Corsair Luncurkan Monitor Gaming Perdananya, Xeneon 32QHD165

Berawal dari berdagang memory, Corsair kini memiliki portofolio produk yang mencakup seabrek kategori sekaligus. Namun selama 27 tahun mereka berdiri, Corsair belum pernah sekali pun memproduksi monitornya sendiri. Well, itu berakhir hari ini.

Gambar di atas adalah Xeneon 32QHD165, monitor pertama Corsair yang dipersembahkan buat para gamer. Dari namanya saja, Corsair sudah menunjukkan impresi pertama yang bagus. Seperti yang kita tahu, kebanyakan monitor memang mempunyai nama yang luar biasa acak.

Monitor ini tidak demikian. Penamaannya seperti sudah dipikirkan dengan matang, dan saya pun dapat langsung menebak spesifikasinya dari namanya: ukuran 32 inci, resolusi QHD (2560 x 1440), refresh rate 165 Hz.

Jenis panel yang digunakan adalah Fast IPS, dengan waktu respon 1 milidetik (MPRT) dan dukungan teknologi Quantum Dot untuk menyajikan warna secara akurat. Teknisnya, Xeneon 32QHD165 menjanjikan color gamut 100% sRGB, 100% Adobe RGB, dan 98% DCI-P3.

Tingkat kecerahan maksimumnya berada di angka 400 nit, dan ia pun telah mengantongi sertifikasi DisplayHDR 400 dari VESA. Buat yang membutuhkan, monitor ini sudah sepenuhnya mendukung teknologi AMD FreeSync Premium dan Nvidia G-Sync.

Untuk input-nya, Xeneon 32QHD165 mengemas sepasang port HDMI 2.0, sebuah port DisplayPort 1.4, port USB 3.1 Type-C beserta Type-A masing-masing dua buah, dan jack audio 3,5 mm. Pada sisi belakang stand-nya, terdapat sejumlah pengait untuk membantu merapikan kabel.

Stand berbahan aluminium ini tak hanya memiliki rancangan yang tampak keren, tetapi juga mendukung pengaturan tinggi monitor, tidak ketinggalan juga tilt dan swivel. Alternatifnya, tersedia pula mount VESA 100 x 100 mm bagi yang hendak menggunakan bracket.

Bagi konsumen yang sudah menggunakan produk-produk Corsair maupun Elgato, monitor ini bakal punya nilai tambah tersendiri berkat kompatibilitasnya dengan software Corsair iCUE maupun Elgato Stream Deck. Jadi ketimbang mengakses pengaturan via tombol-tombol fisik di belakang monitor, pengguna bisa mengaksesnya dengan lebih mudah via software.

Bukan cuma itu, bagian atas stand-nya turut dilengkapi dudukan tripod standar 1/4 inci, sehingga pengguna bisa menempatkan lampu, mikrofon, atau kamera langsung di atas monitor.

Jika menimbang spesifikasi dan fiturnya, Corsair Xeneon 32QHD165 semestinya duduk di kelas monitor gaming premium. Dugaan tersebut tidak meleset; di Amerika Serikat, monitor ini dijual seharga $800, atau kurang lebih sekitar 11,4 jutaan rupiah. Namun sejauh ini masih belum ada informasi mengenai ketersediaannya di Indonesia.

Sumber: Corsair.


Hybrid.co.id hadir juga di berbagai media sosial. Temukan konten yang menarik di Instagram atau follow akun Twitter kami. Jangan lupa juga untuk Likes Fanpage Facebook Hybrid.

Kerja Sama EVOS dan LinkAja, Tawarkan Diskon dan Promosi di Metazone

EVOS Esports baru saja mengumumkan kerja sama dengan institusi digital payment, LinkAja. Melalui kerja sama ini, kedunya berharap bisa mendorong pertumbuhan industri esports di Indonesia, yang memang tengah menarik perhatian banyak orang.

Salah satu hasil kerja sama antara EVOS dan LinkAja adalah penawaran diskon dan promosi untuk pembelian menggunakan LinkAja di Metazone milik EVOS. Semua penggemar esports akan bisa mendapatkan manfaat tersebut. Namun, EVOS dan LinkAja juga menawarkan promosi eksklusif  bagi anggota membership EVOS Fams.

“Tujuan EVOS bekerja sama dengan LinkAja adalah untuk memberikan solusi pembayaran digital bagi fans EVOS dan audiens esports,” ujar Michael Wijaya, Chief Marketing Officer, EVOS Esports. Lebih lanjut dia menjelaskan, Metazone adalah voucher gateway yang memungkinkan Anda untuk membeli voucher untuk game serta Google Play. “Anggota EVOS Membership akan mendapat kemudahan lebih serta manfaat eksklusif.”

Sementara itu, Chief Marketing Officer LinkAja, Wibawa Prasetyawan menjelaskan alasan mengapa LinkAja tertarik untuk menggandeng EVOS sebagai rekan. “Kita tahu bahwa beberapa tahun belakangan, khususnya dalam tiga tahun terakhir, industri game dan esports berkembang pesat di Indonesia,” ujarnya.

Konferensi pers kerja sama EVOS dan LinkAja.

“Pada 2021, akan ada 17 juta orang yang bermain game online dari 116 juta gamers aktif di Indonesia,” ujar pria yang akrab dengan panggilan Iwan ini, dalam konferensi pers yang diadakan pada Kamis, 30 September 2021. “Komunitas game sudah menjadi sebuah movement. Dan dalam satu movement, tentunya ada aliran jasa dan uang. Kami ingin bisa memfasilitasi semua itu.”

Ketika ditanya mengapa LinkAja memiliih EVOS sebagai rekan, Iwan menjawab, “Siapa yang tidak kenal dengan EVOS di industri game? Mereka punya ekosistem yang kuat dan fanbase yang besar. Dan fanbase EVOS itu berisi anak-anak muda, generasi milenial dan Gen Z. Kami juga ingin bisa menjangkau generasi milenial dan Gen Z. Sehingga ketika mereka tumbuh dewasa, mereka akan tetap menggunakan LinkAja.”

Strategi LinkAja serupa dengan strategi JD.id ketika mereka memutuskan untuk menjadi sponsor dari High School League. Dengan mensponsori HSL, JD.id berharap bahwa gamers yang masih duduk di bangku SMA akan mengenal situs e-commerce itu dan akan tetap setia ketika mereka beranjak dewasa.


