkan untuk sesi kali ini adalah Edward Kilian (Chief Marketing OLX), Gaery Undarsa (Co-Founder dan Managing Director Tiket), Oci Ambrosia (Brand Manager Bukalapak), dan dimoderatori Ignatius Untung (Country Manager Rumah123).

Ada sejumlah topik yang bakal dibahas, mulai dari background tentang model content marketing dan marketing spending, bagaimana agar content marketing tepat sasaran menjangkau target audience yang diinginkan, dan cara pengukurannya.

Aulia E Marinto, Ketua Umum idEA, mengatakan belajar dan terus belajar untuk semua kalangan pelaku e-commerce akan menjadi salah satu fokus bidang edukasi dengan program Belajar E-Commerce bersama idEA. Kamis Commerce merupakan salah satu bagian program tersebut.

“Harapan saya kepada pelaku e-commerce dan industri terkait agar berkenan turut berpartisipasi dalam saling berbagi cerita, pengalaman, kasus, tips, dan lainnya untuk memajukan e-commerce Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai New Digital Energy of Asia,” ujar Aulia.

Kamis Commerce terbatas hanya untuk 100 orang. Anggota idEA tidak dikenakan biaya dan hanya bisa diwakili dua orang per kartu anggota, sementara non member idEA/umum dikenakan biaya masuk 100 ribu per orang.

Khusus untuk pembaca DailySocial, tersedia 25 tiket gratis yang bisa Anda peroleh. Cukup masukkan kode anggota “DailySocial” saat masuk ke halaman registrasi. Informasi lebih lanjut dan pendaftaran bisa diakses melalui situs Kamis Commerce.

RPX Jadi Mitra Logistik Baru Elevenia

Elevenia, marketplace anak usaha milik XL Axiata, menambah kerja sama dengan perusahaan logistik RPX dalam memudahkan mitra seller dalam melakukan drop off dan pick up. Layanan ini sudah bisa dinikmati oleh mitra seller mulai bulan ini di seluruh gerai Indomaret yang kini berjumlah 13.200 gerai.

PT Indomarco Prismatama (Indomaret) dan RPX membentuk perusahaan patungan jasa pengiriman ritel dan e-commerce dengan nama PT Indo Repex Global. Tujuan utama pendirian perusahaan, pelanggan dapat mengirimkan paket, mengambil pesanan, dan melakukan pembayaran tunai untuk setiap transaksi Elevenia di Indomaret.

Menurut Anggita Vela Lydia, General Manager Partnership & Promotion Elevenia, hal ini bisa memudahkan seller dalam berbagai hal. Misalnya seller tidak perlu menuliskan nomor resi secara manual.

Mereka hanya perlu mendaftarkan template pengiriman pada Seller Office dengan menekan tombol “RPX Regular”. Apabila memilih Drop Off/I-Drop, seller dapat mengundung kode booking di halaman Print Out Invoice di menu seller office Elevenia.

“Dengan menempelkan kode booking dan menyebutkan layanan I-Drop, seller dapat memberikan nomor akun pada kasir Indomaret. Mereka akan memproses scan kode booking pada paket tersebut,” ujar Anggita dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Dia menambahkan untuk layanan pick up minimal mitra seller mengirimkan lima paket pesanan dengan tujuan yang berbeda. Kemudian, kurir RPX akan melakukan pick up ke lokasi seller dan proses scan kode booking paket pesanan. Layanan ini bisa dilakukan sepanjang hari kerja Senin-Jumat hingga pukul 3 sore dan Sabtu hingga pukul 11 siang.

Bertambahnya kemitraan logistik, sambungnya, menjadi bagian dari program loyalti Elevenia. Menurut Anggita, layanan terbaik tidak hanya diberikan kepada konsumen saja, tetapi juga untuk seller dengan memberikan kemudahan untuk pemasarannya.

Dengan bertambahnya RPX, mitra logistik Elevenia untuk regular costum kini semakin bervariatif, termasuk aCommerce, Etobee, Gojek, J&T, Ninja Express, Pandu Logistic, Pos Indonesia, SAP Express (Satria Antaran Prima) dan Si Cepat.

