Cara Mendapatkan Bitcoin

Artikel ini adalah bagian seri edukasi Bitcoin oleh Luno (sebelumnya BitX) Indonesia.

Di artikel pertama, kami telah menjelaskan mengenai tiga karakteristik utama Bitcoin agar Anda dapat lebih memahaminya. Lalu di artikel kedua, kami mengulas bagaimana harga Bitcoin ditentukan. Di artikel ini, kami akan menjelaskan berbagai cara untuk mendapatkan Bitcoin.

Ada beberapa cara untuk mendapatkan Bitcoin:

Menerima Bitcoin

Jika Anda memiliki toko atau melakukan usaha online, Anda dapat menerima Bitcoin sebagai metode pembayaran untuk transaksi penjualan produk atau jasa Anda. Anda dapat membuat dompet Bitcoin Anda pribadi di platform penyedia layanan Bitcoin dan menggunakan Bitcoin Wallet Address (alamat dompet Bitcoin) Anda untuk mulai menerima Bitcoin. Biasanya, menerima Bitcoin lebih murah dan mudah daripada metode pembayaran lainnya, dan cara ini adalah salah satu cara termudah untuk mendapatkan sedikit Bitcoin.

Berbagai platform penyedia layanan Bitcoin menawarkan API yang dapat Anda gunakan untuk mulai menerima Bitcoin, seperti Luno. Anda dapat menghubungi Customer Support mereka untuk dibantu dalam penggunaan API untuk merchant Anda.

Beli Bitcoin dari platform jual beli Bitcoin

Cara lain adalah cara yang paling banyak digunakan orang untuk mendapatkan Bitcoin: membeli dari broker Bitcoin terpercaya atau penyedia layanan Exchange, seperti Luno. Cara ini mirip seperti ketika Anda membeli mata uang atau saham asing di bank atau money changer. Bedanya, Anda melakukan pembelian mata uang digital Bitcoin secara online. Ini merupakan cara termudah untuk mendapatkan Bitcoin karena Anda dipastikan akan menemukan seseorang yang akan menjualkan Bitcoin mereka kepada Anda di platform tersebut.

Perhatikan bahwa Anda perlu memastikan platform penyedia layanan jual beli Bitcoin yang Anda pilih adalah platform global yang terpercaya. Selain itu, pastikan platform tersebut memungkinkan Anda membeli dengan mata uang lokal Anda, dan menarik dana ke rekening bank lokal Anda dengan biaya yang ramah.

Menambang Bitcoin/Bitcoin Mining

Anda juga dapat memiliki Bitcoin dengan melakukan penambangan (mining), namun cara ini sangat sulit dilakukan oleh perseorangan.

Penambangan Bitcoin (Bitcoin Mining) adalah salah satu cara untuk mendapatkan Bitcoin. Seperti yang disebutkan sebelumnya, kita dapat melihat Bitcoin sebagai suatu sistem kas global yang besar yang menyimpan sejarah transaksi (atau ‘pergerakan uang’) dari satu orang ke orang lainnya. Ketika transaksi Bitcoin diproses di jaringan Bitcoin, artinya Bitcoin sedang dipindah dari satu orang ke orang lainnya, ada satu peran yang harus dilakukan oleh pihak ketiga. Pihak ketiga ini akan berperan dalam memastikan bahwa semua transaksi telah direkam dengan benar dan sistem kas telah tersinkronisasi di seluruh dunia.

Dalam hal Bitcoin, proses ini bukan dilakukan oleh perseorangan atau perusahaan, namun oleh ribuan komputer di seluruh dunia yang terhubung dengan internet. Komputer ini dikenal sebagai miners atau ‘penambang’. Secara sederhana, mereka adalah ‘komputer yang memproses transaksi’.

Untuk melakukan pemrosesan ini dengan cara yang aman, komputer-komputer perlu melakukan kalkulasi kompleks yang memakan usaha computing yang sangat besar, sehingga dibutuhkan juga energi yang besar serta alat-alat khusus yang canggih. Seseorang — pemilik dari komputer-komputer ini — perlu membayar untuk alat-alat dan listrik tersebut, jadi mereka perlu mendapatkan kompensasi dari seluruh usaha dan uang yang mereka habiskan untuk mendukung jaringan ini.

Mereka mendapatkan kompensasi melalui Bitcoin yang berhasil mereka tambang. Bitcoin baru yang ditambang bertindak sebagai penghargaan dan insentif untuk mereka yang berkontribusi dalam jaringan Bitcoin, karena mereka telah mendukung proses transaksi.

Cara lain untuk mengerti hal ini adalah dengan membayangkan apa yang terjadi jika bank besar membangun sistem pemrosesan transaksi global terbesar di dunia: mereka akan menghabiskan milyaran dollar untuk membuat sistem tersebut. Dengan itu, mereka lalu mengenakan biaya transaksi kecil pada para pengguna untuk menutup biaya yang telah mereka habiskan.

Dengan Bitcoin mining, biaya untuk sistem global ini dibagi ke ribuan komputer, dan mereka menutup biaya operasional mereka dengan Bitcoin yang baru ditambang. Dengan cara ini mereka mendapatkan sedikit Bitcoin. Proses penambangan Bitcoin ini adalah demokratisasi infrastruktur finansial yang sesungguhnya.

Kebanyakan penambangan dilakukan oleh perusahaan besar dengan alat yang canggih dan sangat mahal, sehingga sulit bagi orang atau komputer biasa untuk bersaing dengan perusahaan tersebut. Jadi, jika Anda tidak memiliki keahlian khusus dan uang yang banyak untuk dihabiskan untuk komputer-komputer khusus tersebut, pilihan yang lebih baik adalah dengan membeli Bitcoin atau menerima Bitcoin.


Sebelumnya dikenal dengan nama BitX, Luno adalah platform jual, beli, kirim, terima, dan simpan Bitcoin di Indonesia. Luno tersedia di website, iOS, dan Android.

Tepas Tandha Yekti sebagai Tiang Teknologi Informasi dan Komunikasi Keraton Yogyakarta

Ketika mendengar kata Keraton, apa yang ada di benak Anda? Ya, pada umumnya akan mendefinisikan sebagai unsur budaya yang masih kental mempertahankan nilai-nilai leluhur. Lalu ketika membayangkan, apakah pendekatan digital modern mungkin untuk dielaborasi? Mungkin banyak orang akan berpikiran, baiknya jangan karena akan merusak tatanan budaya atau malah berpikiran keras bahwa pendekatan modern dan budaya harus benar-benar dipisahkan.

Namun dilahirkannya Tepas Tandha Yekti berhasil mengubah perspektif kami tentang akulturasi budaya luhur dan digitalisasi. Informasi ini mungkin akan memberikan insight baru juga untuk Anda yang skeptis tentang percampuran dua dunia ini.

Kami berkesempatan untuk melakukan wawancara eksklusif dengan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu, putri ke-4 Sri Sultan Hamengku Buwono X dari Keraton Yogyakarta Hadiningrat, sebagai Penghageng (Kepala Divisi) Tepas Tandha Yekti.

Dalam wawancara ini, DailySocial mencoba menggali tentang apa itu Tepas Tandha Yekti dan inovasi digital yang coba digalakkan Keraton Yogyakarta.  Berikut hasil wawancara kami dengan GKR Hayu.

Apa itu Tepas Tandha Yekti?

Tepas Tandha Yekti (selanjutnya disebut dengan TTY) merupakan sebuah divisi di dalam struktur organisasi Keraton Yogyakarta yang bertanggung jawab atas IT dan dokumentasi. Dibentuk atas Dawuh Dalem (perintah Sultan) pada akhir tahun 2012, TTY adalah salah satu divisi termuda. Sebelum adanya TTY, tidak ada divisi khusus yang bertanggung jawab atas dokumentasi. Secara struktural, TTY ada di ruang lingkup Keraton, di bawah Kawedanan Hageng Punokawan Panitrapura (bertanggung jawab atas administrasi Keraton).

Menurut GKR Hayu, zaman dulu fotografer istana justru kebanyakan orang asing atau orang Jawa di bawah didikan Belanda seperti Kassian Cephas. Setelah itu, foto-foto Keraton diabadikan oleh para pangeran yang hobi fotografi. Hanya saja semakin ke sini, hasil karya ini tersebar di banyak tempat. Misalnya foto dari seorang Pangeran biasanya disimpan di rumahnya, ketika beliau meninggal, keturunannya sudah tidak tahu lagi di mana dokumentasi tersebut berata.

Mendokmentasikan ragam kekayaan budaya budi luhur dengan cara modern / Dok. Keraton Yogyakarta
Mendokmentasikan ragam kekayaan budaya budi luhur dengan cara modern / Dok. Keraton Yogyakarta

Bukan hanya foto, tapi begitu pula dengan buku catatan yang tidak termasuk kitab sehingga tidak tersimpan di perpustakaan Keraton, Widya Budaya. Jadi sudah perlu adanya satu divisi khusus yang bertanggung jawab atas dokumentasi.

Sebelum 2012, semua workflow di Keraton masih sangat paper-based. Sehingga informasi antar Kawedanan Hageng atau semacam kementerian sangat terkotak-kotak dan tidak efisien. Atas dasar ini, Sultan merasa perlunya sebuah divisi IT yang bisa membawa Keraton ke proses computer-based sehingga cara kerjanya bisa jauh lebih efisien.

Apakah yang mengerjakan tugas di dalamnya merupakan Abdi Dalem Keraton?

