Dapat Suntikan Dana Rp 7,4 Triliun dari Alibaba, Meizu Siap Tantang Xiaomi

Alibaba baru saja mengumumkan bahwa mereka akan menjadi pemegang saham minoritas di Meizu dengan menggelontorkan dana segar sebesar $590 juta atau setara dengan Rp 7,4 triliun.

Continue reading Dapat Suntikan Dana Rp 7,4 Triliun dari Alibaba, Meizu Siap Tantang Xiaomi

Suntik Tenaga Tambahan ke Google Plus, Google Caplok Odysee

Google kembali menggelontorkan uang untuk melakukan akuisisi terhadap perusahaan pengembang aplikasi. Adalah Odysee yang kali ini menjadi santapan terbaru Google dengan nominal mahar yang tidak disebutkan.

Continue reading Suntik Tenaga Tambahan ke Google Plus, Google Caplok Odysee

IDC Ramalkan Ada 29,7 Juta Smartphone yang Masuk ke Indonesia Tahun Ini

Ada lebih dari 240 juta jiwa yang menduduki negara kita. Populasi yang tinggi ini menempatkan Indonesia pada urutan keempat dalam daftar negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Jika ditilik dari sudut pandang pengguna smartphone, berapa banyak jumlahnya? Continue reading IDC Ramalkan Ada 29,7 Juta Smartphone yang Masuk ke Indonesia Tahun Ini

Apple Umumkan Laporan Keuangan Pertama di 2015

Mau tahu laporan finansial salah satu perusahaan paling dibicarakan di dunia, Apple? Well, Apple baru saja mengumumkan keuntungan pendapatannya pada kuartal yang berakhir Desember tahun lalu.

Dari laporan finansial Q1 2015 yang semalam dirilis, Apple berhasil mendapat keuntungan kuartal $74.6 milyar dollar dengan keuntungan bersih $18 milyar. 74.5 juta iPhone, 21.4 juta iPad dan 5.5 juta Mac berhasil mereka jual selama kuartal yang berakhir di Desember kemarin.

Berikut perbandingan dengan kuartal yang sama (kuartal 1) tahun 2014 yang lalu:

  • iPhone : 74.5 juta vs 51 juta di tahun 2014
  • iPad : 21.4 juta vs 26 juta di tahun 2014
  • Mac : 5.5 juta vs 4.8 juta di tahun 2014
  • Keuntungan : $74.6 milyar vs $57.6 milyar di tahun 2014

Keuntungan Apple sendiri tumbuh sebesar 30% dari pencapaian tahun lalu. Bahkan, angka $74.6 milyar ini sendiri melampaui perkiraan dari Wall Street. Angka ini juga melebihi dari jajak pendapat dari beberapa analis yang dilakukan oleh Fortune. Mereka memprediksi Apple menjual rata-rata 67 juta iPhone, 21 juta iPad dan 5.5 juta Mac serta mendapat keuntungan $68.7 milyar.

 

Info Menarik: Pengiriman Apple Watch Direncanakan Pada April Mendatang

 

Mulai kuartal ini, Apple membuat kategori baru, “Other” di laporan keuangannya di mana kategori ini nantinya akan mencatat penjualan gabungan dari produk Apple selain iPhone, iPad dan Mac.

Itu berarti iPod, Apple TV, produk dari Beats, aksesoris lain serta lini produk teranyar mereka, Apple Watch akan masuk ke kategori ini. Langkah ini tentu akan sedikit mempersulit para analis untuk memperkirakan berapa jumlah penjualan Apple Watch nantinya dan keuntungan yang didapat Apple.

Catatan menarik lain yang didapat dari laporan keungan finansial pertama Apple di 2015 adalah Apple berhasil 25 juta Apple TV. Seperti yang kita tahu, Apple TV merupakan perangkat multimedia besutan Apple yang sedikit kurang populer.

 

Info Menarik: [Panduan Pemula] Membuat Ringtone untuk Perangkat iOS Menggunakan iTunes

 

Selain itu, Tim Cook juga menyatakan bahwa iPhone 6 adalah model iPhone yang paling populer dari lini smartphone mereka. Pada kuartal yang sama pula, Apple memiliki jumlah customers tertinggi yang baru pertama kali menggunakan iPhone. Hal ini mungkin dilatarbelakangi dengan hadirnya dua varian iPhone 6 yang memiliki layar lebih besar sehingga banyak para pengguna Android yang beralih ke iPhone.

