Indodax: IPO Plan and Crypto Asset Dynamics Amidst the COVID-19 Outbreak

After acquiring a license from Bappebti, there are certain aims for Indodax as a crypto asset platform. One is to make an IPO. Based on the previous interview, the company has a plan for it.

Regarding the exact timeline of IPO, Indodax’s CEO, Oscar Darmawan avoids revealing further to DailySocial on this matter. To date, Cashlez becomes a single startup to realize the IPO plan this year.

“We are yet to comment on that issue. Only wish everything to run smoothly and according to plan,” Oscar said.

In the journey throughout this year, Indodax has appointed Yos Ginting as the new Commissioner to help the company handle good governance. Yos has experienced a long journey in this industry, especially with Sampoerna.

This year, Indodax targets to reach more than 2 million members and make the registered ones more active in transactions, therefore, Indonesia can be one of the strategic countries in the field of blockchain and crypto assets in the world. The company also wants to introduce the Indodax platform as a digital investment platform for the people of Indonesia. These objectives are in line with the government’s mission to improve digital financial literacy.

The dynamics of crypto asset

Today's marketplace (3/19) / Indodax
Today’s marketplace (3/19) / Indodax

The more massive outbreak of COVID-19 has a global impact on crypto-asset prices declining. It was due to a trend of some crypto traders who tend to sell their assets into cash for some basic needs in time of quarantine days, includes business. The available supply on the market increasingly on-demand that press the price down.

However, in the last few days, the crypto market has re-emerged quickly enough. For example the price of a bitcoin that returns above $5000 per 1 BTC.

Oscar claims crypto assets are still an attractive asset to be traded at the time of the spread of COVID-19.

“Therefore, government policy regarding corona does not have a direct impact on bitcoin and other crypto-assets. The thing that affects the declining price is some group of crypto-asset traders selling bitcoin into cash, but the rising demand because of people’s concern about corona also creates new demands that make crypto prices quite strong again.”

The bitcoin price is said to be relatively stronger than other investment products, such as stocks that have been falling over the past month,

“The price of bitcoin and other crypto-assets is down because there is a sell-off from a group of people who need cash because of the worsening global economic conditions. But the last two days we see crypto prices began to experience price spikes. This is an interesting moment to see how the performance of crypto assets in the midst of global economic pressures, will the crypto assets be able to prove itself as an anti-recession asset?” Oscar said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Aplikasi Attendance Diluncurkan sebagai Sistem Absensi “Work From Home”

Mendukung kegiatan work from home (WFH) yang digalakkan oleh pemerintah demi mencegah penyebaran Virus Corona, Talenta by Mekari meluncurkan aplikasi mobile pengelolaan absensi karyawan yang praktis dan mudah digunakan yakni Attendance by Talenta.

Kepada DailySocial CEO Mekari Suwandi Soh mengungkapkan, saat ini aplikasi tersebut sudah bisa diunduh di Play Store dan memberlakukan free akses untuk siapapun yang sedang menjalani WFH di masa pandemi ini.

Aplikasi ini dapat diakses gratis selama 120 hari, jika melakukan aktivasi di periode 17-31 Maret 2020. Tapi tidak menutup kemungkinan masa gratis ini akan diperpanjang jika lebih dari jangka waktu 120, jika imbauan WFH masih diberikan oleh pemerintah.

“Ke depannya, aplikasi Attendance by Talenta akan menggunakan format freemium, ada kemungkinan additional charge untuk akses fitur atau layanan tertentu. Selain itu, Attendance juga bisa dihubungkan dengan aplikasi Talenta yang memiliki fitur pendukung HR yang lebih lengkap seperti payroll ataupun manajemen benefit karyawan,” kata Suwandi.

Attendance by Talenta hadir dengan harapan bisa menjadi solusi pengelolaan absensi yang transparan dan praktis digunakan bagi pemilik usaha maupun karyawan. Aplikasi didesain agar lebih fleksibel bagi perusahaan, jadi tidak ada ketentuan 1 perusahaan langsung yang menggunakan aplikasinya, bisa saja hanya 1 tim yang pakai untuk mengelola dan monitor karyawan, misal divisi sales yang lebih sering mobile.

