Sony Pamerkan Mobil Elektrik Konsep, Seriuskah Mereka Berkecimpung di Ranah Otomotif?

Sebagai perusahaan konglomerat raksasa, Sony mempunyai sayap bisnis yang sangat luas, di antaranya penyediaan perangkat elektronik, gaming dan hiburan, hingga jasa finansial. Sony menguasai bisnis musik serta jadi pemain besar di industri film dan TV. Dan sejak beberapa bulan silam, khalayak tengah menanti penyingkapan console game next-gen mereka setelah pengumuman nama resminya, ‘PlayStation 5’.

Terkait home console-nya, Sony hanya memperlihatkan logo PS5 di CES 2020. Kejutan terbesar dari mereka di pameran teknologi tahunan itu malah sesuatu yang tidak kita duga: sebuah mobil listrik. Sony memperkenalkan Vision-S, yaitu konsep sedan elektrik yang mengusung berbagai macam teknologi futuristis, kemungkinan dibangun demi memperlihatkan kesanggupan Sony untuk turut bermain di ranah otomotif.

Sony Vision-S mempunyai penampilan yang cukup sederhana. Desainnya tidak terlalu sporty ataupun eksperimental, ia tampak seperti sedan modern dengan empat kursi biasa. Zona depan kendaraan mungkin mengingatkan kita sedikit pada Porsche, lalu melengkapi windshield dan jendela samping, Vision-S juga memiliki sunroof yang lapang. Selain itu, saya melihat penggunaan modul tipis menggantikan kaca spion – boleh jadi bagian dari sistem kameranya.

Mobil konsep ini dibekali oleh tidak kurang dari 33 buah sensor, diposisikan di luar dan dalam. Di bagian interior, Anda akan menemukan layar lebar mengisi area dashboard. Layar juga ditempatkan di depan penumpang belakang (ditambatkan di bagian atas jok depan). Vision-S turut ditopang sistem audio 360 derajat dan konektivitas ‘always-on‘. Beberapa teknologi di sana merupakan persembahan nama-nama seperti BlackBerry dan Bosch.

Detail mengenainya masih sangat minim karena Vision-S dipamerkan di penghujung konferensi pers. Sony hanya membahas kapabilitasnya selama beberapa menit. Satu hal yang jelas adalah, Vision-S ditenagai ‘platform electric vehicle baru’ yang diramu oleh perusahaan pemasok produk otomotif Magna. Sony bilang bahwa platform ini dapat mentenagai jenis kendaraan lain, misalnya SUV. Di atas panggung, CEO Kenichiro Yoshida menyampaikan, “Mobil purwarupa ini merepresentasikan kontribusi perusahaan pada masa depan industri otomotif.”

Tentu saja satu pertanyaan besar yang masih belum terjawab ialah, apakah penyingkapan Vision-S menandai langkah awal perusahaan memasuki segmen otomotif, atau ia hanyalah sebuah pembuktian – bahwa ‘Sony juga bisa menyediakan mobil elektrik pintar jika mereka menginginkannya’? Kemudian soal platform EV tadi, apakah ia tersedia secara eksklusif untuk Sony atau dapat pula digunakan oleh brand lain?

Via The Verge. Header: Pocket-lint.

Dua Teknologi Monitoring Berbeda Diusung Smartwatch Withings ScanWatch

Sejak 2008, perusahaan elektronik Perancis Withings memupuk reputasi lewat beragam terobosan di segmen perangkat terkoneksi. Withings diakuisisi Nokia pada bulan April 2016, ditransformasi menjadi divisi Nokia Health. Namun dua tahun setelahnya, Éric Carreel selaku co-founder mengambil alih kembali perusahaan yang ia dirikan, mengembalikan status independennya serta brand Withings.

Di kalangan konsumen, Withing terkenal akan jam pintar dan fitness tracker. Teknologi-teknologi canggih yang mereka racik umumnya dibenamkan dalam perangkat berdesain minimalis dan berkonsep hybrid. Belum lama ini, Withings memperkenalkan ScanWatch, yaitu smartwatch yang menyimpan dua teknologi health monitoring sekaligus. Satu berfungsi untuk mendeteksi ketidakstabilan detak jantung dan satu lagi memantau kadar oksigen di darah ketika Anda tidur.

ScanWatch kembali mengusung penampilan ala arloji klasik. Case-nya bundar, ada dua jarum di dial utamanya yang minimalis plus satu jarum lagi di subdial, lalu crown dapat ditemukan di sisi kanan. Dibuat agar mencerminkan subdial di bawahnya, desainder Withings membubuhkan layar kecil bundar untuk menampilkan informasi seperti detak jantung serta jika ada yang melakukan panggilan. Struktur ScanWatch menyerupai jam tangan biasa sehingga mendukung beragam jenis strap standar.

Withings ScanWatch 3

ScanWatch bekerja dengan cara menyinari pembuluh darah di pergelangan tangan untuk menakar oksigen di darah. Lewat cara ini, kadar zat asam dapat membantu mendeteksi masalah ketika kita tidur, salah satunya sleep apnea (kondisi ketika nafas tiba-tiba berhenti). Metode pembacaan oksigen ini juga terintegrasi ke data-data lain terkait tidur, misalnya durasi serta kualitas waktu istirahat Anda.