Hybrid.co.id hadir juga di berbagai media sosial. Temukan konten yang menarik di Instagram atau follow akun Twitter kami. Jangan lupa juga untuk Likes Fanpage Facebook Hybrid.

EVO 2021 Showcase Resmi Batal Karena Pandemi

EVO 2021 Showcase resmi dibatalkan menurut pengumuman resmi yang diunggah laman resmi mereka.

“Karena kompleksitas COVID-19 dan penyebaran varian Delta, kami harus mengambil keputusan sulit untuk membatalkan EVO 2021 Showcase. Para pemain yang mendapatkan undangan untuk bertanding di EVO 2021 Showcase adalah para petarung terbaik di dunia. Kami merasa lara karena harus membatalkan event ini.” Tulis pengumuman resmi dari EVO.

Buat yang belum tahu, sebenarnya ada 2 acara EVO yang rencananya akan digelar tahun ini. EVO 2021 Online yang digelar pada bulan Agustus kemarin adalah ajang online untuk sejumah game fighting seperti Tekken 7, Guilty Gear Strive, Street Fighter V, dan Mortal Kombat Ultimate.

Sedangkan EVO 2021 Showcase merupakan ajang yang rencananya digelar tatap muka (offline) di Las Vegas, Amerika Serikat. Ada 40 pemain yang akan berjuang memperebutkan total hadiah sebesar US$125 ribu di 5 game.

Dalam pengumuman yang sama EVO juga mengatakan jika mereka akan menghubungi setiap peserta untuk menghargai perjuangan mereka. Namun demikian, masih belum jelas apakah uang hadiah yang disiapkan akan dibagi rata ke 40 peserta undangan tadi.

Mereka juga mengatakan jika tetap berdedikasi untuk mengembangkan FGC (fighting game community) dan terus bekerja untuk memperjuangkan live event yang menjadi harapan komunitas.

Buat penggemar game fighting, tentu Anda sudah tidak asing dengan EVO. Namun buat yang belum, EVO adalah turnamen game fighting yang paling bergengsi, yang mempertandingkan berbagai game dalam satu gelaran. Berdiri dari tahun 1996, EVO memang memiliki tradisi untuk terbuka bagi siapapun yang bisa lolos eliminasi.

Pada Maret 2021, EVO pun diakuisisi Sony dan bergabung di bawah keluarga PlayStation. Sony Interactive Entertainment bekerja sama dengan RTS mengakuisisi Evo lewat sebuah joint venture partnership.

Bagi Anda yang tidak suka bermain game fighting, kami pernah menuliskan 4 alasan yang kenapa Anda harus mencoba genre game yang satu ini.


Hybrid.co.id hadir juga di berbagai media sosial. Temukan konten yang menarik di Instagram atau follow akun Twitter kami. Jangan lupa juga untuk Likes Fanpage Facebook Hybrid.

Spesifikasi PC untuk Battlefield 2042 Akhirnya Diumumkan

Battlefield 2042 tentunya menjadi salah satu game shooter yang paling ditunggu tahun ini. Dengan latar peperangan yang kembali ke era modern, ditambah dengan berbagai hal baru yang disuntikkan oleh DICE, Battlefield 2042 memang menjadi salah satu game Battlefield yang paling ambisius yang pernah dibuat.

EA juga akan mengadakan beta test yang akan diadakan mulai 6 Oktober 2021 untuk mereka yang mendapatkan akses early access. Selanjutnya, para pemain umum dapat mengikuti open beta yang dilangsungkan 8-9 Oktober 2021. Para pemain juga sudah dapat melakukan pre-load game-nya sejak tanggal 5 Oktober 2021 jam 13.00 WIB mendatang.

Selain mengumumkan tanggalnya, EA dan DICE akhirnya juga mengumumkan spesifikasi yang dibutuhkan untuk dapat memainkan game-nya di PC. Dari yang terlihat, Battlefield 2042 ternyata membutuhkan spesifikasi PC yang kurang lebih mirip dengan game mereka sebelumnya, Battlefield V.

Perbedaan yang paling mencolok adalah pada kebutuhan penyimpanan yang membengkak dua kali lipat dari 50 GB di Battlefield V menjadi 100 GB di Battlefield 2042. Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa melihatnya di bawah:

MINIMUM

  • OS: Windows 10 64-bit
  • CPU: AMD Ryzen 5 3600 atau Intel Core i5 6600K
  • GPU: NVIDIA GeForce GTX 1050Ti atau AMD Radeon RX 560
  • RAM: 8GB
  • Storage:  HDD 100GB
  • DirectX: 12
  • OS: Windows 10 64-bit
  • CPU: AMD Ryzen 7 2700X atau Intel Core i7 4790
  • GPU: NVIDIA GeForce RTX 3060 atau AMD Radeon RX 6600 XT
  • RAM: 16GB
  • Storage: SSD 100GB
  • DirectX: 12


Pada masa beta test, para pemain dapat memainkan mode ikonik dari seri Battlefield yaitu Conquest. Sedangkan map yang disediakan hanya satu yaitu Orbital, map yang berpusat di sekitar fasilitas peluncuran roket antariksa. Map ini sudah sering terlihat di berbagai trailer Battlefield 2042 sebelumnya.

Pemain juga nantinya dapat memilih satu dari lima macam karakter atau dalam game-nya disebut Specialist, dengan satu karakter yang absen yaitu Irish. Seperti namanya setiap Specialist akan memiliki senjata dan skill uniknya masing-masing mulai dari grapling hook, mengeluarkan sentry gun, meluncurkan drone, atau menyembuhkan pemain lain.

Battlefield 2042 rencananya akan dirilis pada 19 November 2021 mendatang untuk PC, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, dan juga Xbox Series X|S. Sedangkan bagi Anda yang ingin menjajal open-betanya, jangan sampai kelewatan minggu depan.


Hybrid.co.id hadir juga di berbagai media sosial. Temukan konten yang menarik di Instagram atau follow akun Twitter kami. Jangan lupa juga untuk Likes Fanpage Facebook Hybrid.