Tingkat peralihan konsumen ke iPhone ini bahkan diklaim oleh Tim Cook sebagai angka tertinggi dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.

Berikut beberapa tweet menarik selama pengumuman laporan keuangan Apple seperti yang dikutip dari MacStories:

https://twitter.com/asymco/status/560194571574185985

Sumber: MacStories.

Lenovo Akhirnya Berhasil Memboyong Kembali Motorola Ke Tiongkok

Motorola kini telah berpindah tangan ke Lenovo, salah satu perusahaan elektronik yang berbasis di Tiongkok, akuisisi yang dilakukan dari tangan Google adalah seharga US$ 2.91 miliar pada tahun 2014 lalu.
Continue reading Lenovo Akhirnya Berhasil Memboyong Kembali Motorola Ke Tiongkok

Asiafone Investasikan 100 Miliar Rupiah untuk Bangun Pabrik Ponsel di Jakarta Utara

Sepanjang tahun 2014 kemarin para vendor smartphone beramai-ramai mendirikan pabrik di Indonesia, termasuk vendor lokal seperti Polytron dan Evercoss. Kini Asiafone mengikuti jejak dua pendahulunya memindahkan produksi dari luar negeri ke Indonesia dengan membangun pabrik perakitan ponselnya di kawasan Pluit, Jakarta Utara. Untuk membangun pabrik diatas tanah seluas 3500 meter persegi di kawasan tersebut, Asiafone menginvestasikan dananya sebesar Rp 100 Milyar.

Asiafone menghabiskan waktu satu tahun lebih untuk menyiapkan pabrik hingga siap beroperasi di tahun ini. Menurut Presiden Direktur Asiafone Herman Zhou, pihaknya melakukan alih transfer teknologi dari pabrikan yang ada di Cina ke Indonesia. Belum tersedianya komponen yang menjadi pendukung di Indonesia menjadi salah satu alasannya, sehingga hampir semua komponen masih didatangkan dari luar negeri.

Seperti dikutip dari JagatReview, Herman Zhou mengatakan, “Proses alih transfer teknologi,  membutuhkan waktu yang cukup panjang, karena kita harus menyiapkan semuanya dari nol.”

Pabrik yang terletak di kawasan Pluit tersebut akan terintegrasi dengan Head Office Asiafone untuk memudahkan pihak Asiafone dalam proses pengawasan, manajemen dan penjualan produk-produknya ke seluruh Indonesia. Di samping itu Asiafone juga akan menyiapkan dua line yang mampu memproduksi ponsel hingga 100.000 unit setiap bulan. Nantinya kapasitas produksi tersebut akan terus ditingkatkan seiring dengan permintaan pasar.

Asiafone berharap dengan berdirinya pabrik mereka di Indonesia industri komponen yang mendukung produksi ponsel seperti chip, layar, baut, mur,casing, dan sebagainya juga akan ikut berkembang. Bagi Asiafone sendiri, pabrik ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan produk dari luar negeri sehingga dapat menghemat biaya produksi mereka.

Langkah yang diambil oleh Asiafone untuk mendirikan pabrik juga sejalan dengan program pemerintah yang mendorong para pelaku industri untuk membangun produksinya di dalam negeri. Selain itu langkah ini juga bisa dikatakan sebagai ancang-ancang Asiafone karena beberapa waktu yang lalu tiga kementerian telah sepakat untuk memperketat regulasi tentang perangkat bergerak, terutama yang mendukung 4G/LTE. Regulasi tersebut menyebutkan bahwa perangkat 4G/LTE harus sudah memiliki kandungan lokal sebesar 40% per tanggal 1 Januari 2017.

“Harapan kita kepada pemerintah adalah bagaimana menyediakan ekosistem industri nasional, sehingga pelan-pelan bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor,” pungkas Herman.

[Gambar header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Adjie Priambada. 

Fokus di Sisi Teknologi, ZTE Akan Beralih ke Segmen High-End Smartphone di Tahun 2015

Dihadapkan dengan meningkatnya persaingan pasar, ZTE Mobile Device kini mulai mencari cara untuk merampingkan portofolio produknya dan mulai menaruh fokus lebih tinggi kepada pengalaman pelanggan, memanjakannya dengan teknologi canggih. Sesuai yang dikatakan CEO ZTE Mobile Device, Zeng Xuezhing, yang dikutip oleh China Daily, di sektor mobile ZTE akan mengembangkan dua sampai tiga perangkat inti dan menghentikan produksi berbagai produk yang tidak kompetitif di pasaran.

