59 Ide Yang Terpilih Untuk Mengikuti Finhacks 2016 #HackBytheBeach

Setelah melewati babak penjurian, dari 460 ide yang telah disubmisikan oleh para peserta Finhacks (Financial Hackathon) 2016, berhasil terpilih 59 ide aplikasi terbaik yang berhak mengikuti pagelaran puncak Finhacks 2016 #HackByTheBeach yang akan dihelat pada 23-24 April 2016, di Segarra Beach Ancol, Jakarta, sekaligus menjadi agenda puncak rangkaian acara Finhacks 2016. Di hari tersebut, para peserta terpilih akan berkompetisi merealisasikan ide yang telah disubmisikan hingga melahirkan sebuah solusi aplikasi untuk sistem pembayaran digital terbarukan.

Berikut ini adalah daftar 59 peserta/kelompok terbaik yang berhasil lolos ke tahap berikutnya:

No. Nama Peserta/Kelompok Asal Kota
1 Adam Widi Bagaskarta Surabaya
2 Ade Rifaldi Bandung
3 Ahmad Syarif Hidayatullah Bandung
4 Alfat Saputra Harun Jakarta Selatan
5 Alvin Leonardo Malang
6 Andri Yadi Bandung
7 Anselmus Krisma Adi Kurniawan Bandung
8 Arie Rachmad Syulistyo Depok
9 Arief Rahmansyah Jakarta Barat
10 Ary Purnomoz Jakarta Barat
11 Atdy Rosyan Sabtuni Jakarta Selatan
12 Baskoro Aji Susetyo Surabaya
13 Billy Riantono Jakarta Pusat
14 Brian Dwi Murdianto Yogyakarta
15 Christ Angga Saputra Bandung
16 D’abc Depok
17 Daniel Adinugroho Semarang
18 David Wijaya Bogor
19 Dwi Hastoto Jakarta Pusat
20 Edwin Andrianto Jakarta Selatan
21 Eko Purnomo Bogor
22 Escher Marlie Bogor
23 Fajar Purwo Nugroho Jakarta Timur
24 Fariz Tadjoedin Jakarta Barat
25 Fitrah Syuhada Jakarta Selatan
26 Habib Mufid Ridho Bandung
27 Hermansyah Jakarta Timur
28 Ibrahim Jakarta Timur
29 Ihsan Fauzi Rahman Jakarta Selatan
30 Imam Teguh Jakarta Selatan
31 Indra Kurniawan Tangerang
32 Jeffrey Hermanto Hs Jakarta Selatan
33 Jeremy Leonardo Limman Jakarta Selatan
34 Jerry Suryo Bekasi
35 Jouvy Alif Pradewo Jakarta Timur
36 Kenrick Satrio Sahputra Jakarta Utara
37 Kukuh Tw Jakarta Timur
38 Aria Rajasa Jakarta Pusat
39 Leonardus Gazali Jakarta Barat
40 Lie, Albert Tri Adrian Bandung
41 M Sena Luphdika Bandung
42 Muhamad Ircham Semarang
43 Muhammad Dery Rahma Surabaya
44 Muhammad Muhlas Abror Yogyakarta
45 Octavia George Kuningan
46 Pevrizal Bandung
47 Ramadhan Rosihadi Perdana Surabaya
48 Reza Aqrobby Semarang
49 Reza Pawanov Adiatmaja Jakarta Selatan
50 Saepul Bahri Bekasi
51 Sai Nantara Bandung
52 Sefrinaldi Zen Jakarta Selatan
53 Shendy Aprianto Wibowo Jakarta Selatan
54 Tata Taufik Nugraha Bandung
55 Tri Haryo Pratama Jakarta Barat
56 Tri Nugraha Jakarta Barat
57 Ugi Ispoyo Widodo Bogor
58 Albert Surabaya
59 Yulius Kepulauan Seribu

Peserta yang lolos ke Finhacks 2016 #HackBytheBeach berkesempatan untuk memperebutkan hadiah berupa uang tunai Rp 59.000.000 + Oculus Rift untuk aplikasi terbaik pertama, Rp 35.900.000 + DJI Phantom 3 untuk aplikasi terbaik kedua dan Rp 15.900.000 + GoPro Hero 4 Black Ed untuk aplikasi terbaik ketiga.