“Untuk aplikasi ini, semua mobile-based, jadi monitoring karyawan dapat dilakukan secara real-time oleh admin perusahaan tersebut melalui smartphone. Akan ada dua jenis user, yakni admin dan employee. Monitoring ini akan dilihat pada pengguna yang login sebagai admin,” kata Suwandi.

Ada beberapa fitur menarik yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan, di antaranya adalah Live Attendance, Real-Time Monitoring, Rekap Absensi Otomatis hingga Pengelolaan Shifting. Dengan fitur selfie check-in dan check-out serta pencatatan lokasi berbasis GPS, karyawan akan dimudahkan untuk melakukan absensi langsung dari ponselnya.

“Saat ini pengguna smartphone di Indonesia kebanyakan masih menggunakan sistem operasi Android, jadi kami mendahulukan aplikasi ini di Playstore. Namun, tentu saja ke depannya akan tersedia di iOS,” kata Suwandi.

Namun di luar absensi, sebenarnya untuk suksesnya WFH ada beberapa hal yang bisa dilakukan pebisnis. Misalnya yang dilakukan Kata.ai, menyediakan workspace berbasis teknologi yang memudahkan tim melakukan produktivitas dan mengukur keluarannya. Alih-alih absensi, mereka memilih mengadakan meeting melalui video call untuk memastikan komunikasi yang lancar guna menyelesaikan tugas-tugas di hari tersebut.

Demikian pula disampaikan eFishery, meningkatkan kolaborasi melalui medium digital menjadi pilihan. Kolaborasi secara tidak langsung menunjang kehadiran tiap karyawan. Penggunaan aplikasi to-do list juga akan memastikan tiap divisi di perusahaan selalu dalam jalur produktivitas yang terukur.

Application Information Will Show Up Here

Jamiphy Aims to be a “Tiktok for Musician”, Focusing on the Indonesian Market

The high penetration of entertainment platforms, such as Smule and Tiktok, has captured the local creator’s attention creating content and encouraged Jamiphy to focus on the Indonesian market. Officially, Jamiphy has been launched in Indonesia in early March 2020.

The platform from San Fransisco, United States is targeting the Indonesian market because many of its followers on social media come from Indonesia.

Jamiphy is one of the participants of the W20 batch Y Combinator acceleration program with Newman’s and two other Indonesian startups.

Jamiphy’s CEO, Owen Carey told DailySocial, “Jamiphy is made specifically for musicians and music lovers. Everyone knows and many are using TikTok, except for musicians. We have made the platform easier for musicians to make great videos, and for users to find and find the music they like. ”

The way that Jamiphy works not much different from other content creator platforms. For the monetization strategy, Jamiphy applies advertising.

“Although not many machine learning technologies have focused on audio and music yet, with the deep learning structure in general especially and the increasing use of mobile phones, the application of artificial intelligence technology has become very useful. In the future there will be more technology that we will present,” Owen said.

The use of AI technology, Owen said, is also to maximize the video recording process by content creators. Jamiphy is said to have applied deep learning technology for the past 3 years.

Part of the Y Combinator program

A platform for musician and music lovers
A platform for musician and music lovers

Jamiphy is one of the startups who participate in the Y Combinator demo day program in March 2020. After obtaining seed funding, the company is targeting to have 100 thousand active users in Indonesia and then expand to India and the United States.

Without local team and a clear view of the Indonesian market directly, through interactions on Instagram and Facebook, Owen claims to know more about the tastes and trends of Indonesian musicians.

Next, Jamiphy has plans to recruit local talents to strengthen its platform in Indonesia. To date, Jamiphy is said to have around 3000 active users and is experiencing a 50% growth every week.

“Although we have quite big competitors, with the current technology, they should at least be able to update and change their feature set or create new applications,” Owen said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Indodax: Rencana IPO dan Dinamika Aset Kripto di Masa Penyebaran COVID-19

Setelah mengantongi izin pendaftaran dari Bappebti, ada beberapa target yang ingin dicapai Indodax sebagai platform aset kripto. Salah satunya adalah melakukan IPO. Dalam wawancara terdahulu awal tahun, perusahaan berencana IPO.

Disinggung kapan timeline yang pasti proses IPO dilancarkan, kepada DailySocial CEO Indodax Oscar Darmawan enggan menyebutkan lebih lanjut. Sejauh ini baru Cashlez sebagai startup yang segera merealisasikan rencana IPO-nya tahun ini.

