7 Tren dan Prediksi Inovasi Teknologi Smartphone di Tahun 2018

Sepanjang tahun 2017, para pabrikan ponsel berupaya mendatangkan smartphone terbaik mereka dengan inovasi teknologi canggih untuk memikat hati konsumen. Sebut saja teknologi kamera ganda yang tak hanya ada pada smartphone flagship tapi juga kelas menengah ke bawah. Lalu, kita juga mulai mengenal rasio layar baru 18:9 dan bezel makin tipis.

Lalu bagaimana di tahun 2018 ini, kira-kira apa saja yang akan fitur yang harus ada di smarpthone dan menjadi lumrah dihadirkan oleh para pabrikan? Kami menghimpunya di bawah ini.

Beberapa fitur memang sudah ada di satu atau dua perangkat yang hadir di tahun 2017, dan kemungkinan untuk jadi standar dari perangkat yang hadir di tahun 2018 semakin besar.

1. Smartphone dengan Layar yang Bisa Dilipat (Foldable)

tren-dan-prediksi-inovasi-teknologi-smartphone-2018
Sumber foto: Zteusa.com

Rumor mengenai smartphone dengan layar OLED fleksibel yang bisa dilipat sudah bertahun-tahun lalu beredar. Mungkin impian tersebut akan menjadi kenyataan di tahun ini.

Samsung digadang-gadang akan menjadi produsen pertama yang akan merilis Foldable Phone. Kabarnya, perusahaan asal Korea Selatan ini telah berhasil mengembangkan panel yang dapat dilipat yang akan siap pada akhir tahun 2018. Dengan kelengkungan 1.0R yang artinya panel tersebut bisa dilipat dengan posisi ke dalam seperti kertas.

Sejumlah paten yang diajukan Samsung juga mengisyaratkan makin matangnya teknologi yang dibutuhkan. Tapi Samsung bukan satu-satunya perusahaan yang tertarik dengan smartphone lipat, LG dan Apple juga mengembangkan perangkat serupa.

Sebenarnya, tahun lalu pun sudah ada ZTE Axon M yang bisa dilipat. Lebih tepatnya, ZTE Axon M memiliki dua layar terpisah masing-masing 5,2 inci 1080p yang digabungkan dengan sistem engsel dan bukan menggunakan layar fleksibel.

2. Pemindai Sidik Jari di Bawah Layar

tren-dan-prediksi-inovasi-teknologi-smartphone-2018-1

Rumor mengenai smartphone dengan pemindai sidik jari yang dipasang di bawah layar sudah sering kita dengar sepanjang tahun 2017. Samsung dan Vivo pun berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama dan tahun ini kemungkinan besar impian tersebut bakal terwujud.

Perusahaan perakit sensor biometrik terkemuka, Synaptics mengumumkan telah berhasil menciptakan sensor sidik jari yang bisa dipasang ke permukaan layar smartphone. Sensor bernama Clear ID FS9500 ini aman berkat prosedur enkripsi AES dan mencakup serangkaian fitur otentikasi yang dapat dipilih oleh OEM. Mereka juga sudah memulai proses produksi massal.

3. Standar Baru Rasio Layar 18:9 

tren-dan-prediksi-inovasi-teknologi-smartphone-2018-2

Tahun lalu saja, sudah banyak produsen yang mengadopsi rasio layar 18:9 ke perangkat flagship dan kelas menengah mereka dengan bezel lumayan tipis. Sebut saja, Vivo V7, Oppo F5, Huawei Nova 2i, dan banyak lagi.

Tahun ini, rasio layar tersebut mungkin akan menjadi salah satu kriteria yang wajib ada bagi konsumen ketika memilih smartphone baru. Seri Galaxy A terbaru kepunyaan Samsung juga telah mengadopsi Infinity Display, semoga saja diikuti seri Galaxy J.