Rangkaian acara Finhacks 2016 mengajak seluruh inovator dan pengembang perangkat lunak lokal berkreasi mengembangkan solusi pembayaran digital. Menggunakan API Data yang dirilis BCA, diharapkan keluaran inovasi yang dikembangkan mampu memiliki daya guna tinggi di tengah era ekonomi digital dan pertumbuhan e-commerce di Indonesia.

Selamat bagi peserta terpilih, dan kami ucapkan untuk seluruh peserta yang telah bersemangat mensubmisikan ide aplikasinya. Bagi peserta terpilih akan dihubungi oleh panitia untuk informasi mengenai kegiatan selanjutnya.

Big Break APMF 2016 Beri Startup Kesempatan Pitching (UPDATED)

Sebagai salah satu rangkaian kegiatan Asia Pasific Media Forum (APMF), sebuah sesi pitching startup akan dibuka bagi startup Indonesia yang bersemangat untuk membangun industri digital dalam negeri. Kali ini diundang para startup yang memiliki fokus menghadirkan solusi di bidang pemasaran dan komunikasi digital untuk mempresentasikan terobosannya di depan delegasi forum internasional ini.

Saat ini porses submisi startup (profil dan inovasi produk) tengah dibuka. Untuk bergabung, startup dapat mengirimkan info seputar startup-nya melalui email [email protected]. Sebelumnya juga sudah ada startup Indonesia yang telah bergabung dalam sesi di forum ini, di antaranya MalesBanget.com, GushCloud, PicMix, iPhonesia dan juga Educa Studio. Submisi akan ditutup pada 22 April 2016 1 Mei 2016 pukul 23.59. Pastikan segera untuk melakukan submisi.

Dari submisi yang masuk akan dikurasi oleh para mentor startup nasional, di antara Edi Taslim (Vice Chairman APMF), Shinta Dhanuwardoyo (Founder & CEO Bubu), Harry K Nugraha (Country Manager Intel Indonesia), Adrian Li (Managing Partner Convergence Ventures) dan Rama Mamuaya (Founder & Chief Executive Dailysocial). Sebanyak 5 startup terpilih akan diberikan waktu 5 menit untuk mempresentasikan produknya dalam forum yang dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dalam investasi dan bisnis digital.

Startup terpilih juga akan diberikan akses untuk menghadiri dan belajar dalam forum internasional yang dihadiri oleh pemateri berkelas dunia. Segera daftarkan startup Anda. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi tautan berikut ini: http://apmf.com/2016/pages/bigbreak.

APMF merupakan pertemuan yang digelar dua tahun sekali yang membahas tren seputar komunikasi, brand, penerbit dan berbagai hal terkait perkembangan digital lainnya. Tahun ini APMF mengangkat tema “Game On”, yang mengartikan bahwa letika teknologi merevolusi segala sesuatu yang kita lakukan, mulai dari cara kita memasarkan produk dengan cara yang melibatkan pengguna secara langsung hingga cara berkomunikasi untuk mengantarkan sebuah pengalaman pengguna yang lebih baik. Maka ini adalah saatnya bagi para pemain di sektor bisnis untuk mulai memainkannya. Game on.

Tahun ini APMF akan dihelat di Pulau Dewata dan akan menghadirkan para pemateri terkemuka, di antaranya Markus Bihler (CEO Happy Fresh), Ken Cheung (Head of Media Partnership Facebook APAC), Ong Hock Chuan (Founder Maverick), Wishnutama (Co-Founder NET. TV) dan beberapa tokoh hebat lainnya.

Update: Pengumpulan data startup diperpanjang menjadi 1 Mei 2016 pukul 23.59


Disclosure: DailySocial adalah media partner APMF 2016

IESE 2016 Akan Bahas Tuntas Dinamika E-Commerce di Indonesia

Kurang dari dua minggu lagi Indonesian E-commerce Summit & Expo (IESE) 2016 akan segera digelar. Acara yang akan berlangsung selama tiga hari ini akan menghadirkan berbagai sesi diskusi, workshop dan pameran yang akan berfokus pada bahasan seputar teknis dan bisnis e-commerce. Pemateri dari berbagai kalangan turut dihadirkan, mulai dari kalangan pemerintah, pelaku usaha dan juga investor, baik lokal maupun internasional.