“Kita belum bisa memberikan komentar masalah itu. Didoakan saja semoga semuanya lancar dan sesuai rencana,” kata Oscar.

Dalam perjalanannya sepanjang tahun ini, Indodax telah menunjuk Yos Ginting sebagai Komisaris baru perusahaan untuk membantu menjalankan good governance. Yos sebelumnya lama berkiprah di dunia industri, khususnya bersama Sampoerna.

Tahun ini, Indodax menargetkan bisa merangkul lebih dari 2 juta anggota dan membuat anggota yang sudah terdaftar juga lebih aktif bertransaksi, agar Indonesia menjadi salah satu negara strategis di bidang blockchain dan kripto aset di dunia. Perusahaan juga ingin memperkenalkan platform Indodax sebagai platform investasi digital bagi masyarakat Indonesia. Tujuan tersebut sejalan dengan misi pemerintah yang ingin meningkatkan literasi keuangan digital.

Turun naik harga aset kripto

Kondisi marketplace hari ini (19/03)
Kondisi marketplace hari ini (19/03) / Indodax

Makin masifnya penyebaran virus COVID-19 secara global memberikan pengaruh kepada penurunan harga aset kripto. Hal ini terjadi karena tren beberapa kripto trader menjual kripto asetnya menjadi tunai, karena beberapa kebutuhan selama karantina ini, termasuk untuk keperluan usaha. Supply yang beredar di pasar naik secara tiba-tiba yang menekan harga menjadi menurun.

Meskipun demikian, dalam beberapa hari terakhir terlihat pasar kripto kembali bangkit cukup cepat. Misalnya harga bitcoin yang kembali di atas $5000 per 1 BTC.

Oscar mengklaim aset kripto masih menjadi aset yang menarik diperdagangkan pada saat penyebaran COVID-19.

“Jadi, kebijakan pemerintah sehubungan corona tidak berdampak langsung dengan bitcoin dan aset kripto lain. Yang membuat harga turun hanya aksi jual sekelompok trader aset kripto menjual bitcoin menjadi tunai tetapi demand yang muncul karena kekhawatiran masyarakat akan corona ini juga menciptakan demand baru yang membuat harga kripto cukup menguat kembali.”

Harga bitcoin disebut relatif lebih kuat bertahan dibandingkan produk investasi lainnya, seperti saham yang terus berguguran selama sebulan terakhir,

“Harga bitcoin dan aset kripto lain turun karena ada aksi jual dari sekelompok orang yang membutuhkan uang tunai karena kondisi ekonomi global yang terus memburuk. Tetapi dua hari terakhir kita melihat harga kripto mulai mengalami lonjakan harga. Ini jadi momen menarik untuk melihat bagaimana performa aset kripto di tengah tekanan ekonomi global, apakah mampu aset kripto membuktikan dirinya sebagai aset yang anti resesi,” klaim Oscar.

Application Information Will Show Up Here

Ingin Jadi “Tiktok untuk Musisi”, Jamiphy Fokus ke Pasar Indonesia

Tingginya popularitas platform hiburan, seperti Smule dan TikTok, menarik perhatian kreator lokal menciptakan konten menarik mendorong Jamiphy memfokuskan layanannya di sini. Secara resmi Jamiphy meluncur di Indonesia awal bulan Maret 2020.

Platform yang berasal dari San Francisco, Amerika Serikat, ini sengaja menyasar pasar Indonesia, karena mengklaim pengikut terbanyaknya di media sosial justru berasal dari sini.

Jamiphy merupakan salah satu peserta program akselerasi Y Combinator batch W20 bersama Newman’s dan dua startup Indonesia lainnya.

Kepada DailySocial, CEO Jamiphy Owen Carey menyebutkan, “Jamiphy dibuat khusus untuk musisi dan pecinta musik. Semua orang saat ini telah mengenal dan banyak yang menyukai TikTok, kecuali untuk musisi. Kami telah membuat platform lebih mudah bagi musisi untuk membuat video yang luar biasa, dan bagi pengguna untuk mencari dan menemukan musik yang mereka sukai.”

Cara kerja yang diterapkan Jamiphy tidak jauh berbeda dengan platform kreator konten lainnya. Untuk strategi monetisasi, Jamiphy memberlakukan pemasangan iklan.