Perusahaan asal Tiongkok tersebut baru-baru ini juga telah meluncurkan perangkat ponsel terbaru yang memiliki kapabilitas untuk tersambung dengan jaringan LTE, yang diberi nama Star II. Selain kemampuan LTE, Star II juga dibumbui dengan kemampuan kontrol suara dan didukung lebih dari 1.000 paten teknologi terbarukan di perangkat mobile. Menurut Zeng, kecanggihan ini akan menjadi poin plus sekaligus mengejar ketertinggalan ZTE di pasar mobile.

Sebelumnya ZTE telah memproduksi berbagai jenis ponsel Android, dan juga berplatform Firefox OS, namun kejayaan vendor lain, seperti Samsung, Apple, Lenovo atau Asus masih sulit untuk ditandingi dengan varian produk tersebut, bahkan dengan nilai jual yang lebih rendah sekalipun. Lihat saja ponsel besutan ZTE yang dijual di Indonesia, masih belum maksimal pemasaran dan peminatnya.

“Kami memiliki volume yang besar di pasar mobile, tapi hal itu tidak membantu meningkatkan merk dagang kami,” ujar Zeng.

Zeng juga melihat tentang keberhasilan Apple dalam menciptakan brand smartphone, sehingga membuatnya juga ingin lebih fokus dengan apa yang menjadi karakteristik mereka untuk mendapatkan keuntungan kompetitif dari keunikan tersebut.

“Kami telah memperkenalkan sebuah strategi untuk meningkatkan value, bukan volume. Kini kami berfokus pada pengembangan teknologi inti di perangkat utama kami, seperti di Star II,” ujar Zeng sembari mempresentasikan seputar target pencapaiannya di tahun 2015, yaitu penjualan 60 juta smartphone. “Akan ada lebih bayak produk yang dilengkapi dengan teknologi tinggi yang akan diluncurkan di tahun 2015, yang akan membantu meningkatkan brand kami di industrismartphone high-end.”

Langkah serius ini bisa menjadi hal yang sulit, pasalnya hingga kini ZTE lebih dikenal sebagai pemasok perangkat low-end di kalangan konsumen. Tiba-tiba menyasar segmen high-end ZTE akan menemui tantangan berupa keraguan konsumen akan produknya. Dan para pesaing yang telah bermain di sektor yang sama, seperti varian Galaxy milih Samsung dan produk Xperia juga masih akan menjadi penyandung langkah ZTE untuk mencapai target yang telah digariskan.

[Ilustrasi Gambar: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di Korpora dan ditulis oleh Randi Eka. 

Pabrik OPPO Indonesia Ditargetkan Beroperasi Penuh Mulai April 2015

Investasi besar yang digelontorkan OPPO  untuk membangun pabrik di Indonesia akhirnya direalisasikan pada Sabtu (20/12) lalu. OPPO telah melaksanakan prosesi ground breaking renovasi pabrik seluas 27.000 meter persegi di Tangerang, Banten. Pabrik ini merupakan pabrik OPPO yang pertama di luar negara asalnya, Tiongkok.

Pabrik yang dibangun di lahan seluas 27 ribu meter persegi tersebut adalah hasil dari investasi yang ditanamkan sebesar $30 juta atau sekitar Rp 374 miliar. Dana investasi tersebut digunakan untuk membeli bangunan bekas pabrik salah satu brand olahraga besar yang sudah tutup dan merenovasinya menjadi pabrik OPPO. Pabrik ini diharapkan dapat memiliki kapasitas produksi 500.000 unit smartphone per bulan.

Sebenanarnya OPPO Global sendiri telah lama merencanakan untuk membangun pabrik di Indonesia. Keputusan yang diambil OPPO untuk membangun pabriknya bukanlah semata-mata untuk mengikuti tren membangun pabrik di Indonesia yang santer terdengar. Penetrasi OPPO sudah mulai menuai hasil  positif di Indonesia dengan meraih 6% pasar.

CEO PT. Indonesia OPPO Electronics Jet Lee mengungkapkan bahwa alasan lain OPPO investasi untuk membangun pabrik di Indonesia adalah antusiasme dari masyarakat Indonesia akan smartphone, OPPO khususnya, yang terus meningkat. Lebih lanjut Lee juga menjelaskan bahwa produksi smartphone akan memiliki standar dan kualitas yang tinggi dengan mengikuti prosedur pengendalian mutu yang ketat untuk memastikan setiap produk OPPO lulus uji quality control (QC) sebelum didistribusikan.

