Konferensi Mobile dan Internet GMIC Indonesia 2017 Kembali Hadir

Revolusi digital telah masuk ke babak baru, ditandai dengan banyaknya perubahan yang terjadi dalam tatanan industri yang digerakkan oleh teknologi. Diakui atau tidak, internet menjadi salah satu penemuan paling berpengaruh di abad 21 ini, menghapusnya sekat-sekat secara global, membuat orang dapat saling terhubung dengan cepat dan mudah.

Implikasinya bisnis di masa kini harus mampu beradaptasi cepat, mengadopsi berbagai pembaruan sistem untuk bisa terus mengakselerasi bisnis. Tidak hanya itu, perusahaan-perusahaan tersebut dituntut untuk menghadirkan, serta melengkapi diri, dengan inovasi baru yang menarik dan bermanfaat agar tetap relevan dan memiliki daya saing. Melihat tren tersebut, Global Mobile Internet Conference (GMIC) Indonesia akan kembali dihadirkan.

“GWC Global kembali menyelenggarakan GMIC Indonesia 2017 sebagai wadah bagi para penggiat teknologi untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang industri teknologi, khususnya dalam bidang mobile dan internet. Sejalan dengan misi kami yaitu untuk menghubungkan dunia dan mendorong inovasi, GMIC diharapkan dapat menjadi awal mula kerja sama antar penggiat teknologi untuk menciptakan ekosistem bagi transformasi yang ideal,” ungkap CEO GWC Global Inc E. Hao.

GMIC Indonesia 2017 akan diselenggarakan pada tanggal 26 September mendatang. GMIC hadir di Indonesia Convention Exhibition (ICE), dengan empat konferensi yang relevan dalam dunia bisnis mobile internet saat ini, yaitu Disruptive Technology, Startup Village, Money Talks, Mobile Marketing & Growth. Acara ini diprediksi akan menjadi konferensi mobile internet terakbar yang mempertemukan lebih dari 1.500 eksekutif industri mobile, pengusaha, developer, dan investor dari seluruh dunia untuk membangun kemitraan dan menunjukkan bagaimana inovasi dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Bertemakan “New Frontiers of Intelligence”, GMIC berharap dapat menjadi tempat bagi para katalis di bidang teknologi untuk bertemu dan bertukar pikiran. GMIC juga akan berfokus dalam membahas terobosan teknologi terkini dan bagaimana gangguan digital menghadirkan ancaman dan peluang yang signifikan bagi kalangan bisnis.

GMIC Indonesia 2017 juga berharap dapat menjadi wadah bagi para penggiat teknologi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang industri teknologi, khususnya yang bergerak dalam bidang mobile dan internet. Di samping itu, peserta juga memiliki kesempatan untuk memperluas jaringan bisnis.

Untuk informasi terkini dari GMIC silakan kunjungi http://indonesia.thegmic.com dan https://www.facebook.com/GMICIndonesia.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner GMIC Indonesia 2017.

Dapatkan diskon 20% untuk tiket GMIC Indonesia 2017 melalui laman Deals

Prism Hadirkan Aplikasi “Selly”, Papan Ketik Multifungsi untuk Membantu Pedagang Online

Pengembang platform chat-to-commerce Prism meluncurkan varian produk terbarunya. Berbentuk aplikasi Android, aplikasi tersebut dinamakan Selly. Pada dasarnya Selly merupakan sebuah aplikasi papan ketik atau keyboard untuk ponsel pintar yang telah dikustomisasi. Tujuannya untuk membantu pengguna dalam menangani transaksi jual beli melalui aplikasi pesan dan media sosial.

Selly memiliki kemampuan untuk memberikan kemudahan bagi pengguna ketika mengirim tagihan, melakukan pengecekan ongkos kirim, hingga membuat notifikasi untuk pelanggan. Aplikasi ini dapat terintegrasi dengan layanan populer seperti WhatsApp, LINE, Instagram dan lainnya. Yang paling signifikan, aplikasi ini juga terhubung langsung dengan sistem payment gateway, sehingga benar-benar memberikan efektivitas bagi pengguna dalam mengelola transaksi.

“Selly dan Prism keduanya adalah produk-produk yang dibuat oleh Prism sebagai perusahaan, di mana keduanya mempunyai target market-nya masing-masing. Selly ditargetkan untuk niche yang sangat spesifik untuk menyelesaikan masalah yang spesifik. Semua inovasi kita terfokus pada kategori chat commerce,” ujar Batista Harahap selaku Co-Founder & CEO Prism.