4. Asisten Digital yang Lebih Pintar dan Lebih Seperti Manusia

tren-dan-prediksi-inovasi-teknologi-smartphone-2018-3
Sumber foto: Business Insider

Sejumlah perusahaan teknologi raksasa berlomba-lomba mengembangkan asisten digital berbasis AI dan machine learning. Apple dengan Siri, Google dengan Assistant, Samsung dengan Bixby, Microsoft dengan Cortana, Amazon dengan Alexa, dan banyak lagi.

Saat ini kemampuan mereka memang masih sangat terbatas, tapi tahun ini tugas yang bisa mereka kerjakan akan lebih banyak. Selain itu, keluaran suara yang terdengar juga akan lebih menyerupai manusia.

Sejumlah pabrikan ponsel juga akan membenamkan chipset khusus untuk menangani AI dan machine learning. Bakal lebih banyak lagi aplikasi berbasis AI yang menyuguhkan pengalaman lebih baik lagi.

5. Update OS Android Lebih Cepat

tren-dan-prediksi-inovasi-teknologi-smartphone-2018-4

Masalah besar yang sampai saat ini belum bisa diatasi Google ialah soal update OS Android yang sangat lambat. Ada banyak sekali smartphone yang terjebak di versi Android jadul.

Agar tidak terjadi hal yang sama, Google mengenalkan teknologi bernama Project Treble yang mulai tersedia Android 8.0 Oreo. Dengan ini memungkinkan para pabrikan ponsel bisa memperbarui OS Android lebih cepat tanpa perlu membuat banyak perubahan di sisi software.

Pada dasarnya, Google memisahkan software mereka dengan bagian software yang dikerjakan oleh partner pembuat hardware. Secara teori, smartphone yang sudah menjalankan Android Oreo bakal menerima update OS lebih cepat dibandingkan versi-versi Android sebelumnya.

6. Pengenalan Wajah 

tren-dan-prediksi-inovasi-teknologi-smartphone-2018-5
Sumber foto: Apple

Keputusan berani Apple menanggalkan tombol home ikonik dan Touch ID (fingerprint scanner) pun dinilai sangat mengejutkan. Sebagai gantinya, Apple membenamkan sistem pengenalan wajah baru yang disebut Face ID dengan TrueDepth camera.

Sebenarnya Samsung juga teknologi Iris Scan dan Face Recognition pada Galaxy Note 8. Bedanya dengan Apple, Samsung masih menyediakan sensor fingerprint.

Tahun 2018 ini, bisa diprediksi akan makin banyak pabrikan ponsel yang mengembangkan teknologi pengenalan wajah yang lebih aman. Sebut saja Huawei, Oppo, dan Xiaomi yang kabarnya tengah menggarap sensor 3D seperti Face ID iPhone X.

7. Daya Tahan Baterai Lebih Baik

tren-dan-prediksi-inovasi-teknologi-smartphone-2018-6
Sumber foto: GadgetMatch

Menurut PhoneArena, daya tahan baterai pada smartphone flagship 2017 lebih baik 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Alasan utamanya ialah penggunaan chipset 10nm yakni Snapdragon 835 yang lebih hemat daya.

Tahun depan, chipset 10nm Snapdragon 845 dan berpadu OS Android 8.0 Oreo yang punya manajeman daya yang lebih baik, akan membuat daya tahan smartphone Android lebih lama.

Di sisi lain, teknologi fast charging juga sangat membantu kita, tak perlu menunggu lama untuk nge-charge.

Sumber: PhoneArena dan Slashgear.

Pokémon Go Akan Tiba di Asia Sebentar Lagi?

Sejak Pokémon Go meluncur minggu lalu, demam Pokémon kembali merebak seperti di tahun 90-an. Besarnya penantian khalayak mendorong banyak orang melakukan cara-cara ‘kurang legal’ buat menikmati permainan saat mereka tahu Pokémon Go belum tersedia di negaranya – dan boleh jadi banyak di antara mereka ialah kawan-kawan Anda sendiri.