Salah satu topik yang menarik bertema “disrupt or to be disrupted” yang akan dibawakan Co-Founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca di sesi dan hari pertama workshop. Membahas bisnis yang mulai “mengganggu” tatanan model konvensional memang selalu menarik, terlebih e-commerce menjadi salah satu model bisnis yang begitu menggoyah.

Head of Performace Marketing MatahariMall Timothius Martin akan hadir menyampaikan seputar strategi untuk beradaptasi dengan konsumen online yang beragam. Bahasan ini juga akan dipertajam di sesi hari kedua oleh tim Verisign yang akan mengangkat strategi pemasaran untuk pangsa pasar dengan segmentasi tertentu. Menarik untuk dihadiri mengingat saat ini persaingan bisnis online sudah makin beringas dan tanpa batas, Butuh kombinasi strategi segar untuk menyiasatinya.

Bahasan lain seperti O2O (Online to Offline), marketplace, mobile commerce, big data hingga platform teknologi penyokong sistem e-commerce akan dibahas tuntas oleh para pembicara berkelas. Pada tiga hari tersebut, akan terdapat tiga sesi di tempat terpisah. Peserta workshop dapat mendaftarkan diri untuk mengikuti sesi sesuai materi yang relevan dengan kebutuhan.

Selain sesi workshop juga akan diisi dengan diskusi (summit) dan pameran. Sesi diskusi menghadirkan para regulator dan pemain penting di bidang e-commerce. Chairman idEA Daniel Tuwima, Menkominfo Rudiantara, Mendag Thomas Lembong, Ketua Bekraf Triawan Munaf dan para pakar termasuk dari Dirjen Pajak akan menyampaikan insight seputar dinamika e-commerce di Indonesia.

Sesi pameran juga tak kalah menarik. Beberapa startup dan perusahaan e-commerce siap unjuk gigi di dalamnya. Mulai dari Veritrans, Espay, CBNCloud, Kudo, VADS dan beberapa perusahaan lain akan turut meramaikan pagelaran pemeran bisnis ini. Diharapkan mampu memberikan inspirasi bagi para pengunjung seputar kesiapan bisnis dan sub-bisnis e-commerce yang berkembang di Indonesia.

IESE 2016 akan dihelat di Indonesia Convention Exhibition (Jl. BSD Grand Boulevard Raya No. 1 BSD City Tangerang) pada tanggal 27-29 April 2016. Pembelian tiket saat ini masih dibuka dengan penawaran paket sesuai jadwal workshop yang dapat diikuti. Tiket dapat dibeli melalui halaman resmi IESE 2016 dan beberapa promo juga dapat dinikmati untuk mendapatkan penawaran yang lebih kompetitif.


Disclosure: DailySocial adalah media partner IESE 2016

Percepatan Pembangunan Desa Tertinggal dengan Teknologi

Permasalahan desa tertinggal menjadi isu nasional yang secara berkelanjutan masih terus diupayakan penyelesaiannya oleh pemerintah. Dari kebanyakan kasus desa tertinggal, isu ketersediaan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi serta sarana dan prasarana pendukung kualitas dan pola hidup masyarakat. Seperti yang dilansir dalam pemberitaan Republika (27/03), salah satu kasus desa tertinggal yang terjadi di beberapa wilayah di kabupaten Gorontalo disebabkan oleh isu-isu tersebut.

Menariknya di beberapa wilayah dengan status desa tertinggal rata-rata masyarakat bermata pencaharian petani dan nelayan. Sementara itu jika melihat kesuburan lahan dan bahari Indonesia harusnya isu tersebut bisa diminimalkan dengan ketersediaan sumber daya yang melimpah. Tentu ada sebuah kesenjangan yang menjadikan masyarakat kurang mampu mengoptimalkan potensi tersebut, salah satunya seputar pengetahuan dan informasi yang relevan untuk mendukung produktivitas mereka.