Alienware Kembali Menapakkan Kaki di Indonesia, Luncurkan Dua Laptop Gaming Baru

Alienware resmi menjejakkan kakinya kembali di pasar tanah air setelah sempat hengkang di tahun 2016. Melalui sebuah acara virtual, Dell mengumumkan ketersediaan laptop-laptop terbaru dari sub-brand khusus gaming-nya tersebut di Indonesia dan sejumlah negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Untuk pasar Indonesia, dua laptop Alienware yang akan hadir adalah Alienware m15 R6 dan Alienware m15 Ryzen Edition R5. Di saat yang sama, Dell juga bakal menghadirkan laptop Dell G15 dan Dell G15 Ryzen Edition yang menyasar segmen konsumen yang berbeda.

Dalam presentasinya, Leonard Kee selaku Regional Product Manager Dell menjelaskan bahwa pandemi dan meningkatnya permintaan di pasar gaming menjadi alasan kuat bagi mereka untuk merambah konsumen di lebih banyak negara.

Sebagai informasi, alasan Alienware hengkang dari Indonesia lima tahun lalu adalah karena rendahnya permintaan pasar. Sekarang, situasinya jadi berbanding terbalik. Jumlah gamer terus meningkat semenjak pandemi COVID-19 merebak, dan Dell maupun Alienware tentu tidak mau melewatkan momentum tersebut.

Alienware m15 R6 dan Alienware m15 Ryzen Edition R5

Tipikal Alienware, desain yang keren serta performa tanpa kompromi selalu menjadi suguhan utama, dan prinsip tersebut juga mereka terapkan di kedua laptop ini. Tidak seperti laptop-laptop Alienware dari beberapa tahun silam, penampilan duo m15 ini tampak jauh lebih dewasa dan tidak kelewat norak. Di mata saya, desainnya terkesan industrial, tapi di saat yang sama masih menyiratkan nuansa gaming yang kental.

Urusan performa, m15 R6 mengandalkan prosesor Intel Core i7-11800H, sementara m15 Ryzen Edition R5 menawarkan dua opsi, yakni Ryzen 7 5800H dan Ryzen 9 5900HX. Kedua laptop sama-sama bakal hadir dalam varian yang dibekali kartu grafis Nvidia GeForce RTX 3060 6 GB atau RTX 3070 8 GB.

Istimewanya, Alienware tidak menggunakan kartu grafis versi Max-Q yang mengorbankan kinerja demi mengedepankan efisiensi. Sebaliknya, duo m15 ini justru hadir mengusung versi standar dari RTX 3060 dan RTX 3070 untuk laptop yang lebih bertenaga.

Menurut Leonard, rahasianya terletak pada sistem pendingin mutakhir Cryotech 2.0 yang Alienware implementasikan pada kedua laptop tersebut. Sistem ini mengemas komponen heatpipe dengan ukuran 40% lebih besar, serta yang melibatkan 22% lebih banyak material tembaga. Dengan begitu, sistem jadi bisa mentransfer panas dari komponen GPU dan CPU secara lebih efektif.

Sepasang kipas besar kemudian menyalurkan hawa panas tersebut ke luar melalui empat ventilasi di sisi kiri, kanan, dan belakang, sekaligus menghirup udara segar dari lubang ventilasi di atas dan bawah. Berkat sistem pendingin yang efektif ini, Alienware pun tidak ragu menyematkan kartu grafis dengan TGP (total graphics power) maksimum sebesar 125 W, lebih tinggi daripada di mayoritas laptop gaming lain.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM DDR4 3200 MHz berkapasitas 16 GB atau 32 GB, serta SSD NVMe sebesar 512 GB atau 1 TB. Varian manapun yang konsumen pilih, memory beserta storage-nya bisa ditambah sewaktu-waktu, sebuah nilai plus yang dulunya kerap absen dan menjadi salah satu keluhan terbesar pengguna laptop Alienware.

Duo Alienware m15 anyar ini datang mengusung layar 15,6 inci dengan dua opsi resolusi yang berbeda: 1080p 165 Hz, atau 1440p 240 Hz. Pada varian termahalnya, m15 mengemas keyboard dengan mechanical switch Cherry MX Low Profile. Leonard juga sempat menyinggung mengenai charger model baru yang sekitar 30% lebih kecil daripada milik generasi-generasi sebelumnya.

Di Indonesia, Dell bakal memasarkan kedua laptop ini mulai bulan Oktober 2021. Alienware m15 R6 akan dijual dengan harga mulai Rp40.099.000, sedangkan m15 Ryzen Edition R5 dibanderol mulai Rp38.099.000. Kenapa m15 R6 lebih mahal? Karena ia punya sejumlah fitur eksklusif besutan Intel yang tak dimiliki saudaranya.

Fitur yang dimaksud antara lain adalah port Thunderbolt 4, Intel Killer DoubleShot Pro untuk semakin mengoptimalkan koneksi internet, dan Temperature Cruise Control (TCC) untuk mengatur agar suhu CPU tidak pernah melewati batas yang telah pengguna tentukan.

Dell G15 dan Dell G15 Ryzen Edition

Sebelum membahas lebih jauh, saya tahu sebagian dari Anda mungkin bertanya-tanya, “Kenapa harus ada laptop gaming Dell kalau sekarang sudah ada Alienware?” Jawabannya sederhana saja; karena segmen konsumen yang dituju berbeda.

“Dell G15 ditujukan untuk orang-orang yang ingin menceburkan kakinya (ke ranah gaming). Ibaratnya ini mobil pertama mereka,” ucap Leonard saat ditanya mengenai hal ini.

Kalau Anda tanya saya, saya bakal menjawab bahwa Dell G15 ditujukan untuk gamer dengan bujet terbatas, sementara Alienware m15 disiapkan untuk kalangan gamer sultan. Dari harganya saja sudah kelihatan: Dell G15 dihargai mulai Rp21.499.000, sementara Dell G15 Ryzen Edition mulai Rp16.599.000, semuanya cuma sekitar separuh harga Alienware m15.

Menengok dapur pacunya, kita bisa menemukan prosesor Intel Core i5-11400H atau Core i7-11800H pada Dell G15. Untuk Dell G15 Ryzen Edition, pilihan prosesor yang tersedia adalah Ryzen 5 5600H dan Ryzen 7 5800H. Opsi GPU-nya terdiri dari RTX 3050 4 GB dan RTX 3050 Ti 4 GB.

Untuk RAM-nya, duo Dell G15 ini sudah menggunakan modul DDR4 3200 MHz dengan pilihan kapasitas 8 GB atau 16 GB. Lalu untuk storage, keduanya menawarkan SSD NVMe berkapasitas 256 GB atau 512 GB. Kabar baiknya, baik RAM maupun SSD-nya juga user upgradeable seperti Alienware m15.

