Instagram Kembali Perkaya Layanan Versi Webnya

Layanan berbagi foto kepunyaan Facebook, Instagram kembali meluncurkan penambahan baru untuk layanan versi webnya, yakni berupa menu baru berlabel Discover People. Jika Anda perhatikan saat ini ada sebuah menu dengan ikon kompas yang bila diklik akan membawa Anda ke sebuah halaman baru yang bakal mempertemukan Anda dengan jutaan pengguna lainnya. Tombol menu baru ini diletakkan di sebelah kanan tepat di samping tombol notifikasi yang diluncurkan oleh Instagram beberapa hari yang lalu.

Peluncuran menu Discover People ini baru saja dilakukan pada akhir pekan lalu untuk semua pengguna. Sebelumnya, fitur ini baru dapat dijumpai oleh pengguna Instagram di aplikasi mobile-nya. Kini seluruh pengguna dipastikan dapat mempergunakan fitur baru ini dari peramban di desktop mereka.

Instagram-explore-930x610

Melalui fitur baru ini, pengguna Instagram yang tidak sedang online dengan smartphone dapat menjumpai pengguna Instagram lain untuk diikuti bersama dengan sejumlah foto yang baru saja diunggah.

Bukan fitur yang luar biasa, namun hal ini cukup untuk menjadi bukti otentik bahwa Instagram mempunyai perhatian khusus yang cukup besar pada platform desktop. Sebelumnya Instagram juga meluncurkan fitur notifikasi yang berisikan rangkuman aktivitas akun selama beberapa hari terakhir. Hanya saja, mengingat pengguna tidak dapat mengunggah foto baru dari desktop, sehingga kegunaan platform peramban sejauh ini hanyalah sebatas pelengkap atau alternatif update ketika pengguna sedang tidak menggenggam smartphone.

Sumber berita Petapixel dan gambar header Facebook/Instagram.

Microsoft Ciptakan Chatbot dengan Gaya Bicara Seperti Seorang Remaja

Ada-ada saja yang dilakukan tim Microsoft Technology and Research di waktu luangnya. Demi mendalami kemampuan sistem kecerdasan buatan (AI) dalam memahami percakapan secara alami, mereka menciptakan sebuah chatbot bernama Tay. Tay bukan sembarang chatbot, karena ia dirancang untuk berbicara layaknya seorang remaja perempuan.

Secara garis besar, Tay memang memenuhi klaimnya. Ia ditargetkan pada pengguna berusia 18 sampai 24 tahun, mengingat variasi kosa katanya bisa agak sulit dimengerti oleh pengguna yang berusia lebih tua. Sesuai dugaan, ia pun juga menguasai percakapan yang didominasi oleh emoji.

Menurut Microsoft, semakin sering Anda mengajak Tay chatting, semakin pintar pula ia dalam memberikan balasan. Hal ini dikarenakan Tay akan menyimpan sejumlah data dari lawan bicaranya, yang mencakup nama panggilan, jenis kelamin, makanan favorit, kode area lokasi sampai status hubungan. Data-data ini dimaksudkan agar balasan Tay bisa lebih dipersonalisasikan dengan gaya dan karakter masing-masing lawan bicaranya.

Kalau melihat kicauan Tay di Twitter, bisa dilihat bahwa gaya bicaranya memang menyerupai seorang remaja yang terbiasa berinteraksi lewat dunia maya. Ia bahkan tak segan mengirimi bermacam GIF atau meme secara tak terduga kepada lawan bicaranya.

Topik pembicaraan dengan Tay bisa sangat luas, tapi Microsoft telah memberikan panduan awal jika Anda bingung harus berkata apa kepadanya. Jika sedang bosan menunggu seseorang, Anda bisa mengajak Tay bercanda atau memintanya memberi tahu ramalan bintang Anda. Ia pun juga siap memberikan komentar yang jujur pada tiap-tiap foto yang Anda kirim kepadanya.

Untuk bisa bercakap-cakap dengan Tay, cukup mention @TayandYou di Twitter atau langsung dengan mengiriminya DM. Kalau Anda menggunakan Kik Messenger atau GroupMe, Anda bisa menambahkan Tay sebagai kontak.

Sumber: TheNextWeb.

Path untuk Android Kini Punya Tampilan Baru yang Lebih Segar

Setelah sebelumnya menghadirkan kembali fitur messaging di dalam aplikasinya, jejaring sosial Path kini kembali memperkenalkan sejumlah fitur menarik dalam update terbaru versi Android-nya.