Sebelumnya, sebagai salah satu upaya, Kemenkominfo sudah giat menggalakkan inovasi berbasis teknologi untuk membantu mengakselerasi kemajuan desa tertinggal. Salah satunya ialah dengan merilis aplikasi ponsel bertajuk pertanian (Antara, 11/4). Dalam sambutannya Menkominfo Rudiantara begitu menekankan inovasi di bidang agro. Isu ini membuat gebrakan teknologi di sektor pertanian sangat dibutuhkan karena telah terjadi penurunan kontribusi sektor pertanian yang besar dalam kurun waktu 10 tahun, dengan kerugian yang bernilai triliunan.

Secara umum tatanan geografis Indonesia memang unik. Berbicara data, bersumber dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa) tercatat terdapat 74.094 desa di seluruh wilayah Indonesia. Dari total angka tersebut, 18 persen di antaranya masih berada di status sangat tertinggal. Sementara itu inovasi teknologi di dalam negeri sudah memiliki kapabilitas untuk mampu menjembatani kesenjangan ini. Salah satunya dengan mengembangkan konektivitas “instan” untuk memudahkan komunikasi pemegang kebijakan dan masyarakat di lapangan.

Inovator muda yang bergerak di bidang digital kembali ditantang untuk mampu berperan menciptakan solusi terpadu bagi permasalahan desa tertinggal ini. Salah satunya berkolaborasi dengan regulator (yang akan menyiapkan fasilitas berupa konektivitas dan perangkat) untuk menciptakan sebuah solusi berbasis aplikasi yang mudah digunakan dan tepat guna. Karena banyak sekali potensi yang sebenarnya dapat dimaksimalkan di kawasan tersebut. Mulai untuk meningkatkan produktivitas, memenuhi kebutuhan keamanan dan kesehatan, serta mendongkrak kesejahteraan warganya.

Melihat keadaan tersebut, berbagai macam ide inovasi sebenarnya bisa dioptimalkan. Misalnya, untuk meningkatkan produktivitas panen atau hasil tangkap ikan, para petani dan nelayan disuguhkan pada aplikasi yang memuat sistem informasi pendukung, seputar ketersediaan pupuk, prakiraan cuaca, foto citra satelit keberadaan ikan dan sebagainya. Untuk meningkatkan akses ke layanan kesehatan, inovasi aplikasi berupa layanan bidan online, pemesanan obat dari kota dan sebagainya dapat juga diimplementasikan. Semua sangat mungkin untuk diterapkan dengan proses pengembangan dan pendampingan implementasi yang terencana.

Indikasi kesejahteraan sebuah bangsa adalah ketika warga sampai di level pedesaan dan pedalaman mampu hidup dengan layak dan tenang. Tak mudah memang untuk menaklukkan negara kepulauan seluas 1.904.569 km2, namun semua akan mampu dipecahkan jika berbagai elemen dalam masyarakat, pemerintah, dan generasi muda mau bersatu-padu menciptakan pemberdayaan untuk kemajuan bangsa.

Artikel ini adalah artikel promosi kegiatan Program Solusi Desa Broadband Terpadu yang didukung sepenuhnya oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Pajak Cuma-cuma Tunjukkan Pemerintah Terlalu Gegabah Hadapi Ekonomi Digital

Baru-baru ini pemerintah dikabarkan sedang mewacanakan mengenai kebijakan pajak cuma-cuma terhadap model bisnis e-commerce, di antaranya model classified ads, marketplace, daily deals dan online retail. Pajak cuma-cuma ini konsepnya pemerintah akan mengenakan pajak (dalam bentuk PPN) kepada model bisnis yang disebutkan tadi.

Jika regulasi ini benar-benar diterapkan, artinya ketika ada orang yang akan mengiklankan produknya di layanan iklan baris digital atau online marketplace, seperti OLX atau Tokopedia misalnya, maka akan dikenakan pajak. Padahal selama ini proses tersebut gratis.