Application Information Will Show Up Here

Tingginya Antusiasme Peserta “Facebook Indonesia Developer Challenge 2016” Hari Pertama

Hari ini, Sabtu (3/9) kompetisi “Facebook Indonesia Developer Challenge” hasil kerja sama antara Facebook dengan DailySocial resmi digelar. Kompetisi ini digelas selama dua hari, mulai dari hari ini hingga esok hari.

Kegiatan di hari pertama, sebelum hackathon dimulai peserta mendapat penjelasan detil mengenai teknis kompetisi hingga pengenalan mentor. Kemudian, ada opening ceremony yang diwakili oleh Alice Wei, Head of Product Partnership Facebook. Esok hari adalah sesi penjurian dan pengumuman pemenang.

Alice Wei menjelaskan semangat Facebook menjadi pihak penyelenggara kompetisi ini, ingin membuka peluang sebesar-besarnya untuk para developer lokal. Dengan tools yang disediakan Facebook diharapkan bisa membantu peserta memecahkan permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Alice Wei menyampaikan sambutan dalam opening ceremony / DailySocial
Alice Wei menyampaikan sambutan dalam opening ceremony / DailySocial

[Baca juga: Ini Daftar Ide Terpilih yang Berhak Mengikuti Facebook Indonesia Developer Challenge 2016]

Terlebih, bagi Facebook, Indonesia merupakan pangsa pasar terbesar yang belum sepenuhnya bisa terhubung dengan internet. “Maka dari itu, kami ingin memberikan andil kepada Indonesia dengan memberikan kesempatan kepada para developer untuk membuat sesuatu yang bisa menghubungkan seluruh daerah dengan memakai tools dari Facebook,” ujarnya disela-sela acara Facebook Indonesia Developer Challenge, Sabtu (3/9).

Wei menambahkan, Facebook melihat antusiasme peserta sangat tinggi. Hal ini terlihat dari kemauan mereka untuk belajar dan memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi dalam mempelajari hal-hal baru. Dia berharap kompetisi ini akan membuat para developer lokal jadi lebih aware dengan berbagai tools yang dimiliki Facebook bisa membantu memecahkan solusi yang ada.

“Kami memiliki ekspektasi akan banyak solusi baik diciptakan dari kompetisi ini. Sebab, developer di Indonesia sangat bertalenta, haus akan ilmu baru, dan memiliki keinginan yang tinggi dalam menyelesaikan suatu permasalahan.”

Salah satu peserta Facebook Hackathon 2016 sedang berdiskusi / DailySocial
Salah satu peserta Facebook Hackathon 2016 sedang berdiskusi / DailySocial

Wei mengungkapkan, Facebook memiliki komitmen yang tinggi untuk keberlanjutan kompetisi ini di tahun-tahun berikutnya. Dia berharap setelah kompetisi ini berakhir, banyak masukan yang bisa didapat untuk Facebook. Agar ke depannya, kompetisi bisa lebih jauh memberi dampak untuk kegiatan masyarakat Indonesia.

Seperti diketahu, dalam kompetisi ini Facebook mendapat masukan 123 ide. Namun, yang berhasil lolos sebanyak 28 ide untuk disubmisikan ke dalam sebuah aplikasi. Ide tersebut juga harus diintegrasikan setidaknya dua dari Facebook Developer tools.

DailySocial berkesempatan untuk mewawancarai tiga tim peserta. Berikut rangkumannya:

Hamsterman (Bandung)

Tim asal Bandung ini terdiri dari tiga orang, Stefio Kurniadi, Debora Halim, dan Ryan Ignatius. Hamsterman adalah aplikasi virtual novel dalam bentuk Messenger bot. Konsep awalnya, pengguna Facebook bisa membaca novel secara online dengan berbagai ending sesuai yang diinginkan. Hal ini otomatis membuat penulis harus memiliki ide cerita yang default, namun memiliki berbagai ending sesuai keinginan pembaca.

“Kreasi menulis jadi tidak terbatas, karena penulis bisa explore ide cerita. Sehingga cerita yang sudah umum pun, bisa diubah jadi lebih menarik,” ujar Debora.

Nantinya, saat pembaca sudah mengaktifkan Messenger bot Hamsterman akan mendapat list novel yang bisa dibaca dan memilihnya berdasarkan kategori yang diinginkan. Hadirnya Hamsterman, diharapkan dapat memberikan solusi pengurangan aplikasi novel online dalam smartphone.

