FreakOut Lancarkan Kampanye Native Ads di Indonesia

Semakin besarnya penetrasi smartphone tentunya merupakan peluang yang besar bagi platform pengiklanan, publisher dan advertiser untuk beriklan, namun faktanya adalah sekitar 50% masyarakat Indonesia melihat iklan dengan tidak sengaja, artinya belum ada niat tulus dari masyarakat untuk melihat dan menyimak iklan secara online.

Tantangan inilah yang saat ini banyak dihadapi oleh seluruh platform pengiklanan, belum lagi dengan semakin banyaknya pilihan Ad blocker yang mulai digemari keberadaannya oleh konsumen. Menjawab tantangan tersebut Freakout perusahaan digital marketing asal di Jepang melancarkan kampanyenya dengan tema “May the Native Be With You” yang berlangsung hari Rabu lalu (10/02) di Jakarta.

Turut hadir dalam acara tersebut CEO FreakOut Indonesia Tomohiro Yasukura, Business Development FreakOut Indonesia Tomy Malewa, Group CEO FreakOut Inc Yuzuro Honda, General Manager of FreakOut Indonesia Dian Sarita, dan Supply Partner Manager FreakOut Indonesia Sihkami Denting.

Mengusung tema seperti film Star Wars, FreakOut ingin mengajak pelaku publisher, advertiser untuk mulai merubah gaya beriklan dengan memanfaatkan native ads seperti yang selama ini telah dilakukan oleh Freakout. Di Indonesia FreakOut menjadi salah satu pelopor yang memperkenalkan in-feed native advertising platform berbasis mobile ad network.

Dalam kesempatan tersebut Yuzuro Honda menyampaikan informasi terbaru terkait dengan kerjasama antara Freakout dengan LINE. Sebagai negara dengan penduduk pengguna LINE terbesar nomor 4 di dunia, Yuzuro melihat Indonesia merupakan pasar yang tepat untuk dibidik pada publisher dan advertiser. Setelah Jepang negara lain yang memiliki pengguna LINE terbesar adalah Thailand dan Taiwan.

Dalam presentasinya, Yuzuro juga menggaris bawahi beberapa poin penting,  terkait dengan strategi pemasaran yang akan dilancarkan di Indonesia, diantaranya adalah masa depan pemasaran digital dan iklan teknologi ada di Asia. Menjadi hal yang penting bagi entrepreneur dan investor untuk mulai memfokuskan bisnis di Asia.

“Namun faktanya hingga kini masih banyak ad blindness dikalangan konsumen, artinya mereka cenderung menghiraukan ragam iklan yang beredar online dan kebanyakan tidak menyukai iklan, bagaimana pada akhirnya Freakout bisa merubah kebiasaan tersebut agar iklan bisa dinikmati dan pada akhirnya disukai,” kata Yuzuro.

Platform Hike sendiri pada dasarnya adalah Ad Network yang difokuskan pada perangkat smartphone dengan mengusung model in-feed native ads. In-feed  sendiri merupakan revolusi dari advertorial digital yang menitikberatkan pada konten, atau secara sederhana disusun untuk menawarkan kemampuan layaknya native ad yang memungkinkan iklan muncul seperti konten itu sendiri. Di Indonesia in-feed ads sudah mulai dilirik oleh KapanLagi Network, Liputan6, Kaskus dan masih banyak lagi klien dari Freakout yang telah menggunakan platform Hike.

Menciptakan ekosistem periklanan sehat dengan native ads

Tentunya tidak mudah untuk dapat merubah kebiasaan konsumen agar bisa menyukai iklan. Di sisi lain publisher harus mendapatkan keuntungan melalui user-experience yang baik dari konsumen, artinya iklan bisa dilihat secara keseluruhan oleh konsumen. Dalam hal ini FreakOut telah memiliki cukup pengalaman dengan para publisher di Indonesia dan mengetahui dengan jelas apa ekspektasi dari konsumen terkait iklan yang beredar secara online.

Di kesempatan terakhir, General Manager FreakOut Indonesia Dian Sarita memaparkan hasil survei yang telah dilakukan oleh tim FreakOut kepada masyarakat Indonesia terkait dengan keberadaan iklan online yang banyak beredar. Hasil survei menunjukkan kebanyakan masyarakat merasa terganggu dan cenderung menghindari semua iklan yang beredar online.

Menutup acara tersebut CEO of FreakOut Indonesia Tomohiro Yasukura menyimpulkan bahwa dengan mempromosikan brand melalui native ads bisa membuat brand tampil lebih cerdas, dan nantinya native ads bisa membantu publisher untuk mendapatkan pendapatan melalui online advertising.