Pada saat dibentuk, TTY hanya memiliki 5 Abdi Dalem, paling kecil di antara yang lain. Terdapat struktur organisasi di dalamnya, mulai dari Penghageng (kepala divisi, dijabat oleh GKR Hayu), Wakil Penghageng, Carik (sekretaris), Hartakan (bendahara) dan Lumaksono (umum). Abdi Dalem ada beberapa jenis, Abdi Dalem Tepas diharuskan sowan (masuk kerja) 4-5 kali dalam seminggu,  sementara Abdi Dalem Caos hanya beberapa kali dalam sebulan, atau saat ada acara Hajad Dalem (upacara Keraton). Jadi meski kecil, Abdi Dalem TTY termasuk yang paling dedicated karena selalu ada setiap hari.

Hanya saja, menjadi Abdi Dalem adalah sebuah niatan mengabdi dan meluangkan waktu untuk Keraton. Permasalahan yang sering ditemui, tak jarang GKR Hayu kesulitan mendapatkan Abdi Dalem dengan skills yang dibutuhkan. Ditambah dengan workload TTY yang jauh lebih intensif dibanding Tepas lainnya, akhirnya GKR Hayu memutuskan untuk mengambil beberapa tenaga lepas untuk membantu kerja TTY.

“Kami belum pernah ada open recruitment tapi kami minta rekomendasi dari orang yang sudah bergabung di TTY. Pertimbangan saya, tim TTY tetap harus kecil karena mereka harus keluar-masuk Keraton sementara statusnya bukan Abdi Dalem. Saya harus bisa mempertanggungjawabkan semua yang diperbuat mereka. Jadi tiap anggota tim harus bisa menjalani tata krama yang ada di Keraton, dan punya niatan tulus untuk membantu Keraton. Sekarang ada sekitar 20-an non Abdi Dalem yang membantu TTY,” ujar GKR Hayu.

Sebagai Penghageng, peran GKR Hayu di TTY mulai dari konsep, mencari dana, eksekusi dan monitoring. Karena divisi ini sangat berbeda kerjanya dengan yang lain di Keraton, menurut GKR Hayu tidak banyak yang bisa jadi bahan studi banding.

Apa yang menjadi fokus inovasi di TTY?

Yang menjadi prioritas di TTY adalah mengumpulkan berbagai pengetahuan tentang Keraton yang tersebar dan diarsipkan dengan baik. Karena TTY harus riset untuk memproduksi konten, kolaborasi dengan Tepas dan Kawedanan lain sangat diperlukan untuk melakukan pendataan. Misalnya mendata semua Masjid Kagungan Dalem atau masjid-masjid milik Keraton yang jumlahnya ada 40 lebih.

Dari sisi IT, transformasi dari paper-based ke computer-based juga tengah terus dijalankan. Saat ini tim TTY sedang bekerja sama dengan beberapa Kawedanan lain untuk meneliti existing workflow dan mencari cara untuk memindahkan itu ke sebuah aplikasi.

Tepas Tandha Yekti memiliki visi untuk membuat akses ke dokumentasi Keraton menjadi semudah mungkin / Dok. Keraton Yogyakarta
Tepas Tandha Yekti memiliki visi untuk membuat akses ke dokumentasi Keraton menjadi semudah mungkin / Dok. Keraton Yogyakarta

Pada tahun 2013, TTY mengembangkan talkshow tentang budaya dalam Keraton yang disiarkan di TVRI Yogyakarta. Namun untuk sementara ini program tersebut dihentikan karena TTY akan mengubah formatnya dari talkshow menjadi feature. TTY sedang mengubah proses produksinya secara internal sembari meningkatkan skill masing-masing anggota.

Yang sudah berjalan stabil adalah optimalisasi penggunaan media sosial di Twitter, Facebook dan Instagram. Website kratonjogja.id juga sudah diluncurkan secara resmi oleh Sultan pada tanggal 7 Maret lalu bertepatan dengan 28 tahun Sultan bertahta.

“Saya sedang mengembangkan tim riset di dalam TTY, yang baru berjalan sekarang ini riset tentang pengageman atau busana di dalam Keraton,” ujar GKR Hayu.

Tentang GKR Hayu, kegemarannya di dunia digital

Kegemarannya dengan dunia digital menurutnya sudah diawali sejak kecil. Kegemarannya bermain dengan sesuatu yang berbau problem solving, seperti puzzle, lego hingga model kit. Pada saat SMP sempat beralih ingin menjadi politisi seperti ayah dan ibunya, tapi beralih lagi ketika masuk jenjang SMA.

“Jadi kurang tertarik karena kok rasanya politik hanya antara mbohongin orang atau dibohongin.”

Ketika kuliah S1 di Inggris, jurusan yang diambil adalah Computer Science. Tapi waktu itu GKR Hayu merasa kesulitan untuk mendalami pemrograman. Sempat hampir putus asa, karena pada perjalanan 2 tahun masa kuliah ia mendapatkan tawaran beasiswa jurusan Kimia di Inggris. Namun pada akhirnya ia tetap memutuskan untuk melanjutkan kuliah di jurusan IT, dengan mengambil konsentrasi pada Information System. Spesialisasi yang diambil saat itu Network Design dan Project Management.

Selepas lulus S1, GKR Hayu bekerja sebagai Assistant Project Manager pada sebuah software house di Jakarta untuk mengembangkan internet banking untuk korporasi. Setelah melalui pergelutan dengan pengembangan sistem internet banking di perusahaan BUMN, setahun kemudian ia dipercaya sebagai Project Manager di tempat tersebut.

“Selama 3 tahun saya bekerja di Jakarta, saya bertanggung jawab atas proyek di 8 bank (BUMN maupun bank asing), pengembangan produk internal, dan weekly knowledge sharing untuk sesama Project Managers maupun divisi lain seperti developers, analysts dan QA.”

Tak lama kemudian ia mengudurkan diri dari pekerjaannya di Jakarta, karena sudah mulai disibukkan dengan TTY dan rencana melanjutkan studi S2. Kembali ke Yogyakarta, sembari mengelola TTY, GKR Hayu bekerja di Gameloft sebagai HD Game Producer. Kala itu Windows 8 baru saja dirilis dan ia bertanggung jawab untuk memimpin salah satu tim pengembangan game di platform tersebut.

Bertahan satu tahun, GKR Hayu kemudian mengundurkan diri dari Gameloft karena alasan kesehatan dan dinyatakan lolos seleksi LPDP. Ketika lulus S2, ia full time mendedikasikan waktu untuk Keraton dan TTY.

Saat ini di Yogyakarta GKR Hayu juga menjadi advisor untuk Asosiasi Digital Kreatif (ADITIF) yang fokus pada startup teknologi dan Jogja Creative Association (JCA) yang fokus pada industri kreatif digital, seperti animasi, komik, dan game.

Tanggapan Sultan dengan kegemaran GKR Hayu di bidang digital

Sri Sultan Hamengkubuwono X dan GKR Hayu dalam persemian website resmi Keraton / Dok. Keraton Yogyakarta
Sri Sultan Hamengkubuwono X dan GKR Hayu dalam persemian website resmi Keraton / Dok. Keraton Yogyakarta

Dengan tegas GKR Hayu menjawab, “sangat mendukung”. Tidak pernah sekalipun ayahanda mengatakan “ini bukan kerjaan perempuan” yang justru sering ia dengar dari orang lain. Beliau selalu mengatakan “di masa depan IT akan jadi sangat penting”.

“Waktu saya telepon sambil nangis-nangis karena merasa gagal di jurusan Computer Science, Bapak hanya bilang ‘yang penting kamu sudah berusaha’ dan fokus membantu memikirkan next step-nya apa.”

Setelah semua itu berjalan, setidaknya kini GKR Hayu akan fokus penuh ke Tepas Tandha Yekti membawakan visi:

  • TTY sebagai divisi IT bisa membantu divisi lain dalam transformasi cara kerja yang lebih efektif dan efisien.
  • Menghadirkan budaya Jawa yang di Keraton ke publik dengan lebih baik, terutama untuk para diaspora Jawa yang sudah tak pernah kembali tapi masih memegang teguh identitas budayanya melalui internet.
  • Keraton yang sudah lebih efisien dan efektif cara kerjanya, bisa melayani publik dengan lebih baik lagi.
  • Semua arsip dan dokumentasi Keraton punya backup digital, dan punya kerja sama dengan institusi luar negeri yang punya arsip dan naskah kuno Keraton seperti di Inggris dan Belanda.

Tanggapan masyarakat Yogyakarta mengenai terobosan Tepas Tandha Yekti

Hadirnya Tepas TandhaYekti di lingkungan Keraton semakin menandaskan posisi Yogyakarta sebagai kota budaya, kreativitas, dan kota yang akrab dengan teknologi. Salah satu penggiat teknologi informasi dan warga Yogyakarta, Rony Agung Rahmanto, atau akrab disapa Rony Lantip, menyatakan bahwa transformasi Keraton Yogyakarta dengan Tepas Tandha Yekti merupakan salah satu harapan warga Yogyakarta yang menginginkan kemudahan akses. Bagi Rony, kemudahan yang diharapkan adalah akses ke naskah-naskah kuno di Keraton sebagai sumber sejarah valid.

Yogyakarta yang memiliki citra sebagai salah satu kota dengan warisan budaya yang kaya di Indonesia. Modernisasi di Yogyakarta melalui TTY juga membuktikan Keraton Yogyakarta tidak menutup diri terhadap inovasi teknologi dan semacamnya.

GKR Hayu, salah satu orang yang memiliki peran di belakang Tepas Tandha Yekti dipandang Rony sebagai salah seorang yang memiliki pandangan yang jauh ke depan. Pengalaman GKR Hayu di dunia teknologi informasi diharapkan bisa memberikan dampak yang signifikan dari adanya sentuhan digital di keraton Yogyakarta ini.