Fitur pertama yang ada di Selly adalah membantu pengguna mengirim tagihan. Dengan aplikasi keyboard yang terpasang, pengguna dapat mengurus berbagai pesanan dari aplikasi yang berbeda. Misalnya ada yang melakukan pemesanan melalui WhatsApp, LINE atau yang lainnya. Semua tagihan dengan template yang lengkap dapat dikirimkan langsung ke pelanggan.

Fitur kedua yakni untuk mengelola transaksi. Di Selly, pengguna dapat membuat rekap sederhana tentang transaksi penjualan yang berjalan. Termasuk melihat status dan histori transaksi. Menyederhanakan proses pembukuan atas kegiatan jual beli yang dilakukan. Ada juga laman dashboard yang berisi berbagai template teks yang dapat dimanfaatkan untuk mengingatkan pelanggan yang belum melakukan pembayaran.

Sering kali penjual online juga disibukkan dengan pertanyaan yang itu-itu saja, tapi harus dijawab karena datangnya dari pelanggan baru. Untuk itu Selly juga melengkapi dengan fitur Auto Text, sehingga ketika ada pertanyaan yang sama, pengguna dapat langsung memilih jawaban yang tersedia dalam direktori, tanpa harus mengetik ulang.

Terakhir fitur cek ongkos kirim, secara otomatis Selly akan memberikan informasi secara cepat biaya kirim melalui aplikasi di laman chat, cukup masukkan kota tujuan dan pilih kurir, ongkos kirim akan dikompilasi bersama tagihan.

Application Information Will Show Up Here

Pasca Mendapat Pendanaan Seri B, Luno di Indonesia Tetap Fokus pada Edukasi

Luno menjadi salah satu perusahaan digital yang beroperasi di Indonesia memfasilitasi transaksi cryptocurrency bagi masyarakat. Saat ini berfokus pada layanan transaksi dan edukasi Bitcoin, mengandalkan tiga produk utama yang dimiliki, yakni Luno Wallet, Luno Exchange dan Luno Enterprise.

Kemarin Luno mengumumkan perolehan pendanaan seri B sebenar Rp119,5 miliar yang dipimpin oleh Balderton Capital. Hal ini bersamaan dengan ekspansi Luno ke 35 pasar baru di Benua Eropa.

“Pendanaan ini untuk perusahaan secara keseluruhan, namun ini juga berarti kami kini memiliki lebih banyak resources untuk edukasi, ekspansi bisnis, dan perkembangan operasional di Indonesia agar Luno menjadi tempat terbaik untuk belajar, jual, dan beli Bitcoin di Indonesia,” ujar General Manager region Asia Luno, Vijay Ayyar.

Selain membantu ekspansi, Ayyar turut menyampaikan bahwa pendanaan yang didapat Luno akan digunakan untuk mempermudah pelanggan membeli, menyimpan dan belajar tentang mata uang digital seperti Bitcoin, dengan lebih banyak cara dan di lebih banyak tempat.

Bagi pelanggan Luno di Indonesia, salah satu implikasi yang ingin disuguhkan adalah pendaftaran dan verifikasi yang lebih cepat, serta layanan dukungan pelanggan yang lebih baik, sehingga semua hal ini memberikan pengalaman mata uang digital yang lebih baik untuk pelanggan. Termasuk untuk membawa tim ahli kelas dunia untuk mendampingi di Indonesia.

Claristy, Country Analyst Luno Indonesia, menambahkan bahwa perusahaannya tidak memiliki target spesifik di Indonesia. Karena di fase awal ini sebagian besar pekerjaan masih berfokus pada edukasi pelanggan secara umum. Pihak Luno merasa ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk membantu masyarakat lebih memahami mata uang digital.

“Kami akan terus mengedukasi melalui konten dalam berbagai bentuk, bekerja sama dengan mitra kami di Indonesia, dan juga berkoordinasi dengan regulator (seperti yang telah kami lakukan di negara lain), untuk memastikan pelanggan Indonesia memiliki akses terhadap mata uang digital ini,” imbuh Claristy.

Luno cukup percaya diri bahwa Bitcoin akan menjadi hal yang signifikan ke depan di Indonesia. Dengan dampak investasi yang membaik, diyakini menjadi salah satu faktor penting untuk meningkatkan awareness masyarakat Indonesia terhadap mata uang digital ini.