Kedua laptop ini belum memakai Cryotech, tapi setidaknya sistem pendinginnya memiliki jumlah heatpipe tembaga sekaligus ventilasi yang yang lebih banyak daripada generasi sebelumnya. Saat memerlukan kinerja terbaik, pengguna bisa dengan mudah meningkatkan kinerja sistem pendinginnya dan menggeber kecepatan putaran kipasnya hanya dengan mengaktifkan fitur Game Shift via satu klik tombol.

Dell bilang bahwa desainnya telah dirancang ulang secara total, dan kita bisa melihat beberapa bagian yang terinspirasi langsung dari desain khas Alienware. Laptop ini memiliki panel layar 15,6 inci dengan opsi resolusi 1080p 120 Hz atau 1080p 165 Hz.

Di Indonesia, Dell G15 Ryzen Edition kabarnya sudah tersedia mulai sekarang, sedangkan Dell G15 baru akan menyusul di bulan Oktober mendatang. Untuk penjualan online, Dell memilih untuk bermitra secara eksklusif dengan JD.id. Detail lebih lengkap mengenai pre-order laptop gaming terbaru Dell dan Alienware bisa dilihat di tautan ini.

Twisted Metal PS5 Dilaporkan Sedang Dikerjakan oleh Developer Destruction AllStars

Kabarnya, Twisted Metal untuk PS5 sedang dikembangkan oleh Lucid Games, developer dari Destruction AllStars. Game ini juga rumornya akan dirilis tahun 2023, berdekatan dengan serial TV Twisted Metal yang muncul kabarnya di 2019.

Menurut VGC, developer yang berbasis di London tersebut mendapatkan amanah dari PlayStation untuk menghidupkan kembali franchise yang sudah lama mati itu. Dikatakan juga jika Twisted Metal baru ini nantinya akan menggunakan model free-to-play.

Anda bukan gamer PS1 sejati jika belum pernah mendengar nama Twisted Metal sebelumnya. Pasalnya, game ini memang sangat menyenangkan untuk dimainkan dengan grafis yang sungguh sedap dipandang (setidaknya pada zamannya). Satu hal yang paling teringat di kepala saya soal keasyikan yang ditawarkan oleh Twisted Metal di PS1 adalah kita bisa merobohkan menara Eiffel, yang kemudian dijadikan jembatan untuk berkendara di atas gedung-gedung di kota Paris. Kala itu, hal-hal semacam ini sungguh sangat jarang ditemukan di game-game lainnya.

Twisted Metal juga masuk ke dalam daftar yang kami buat untuk game-game PS1 yang masih asyik dimainkan di 2021.

Di sisi lainnya, game terakhir dari Lucid Games adalah Destruction AllStars. Awalnya, game ini sempat akan dibanderol dengan harga sebesar US$69,99. Namun karena banyak mendapatkan protes, game ini pun dirilis gratis bagi para pelanggan PlayStation Plus selama 2 bulan. Setelah itu, game tersebut dirilis resmi dengan harga US$19,99.

Destruction AllStars sendiri mungkin memang menyuguhkan tema yang tidak jauh berbeda dengan Twisted Metal: peperangan brutal dengan menggunakan mobil. Pertempuran yang ditawarkannya juga sangat destruktif dan menyenangkan. Anda bisa melihat sendiri video di bawah ini untuk gameplay Destruction AllStars.

Kita lihat saja apakah rumor ini benar adanya atau memang hanya sekadar harapan palsu semata. Pasalnya, jika melihat Destruction AllStars, Lucid Games harusnya bisa menghidupkan kembali semangat yang sama yang dulu disuguhkan oleh Twisted Metal.

Harga Diri Gamers: Jadi Alasan untuk Lakukan Gatekeeping?

Dulu, jumlah gamers tidak sebanyak sekarang. Bermain game menjadi hobi bagi segelintir orang saja. Selain itu, dulu, gamers juga punya konotasi negatif. Sekarang, memang masih ada stigma buruk yang melekat pada game, tapi, semakin banyak orang yang sadar bahwa game tidak melulu membawa efek negatif. Game telah tumbuh menjadi industri yang nilainya mengalahkan industri perfilman dan musik. Industri game bahkan mendorong munculnya industri baru, seperti streaming game dan juga esports.

Namun, seiring dengan bertambahnya jumlah gamers, muncul segregasi. Biasanya, gamers dikelompokkan berdasarkan platform yang mereka gunakan — PC, konsol, atau mobile — atau berdasarkan dedikasi mereka saat mereka bermain game — kasual atau hardcore. Mengelompokkan gamers berdasarkan preferensi mereka sebenarnya bukan masalah. Hanya saja, ketika sebagian gamers mulai membatasi sebagian orang untuk bergabung dengan komunitas game, hal inilah yang menjadi masalah.

Gatekeeping: Definisi dan Penyebab

Mencegah seseorang atau sekelompok orang untuk mendapatkan akses akan sesuatu, begitulah pengertian gatekeeping secara sederhana. Sebenarnya, gatekeeping tidak hanya terjadi di industri game. Namun, karena Hybrid.co.id adalah media yang membahas soal game dan esports, artikel ini hanya akan membahas tentang fenomena gatekeeping di dunia game.

Lalu, bagaimana cara seorang gatekeeper mencegah orang lain untuk masuk ke dunia game? Memang, siapapun bisa membeli game dan memainkannya. Namun, gatekeepers punya cara untuk mencegah seseorang atau sekelompok orang untuk masuk ke dunia game.

Salah satu caranya adalah harassment. Misalnya, stereotipe gamers adalah laki-laki muda. Jadi, orang-orang yang tidak masuk dalam kategori ini bisa jadi korban dari harassment. Gangguan itu bisa membuat seseorang berhenti main game atau enggan untuk ikut aktif dalam komunitas.Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Reach3 Insights dan Lenovo, 59% perempuan merahasiakan gender mereka untuk menghindari harassment. Gender tidak selalu menjadi pemicu dari harassment. Terkadang, pemicunya adalah ras dan warna kulit.