“Mengenai GKR Hayu dan Tepas Tandha Yekti saya mungkin tidak bisa berpendapat banyak. Pengetahuan saya soal Tepas Tandha Yekti amatlah terbatas. Tetapi pandangan-padangan GKR Hayu yang jauh ke depan, ditambah dengan bagaimana representasi Keraton dikemas Tepas Tandha Yekti (terutama di dunia media sosial), menurut saya bagus sekali.”

Inovasi yang berujung pada kebermanfaatan bagi masyarakat / Dok. Keraton Yogyakarta
Inovasi yang berujung pada kebermanfaatan bagi masyarakat / Dok. Keraton Yogyakarta

“Pengalaman GKR Hayu di dunia IT tentu yang memberikan warna itu, dan itu menarik sekali. Tinggal nanti harapannya, sentuhan itu akan meluas sehingga banyak dampaknya bisa dirasakan oleh seluruh warga secara langsung. Banyak komunitas digital di Yogya yang tampaknya akan menghasilkan sesuatu yang keren seandainya mendapatkan askes atau kesempatan berkontribusi dalam proses transformasi digital tadi,” papar Rony.


Amir Karimuddin dan Pragoyo Ryza berpartisipasi dalam penyusunan dan penulisan artikel ini.

Cara Menentukan Harga Bitcoin

Artikel ini adalah bagian dari seri edukasi Bitcoin oleh Luno (sebelumnya BitX) Indonesia.

Di artikel pertama, kami telah menjelaskan mengenai tiga karakteristik utama Bitcoin agar Anda dapat lebih memahaminya. Kini, kami akan mengulas mengenai bagaimana harga BItcoin ditentukan. Apakah ada yang mengontrol harga Bitcoin? Mengapa harga Bitcoin berubah setiap menit, bahkan setiap detik?

Analogi penentuan harga jeruk

Pertama-tama, ketahuilah bahwa cara kerja pergerakan harga Bitcoin sama seperti mata uang atau obyek lainnya. Mari kita ambil contoh bagaimana harga suatu obyek ditentukan, misalnya menggunakan jeruk sebagai perumpamaan. Berapa harga jeruk?

Jawabannya: tergantung. Penentuan harga jeruk dipengaruhi oleh dua hal berikut: harga yang diinginkan oleh orang yang menjualnya, dan harga yang diinginkan oleh orang yang membelinya. Jika Budi ingin menjual jeruk dengan harga Rp 3.000,- dan Sarah hanya mau membayar Rp 2.000,- maka deal tidak terjadi. Namun jika Budi dan Sarah sepakat dengan harga tertentu, misalnya Rp 2.500,-, maka deal terjadi dan transaksi berlangsung.

Selain itu, konteks dan lingkungan pasar juga akan mempengaruhi harga jeruk. Pada musim panas, lebih banyak orang mau membeli jeruk, sehingga harga jeruk akan naik. Atau jika ada bencana alam seperti banjir sehingga persediaan jeruk berkurang, semakin banyak orang kesulitan membeli jeruk sehingga harga jeruk juga akan naik.

Perbedaan jeruk dan uang

Penentuan harga Bitcoin sebenarnya sama seperti harga jeruk. Harga penawaran (dari mereka yang menjual) dan harga permintaan (dari mereka yang membeli) menentukan harga barang tersebut. Namun, ada sedikit perbedaan. Bitcoin dan mata uang lain sedikit berbeda dari jeruk karena mereka bersifat ‘homogen’. Satu dollar identik dengan dollar lainnya, satu Bitcoin identik dengan Bitcoin lainnya.

Jeruk, di sisi lain, dapat berbeda-beda tergantung ukuran dan kualitas jeruk tersebut, sehingga harga jeruk juga berbeda mengikuti ukuran dan kualitasnya. Jadi sebenarnya, lebih gampang menentukan harga Bitcoin atau mata uang karena sifat identik yang dimiliki uang tersebut.

Mata uang digital Bitcoin dan mata uang konvensional

Banyak orang tidak menyadari bahwa mata uang lainnya juga bekerja sama persis seperti Bitcoin – jika Anda sedang memegang koin atau uang kertas Rupiah di tangan Anda saat ini, pada saat yang bersamaan ada jutaan orang yang melakukan jual beli Rupiah, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Jadi walaupun Anda merasa harga mata uang Anda cenderung stabil, sebenarnya harga Rupiah berubah secara terus menerus. Jika Anda ingin menukarkan Rupiah Anda ke mata uang lain, misalnya Dollar Singapura, mungkin Anda akan membayar dengan 10 lembar Rupiah Anda hari ini, namun pada hari berikutnya bisa saja Anda memerlukan 11 atau 9 lembar Rupiah.

Bitcoin bekerja persis seperti itu – Anda dapat membayangkannya seperti mata uang jenis baru dari apa yang Anda miliki sekarang. Perbedaan Bitcoin dan mata uang biasa (seperti Rupiah dan Dollar) ada pada entitas yang mengontrolnya. Contohnya, Rupiah dikontrol oleh Bank Indonesia (BI). Dengan begitu, BI akan melakukan kebijakan untuk mencegah adanya inflasi atau perubahan harga atau nilai Rupiah yang signifikan. Berbeda dengan Rupiah, Bitcoin tidak dikontrol entitas apapun.

Jadi, sebenarnya alasan mengapa harga Bitcoin lebih fluktuatif dibandingkan mata uang lainnya adalah tidak adanya satupun entitas yang mengontrol harga Bitcoin. Harga Bitcoin ditentukan oleh semua orang yang memiliki Bitcoin (berapapun jumlahnya). Jika Anda memiliki Bitcoin saat ini, Anda termasuk salah satu orang yang menentukan harga Bitcoin. Jika Anda tiba-tiba menjual semua Bitcoin Anda, maka harga akan bergerak turun (karena penawaran/supply kini bertambah). Begitu juga jika Anda tiba-tiba ingin membeli banyak Bitcoin, Anda telah berkontribusi pada jumlah permintaan (demand) Bitcoin, sehingga harga akan bergerak naik.

Sekarang bayangkan ada jutaan orang yang memiliki Bitcoin di dunia dengan harga jual dan harga beli yang berbeda-beda. Dengan mengumpulkan mereka semua, Anda akan mendapatkan nilai tengah pasar antara harga permintaan dan harga penawaran. Itulah harga Bitcoin pada saat itu.


Sebelumnya dikenal dengan nama BitX, Luno adalah platform jual, beli, kirim, terima, dan simpan Bitcoin di Indonesia. Luno tersedia di website, iOS, dan Android.

Membuat Nyata Blockchain untuk Bisnis

Di era tahun 1990-an, dengan munculnya suatu teknologi World Wide Web dan eBusiness, kita diperkenalkan dengan beberapa kemudahan untuk berkomunikasi dan kemudahan untuk mendapatkan data baik secara internal di dalam satu perusahaan atau eksternal secara global.

Teknologi ini semakin maju, dari mulai berkomunikasi secara individual sampai dengan kolaborasi untuk membentuk suatu ekosistem dalam melaksanakan tugas-tugas bisnis serta kemudahan untuk melakukan integrasi antara satu sistem dengan sistem yang lain, baik internal ataupun eksternal dari satu perusahaan.

Dengan adanya teknologi yang begitu canggih, banyak kebiasaan, bisnis atau proses yang hilang dan digantikan dengan berbagai kemudahan dan kenyamanan bagi semua penggunanya. Sebagai contoh penggunaan email, fasilitas chat, dan social media telah menghilangkan kebutuhan kita untuk pergi ke kantor pos, mengurangi biaya (tidak perlu lagi membeli perangko) dan mengurangi pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan kertas (mengurangi administasi dengan kertas). Semua proses ini dilaksanakan dalam waktu yang sangat cepat (hitungan detik). Sebelumnya proses itu memerlukan waktu dalam hitungan hari tergantung pada lokasi tujuan).

Dengan adanya fasilitas berkomunikasi yang lebih baik, hampir semua perusahaan berupaya untuk membentuk suatu model bisnis yang memudahkan pelanggan berinteraksi di dalam ekosistem atau bisnis network-nya untuk memperbaiki penjualan atau proses bisnis.

Di era teknologi e-business ini, integrasi antara masing-masng peserta bisnis di business network-nya masih secara point-to-point. Proses/interaksi antara satu member dengan member lainnya tidak diketahui oleh member lain dan masing-masing member menyimpan data-data transaksi/interaksinya di sistemnya masing-masing.

Proses demikian akan memakan waktu yang lama, tidak efisien, mahal, dan rentan terhadap penipuan untuk setiap tahap proses bisnisnya. Proses tersebut dapat dibantu oleh adanya Blockchain. Analis industri menganggap Blockchain sebagai revolusi teknologi untuk bisnis.

Apakah itu Blockchain dan manfaatnya?

Saat ini kalangan umum lebih banyak mengenal istilah Bitcoin dibanding Blockchain. Bitcoin mulai ditemukan di tahun 2008, merupakan suatu metode ‘cryptocurrency’, mata uang digital yang tidak diatur dan tidak membutuhkan izin dari bank sentral di seluruh dunia. Sistem Bitcoin dilaksanakan untuk melakukan transaksi cryptocurrency di antara para penggunanya secara langsung, tanpa melibatkan pihak penengah.

Bitcoin merupakan implementasi pertama dari teknologi Blockchain. Blockchain merupakan fondasi untuk membentuk suatu aplikasi yang akan membentuk kepercayaan dan transparansi. Para anggota menggunakan Bitcoin (sebagai digital currency) untuk melakukan pembayaran. Setelah transaksi Bitcoin terjadi, data-data transaksi akan dicatat sistem di dalam satu blok yang dilengkapi dengan satu hash data (yang sudah di-encrypt) yang menunjukkan informasi dari transaksi sebelumnya. Data-data transaksi yang tercatat tersebut saling berkaitan satu sama lainnya. Inilah yang merupakan konsep dari Blockchain.