Sontak hal ini mendapatkan pertentangan keras dari hampir semua pemain di industri digital. Salah satunya diutarakan Daniel Tumiwa selaku Ketua Umum Asosiasi eCommerce Indonesia (idEA) sekaligus CEO OLX Indonesia. Daniel mengutarakan bahwa pajak cuma-cuma tak cocok diterapkan di bisnis online.

Semangat kemunculan internet adalah memberikan efisiensi, salah satunya memberikan layanan gratis untuk berbagai hal, termasuk mengiklan. Berbeda dengan bisnis konvensional, semuanya dilakukan dalam step yang panjang, sehingga memerlukan transaksi di sana-sini, yang bisa saja dikenakan pajak.

Hal serupa disampaikan CEO Bhinneka Hendrik Tio. Menurutnya pajak cuma-cuma ini ujung-ujungnya akan membuat para pemain e-commerce bingung. Dalam pernyataannya ia tegas mengungkapkan, bahwa para pemain e-commerce siap untuk membayar pajak, dengan dasar hukum yang jelas dan alokasi yang tepat.

Terkait pajak cuma-cuma sendiri Hendrik menyampaikan bahwa itu sama saja tidak adil. Menurutnya proses bisnis iklan digital atau marketplace ini dari ujung ke ujung sudah gratis, artinya dari konsumen ke konsumen dalam mengiklan tidak ada yang ditarik biaya, maka tidak ada pajak yang seharusnya dibayarkan.

CEO Bukalapak Achmad Zaky turut menanggapi seputar wacana pajak cuma-cuma ini. Menurutnya jika pemerintah menerapkan peraturan tersebut, maka para pelapak (sebutan bagi pengiklan di portal marketplace Bukalapak) menjadi kurang kompetitif. Mereka bisa saja kembali ke model underground, misalnya kembali melalui Facebook atau BBM. Model seperti itu akan kembali membawa pasar pada proses jual beli yang kurang terstruktur, karena tidak ada perantara yang memastikan transaksi aman dan nyaman.

Masyarakat sudah teredukasi sejak hype internet muncul bahwa ia menawarkan berbagai layanan gratis. Hal tersebut yang ditekankan oleh Co-Founder dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya. William mengungkapkan:

“Harapan kami jika ada pajak baru, aturan tersebut tidak sampai membunuh model bisnis tertentu yang sangat dinamis di industri internet dan memberikan ruang inovasi bagi pemain lokal agar mampu bersaing di era internet yang borderless dan global. Harapan ke depannya, Indonesia tidak hanya menjadi negara pasar, namun mampu mengambil peran dalam potensi ekonomi digital yang ditargetkan pemerintah tercapai pada 2020.”

Sebagai perantara antara pemain industri digital dan kreatif dengan pemerintah, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pun turut menyayangkan wacana pemerintah ini. Ketua Bekraf Triawan Munaf menyampaikan bahwa sejatinya pemerintah perlu melakukan diskusi lebih intensif dengan para pemain industri. Menurutnya kebijakan yang kurang pas bisa mematikan para pemula. Tugas pemerintah adalah mendukung bertumbuhnya perusahaan rintisan, bukan mengganggunya.

“Jangan sampai ekonomi kreatif yang masih bertumbuh dihambat oleh peraturan yang sebenarnya masih bisa diubah, peraturan harus dapat disesuaikan dengan perubahan zaman,” ujar Triawan.

Pemikiran konvensional tak cocok regulasikan dinamika digital

Startup men-disrupt model bisnis konvensional dan menghasilkan pemasukan besar dengan inovasi. Pemerintah men-disrupt tatanan bisnis yang sedang bertumbuh dengan regulasi yang kurang tepat sasaran.

Ungkapan itu mungkin cocok jika pajak cuma-cuma memang benar-benar diterapkan. Pola pikir yang lebih segar penting untuk menjadi bagian dalam perumusan kebijakan. Terlebih untuk mewadahi sebuah proses bisnis yang dinamis.

Regulator harus paham betul mengenai dinamika pasar yang ada. Tak bisa begitu saja menyamaratakan antara model bisnis konvensional dan digital. Internet banyak menghadirkan cara-cara baru yang memicu masyarakat untuk bisa lebih mandiri.