Sambut Hari Kasih Sayang, GO-MART Hadirkan Pop Up Store Buket Bunga

Menyambut hari kasih sayang yang jatuh pada hari minggu 14 Febuari 2016 mendatang, GO-MART sebagai bagian Go-Jek, bekerja sama dengan 160 petani bunga lokal di Jabodetabek menghadirkan Pop Up Store buket bunga dengan harga terjangkau dan pengantaran hanya dalam waktu 60 menit saja.

Mulai dari tanggal 13-15 Februari, konsumen dapat memilih berbagai pilihan buket bunga berkualitas dari petani lokal hanya dengan Rp 130 ribu. Konsumen cukup membuka aplikasi Go-Jek, dan memilih toko Romantic Gift Set di dalam fitur GO-MART untuk memperoleh buket bunga yang diinginkan hanya dalam waktu 60 menit.

“Melalui peluncuran Pop Up Store ini, GO-MART dapat menjadi solusi bagi para konsumen yang sering kali kesulitan memperoleh buket bunga dengan harga terjangkau di hari kasih sayang,” kata Project Lead GO-MART Nadia Tenggara.

Selain menghadirkan inovasi terbaru serta layanan alternatif di hari kasih sayang, GO-MART ingin membuka peluang bagi para petani lokal untuk dapat menjual buket bunga secara langsung kepada konsumen. Selain itu kerja sama ini juga memungkinkan para konsumen untuk membeli bunga di hari kasih sayang dengan mudah dalam waktu 60 menit.

“Melalui peluncuran Pop Up Store ini, GO-MART dapat menjadi solusi bagi para konsumen yang sering kali kesulitan memperoleh buket bunga dengan harga terjangkau di hari kasih sayang,” kata Nadia.

Application Information Will Show Up Here

Layanan Food Listing Zomato Capai BEP, Termasuk di Indonesia

Awal minggu ini sempat diberitakan bahwa Zomato, sebagai startup asal India yang menyediakan layanan informasi restoran serta layanan jasa antar, mengklaim telah mencapai Break Event Point (BEP) dan diperkirakan mulai membukukan profit di pertengahan tahun 2016 ini di beberapa negara, seperti India, Uni Emirat Arab dan Indonesia.

Menanggapi pemberitaan tersebut Country Manager Zomato Indonesia Karthik Shetty mengungkapkan bahwa keberhasilan tersebut sebagian besar didapatkan dari hasil penjualan banner serta iklan restoran. Saat ini Karthik mencatat sudah ada sekitar 600 restoran di Jakarta yang melakukan promosi dengan fitur-fitur yang ditawarkan oleh Zomato.

“Indonesia merupakan pasar kuliner terbesar di Asia Tenggara. Setiap harinya bisa dipastikan banyak bermunculan restoran baru yang melakukan promosi melalui Zomato. Jakarta merupakan kota terbesar yang memberikan kontribusi iklan,” kata Karthik.

Ditambahkan juga oleh Karthik kesuksesan secara global yang diraih sepenuhnya merupakan upaya yang telah dilakukan oleh tim penjualan untuk meningkatkan penjualan. Dalam 4 bulan terakhir keuntungan yang diraih melalui iklan restoran di situs dan aplikasi mobile telah meningkat hingga dua kali lipat.

“Beberapa bulan terakhir merupakan waktu yang paling sulit bagi tim Zomato, namun pada akhirnya kami kembali kepada rencana awal dan terus memfokuskan diri yaitu untuk menambah pendapatan,” kata Karthik.

Menanggapi tentang adanya rencana Baidu untuk melakukan investasi pada bulan April mendatang kepada Zomato, Karthik mengungkapkan saat ini sudah banyak perusahaan besar, VC hingga investor yang ingin berinvestasi di Zomato. Namun demikian Karthik enggan untuk menjelaskan seperti apa bentuk investasi tersebut dan kapan secara resmi akan diluncurkan.

“Masih terlalu dini bagi kami untuk mengungkapkan rencana dari Baidu yang kemungkinan besar tertarik untuk berinvestasi di Zomato,” kata Karthik.

Tahun 2016 ini Zomato akan terus memfokuskan kepada penjualan, pemasaran dan terus melalukan inovasi. Bagi Zomato menjadi penting untuk bisa menyelarasakan semua hal tersebut untuk membangun Zomato lebih besar dan tetap eksis.

“Pendapatan membantu kami untuk bisa terus tumbuh dan mewujudkan rencana kedepannya, semakin besar dan lama startup berjalan tentunya semakin besar tantangan dan tuntutan yang ada, untuk itu menjadi hal yang penting bagi kami untuk bisa mendapatkan profit namun tetap menjalankan kultur startup dengan menciptakan inovasi terkini,” tuntas Karthik.