Bitcoin adalah contoh paling dikenal untuk penggunaan Blockchain / Pixabay
Bitcoin adalah contoh paling dikenal untuk penggunaan Blockchain / Pixabay

Blockchain system adalah suatu sistem yang terbuka, yang memiliki shared ledger (mencatat semua transaksi/kegiatan permanen antara dua anggota atau lebih) yang direplikasi dan didistribusikan kepada masing-masing member dari jaringan bisnisnya.

Jaringan bisnis yang dibentuk bersifat tertutup (akses hanya diberikan untuk anggota yang bersangkutan), berizin (hanya anggota yang diberi izin yang bisa bergabung dengan jaringan bisnis), dan rahasia (dengan menggunakan teknologi cryptography, anggota hanya bisa mengakses/melihat data/proses yang diberikan saja).

Di dalam sistem blockchain ini, dibentuk consensus pada jaringan bisnisnya untuk menentukan kebenaran transaksi bersangkutan dan transaksi yang tercatat dianggap final dan tidak bisa diubah.

Pada tahun 2016, sebuah panel yang beranggotakan para pakar dari seluruh dunia berkumpul di World Economic Forum dan memilih teknologi terpenting yang belakangan ini menjadi paling tren. Blockchain terpilih menjadi salah satu tren teknologi dari Top Ten Emerging Technology, yang dianggap cukup disruptive dan bisa merubah cara bisnis di berbagai sektor.

Manfaat penggunaan Blockchain antara lain:
a. Waktu proses menjadi lebih cepat, karena masing-masing transaksi/proses akan dikerjakan mendekati otomatisasi dan dilengkapi dengan proses yang bisa dipercaya
b. Mengurangi biaya berlebihan dan perantara
c. Menghindari risiko kejahatan perusakan dan penipuan
d. Meningkatkan kepercayaan untuk bertransaksi dengan adanya neraca bersama dan concensus

Komponen utama Blockchain

Berikut ini adalah komponen utama sistem Blockchain:

1. Shared Ledger (neraca bersama)
Sistem Blockchain akan mencatat semua transaksi yang terjadi di dalam jaringan bisnisnya. Setiap transaksi yang terjadi akan dicatat dengan menambahkan suatu hash (encrypted data) dari transaksi yang sebelumnya. Transaksi akan didistribusi dan direplikasi ke anggota dari jaringan bisnisnya dan hanya anggota yang diberikan izin akses akan dapat melihat/akses transaksi yang bersangkutan.

2. Smart Contract
Smart Contract adalah suatu business logic yang dibuat menggunakan Programming Language untuk mendefinisikan proses-proses atau kontrak agar transaksi bisa berjalan sesuai dengan kebutuhan, baik dari segi proses bisnis, kondisi bisnis, audit atau yang lainnya.

Sebagai contoh, dalam pengiriman barang dari satu kota ke kota lain, bisa dipasang alat IoT (Internet of Things) untuk memantau temperatur paket yang dikirim. Bila temperatur paket tersebut di luar dari batas yang ditentukan, maka proses pengiriman barang akan dibatalkan dan pembayaran pun tidak akan dilaksanakan. Logika di atas bisa dibuat di dalam Smart Contract, yang akan dilaksanakan setiap kali transaksi pengiriman barang terjadi di dalam jaringan bisnis menggunakan sistem Blockchain.

3. Privacy (Kerahasiaan)
Transaksi-transaksi yang tercatat di Blockchain dibagikan kepada masing-masing anggota di dalam jaringan bisnisnya, tetapi dengan adanya sistem teknologi kriptografi, masing-masing transaksi dan anggota jaringan bisnis memiliki Privacy (kerahasiaan).

Tidak semua anggota jaringan bisnis bisa melihat semua tansaksi yang terjadi di dalam sistem Blockchain-nya. Cryptographic dan certification management akan mengontrol siapa yang bisa melihat apa dan data-data apa yang mereka bisa lihat.

4. Consensus/Trust (Kesepakatan)
Consensus adalah suatu mekanisme untuk melakukan validasi dan komitmen mengenai kebenaran dari transaksi yang terjadi.

Contoh kasus

Contoh kasus bisnis menggunakan solusi Blockchain dari IBM:

  1. Solusi perdagangan internasional menggunakan Blockchain https://ibm.biz/BdijFw
  2. Bagaimana Walmart menggunakan sistem Blockchain untuk meningkatkan pelacakan suplai makanan https://ibm.biz/BdijF5
  3. IBM dan  China UnionPay E-payment Research Institute mendemokan bagaimana poin bonus dapat digunakan secara bersama antar berbagai bank menggunakan Blockchain https://ibm.biz/BdijEc
  4. Raksasa pelayaran Maersk bereksperimen dengan blockchain untuk bills of lading https://ibm.biz/BdijER


Disclosure: tulisan tamu ini dibuat oleh Sianny Gandasasmita. Sianny saat ini bekerja sebagai Banking Technical Advisor di Financial Services Sector – IBM Indonesia. Ia bisa dihubungi melalui email [email protected], LinkedIn, atau Twitter

Tiga Karakteristik Bitcoin

Artikel ini adalah bagian dari seri edukasi Bitcoin oleh Luno (sebelumnya BitX) Indonesia.

Banyak orang berpikir bahwa Bitcoin adalah hal yang sangat membingungkan, padahal Bitcoin adalah sesuatu yang dapat dimengerti secara sederhana. Seri pembelajaran ini bertujuan untuk membantu semua orang untuk mengerti dasar-dasar mengenai Bitcoin. Dan seiring berjalannya waktu, kami akan menyediakan penjelasan yang lebih rinci mengenai cara kerja Bitcoin, cara mendapatkan dan menggunakan Bitcoin, dan cara investasi Bitcoin melalui artikel-artikel selanjutnya.

Apa itu Bitcoin?

Selama ini, seluruh transaksi keuangan terjadi melalui pihak ketiga seperti Visa, Paypal, dan bank. Setiap bank atau penyedia jasa keuangan ini mengelola buku akuntansi mereka sendiri, lalu mereka harus menggabungkannya dengan buku kas lainnya. Dengan demikian, mereka harus menghabiskan sejumlah biaya, waktu, dan juga tenaga. Di sisi lain, Bitcoin adalah sistem kas transaksi global yang terdesentralisasi. Bitcoin mengganti dan mengubah sistem tersebut. Semua buku-buku kas ini diubah ke satu sistem akuntansi global sehingga mengurangi waktu dan biaya.

Siapa yang menciptakan Bitcoin?

Bitcoin ‘diciptakan’ oleh seseorang atau sekelompok orang dengan nama ‘Satoshi Nakamoto’. Walaupun ada banyak artikel dan investigasi untuk mencari tahu kebenaran mengenai siapa dia (atau mereka), tidak ada bukti yang cukup kuat hingga saat ini. Namun, apakah hal itu penting? Tidak sama sekali. Satoshi merancang seluruh sistem Bitcoin dengan sikap ‘open manner’ – artinya kode ini tersedia untuk dilihat dan diperiksa oleh semua orang, jadi tidak ada rahasia tersembunyi, dan tidak ada pengaruh dari penciptanya. Seiring berjalannya waktu, banyak orang mulai mengerjakan kode-kode ini sehingga sangat berbeda dengan rancangan awal yang dibuat Satoshi.

Penting untuk diingat bahwa ada kesalahpahaman mengenai Satoshi yang menyebutkan bahwa Satoshi menciptakan Bitcoin sendirian. Seperti terobosan besar lainnya di ilmu pengetahuan, ciptaan Satoshi dibangun oleh tangan banyak orang. Pada beberapa dekade belakangan, banyak ahli terkemuka, teknisi, dan ahli matematika terlibat dalam penelitian mengenai cryptography, sistem, dan lainnya. Satoshi berhasil merangkum semua pekerjaan ini menjadi satu rencana koheren dan jelas lalu melakukan implementasi rencana tersebut. Jika Anda membaca Satoshi Whitepaper, Anda akan membaca referensi-referensi dari seluruh penemuan yang mendorong keberhasilannya dalam ciptaan tersebut.

Karakteristik Bitcoin (1): Bitcoin sebagai sistem pembayaran

Bagaimana cara kita transfer uang ribuan tahun yang lalu, ketika kita tinggal di desa-desa kecil, mengenal dan percaya satu sama lain? Kita dengan mudah melakukan barter, seperti yang kita lakukan dengan uang tunai saat ini. Namun ketika uang dipindahkan secara online, ini akan menjadi sedikit rumit. Bank dan layanan kartu kredit menyelesaikan masalah ini dengan ‘ledger system’ (‘sistem kas’) — yang menyimpan sejarah akun dan menunjukkan siapa yang memiliki apa.

Ketika John melakukan transfer uang online dari satu orang ke orang lainnya, bank-lah yang melakukan transfer dari John ke orang lain. John tidak dapat melakukannya sendiri karena ada risiko ia melakukan kecurangan – ia dapat copy (menyalin) dan paste (menempel) uang digital (karena semua itu hanyalah angka di komputer) dan mengirimkan ke dua orang berbeda. Jadi, kita mempercayai bank untuk mengirimkan uang dan memastikan hanya satu orang yang menerima uang tersebut. Bank tersebut dapat berbuat curang, namun kita percaya mereka tidak melakukan kecurangan.