“Semua orang tentunya akan mengadopsi sesuatu yang memiliki nilai dan dieskspektasi akan semakin berharga jika disimpan dalam periode jangka panjang, seperti Bitcoin,” tutup Claristy.

Application Information Will Show Up Here

Algoritma Akan Adakan Talkshow Bahas Data Science di Industri Finansial

Seiring dengan perkembangan teknologi, data di berbagai industri juga semakin bertambah, terlebih di lini industri kritis seperti finansial. Ada banyak sekali jenis data yang berkembang dalam industri finansial, misalnya transaksi pelanggan, pertimbangan risiko keuangan, perhitungan biaya institusi, dan lain-lain. Bayangkan kalau jenis data yang berbeda-data ini dikalikan dengan jumlah pelanggan di sebuah perusahaan yang menggunakan fasilitas teknologi finansial, betapa banyaknya data yang ada untuk sekelompok orang saja.

Sebagai contoh, seseorang membeli baju dari salah satu platform e-commerce. Untuk melakukan pembayaran, ia memilih pembayaran melalui kartu kredit dari sebuah bank. Data transaksi ini tentu saja harus direkam oleh platform e-commerce yang bersangkutan untuk kepentingan pelaporan transaksi, hingga pengambilan keputusan dalam rangka optimalisasi sistem pembayaran.

Semua data para pelanggan yang mempunyai pengalaman transaksi di satu perusahaan tertentu pasti bermanfaat bagi industri tersebut. Namun data tersebut akan bernilai guna jika data bisa dikumpulkan dengan baik dan diolah secara tepat sesuai dengan tujuan penggunaan data.

Untuk mempelajari kiat mengoptimalkan potensi dari data tersebut, Algoritma bersama dengan Midtrans dan Julo akan mengadakan talkshow bertemakan “Data Science in the Financial Industry”.

Pembicara dalam talkshow ini terdiri dari Monalisa Gosumolo (Head of Data Science di Midtrans) dan Martijn Wieriks (Head of Analytics di Julo). Keduanya akan membahas perkembangan data science dalam industri finansial, aplikasi data dan analisis dalam industri finansial, hingga kesempatan yang mungkin bisa kamu pelajari untuk meniti karier di bidang data science.

Acara ini akan digelar pada 20 September 2017, di Spacemob, Gama Tower lantai 33, Jakarta Selatan. Acara ini terbatas hanya untuk 50 peserta dan berasal dari kalangan mana pun, mulai dari mahasiswa, karyawan, dan startup. Untuk pendaftaran dan informasi lebih lanjut dapat diakses melalui tautan berikut: https://goo.gl/AgdQGB.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner acara Data Science oleh Algoritma.

Konferensi BlockBali Akan Bahas Peluang Blockchain & Cryptocurrency di Indonesia

Setelah sukses diselenggarakan di Jakarta dan Mumbai, Konferensi Blackarrow Blockchain Series (BBS) akan bersinggah di Bali (mengusung identitas BlockBali). Konferensi ini bertujuan untuk menghubungkan para pakar dan pemain teknologi Blockchain dunia dengan para pemangku bisnis di Indonesia. Topik yang disajikan akan membahas seputar peluang Blockchain & Cryptocurrency di Indonesia, juga mengeksplorasi kemungkinan Indonesia menjadi pasar terbesar ASEAN untuk area bisnis tersebut.

BlockBali akan diselenggarakan pada 27 Oktober 2017 mendatang bertempat di Trans Resort Seminyak, dan saat ini pendaftaran peserta tengah dibuka. Beberapa pemateri yang dihadirkan termasuk Jasmin Güngör (Cointed), Marco Krohn (CFO Genesis Mining), Matej Michalko (CEO DECENT), Oscar Darmawan (Founder Bitcoin Indonesia), Roberto Capodieci (Co-Founder Blockchain Zoo), dan masih banyak lagi.

Saat ini Blockchain tengah menjadi salah satu sorotan dalam tren teknologi. Potensinya yang besar digadang-gadang akan membawa transformasi dalam sistem keuangan global, termasuk untuk mendisrupsi sistem konvensional dan teknologi yang ada saat ini di berbagai sektor komersial.