“Meskipun saat ini kebanyakan teknologi machine learning belum banyak yang fokus kepada audio dan musik, namun dengan struktur deep learning secara umum terutama dan penggunaan ponsel yang makin meningkat, penerapan teknologi artificial intelligence menjadi sangat bermanfaat. Ke depannya akan lebih banyak teknologi yang bakal kami hadirkan,” kata Owen.

Pemanfaatan teknologi AI tersebut,  menurut Owen, termasuk untuk memaksimalkan proses merekam video oleh kreator konten. Jamiphy disebut telah menerapkan teknologi deep learning selama 3 tahun terakhir.

Peserta program Y Combinator

Platform khusus untuk musisi dan pecinta musik
Platform khusus untuk musisi dan pecinta musik

Jamiphy merupakan salah satu startup yang mengikuti demo day program Y Combinator bulan Maret tahun 2020 ini. Pasca perolehan pendanaan awal di program ini, perusahaan menargetkan memiliki 100 ribu pengguna aktif di Indonesia dan kemudian melakukan ekspansi ke India dan Amerika Serikat.

Meskipun belum memiliki tim lokal dan belum pernah secara langsung melihat pasar Indonesia, melalui interaksi yang dilakukan di Instagram dan Facebook, Owen mengklaim telah mengenal lebih jauh selera dan tren musisi di sini.

Ke depannya Jamiphy memiliki rencana untuk merekrut talenta lokal untuk memperkuat platformnya di Indonesia. Saat ini Jamiphy disebut memiliki sekitar 3000 pengguna aktif dan mengalami pertumbuhan 50% setiap minggunya.

“Meskipun kami memiliki kompetitor yang cukup besar, namun dengan teknologi yang kami miliki paling tidak mereka harus bisa memperbarui dan mengubah set fitur mereka atau membuat aplikasi baru,” kata Owen.

Application Information Will Show Up Here

Titik Pintar Hadirkan Konten Permainan dan Edukasi untuk Anak

Kemudahan akses dan popularitas YouTube di kalangan anak-anak kerap menyulitkan pengawasan dari sisi orang tua. Titik Pintar, platform gamifikasi yang diciptakan menyasar anak-anak di sekolah dasar, mencoba menghadirkan platform video yang menarik dan sarat informasi dan pengetahuan demi mengurangi ketergantungan dengan platform video populer tersebut.

Kepada DailySocial, CEO Titik Pintar Robbert Deusing mengungkapkan, hadirnya Titikpintar diharapkan bisa menjadi pilihan baru bagi anak-anak menikmati hiburan sekaligus belajar. Dengan konten yang menarik dan menyenangkan, anak-anak bisa menikmati berbagai konten yang diciptakan para pengajar. Konten ini sudah tersedia dalam bahasa Inggris dan Indonesia dan telah diuji coba ke sekolah-sekolah di kawasan Jabodetabek.

“Belajar dari pengalaman sebelumnya, saya melihat peluang yang besar untuk menciptakan bisnis yang fokus kepada edukasi anak-anak di Indonesia. Harapannya Titik Pintar bisa memberikan efek yang positif bagi masyarakat.”

Menerapkan model freemium

Didirikan awal tahun 2019 lalu, Titik Pintar menerapkan model freemium kepada pengguna yang ingin menggunakan platformnya. Setelah dua minggu pemakaian, orangtua membayar untuk menikmati konten secara penuh. Pilihan pembayaran yang tersedia saat ini adalah melalui dompet digital Ovo dan GoPay. Fitur utamanya adalah bagaimana orangtua juga bisa mengawasi perkembangan anak melalui platform.

“Namun saat ini kami menunda monetisasi melihat kondisi secara global akibat dari virus corona [COVID-19]. Kami percaya Titik Pintar bisa menjadi platform yang tepat untuk digunakan oleh anak-anak untuk belajar di rumah. Kami memutuskan untuk mendukung orang tua dengan memberikan akses gratis,” kata Robbert.

Meskipun pemain di segmen ini telah bermunculan menawarkan konsep belajar serupa, termasuk Ruangguru, Zenius, atau Kelase, Titik Pintar mengklaim pihaknya termasuk dari sedikit startup yang fokus ke anak-anak yang masih duduk di sekolah dasar.