Kembali ke pajak cuma-cuma. Harus dilihat lebih dekat sebenarnya siapa yang menjalankan model bisnis gratis yang akan dipajaki tersebut. Ya, para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). UMKM terangkat produknya berkat kemajuan internet. Mereka dengan mudah memasarkan produk mereka tanpa harus memikirkan jangkauan pasar, platform dan juga proses transaksi yang berbelit.

Masyarakat sudah dihadapkan dengan persaingan global yang tanpa batas. Jika inovasi dalam negeri banyak dihambat dengan aturan yang mempersulit, bagaimana UMKM kita, perusahaan rintisan kita, wirausahawan kita bisa tenang bersaing dan berkuasa di pasar dunia?

Pesan Taksi Express Kini Bisa Melalui Aplikasi LINE

Ingin memberikan opsi lebih kepada pelanggan untuk kebutuhan akses ke layanan taksi, Express Group menghadirkan mode pesan taksi melalui aplikasi LINE. Dengan menambahkan akun official @expressgroup, pengguna dapat melakukan pemesanan taksi semudah chatting. Sistem ini di Indonesia sebelumnya sudah diadopsi Go-Jek untuk pemesanan layanan Go-Ride. Melalui akun official @gojekindonesia, pengguna yang tidak memiliki aplikasi Go-Jek juga bisa melakukan pemesanan armada.

Express LINE

Untuk menggunakan pemesanan via LINE, setelah pengguna menambahkan akun official Express Group, maka di sana akan disuguhkan pada halaman untuk melakukan registrasi. Selanjutnya opsi untuk melakukan pemesanan akan dihadirkan. Semudah mengtikkan “order”, pengguna siap untuk dijemput sang pengemudi sesuai informasi yang ditampilkan dalam aplikasi.

Sebelumnya Express sendiri juga sudah menjadi kerja sama dengan GrabTaxi dan myTRIP untuk menjembatani kebutuhan akses layanan masyarakat yang mudah, dan bersaing dengan layanan on-demand yang kian tumbuh dan diminati. Express sendiri termasuk perusahaan taksi yang sejauh ini bisnisnya paling terpukul dengan kehadiran layanan on-demand berbasis aplikasi, seperti Uber dan GrabCar.

Digitalisasi layanan memang menjadi salah satu tuntutan perusahaan “konvensional” untuk tetap mampu survive di tengah gempuran inovasi yang kian “mengganggu” pasar.

Kerja Sama Bekraf dan Bukalapak Maksimalkan Potensi UKM Kreatif Nasional

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Bukalapak meresmikan kerja sama dalam komitmen memajukan pelaku ekonomi kreatif agar dapat bersaing di Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) melalui pendekatan digital. Secara seremonial, nota kesepahaman ditandatangani Kepala Bekraf Triawan Munaf dan CEO Bukalapak Achmad Zaky dalam rangkaian acara bertajuk “Kampanye Pahlawan Pelapak” di kantor Bukalapak.

Melalui kerja sama ini, Bukalapak dan Bekraf berkomitmen untuk melakukan pendampingan pemasaran online, fasilitasi hak cipta, dukungan finansial, pengembangan talenta serta pembinaan pengembangan produk kreatif bagi para pelaku ekonomi kreatif di seluruh Indonesia.

Dalam sambutannya, Triawan menyampaikan pandangan seputar kerja sama ini:

“Bekraf menyambut baik kerja sama yang akan kami lakukan dengan Bukalapak. Bukalapak memiliki misi untuk bersama-sama memajukan para pelaku ekonomi kreatif di Indonesia. Selain itu, dari 16 sub-sektor industri kreatif yang menjadi tugas pokok kami, tujuh di antaranya seperti fashion, kuliner, kerajinan, musik, desain komunikasi visual, aplikasi dan pengembangan game, hingga seni rupa dapat kita kembangkan melalui kerja sama dengan Bukalapak, Lebih lanjut kita juga dapat memfasilitasi para pelaku ekonomi kreatif ini agar dapat terus terkoneksi, terhubung dan bersaing di MEA melalui aplikasi Bukalapak.”