Sebetulnya Pokémon Go baru tersedia resmi di sejumlah wilayah saja: Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru dan Jerman. Bungkamnya Nintendo (dalam hal ini The Pokémon Company) mengenai kapan ia meluncur di Asia membuat banyak orang gemas, apalagi kemarin kita mendengar kabar soal penundaan peluncuran global Pokémon Go karena Niantic bermaksud membenahi masalah server. Tapi dari update terkini, ada kemungkinan Pokémon Go segera tiba di Asia sebentar lagi.

Berdasarkan laporan The Verge yang mengacu pada tulisan Wall Street Journal, terdapat peluang Nintendo akan melepas Pokémon Go di Asia dan negara-negera Eropa lain minggu ini. Minggu lalu via Twitter miliknya, Takashi Mochizuki dari Wall Street Journal juga sempat menyampaikan bahwa publisher meminta konsumen di Amerika dan Jepang untuk ‘bersabar’ menanti kedatangan permainan mobile fenomenal tersebut. Apakah Jepang akan jadi negara Asia pertama tempat pendaratan Pokémon Go?

Informasi lain yang menguatkan prediksi ini bisa Anda lihat di blog Pokémon Go Asia ciptaan ‘perkumpulan pecinta Pokémon’. Hipotesis pertama adalah waktu refresh global Apple app store yang jatuh di hari Kamis, mengindikasikan probabilitas peluncuran lebih luas di iOS dan Google Play. Kemudian kita juga tahu selama beberapa hari ke belakang, Niantic telah bersusah-payah menambah kapasitas server.

Asumsi tersebut didukung oleh keadaan saat ini: setelah seminggu pelepasan Pokémon Go, semakin jarang kita dengar berita mengenai glitch dan bug. Lalu di tanggal 11 Juli kemarin, ‘narasumber terpercaya’ menjelaskan peluncuran game akan dilangsungkan tidak lama lagi.

Baru kemarin warga Jerman merayakan kehadiran Pokémon Go di negaranya, dan di sana, game sudah menimbulkan kontroversi. Meski fans sangat gembira, perwakilan pengurus monumen peringatan korban rezim Nazi menyayangkan kelakuan para pemain yang membanjiri lokasi itu untuk berburu ‘monster saku’. Menurutnya, hal tersebut sangat tidak pantas.

Telegraph sendiri mengingatkan agar kita tidak bersemangat secara berlebih-lebihan, karena sejauh ini Nintendo belum mengungkap tanggal rilis resmi di wilayah lain, terlepas dari prediksi sejumlah situs.

Meski Tidak Dipamerkan di E3 2016, PlayStation ‘Neo’ Akan Dirilis Tahun Ini?

Memegang janji mereka, tidak ada pengumuman hardware baru dari Sony di E3 2016 terlepas dari rumor yang berseliweran berbulan-bulan lalu terkait PlayStation Neo. Di ajang itu, Microsoft terlihat leluasa men-tease Project Scorpio. Dan bukan rahasia lagi, kedua console maker kabarnya menyematkan hardware lebih canggih ke dalam platform anyar mereka.

Menariknya, ketiadaan info mengenai PlayStation Neo di E3 bukan berarti Sony bermaksud menunda perilisannya. Beberapa sumber berbeda mengonfirmasi pada Digital Foundry di Eurogamer bahwa ada probabilitas Neo dilepas tahun ini, terlepas dari minimnya detail. Apakah 4K ataupun virtual reality gaming betul-betul akan menjadi fokus dua hardware tersebut?

Berdasarkan informasi yang telah diberikan, baik Scorpio maupun Neo menyuguhkan kinerja perangkat keras berkali-kali lipat dibandingkan console tipe standar (Scropio menyimpan enam teraflop), namun ada satu pertanyaan besar: apakah console mutakhir itu akan memberikan pengalaman gaming lebih baik bagi para konsumen – misalnya tentu saja menawarkan resolusi dan frame rate yang lebih tinggi?