Ada empat agenda utama yang akan disuguhkan dalam pagelaran ini. Pertama ialah sesi berbagi dari para pakar untuk memberikan tips dan teknis dalam skenario implementasi Blockchain. Kedua, pengunjung dapat melihat pameran yang menghadirkan ragam inovasi dan teknologi yang telah memanfaatkan Blockchain dalam sistemnya.

Ketiga, secara khusus acara ini juga ingin memberikan masukan bagi industri dengan menghadirkan studi kasus penerapan Blockchain di lingkup bisnis. Dan terakhir tentunya sesi networking para peserta untuk terciptanya berbagai kesempatan dan kolaborasi dengan teknologi tersebut. Selain para pemerhati dalam Cryptocurrency, acara ini juga akan menghadirkan para pemain di industri perbankan, finansial, regulator hingga para investor.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi situs resmi BlockBali melalui tautan berikut: http://www.blackarrowconferences.com/blockbali.html.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Blackarrow Blockchain Series

Gambaran Umum Program Akselerator Startup Global 2016

Gust, platform penghubung pengusaha dengan investor, baru-baru ini merilis hasil penelitiannya seputar lanskap akselerasi global dalam “Global Accelerator Report 2016”. Ada beberapa fakta yang dipaparkan dalam laporan ini, salah satunya total nilai investasi yang mencapai lebih dari $206 juta kepada 11305 startup melalui 579 program akselerator di 68 negara.

Dalam riset ini, Gust melakukan survei terhadap 1456 organisasi, dengan 579 di antaranya adalah akselerator yang memenuhi standar seperti definisi oleh Miller and Bound (2011). Temuan Gust juga mengemukakan bahwa ada kenaikan jumlah startup secara global di tahun 2016, tepatnya meningkat 27,9 persen dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan dipimpin oleh kawasan Eropa dengan jumlah startup tertinggi.

Kategori Financial Technology (Fintech), Internet of Things (IoT), Big Data Analysis, dan Software as a Service (SaaS) masih menjadi yang paling populer baik dalam program akselerator ataupun investasi startup. Trennya bahkan masih sangat kental sampai tahun 2017 ini. Tercatat juga 178 startup yang berhasil exit selama tahun 2016 lalu.

Gambar 1 - ABC

Akselerator di wilayah Asia Pasifik

Untuk wilayah Asia Pasifik, Gust mencatat total investasi mencapai lebih dari $15,5 juta, diinvestasi kepada 1368 startup dari 76 program akselerator. MaGIC Global Accelerator Program menjadi salah satu yang paling produktif berinvestasi di wilayah ini. Sayangnya dalam laporan kali ini tidak ada highlight spesifik tentang kondisi di Indonesia atau Asia Tenggara.

[Baca juga: Daftar Program Inkubator dan Akselerator Startup Indonesia]

Terkait program akselerator ada sebuah data menarik, yakni tentang keterlibatan akselerator dalam kepemilikan ekuitas startup. Sebanyak 59,4 persen akselerator mengambil ekuitas di startup, namun hanya 32,7 persen yang berniat menghasilkan pendapatan dari sana. Sementara 90,4 persen akselerator berencana menghasilkan uang melalui sumber pendapatan alternatif.

Gambar 2 - ABC

Di tahun 2016, model akselerasi startup juga terus berkembang. Empat tren utama dapat diidentifikasi dalam survei ini di antaranya hubungan akselerator dan korporasi yang kian terjalin, vertikalisasi segmen bisnis, fokus ekspansi, dan peleburan garis batas antara elemen pendukung startup.

Berikut adalah 10 program akselerator paling aktif di tahun 2016 lalu menurut catatan Gust. Hanya satu yang berlokasi di Asia Tenggara, yaitu MaGIC (Malaysia) yang mengakselerasi 140 startup melalui program Global Accelerator Program (GAP) sepanjang tahun 2016.

Gambar 3 - ABC

OVO Resmi Dapatkan Lisensi E-Money (Update)

PT Visionet Internasional, pemegang brand aplikasi OVO, resmi mendapatkan izin Bank Indonesia (BI) sebagai penyelenggara uang elektronik (e-money). Sudah diajukan sejak Agustus lalu, nama perusahaan tersebut sudah keluar di daftar resmi BI dengan nomor No. 19/661/DKSP/Srt/B.