Pembaruan yang paling mencolok adalah desain tampilan anyar yang lebih segar sekaligus lebih mudah dinavigasikan. Lewat tampilan baru ini, pengguna dapat mengakses berbagai fitur Path hanya dengan menggeser ke kiri atau kanan.

Selanjutnya, Path turut menghadirkan fitur streaming video, dimana pengguna tidak lagi diharuskan mengunduh terlebih dahulu untuk bisa menikmati momen video yang dibagikan oleh teman-teman mereka. Saat terhubung ke Wi-Fi, video akan diputar secara otomatis.

Untuk pengguna yang gemar bercakap-cakap, Path kini telah mengusung fitur mention di bagian komentar. Cukup ketikkan simbol “@”, maka Path akan menampilkan rekomendasi daftar teman berdasarkan siapa saja yang berada dalam momen tersebut. Tidak kalah penting, Path kini juga akan mengingatkan pengguna terkait ulang tahun teman-teman mereka.

Secara keseluruhan, update ini dapat memberikan pengalaman yang lebih sempurna buat pengguna Path. Melengkapi semua itu adalah fitur in-app browser, dimana berbagai macam tautan bisa dibuka tanpa harus keluar dari aplikasi Path itu sendiri. Untuk menikmati fitur-fitur baru ini, silakan langsung update aplikasi Path lewat Google Play.

Application Information Will Show Up Here

Melihat Aktivitas Akun Instagram Kini Bisa via Web

Kendati memfokus diri di platform mobile, bukan berarti Instagram platform lainnya menjamur tak terurus. Terbukti baru-baru ini, tim Instagram kembali meningkatkan pengalaman pengguna untuk platform desktop, berupa menu tab Activity yang akan memudahkan pengguna memperoleh update aktivitas akunnya tanpa harus login dari ponsel.

Menu Activity mempunyai fungsi yang hampir sama dengan notifikasi di dalam aplikasi mobile Instagram. Melalui menu ini pengguna akan memperoleh segala perkembangan terbaru yang ingin Anda lihat, mulai dari siapa yang menyukai foto Anda, siapa yang meninggalkan komentar, ketika Anda ditandai dan diikuti oleh teman baru.

screen-shot-2016-03-22-at-5-01-09-pm

 

Menu Activity diletakkan di sebelah ikon akun, menggunakan ikon hati yang dilingkari siluet seruan. Ia tidak menghantarkan Anda ke manapun ketika diklik, melainkan menyuguhkan segala perkembangan terbaru, siapa teman baru yang mungkin Anda kenal, siapa yang baru mengikuti Anda dan lain-lain.

Update ini menjadi menarik, karena selama ini Instagram dikenal sebagai aplikasi yang secara ketat “memaksa” penggunanya untuk tetap mengandalkan aplikasi mobile untuk membagikan foto.

Sementara versi deskop dibiarkan tetap hidup sekadar untuk menjadi tempat bagi pengguna melihat timeline di akun mereka. Apakah mungkin Instagram mulai berubah pikiran dan berencana membawa versi lengkap layanannya ke platform desktop? bisa saja!

Sumber berita Techcrunch dan gambar header Facebook/Instagram.

Menyusul Facebook dan Twitter, Instagram Bersiap Tampilkan Konten Terkurasi

Dalam beberapa bulan ke depan, akan ada sesuatu yang berbeda dari timeline Instagram kita. Kalau biasanya konten ditampilkan secara kronologis, dimana foto-foto yang terbaru akan muncul di paling atas, ke depannya tidak lagi demikian. Pasalnya, Instagram tengah menyiapkan algoritma khusus untuk menampilkan konten terkurasi.

Rencana ini diumumkan langsung lewat blog resmi Instagram. Keputusan ini didasari oleh semakin membeludaknya foto maupun video yang dibagikan oleh pengguna Instagram, yang setiap harinya semakin melipat ganda – di Indonesia saja ada 22 juta pengguna aktif. Hal ini mengakibatkan pengguna melewatkan sekitar 70 persen dari konten yang terdapat di timeline-nya, berdasarkan data yang dikumpulkan Instagram.

Cara kerja kurasi konten Instagram ini nantinya akan mirip seperti yang sudah lama kita jumpai di Facebook. Foto maupun video dari pengguna yang kita ikuti tak lagi ditampilkan secara kronologis, melainkan berdasarkan minat kita, hubungan kita dengan sang pengunggah dan timing.