Contoh harassment yang ditujukan pada perempuan. | Sumber: HuffPost

Menurut IGN, biasanya gatekeepers punya alasan kenapa mereka mencegah kelompok tertentu untuk masuk ke komunitasnya. Salah satu alsaannya adalah karena mereka menganggap komunitas gaming sebagai “safe space” mereka. Dan ketika ada orang lain di luar kelompoknya — alias outsider — mencoba untuk masuk, mereka menganggap hal itu sebagai ancaman akan ruang yang dia miliki. Apalagi karena dulu, gamers sering mendapat cap buruk.

Sementara itu, menurut Kotaku, harga diri bisa jadi awal dari gatekeeping. Banyak gamers yang merasa bangga menjadi gamers. Dengan mengklaim diri sebagai gamers, mereka ingin agar orang lain tahu akan kecintaan mereka pada game dan menghargai identitas mereka sebagai gamers. Masalah muncul ketika gamers mengelompokkan orang-orang berdasarkan apakah mereka bermain game atau tidak, yang menciptakan pertikaian antara “kita” dan “mereka”.

Di satu sisi, membuat komunitas eksklusif untuk gamers ini bisa mempererat hubungan antara para gamers. Karena, mereka akan merasa seolah-olah mereka ada di komunitas yang memiliki pemikiran yang serupa. Di sisi lain, pengelompokkan gamers dan non-gamers ini bisa membuat gamers secara otomatis mengasingkan orang-orang yang dianggap bukan bagian dari kelompok mereka.

Masalah menjadi semakin keruh ketika industri game tumbuh pesat dan jumlah gamers meroket. Orang-orang tidak lagi dikelompokkan berdasarkan apakah mereka bermain game atau tidak, tapi juga berdasarkan platform yang mereka gunakan atau genre yang mereka mainkan. Sebagian gamers akan dianggap “gamers sejati”, sementara yang lain tidak. Sebagian akan menjadi bagian dari kelompok, dan sebagian lagi tidak. Dan orang-orang yang bukan bagian dari kelompok akan diasingkan — atau didiskriminasi.

Dampak Gatekeeping

Salah satu masalah yang muncul karena gatekeeping adalah diskriminasi. Pada awalnya, game merupakan media hiburan yang ditujukan untuk laki-laki. Hal ini bisa terlihat dari tipe-tipe game yang muncul pada awal industri game. Namun, sekarang, jumlah gamers tidak hanya bertambah pesat, tapi juga menjadi semakin beragam. Di Asia, sekitar 38% gamers merupakan perempuan. Sayangnya, meningkatnya jumlah gamers perempuan tidak menjadi jaminan bahwa mereka akan diperlakukan dengan baik. Banyak gamers perempuan yang mengalami diskrimasi berdasarkan gender.

Selain diskriminasi, masalah lain yang mungkin muncul karena gatekeeping adalah ableism. Masalah ini muncul ketika sekelompok gamers memandang rendah orang-orang yang bermain game dengan mode easy. Memang, tidak semua game harus punya easy mode. Beberapa game memang didesain untuk menawarkan tantangan, seperti Dark Souls. Meskipun begitu, hal itu bukan berarti bahwa para gamers yang memainkan game kasual atau bermain game di easy mode pantas untuk dihina dan direndahkan.

Kabar baiknya, sekarang, developer mulai memperhatikan masalah accessibility dari game mereka. Sehingga, penyandang disabilitas pun tetap bisa memainkan game tersebut. Salah satu contoh fitur accessibility yang ada pada game adalah fitur text-to-speech atau pengaturan warna bagi penyandang buta warna, lapor TechRadar. Difficulty settings juga merupakan bagian dari fitur accessibility dalam sebuah game, karena keberadaannya membuat semakin banyak orang bisa memainkan game itu.

Terakhir, masalah terbesar yang bisa muncul akibat gatekeeping adalah mematikan kreativitas pelaku industri game. Tujuan utama dari gatekeeping adalah mencegah sekelompok orang memasuki dunia game. Jadi, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa ikut aktif dalam komunitas game. Pada akhirnya,  komunitas game menjadi homogen, karena hanya terdiri dari orang-orang yang berasal satu kelompok saja. Padahal, keberagaman justru bisa menguntungkan ekosistem game. Seperti yang disebutkan oleh Kotaku, tanpa ide baru yang berbeda di dunia game, maka game sebagai media hiburan akan menjadi stagnan dan akhirnya, mati.

Sumber header: InvenGlobal

Event Ulang Tahun Genshin Impact Dihujani Caci Maki

Event ulang tahun atau anniversary dari sebuah video game biasanya dirayakan dengan meriah oleh publisher dan developer-nya. Apalagi untuk game sepopuler Genshin Impact yang meroket popularitasnya selama setahun belakangan.

Sang developer miHoYo sebenarnya telah mengadakan berbagai acara untuk para pemain merayakan ulang tahun pertama game mereka tersebut. Namun sayangnya apa yang diberikan miHoYo kelihatannya tidak sesuai dengan harapan para pemain yang mengakibatkan rating dari game-nya anjlok di Google Play Store.

Rating buruk ini memang diberikan oleh para pemain Genshin Impact yang geram karena hadiah in-game yang diberikan miHoYo selama event ulang tahun ini tidak signifikan. Para pemain merasa bahwa mereka telah menginvestasikan banyak uang dan waktu ke dalam game-nya, sehingga sudah selayaknya developer miHoYo memberikan hadiah atau bahkan kompensasi untuk para pemain yang membuat mereka sukses.

Image credit: miHoYo

miHoYo memang memberikan hadiah untuk para pemain yang login setiap hari selama seminggu. Namun hadiah in-game tersebut dirasa kurang menarik karena terlalu sedikit. Sedangkan event lainnya dilakukan di luar game seperti lomba desain kartu ucapan ulang tahun untuk Genshin Impact ataupun lomba cosplay.

Para pemain yang merasa marah pun membombardir rating dan review Genshin Impact di Play Store yang membuat rating game-nya kini berada di 2,8 (saat artikel ini ditulis) dan bahkan sempat berada di 1,8/5.  Para pemain juga meluapkan kekecewaannya di dalam kolom review game-nya.

Tidak berhenti sampai di situ, para pemain juga menyerbu ke berbagai akun media sosial milik Mihoyo dan Genshin Impact. Mereka juga menyerbu forum Reddit hingga channel Discord resmi Genshin Impact. Bahkan serbuan tersebut membuat para moderatornya melakukan ban kepada para fans yang melakukan komplain di dalamnya.