“Lisensi e-money yang diberikan kepada OVO memberi kesempatan yang luar biasa bagi kami untuk dapat menciptakan beragam solusi keuangan guna turut andil dalam perkembangan gerakan nasional non tunai (GNNT) masyarakat di Indonesia. Kami akan terus mendekatkan diri dengan pengguna, merchants dan regulator, untuk menghadirkan produk dan layanan e-money inovatif yang sesuai dengan kebutuhan mereka yang dinamis,” sambut CEO OVO Adrian Suherman.

Di bawah naungan Lippo X (bisnis digital payment milik grup Lippo), OVO memfokuskan diri sebagai aplikasi finansial pengumpul poin atau cross-coalition loyalty program.

Ini adalah hal yang melegakan bagi Ovo dan Lippo X, setelah sebelumnya juga telah merekrut pakar teknologi Jim Geovedi sebagai Chief Technology Officer (CTO).

Lisensi yang menjadi dambaan

Hampir semua perusahaan atau startup yang berjibaku dengan sistem finansial tengah mengejar legalitas e-money. GO-JEK sebelumnya mengakuisisi PT MV Commerce Indonesia untuk mentransfer lisensi e-money menjadi milik PT Dompet Anak Bangsa, unit bisnis penggerak GO-PAY.

Melalui Kudo, Grab dikabarkan juga tengah berjuang untuk memperkuat basis GrabPay di Indonesia termasuk mengejar lisensi e-money. Langkah Grab diperkuat dengan merekrut Ongki Kurniawan, yang sebelumnya adalah Managing Director LINE Indonesia. Ongki disebutkan akan menjadi pemimpin bisnis GrabPay untuk Indonesia. Pun demikian dengan Tokopedia yang tengah dalam proses pendaftaran lisensi e-money untuk TokoCash miliknya, hingga perlu menutup aktivitas TokoCash sementara waktu.

Sejauh ini sudah ada 26 perusahaan yang telah terdaftar resmi menjadi pemegang lisensi e-money BI. Angin segar baru dimulai awal tahun ini, saat BI berkomitmen membuka kembali pendaftaran izin lisensi demi mendukung bisnis digital payment di Indonesia.

––

Pembaruan artikel pukul 15.28: penambahan sambutan dari CEO OVO seputar lisensi e-money yang telah didapat.

Application Information Will Show Up Here

Seedstars Jakarta Tantang Startup Tahap Awal Tunjukkan Potensi di Kancah Global

Untuk kali keempat, pagelaran kompetisi startup Seedstars World melenggang di Indonesia. Kompetisi ini ditujukan bagi startup di negara berkembang yang masih dalam tahap seed-stage (tahap awal). Sebagai acara utama, Seedstars World akan mengadakan acara pitching pada esok hari (16/9) bertempat di Menara by Kibar.

Startup yang terpilih berkesempatan memenangkan hadiah senilai $1 juta dan kesempatan untuk terhubung dengan investor dan mentor skala global. Dan delapan dari startup terbaik juga akan diikutsertakan dalam Seedstars Summit di Swiss.

Startup yang boleh mengikuti Seedstars Jakarta harus berumur kurang dari dua tahun, dan jika sudah mendapatkan pendanaan maka tidak boleh lebih dari $500 ribu. Startup juga harus sudah memiliki MVP (Minimum Viable Product) untuk ditunjukkan kepada dewan juri.

Hal unik yang dibawa pada Seedstars Jakarta tahun ini ialah kriteria tambahan, yakni startup regional dan skalabilitas global. Seedstars World mencari startup cerdas yang dapat memecahkan masalah di regional dan mengembangkan produk yang menguntungkan untuk pasar global, untuk mendukung bisnis dan pertumbuhan regional mereka.

“Karena ini menjadi kali keempat kami menyelenggarakan acara di Jakarta, selain kegembiraan harapan kami juga sangat tinggi. Kami telah mendengar begitu banyak tentang ekosistem startup yang ada di Indonesia dan kami sekarang berada di sini untuk melihat langsung kondisi tersebut. Kami terkesan dengan apa yang telah kami lihat di regional sejauh ini dan tidak sabar menunggu tambahkan startup dari Indonesia di peta kami,” ujar Adriana Collini selaku Asia Associate Seedstars World.

Selain oleh Kibar, acara Seedstars Jakarta turut didukung oleh Kulina dan Gaharu. Acara pitching juga akan terbuka untuk peserta umum. Jika tertarik mengikuti acara ini, silakan kunjungi situs resminya di https://www.seedstarsworld.com/event/seedstars-jakarta-2017 untuk mendapatkan informasi tiket masuknya.