Jika transfer dilakukan dalam bank yang sama, hal tersebut mudah dilakukan. Namun jika bank tersebut berbeda, ini akan sedikit rumit karena mereka mungkin memiliki sistem kas yang berbeda dan perlu dicocokkan. Oleh karena itu, mereka mengenakan biaya kecil, dan biasanya transfer ini memakan sedikit waktu. Ketika bank dan sistem keuangan ini berasal dari negara yang berbeda, hal menjadi lebih rumit: bahasa, sistem, mata uang yang berbeda, serta lebih banyak orang harus melakukan koordinasi dan seterusnya, jadi biaya dan waktu transfer bertambah. Itulah mengapa sistem keuangan saat ini sangat kompleks. Sistem tersebut adalah kesemrawutan besar dari berbagai sistem kas yang ada di dunia.

Bitcoin mengubah semua itu. Dengan apa? Bitcoin adalah satu sistem kas yang melakukan sinkronisasi di seluruh internet, jadi semua orang dapat mengakses akun kas yang sama secara real time terlepas siapa dan dimana ia berada. Hasilnya? Uang dapat ditransfer dari satu pihak ke pihak lainnya tanpa keterlambatan dan biaya yang sangat tinggi. Seperti ketika uang digunakan dulunya, sebelum dunia menjadi begitu besar dan rumit.

Sistem pembayaran Bitcoin digunakan untuk apa? Jawabannya: apapun yang Anda gunakan dengan uang biasa: kirim ke teman dan keluarga – baik lokal dan luar negeri, beli barang online, terima gaji, dan sebagainya.

Bitcoin memudahkan kita memindahkan uang. Bitcoin adalah sistem pembayaran, sama seperti metode transfer bank atau kartu kredit, namun Bitcoin sedikit lebih baik. Semakin banyak orang menggunakan Bitcoin untuk pembayaran, semakin berharga pula sistem pembayaran ini. Membeli Bitcoin mirip seperti membeli saham Visa, lalu menggunakan saham tersebut untuk membeli soda di 7-11. Karena Anda membayar dengan saham Visa Anda, maka tempat penggunaan Visa semakin banyak, (sistem pembayaran) Visa semakin meluas dan semakin berharga, sehingga nilai saham Visa akan menjadi semakin berharga pula (termasuk nilai saham Visa Anda sendiri!).

Karakteristik Bitcoin (2): Bitcoin sebagai emas digital

Sejak berabad-abad lalu, emas telah dipandang sebagai objek bernilai tinggi oleh banyak kelompok masyarakat di dunia. Penting untuk diketahui bahwa emas itu sendiri tidak memiliki nilai – emas hanyalah sebongkah batu yang berkilau. Nilai emas berasal dari fakta (yang agak membingungkan) bahwa semua orang setuju bahwa emas memiliki nilai tertentu, dan oleh karena itu emas dianggap berharga. Alasan mengapa orang-orang memilih emas daripada objek lainnya itu penting untuk dipahami – karena emas memiliki karakteristik tertentu yang menjadikannya ‘penyimpan nilai’ (store of value) yang lebih baik dari objek lainnya:

Pertama, emas bersifat langka. Artinya, jumlah emas terbatas (hanya ada sekian emas di dunia – jika terlalu banyak maka semua orang dapat memilikinya dan emas tidak akan memiliki nilai apapun). Emas juga bersifat lunak (emas dapat dicairkan dan dibentuk ke berbagai unit kecil seperti koin, dan yang lebih penting ketika Anda mengubah bentuknya menjadi unit-unit yang lebih kecil, ia tidak akan kehilangan nilainya – tidak seperti berlian). Emas juga stabil dan tidak mengalami degradasi, gampang dikenal dan susah ditiru (dibuat tiruan yang palsu).

Bitcoin memiliki semua karakteristik yang sama seperti emas. Jumlah Bitcoin terbatas (hanya ada jumlah tertentu yang akan diproduksi), Bitcoin dapat dipecah menjadi unit-unit lebih kecil tanpa kehilangan nilai unit tersebut (1 Bitcoin = 100,000,000 Satoshi – unit terkecil dari Bitcoin, sama seperti cents di Dollar atau pennies di Pounds, sehingga kita dapat membeli kurang dari satu Bitcoin), teknologi Bitcoin juga stabil dan tidak akan mengalami degradasi, juga tidak mungkin dapat dibuat Bitcoin palsu. Di samping itu, tidak seperti emas, Anda dapat memindahkan Bitcoin kemanapun di dunia dalam hitungan menit, terlepas dari jumlah Bitcoin tersebut. Itulah mengapa orang menyebut Bitcoin sebagai emas digital, namun emas digital yang lebih baik.

Intinya, Bitcoin mirip seperti emas – inilah mengapa banyak orang menyebut Bitcoin sebagai ‘emas digital’ atau ‘Emas 2.0’.

Karakteristik Bitcoin (3): Bitcoin mirip seperti internet

Bitcoin mirip seperti internet karena tidak ada satupun orang atau entitas yang mengontrolnya, jadi siapapun dapat menggunakannya sesuai keinginan mereka. Ini adalah karakteristik yang sangat unik.

Internet adalah kemajuan terbesar dalam sejarah manusia, yang telah mengubah cara hidup dan cara kerja masyarakat dunia. Banyak orang tidak menyadari bahwa internet yang kita kenal saat ini, mungkin tidak akan pernah ada karena sejumlah ‘rival ‘internet’ yang dibangun pada saat itu. Ada perusahaan tertentu yang ingin menghubungkan semua komputer di dunia untuk berbagi informasi, tapi dengan sistem mereka sendiri, sehingga orang harus membayar untuk mengakses ‘information superhighway’ mereka sendiri.

Internet modern berbeda, dan secara desain, adalah suatu sistem terbuka yang memungkinkan semua orang untuk menggunakannya sesuka hati, dan sistem tersebut tidak dimiliki oleh siapapun, jadi tidak ada gatekeeper. Hal ini mengarahkan pada sesuatu yang disebut ‘inovasi tanpa izin’ – semua orang dapat mencoba hal baru tanpa perlu meminta akses dari gatekeeper tertentu. Ini lalu membawa suatu ledakan inovasi dan adopsi ‘open’ internet, dan menjadi sesuatu yang sangat luas dan besar sekarang. Desain ini juga menandakan bahwa banyak bagian di internet bersifat ‘interoperable’ – artinya internet yang saya gunakan dapat terhubung dengan internet yang digunakan orang lain di negara lain. Hal ini mirip dengan penggunaan bahasa global yang digunakan di dunia. Orang Indonesia dan orang India akan sulit berkomunikasi, namun jika mereka berbicara dalam Bahasa Inggris, maka semua akan menjadi lebih mudah. Internet memungkinkan semua orang untuk berbicara dalam ‘satu bahasa global’.

Bitcoin mirip seperti internet. Untuk seseorang, internet tidak dimiliki oleh siapapun, jadi siapapun dapat menggunakannya sesuka hati – tidak ada gatekeeper. Hal ini disebut juga ‘desentralisasi’. Bitcoin mendukung ‘inovasi tanpa izin’ yang memungkinkan banyak orang membangun perusahaan dan aplikasi di internet sehingga produk tersebut berkembang pesat. Yang terakhir, Bitcoin bersifat interoperable – artinya seperti email dan internet, Bitcoin saya dan Bitcoin Anda semua bekerja dalam satu sistem yang sama, Bitcoin adalah satu kas transaksi global, dan jika dilihat dari sudut pandang tertentu, Bitcoin adalah mata uang global pertama di dunia.

Kesimpulan

Bayangkan apa yang terjadi jika kamu meletakkan sebuah pot besar dan melemparkan kartu kredit, sepotong emas, dan sedikit ‘internet’ ke dalamnya – menyatukan semua itu – hingga menciptakan sesuatu yang baru – Bitcoin!


Sebelumnya dikenal dengan nama BitX, Luno adalah platform jual, beli, kirim, terima, dan simpan Bitcoin di Indonesia. Luno tersedia di website, iOS, dan Android.

Keseruan April Mop 2017 di Lanskap Startup Indonesia

Seperti sudah membudaya, di lanskap startup Indonesia perayaan April Mop selalu diwarnai dengan ragam keseruan. Menyambung keseruan di perayaan April Mop tahun sebelumnya, tahun 2017 beberapa startup kembali unjuk gigi menampilkan sesuatu yang unik. Berikut daftar selengkapnya:

(1) GO-PET dari GO-JEK, layanan on-demand khusus untuk hewan peliharaan

Dalam video peluncurannya, sang CEO Nadiem Makarim yang memperkenalkan layanan tersebut. Sebuah layanan terpadu khusus untuk hewan peliharaan. Mulai dari layanan antar-jemput ala Go-Ride, layanan penyuplai makanan ala Go-Food hingga layanan kecantikan hewan ala Go-Glam ditampilkan. Simpelnya apa yang ada di aplikasi GO-JEK dan GO-LIFE berusaha dikonversi untuk bisa digunakan oleh hewan, pun dalam pengoperasiannya.

Video yang sangat serius ini mendapat tanggapan beragam ketika diunggah di Twitter, yang paling banyak justru menyayangkan karena ini hanya gurauan April Mop. Tapi siapa tahu kan ini adalah sebuah riset pasar untuk menjelajahi pangsa pasar berikutnya untuk Sang Unicorn.

(2) HappyReality dari HappyFresh, pengalaman berbelanja dalam virtual reality

Jika sebelumnya pengguna HappyFresh memilih dan berbelanja kebutuhan harian menggunakan aplikasi di smartphone yang dimiliki, “inovasi” terbaru dari HappyFresh menyajikan pengalaman berbelanja tanpa harus beneran datang ke pusat perbelanjaan. Dengan handset khusus yang mendukung teknologi Virtual Reality, layanan yang dinamai HappyReality mencoba menghadirkan sebuah pengalaman virtual yang seru serasa sedang berbelanja di tempat sebenarnya.