Masalahnya, Microsoft dan Sony sudah pernah menyatakan bahwa mereka bermaksud menciptakan dua tingkatan pasar: console ‘generasi pertama’ di mana gamer-nya dihidangkan 1080p, dan sistem baru untuk mengangkat permainan di layar UHD. Meski demikian, pada dasarnya mereka adalah software yang sama karena produsen ingin agar gamer di hardware lawas tidak merasa tertinggal. Di sebuah dokumen, Sony berkali-kali mengingatkan developer agar frame rate permainan di Neo tetap sama seperti di PlayStation 4.

PlayStation Neo (dan Project Scorpio) berpotensi untuk menjadi inovasi di ranah console, namun pasti ada dampak dari ketersediaannya. Keberadaan tier-tier console berbeda tentu akan membuka jarak antara generasi lama dan baru. Sony dan Microsoft memang menjamin hal itu tidak terjadi, tapi pada prakteknya, ‘peraturan’ ini akan berubah dua atau tiga tahun ke depan. Buat game-game yang dilepas di 2018/2019 nanti, apakah produsen masih mau mendukung sistem antik (2013)?

Melihat acuan Sony buat developer terkait Neo, mereka memilih resolusi 1080p sebagai tingkatan terendah. Sony menyarankan, bukan mengharuskan, kreator menyajikan konten di 4K. Menakar dari laporan terdahulu serta janji enam teraflop Scorpio, terdapat indikasi Neo memiliki level performa di bawah rivalnya itu.

Jika Neo memang betul dilepas tahun ini, ada kemungkinan sistem akan dipamerkan di Gamescom, Tokyo Game Show, Paris Games Week, atau acara tersendiri seperti event penyingkapan PlayStation 4.

Via Gamespot.

Virtual Reality Diprediksi Hasilkan Pemasukan Hampir $ 900 Juta di 2016

Oculus Rift dan HTC Vive, dua headset VR high-end itu telah mulai dikirimkan ke tangan konsumen, sebuah langkah besar bagi virtual reality dalam menyerbu ruang keluarga Anda. Banyak ahli memperkirakan, produk-produk ini dapat menyaingi smartphone, ditakar dari besarnya perubahan yang mereka berikan bagi cara manusia bekerja serta menghibur diri.

Kini semua pemain di bidang teknologi, besar maupun kecil, tampak berbondong-bondong terjun ke ranah itu. Aksi mereka bisa dipahami. Meski VR kental dengan tema gaming, pada prakteknya ia dapat diimplementasikan ke bermacam-macam skenario penggunaan: industri medis dan kesehatan, edukasi, turisme, serta desain. Analis Strategy Analytics memprediksi, pemasukan dari penjualan produk VR berpeluang mencapai hampir US$ 900 juta di tahun ini.

Tepatnya adalah US$ 895 juta. 77 persen dari nilai itu diperkirakan merupakan hasil dari transaksi Rift, Vive, dan PlayStation VR. Namun bahkan ketika mereka semua dikombinasikan, volume penjualan ketiga device ini terlihat sangat kecil dibanding produk-produk berbasis smartphone yang umumnya lebih terjangkau – hanya 13 persen dari 12,8 juta unit headset virtual reality di 2016.

Hal ini memang wajar karena Rift dan Vive memang bukanlah barang murah. Headset VR milik Facebook tersebut dijajakan di harga US$ 600, sedangkan Vive menuntut harga yang lebih tinggi lagi, yaitu US$ 800. Sementara itu, Google Cardboard terdistribusi secara luas (dibagi-bagikan gratis dan dapat dibeli murah secara online). Pemilik handset flagship Samsung juga sudah bisa menikmati pengalaman VR ‘premium’ berbekal Gear VR.