Stefio menambahkan, hadirnya Facebook sebagai penyelenggara dalam kompetisi ini sangat membantu tim dalam memvalidasikan ide jauh lebih dalam. Sebab tantangan terbesar saat mengimplementasikannya, adalah meracik ide hingga end-to-end.

“Sebenarnya secara teknologi pengembangan virtual novel tidak jadi sulit, sebab sudah ada tools dari Facebook. Hanya saja saat meracik ide itu yang tersulit.”

Edcomm (Education Communicator), Bandung

Edcomm adalah aplikasi yang berusaha memberi solusi terhadap permasalahan yang kerap terjadi antara sekolah dengan orang tua murid. Akhir-akhir ini banyak kesalahpahaman yang terjadi antara guru dengan orang tua, misalnya tindakan anarkis orang tua ke guru, atau sebaliknya.

Kejadian ini rutin menimpa banyak pihak dan banyak diantaranya yang saling menyalahkan satu sama lain. Untuk itu, Sandi Adrian, Deden Nugraha, dan Tigin Habibie mencoba untuk memberikan solusi berupa aplikasi pemantau kegiatan siswa lewat smartphone.

Para mentor yang hadir memberikan pengarahan kepada peserta / DailySocial
Para mentor yang hadir memberikan pengarahan kepada peserta / DailySocial

Tools dari Facebook yang dipergunakan adalah Login Facebook dan Quote Plugin. Ada tiga sasaran pengguna Educomm, sekolah (guru), siswa, dan orang tua. Masing-masing pengguna memiliki fitur yang berbeda-beda ketika menggunakan aplikasi tersebut.

Untuk sekolah, dapat menginput data absensi siswa dan kegiatan sekolah. Orang tua dapat mengisi absensi bila anaknya izin karena sakit. Sedangkan murid hanya bisa menjadi viewer. Solusi ini diharapkan bisa menekan biaya untuk sekolah yang selama ini menggunakan absen sidik jari murid dan orang tua bisa mendapatkan notifikasi SMS.

“Absen sidik jari yang sudah dilakukan beberapa sekolah swasta itu sebenarnya cukup mahal karena sekolah harus mengeluarkan biaya per SMS-nya sebesar 400 Rupiah. Coba hitung bila siswanya makin banyak, tentu saja biayanya akan lebih besar per hari-nya. Dengan adanya aplikasi Educomm bisa menekan biaya pengeluaran sekolah karena orang tua bisa memantau secara real time lewat aplikasi,” ujar Sandi.

Menurut Sandi, dengan adanya kompetisi ini bisa menjadi ajang untuk memvalidasi ide dan mendapat banyak masukan dari mentor. Dia pun bisa langsung bertanya kepada pihak Facebook. Dia berharap ide awalnya ini dikemudian hari bisa menjadi sebuah startup usaha baru. Sebab pada awalnya Educomm saat ini masih berbentuk mobile web, belum berbentuk aplikasi yang sudah bisa diunduh dari Play Store.

LunaFood (Jakarta)

LunaFood berbentuk Messenger bot yang dapat menghubungkan orang-orang yang ingin berbagi makanan. Konsep ini diinisiasi oleh Aldi Sefrinaldi dan Fazar Mochamad Fazar mahasiswa lulusan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI), Depok.

LunaFood bisa menjadi ajang untuk orang-orang saling berbagi makanan, entah untuk temannya atau orang yang belum dikenal. Dari sana, nantinya bisa tercipta bisnis jualan makanan yang bisa dilakukan. Dengan radius 1 km, semua transaksi bisa terjadi.

Menurut Aldi, ide awal menciptakan LunaFood baru terungkap saat Facebook mengumumkan kompetisi. Meski dadakan, namun dengan berbagai fasilitas yang diberikan Facebook turut membantu tim LunaFood dalam merealisasikannya.

“Inspirasi awalnya karena melihat kondisi anak kos-kosan dengan gaya hidup berdasarkan budget-nya yang pas-pasan. Kemudian, tercipta ide untuk membuat sebuah messenger yang bisa membantu mereka. Sebenarnya semua orang yang ingin sharing masakan atau membelinya adalah konsumen tujuan kami, tidak hanya untuk kalangan mahasiswa saja,” terang Aldi.