Kendati hanya keseruan untuk April Mop, namun jika dirunut secara teknis, apa yang disajikan tersebut sangat mungkin untuk direalisasikan. Semua komponen pendukungnya sudah ada di pasaran.

(3) Sexyme dari Seekmi, menghadirkan pelayanan jasa dari seorang yang seksi

Penyedia layanan online untuk pemesanan jasa Seekmi pada April Mop lalu secara khusus menyajikan layanan terbarunya berjuluk Sexyme. Sama dengan apa yang disajikan pada varian layanan sebelumnya, hanya saja kini lelaki tampan atau perempuan seksi siap untuk memberikan order jasa kepada pelanggan.

GAMBAR 1

Ada yang tertarik rumahnya dibersihkan oleh perempuan cantik, atau pendingin ruangan yang diservis oleh lelaki ganteng? Konon sampai tanggal 5 April 2017 pendaftarannya.

(4) iPrice x Amazon, menangkis pemberitaan gagalnya e-commerce pimpinan Jeff Bezos tersebut hadir di Indonesia

Di rilis yang kami terima, iPrice Group dipilih menjadi mitra resmi Amazon.com sebagai situs pembanding harga makanan tradisional Indonesia. Kolaborasi Amazon dan iPrice memungkinkan masyarakat Indonesia untuk memesan dan membandingkan harga makanan tradisional apapun, dari manapun dan kapanpun. Makanan ini akan diantarkan maksimal dalam jangka waktu 1 jam di  depan pintu.

GAMBAR 2

Lebih gilanya, untuk jasa pelayanan logistik ke seluruh kepulauan Indonesia, Amazon akan mengantarkan makanan-makanan tradisional tersebut ke seluruh pelosok Indonesia dengan teknologi-teknologi terbaru seperti drone, pesawat tanpa awak dan juga robot.

(5) Toko Virtual Mbah Sakuyup dari Qlapa, menjual jimat secara online

Qlapa sebagai layanan e-commerce khusus produk kerajinan handmade Indonesia, secara resmi menyambut seller pertama yang menjual jimat secara online di platformnya. Adalah Mbah Sakuyup, seorang praktisi kebatinan yang dikenal dengan berbagai jimat buatan tangannya yang siap menyediakan solusi dari berbagai masalah konsumen.

GAMBAR 3

Toko virtual Mbah Sakuyup di Qlapa menjual 9 produk jimat, di antaranya:

  • Tusuk Gigi Anti Gendut
  • Sabun Antiselingkuh
  • Bedak Naik Gaji
  • Peti Cepat Kaya
  • Batu LDR Lancar
  • Larutan Percaya Diri
  • Pasir Antimaling
  • Cincin Super Kuat
  • Dupa Aroma Pemikat Hati

Semua produk yang dibuat Mbah Sakuyup dibuat secara handmade dan menggunakan bahan-bahan baik yang alami maupun yang gaib. Kesembilan jimat buatan Mbah Sakuyup telah melewati proses kurasi dan survei yang mewakili problem terbesar masyarakat Indonesia.

(6) Qlue Glass, kaca mata pintar untuk melapor hanya dengan kedipan

Qlue Glass diluncurkan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna Qlue saat melaporkan permasalahan atau pelanggaran di sekitarnya. Dilengkapi dengan sistem imagery analysis, voice recognation, dan machine learning yang membuat Qlue Glass dapat menginformasikan pelanggaran atau permasalahan di sekitar kepada penggunanya. Teknologi Eye Motion Detector yang terdapat pada Qlue Glass memberi kemampuan untuk pelapor mengambil foto laporan hanya dengan tiga kali mengedipkan mata.

(07) Plug and Play berinvestasi untuk pengusaha sangat muda

Plug and Play Indonesia mengumumkan bahwa pihaknya akan menanamkan investasi kepada wirausahawan sangat muda di Indonesia, bahkan perusahaan akselerator tersebut juga akan mempertimbangkan mereka yang masih berusia 5 tahun. Di samping menanamkan investasi di startup yang dikelola anak-anak, Plug and Play Indonesia juga menawarkan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar mengenai investasi.

“Jenjang wirausahawan dimulai sejak dini. Rentang usia ini – mulai dari usia sekitar lima tahun – merupakan usia terbaik untuk menyerap pengetahuan serta melakukan pembelajaran,” terang Nayoko Wicaksono selaku direktur program lokal Plug and Play Indonesia.

“Kami juga memiliki koneksi dengan beberapa investor muda sukses berumur 10-15 tahun, yang menanamkan modal bersama dengan orang tua mereka yang kaya untuk membantu sesama entrepreneur,” tambah Nayoko.

(08) Paket perjalanan ke ujung bumi dan luar angkasa dari Indonesia Flight

Indonesia Flight mengumumkan bahwa pihaknya telah meluncurkan dua produk inovatif: tiket pulang-pergi ke ujung Bumi dan tiket pulang-pergi ke luar angkasa. Ini merupakan pencapaian penting bagi Indonesia Flight sebab ini menjadikannya sebagai perusahaan pertama yang menawarkan rute perjalanan tersebut di tengah persaingan e-commerce travel nasional yang sengit.

Dua penawaran baru tersebut terinspirasi oleh debat mengenai apakah bentuk Bumi bulat atau datar yang sedang berlangsung di Indonesia. Walaupun terdapat bukti-bukti yang cukup mendukung bagi kedua belah pihak, akan lebih konkret bila pelanggan bisa mencari tahu dengan mata kepala sendiri.

GAMBAR 4

“Tim Indonesia Flight sangat peduli terhadap Indonesia dan masyarakatnya. Kami percaya bahwa persatuan bangsa dapat lebih terpupuk bila perdebatan mengenai bentuk Bumi datar atau bulat berhasil diselesaikan,” jelas CEO Indonesia Flight Marcella Einsteins.

(09) UsWork, gabungan dari Conclave, Cre8 dan Freeware Spaces

Tiga co-working space Jakarta mengumumkan merger, yaitu Conclave, Cre8 dan Freeware Spaces.  Aditya Hadiputra (Conclave), Albert Goh (Cre8 & Voffice), dan Aryo Ariotedjo (Freeware Spaces) mengungkapkan bahwa merger ini akan menghasilkan nama baru, USWORK, yang artinya “Kita Bekerja”.

Apa sebenarnya alasan di balik ini semua? CEO & Founder dari Freeware Spaces, Aryo Ariotedjo menyebutkan bahwa dengan adanya isu WeWork (perusahaan co-working space terbesar dari Amerika Serikat), akan memasuki pasar Indonesia. Oleh sebab itu, ketiga perusahaan ini merasa bahwa ini merupakan kesempatan yang baik untuk menggabungkan menjadi kerajaan yang lebih besar lagi.

GAMBAR 5

“Pokoknya harus ada kata Work biar bagus untuk SEO mungkin,” ungkap mereka bertiga sambil tersenyum seru.

(10) Superphone Cygnus G5-R dari Bhinneka, smartphone lokal yang dilengkapi built-in solar panel

Didesain dan diproduksi di Indonesia, dengan Cygnus G5-R, Bhinneka ingin membuktikan pada dunia bahwa karya teknologi anak bangsa tak kalah saing dengan para raksasa produsen smartphone di Asia, Amerika, dan Eropa.

Superphone ini dilengkapi kamera belakang 21MP dan kamera depan 16MP, juga Night Vision Camera sehingga mampu memuaskan kebutuhan para penggemar fotografi. Dilengkapi RAM 8GB dengan penyimpanan internal sebesar 128 GB, Cygnus G5-R sesuai dengan mobilitas kaum urban.

GAMBAR 6

Salah satu fitur terbaik dan revolusioner dari superphone ini adalah built-in solar panel sebagai alternatif cara pengisian ulang daya baterai (10.000 mAh) selama 90 menit atau fast charging 45 menit menggunakan tenaga surya. Inovasi ini diwujudkan pada Cygnus G5-R agar menjadi contoh langsung pemanfaatan sumber tenaga yang sustainable dan mudah didapatkan.

(11) Layanan #PantangNontonSendiri dari CGV Cinemas dan BookMyShow

Sebuah fitur baru yang memungkinkan seseorang untuk mendapatkan teman nonton di bioskop. Teman nonton tersebut dapat dipilih dari daftar Stars yang disediakan dalam aplikasi BookMyShow. Jadi ketika pengguna hendak menonton, ia dapat langsung memesan dua tiket dan memilih siapa yang akan diajak untuk menemaninya.

(12) Manufacturing Hardware milik DycodeX

Startup pengembang layanan IoT DycodeX mengumumkan pendirian manufacturing hardware di Indonesia. Salah satu yang mendasari pendirian pabrik tersebut karena selama ini memenuhi kebutuhan untuk prototyping stage ini dengan memesan pada supplier dari luar negeri dikarenakan supplier lokal tidak bisa memenuhi kebutuhan ini dengan kualitas yang diinginkan dengan harga yang bersaing.

Mengimpor dari luar negeri memang memecahkan masalah, tetapi kita tidak bisa mengabaikan soal waktu pengiriman yang lama, biaya yang tentu lebih besar, dan proses bea cukai yang, bagi banyak orang, sangat menguras emosi.

GAMBAR 7

Dengan adanya layanan lengkap untuk manufacturing hardware dalam rangkaian prototyping stage ini, DycodeX berharap dapat ikut bermain di pasar mass prototype production yang saat ini semakin meningkat, yang juga akan mengukuhkan DycodeX sebagai one stop solution hardware terkemuka di Indonesia.