Para fans juga mengutarakan keluh-kesahnya tersebut di berbagai media sosial seperti Facebook dan juga Twitter yang bahkan sempat membuat miHoYo trending hingga 350.000 cuitan yang hampir semuanya berisi komplain terhadap hadiah event tersebut.

Para pemain tersebut juga merasa bahwa loyalitas mereka terhadap Genshin Impact selama setahun ini hanya digunakan oleh miHoYo sebagai bahan marketing untuk mendapatkan lebih banyak pemain baru. Tanpa adanya bentuk apresiasi kepada para pemain yang mampu membuat Genshin Impact menjadi game gacha paling populer saat ini.

Event ulang tahun Genshin Impact

Berikut adalah daftar lengkap dari event ulang tahun Genshin Impact, yang saya kutip dari laman resminya.

 

Event Web “Perjalanan Tak Terlupakan”

Waktu Event: 28 September – 12 Oktober

Hadiah Event:
Primogem, Mora, Mystic Enhancement Ore, dan Hero’s Wit

★ Selama event, Traveler dapat menonton teater anniversary mereka sendiri dan mengenang kembali momen-momen perjalanan di Dunia Teyvat; Setelah menonton, Traveler tidak hanya menerima hadiah telah menonton, tetapi juga dapat saling menukar hadiah seperti Primogem dan Mora dengan teman-teman.
Cara Ikut: Tekan link yang dipublikasikan akun resmi kami pada 28 September.

 

Event Web “Pesan dari Waktu”

Waktu Event: 29 September – 7 Oktober

Hadiah Event:
Blessing of the Welkin Moon ×1
Peluang Mendapatkan Hadiah: 10%

Mora ×100.000
Peluang Mendapatkan Hadiah: 90%

★ Selama event, Traveler dapat membuat kartu anniversary mereka sendiri untuk mengikuti undian berhadiah; Setelah event berakhir, kami akan secara acak memilih 10% pemenang dari semua Traveler yang berhasil mengikuti event dan memberikan Blessing of the Welkin Moon ×1 kepada mereka; Sisa Traveler yang tidak terpilih akan mendapatkan Mora ×100.000.
Cara Ikut: Tekan link yang dipublikasikan oleh akun resmi kami pada 29 September.

 

Event Berhadiah untuk Membagikan Gambar Anniversary

Waktu Event: 4 Oktober

Hadiah Event:
HP iPhone 13 Pro Max, bagikan setiap hari untuk mengikuti undian hadiah

Platform: Twitter, Facebook
Cara Akses Event: Facebook/Twitter Resmi Genshin Impact

 

Event Anniversary Genshin Impact: Isi Kenangan Anniversary-mu

Waktu Event: 28 September – 7 Oktober

Hadiah Event:
Primogem ×100 (1.000 pemenang)

Platform: Twitter, Facebook, HoYoLAB
Cara Akses Event: HoYoLAB

 

Event Anniversary Genshin Impact: Ayo Main Tebak Kata

Waktu Event: 7 Oktober – 13 Oktober

Hadiah Event:
Primogem ×100 (1.000 pemenang)

Platform: Twitter, Facebook, HoYoLAB
Cara Akses Event: Facebook/Twitter Resmi Genshin Impact

 

Event Pengumpulan Cosplay “Janji Pertemuan Duniawi”

Waktu Event: 22 September – 20 Oktober

Hadiah Event:
Primogem, Apple AirPods, Mouse Razer DeathAdder V2, dan Merchandise Seri “Fateful Gift” (Karakter Acak)

Platform: HoYoLAB
Cara Akses Event: HoYoLAB

 

Event Pengumpulan Foto “Janji Pertemuan Duniawi”

Waktu Event: 1 September – 11 Oktober

Hadiah Event:
Primogem, Miniatur Tema Paimon & Makanan (Satu set), Merchandise Bertemakan Trick-or-Treat Party (Karakter Acak), dan Langganan Discord Nitro selama 1 bulan

Platform: HoYoLAB
Cara Akses Event: https://www.hoyolab.com/contribution/53

 

Event Pengumpulan Gambar “Janji Pertemuan Duniawi”

Waktu Event: 16 September – 17 Oktober

Hadiah Event:
Primogem, Apple iPad 10,2″, Apple Airpods, dan Merchandise Bertemakan Trick-or-Treat Party (Karakter Acak)

Platform: HoYoLAB
Cara Akses Event: https://www.hoyolab.com/contribution/54

 

Event Pengumpulan Video “Janji Pertemuan Duniawi”

Waktu Event: 16 September – 17 Oktober

Hadiah Event:
Primogem, Apple AirPods, Mouse Razer DeathAdder V2, dan Merchandise Bertemakan Trick-or-Treat Party (Karakter Acak)

Platform: HoYoLAB
Cara Akses Event: https://www.hoyolab.com/contribution/55

10 Game PS1 Terbaik yang Masih Asyik Dimainkan di 2021

PlayStation 1 mungkin kini sudah berumur lebih dari 20 tahun, namun beberapa game legendarisnya nyatanya masih relevan hingga sekarang. Game-game ini dapat bertahan hingga sekarang karena keunikan dan juga faktor “menyenangkan” yang membuat game-nya masih tetap asik dimainkan hingga sekarang.

Saya pun telah mengumpulkan 10 game PlayStation 1 terbaik yang masih asyik dimainkan sekarang, di 2021. Perlu diingat bahwa preferensi setiap gamer pasti berbeda-beda sehingga daftar ini tidaklah mutlak namun setidaknya bisa menjadi referensi sekaligus pengingat bahwa game-game ini masih relevan untuk dimainkan.

Pepsiman

Pepsiman tentunya harus masuk ke daftar ini karena bisa dibilang menjadi salah satu pionir untuk game-game endless run yang ada sekarang.

Meskipun game ini sangat terasa sebagai materi marketing dari Pepsi, namun Pepsiman memang tetap menawarkan sebuah pengalaman aksi yang unik dan juga menantang.

3xtreme

Game olahraga ekstrim mungkin tidak terlalu digemari oleh para gamer saat ini, namun dahulu game dengan genre ini cukup populer dimainkan.

Apalagi 3xtreme menawarkan keunikannya dengan menggabungkan olahraga ekstrim seperti skateboard, skating, dan sepeda dengan balapan di trek uniknya.