Application Information Will Show Up Here

Berrykitchen Resmikan Dapur Baru

Layanan katering online Berrykitchen hari ini meresmikan dapur baru mereka di kawasan Tanjung Duren Jakarta Barat. Startup yang didirikan oleh CEO Cynthia Tenggara dan COO Ivan De Putra ini memperluas layanan dengan menempati gedung baru yang memiliki luas 811 meter peregi dengan kapasitas produksi 2000 porsi setiap harinya dan menampung sekitar 170 karyawan operasional dan back office.

“Sebelumnya dapur kami terletak di kawasan pemukiman warga sehingga menyulitkan bagi kami untuk dapat beroperasi secara bebas. Dengan gedung baru ini kami  bisa melakukan produksi selama 24 jam penuh dengan 50 tim setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,” kata Cynthia.

Sejak awal tahun 2016 seluruh tim Berrykitchen telah memulai aktivitasnya di dapur baru yang proses pembangunannya memakan waktu selama 4 bulan. Dapur ini terdiri dari tujuh ruangan yang berbeda yaitu dessert, dimsum, vegetable, butcher, hot kitchen dan quality control.

“Kami ingin memberikan menu yang bukan hanya berkualitas namun juga bersih untuk pelanggan, untuk itu ruangan kami buat terpisah agar seluruh karyawan dapat bekerja dengan fokus dan kebersihan makanan pun terjaga,” kata Cynthia.

Selain menyajikan masakan yang enak dan beragam, menjaga standar kebersihan adalah salah satu tantangan utama dari bisnis kuliner. Menjawab tantangan tersebut Berrykitchen sebagai pelaku dalam industri makanan harus menjalankan prosedur yang benar dalam menangani makanan.

Memperbarui situs dan segera merilis aplikasi mobile

Saat ini Berrykitchen baru bisa diakses di desktop dan mobile site. Dalam waktu 2 hingga 3 bulan ke depan rencananya Berrykitchen segera merilis aplikasi mobile di platform iOS dan Android. Sementara untuk tampilan di desktop dan di mobile site juga telah diperbarui.

Terdapat 3 menu pilihan yang bisa di pilihan oleh pelanggan di situs Berrykitchen, diantaranya adalah Daily Catering, Ready To eat dan Ready To Cook. Untuk pembayaran di Berrykitchen dilakukan dengan dua pilihan, yaitu menggunakan poin atau Cash on Delivery (COD). Pembayaran dilakukan dengan sistem poin sehingga para pengguna diwajibkan untuk memiliki akun dan membeli kredit poin dalam jumlah tertentu.

Misalnya dengan Rp 260 ribu pengguna dapat membeli 50 poin atau setara dengan 10 menu makan siang. Dengan penggunaan poin ini pelanggan bisa melakukan kustomisasi menu sesuai selera atau memilih 15 menu setiap harinya. Untuk transer kredit poin pelanggan saat ini Berrykitchen baru melakukan kerja sama dengan BCA.

“Sistem poin sengaja kita tawarkan untuk pelanggan harian katering Berrykitchen. Sementara untuk Ready to Eat dan Ready to Cook bisa melakukan pembayaran dengan sistem COD,” kata Cynthia.

Demi memberikan layanan prima yaitu makanan yang bersih, segar dan tetap terjaga kehangatan setiap harinya, Berrykitchen masih membatasi jangkauan wilayah pengantaran layanannya, namun demikian untuk menjawab permintaan yang ada dari warga jakarta yang hingga kini masih belum bisa mendapatkan layanan Berrykitchen, ekspansi dan perluasan jangkauan juga akan menjadi rencana dari Berrykitchen tahun 2016 ini.

“Salah satu solusi yang rencananya akan kita wujudkan yaitu dengan membuat remote kitchen di lokasi-lokasi strategis seluruh wilayah Jakarta. Fokus dari Berrykitchen tentunya adalah kawasan perkantoran dan kota-kota besar,” kata Ivan De Putra

Target 6000 porsi setiap hari akhir tahun 2016

Dalam kesempatan peresmian dapur baru Berrykitchen turut hadir David Tjokro, dari Sovereign’s Capital, selaku VC yang memberikan kucuran dana kepada Berrykitchen pertengahan tahun 2015 lalu. David melihat potensi yang besar ada di Berrykitchen. Diharapkan dengan dibangunnya dapur baru ini, bisa memacu semangat kerja tim Berrykitchen, menambah jumlah penjualan dan tentunya menambah jumlah pelanggan.

“Sejak awal saya bertemu dengan Cynthia, saya sudah melihat dedikasi serta potensi yang besar dalam usaha yang telah dirintis oleh Cynthia. Dengan demikian saya optimis Berrykitchen bisa menjadi catering online nomor satu dan tentunya terbaik di Indonesia,” kata David

David juga menambahkan model bisnis yang ditawarkan oleh Berrykitchen sangat unik dan tentunya menarik dan bisa dikembangkan lebih dari sekedar catering online diantara kompetitor yang ada.