Withings ScanWatch 2

Perlu diketahui bahwa mendiagnosis sleep apnea sebetulnya tidak sederhana. Hal ini memerlukan beragam langkah, seperti menghitung kecepatan nafas, detak jantung, aktivitas otak, serta kadar oksigen. ScanWatch hanya menangkap gejala awal dari problem sleep apnea sehingga kita bisa mengambil langkah lebih proaktif.

Withings ScanWatch 1

Sempat disebutkan sebelumnya, kapabilitas andalan lain dari ScanWatch ialah menangkap ketidakteraturan detak jantung (arrhythmia) yang bisa menandakan gejala penggumpalan darah, struk dan gagal jantung. Ketika ScanWatch mendeteksi ketidakwajaran, perangkat akan meminta kita melakukan tes electrocardiogram (buat mengukur aktivitas listrik di jantung) dengan menyentuh sensor di sisi muka smartwatch. Hasilnya dapat dilihat di app.

Rencananya, Withings akan mulai memasarkan ScanWatch di triwulan kedua 2020. Di wilayah Amerika sendiri, produk baru bisa dijual setelah memperoleh izin FDA. Ada dua varian ScanWatch yang dapat dipilih: versi 38mm seharga US$ 250 dan model berdiameter 42mm yang dibanderol US$ 300.

Via The Verge.

Asus Singkap Monitor Gaming 360Hz Berteknologi Nvidia Spesialis Esports

Meningkatnya kinerja CPU, GPU dan memori di perangkat gaming menyadarkan banyak orang bahwa demi memaksimalkan apa yang ditawarkan di sana, mereka juga membutuhkan periferal berperforma tinggi. Di kalangan produsen, kompetisi penyediaan monitor gaming sudah lama dimulai. Dan banyak konsumen mulai paham ada banyak faktor yang menentukan mutu suatu produk display.

Salah satu faktor tersebut adalah kemampuan monitor menampilkan gambar dalam waktu satu detik, atau biasa disebut dengan istilah refresh rate. Di kalangan atlet esports, refresh rate mungkin menjadi aspek yang lebih diprioritaskan dibanding resolusi atau tipe panel, dan kita telah mulai terbiasa melihat monitor 144Hz serta 240Hz di pasar. Namun di momen pembukaan CES 2020, Asus menawarkan sesuatu yang lebih istimewa lagi: monitor gaming ROG Swift 360Hz.

Asus ROG Swift 360Hz 2

Perusahaan elektronik asal Taiwan itu mengklaim bahwa produk mereka ini merupakan monitor dengan refresh rate 360Hz pertama di dunia. ROG Swift 360Hz menyuguhkan panel seluas 24,5-inci dan resolusi 1080p. Untuk mendukung penyajian frame rate yang tinggi, Asus mengandalkan ‘varian yang lebih canggih dari prosesor Nvidia G-Sync’. Mengulik lebih jauh, ROG Swift 360Hz memiliki waktu respons 2,8-milidetik – kira-kira enam kali lebih cepat dibanding TV atau monitor biasa.

Dari sisi desain, ROG Swift 360Hz mengusung penampilan asimetris dan industrial khas keluarga Republic of Gamers. Panel berdiri di atas tripod dengan engsel yang dapat diputar. Ada lampu LED merah menyorot logo ROG ke arah bawah, kemudian ada lagi logo ROG LED di bagian belakangnya. Monitor mempunyai area bezel super-tipis dan tersedia pula ruang di stand buat mengelola kabel supaya tidak berantakan.

Asus ROG Swift 360Hz 1

Tentu saja, agar ROG Swift 360Hz dapat bekerja optimal, Anda memerlukan sistem berspesifikasi tinggi yang sanggup menjalankan permainan di ratusan frame per detik. Dan karena ROG Swift 360Hz memanfaatkan teknologi G-Sync, konten baru tersaji optimal, bebas efek tearing dan stuttering jika Anda menggunakan kartu grafis Nvidia GeForce.

Sederhananya, monitor dengan refresh rate tinggi (dibantu oleh GPU mumpuni) memperkenankan kita melihat detail secara lebih baik, terutama pada objek-objek yang bergerak di kecepatan tinggi atau ketika kita menggerakkan kamera (di game) secara cepat. Itu mengapa perangkat seperti ini sangat esensial bagi gamer esports, terutama mereka yang fokus pada permainan-permainan bertempo cepat semisal shooter.

Asus rencananya akan memasarkan ROG Swift 360Hz mendekati penghujung 2020, tapi tanggal pastinya belum dikonfirmasi. Produsen juga belum mengabarkan harga dari monitor ini.

Via The Verge. Sumber: Asus.

Game-Game yang Paling Dinanti di Tahun 2020

Bahkan ketika 2019 berlalu, sejumlah game yang dirilis selama 12 bulan ke belakang atau tahun-tahun sebelumnya akan tetap jadi favorit banyak orang. Tentu saja, ada banyak judul yang perilisannya begitu ditunggu-tunggu di 2020. Tahun 2020 merupakan momen gaming istimewa, menandai dimulainya periode transisi dari console generasi saat ini ke next-gen. Di masa itu, pembelian hardware mungkin menurun, namun penjualan game ialah hal berbeda.

Ada banyak judul menarik yang siap untuk dilepas, baik sebelum maupun sesudah Microsoft dan Sony meluncurkan Xbox anyar dan PlayStation 5. Mereka terdiri dari permainan eksklusif serta multi-platform. Tentu saja kita belum tahu jelas kualitas konten dari game-game tersebut hingga dirilis, namun melihat respons positif khalayak terhadap penyingkapannya, peluncuran judul-judul ini telah lama diantisipasi.