Vigilante V8: 2nd Offense

Jauh sebelum era battle royale, dahulu kala genre serupa sempat muncul dan berkembang dalam bentuk vehicular combat — dengan dua seri yang paling ikonik, Twisted Metal dan Vigilante V8. Twisted Metal sendiri cukup sukses dan terus mendapatkan sekuelnya hingga beberapa generasi.

Sedangkan Vigilante V8 hanya memiliki 2 game dalam serinya. Namun keduanya tetap menyajikan sebuah aksi gameplay perang menggunakan kendaraan yang mengasyikkan hingga sekarang.

Dino Crisis

Shinji Mikami berhasil membuktikan bahwa supranatural bukanlah satu-satunya tema yang menyeramkan untuk game horor. Dino Crisis menjadi bukti bahwa dinosaurus juga dapat menjadi faktor ancaman yang menyeramkan.

Mengingat Capcom belum memiliki rencana untuk me-remake game ini, maka memainkan seri originalnya menjadi cara satu-satunya untuk merasakan pengalaman bermain game legendaris ini.

Super Shot Soccer

Beberapa hal yang membuat game-game di era PS1 sangat memorable adalah keberanian para pengembang untuk menggabungkan aspek gila dan menyenangkan ke dalam game-nya.

Salah satunya terlihat dalam game ini yang menggabungkan game sepak bola dengan jurus-jurus gila yang membuatnya terasa curang namun nyatanya malah membuat pertandingan menjadi penuh gelak tawa.

Bishi Bashi Special

Mayoritas game kompetitif di zaman sekarang terlalu berfokus kepada pencapaian dan kerap melupakan bahwa kompetisi juga bisa dibuat menyenangkan baik ketika menang maupun kalah. Bishi Bashi Special mungkin menjadi salah satu game yang dapat menyajikan keseimbangan tersebut.

Dengan grafik ala anime yang lucu dan konyol, serta permainan-permainan unik yang membuat kita selalu tertawa, game ini mampu membuat pengalaman multiplayer tanpa harus merasa pahit saat menerima kekalahan

Metal Slug X

Game co-op shooter mungkin semakin langka jumlahnya. Namun dulu game seperti Metal Slug X menyediakan petualangan tembak-tembakan yang dapat dinikmati dan bahkan diselesaikan secara bersama-sama.

Dengan gaya platformer 2 dimensi, game ini tetap menyajikan pertempuran yang menegangkan dan juga menyenangkan. Apalagi game-nya juga menghadirkan tema yang berbeda-beda pada setiap levelnya sehingga tidak terasa repetitif.

Nascar Rumble

Menggabungkan elemen dari game karting dengan mobil-mobil nascar memang terdengar absurd untuk zaman sekarang. Namun dulu Nascar Rumble sempat membuktikan bahwa hal tersebut dapat direalisasikan dengan baik.

Dan mengingat game seperti ini tidak ada lagi untuk sekarang maka memainkan game ini kembali tentunya masih memberikan pengalaman yang unik yang tidak dimiliki game-game balapan zaman sekarang

Metal Gear Solid 1

Metal Gear Solid tentu telah banyak berkembang sejak seri originalnya dirilis pada 1998. Namun proyek pertama Hideo Kojima memiliki keunikan tersendiri yang tidak hadir di seri-seri modernnya.

Mulai dari gameplay inovatif pada zamannya, sudut pandang kamera yang unik, hingga gaya sinematiknya membuat game ini masih sangat layak dimainkan kembali.

Suikoden II

Menjadi salah satu JRPG terbaik yang pernah dibuat oleh Konami memang membuat Suikoden II terus dicintai oleh para fans RPG hingga sekarang. Hampir semua aspek dalam game ini begitu melekat bagi para pemainnya.

Mulai dari visual yang unik, cerita mendalam yang dipenuhi berbagai intrik, hingga tentunya 108 karakter unik yang harus dikumpulkan, semua aspek-aspek tersebut terbungkus indah dalam Suikoden 2. Dan kami ragu bahwa Konami akan menghadirkan game seperti ini lagi di masa depan.


Image credit: games.mail

Penutup

Itu tadi adalah 10 game yang masih tetap seru dimainkan hingga saat ini. Kami sadar bahwa masih ada banyak game keren lainnya yang tidak kami masukkan ke dalam daftar ini. Namun setidaknya mayoritas judul di atas memiliki keunikan yang tidak ditemui di game-game zaman sekarang.

Karena, memang game-game tadi memang tidak mendapatkan sekuel ataupun remake dari sang publisher. Ataupun memang tema maupun gameplay yang dibawa sudah dianggap usang padahal memiliki unsur nostalgia yang membuat game-game tersebut masih menyenangkan dimainkan sekarang.

Indonesia Jadi Pasar Game Mobile Terbesar Kedelapan, Menurut Laporan Ini

Pada 2021, nilai industri mobile game akan naik 4,4% dari tahun lalu. Angka pertumbuhan industri mobile game tahun ini memang lebih kecil Jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan tahunan (CAGR) pada periode 2019-2024, yang mencapai 11%. Diperkirakan, hal itu terjadi karena pada 2020, industri mobile game berkembang sangat pesat berkat pandemi. Jadi, tahun ini, pertumbuhan industri mobile game tidak terlalu signifikan.

Selain itu, pada tahun 2021, developer mobile games juga harus menyesuaikan diri dengan regulasi privasi yang lebih ketat dari Apple dan Google. Padahal, salah satu kunci kesuksesan developer mobile game adalah kemampuan mereka untuk menargetkan audiens berdasarkan data yang mereka dapat dari pelacakan konsumen.

Berikut laporan terbaru terkait industri mobile game dari Newzoo.

Nilai Industri Mobile Game

Menurut data dari Newzoo, nilai industri game mobile pada 2021 akan mencapai US$90,7 miliar. Namun, angka itu hanya mencakup total belanja konsumen, tanpa menghitung pemasukan dari iklan. App Store masih menjadi kontributor terbesar. Sekitar US$41,1 miliar atau 45,3% dari total pemasukan industri mobile game berasal dari App Store. Sementara itu, Google Play menyumbangkan US$28,2 miliar atau sekitar 31,1% dari total pemasukan industri mobile game. Sekitar 23,% sisanya, senilai US$21,3 miliar, berasal dari toko aplikasi pihak ketiga. Laju pertumbuhan industri mobile game pada 2019-2024 adalah 11,2%. Jadi, pada 2024, industri mobile game diperkirakan akan bernilai US$116,4 miliar.