––

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Seedstars World

Pandangan Pengguna Bitcoin di Indonesia (Update)

Bitcoin banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Menjadi salah satu alat transaksi digital yang cukup revolusioner. Beberapa kini bahkan memanfaatkannya sebagai investasi, di tengah nilainya yang begitu fluktuatif—cenderung terus meningkat. Baru-baru ini, Luno (sebelumnya dikenal dengan nama BitX) sebagai penyedia platform jual, beli, kirim, terima, dan simpan Bitcoin di Indonesia, merilis sebuah haris survei tentang pandangan masyarakat Indonesia terhadap penggunaan Bitcoin.

Pertama ialah terkait dengan kepercayaan atas penggunaan Bitcoin. Sebagai instrumen investasi kepercayaan masyarakat cenderung mulai lebih percaya dengan mata uang digital ini. Dari 10 ribu responden survei, 47,9 persen di antaranya mengaku percaya Bitcoin efektif dan menjanjikan untuk dijadikan sebagai investasi. Pun demikian dengan pemanfaatan Bitcoin sebagai alat pembayaran, sebanyak 44,2 persen dari responden percaya untuk melakukan transaksi melalui Bitcoin, 36,2 persen masih ragu-ragu, dan sisanya 19,6 persen masih belum sepenuhnya percaya.

Gambar 1

Dalam survei juga diajukan pertanyaan terkait pilihan antara investasi emas atau Bitcoin. Sebanyak 46,6 persen dari responden lebih memilih berinvestasi pada Bitcoin, sebanyak 12,9 persen lebih percaya emas, dan sisanya netral. Angka yang cukup menarik, menunjukkan literasi digital yang mulai matang dan kebutuhan akan investasi yang lebih mudah dipantau, dikontrol dan didapatkan.

“Popularitas Bitcoin meroket dalam satu tahun terakhir baik dalam konteks global maupun di Indonesia. Kini kita dapat melihat banyak pemberitaan positif di media, seperti berita ketika Jepang melegalkan Bitcoin sebagai mata uang, negara-negara dan regulator yang mulai membahas mengenai aturan yang sesuai untuk industri Bitcoin, serta pertumbuhan industri Bitcoin secara keseluruhan – total nilai aset mata uang digital secara global telah tumbuh dari $20 miliar pada awal tahun 2017 menjadi sekitar $150 miliar sekarang,” ujar Claristy, Country Analyst Luno

Claristy melanjutkan, “Di Indonesia khususnya, kita melihat tingginya antusiasme terhadap Bitcoin. Selalu ada pelanggan baru yang daftar setiap hari untuk membeli Bitcoin setelah membaca tentang Bitcoin di media dan mendengar dari teman-teman mereka. Tentunya ada tantangan seperti edukasi, regulasi, dan sebagainya, namun sejauh ini trennya mengarah ke arah positif.”

Selanjutnya terkait dengan mengapa sebagian dari masyarakat mulai mempertimbangkan untuk membeli Bitcoin. Dari survei disebutkan, bahwa alasan finansial cenderung lebih dominan, yakni seputar kebutuhan investasi dan spekulasi kenaikan harga. Terkait dengan layanan yang menjembatani pengguna untuk bertransaksi dengan Bitcoin sendiri di Indonesia sudah cukup beragam. Selain dukungan Luno, layanan digital wallet seperti Doku juga telah memudahkan akses transfer pembelian Bitcoin.

Bahkan baru-baru ini dikabarkan bahwa perusahaan di jaringan konglomerasi Tahir di Indonesia tengah bersiap untuk menerima transaksi dengan Bitcoin di lini bisnisnya. Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan terhadap Bitcoin semakin meningkat.

Gambar 2

Bicoin sendiri bukan satu-satunya cryptocurrency yang saat ini bisa digunakan, ada beberapa sistem lain yang juga menyajikan produk sejenis. Namun dari hasil survei dikemukakan bahwa Bitcoin tetap yang paling populer di antara lainnya. Hal ini sejalan dengan keyakinan responden, 47,9 persen meyakini di akhir tahun nanti nilai konversi Bitcoin dapat mencapai 60 juta.