(13) TIA ID Collabora-Space, co-working space dengan konsep sharing economy

Tech in Asia ID Collabora-space menawarkan manfaat dan kelebihan dari prinsip sharing economy atau yang umumnya dikenal masyarakat luas kita dengan istilah “nebeng”. Oleh karena itu, demi mencapai tujuan tersebut, pengelola mendorong agar prinsip sharing ini tak hanya berlaku dalam penyediaan fasilitas, tetapi juga dalam rutinitas bekerja sehari-hari.

Dalam Tech in Asia Collabora-space, startup yang terdaftar masuk akan menjadi anggota kolaborator dan mereka berhak atas berbagai fasilitas yang telah disediakan. Pengguna bebas menentukan mana posisi yang ingin ditempati. Kebebasan ini berlaku di semua meja, mulai dari ruang editorial bahkan hingga kursi COO pun boleh diduduki.

(14) Telepatic Shopping dari Jakmall

Sistem kami memadukan Artificial Intelligence, Neural Network dan Augmented Technology untuk memetakan dengan tepat kebutuhan pengguna. Kemudahan tersebut dituangkan kepada pengguna yang hendak melakukan pembelian. Dengan hanya memejamkan mata dan memikirkan barang yang ingin dibeli di Jakmall.com, sistem akan langsung membaca pikiran pengunjung dengan teknologi JKM High Tech. Pesanan pun langsung diproses & siap dikirimkan ke alamat.

GAMBAR 8

(15) Intelesia, game edukasi hasil kerja sama DyCode dan Ajie Santika

DyCode bekerja sama dengan Ajie Santika untuk membangun sebuah bisnis baru dibidang aplikasi permainan dan Edukasi. Salah satu hasil keluarannya adalah game berlatar belakang psikologi untuk mengembangkan intelejensi anak ini dikembangkan dengan bantuan tenaga ahli psikologi dari GIBASA, sebuah biro psikologi asal kota Bandung. Diharapkan dengan aplikasi game ini anak-anak yang kecanduan gadget bisa memanfaatkan gadget lebih aktif dengan melatih motorik halus melalui serangkaian tantangan yang tersedia pada game ini.

Intelesia adalah nama dari game untuk mengembangkan intelejensi anak usia 4-12 tahun. Permainan dalam bentuk aplikasi digital ini bisa menghitung intelegensi anak dengan metode psikologi Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence. Dengan latihan secara teratur maka orang tua diharapkan dapat memantau latihan serta melakukan test intelegensi pada anak dengan cara yang seru dan menyenangkan.

Glosarium Istilah Startup dalam Bahasa Jawa

Secara kasat mata sangat mudah bagi kita menebak, bahwa saat ini dominasi sebaran startup Indonesia paling banyak ada di pulau Jawa. Sayangnya kultur kebarat-baratan sudah menjadi makanan harian para pelakunya. Untuk menyadarkan kembal fitrah para pelaku startup di Jawa tentang identitas kulturalnya, DailySocial menyajikan sebuah glosarium istilah startup dalam bahasa Jawa, dengan harapan edukasi tentang kewirausahaan digital berkiblat Silicon Valley ini dapat ditularkan dengan cepat kepada siapapun di sini, termasuk kepada Mbahmu.

A

Akselerator: ngajari men ndang dikei duwit.

Akuisisi: didol nang wong liyo.

Angel investor: wong loma.

B

Bootstrapping: modhal nekad.

Business-to-Business: dodolan nang kantoran.

Business-to-Consumer: dodolan nang pasar.

C

Co-founder: jal takon, jatahmu pirang persen?

Coworking space: nggon nunut internetan, ndobos lan ngopi.

D

Disruption: kakean didemo.

DailySocial: startup sing pegawene wes diganti bot.

F

Founder: syarat luhung nang kertu nama.

G

Growth hacking: mbuh piye carane ono sing nanggo.

P

Pivot: wes ra betah karo sing lawas.

R

Rama Mamuaya: sing nduwe DS 😀

S

Seed funding: asek oleh duwit.

Seri A: wuaseekkk oleh duwit meneh.

Seri B: oleh duwit terus ikh.

Seri C: bakaaarrrr!

Startup versi Tarno (bukan nama sebenarnya): modal go golek duwit.

Startup versi Sapto (bukan nama sebenarnya): usaha go golek untung.

U

Unicorn: adus duwit.

V

Valuasi: bandhamu piro?

Baca juga: 

DailySocial, Perusahaan Otomasi Pertama di Dunia

Memperkenalkan DS Card

Mengenal Konsep 5 Terminologi dalam Social Media Marketing

Sebagai orang yang berprofesi sebagai social media strategist, atau paling tidak orang yang belajar media sosial untuk urusan profesional, tentunya ada beberapa keterampilan yang dibutuhkan selain bermedia sosial itu sendiri. Social media strategist bukanlah admin media sosial. Lebih dari itu, dia adalah otak dari jalannya media sosial untuk sebuah produk atau bisnis.

Seorang social media strategist tidak hanya harus pandai membuat kata-kata. Ia juga dituntut untuk memahami konsep dan strategi, sehingga proses media sosial bisa diukur menjadi value yang menguntungkan bagi bisnis. Itulah sebabnya, meskipun semua orang bisa menggunakan media sosial, belum tentu setiap orang bisa menjadi social media strategist.

Untuk menjadi social media strategist yang profesional, seseorang mungkin perlu belajar hal-hal yang tidak biasanya social media user lainnya gunakan. Misalnya saja, ia harus paham dengan analytics, mengerti terminologi-terminologi dalam media sosial untuk bisnis dan lain sebagainya.

Terkait dengan terminologi, hal ini menjadi sangat penting dalam pekerjaan sebagai social media strategist. Sebab, terminologi menjadi hal yang fundamental sebelum seseorang menjadi profesional di bidang media sosial. Tanpa mereka memahami maksud dari terminologi yang dipakai dalam pekerjaannya sehari-hari, mereka akan kesulitan untuk belajar lebih lanjut. Hal itu dikarenakan kebanyakan sumber belajar memakai istilah-istilah tersebut tanpa menjelaskan lebih detail.

Maka, proses pertama yang harus dilakukan adalah memahami konsep dari terminologi-terminologi ini. Dengan memahami maksud dari istilah, kita akan mengerti konsep dari dasar, sehingga proses belajar menjadi mudah. Berikut ini adalah beberapa terminologi dasar yang harus dipahami oleh seorang social media strategist sebelum ia mengoperasikan media sosial untuk kepentingan bisnis.

Algoritma

Sebagai orang bekerja dengan media sosial, kita tentu kerap mendengar istilah algoritma. Biasanya akan ada update dari pihak media sosial seperti Facebook atau Twitter yang mengabarkan mereka memiliki beberapa perubahan algoritma. Jadi, apa sebenarnya algoritma? Algoritma merupakan prosedur dengan berbagai aturan tertentu untuk menyelesaikan atau menjawab suatu masalah. Algoritma menjadi dasar dari pengoperasian komputer, termasuk dalam media sosial. Dengan algoritma, media sosial seperti Facebook atau Twitter bisa menentukan konten apa saja yang akan dilihat oleh audiens. Sebagai contoh, audiens tidak akan melihat setiap post atau konten yang ada dari user lain. Adapun konten apa yang muncul disesuaikan dengan preferensi atau rules tertentu yang dinilai Facebook sesuai dengan audiens tersebut. Program inilah yang disebut dengan algoritma. Memahami konsep algoritma akan membuat seorang social media strategist mengerti konten apa saja yang akan diproduksi agar efisien dan sampai pada audiens yang tepat.

Brand advocate

Dalam dunia marketing, kita mengenal istilah brand advocate. Brand advocate adalah bagian dari customer yang memiliki kepuasan sangat tinggi terhadap brand kita. Sehingga, dengan tidak sadar dia melakukan hal-hal yang sebenarnya sangat menguntungkan bisnis, seperti misalnya menyebarkan berita-berita positif mengenai produk, melakukan review product atas kemauannya sendiri, dan juga merekomendasikan teman untuk menggunakan produk tersebut. Sebagai seorang social media strategist, kita harus pandai membaca siapa saja yang menjadi brand advocate ini dan memberikan apresiasi khusus padanya.

Community management

Community management merupakan suatu proses membangun hubungan dengan sekelompok audiens berdasarkan minat yang sama. Community management dilakukan melalui proses social media monitoring dan dilanjutkan dengan melakukan engagement pada mereka yang memiliki ketertarikan yang sama atau relevan dengan bisnis. Social media strategist biasanya akan berkolaborasi dengan community manager untuk mengelola ini.

Conversions

Conversions sebenarnya memiliki banyak sekali definisi. Namun, dalam konteks social media conversions sebenarnya didefinisikan sebagai proses terjadinya kunjungan ke website yang dilakukan oleh audiens melalui perantara media sosial. Penjualan bukan merupakan satu-satunya conversions dalam media sosial ini, karena di samping itu masih banyak opsi lain. Misalnya saja email subscription, newsletter sign up, content download, dan lain-lain.

First response time

First response time merupakan perhitungan waktu mengenai seberapa lama bisnis merespons komentar atau pertanyaan yang diberikan audiens-nya dalam media sosial. First reponse time mengindikasikan seberapa baik customer service yang telah dilakukan oleh bisnis melalui media sosial yang mereka miliki.

Selain kelima terminologi tersebut, tentunya masih ada banyak sekali term yang harus dipelajari untuk menjadi seorang social media strategist profesional. Kuncinya adalah terus belajar dan mengimprovisasi diri dengan berbagai pengetahuan baru.