Pemasukan industri mobile game dari tahun ke tahun. | Sumber: Newzoo

Tiongkok masih menjadi negara dengan industri mobile game terbesar. Nilai industri mobile game di negara itu mencapai US$31,4 miliar. Sementara itu, peringkat dua dipegang oleh Amerika Serikat, dengan industri mobile game bernilai US$14,8 miliar, diikuti oleh Jepang (US$12,4 miliar).

Posisi ke-4 diisi oleh Korea Selatan dengan pemasukan industri mobile game sebesar US$4,2 miliar dan posisi ke-5 oleh India, dengan nilai industri mobile game US$2,2 miliar. Indonesia ada di posisi ke-8 dengan nilai industri mobile game US$1,5 miliar. Di Indonesia, sebanyak US$1,3 miliar pemasukan industri mobile game berasal dari Google Play. App Store hanya menyumbangkan US$210 juta dan toko aplikasi pihak ketiga US$35,8 juta.

Daftar 10 negara dengan industri mobile game terbesar. | Sumber: Newzoo

Salah satu hal yang mendorong pertumbuhan industri mobile game adalah meningkatnya jumlah pengguna smartphone di dunia. Semakin banyak orang yang menggunakan smartphone, semakin besar pula pasar mobile game. Selama periode 2019-2024, laju pertumbuhan rata-rata (CAGR) dari jumlah pengguna smartphone di dunia adalah 6,1%. Pada 2021, diperkirakan, jumlah pengguna smartphone di dunia akan mencapai 3,9 miliar orang, naik 6,1% dari tahun lalu. Sementara pada 2024, jumlah pengguna smartphone diduga akan mencapai 4,5 miliar orang.

Pada tahun 2021, jumlah pengguna smartphone yang sudah bisa menggunakan jaringan 5G (5G-Ready) juga naik. Sebanyak 703,5 juta smartphone — atau sekitar 15,4% dari total jumlah smartphone — sudah 5G-Ready. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah smartphone 5G-Ready tahun ini naik 230,9%. Ke depan, jumlah smartphone yang bisa mengakses 5G diperkirakan akan masih bertambah. Dengan CAGR sebesar 83,4% pada periode 2020-2024, jumlah pengguna smartphone 5G-Ready pada 2024 diperkirakan akan mencapai 2,4 miliar unit atau sekitar 45,4% dari jumlah total smartphone di dunia.

Dampak Pengetatan Regulasi Privasi dari Apple dan Google

Tahun ini, Google dan Apple memperketat peraturan terkait data pengguna. Pada April 2021, Apple meluncurkan framework bernama App Tracking Transparency (ATT) sebagai bagian dari update iOS 14.5. Dengan adanya ATT, developer aplikasi tidak bisa melacak data pengguna iOS. Jika pengguna iOS rela datanya dilacak, mereka harus memberikan izin secara manual.

Menurut Fyber, aplikasi yang mengkhususkan diri pada monetisasi, sebanyak 85% pengguna iOS telah menggunakan versi 14.5 atau yang lebih baru. Namun, pada pertengahan September 2021, hanya 17% pengguna iOS yang setuju untuk membiarkan datanya dilacak. Hal ini menunjukkan, ATT akan membuat developer semakin kesulitan untuk mendapatkan data pengguna.

Salah satu dampak peluncuran ATT adalah para pengiklan mengurangi dana marketing mereka di iOS. Sebagai gantinya, mereka mengalihkan dana tersebut ke Android. Meskipun begitu, Newzoo menyebutkan, besar total dana marketing yang dikeluarkan untuk iOS tetap signifikan. Tak hanya itu, jumlah spending marketing untuk iOS juga masih menunjukkan tren naik, walau tingkat pertumbuhannya tidak sebesar Android.

Dengan ATT, pengguna harus memberikan izin secara manual bagi aplikasi untuk melacak data mereka.

CRO dan Global Head of Revenue Operations, Fyber, David Simon mengatakan bahwa peluncuran framework ATT dari Apple mengharuskan industri mobile game untuk beradaptasi. “Privasi konsumen akan menjadi lebih terjaga. Namun, mobile marketing menjadi semakin sulit,” ujarnya. “Begitulah kenyataannya. Baik developer aplikasi maupun pengiklan sebaiknya mengubah pola pikir mereka dan mencoba untuk memahami audiens mereka tanpa harus mengetahui informasi pribadi para konsumen.”

Bagi developer mobile game, ungkap Simon, hal ini berarti mereka harus bisa menggunakan data yang mereka punya dengan lebih baik. Karena, selama ini, developer mobile game menggantungkan diri pada insight yang mereka dapat dari melacak data konsumen. Jadi, di masa depan, salah satu tren yang akan muncul adalah perushaan-perusahaan mobile game akan fokus untuk mengembangkan jaringan iklan internal mereka sendiri. Dengan begitu, perusahaan mobile game akan bisa mempromosikan game yang mereka buat di dalam game mereka yang lain.

Contoh iklan mobile game. | Sumber: Android Central

“Publisher akan fokus untuk membuat teknologi iklan internal agar mereka bisa memanfaatkan data yang mereka punya untuk mempromosikan game mereka di game-game mereka yang lain,” ujar Tianyu Gu, analis Newzoo, seperti dikutip dari VentureBeat. “Dengan begitu, publisher akan bisa mempertahankan user base mereka agar para pemain tidak keluar dari ekosistem mereka. Pada saat yang sama, mereka tetap akan mematuhi peraturan baru dari Google dan Apple.”

Pada tahun ini, tren lain yang muncul di industri mobile game adalah model monetisasi hybrid-casual. Sebenarnya, tren ini telah muncul sejak industri hypercasual game menjadi terlalu ramai. Demi menghadapi kompetisi yang semakin ketat, game hypercasual tidak lagi bisa menggantungkan diri pada model monetisasi iklan sepenuhnya. Jadi, selain memasang iklan pada game, developer hypercasual game juga harus menambahkan opsi in-app purchase atau bahkan subscription. Mengingat sekarang melacak data pengguna menjadi semakin sulit — yang juga akan mempersulit targeted marketing — maka kemungkinan besar, di masa depan, jumlah developre hypercasual game yang menggunakan model monetisasi hibrida akan bertambah.

Sumber header: Sensor Tower