Ini dia 10 game terbesar yang perilisannya sangat dinanti di 2020.

 

Cyberpunk 2077

16 April 2020

Ketika kita mengira tak ada yang bisa lebih menghebohkan dari pengungkapan video gameplay Cyberpunk 2077, Keanu Reeves muncul di panggung presentasi Xbox E3 2019, mengonfirmasi bahwa ia ikut membintangi game, dan mengumumkan tanggal rilis permainan open-world action-RPG raksasa ini. Siapa yang tak penasaran dengan karya CD Projekt Red selanjutnya setelah kesuksesan The Witcher 3?

 

Ghost of Tsushima

Musim panas 2020

Dengan mengendepankan elemen action, stealth serta sejarah, Ghost of Tsushima bisa kita ibaratkan sebagai Assassin’s Creed versi Jepang. Tim Sucker Punch berusaha memberikan pengalaman jadi samurai yang autentik lewat penggunaan audio berbahasa Jepang, sembari menggandeng komposer Shigeru Umebayashi.

 

Halo Infinite

Kuartal empat 2020

Setelah aksi kejar-kejaran antara Blue Team dengan Fireteam Osiris, Infinite akan kembali memfokuskan petualangan pada Master Chief John-117. Developer 343 Industries menjanjikan jalan cerita yang ‘lebih manusiawi’ dan Halo Infinite rencananya akan jadi salah satu permainan pertama console Xbox generasi selanjutnya.

 

Final Fantasy VII Remake

3 Maret 2020

Remake Final Fantasy VII diumumkan di tengah-tengah tingginya harapan gamer agar Square Enix menggarap ulang JRPG klasik yang dirilis lebih dari dua dekade silam itu. Namun developer tak sekadar membangun remake berbekal teknologi baru saja, mereka juga menyajikannya secara berbeda dengan membagi permainan ke dalam episode berbeda.

 

Doom Eternal

22 November 2020

Memadukan kearifan formula shooter masa lalu dengan gameplay modern terbukti jadi arahan tepat dalam mengembangkan reboot Doom. Pendekatan tersebut diteruskan di Eternal. Game ini lagi-lagi mendorong kita bermain secara agresif, dibantu oleh perlengkapan baru yang mempersilakan Anda melakukan bermacam-macam manuver.

 

Resident Evil 3 Remake

3 April 2020

Kesuksesan remake Resident Evil 2 membuka jalan bagi pengembangan sekuelnya. Di remake Resident Evil 3, kita akan kembali ditugaskan untuk memandu JIll Valentine menyelamatkan diri dari Raccoon City (serta kejaran senjata biologis bernama Nemesis). Berbeda dari permainan sebelumnya, Resident Evil 3 lebih mengedepankan elemen action.

 

Half-Life: Alyx

Maret 2020

Banyak fans kecewa karena game terbaru di jagat Half-Life hanya bisa diakses via headset VR, tapi Valve memang seperti itu: mereka selalu mengintegrasikan teknologi terkini di karya-karyanya (Half-Life 2 dimanfaatkan buat memperkenalkan Steam). Alyx ialah game pertama di seri ini yang fokus pada tokoh protagonis selain Gordon Freeman.

 

The Last of Us Part II

29 Mei 2020

Beban berat dipikul oleh Naughty Dog menyusul kesuksesan The Last of Us memukau gamer. Developer berambisi untuk menggarap penerusnya ini secara lebih masif dengan cerita yang lebih dewasa. Durasi pengembangannya berlangsung sangat lama, dan demi memastikan konten single-player-nya memuaskan, Naughty Dog menghapuskan mode multiplayer.

 

Ori and the Will of the Wisps

11 Februari 2020

Hampir tiga tahun sesudah diumumkan, sekuel Ori and the Blind Forest ini akhirnya memperoleh tanggal rilis. Tetap mengusung formula platformer Metroidvania dan menghidangkan visual yang indah, Will of the Wisps juga dibekali sejumlah modifikasi: autosave menggantikan manual save, lalu sistem upgrade shards diganti dengan charms ala Hollow Knight.

 

Marvel’s Avengers

15 Mei 2020

Demi membuatnya berbeda dari film-film MCU serta memastikan agar permainan mampu memikat gamer, Square Enix menugaskan dua studio papan atas untuk mengerjakan Marvel’s Avengers: Crystal Dynamics selaku pencipta reboot Tomb Raider, dan Eidos Montréal yang bertanggung jawab atas pengembangan Deus Ex: Human Revolution.

Berikut ini adalah sepuluh game most wanted lain yang juga sangat ditunggu, semoga saja waktu rilisnya tidak melampaui tahun 2020:

 

Overwatch 2

 

Diablo IV

 

The Legend of Zelda: Breath of the Wild 2

 

Kerbal Space Program 2

 

Everwild

 

Senua’s Saga: Hellblade II

 

Watch Dogs: Legion

 

Psychonauts 2

 

Metroid Prime 4

 

Beyond Good & Evil 2

Samsung Akan Perkenalkan ‘Manusia Buatan’ Bernama Neon di CES 2020

Siap digelar pada tanggal 7 sampai 10 Januari besok, CES 2020 rencananya akan mengangkat sejumlah topik besar: 5G, perangkat-perangkat pendukungnya, kendaraan terkoneksi atau tanpa pengemudi, munculnya lebih banyak headset VR dan AR, dan persaingan layanan streaming yang semakin memanas. Seperti biasa, event ini kembali akan dimeriahkan oleh nama-nama raksasa di ranah teknologi.