Ongki Kurniawan: LINE akan Menjadi Smart Portal Nomor Satu di Indonesia Tahun 2019

Pada Juni 2016, LINE Corp, perusahaan penyedia layanan messaging asal Jepang, mengumumkan Ongki Kurniawan untuk menjabat sebagai Managing Director LINE Indonesia. Nama Ongki Kurniawan sudah tidak asing bagi industri teknologi. Ia sempat lama bekerja di XL Axiata dan posisi terakhir yang ia jabat adalah Director/Chief Digital Services Office (CSDO).

Dengan hadirnya Ongki dan segudang pengalamannya dari kantor lama, banyak agenda yang disiapkan LINE untuk meraih target sebagai smart portal nomor satu di Indonesia.

DailySocial berkesempatan untuk wawancara khusus dengan Ongky. Berikut ini petikannya:

Bisa diceritakan mengapa LINE baru memiliki Managing Director (MD) untuk Indonesia?

Biasanya bila suatu korporasi asing masuk ke negara baru, mereka akan mengirim orang dalam bentuk tim ukuran kecil sekitar 2-3 orang. Itu yang LINE lakukan saat masuk ke Indonesia pada 2013. Kemudian, sekitar 1,5 tahun yang lalu, sudah ada MD yang ditempatkan, namun asalnya dari Korea Selatan. Belum orang lokal.

Nah, seiring dengan membesarnya bisnis LINE di Indonesia, jadi terpikirkan bahwa mereka perlu orang lokal untuk bisa meng-handle segala urusan. Mulai dari pengembangan bisnis, konten, hingga bertemu dan berinteraksi dengan klien lokal, perlu dilakukan oleh orang lokal karena dinilai lebih memiliki kemampuan dan tahu karakteristik pasar.

Sebenarnya saya sudah menjadi MD sejak empat bulan lalu. Namun, berhubung pada saat itu LINE Jepang sedang memproses pencatatan saham di Bursa Saham New York dan Tokyo, jadi tertunda pengumumannya baru bisa sekarang.

Lalu bagaimana dengan rencana kerja setelah Anda terpilih menjadi MD?

Kini dengan adanya orang lokal yang memimpin, diharapkan bisnis LINE terus menunjukkan eksistensinya di tanah air. Pada intinya, agar LINE bisa menjadi smart portal nomor 1 di Indonesia, kami ingin menguatkan basis utama LINE sebagai aplikasi messaging.

Saat ini, LINE terhitung sudah memiliki fitur messaging yang cukup lengkap, ada voice call, video call, grup, dan kini ada fitur add people nearby. Kami perlu berinovasi lagi untuk mengembangkan lebih banyak fitur messaging karena tingkat persaingan aplikasi segmen ini di Indonesia cukup ketat. Makanya kami perlu diferensiasi dengan rutin melakukan inovasi.

Kemudian, LINE juga sudah mengembangkan fitur layanan, seperti Line Official Account, Line Shopping, Line Business Connect, Line@, Line Webtoon, Line Games, dan Line Today. Keseluruhan layanan ini menjadi pilar pendukung Line untuk menjadi smart portal. Visi utama yang hendak kami tuju, tidak hanya menjembatani para pengguna untuk saling terhubung, tetapi juga memberikan akses kepada ragam informasi dan layanan dimanapun dan kapanpun.

Sederhananya, pengguna hanya tinggal mengakses aplikasi LINE untuk melakukan kegiatan sehari-harinya. Mulai dari membaca berita, pembayaran, berbisnis, berbelanja, hingga naik transportasi bisa dilakukan lewat LINE.

Lalu bagaimana dengan tantangan yang akan LINE hadapi ke depannya?

Tantangan yang utama adalah belum meratanya seluruh infrastruktur pendukung, seperti layanan 3G dan smartphone. Padahal ini adalah fondasi dasar yang harus dimiliki sebelum menjadi pengguna LINE. Namun, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kondisinya sudah lebih membaik.

Kami banyak didukung oleh produsen perangkat, kini harga smartphone sudah jauh lebih murah. Akan tetapi, kami tidak bisa jadi pihak yang menunggu bola saja. Harus ada strategi menjemput bola.