Perusahaan menargetkan bisa merangkul sekitar 400 ribu pengguna. Titik Pintar juga memiliki rencana mencari investor yang relevan dan mitra untuk melakukan distribusi dan kolaborasi.

“Teknologi harus menjadi sarana untuk mencapai tujuan, karena kami dapat membantu mendidik jutaan anak dengan biaya yang sangat rendah, bahkan gratis saat penutupan sekolah saat ini. Para guru, sekolah, dan orang tua akan selalu memainkan peran besar dalam pendidikan dan kami yakin kami dapat membantu mereka,” tutup Robbert.

Application Information Will Show Up Here

Transformasi dan Masa Depan Platform Aplikasi Makanan

Di medio tahun 2015 sempat bermunculan platform food directory, review, dan informasi yang mengupas berbagai restoran hingga tempat makan. Tren tersebut bersamaan dengan makin masifnya pertumbuhan industri kuliner di Indonesia. Tidak hanya informasi seperti alamat dan kontak, platform tersebut juga menyematkan menu, foto-foto restoran, dan ulasan yang diberikan pengunjung.

Nama-nama platform lokal dan asing pun bermunculan di Indonesia. Zomato, Qraved, Pergikuliner adalah contoh nama yang populer. Meskipun kebanyakan masih fokus menawarkan informasi dan ulasan, platform tersebut sudah mulai bertransformasi menjadi platform gaya hidup yang menawarkan paket diskon.

Kehadiran layanan pengantaran makanan GoFood dan GrabFood menjadi salah satu alasan utama mengapa platform food directory kini mulai bertransformasi dan menawarkan fitur dan produk yang berbeda.

“Saya melihat justru mereka bisa dijadikan mitra yang potensial. Demikian juga dengan semua layanan e-commerce. Bentuknya seperti apa tentunya nanti bisa disesuaikan,” kata Marcomm Representative Pergikuliner Aprilia Prabawati.

Di negara Asia lain mulai banyak penerapan kolaborasi antara platform food apps dengan layanan e-commerce. Seperti yang terjadi di Tiongkok melalui kolaborasi antara Alibaba dengan food delivery units Ele.me dan Shopee dan Foody di Vietnam.

Media sosial tidak lagi jadi kanal utama

Transformasi layanan food apps dalam waktu 5 tahun terakhir
Transformasi layanan food apps dalam waktu 5 tahun terakhir

“Kami melihat media sosial sangat penting untuk melakukan branding, meningkatkan tingkat konversi, dan berpotensi melakukan kampanye viral. Namun pada tahun 2020, jangkauan organik menurun karena persaingan dan perubahan dalam algoritma sehingga kami merekomendasikan pedagang untuk juga memiliki saluran CRM langsung seperti akun resmi Qraved untuk mengkomunikasikan kampanye pemasaran,” kata CEO Qraved Steven Kim.

Aprilia menambahkan, “Idealnya kita ingin berdiri di platform milik kita sendiri, dan tidak terlalu bergantung kepada platform lain. Intinya kita tidak terlalu fokus dengan cara ini.”

Tahun 2020, ketika media sosial mulai banyak mengalami perubahan di sisi algoritma dan cara penggunaan, platform seperti ini tidak krusial dan idealnya tidak menjadi fokus untuk melancarkan kegiatan pemasaran.

“Jika melihat 5 tahun yang lalu, penggunaan media sosial masuk akal. Tetapi, di zaman sekarang ini, memanfaatkan media sosial sebagai bagian dari strategi pemasaran tidak dapat dilakukan lagi. Prioritas brand saat ini adalah lebih kepada memaksimalkan channel mana yang lebih relevan dimanfaatkan tidak lagi bergantung kepada media sosial,” kata Head of Business Zomato Indonesia Ravi Singh.

Saat ini Zomato dan Pergikuliner masing-masing mengklaim memiliki 3 juta pengguna aktif setiap bulannya.

Fokus ke kolaborasi

Kolaborasi dengan bisnis kuliner menjadi faktor pendukung yang menentukan pertumbuhan perusahaan. Pergikuliner, misalnya, menawarkan pilihan tersebut agar restoran memberikan kupon sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Perusahaan mengklaim bisa memperoleh pendapatan melalui kemitraan ini.