Para pelaku usaha di sektor kreatif disebut-sebut menjadi bagian penting dari jantung penggerak perekonomian Indonesia. Mereka memberikan kontribusi serta andil bagi badan usaha dan penyerapan tenaga kerja nasional. Melalui platform online marketplace Bukalapak, akan disinergikan sebuah program untuk mendorong para pelaku usaha mikro (UKM) guna memperluas pangsa pasar.

Para pelaku ekonomi kreatif dari Sabang sampai Merauke memiliki potensi yang sangat besar. Untuk membantu kelangsungan usaha dan persaingan di MEA, para pelaku usaha harus tetap terhubung dan terdukung.

Dalam sambutannya Zaky menyampaikan:

“Kami percaya bahwa ekonomi kreatif, termasuk di dalamnya para Pelapak di Bukalapak, adalah penggerak dalam industri perdagangan tanah air. Dengan usaha pemerintah untuk memberikan dukungan bagi para pelaku ekonomi kreatif, kami ingin turut berkontribusi untuk membantu pemasaran melalui pemanfaatan platform digital. Melalui kerja sama kami dengan Bekraf, kami berkomitmen untuk mengajak dan membantu 100.000 pelaku ekonomi kreatif untuk go online.”

Triawan menambahkan bahwa platform e-commerce secara luas adalah keniscayaan untuk meningkatkan pasar produk ekonomi kreatif Indonesia, baik untuk pasar nasional maupun internasional.

IndiHome Gunakan Big Data untuk Rating Program Televisi yang “Lebih Baik”

Telkom mengabarkan bahwa pihaknya telah berhasil memanfaatkan teknologi big data untuk mengelola sistem rating acara televisi di saluran IndiHome. Layanan televisi kabel berbasis Fiber To The Home (FTTH) ini menggunakan teknologi big data untuk menghasilkan analisis yang lebih komprehensif, sehingga memungkinkan pengiklan menentukan slot yang tepat untuk brand yang ingin disajikan.

“Saat ini terdapat cara baru yang real-time bagaimana menentukan rating dari sebuah program tayangan televisi berdasarkan pilihan penonton. Ini hasil big data, otomatis menentukan rating dari database pelanggan menonton tayangan kesukaannya setipa hari. Ini data nyata, bukan hasil survei abal-abal,” ungkap Direktur Consumer Telkom Dian Rachmawan.

Rating adalah sebuah acuan untuk menilai, apakah sebuah acara menarik untuk ditonton banyak orang atau tidak. Biasanya rating tersebut juga yang dijadikan patokan perusahaan televisi untuk mengambil keputusan apakah suatu acara layak tayang atau dihentikan. Di Indonesia, proses penentuan rating program televisi dilakukan oleh Nielsen Audience Measurement Indonesia. Nielsen melakukan perhitungan rating dan share sebuah program televisi.

Selama ini Nielsen menyelenggarakan survei kepemirsaan televisi (TV Audience Measurement) di beberapa kota di Indonesia (2423 rumah tangga). Hasil tersebut yang digunakan untuk menyimpulkan rating suatu program. Big data diklaim mampu melakukan secara lebih detil karena dapat mencakup aktivitas penonton secara keseluruhan, tidak hanya diwakili sampel, namun menyimpulkan sebuah keadaan secara real-time.

Rating ini disusun berdasarkan data riil penggunaan UseeTV, bukan hanya dari hasil sampling beberapa responden seperti dalam rating lain yang dilakukan oleh lembaga survei. Konsep yang kami tawarkan ini akan bikin senang pengiklan, agensi, dan pemilik program. Mereka tak bisa lagi diakali oleh lembaga survei. Mereka bisa pasang iklan sesuai dengan target market,” pungkas Dian.

Cipika Hadirkan Pembayaran via Indomaret

Layanan online marketplace bersutan Indosat Ooredoo Cipika baru-baru ini mengumumkan kerja sama dengan Indomaret untuk memperluas mode pembayaran. Skema O2O (Online-to-Offline) seperti ini memang patut diperhitungkan, mengingat segmen konsumtif menengah ke bawah masih dalam tahap transisi menuju layanan jual beli online.