Sudah ada dalam roadmap kami dalam enam bulan mendatang ada rencana strategis yang akan dilakukan. Konsep intinya adalah ketika orang membeli smartphone pertama mereka, aplikasi messaging yang akan digunakan adalah Line. Namun saya belum bisa mengungkapkan lebih detil lagi, tunggu tanggal mainnya.

Tantangan berikutnya adalah bagaimana mengedukasi masyarakat Indonesia bahwa banyak kegunaan yang bisa didapat dari LINE selain tempat untuk membeli sticker, ada fitur lainnya yang bisa dilakukan seperti berbelanja dan memesan ojek. Masih banyak orang yang belum terbiasa dengan hal itu.

Bagaimana perhatian LINE Jepang terhadap pasar Indonesia?

Pada tahun ini, total pengguna aktif LINE di Indonesia mencapai 80% dari 90 juta orang, naik 200% dibandingkan 2014. Sebagian besar pengguna LINE di Indonesia adalah kaum millenial berumur 18-32 tahun. Jumlah itu membuat Indonesia menempati posisi keempat dari 230 negara lainnya. Secara global pengguna aktif LINE berjumlah lebih dari 220 juta orang.

Dengan total penduduk Indonesia sekitar 250 juta, sekitar 40% di antaranya adalah kaum millenial. Ini adalah sasaran utama kami, apabila sekian persen dari total millenial bisa kami tarik jadi pengguna akan banyak keuntungan yang bisa dirasakan.

Kantor pusat LINE sangat menaruh perhatian terhadap pasar Indonesia. Mereka pun memberikan komitmennya untuk melancarkan segala rencana bisnis yang akan kami lakukan ke depannya dengan mengucurkan dana hasil dari IPO kemarin. Bagi mereka, asalkan rencana bisnis yang kami ajukan ke mereka mempunyai feasibility dan scalability yang jelas, pasti akan dibantu.

Apakah LINE sudah memulai monetisasi bisnis?

Monetisasi sudah mulai, namun itu baru sebatas untuk penjualan sticker saja. Saat ini fokus kami masih memperbesar jumlah pengguna dan mengembangkan fitur messaging sebagai basis utama aplikasi. Sebenarnya ada banyak potensi dari layanan kami yang bisa dimonetisasi, seperti Line Business Contact dan Line@.

Sementara ini layanan Line Business Contact baru kami lakukan dengan Go-Jek, Elevania, dan Sale Stock. Kami sudah buat pricelist-nya bila ada perusahaan lain yang berminat. Bahkan, di Thailand sudah ada kerja sama dengan Wall’s. Jadinya, pengguna LINE yang ingin membeli es krim tinggal menghubungi Line dan petugas Wall’s akan datang ke tempat pemesanan.

Kami ingin menggandeng partner bisnis sebanyak-banyak agar LINE bisa mendominasi pasar Indonesia. Saat ini sudah banyak perusahaan yang mengantri ingin kerja sama dengan kami, semakin bervariasi segmen bisnis yang bisa ditawarkan, turut menguntungkan semua pihak.

Kami perkirakan pada 2019 nanti sudah bisa melakukan monetisasi tapi masih partial, belum seluruhnya. Kami melihat persaingan aplikasi messaging di Indonesia sangat ketat bahkan hingga 2019 mendatang.

Tidak seperti LiNE di Jepang, Thailand, dan Taiwan. Di sana, LINE sudah cukup dominan pasarnya. LINE Jepang sudah bisa melakukan monetisasi tiga tahun setelah berdiri di 2011.

Application Information Will Show Up Here

DBS Siap Dirikan Modal Ventura di Indonesia

Geliat pertumbuhan industri fintech Indonesia yang terus menanjak, turut memacu sejumlah bank skala besar untuk ikut berpartisipasi dengan mendirikan perusahaan modal ventura. Kali ini giliran DBS, bank terbesar Singapura.

Wacana tersebut dilontarkan oleh Tan Su Shan, Presiden Komisaris DBS Indonesia. Dia mengatakan membangun modal ventura menjadi opsi dalam penyaluran investasi bagi startup Indonesia.

“Kami sudah melihat di Indonesia, startup bisa tumbuh dengan bagus karena pasarnya besar,” ujarnya dalam acara Indonesia Fintech Festival & Conference 2016, beberapa hari yang lalu.