Kurang dari dua minggu sebelum CES 2020 berlangsung, Samsung menyingkap agenda untuk memperkenalkan produk berbasis kecerdasan buatan baru bernama Neon. Pengumuman dilakukan lewat akun Twitter resmi Neon, dan hingga saat artikel ini ditulis, detail mengenainya masih sangat minim. Di Twitter, Samsung hanya menuliskan bahwa Neon adalah ‘manusia buatan’. Satu hal yang jelas, Neon akan sangat berbeda dari Bixby – asisten virtual yang Samsung luncurkan di tahun 2017.

Di tweet sebelumnya, Samsung beberapa kali mem-posting poster dengan kalimat tanya serupa dan diterjemahkan ke sejumlah bahasa: Pernahkah Anda bertemu dengan ‘artificial‘? Perusahaan mendeskripsikan Neon sebagai ‘makhluk kecerdasan buatan’ yang dapat menjadi ‘teman baik’ Anda. PC Mag mengungkapkan, kalimat di poster-poster tersebut menyerupai tagline dari serial televisi AMC berjudul Humans – yang mengangkat tema soal android.

Tapi apakah itu berarti Samsung akan memamerkan robot berwujud manusia di CES 2020? Sempat ada spekulasi yang menyebutkan bahwa Neon merupakan versi lebih canggih dari Bixby, namun Samsung segera menampiknya dan bilang Neon serta Bixby tak punya hubungan sama sekali. Ia diklaim berbeda dari apa yang pernah kita temui sebelumnya.

Neon dikembangkan oleh divisi Samsung Technology and Advanced Research Labs (disingkat STAR Labs). Unit ini dipimpin oleh Pranav Mistry selaku presiden sekaligus CEO yang sempat pula berpartisipasi dalam penggarapan teknologi augmented reality Sixth Sense dan smartwatch Galaxy Watch. Berdasarkan keterangan Mistry, pengerjaan Neon telah berlangsung selama beberapa tahun dan ia bahkan tidak menutupi rasa gembiranya terkait penyingkapan Neon minggu depan.

Sedikit membahas soal Bixby, berbeda dari Siri dan Google Assistant, asisten pribadi ini terdiri dari tiga pilar utama: Bixby Home, Bixby Vision serta Bixby Voice. Voice ialah metode menagktifkan Bixby lewat suara, Vision adalah fitur kamera augmented reality yang mampu mengidentifikasi objek secara real-time, sedangkan lewat Home, Bixby dipersilakan berinteraksi dengan aplikasi dan sejumlah informasi.

Pertanyaan terbesarnya kini adalah, apa yang membedakan Neon dengan Bixby? Selanjutnya, apakah ia bisa diakses di perangkat Samsung dalam waktu dekat atau Neon baru akan diperkenalkan di CES 2020 sebagai konsep saja? Lalu apakah Neon pada akhirnya akan menggantikan Bixby? Semuanya akan dijelaskan di tanggal 7 Januari nanti.

Sumber: Digital Trends.

Valve Singkap Game Steam Dengan Pemasukan Terbesar di Tahun 2019

Satu alasan mengapa Steam jadi platform distribusi digital favorit jutaan orang adalah karena ia sukses mendekatkan gamer dengan developer. Melalui Steam, pemain bisa memberikan saran dan masukan langsung pada pencipta game. Dan siapa pun developer-nya, mereka dapat lebih mudah mendistribusikan update, memastikan game tetap mampu menghimpun banyak pemain bertahun-tahun setelah dirilis.

Meneruskan tradisi mereka, Valve kembali mengumumkan permainan-permainan terlaris di Steam tahun ini di tengah berlangsungnya Steam Winter Sale 2019. Seperti biasa, perusahaan tidak mengungkap angka penjualan atau pemasukan secara detail; mereka membagi judul-judul tersebut ke dalam tingkatan Platinum, Gold, Silver dan Bronze. Dan di daftar Best of 2019, Valve membagi game ke dalam lima kategori.

 

Top Sellers

Game dengan penjualan atau pendapatan terbesar.

Best of Steam 2019 2

 

Platinum

  • Counter-Strike: Global Offensive
  • Destiny 2
  • Sekiro: Shadows Die Twice
  • Grand Theft Auto V
  • The Elder Scrolls Online
  • Dota 2
  • PlayerUnknown’s Battlegrounds
  • Warframe
  • Sid Meier’s Civilization VI
  • Total War: Three Kingdoms
  • Monster Hunter: World
  • Tom Clancy’s Rainbow Six Siege

 

Gold

  • Halo: The Master Chief Collection
  • Assassin’s Creed Odyssey
  • Resident Evil 2
  • Dead by Daylight
  • Devil May Cry 5
  • Total War: Warhammer II
  • Star Wars Jedi: Fallen Order
  • Rocket League
  • The Witcher 3: Wild Hunt
  • Mordhau

 

Silver

  • Risk of Rain 2
  • Borderlands 2
  • Red Dead Redemption II
  • Rust
  • Planet Zoo
  • Code Vein
  • Stellaris
  • Ark: Survival Evolved
  • Arma 3
  • War Thunder
  • Cities: Skylines
  • Divinity: Original Sin 2 – Definitive Edition
  • Remnant: From the Ashes
  • Euro Truck Simulator 2
  • Team Fortress 2

Jumlah game di grup Bronze sangat banyak. Anda bisa melihat rinciannya secara langsung di tautan ini.