Sementara Zomato, yang sejak dua tahun terakhir telah melancarkan program unggulannya Zomato Gold, mengklaim telah memiliki 1500 restoran yang bergabung dalam program ini. Zomato juga berhasil mengumpulkan sekitar 110 ribu pengguna berbayar.

“Layanan lain yang kami coba hadirkan untuk pengguna adalah Gold Special, di mana pelanggan bisa memiliki opsi diskon secara flat untuk semua tagihan yang dibebankan. Semua mitra restoran memiliki opsi untuk menentukan sendiri potongan harga mereka kepada pelanggan,” kata Ravi.

Bentuk kolaborasi lainnya yang dinilai lumayan ampuh mendongkrak pertumbuhan mitra dan pengguna adalah menjalin kerja sama dengan mall terkemuka untuk menawarkan promo, diskon atau penawaran menarik yang dimiliki restoran yang berlokasi di mall tersebut.

“Qraved telah meluncurkan kemitraan dengan mal-mal besar atau menambah pengalaman offline, termasuk [dengan] Plaza Indonesia, Pacific Place, Mall of Indonesia, PIK Avenue dan lainnya. Harapannya bisa membantu pemilik bisnis kuliner untuk melakukan interaksi langsung dengan pelanggan mereka sekaligus melakukan engagement secara online,” kata Steven.

Peluang ekspansi

Tidak mudah untuk memprediksi masa depan dan potensi platform aplikasi makanan. Satu hal yang pasti, platform informasi tempat makan tetap menjadi prioritas masing-masing platform, sesuai dengan komitmen awal. Untuk ekspansi layanan, mereka juga akan fokus ke berbagai kawasan, tak hanya di kota-kota besar.

Meskipun sebagian besar tidak memiliki layanan pengantaran makanan atau delivery service, tidak menutup kemungkinan layanan tersebut bakal dihadirkan suatu saat.

“Bisa jadi nantinya kami akan menambahkan layanan pengantaran makanan dan menawarkan layanan tersebut kepada mitra restoran. Namun untuk saat ini kami belum berencana. Mungkin 2 atau 3 tahun lagi,” kata Aprilia.

Pengembangan teknologi dan inovasi produk juga masih menjadi fokus, yang kebanyakan mulai mendorong penggunaan aplikasi kepada pengguna. Meskipun demikian, penggunaan situs tidak ditinggalkan, karena ternyata masing banyak pengguna yang mengakses layanan dari desktop atau mobile browser.

“Sebenarnya distribusi di Zomato sangat kontra-intuitif. Kami melihat traffic hingga saat ini lebih banyak yang mengakses di situs [atau mobile browser], dibandingkan dengan aplikasi. Kami tidak dapat melakukan pemisahan dari kedua platform tersebut,” kata Ravi.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Fokus Bisnis Jualo Pasca Diakuisisi Carro

Setelah melalui proses akuisisi bulan Agustus 2019 lalu oleh pengembang layanan marketplace otomotif Carro, Jualo mengklaim saat ini mengalami pertumbuhan yang positif dan terus menghadirkan inovasi.

Kepada DailySocial, CEO Jualo Manisha Seewal mengungkapkan bahwa melalui aksi perusahaan tersebut diyakini bisa memberikan dampak yang baik, khususnya bisa menambah pertumbuhan bisnis Jualo di sektor otomotif.

“Visi kami adalah untuk mengubah Jualo menjadi pasar negara yang paling dapat dipercaya dan ramah pengguna untuk barang baru dan bekas. Target jangka menengah kami adalah menggandakan pertumbuhan bisnis dalam satu tahun dengan fokus kuat pada sektor otomotif yang akan memperkuat sinergi Jualo dengan bisnis Carro di Indonesia.”

Salah satu upaya yang akan dilancarkan oleh perusahaan adalah menambah jumlah tim untuk memperkuat bisnis dan mempercepat pertumbuhan perusahaan. Menurut Manisha, dalam periode awal ini Jualo bakal fokus untuk memperbesar timnya di Indonesia. Oleh karena itu, ia mencari talenta-talenta berbakat dan berpengalaman untuk bergabung dengan Jualo. Selain sebagai CEO, Manisha juga berperan sebagai Group CMO Carro.

Di Indonesia sendiri saat ini ada beberapa platform online penjualan mobil bekas. Mulai dari Belimobilgue yang mengklaim memiliki market share paling besar di Indonesia hingga Carsome.