[Baca juga: Enam Modal Ventura Asing Berminat Beroperasi di Indonesia]

Shan mengungkapkan, sebelumnya DBS sudah pernah melakukan investasi untuk startup fintech di Amerika Serikat. Hasilnya pun memuaskan. “Mereka (startup) terdiri dari beragam bidang industri termasuk juga social enterprise.”

Pihaknya mengaku sangat takjub dengan pertumbuhan startup di Indonesia, khususnya yang dibangun oleh anak muda. Menurutnya, hal ini memacu DBS untuk ambil bagian dari ekosistem tersebut dan mendukung kaum muda yang semangat berwirausaha.

DBS juga telah menjalankan program DBS Accelerator di Hong Kong. Setiap tahunnya, DBS memilih delapan startup terbaik dari seluruh dunia. Selama 12 minggu, peserta diberikan pembekalan mengenai manajemen bisnis, permodalan, hingga akses ke pasar.

[Baca juga: BCA Persiapkan Pendirian Modal Ventura dan Layanan Pembiayaan FIFGroup Segera Bentuk Modal Ventura]

Dalam pelayanannya ke nasabah, DBS juga telah membentuk layanan fintech sendiri. DBS bertransformasi dari membangun ‘bank’ menjadi membangun ‘banking experience.’ Maksudnya, DBS bukan membangun bank secara fisik berbentuk kantor cabang, tetapi bagaimana perusahaan bisa hadir di setiap nasabah dengan mengadopsi digital banking.

Selain itu, DBS juga mulai menggarap pasar baru dengan edukasi inklusi keuangan menggunakan game online dan teknologi artificial intelligence, Chatbots (Chat Robots). Teknologi digital tersebut bertujuan membantu nasabah dan calon nasabah dalam melakukan aktivitas yang berkaitan dengan keuangan misalnya belanja online atau membayar tagihan.

Tiki Luncurkan Layanan “Self Service Machine”

PT Citra Van Titipan Kilat (Tiki) meluncurkan layanan self service pertama di Indonesia. Layanan ini sementara baru tersedia di kantor pusat Tiki di Cikini, Jakarta. Diharapkan sampai akhir tahun akan ada penambahan masing-masing satu unit mesin di wilayah Bodetabek.

Rocky Nagoya, Direktur Operasional Tiki, mengatakan penambahan unit mesin sementara ini baru di kawasan Jabodetabek, sekaligus menjadi langkah perusahaan untuk mempelajari karakteristik pasar apakah sesuai atau tidak. Kemudian memeriksa bagaimana tingkat keamanan barangnya setelah diinput ke dalam mesin.

Rencananya, lokasi penempatan mesin self service akan ditempatkan di kantor utama Tiki. Ke depannya, pihaknya akan merencanakan pembukaan mesin di tempat umum, misalnya mal, convenience store, atau ATM.

“Sampai akhir tahun ini kami ingin menambah paling tidak di Jabodetabek, masing-masing kota ada satu mesin. Kami ingin tes pasar sebelum menempatkan mesin ke tempat publik,” ujarnya saat acara perayaan ulang tahun Tiki ke-46, Kamis (1/9).

Rocky mengungkapkan pengembangan mesin tersebut mengajak pihak ketiga dengan total investasi per mesinnya sekitar 100 juta Rupiah. Pengembangan layanan ini dimulai sejak awal tahun ini.

Sasaran utama pelanggan yang diharapkan bisa menggunakan fasilitas ini adalah kalangan ritel. Ttotal pengiriman paket barang di seluruh Indonesia yang ditampung oleh Tiki per bulannya mencapai 2 juta barang, dengan sekitar 50%-nya berasal dari ritel.

“Dengan bertambahnya layanan ini membuat banyaknya variasi pilihan yang bisa dipilih pelanggan kami, sebab sasaran utama self service machine adalah orang-orang yang ingin mengirim barang secara 24 jam dan tidak ingin antri di counter Tiki.”

Tiki, lanjutnya, juga sudah meluncurkan layanan lainnya seperti Fast Line dan Drive Thru. Saat ini booth Fast Line baru tersedia satu unit di kantor pusat Tiki. Sementara, untuk Drive Thru hadir di kantor cabang Tiki di Rawamangun, Jakarta. Rocky menargetkan pada awal tahun depan pihaknya akan segera menambah satu Drive Thru lagi di daerah Jakarta Selatan.