 

Top New Releases

Permainan-permainan baru dengan penjualan terbaik.

Best of Steam 2019 3

Di datar Top New Releases, Valve membagi game berdasarkan bulan perilisannya – dari Januari sampai Desember 2019. Di antara ratusan judul yang ada, 12 nama keluar sebagai permainan baru terlaris. Mayoritas dari mereka juga muncul di daftar Top Sellers Platinum dan Gold. Hal ini lagi-lagi membuktikan bahwa merilis game di Steam merupakan investasi menguntungkan – meski platform distribusi lain menjanjikan pembagian keuntungan lebih besar.

  • Mordhau
  • Star Wars Jedi: Fallen Order
  • Destiny 2
  • Sekiro: Shadows Die Twice
  • Remnant: From the Ashes
  • Halo: The Master Chief Collection
  • Red Dead Redemption II
  • Code Vein
  • Total War: Three Kingdoms
  • Devil May Cry 5
  • Resident Evil 2
  • Planet Zoo

Daftar lengkapnya ada di sini.

 

Top Selling VR Games

Game virtual reality dengan pemasukan tertinggi.

Best of Steam 2019 4

 

Platinum

  • Hot Dogs, Horseshoes & Hand Grenades
  • VR Kanojo
  • The Elder Scrolls V: Skyrim VR
  • Superhot VR
  • Arizona Sunshine
  • Pavlov VR
  • Blade and Sorcery
  • Gorn
  • Fallout 4 VR
  • Beat Saber
  • Boneworks
  • Zero Caliber V

 

Gold

  • Half-Life: Alyx
  • Job Simulator
  • Budget Cuts
  • Pistol Whip
  • Contractors
  • Creed: Rise to Glory
  • Sairento VR
  • Moss
  • Virtual Desktop
  • Onward
  • Rick and Morty: Virtual Rick-ality
  • Vacation Simulator

 

Silver

  • VTOL VR
  • The Talos Principle VR
  • Audica: Rhythm Shooter
  • Tilt Brush
  • I Expect You To Die
  • Doom VFR
  • OrbusVR: Reborn
  • Hellsplit: Arena
  • Serious Sam VR: The Last Hope
  • Space Pirate Trainer
  • Jet Island
  • VR Dungeon Knight
  • Windlands 2
  • Raw Data
  • BoxVR
  • Blood Trail

Selengkapnya, game-game VR terlaris di grup Bronze bisa disimak via link ini. Seperti yang bisa Anda lihat, mayoritas judul-judul di atas bukanlah permainan baru. Yang paling menarik di sini adalah munculnya Half-Life: Alyx di kategori Gold. Game ini baru akan meluncur di bulan Maret 2020. Itu berarti, ada banyak orang melakukan pre-order.

 

Top Early Access Graduates

Permainan laris yang lulus dari program early access Steam.

Best of Steam 2019 5

 

Platinum

  • Oxygen Not Included
  • PC Building Simulator
  • They Are Billions
  • Battalion 1944
  • Green Hell
  • My Time At Portia
  • Beat Saber
  • Slay the Spire
  • Hunt: Showdown
  • Astroneer
  • Space Engineers

 

Gold

  • Deathgarden: Bloodharvest
  • Minion Masters
  • Sunless Skies
  • Project Winter
  • Pagan Online
  • Gorn
  • Black Squad
  • Supraland
  • Rise of Industry
  • Asseto Corsa Competizione
  • Streets of Rogue
  • Touhou Luna Nights

Di Top Early Access Graduates, kategori permainan hanya sampai Silver, namun di grup ini jumlah game-nya sangat banyak.

 

Most Simulataneous Players

Game dengan jumlah pemain concurrent terbanyak.

Best of Steam 2019 6

 

Di atas 100 ribu pemain

  • Halo: The Master Chief Collection
  • Dota 2
  • Warframe
  • Tom Clancy’s Rainbow Six Siege
  • Total War: Three Kingdoms
  • Counter-Strike: Global Offensive
  • Destiny 2
  • Dota Underlords
  • Grand Theft Auto V
  • Sekiro: Shadows Die Twice
  • PlayerUnknown’s Battlegrounds

 

Di atas 50 ribu pemain

  • Dead by Daylight
  • Monster Hunter: World
  • Risk of Rain 2
  • Sid Meier’s Civilization VI
  • Red Dead Redemption II
  • Rocket League
  • Rust
  • No Man’s Sky
  • Borderlands 2
  • Resident Evil 2
  • Ark: Survival Evolved
  • Devil May Cry 5
  • Garry’s Mod
  • Terraria
  • Football Manager 2020
  • Atlas
  • Mordhau
  • Team Fortress 2

Dan ini dia daftar lengkap game yang mampu menghimpun pemain concurrent sebanyak 25 ribu orang atau lebih.

8 Game Terbaik di Tahun 2019 Versi Yoga Wisesa – Senior Writer DS/Hybrid

Nikmati game-game berkualitas yang Anda sukai, dan waktu akan berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin remake Resident Evil 2 meluncur, lalu dunia dikejutkan oleh Apex Legends. Kemudian tak terasa Death Stranding dan Star Wars Jedi: Fallen Order dilepas. Nyatata, momen ini berjarak kurang lebih sembilan bulan. Dan dalam beberapa hari lagi, kita akan mengucapkan selamat tinggal pada 2019.