Saat ini sebanyak 70% pengantaran makanan masih dilakukan oleh tim internal Berrykitchen sementara 30% mengandalkan tenaga logistik pihak ketiga. Untuk kedepannya selain menambah jumlah tim pengantar Berrykitchen juga berambisi untuk menambah produksi di dapur setiap harinya menjadi 6000 porsi.

“Kami sadar saat ini sudah banyak kompetitor yang bermain di bidang yang sama dengan kami, kami pun menyambut baik kehadiran pesaing lainnya, dilain pihak Berrykitchen akan terus berupaya memberikan layanan lebih dan terbaik untuk seluruh pelanggan,” tuntas Cynthia.

Resmikan Kantor Baru MatahariMall, Perkuat Tim Untuk Jadi Layanan E-Commerce Terdepan

faMMilia, begitulah sebutan karyawan dari e-commerce besutan Lippo Group MatahariMall, secara resmi hari ini MatahariMall meresmikan kantor baru mereka di gedung Lippo Kuningan Jakarta Selatan. Dibangun dengan desain modern dan warna-warni unik khas MatahariMall, acara peresmian ini turut dihadiri oleh Direktur Lippo Group John Riady, Chairman MatahariMall Emirsyah Satar, dan tentunya CEO MatahariMall Hadi Wenas.

Dalam kesempatan tersebut media diberikan kesempatan untuk melakukan tur keliling kantor yang dipandu langsung oleh Hadi Wenas.

“MatahariMall memiliki visi untuk menjadi perusahaan e-commerce nomor satu di Indonesia, visi tersebut bisa diwujudkan dengan mendorong talenta-talenta terbaik Indonesia untuk bergabung dan bekerja dengan nyaman dan kerasan seperti di rumah, karena itulah kantor kami sebut hoMMe,” kata Hadi.

Saat ini karyawan MatahariMall berjumlah sekitar 300 orang, dengan fungsi dan tugas masing-masing setiap ruangan dibagi berdasarkan tim dan diwakilkan dengan warna-warna pendukung sesuai dengan ciri khas dari matahariMall yaitu merah, hijau, biru dan kuning dan kultur dari MatahariMall yaitu bold, fast, fun.

“Bukan hanya bermain dengan warna-warna cerah, lantai kantor juga kami desain seperti race track untuk memacu semangat kerja pegawai lebih cepat lagi dan tak kalah bersaing dengan kompetitor lainnya,” kata Hadi.

Dengan memanfaatkan seluruh ruangan yang ada di lantai 20 Lippo Kuningan, lahan seluas 1635 meter persegi didesain dengan konsep unik sarat dengan ruangan meeting, playground, dan masih banyak lagi.

hoMMe adalah istilah yang digunakan untuk kantor pusat MatahariMall yang juga memiliki 2 buah sauna room, yaitu ruangan meeting informal dengan format tempat duduk berundak dan rumput sebagai alasnya. Ruangan ini biasa dimanfaatkan untuk melakukan ‘brainstorming’ untuk menemukan inspirasi, inovasi dari tim MatahariMall.

Untuk menambah motivasi kerja dari tim di tempat karja, disetiap sudut ruangan juga ditempatkan berbagai macam kutipan yang mewakili masing-masing tim.

“Lippo Group telah memantau secara khusus dan menyaksikan betapa pesatnya pertumbuhan MatahariMall selama beberapa bulan terakhir, dengan alasan itulah kami berusaha menghadirkan ruangan kantor modern yang dapat menyamai intesitas, semangat dan budaya yang telah ditunjukan oleh tim MatahariMall,” kata Chairman MatahariMall Emirsyah Satar.

Melancarkan strategi O2O dan mendukung UKM Nusantara

Di awal tahun 2016 ini, MatahariMall mengklaim telah melakukan pendekatan kepada UKM di 5 kota besar di Indonesia. Hadi menegaskan berdasarkan pilot project yang ada besar kemungkinannya MatahariMall untuk memperluas proses perekrutan UKM untuk mempromosikan produknya di MatahariMall.

“Sebagai salah satu e-commerce B2C terbesar di Indonesia, MatahariMall berusaha untuk menjadi yang terdepan dengan menghadirkan produk berkualitas dan unik, dengan memanfaatkan strategi O2O (Online-to-offline) kami berharap bisa menjangkau lebih banyak pembeli di kota-kota kecil,” kata Hadi.

Selain menempatkan eLocker, fasilitas online-to-offline lain yang dihadirkan MatahariMall adalah memanfaatkan jaringan Matahari Department Store di seluruh Indonesia dengan sistem pembayaran langsung untuk pelanggan MatahariMall yang membeli barang secara online dan membayar langsung di Matahari Departemen Store.

“Kami melihat saat ini masih banyak masyarakat kalangan non-metro yang tidak percaya dengan sistem pembayaran belanja online, karena itulah pembayaran melalui Matahari Departemen Store banyak dipilih oleh kalangan tersebut untuk menjaga keamanan dan kepercayaan yang ada,” kata Hadi.