Harga tinggi memang membatasi penjualan – Strategy Analytics mengestimasi hanya mencapai kurang lebih 1,7 juta perangkat high-end (Rift, Vive, PSVR). Walaupun demikian, di tahun ini khalayak awam akan mulai memahami potensi dan kecanggihan headset mutakhir tersebut. Di saat yang sama, pasar smartphone dibombardir oleh bundel VR. Analis percaya, dengan strategi jitu, headset VR berbasis handset dapat berperan sebagai ‘hidangan pembuka’ untuk mengiring konsumen ke produk yang lebih mumpuni.

Cliff Raskind selaku direktur Wearable Device Ecosystems di Strategy Analytics menyampaikan, 2016 ialah tahun krusial bagi virtual reality akibat perpaduan sejumlah faktor, memberikan tantangan sangat besar bagi produsen dalam memenuhi ekspektasi konsumen terhadap VR, terutama dari sisi ketersediaan konten dan keterbatasan teknis headset virtual reality kelas entry-level.

Direktur Strategy Analytics Cliff Raskind tak lupa menuturkan bahwa virtual reality akan kembali memicu persaingan panas antar produsen hardware, terutama di bidang resolusi layar, kartu grafis, penyimpanan, serta kamera-kamera 3D.

Sumber: Venture Beat.

Lima Tren Mobile Tahun 2016 di Asia Pasifik Menurut Opera Mediaworks

Tren mobile tahun 2016 untuk kawasan Asia Pasifik (APAC) telah berjalan, dan di awal tahun biasanya selalu menjadi momen yang dimanfaatkan banyak pihak untuk memperkirakan tren yang akan berkembang. Kali ini prediksi tersebut datang dari Opera Mediaworks. Disampaikan Managing Director Opera Mediaworks APAC Vikas Gulati, setidaknya ada lima poin yang disoroti tentang dunia mobile di tahun 2016 untuk kawasan APAC.

Konten video mobile terus berkembang

Tahun 2015 adalah tahun bagi video mobile. Pertumbuhan yang pesat didorong tingginya konsumsi dari beragam sistem operasi di negara-negara yang menjadikan perangkat mobile sebagai “layar pertama” yang dilihat. Opera sendiri mencatat bahwa APAC adalah kawasan dengan permintaan video tertinggi di Q2 tahun lalu.

Vikas menyampaian, “Faktanya, konsumsi terhadap video dan pengeluaran brand akan bertambah besar, lebih besar dari yang dapat kita bayangkan. Native videos akan meraih momentum di Facebook, Instagram, Twitter, Snapchat, dan lainnya. Di tahun 2016, kita akan melihat peningkatan adopsi format native video di antara pengiklan dan penerbit premium.”

Mobile apps memimpin dan mobile web mengikuti

Dengan tingkat penetrasi perangkat mobile yang tinggi, jumlah waktu yang dihabiskan dengan perangkat mobile juga ikut meningkat. Indonesia, sebagai negara yang memiliki penetrasi perangkat mobile tinggi juga merasakan hal tersebut. Ini tak lepas dari semakin maraknya aplikasi yang hadir dengan menawarkan kekayan konten yang beragam.

“Tren saat ini, yang menunjukkan bahwa mobile apps mendapatkan lebih banyak traffic daripada aktivitas browsing biasa di mobile web, akan mengalami peningkatan. Mobile apps memiliki format yang lebih kaya dan menghadirkan pengalaman yang jauh lebih baik daripada mobile web. […] Di masa yang akan datang, kita akan menyaksikan integrasi konten in-app yang lebih mendalam dan kreatif,” ujar Vikas.

Regulasi, larangan, dan reaksi pelanggan

Pemblokiran iklan (Ad-blocking) adalah salah satu isu hangat yang mencuat di tahun 2015, selain peningkatan konten video. Ini tak lepas dari isu iklan yang menggagu yang berujung pada reaksi perlawanan dari konsumen. Menurut Vikas, isu ini akan jadi lebih hangat di tahun 2016 dan berkembang lebih jauh ke ranah penerapan pengawasan kualitas iklan.