2019 kembali menjadi tahun istimewa bagi gamer. Selama 12 bulan ini, sejumlah developer menetapkan standar baru penggarapan remake (Resident Evil 2, Crash Team Racing Nitro-Fueled, The Legend of Zelda: Link’s Awakening), studio-studio indie kembali menunjukkan taringnya (Disco Elysium, Manifold Garden), dan kita juga menjadi saksi lahirnya layanan cloud gaming yang ditujukan untuk pasar mainstream (Google Stadia).

Tentu saja, tiap gamer punya pendapat berbeda mengenai 2019 serta permainan-permainan favoritnya sendiri. Perbedaan inilah yang membuat gaming jadi begitu berwarna. Ada cukup banyak game yang sempat saya mainkan di tahun ini, namun delapan judul ini berhasil mencuri perhatian dan waktu saya.

 

8. Gears 5

Saya memang bukanlah penggemar berat seri Gears of War, tapi kehadiran game third-person shooter blockbuster Microsoft ini di Steam sangat saya apresiasi. Di Indonesia, Xbox Game Studios membanderol Gears 5 di harga terjangkau dan mereka yang membelinya akan memperoleh game berkonten lengkap serta pengalaman multiplayer kooperatif split-screen seru – cukup jarang ditemui di platform PC.

 

7. Tom Clancy’s The Division 2

Meski didesain sebagai game co-op, The Division 2 tetap mengesankan ketika dinikmati seorang diri. Massive Entertainment berhasil menciptakan dunia pasca-bencana artistik berlatar belakang kota Washington DC, menyuguhkan aksi baku tembak sengit yang diselingi momen-momen eksplorasi adiktif. Sistem loot dan kustomisasi menjadi kekuatan utama The Division 2 dan hingga kini developer terus meng-update kontennya.

 

6. Star Wars Jedi: Fallen Order

Jedi: Fallen Order mungkin bukanlah penerus seri Jedi Knight seperti yang diharapkan para veteran, namun ia merupakan game single-player Star Wars murni terbaik yang dirilis dalam lima tahun terakhir. Dalam membuatnya, Respawn Entertainment menggabungkan sejumlah elemen permainan populer: desain level khas Metroidvania, sistem pertempuran ala Soulsborne (tepatnya Sekiro), dan eksplorasi mirip Tomb Raider atau Uncharted.

 

5. Metro Exodus

Lewat Exodus, 4A Games mencoba meneruskan kisah petualangan Artyom dengan sedikit berbeda. Developer tetap mempertahankan elemen horor, survival, stealth, dan sistem karma; tapi kali ini, dunia permainan terbuka lebih luas dan pemain dibebaskan untuk menyelesaikan tugas dengan metode yang mereka mau. Metro Exodus juga merupakan salah satu game pertama yang mengadopsi teknologi real-time ray tracing Nvidia.

 

4. The Outer Worlds

Dibanding karya Obsidian sebelumnya, The Outer Worlds terasa lebih ringan dan jenaka. Walaupun demikian, jagatnya merefleksikan banyak hal di dunia nyata: bagaimana jika nasib banyak orang berada di genggaman perusahaan korporat? Developer mengangkat tema ini ke dunia berlatar sci-fi, memperkenankan pemain menjelajahi beragam planet dan stasiun luar angkasa, sembari menciptakan karakter unik sesuai keinginan Anda.

 

3. Control

Selalu ada hal unik yang Remedy Entertainment suguhkan di karya digitalnya, dan Control tak kalah istimewa dari Max Payne dan Quantum Break. Permainan action ini mengombinasikan aksi tembak-menembak menegangkan dengan elemen misteri dan superhero. Control juga menyajikan kejutan menyenangkan: game memberikan penjelasan sekaligus konklusi mengenai kejadian di Alan Wake. Kedua game ternyata di-setting di dunia yang sama.

 

2. Sekiro: Shadows Die Twice

Sekiro membuktikan bahwa formula Soulsborne masih bisa diulik lagi. Game ini meneruskan semangat Dark Souls, namun kita dihidangkan latar belakang fantasi Jepang. Selanjutnya, FromSoftware mengedepankan sistem parry (tangkis) dalam pertarungan, menuntut pemain untuk selalu sigap saat menghadapi lawan. Sekiro memang tak mudah ditaklukkan, tetapi ia adalah salah satu game dengan aksi pertempuran paling memuaskan.

 

1. Resident Evil 2

Remake dari game survival horror yang Capcom luncurkan lebih dari dua dekade silam ini berhasil mengembalikan kengerian teror zombi ke era kejayaannya. Capcom merancang peta secara teliti dan memanfaatkan pencahayaan untuk mengejutkan dan menjaga ketegangan, lalu menyempurnakan pengalaman horor itu dengan desain suara super-apik.

Sukses secara komersial dan mampu mengesankan gamer, Resident Evil 2 membuka jalan bagi pengembangan remake Resident Evil 3. Dari penilaian saya secara pribadi, Resident Evil 2 ialah game terbaik di 2019.

Game-game lain di tahun 2019 yang saya mainkan dan saya saranan agar Anda juga mencobanya: Devil May Cry 5, Total War: Three Kingdoms, Apex Legends, Red Dead Redemption 2 (PC).