Hadi juga menambahkan kecenderungan kalangan non-metro tersebut di antaranya adalah yang lebih menyukai interaksi dengan petugas atau layanan langsung dari orang dan tentunya eksistensi belanja produk secara langsung.

“Bagi mereka akan jauh lebih bergengsi jika pulang berbelanja di toko sambil membawa tas atau plastik dengan nama departement store yang ada, karena itulah sebagian besar pembeli di daerah memilih pembayaran melalui Matahari Departement Store,” kata Hadi.

Sejak diluncurkan pada bulan September 2015, MatahariMall berhasil memanfaatkan jaringan O2O terbesar, infrastruktur pengiriman yang lancar dan mengahdirkan harga yang kompetitif. MatahariMall juga secara aktif telah membentuk kemitraan dengan berbagai penyedia keuangan, jasa logistik, maupun komunitas.

Application Information Will Show Up Here

Lima Langkah Strategis Pemasaran Startup

Sudah banyak tips yang menyajikan informasi seputar cara membangun startup yang sukses, kiat ampuh menemukan ide-ide startup yang masuk akal dan lainnya. Kali ini DailySocial ingin berbagi bagaimana menerapkan strategi pemasaran yang benar ketika produk telah dibuat dan siap untuk dilempar kepada publik. Artikel ini dibuat berdasarkan kumpulan jawaban terbaik dari Quora.

1. Remarketing

Situs Digital Marketing Agency HeroSoftmedia menggambarkan definisi yang benar dari remarketing yaitu adalah suatu fitur advance di Google AdWords khususnya untuk Google Display Network. Bila digunakan dengan benar fitur ini sangat dahsyat untuk meningkatkan konversi penjualan. Karena fitur remarketing ini akan menampilkan iklan Google AdWords pada mereka yang pernah mengunjungi situs. Remarketing merupakan cara paling dasar yang wajib dilakukan untuk meningkatkan awareness, traffic dan pada akhirnya penjualan.

Salah satu cara yang juga bisa digunakan untuk strategi pemasaran adalah dengan meng-install Facebook custom audience pixel. Hal ini penting agar Anda bisa menargetkan konsumen yang telah mengetahui produk Anda melalui iklan di Facebook. Caranya pun terbilang mudah, Anda cukup mengunggah daftar email serta nomor ponsel sedikitnya 20 orang, kemudian secara otomatis custom audience akan mengirimkan iklan tersebut. Anda juga bisa menjangkau lebih banyak konsumen dengan cara memanfaatkan jumlah pengunjung yang melihat situs dan aplikasi mobile.

2. Email dan konten pemasaran

Konten pemasaran saat ini merupakan salah satu langkah mudah yang terbukti berhasil menjangkau lebih banyak konsumen, untuk itu pastikan ketika produk sudah siap diluncurkan, buatlah konten pemasaran yang masif dan edukatif. Tentukan seperti apa konten pemasaran yang tepat untuk produk Anda dan siapa pasar yang ingin di bidik.

Yang tidak kalah penting adalah pilihan atau opsi untuk masuk (opt-in) atau pilihan untuk keluar (opt-out) harus selalu ada di situs atau konten pemasaran dan email yang ada sebarkan. Jangan sampai konsumen merasa terganggu dan pada akhirnya menjadi antipati dengan produk Anda karena tidak lengkapnya kedua pilihan tersebut. Buatlah strategi yang benar dan cerdas pada saat melancarkan gerakan mengakuisisi pelanggan melalui email dan konten pemasaran.

3. Kegiatan offline (komunitas)

Saat ini sudah banyak komunitas yang secara khusus bisa Anda bidik sesuai dengan produk yang ditawarkan, untuk itu cobalah menggelar atau mengikuti ragam kegiatan offline yang ada. Kebanyakan konsumen yang berpotensi, investor partner hingga karyawan gemar untuk berkumpul atau menghabiskan ‘quality time’ di berbagai kegiatan.

Pastikan brand Anda sudah tampil di kegiatan tersebut, dari 10 konsumen baru yang berhasil Anda dapatkan paling tidak merupakan langkah positif yang bisa Anda raih selain mengandalkan testimoni atau komentar yang ada di situs.

4. Kompetisi online

Menggelar kompetisi atau kontes melalui media sosial juga salah satu strategi pemasaran yang bisa Anda lakukan secara berkala. Dengan melakukan kegiatan ini, dapat mengakuisisi lebih banyak pelanggan, menambah awarness brand Anda dan tentunya bisa mempromosikan produk dengan memberikan giveaway atau hadiah berupa produk yang Anda jual. Sangat direkomendasikan untuk semua startup mengadakan kegiatan ini secara rutin, yang terbukti berhasil dan mampu menambah jumlah konsumen lebih banyak.