Disinggung siapa kompetitor terbesar Jualo saat ini yang mendapatkan dukungan penuh dari Carro, Manisha enggan mengungkapkan lebih lanjut dan menegaskan perusahaan berhasil mendapatkan kepercayaan dari pengguna. Salah satu strategi yang dilancarkan perusahaan untuk menjadi platform terpercaya adalah, memberikan opsi kepada penjual untuk menjadi penjual Jualo terverifikasi.

Mengklaim sebagai platform terpercaya

Tim Jualo di Jualo smart office
Tim Jualo di Jualo smart office

Didirikan pada tahun 2013, Jualo adalah salah satu pasar konsumen-ke-konsumen (C2C) di Indonesia. Hingga kini Jualo telah membantu penjual perorangan dan ritel memperdagangkan barang-barang baru dan bekas di lebih dari 300 kategori termasuk mobil, motor, properti, fesyen, elektronik dan lowongan pekerjaan.

Hingga saat ini, perusahaan telah memiliki jutaan pengguna aktif dan telah memfasilitasi nilai transaksi lebih dari $1 miliar. Jangkauannya di pasar Indonesia juga telah meluas memanfaatkan akses situs barang-barang yang diperdagangkan di seluruh 34 provinsi di Indonesia. Jualo juga telah meluncurkan kategori asuransi untuk pengguna yang ingin membeli produk asuransi secara online.

“Sebagai perusahaan teknologi kami menerapkan semua teknologi yang ada ke semua. Kami juga ingin men-distrupt marketplace C2C agar pelanggan bisa membeli produk secara online dengan lebih percaya diri. Kami membutuhkan transparansi saat melakukan transaksi online, bersamaan dengan opsi finansial yang aman,” kata Manisha.

Perkuat eFisheryFund, eFishery Gandeng Alami Sharia Hadirkan “PayLater” Syariah

eFisheryFund, ditujukan membantu para petani ikan/udang mendapatkan tambahan modal, menggandeng Alami Sharia sebagai mitra dan mendorong kehadiran paylater berbasis syariah. Layanan pembiayaan eFishery yang diperkenalkan awal tahun ini juga telah bermitra dengan iGrow, BRI Syariah, Amartha, dan Batumbu.

Kepada DailySocial, CEO eFishery Gibran Huzaifah mengungkapkan, melalui eFisheryFund para petani kini bisa terhubung dengan institusi rekanan eFishery untuk mendapatkan pinjaman guna meningkatkan pengembangan bisnisnya.

“Kemitraan strategis ini merupakan bagian dari produk eFisheryFund dan eFisheryFeed yang sudah diluncurkan sebelumnya. Intinya adalah kami menciptakan program PayLater yang disebut Kabayan (Kasih, Bayar Nanti), di mana pembudidaya pengguna eFishery bisa membeli pakan dengan bayar nanti.”

Gibran menegaskan perbedaan antar mitra lebih kepada proses transaksi dan cara kerjanya.

“Dengan Alami Sharia bisa dibilang transaksinya adalah syariah, akad murabahah, proses transaksi dan disbursement bisa sesuai sama model Kabayan milik eFishery,” kata Gibran.

Meskipun masih baru, perusahaan mengklaim layanan ini mulai banyak dilirik oleh para pembudidaya ikan/udang. Kebanyakan pinjaman yang diajukan dimanfaatkan petani untuk membeli pakan yang langsung dibeli dari platform eFishery dan keperluan tambahan modal usaha.

Untuk memastikan para petani memiliki rekam jejak yang baik saat mengajukan pinjaman, eFishery menerapkan proses kurasi yang cukup ketat.

“Kami memiliki sistem credit scoring sendiri dengan menggunakan data yang ada dari IoT, aplikasi, serta data lapangan milik eFishery,” kata Gibran.

Saat ini eFisheryFund sudah diluncurkan di 10 kabupaten. Rencananya tahun  ini eFishery akan menambah area layanan pembiayaan hingga ke 100 kabupaten. Kebanyakan para peminjam berasal dari kawasan di luar Jabodetabek.