Pengoperasian self service

Sebelum menggunakan self service machine, terang Rocky, ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi, yaitu berat barang maksimal adalah 5 kg dan ukuran yang tidak boleh lebih dari ukuran kotak dropbox, juga memiliki dompet elektronik sebagai alat pembayarannya. Sehingga, tidak ada proses uang tunai ketika transaksi berlangsung.

“Semua proses di self service machine ini cashless dan paperless, kami menjamin seluruh prosesnya aman tersimpan dalam database server Tiki.”

Data-data yang perlu dimasukkan saat menggunakan mesin ini adalah nama pengirim, nomor telepon yang bisa dihubungi, dan alamat pengiriman beserta kode pos. Kemudian, dalam layar akan ada instruksi yang tertera dan perlu ditempuh, mulai dari mengukur berat barang, hingga memilih paket layanan.

Sebelum proses pengiriman selesai, pelanggan akan menerima dua sticker print out yang perlu ditempelkan di paket dan satu lagi disimpan sebagai bukti transaksi. Berikutnya, melunasi pembayaran secara elektronik, dengan kartu kredit atau dompet elektronik. Terakhir, pelanggan tinggal memasukkan paket ke dalam kotak yang sudah terbuka

“Untuk kerja sama dengan pembayaran elektronik, kami belum bisa sebut nama partnernya karena belum MoU. Tetapi, mereka itu berasal dari pemain lokal.”

Rocky menambahkan, mesin sudah di desain memiliki kapasitas tertentu. Artinya, bila sudah memenuhi kuota ada sensor otomatis yang akan memberikan notifikasi pesan singkat untuk segera diangkut oleh kurir. Dari sisi pengamanan, mesin sudah memiliki x-ray untuk memastikan semua paket yang dikirim bukanlah barang-barang terlarang dan berbahaya.

Application Information Will Show Up Here

Kadin Prediksikan Investasi Fintech Indonesia Capai $8 Miliar Pada 2018

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) memprediksikan investasi di sektor industri financial technology (fintech) dapat mencapai $8 miliar atau sekitar 105 triliun Rupiah pada 2018. Asumsi itu dibuat dari data yang didapat Kadin pada 2008 dan 2013.

Rosan P. Roeslani, Ketua Umum Kadin, mengatakan pada 2008 investasi di fintech mencapai US$900 juta, kemudian meningkat tiga kali lipat di 2013 menjadi $3 miliar.

“Sehingga kami perkirakan jumlahnya bisa meningkat lebih tajam jadi $8 miliar di 2018,” ujarnya di sela-sela acara Indonesia Fintech Festival & Conference (IFFC) 2016.

Akan tetapi, untuk mencapai angka tersebut perlu diiringi oleh membaiknya ekosistem pendukung. Mulai dari regulasi, komunitas, pendanaan, hingga perilaku dan budaya masyarakat yang bisa mendukung pertumbuhan fintech.

“Seluruh faktor tersebut menjadi tidak terpisahkan. Kami percaya industri ini akan tumbuh berkembang di kemudian hari. Penyesuaian terhadap regulasi pun ini tergolong normal, mengingat industri fintech masih cukup muda.”

Seperti diketahui, sudah banyak perusahaan fintech Indonesia yang lahir dalam beberapa tahun belakangan dan mulai mendapat traksi dan pendanaan yang signifikan.

Beberapa waktu yang lalu, Modalku mengumumkan pendanaan baru dari Sequoia India sebesar $10 juta. Investree juga mendapatkan investasi Seri A dari modal ventura lokal Kejora.

Sebagai perbandingan, Kadin mencatat jumlah konsumen fintech di Afrika tumbuh dua kali lipat menjadi 101,3 juta dari sebelumnya 57,8 juta di 2012. Amerika Utara kini memiliki 90,7 juta pengguna, sementara Eropa sebesar 64 juta.

Amerika Latin tumbuh 162% dari segi pengguna, sementara Timur Tengah tumbuh hingga 300%. Untuk kawasan Asia Pasifik, jumlah investasi naik lima kali lipat jadi 2,7 miliar pada kuartal pertama 2016 dibandingkan kuartal yang sama di tahun sebelumnya.