5. Sentuhan manusia

Yang perlu diingat adalah untuk selalu menghadirkan layanan pelanggan lebih banyak menggunakan sentuhan manusia, artinya sah-sah saja jika sistem atau beberapa fitur mengandalkan sepenuhnya teknologi, namun untuk proses tertentu pastikan Anda menempatkan tim khusus pria dan wanita yang cukup cekatan dan handal membantu dan tentunya menjangkau konsumen Anda. Sentuhan manusia akan selalu diperlukan di startup saat ini dan masa mendatang.

Tersaingi Konten Iklan di Mobile, Jumlah Iklan di Televisi Terus Alami Penurunan

Baru-baru ini riset yang dirilis oleh Adstensity di akhir tahun 2015 menunjukkan jumlah penurunan total belanja iklan TV dibanding tahun sebelumnya, jika pada tahun 2014 iklan TV mencapai Rp 99 triliun (66% dari total pendapatan iklan nasional) sepanjang tahun 2015 ini iklan TV hanya mencapai pada angka Rp 71,4 triliun saja. Menkominfo Rudiantara di sela-sela acara yang dihadirinya menyebutkan televisi konvensional sebagai kandidat sunset industry berikutnya. Sebelumnya Rudiantara di acara ICON 2016 juga menyebutkan media cetak sebagai industri yang sedang mengalami kejatuhan.

PPPI mencatat perolehan iklan TV pada tahun 2015 hanya mencapai 62,9%. Hasil ini dinilai mengalami penurunan yang cukup signifikan dan berada pada jumlah yang jauh dari target awal dari PPPI. Sebelumnya, pada akhir November 2014, Ketua PPPI Harris Thajeb menyebutkan target belanja iklan nasional untuk tahun 2015 adalah Rp 172,5 triliun, dengan sumbangan iklan TV mencapai Rp 113,5 triliun.

Penurunan jumlah iklan yang beredar di televisi sebagian besar disebabkan oleh perubahan kebiasaan konsumen saat ini yang secara perlahan mulai meninggalkan televisi dan memanfaatkan smartphone untuk melihat konten video, game, iklan (mobile ads), media sosial dan lainnya.

“Mengacu kepada perolehan iklan yang semakin menurun, setelah radio dan media cetak, TV konvensional adalah the next sunset industry,” ujar Menkominfo Rudiantara kepada Selular.id.

Rudiantara menambahkan di prediksi dalam beberapa tahun ke depan industri mobile ads akan semakin berkembang di tanah air. Saat ini populasi smartphone mengalami peningkatan hingga 30% per tahunnya, membuat berbagai perusahaan teknologi, e-commerce dan lainnya lebih memfokuskan kepada strategi mobile first dalam hal memberikan pelayanan, strategi pemasaran, dan lainnya.

Sebelumnya DailySocial juga telah memberitakan perubahan kebiasaan konsumen saat ini bukan hanya terjadi kepada kalangan dewasa saja namun juga sudah terjadi di kalangan anak-anak. Laporan terkini yang dirilis oleh salah satu penyedia platform digital marketing SuperAwesome menyebutkan sekitar 66% anak-anak di kawasan Asia Tenggara lebih memilih Internet dibandingkan televisi atau media tradisional lainnya untuk mendapatkan hiburan.

Sebanyak 70% anak-anak usia 6 hingga 14 tahun mengakses aplikasi dan game di platform mobile. Bahkan lebih dari seperempat anak-anak yang menonton televisi juga menggunakan smartphone pada saat yang bersamaan.

Regulasi Untuk Perusahaan Fintech Indonesia Tengah Dibuat OJK

Seperti yang telah banyak diprediksi, layanan finansial berbasis teknologi (fintech) tahun 2016 ini akan semakin muncul di permukaan. Bukan hanya oleh startup lokal, namun juga startup asing yang membidik pasar fintech global.

Selama ini di Indonesia belum ada regulasi yang mengatur jalannya bisnis yang ditawarkan oleh perusahaan fintech. Sementara itu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga kini masih berfungsi sebatas pengawas dan mengontrol seluruh aktivitas yang ada, tanpa memberikan peraturan yang khusus untuk seluruh kegiatan perusahaan fintech di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, OJK melalui Komisaris Pengawas Industri Keuangan Non-Bank Dumoli Pardede mengungkapkan saat ini tengah membuat peraturan yang tepat khusus untuk perusahaan fintech di Indonesia.

“Saat ini semua perusahaan fintech yang ada di Indonesia masih menjalankan bisnisnya sesuai dengan peraturan yang ada, rencananya tahun ini OJK dibantu dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan mengeluarkan peraturan baru khusus untuk perusahaan fintech di Indonesia,” kata Dumoly kepada Dealstreetasia.