“Kami sangat bangga atas terlaksananya prosesi yang menandakan awal proses renovasi bangunan ini. Renovasi pabrik merupakan wujud komitmen dan keseriusan kami dalam berinvestasi di Indonesia,” ujar Jet lee.

Proses renovasi pabrik diperkirakan akan memakan waktu selama 4 bulan dan jika tidak meleset pabrik smartphone OPPO di Indonesia akan mulai beroperasi penuh pada April 2015. Di samping itu, pihak OPPO juga akan mempersiapkan beberapa bangunan seperti gudang penyimpanan dan lini produksi dalam kawasan pabrik sebagai pendukung.

Selain investasi di bidang infrastruktur, pihak OPPO juga berinvestasi sebesar 300 juta Rupiah untuk membantu berkembangnya startup Indonesia dalam program bertajuk “OPPO Initiator – Ideas, Rolling, Action!” sebagai bentuk tanggung jawab sosial mereka.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Adjie Priambada. 

BlackBerry Dampingi Boeing Kembangkan Smartphone dengan Level Keamanan Tinggi

BlackBerry Ltd. saat ini tengah menjalin kerja sama dengan Boeing Co. untuk menggarap sistem keamanan mobile berkelas tinggi yang mampu dijalankan melalui smartphone berbasis Android. Boeing Black phone, smartphone itu disebutnya, dikembangkan oleh perusahaan dirgantara berbasis di Chicago, dan memiliki kapabilitas untuk dapat menghancurkan perangkatnya sendiri(self-destruct), termasuk menghilangkan data yang terekam di dalamnya.

Dikutip oleh Reuters, CEO BlackBerry, John Chen, mengatakan bahwa pihaknya benar saat ini telah mengembangkan solusi Boeing Black. Dalam pengembangan solusi ini, BES 12 (BlackBerry Enterprise Service) menjadi salah satu bagian untuk menyediakan sistem keamanan berkelas tinggi, karena sangat riskan jika solusi yang dikembangkan tersebut memiliki jalur lalu lintas koneksi yang tidak aman.

Smartphone dengan kemampuan self-destruct ini akan ditujukan bagi agen-agen penting pemerintah dan perusahaan yang membutuhkan sambungan komunikasi data dan telekomunikasi dengan keamanan level tinggi. Dan ketika perangkat tercuri atau hilang, secara jarak jauh sistem admin atau pengguna dapat menghancurkan perangkat dan data yang terdapat di dalamnya. Smartphone besutan Boeing ini menggunakan model dual SIM card untuk dapat mengakses lebih dari satu jaringan yang dikonfigurasi untuk terhubung dengan sensor biometrik dan satelit.

“Kami senang mengumumkan bahwa Boeing bekerja sama dengan BlackBerry untuk menyediakan solusi mobile yang aman untuk perangkat Android memanfaatkan platform kami BES 12,” kata CEO BlackBerry.

Ini merupakan langkah yang kesekian sebagai sepak terjang BlackBerry dalam menyasar segmen enterprise. Di bidang keamanan mobile sebelumnya BlackBerry juga telah menjalin kemitraan dengan Samsung. Di sektor korporasi dan pemerintahan, BES 12 menjadi salah satu ujung tombak dari penawaran solusi BlackBerry. Interoperabilitas yang diberikan menjadi kelebihan yang turut disodorkan. Termasuk dalam kerja sama dengan Boeing, karenasmartphone yang dikembangkan juga tidak menggunakan BlackBerry OS, namun menggunakan Android.

Fokus di sektor enterprise, sebagai dampak ketertinggalannya di segmen konsumen dengan para pesaingnya, BlackBerry terus berinovasi menguatkan berbagai sisi fungsionalitas dari BES, salah satunya dengan menonjolkan fungsi keamanan mobile, untuk mengeruk keuntungan dari tren BYOD yang saat ini telah berkembang pesat di berbagai sektor.

[Ilustrasi Gambar: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di Korpora.net dan ditulis oleh Randi Eka. 

LINE Akuisisi MixRadio Dari Microsoft

Microsoft secara resmi telah mengumumkan bahwa LINE akan menjadi pemilik baru layanan streaming musik, MixRadio setelah keduanya mencapai kata sepakat. Bagi LINE ini merupakan akuisisi kedua setelah tahun lalu di bulan yang sama mereka juga melakukan pembelian atas startup Gogolook.

Continue reading LINE Akuisisi MixRadio Dari Microsoft