Vikas mengatakan, “Kita juga akan melihat lebih banyak penerapan pengawasan pemerintah terhadap kualitas iklan, penggunaan data, dan dorongan terhadap transparansi dalam segala hal, tidak hanya dalam hal kualitas media yang dibeli, tetapi juga data. Perusahaan juga harus lebih transparan saat menjelaskan bagaimana mereka menggunakan data konsumen.”

Format baru, hiburan baru, alat-alat baru

Pesatnya penetrasi mobile di pasar APAC, terutama ponsel pintar, diyakini Vikas akan dapat menutup kesenjangan atas akses konten dan informasi yang selama ini ada. Hal tersebut juga dipercaya akan menghadirkan kecerdasan buatan yang lebih pintar dan membawa pembayaran melalu mobile menjadi lebih populer.

M-commerce secara bertahap [akan] menjadi pusat perhatian di negara-negara berkembang yang sangat kuat penetrasi mobile-nya. Pembayaran mobile akan menjadi hal yang umum. […]. Pemain-pemain baru di bidang data publik [juga akan bermunculan. Tahun ini kita [juga] akan menyaksikan konsolidasi kekayaan data dari telekomunikasi, bank, dan penyedia jasa ritel dalam sebuah platform umum yang akan mampu menyediakan mobile audiences yang tepat sasaran bagi industri.”

Tahun 2016 adalah tentang “brand dan performance

Vikas juga  memaparkan bahwa dalam strategi periklanan di ranah mobile batas antara brand dan performance akan menjadi semakin tipis di tahun 2016 ini. Contoh paling nyatanya adalah perilaku para pengembang yang akan mulai fokus untuk menargetkan pengguna berkualitas.

Vikas mengatakan, “Performance business di industri mobile akan semakin berkembang pesat dan tahun 2016 ini para developer akan mengurangi fokus untuk sekedar mengejar jumlah install. Mereka akan lebih memusatkan perhatian untuk menemukan dan menargetkan pengguna berkualitas.”

“Tidak hanya itu, kita tidak akan melihat lagi brand mengejar performance hanya dalam perangkat mobile. Kami melihat terjadinya pengembangan platform ke saluran seperti televisi dan OOH (out-of-home) untuk mempercepat kesuksesan. Ketika ini sudah menjadi praktek yang umum, nantinya ampanye brand berbasis mobile akan memasukkan unsur respon secara langsung,” tandasnya.

Rumor Teranyar Tentang Generasi Penerus iPhone 6, 2GB RAM, Teknologi Force Touch

Melanjutkan kabar yang telah kami tuliskan sebelumnya, rumor mengenai generasi penerus iPhone 6 kembali bermunculan. Seperti yang sudah-sudah, penerus iPhone 6 ini sepertinya akan diberi nama iPhone 6s, dan hadir dengan bentuk fisik yang sama namun dengan penambahan beberapa fitur, seperti implementasi teknologi force touch.
Continue reading Rumor Teranyar Tentang Generasi Penerus iPhone 6, 2GB RAM, Teknologi Force Touch

Steam Machines Valve Diprediksi Akan Gagal?

Munculnya 15 model Steam Machines seusai GDC 2015 menandakan bahwa tak kurang dari 15 produsen hardware raksasa melihat kesempatan serta potensi besar dalam konsep perangkat hiburan all-in-one di ruang keluarga tersebut. Tapi jika dilihat lebih jauh, ternyata rasa skepstis mengenai kesuksesan Steam Machines di waktu ke depan belum mampu disingkirkan. Continue reading Steam Machines Valve Diprediksi Akan Gagal?