Nantinya peraturan yang baru akan mencakup kepada teknologi, keamanan, sumber daya manusia, pengelolaan dan manajemen risiko. Dalam hal ini seluruh perusahaan fintech di Indonesia bisa mendapatkan izin dari Kominfo, namun untuk izin usaha harus melalui OJK, terutama bagi perusahaan yang terlibat dalam jasa keuangan.

Untuk memperkuat keberadaan perusahaan fintech di Indonesia sebelum memulai usaha, harus mengantongi izin dari Bank Indonesia (BI) jika berencana untuk memberikan layanan kepada masyarakat, ketentuan tersebut diatur dalam peraturan No.15/11/PBI/2013.

Sebelumnya OJK juga telah mengeluarkan peraturan untuk venture Capital (VC), investor dan lainnya untuk menyediakan dana sebesar Rp. 50 miliar ($ 3,6 juta) untuk sebuah perseroan terbatas (PT) dan Rp. 25 miliar untuk CV.

VC juga harus berfungsi sebagai mitra dengan startup yang di investasikan, berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh kementrian perdagangan.

Hingga akhir tahun 2015 Indonesia telah menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang banyak di incar bukan hanya dari startup dan perusahaan teknologi asing saja, namun juga investor dan VC secara global.

Diprediksi juga Indonesia akan menjadi e-commerce dan startup hub di Asia Tenggara, yang telah berhasil menarik perhatian para investor dari Singapura, Malaysia, Jepang, negara-negara Asia Barat dan masih banyak lagi.

Aplikasi “tuingle” Hadirkan Teknologi Food Scanner Untuk Pecinta Kuliner

Ide yang unik dan tergolong niche terkadang bisa menjadi menarik jika diterapkan dengan baik dan tentunya menargetkan pasar yang tepat. Hal inilah yang kemudian dilakukan oleh “tuingle”, aplikasi yang menyediakan fitur teknologi food scanner di smartphone.

Berdiri di bawah PT Mitra Ravindra Internasional dan masih dijalankan secara bootstrapping, tuingle hadir menyajikan aplikasi baru yang menggabungkan kegiatan rutin foodies atau pecinta kuliner yang kerap mengabadikan foto makanan sebelum disantap, serta kepedulian tim dari tuingle akan kandungan kalori dari setiap makanan yang disantap.

“Kami bercita-cita untuk mengedukasikan dan memberikan inspirasi kepada masyarakat Indonesia agar memiliki gaya hidup yang sehat dan seimbang. Kami pun ingin membanggakan karya anak bangsa, bila teknologi aplikasi kami dapat mencapai market secara universal dan global karena kami pun mempunyai harapan untuk turut serta mengharumi nama Indonesia di kacamata dunia,” kata Marketing Director & Co-Founder Belinda Luis kepada DailySocial.

Sekilas aplikasi yang sudah bisa digunakan di platform iOS dan Android ini serupa dengan Instagram, namun dengan fitur-fitur tambahan, pengguna bukan hanya bisa mengabadikan foto, menyimpan foto namun juga secara langsung bisa melihat berapa jumlah kandungan kalori setiap makanan yang disantap. tuingle mengklaim akurasi data food scanner dari aplikasi berkisar antara 70-80%.

“tuingle menyediakan fitur teknologi berupa foodscanner yang sangat mudah digunakan sebagai aplikasi untuk pengguna yang sudah menjadi sebuah komunitas yang kami sebut “tuingler/tuinglers”, mereka pun dapat melakukan sharing terhadap sesama tuingler dengan fitur sosial dan tuingle “expressions” yang telah disediakan sebagai efek fitur “FUN” dalam aplikasi tuingle,” jelas Belinda.

Cara mudah melakukan food scanner Tuingle

Sebagai aplikasi food scanner pertama di Indonesia, tuingle ingin menyasar kepada target usia pengguna 18 hingga 50 tahun, namun secara khusus akan memfokuskan kepada usia 21 hingga 40 dengan persentase wanita 60% dan pria 40%.

“Mengenai teknologi food scanner simpel, pengguna hanya perlu foto makanan atau minuman kemudian press SCAN, lalu tuingle akan memberikan informasi nutrisi dalam hitungan detik kemudian data tersebut secara otomatis akan disimpan di dalam personal food diary,” kata Belinda.

Tentunya yang menjadi tantangan dari tuingle saat ini adalah bagaimana agar pengguna bisa lebih mudah mengakses dan tentunya melihat hasil atau tampilan dari tuingle. Lokalisasi konten mulai dari bahasa hingga fitur yang ditawarkan tentunya bisa menjadi strategi yang cerdas untuk startup lokal seperti tuingle.

“Mengenai lokalisasi kami memang berencana untuk membuat aplikasi tuingle lebih user friendly menyesuaikan bahasa dari lokasi pengguna,” kata Belinda.