Gambar 3

“Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh komunitas dan industri Bitcoin di Indonesia adalah tidak adanya regulasi yang jelas. Seperti yang Anda lihat di survei yang kami lakukan, lebih dari 88% responden akan membeli lebih banyak Bitcoin jika pemerintah (dalam konteks ini, Bank Indonesia) membuat regulasi penggunaan Bitcoin di Indonesia. Tapi seperti halnya industri baru, hal ini lumrah terjadi. Regulator harus berhati-hati dalam membuat keputusan, dan kami selalu terbuka untuk bekerja sama dan berdiskusi mengenai industri Bitcoin secara menyeluruh,” pungkas Claristy.

––

Disclaimer: Tulisan ini hanya bersifat informatif, sehingga segala pilihan investasi yang diambil setelah membaca tulisan ini berada di luar tanggung jawab penulis.

Jika Anda tertarik untuk investasi Bitcoin, Anda dapat membaca artikel tiga cara mudah beli Bitcoin. Namun, pastikan Anda telah membaca dan memahami risiko Bitcoin sebelum melakukan investasi tersebut.

Update: Penambahan pernyataan tanggapan dari Luno seputar tren dan tantangan adopsi Bitcoin saat ini.

EV Hive Raih Pendanaan Pra-Seri A Senilai 46 Miliar Rupiah

Operator co-working space EV Hive hari ini mengumumkan perolehan pendanaan pra-seri A senilai $3,5 juta atau sekitar 46 miliar rupiah. Pendanaan ini dipimpin oleh Insignia Venture Partners dengan partisipasi dari Intudo Ventures, Pandu Sjahrir dan jaringan angel investor. Beberapa investor EV Hive sebelumnya seperti East Ventures, SMDV dan Sinar Mas Land juga turut berpartisipasi dalam putaran kali ini.

Dengan bertambahnya jaringan investor, EV Hive berharap dapat mempercepat rencana pertumbuhan bisnisnya, khususnya untuk memfasilitasi pengusaha dalam memperluas cakupan bisnisnya secara global. Saat ini EV Hive telah mengoperasikan co-working space di 7 wilayah sekitar Jakarta. EV Hive juga tengah merampungkan pembangunan co-working space di 9 lokasi lainnya.

[Baca juga: Rencana-Rencana EV HIVE dengan Manajemen Baru]

“Kami percaya dalam kekuatan jaringan komunitas dan peran teknologi sebagai enabler kolaborasi yang terbuka dalam ekonomi bersama saat ini. Dengan dana tambahan, kami terus menjalankan misi utama kami, yaitu untuk mendukung perjalanan pengusaha dengan rencana untuk membangun layanan bersama seperti co-living, co-warehousing dan vertikal lainnya yang dibutuhkan oleh komunitas kami,” sambut CEO EV Hive Carlson Lau.

Sementara itu Yinglan Tan selaku Founding Managing Partner dan CEO Insignia Venture Partners berpendapat, “Ide bagus merupakan hal yang baik namun eksekusi adalah kunci di ruang teknologi. Kepemimpinan dan tim EV Hive telah membuktikan diri sebagai satu-satunya operator co-working space yang dapat dengan cepat mengembangkan formula keberhasilan mereka di beberapa lokasi utama sambil tetap menjaga jaringan masyarakat dan secara efektif meningkatkan produktivitas anggota. Mereka telah membangun network effect yang sangat menarik, mulai dari tim, kepemimpinan, perusahaan, penasihat dan investor.”

Debut perdana Intudo Ventures

Pendanaan ini menjadi investasi perdana Intudo Ventures di Indonesia. Pemodal ventura yang didirikan oleh Eddy Chan dan Patrick Yip ini baru didirikan pada tahun ini. Namun para pendirinya sendiri telah berpengalaman berinvestasi di perusahaan ternama seperti SpaceX, Palantir, hingga Fortinet. Di Indonesia Intudo Ventures akan berfokus di tahapan investasi seri A.

“Intudo Ventures adalah investor modal ventura yang sangat selektif yang hanya mendukung beberapa pengusaha di Indonesia setiap tahun dan menawarkan dukungan penuh dan perhatian manajemen kepada kami. Tim EV Hive telah membuktikan diri untuk dapat terus menawarkan inovasi baik dalam ruang dan layanan untuk mendukung perjalanan pengusaha. Kami senang bisa bekerja sama dengan tim saat mereka dengan cepat menumbuhkan jejak mereka di seluruh wilayah,” sambut Co-Founder & Managing Partner Intudo Ventures Patrick Yip.