Contohnya, kalau musisi yang kita follow mengunggah video dari konser semalam, video tersebut akan muncul di bagian paling atas ketika kita membuka Instagram. Sama halnya dengan foto hewan peliharaan baru dari teman baik kita; Instagram akan memastikan supaya kita tidak melewatkannya.

Sebelum ini, Twitter juga sempat mengambil langkah serupa dengan mengubah sistem timeline-nya. Dalam kasus Twitter, media sosial berlambang burung tersebut menawarkan fitur ini secara opsional, yang berarti pengguna masih bisa mengakses konten di timeline secara kronologis.

Untuk Instagram, belum ada keterangan apakah fitur ini juga bersifat opsional. Tapi kalau melihat apa yang dilakukan Facebook selama ini dengan dua tipe News Feed yang berbeda, yakni “Top Stories” dan “Most Recent”, sepertinya Instagram juga akan menerapkan metode serupa. Hal ini krusial karena pasti ada banyak pengguna yang lebih memilih menerima konten secara kronologis.

Sumber: The Guardian. Gambar header: Instagram via Pixabay.

Sukses Pinang Masquerade, Facebook Ingin Rebut Hati Pengguna Snapchat?

Facebook kembali melakukan manuver bisnis dengan cara mencaplok pengembang di balik aplikasi editing video berbasis mobile, Masquerade dengan nilai transaksi yang tidak disebutkan. MSQRD, sebutan lain untuk Masquarade mengonfirmasi sendiri akusisi tersebut.

Masquerade mempunyai kemampuan unik dalam menyematkan filter ke video seperti apa yang selama ini menjadi keunggulan Snapchat. Tersedia untuk Android dan iOS, Masquerade menawarkan tool bertukar wajah dan merekam video animasi konyol.  Dalam tulisannya, tim MSQRD bakal membawa teknologinya tersebut ke pengguna Facebook sambil tetap menawarkan Masquerade sebagai aplikasi mandiri seperti sebelum diakuisisi. Mereka bahkan tak menampik bakal melepaskan fitur tambahan anyar yang bakal menjadikan aktivitas merekam video dan selfie makin menyenangkan.

Akuisisi ini sendiri merupakan perkembangan baru yang kembali memperketat persaingan khususnya di platform pesan instan. Meski menguasai ekosistem ini melalui WhatsApp, Instagram dan Facebook Messenger. Namun di lain pihak Snapchat sukses menciptakan image-nya sendiri di kalangan anak muda dan menjadi aplikasi favorit remaja di dunia.

Di permukaan, pembelian ini sekilas tak berbeda dengan akuisisi pada umumnya. Namun jika ditelaah lebih dalam, ada kaitan antara popularitas Snapchat dan manuver agresif Facebook mendongrak agregrasi video di dalam layanan utamanya. Belum lama ini Facebook pun meluncurkan fitur baru Live, yang memungkinkan pengguna membuat siaran secara live yang bisa ditonton oleh pengguna lainnya. Facebook juga melakukan berbagai polesan agar pengguna lebih betah menonton video dan bersedia mengunggah rekaman mereka ke Facebook. Tambahan teknologi Masquerade nantinya diyakini bakal menarik lebih banyak anak muda untuk berkreasi melalui video-video seru, konyol dan unik.

Sumber berita Ubergizmo dan MSQRD.

Setelah WhatsApp, Giliran Instagram yang Blokir Tautan ke Telegram

Bulan Desember lalu, sejumlah pengguna Telegram sempat terkejut mengetahui bahwa WhatsApp memblokir semua tautan menuju ke Telegram.me. Kabar itu pun memicu reaksi pihak pengembang Telegram yang menuding sikap tidak sportif Facebook selaku pemilik WhatsApp dalam menghadapi persaingan di kancah aplikasi pesan instan.

Belum ada penjelasan terkait kejadian tersebut, sekarang giliran Instagram yang melakukan hal serupa. Kabar ini dilaporkan langsung oleh akun Twitter resmi Telegram, dimana mereka mengunggah screenshot yang menunjukkan dialog peringatan di Instagram yang mencegah pengguna untuk menyelipkan tautan Telegram pada profilnya. Sekadar mengingatkan, Facebook adalah pemilik Instagram.

Sebelum ini, pengguna Instagram bisa mencantumkan tautan menuju ke akun media sosial lain macam Telegram pada profilnya. Namun berdasarkan pengalaman pendiri Telegram, Pavel Durov, hal tersebut tak lagi berlaku, seperti yang bisa dilihat pada gambar di bawah ini. Setelah saya coba sendiri, ternyata memang muncul dialog peringatan yang sama.