Memperluas kanal bisnis

eFishery smart feeder
eFishery smart feeder

Selain eFisheryFund, tahun ini eFishery juga telah meluncurkan produk eFisheryFresh. Inovasi ini dihadirkan berangkat dari masalah distribusi. Setelah pembudidaya panen, mereka cukup kesulitan menjual produk dengan nilai tawar yang tinggi, karena kurangnya kanal penjualan yang efisien.

Melalui eFisheryFund dan eFisheryFresh, perusahaan mencoba menambah kanal bisnis untuk membantu lebih banyak petani pembudidayaan ikan. Dua produk itu dikembangkan berdasarkan masukan dan riset mengenai permasalahan yang kerap dihadapi petani ikan/udang.

Perusahaan terakhir mendapatkan pendanaan Seri A senilai Rp58 miliar dari Wavemaker, 500 Startups dan sejumlah investor lain pada akhir tahun 2018 lalu. Hingga kini eFishery belum melancarkan penggalangan dana tahapan lanjutan.

Fokus perusahaan kini disebutkan adalah mengembangkan platform digital untuk membantu proses bisnis tambak dari hulu ke hilir.

Application Information Will Show Up Here

Didukung Smartfren, Switch Mudahkan Pembelian Kartu Perdana dan Paket Data

Bertujuan untuk memudahkan pengguna mendapatkan layanan telekomunikasi secara fleksibel, Switch resmi diperkenalkan. Melalui aplikasi ini, pengguna bisa melakukan pembelian kartu perdana dan mendapatkan paket data internet.

Founder & CEO Switch Ega Praditya mengungkapkan, “Cara kerjanya tidak jauh berbeda dengan proses pembelian SIM Card operator lainnya. Hanya dengan mengedepankan proses online, pengguna bisa langsung mengunduh aplikasi dan memilih nomor SIM yang diinginkan. Usai pembayaran dilakukan kami akan mengirimkan SIM Card tersebut langsung ke rumah pengguna.”

Untuk pembayaran disediakan opsi melalui transfer bank (Permata, Mandiri, dan Danamon), kartu kredit, dan gerai Alfamart. Selain itu Switch menjalin kemitraan dengan dompet digital GoPay dan Dana. Mereka juga merangkul JNE dan GoSend sebagai mitra logistik.

“Kami ingin menghadirkan cara pembelian dengan konsep on demand seperti yang diterapkan oleh layanan e-commerce. Pengguna bisa membeli paket data internet yang diinginkan atau fitur-fitur lainnya sesuai dengan kebutuhan,” kata Ega.

Didukung Smartfren

Ki-ka: Dadang Hidayat Co-Founder & Chief Bussines Officer, Ega Praditya Founder & CEO, Andry The Co-Founder & Chief Experience Officer / Switch
Ki-ka: Dadang Hidayat (Co-Founder & Chief Bussiness Officer), Ega Praditya (Founder & CEO), Andry The (Co-Founder & Chief Experience Officer) / Switch

Kendati founder mengklaim layanan tersebut beroperasi secara independen, inisiatif aplikasi Switch didukung penuh PT Smartfren Telecom (Smartfren). Paket data yang ditawarkan berasal dari nomor-nomor berbasis Smartfren.

“Bisa dibilang proses ini yang membedakan kami dengan operator telekomunikasi lainnya. Meskipun kami menjalankan bisnis layaknya seperti perusahaan operator telekomunikasi pada umumnya, namun kami ingin memangkas penggunaan pulsa yang dibebankan kepada pengguna,” kata Ega.

Konsep serupa sudah diluncurkan Telkomsel. Bernama by.U, aplikasi tersebut didesain untuk memudahkan pengguna mendapatkan paket data dan layanan telekomunikasi lainnya dari perusahaan.

Meskipun tidak benar-benar murni MVNO, konsep yang dihadirkan by.U dan Switch, jika berhasil, menjadi jembatan bahwa branding yang berjalan di atas suatu jaringan seluler tertentu bisa berjalan, terutama jika ditujukan ke kaum muda yang lebih melek digital.

Sebagai pemanis, Switch juga dilengkapi berbagai fitur lain, seperti berita, voucher makanan, game, dan sistem berbasis reward.

“Target kami hingga akhir tahun 2020 adalah terus mengembangkan produk dan menghadirkan inovasi terbaru [..] dan tentunya menampung semua feedback dari pengguna agar kami bisa memenuhi kebutuhan mereka,” kata Ega.

Application Information Will Show Up Here