Game Stardew Valley Akan Hadir di Mobil Tesla

Dirancang seorang diri oleh Eric ‘ConcernedApe’ Barone, Stardew Valley sudah berevolusi dari sekadar alternatif Harvest Moon di menjadi game multi-platform adiktif berfitur lengkap. Tiga tahun sembilan bulan setelah tersedia di Steam, ConcernedApe melepas update raksasa yang dimaksudkan buat memperluas serta memoles aspek gameplay. Kini, Stardew Valley juga bisa dinikmati dari console dan perangkat bergerak.

Meski Stardew Valley telah tersedia di mana-mana, upaya untuk menghadirkan permainan role-playing sekaligus simulasi pertanian ini di lebih banyak platform belum berakhir. Elon Musk selaku bos Tesla Inc. mengumumkan rencana buat meluncurkan Stardew Valley di tiap kendaraan Tesla melalui update software di periode liburan. Selain Stardew Valley, pembaruan juga membawa sejumlah fitur serta game Lost Backgammon.

Perlu Anda ketahui bahwa Stardew Valley bukanlah game pertama yang Tesla hadirkan di produk otomotifnya. Di awal tahun ini, perusahaan sempat meluncurkan Cuphead di mobil-mobilnya. Cuphead ialah permainan run and gun dengan visual 2D unik ala film kartun tahun 1930-an kreasi StudioMDHR. Saya melihat pola menarik di sini. Tesla Inc. sepertinya sengaja memilih judul-judul indie populer.

SV 2

Sedikit sulit membayangkan seperti apa sensasi bermain game via layar di dalam mobil. Untuk mengisi waktu selama perjalanan, umumnya orang menikmati permainan di smartphone atau Nintendo Switch. Saya juga penasaran mengenai versi Stardew Valley yang Tesla sajikan di kendaraannya: apakah versi terbaru yang sudah tiba di PC dan console, atau setara versi Android tanpa dukungan mode multiplayer?

SV 3

Lewat update 1.4, ConcernedApe bermaksud buat menyempurnakan kreasinya dengan beragam konten dan fitur anyar – beberapa di antaranya sudah lama diminta oleh gamer. Selain itu, pembaruan juga ditujukan untuk memoles game serta menumpas bug. Barone bilang, “Saya harap update ini akan meningkatkan pengalaman bermain Stardew Valley, sehingga membuat waktu yang Anda habiskan di lembah jadi lebih mulus dan menyenangkan.”

SV 4

Beberapa konten yang disajikan oleh update 1.4 meliputi kesempatan untuk bekerja jadi penjahit, tambahan 60 item, 24 gaya rambut, 181 baju, 35 topi, 14 celana dan 2 sepatu bot baru, kolam ikan, tipe peta anyar bernama Four Corners dan lain-lain. Daftar lengkapnya bisa Anda baca di laman Steam Stardew Valley.

Tak butuh sistem berspesifikasi tinggi agar bisa menikmati Stardew Valley. Game ini dapat berjalan di hampir seluruh PC ber-OS Windows 10, bahkan saya tidak pernah menemui masalah ketika menjalankannya dari smartphone Android seharga Rp 2 jutaan. Permainan dijajakan secara premium namun bebas dari in-app purchase, di kisaran harga Rp 120 ribu untuk seluruh versi.

Via DualShockers.

Steam Winter Sale 2019 Telah Dimulai, Ayo Kita Temukan Penawaran Game Terbaik

Steam sale selalu menjadi momen yang sangat dinanti oleh gamer PC. Program potongan harga game ini biasanya dilangsungkan cukup lama di tiap musim, dan belakangan, Valve mulai terbuka soal kapan mereka akan melaksanakannya. Winter Sale 2019 sendiri dijadwalkan untuk digelar pada tanggal 19 Desember (atau 20 Desember waktu Indonesia) dan semuanya berjalan sesuai jadwal.

Steam Winter Sale 2019 akan berlangsung selama kurang lebih dua minggu, berakhir di tanggal 2 Januari 2020 (3 Januari waktu Indonesia). Itu berarti ada banyak waktu untuk berbelanja game di harga lebih murah. Berdasarkan pengamatan singkat saya, Winter Sale 2019 menghidangkan diskon dari mulai 17 hingga 90 persen, diterapkan pada judul-judul baru, lama serta bundel franchise. Semuanya disuguhkan langsung di laman utama Steam.

Seperti sebelumnya, Steam sale kali ini juga mengangkat tema unik, bertajuk Steamville Holiday Market. Di sana, Valve menawarkan ‘Festivity Token’ yang bisa diperoleh dengan berbelanja permainan atau menyelesaikan Quest. Dari info tertulis, pembelian senilai Rp 1.000 akan memberikan Anda delapan buah token. Festivity Token nantinya dapat Anda tukarkan dengan beragam Chat Sticker, efek Chat Room unik, emoticon, profile background baru hingga badge bertema musim dingin.

Baiklah, ayo segera kita telusuri penawaran terbaik di Steam Winter Sale 2019.