Dialog peringatan akan muncul ketika pengguna hendak mencantumkan tautan ke Telegram di profilnya

Namun dalam kasus ini bukan Telegram saja yang menjadi ‘korban’, melainkan juga Snapchat. Seorang juru bicara Instagram telah mengonfirmasi kepada TechCrunch bahwa mereka telah menghilangkan fitur untuk mencantumkan tautan berjenis ‘add me’ pada profil Instagram. Mereka beralasan bahwa ini bertentangan dengan fungsi Instagram yang sebenarnya.

Anehnya, Instagram masih membolehkan pengguna untuk mencantumkan tautan menuju ke blog, website, channel YouTube atau bahkan akun Twitter. Tautan yang diblokir hanya yang menuju ke akun Snapchat dan Telegram. Hal ini pun semakin membuktikan bahwa Facebook mungkin agak ‘keder’ melihat pertumbuhan Telegram yang telah mencapai angka 100 juta pengguna aktif.

Sumber: TechCrunch.

Facebook Prioritaskan Live Video di News Feed

Selang beberapa hari setelah mengumumkan kehadiran fitur Live Video di Android, Facebook kini meluncurkan update algoritma News Feed demi meningkatkan popularitas Live Video di kalangan pengguna. Update ini pada dasarnya akan memperbesar kemungkinan suatu Live Video untuk muncul di atas sendiri di News Feed.

Keputusan ini bukan semata diambil karena fitur Live Video masih baru, tapi juga didasari oleh observasi Facebook, dimana mereka mendapati bahwa pengguna menghabiskan waktu tiga kali lebih lama menonton Live Video ketimbang yang sudah tidak live lagi. Alasannya sederhana: Live Video jauh lebih menarik saat momennya sedang terjadi ketimbang setelahnya.

Ini sebenarnya bukan pertama kali Facebook mencoba mengoptimalkan algoritma News Feed-nya untuk konten video. Sebelumnya, Facebook sudah lebih dulu mencoba memberikan News Feed yang lebih personal lewat konten video yang sesuai dengan selera pengguna, yang didasari oleh riwayat video yang mereka tonton maupun yang mereka bubuhi like.

Jadi kini saat Anda membuka Facebook, kemungkinan besar post yang muncul di paling atas adalah suatu Live Video. Seiring menyebarnya fitur Live Video ini ke negara-negara lain selain AS, bisa dipastikan News Feed pengguna akan semakin ramai dengan video-video yang tengah disiarkan secara langsung.

Sumber: Facebook.

Seberapa Sering Anda Memakai Emoji di Twitter? Cari Tahu dengan Emoji Life

Seberapa sering Anda menggunakan emoji? Pertanyaan ini memang tergolong tidak penting, tapi paling tidak kita bisa mendapat gambaran tentang seberapa besar peran ‘bahasa’ baru ini dalam komunikasi kita sehari-hari.

Kalau Anda penasaran dengan jawabannya, Anda bisa memanfaatkan tool analytics bernama Emoji Life. Emoji Life pada dasarnya mirip seperti tool analytics resmi dari Twitter, namun ia secara khusus akan membeberkan keterlibatan emoji dalam aktivitas Anda di Twitter.

Usai membuka situsnya dan login menggunakan akun Twitter, Anda akan diminta untuk melakukan otorisasi terlebih dahulu. Sesudahnya, Emoji Life akan menampilkan gambaran umum terkait penggunaan emoji selama Anda berkicau di Twitter.

Emoji Life

Saya sendiri tergolong jarang memakai emoji, tapi istri saya ternyata cukup sering. 17,7 persen dari total tweet-nya mengandung emoji, dan mayoritas adalah emoji nyengir. Emoji Life memberi istri saya pangkat “Emoji Novice”, sedangkan saya cuma “Emoji Newb”.

Lebih lanjut, Emoji Life juga akan menjabarkan detail lain seperti berapa jumlah tweet yang mengandung emoji yang di-like atau di-retweet oleh pengguna lain. Anda juga bisa melihat berapa kali masing-masing emoji sudah Anda gunakan, serta kategori apa yang paling populer.

Sekali lagi, tool ini memang terkesan tidak penting. Namun di saat yang sama ia bisa menunjukkan peran emoji yang setiap harinya kian terlibat dalam percakapan di Twitter.

Sumber: TheNextWeb.