Inovasi terbaru dan pengembangan produk

Sejak diluncurkan pada awal tahun 2016 tuingle masih mencoba untuk menambah jumlah pengguna, saat ini pengguna aktif tuingle baru mencapai sekitar ribuan, dengan jumlah foto yang diunggah ke tuingle setiap harinya sekitar 500 foto.

“Target kami untuk foto yang diunggah bisa mencapai 10 ribu foto sementara untuk foto makanan yang di-scan diharapkan bisa mencapai 8 ribu,” kata Belinda

Sementara strategi pemasaran yang telah dilakukan selain menggunakan media sosial, viral marketing, word of mouth, social buzz dan lainnya, beberapa waktu lalu tuingle juga mengadakan acara food tasting dan beverage tasting  “The Art of Single Malt” dan mengundang food blogger serta media di Jakarta.

Selain pemasaran, tuingle juga berencana untuk menambah inovasi terbaru berupa fitur menarik dan tentunya bermanfaat untuk pengguna.

“Kedepannya kami berencana untuk menyediakan fitur dan perkembangan di dalam tuingle app yang dapat mendeteksi food allergies, misalkan Anda atau sekiranya keluarga dan teman Anda alergi dengan jenis makanan dan minuman tertentu seperti kacang, dairy, soy dan lainnya. Fitur ini tentunya diharapkan akan sangat banyak membantu masyarakat,” kata Belinda.

Bidik Jutaan Pengguna Line di Indonesia, Go-Jek Resmikan Kemitraan dengan Line

Layanan on-demand di tanah air nampaknya makin memperkuat posisi masing-masing dengan menghadirkan inovasi, perubahan hngga kejutan-kejutan baru. Setelah sebelumnya Grab Taxi berganti nama dengan nama Grab, kali ini Go-Jek yang notabene merupakan pesaing dari Grab, kembali memberikan gebrakan terbaru yaitu menjalin kemitraan dengan penyedia layanan aplikasi pesan dan platform kreatif di bidang sosial dan bisnis terdepan Line.

Kemitraan ini sebelumnya sudah diumumkan sejak pertengahan Januari lalu, namun baru hari Rabu kemarin digelar acara peresmian Go-Jek dan Line yang dihadiri oleh Direktur Senior Komunikasi Global Line Corporation Brian Lee dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim.

Kerja sama ini diharapkan memberikan keutungan bagi kedua pihak. Saat ini baik Line maupun Go-Jek terbukti telah berhasil menjadi produk yang mainstream dan digunakan setiap harinya oleh masyarakat di Indonesia. Hingga akhir tahun 2015 Line mengklaim telah memiliki pengguna aktif di Indonesia sebanyak 30 juta pengguna, sementara jumlah pengguna Go-jek hingga akhir tahun 2015 mencapai 5,5 juta orang.

“LINE sangat senang dapat berkolaborasi dengan GO-JEK, sebuah merk yang sangat dikenal baik oleh masyarakat Indonesia sebagai penyedia layanan yang nyaman di tengah ke-macetan kota besar seperti Jakarta. Ini merupakan pertama kalinya LINE memperkenalkan layanan O2O di Indonesia. Dan ini menjadi penanda bagi LINE bukan hanya ingin terus menyediakan layanan sosial dan bisnis kreatif tapi juga kami bertujuan untuk memberikan lebih banyak manfaat kepada para mitra bisnis kami baik itu kalangan enterprise ataupun UKM sehingga mereka dapat mengembangkan model bisnisnya secara lebih baik lagi,” ungkap Brian Lee.

Nantinya pengguna Line bisa langsung menggunakan fitur Line Business Connect. Selain bertujuan untuk lebih memudahkan pengguna Line melakukan pemesanan layanan transportasi Go-Jek, kolaborasi ini juga diharapkan dapat menggabungkan kebiasaan orang Indonesia menggunakan aplikasi messenger dan kebiasaan mereka ber-commute. Sejak pertama kali diluncurkan pada akhir Januari lalu, Go-jek sudah mendapatkan 15 ribu order Go-Ride yang dilakukan melalui aplikasi Line.

“Kini seluruh pengguna Go-Jek yang memiliki aplikasi Line bisa memesan langsung layanan Go-Jek dari aplikasi Line. Ini tentunya akan melahirkan layanan yang lebih baik bagi pengguna kami. Kolaborasi ini juga merupakan bukti komitmen Go-Jek dan Line sebagai perusahaan teknologi untuk terus menembus batasan-batasan inovasi,” kata Nadiem.

Sebagai bagian dari promosi, untuk pengguna yang baru menggunakan layanan Line Business Connect akan diberikan ‘free ride’ dan masker unik bergambar karakter Line yang berbeda setiap pemesanan. Kolaborasi Go-Jek dan Line ini sudah bisa digunakan di Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Semarang, Medan, dan Balikpapan.