Division Head E-Commerce Indosat Ooredoo Carlos Karo Karo dalam rilis yang kami terima menyampaikan:

“Harapan kami lewat pengembangan layanan e-commerce di Cipika Store, dapat memberikan kemudahan jasa belanja online bagi konsumen dalam melakukan transaksi. Berbelanja menjadi semakin mudah dengan sistem pembayaran langsung, para konsumen bisa memesan barang secara online dan membayar di Indomaret terdekat. Tentunya dengan Cipika Store belanja akan semakin mudah.”

Sama dengan layanan e-commerce lain yang sudah terlebih dulu menggandeng Indomaret, mekanisme pembayaran dilakukan ketika pelanggan telah memesan, kemudian memilih opsi Indomaret sebagai metode pembayaran. Selanjutnya Cipika akan mengirimkan 6 digit kode pembayaran melalui email dan SMS. Menggunakan kode tersebut, pelanggan dapat datang ke Indomaret dan melakukan pembayaran melalui kasir berbekal kode tadi.

Per transaksi yang dapat dilakukan melalui Indomaret maksimal adalah Rp 5.000.000. Verifikasi pembayaran akan dilakukan otomatis melalui sistem Indomaret ke server Cipika.

Terhubung dengan Skrill, Dompetku Bisa Terima Transfer Uang dari Seluruh Dunia

Indosat Dompetku Pengiriman Uang (DMP) kini terkoneksi dengan jaringan global Skrill. Hal ini memungkinkan pengguna layanan Dompetku untuk dapat menerima kiriman uang dari seluruh belahan dunia secara real-time. Skrill, sebagai bagian dari Paysafe Group, merupakan penerbit e-money resmi pertama di Eropa, dengan sekitar 40 juta nasabah, 180.000 merchant dan telah memproses transaksi senilai hampir 16 miliar Euro per tahun, serta telah beroperasi di lebih dari 200 negara yang melayani lebih dari 40 mata uang.

Dengan terkoneksinya Indosat Dompetku dengan Skrill, pelanggan dapat menggunakan layanan ini untuk pengiriman uang dari seluruh dunia secara online ke Indonesia. Untuk melakukannya, pengirim perlu membuka rekening Skrill dan mengisi saldo menggunakan kartu kredit atau transfer bank, kemudian dikirim ke nomor seluler Indosat, maka penerima akan menerima dananya dalam rekening Dompetku Indosat yang dimiliki.

Prashant Gokarn, Chief New Business and Innovation Officer Indosat Ooredoo, dalam sambutannya mengatakan:

“Dengan bekerja sama dengan salah satu akses pembayaran internasional seperti Skrill, kami dari MFS merasa senang karena kerja sama ini menguntungkan bagi pelanggan Dompetku Indosat Ooredoo dan juga bagi pelanggan Skrill sendiri, karena dengan adanya kerja sama ini memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk melakukan transfer uang Internasional dari luar negeri ke Indonesia. Semoga kerja sama ini terus akan berkembang dan membawa produk Remittance yang ditawarkan oleh Indosat Ooredoo akan maju dan meningkat ke tahun-tahun berikutnya.”

Manfaat lain yang bisa dinikmati adalah nasabah yang memiliki dana dalam rekening Skrill dapat mencairkan dana mereka langsung ke dalam rekening Dompetku sehingga langsung bisa digunakan saat itu juga, seperti ditarik tunai di lokasi rekanan Indosat seperti Gerai Indosat Ooredoo, Alfamart, Alfamidi atau dana dapat juga ditransfer ke rekening bank lain di Indonesia yang terdapat dalam jaringan ATM Bersama dengan tarif transfer ATM normal.

Chief Executive Paysafe Digital Wallets Lorenzo Pellegrino mengatakan , “Kami sangat senang bisa berkolaborasi dengan jaringan ponsel terkemuka seperti Indosat Ooredoo untuk membuka akses transfer uang internasional, yang merupakan pendorong utama dalam pertumbuhan finansial dan perekonomian di Indonesia.”