Cisco Prediksikan Penggunaan Koneksi 4G di Indonesia akan Tumbuh 56 Kali Lipat Empat Tahun ke Depan

Indonesia bisa dibilang terlambat dalam penerapan jaringan 4G/LTE dan segelintir orang juga masih banyak yang pesimis dengan penerapan teknologi ini ke depannya. Meskipun demikian tak sedikit pula yang menyatakan bahwa gagasan implementasi 4G/LTE ini menarik dan percaya bahwa dengan tingkat kedewasaan teknologi saat ini pemanfaatan teknologi 4G/LTE tidak akan membutuhkan waktu yang lama untuk matang. Cisco, dalam laporan Cisco Visual Networking Index (VNI) Global Mobile Data Traffic Forecast for 2014 to 2019, memprediksikan bahwa penggunaan koneksi 4G di Indonesia akan bertumbuh 56 kali lipat dari 2014 sampai 2019.

Peningkatan pertumbuhan koneksi 4G sendiri merupakan salah satu faktor dari pertumbuhan lalu lintas data mobile yang secara keseluruhan diprediksikan akan bertumbuh hingga 10 kali lipat dari tahun 2014 hingga tahun 2019. Koneksi 4G diprediksikan mencakup 43,7% dari keseluruhan lalu lintas mobile di tahun 2019 dan lalu lintasnya sendiri diperkirakan akan tumbuh hingga 71 kali lipat. Koneksi melalui smartphone dengan dukungan 4G juga akan mendominasi hingga 40% dari total lalu lintas data smartphone di tahun 2019.

Temuan lain dari laporan Cisco yaitu pada tahun 2019 nanti diprediksikan bahwa akan ada 195,3 juta (73% dari populasi Indonesia) pengguna mobilebaru, meningkat dari 155,1 juta pada 2014 dengan laju pertumbuhan tahuan mencapai 4,7%. Cisco juga memperkirakankecepatan rata-rata koneksi mobileakan bertumbuh 3,7 kali lipat dari 236 kbps pada 2014 mencapai 872 kbps pada tahun 2019 nanti.

Selain itu jika pada 2014 tercatat ada 328 juta piranti yang terhubung ke jaringanmobile, lima tahun setelahnya angkanya diprediksikan akan mencapai 385 juta unit. Menurut Cisco sendiri sekitar 46% dari koneksi tersebut merupakan smart connection (perangkat cerdasnya minimal mendukung 3G), naik dari 14% setahun silam.

Seperti dikutip oleh infoBank, Country Manager Cisco Indonesia Sancoyo Setiabudi mengatakan, “Studi Cisco VNI Mobile yang terbaru ini meramalkan pertumbuhan yang signifikan untuk Indonesia, 10 kali lipat untuk lalu lintas datamobile dari 2014 sampai 2019. Peningkatan penetrasi mobile, pertumbuhan jumlah smart connection yang signifikan, dan pesatnya pertumbuhan 4G merupakan beberapa faktor utama pertumbuhan lalu lintas mobile di Indonesia. Indonesia akan selangkah lebih dekat untuk dapat mentransformasi kehidupan masyarakatnya melalui konektifitas yang saling terhubung.”

[Header: Nickolay Vinokurov/Shutterstock.com]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Adjie Priambada. 

1 dari 5 Mobil yang Ada di Dunia pada Tahun 2020 Adalah Mobil Pintar

Fenomena Internet of Things memang belum lama mengawali debut trennya, namun respon konsumen sudah terbilang positif. Tidak terkecuali industri otomotif, dimana para pabrikan saling berlomba meluncurkan mobil pintar demi memenuhi permintaan konsumennya. Continue reading 1 dari 5 Mobil yang Ada di Dunia pada Tahun 2020 Adalah Mobil Pintar

IDC Ramalkan Ada 29,7 Juta Smartphone yang Masuk ke Indonesia Tahun Ini

Ada lebih dari 240 juta jiwa yang menduduki negara kita. Populasi yang tinggi ini menempatkan Indonesia pada urutan keempat dalam daftar negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Jika ditilik dari sudut pandang pengguna smartphone, berapa banyak jumlahnya? Continue reading IDC Ramalkan Ada 29,7 Juta Smartphone yang Masuk ke Indonesia Tahun Ini