Saat artikel ini ditulis, bagian atas Winter Sale 2019 meng-highlight tiga permainan: Fallout 4 (Rp 120 ribu), Destiny 2, dan Dark Souls III (Rp 147 ribu). Di bawahnya, Valve mengingatkan kita untuk ikut serta dalam voting The Steam Awards 2019, kemudian lanjut menampilkan permainan-permainan berdiskon. Melihat kebiasaan Valve, kemungkinan besar mereka akan mengubah susunan atau daftar game dengan judul baru setiap hari

Steam Winter Sale 2019 1

Selain permainan secara individual, potongan harga turut diterapkan pada franchise game. Jumlahnya cukup banyak, meliputi Star Wars, Call of Duty, Civilization, Resident Evil, Batman, Tom Clancy, Lego, Total War, Fallout, The Witcher, Tomb Raider, Assasssin’s Creed dan lain-lain.

Steam Winter Sale 2019 5

Turun lebih jauh ke bawah dan Anda akan menemukan daftar game terlaris – mayoritas ialah permainan kelas blockbuster. Ini dia beberapa judul yang mungkin menarik perhatian Anda:

  • Red Dead Redemption II – Rp 512 ribu
  • Sekiro: Shadows Die Twice – Rp 474 ribu
  • Monster Hunter: World – Rp 200 ribu
  • Star Wars Jedi: Fallen Order – Rp 705 ribu
  • Halo: The Master Chief Collection – Rp 170 ribu (harga normal)
  • Grand Theft Auto V – Rp 145 ribu
  • Planet Zoo – Rp 397 ribu
  • Total War: Warhammer II – Rp 184 ribu

Steam Winter Sale 2019 2

Selain itu, Valve juga tak lupa membagi game-game di Winter Sale 2019 ke dalam grup berbeda, misalnya permainan dengan diskon sampai 75 persen, atau judul-judul seharga di bawah Rp 90 ribu. Selanjutnya di area bawah page Steam, Valve mengkategorikan permainan berdasarkan genre seperti tactical, simulasi militer, petualangan, VR, misteri, JRPG, balapan serta city building.

Steam Winter Sale 2019 4

Alternatifnya, temukan permainan yang Anda inginkan langsung via fitur search. Selamat berlanja, tapi ingat jangan habiskan seluruh tabungan (atau bonus tahunan) Anda hanya untuk video game.

Ini Dia Daftar Password Terburuk di Tahun 2019

Dengan begitu beragamnya layanan digital esensial, menentukan password menjadi hal yang menantang. Akui saja, banyak di antara kita menggunakan satu sandi untuk email pribadi dan kerja, sosial media, akun eCommerce hingga platform digital seperti Steam. Orang khawatir, penggunaan password berbeda membuat mereka mudah lupa. Mayoritas individu saat ini lebih mengutamakan kenyamanan dan mengorbankan keamanan.

Menariknya, kendala pemilihan password di tahun 2019 tak jauh berbeda dari kondisi di tahun hingga dekade lalu. Berdasarkan pengungkapan perusahaan software keamanan siber SplashData, banyak orang masih terlalu malas untuk membuat kata sandi yang layak dan aman. Mereka menyingkap daftar 100 password paling lemah di tahun ini, dan Anda mungkin bisa mudah menebak seperti apa urutan 10 besarnya.

Berdasarkan pengamatan saya, banyak dari password tersebut yang hanya memanfaatkan satu kata umum atau suatu nama terkenal, misalnya Star Wars (#79), Ferrari (#69) dan Liverpool (#31). Contoh-contoh sandi dengan tingkat keamanan rendah lainnya meliputi pemakaian angka yang sama, diulang atau berurutan serta kata-kata seperti ‘dragon‘, ‘shadow‘, serta ‘secret‘. Dan ini dia daftar 10 password terburuk di tahun 2019:

10. 123123

9. 111111

8. iloveyou

7. 12345

6. 12345678

5. 1234567

4. password

3. qwerty

2. 123456789

1. 123456

Apakah Anda masih menggunakan kata sandi seperti ini? Jika iya, Anda mesti memperbaruinya. Tidak harus jadi ahli IT buat menembus akun ber-password lemah, dan jika ada orang yang mencoba meretas akun Anda, 10 sandi inilah yang kemungkinan akan mereka masukkan pertama kali. Tentu saja sejumlah hal dapat dilakukan supaya akun (atau perangkat) Anda lebih aman:

  • Gunakan kata sandi yang panjang dengan kombinasi huruf besar dan kecil, angka serta simbol.
  • Pastikan password tersebut tidak berhubungan dengan info terkait diri, misalnya tanggal ulang tahun Anda ataupun anggota keluarga.
  • Ganti sandi secara berkala.
  • Jangan gunakan sandi yang sama untuk akun online berbeda. Bayangkan jika seseorang mengetahui password sebuah akun, maka ia bisa mengakses akun milik Anda lainnya.

Beberapa tahun silam, saya sempat membaca sebuah artikel terkait password di majalah PC Format. Di sana, sang penulis menyampaikan cara sederhana membuat password. Ketimbang menggunakan kombinasi simbol dan angka untuk menyusun kata – seperti ‘l4mb0r6h1ni’, lebih baik Anda mengombinasikan tiga atau empat objek/nama yang tidak saling berhubungan. Contohnya ‘kursisatelitgelascincin’.

Bahkan jika peretas menggunakan metode brute force, password seperti ‘kursisatelitgelascincin’ lebih sulit (lebih memakan waktu) untuk dibobol dibandingkan ‘l4mb0r6h1ni’. Lalu agar lebih mudah mengingatnya, Anda dapat menggambar objek-objek itu secara sederhana di kertas, lalu taruh di dalam dompet.

Via DigitalTrends. Header: Hacknet Steam.