Logo LabanaID

Tren 2017: Memikatnya “Interactive Content” untuk Pemasaran Brand Indonesia

Interactive content yang sangat bergantung pada penggunaan digital kini mulai banyak dilirik oleh marketeers, bahkan bisa jadi konten interaktif menjadi tren konten pemasaran di tahun 2017 ini. Sumber dari penelitian yang dilakukan oleh Content Marketing Institute, penggunaan konten interaktif mengalami peningkatan dari tahun 2015 ke tahun 2016 sebesar 75%.

Konten interaktif bertujuan membuat konsumen lebih mudah memahami pesan yang ingin disampaikan oleh brand. Sebenarnya apa saja bentuk konten interaktif, bagaimana cara membuatnya, serta bagaimana mengukur keberhasilannya. Simak yang berikut ini:

Ragam bentuk konten interaktif

Konten interaktif terdiri dari beragam bentuk, yaitu bisa berupa kuis, polling atau survey, assessment, kontes, video, serta infographic. Jika brand Anda ingin meningkatkan awareness, pemilihan konten interaktif berupa kuis/games atau kontes akan memberi pengaruh sebesar 75%.

Publikasi di media massa juga tergolong konten interaktif yang dapat meningkatkan awareness dan kepercayaan publik. Seperti Bukalapak dan Tokopedia sudah aktif menggunakan konten interaktif video sejak tahun 2016 di saluran YouTube. Sekarang media sosial seperti Instagram dan Facebook juga sudah memiliki fitur untuk konten video pendek brand Anda sehingga mudah bagi Anda untuk mulai membuat konten interaktif melalui sosial media.

Tools

Untuk memudahkan Anda membuat konten interaktif, kini tersedia aplikasi yang dapat Anda andalkan. Apester bisa Anda gunakan untuk membuat konten interaktif berupa survei/polling, personality test, dan juga kuis dalam bentuk video. Konten tersebut bisa Anda masukan ke dalam artikel yang akan Anda berikan kepada audiens.

Zaption berguna untuk membuat video interaktif karena Anda dapat menambahkan gambar, tulisan, pertanyaan atau kuis ke dalam video tersebut. Juga WebyClip yang dapat secara aktif me-engagement audiens melalui video yang berisi review produk, customer experience, beserta informasi lain yang dapat meyakinkan audiens ke tahap decision.

Measurement

Keunggulan konten interaktif adalah efeknya yang dapat kita ketahui secara langsung. Pengukuran keberhasilan dari sebuah konten interaktif, misalnya berupa video dapat kita lihat dari berapa banyak viewers serta subscribe dari video tersebut.

Di media sosial misalnya, berapa audiens yang memberi comment atau like sebagai bentuk feedback pada konten interaktif Anda. Selain itu berapa banyak audiens yang men-share konten dan bagaimana kondisi demografi serta letak geografi dari audiens Anda juga dapat diketahui.

Melalui Facebook Analytics atau CrazyEgg, Anda dapat mengetahuinya dengan mudah. Yang terpenting adalah kemauan untuk terus mengikuti perkembangan aplikasi yang dapat memberi kemudahan pada Anda dalam mengembangkan brand.

Konten interaktif dapat membantu Anda mengetahui bagaimana respons audiens terhadap brand. Juga membantu Anda untuk lebih fokus dalam menargetkan audiens yang potensial. Memang tidak secara langsung dapat memberi keputusan pembelian seperti yang berlaku pada hard sell, namun Anda dapat menggiring konsumen dengan lebih pasti.

Data menyatakan bahwa interactive content lebih efektif dalam mengedukasi konsumen sebesar 45% dibandingkan dengan konten pasif. Konten interaktif mampu mencuri perhatian bagi brand yang membutuhkan engaging dengan target konsumennya. Dimulai dari tahapan awareness hingga decision stage bisa diarahkan menggunakan konten interaktif.


Disclosure: Tulisan tamu ini ditulis oleh Gina Dwi Prameswari. Gina adalah Content Consultant di BBOX Consulting. Ia bisa dihubungi melalui blog BBOX.

Faktor Bisnis dan Manajerial, Isu Utama Startup Tahap Awal

Istilah startup kini tak asing lagi di kalangan millennials di Indonesia. Bekerja di startup atau membuat startup sendiri menjadi jalan karier dambaan banyak orang. Sejak tahun 2014, saya mencoba mengamati tentang dinamika startup di tahap awal atau sering disebut dengan istilah early-stage startup. Umumnya startup di fase ini masih dijalankan dengan bootstrapping alias modal sendiri, dengan keyakinan akan produk yang dikembangkan dan komposisi tim yang terikat kesamaan visi.

Banyak yang hadir menyajikan layanan baru, namun tak sedikit yang ambruk mengakhiri apa yang telah dimulainya, walaupun beberapa ada yang memilih untuk pivot dan mencoba pendekatan lain. Mulai dari startup yang mencoba menghadirkan kanal media sosial untuk kategori aktivitas tertentu, pengembang aplikasi akuntansi berbasis SaaS (Software as a Service), hingga penyedia layanan on-demand pernah menghiasi tag “ Startup News” di DailySocial.

Menyimpulkan beberapa tulisan tips dari para pakar yang pernah disadur oleh DailySocial, saya mencoba memetakan beberapa kendala yang mengakibatkan early-stage startup sulit untuk melanjutkan debutnya dalam atmosfer bisnis. Permasalahan tersebut terbagi menjadi dua faktor, yakni faktor bisnis dan faktor manajerial.

Faktor Bisnis

Permasalahan ini berkaitan langsung dengan apa yang mereka suguhkan, baik dalam strategi ataupun pengembangan produk.

(1) Salah sasaran

Ada beberapa penafsiran terkait dengan poin pertama ini. Sebuah startup bisa dibilang salah sasaran karena memang produk yang dikembangkan tidak cocok dengan pangsa pasar yang ditargetkan atau karena pangsa pasar yang ditargetkan masih jauh dari kata siap untuk penerapan solusi terkait.

Kami pernah meliput tentang startup yang mencoba menyajikan solusi berbasis big data untuk sektor pendidikan dan kesehatan pada awal tahun 2015. Akselerasinya tidak begitu terlihat sampai sekarang, bahkan bisa dibilang stagnan. Terbukti dengan website yang saat ini tidak dikembangkan, bahkan salah satu portofolionya tidak jalan lagi.

Di sektor pendidikan dan kesehatan, proses masih sangat terpaku dengan model konvensional –sebuah fakta yang tidak bisa dielakkan. Kalaupun komputerisasi digunakan, masih sebatas operasional dasar. Kalangan digital immigrant masih sangat mendominasi di sektor tersebut. Konsep seperti big data, artificial intelligence dan banyak terobosan teknologi lain sifatnya masih berupa riset (untuk dua sektor tersebut).

Terlalu dini menyiapkan produk dengan teknologi canggih seperti bertaruh: adaptasi cepat atau tidak tersentuh sama sekali.

(2) Produk yang bermasalah

Beberapa pakar pemasaran selalu mengutarakan bahwa memperkenalkan produk ke calon konsumen harus dilakukan secara cepat. Salah satunya sering dilakukan dengan meluncurkan versi beta dari aplikasi. Namun ini akan menjadi buruk jika kualitas produk belum benar-benar siap. Apalagi untuk varian produk yang memiliki banyak pilihan. Konsumen digital unik, kadang mereka langsung memberikan cap buruk (underestimate) kepada sebuah apps jika first impression yang mereka dapat buruk –menemui bugs di aplikasi.

Tidak hanya masalah pada aplikasi saja, namun termasuk pelayanan. Hilangnya layanan on-demand pesaing Go-Jek menjadi salah satu contohnya. Pernah tahu ke mana Blue-Jek, LadyJek, dan produk sejenis lain yang pernah berusaha mencoba meramaikan persaingan di ibukota? Transportasi dibutuhkan pengguna kapan saja ketika mereka butuh, maka layanan harus menyesuaikan. Jika tidak, maka tetap sama saja, akan dianggap bermasalah dari sisi pelayanan.

Masalah produk atau layanan bisa berkaitan langsung dengan produk yang dikembangkan dan juga unsur lain yang mendukung kegiatan bisnis tersebut.

(3) Bisnis model yang tidak matang

Dijalankan anak-anak muda, semangat menggebu-gebu sering diperlihatkan ketika sebuah startup dimulai. Kadang ada yang terlewatkan jika sebuah model bisnis harus tervalidasi dengan baik sebelum dieksekusi. Untuk model bisnis baru, perlu dipikirkan secara jeli dampak seperti apa yang ingin dihadirkan pada konsumen.

Pun demikian dengan model bisnis yang disalin dari luar. Mencoba peruntungan dengan membawa model bisnis startup Silicon Valley menjadi aplikasi taste lokal. Tak hanya validasi, riset mendalam perlu dilakukan.

Eksekusi adalah kunci, namun perlu memastikan apakah kunci yang digunakan untuk membuka (peluang) itu membawa ke pintu yang benar atau tidak.

Faktor Manajerial

Permasalahan ini menghinggap dalam unsur internal bisnis, sering menyengat dan menghadirkan isu pada komponen penggerak bisnis di ruang operasional.

(1) Manajemen yang tidak jelas

Salah satu yang menyatukan visi sekelompok orang hingga akhirnya membentuk startup salah satunya karena pertemanan, baik karena di kampus yang sama, bertemu di komunitas atau lain sebagainya. Kadang tidak adanya gap karena faktor pertemanan ini yang membuat disiplin manajemen kurang diterapkan. Terdapat banyak aspek dalam manajemen, mulai dari pengelolaan tanggung jawab, pembagian tugas, hingga kepemilikan.

Konflik yang mungkin muncul karena pengelolaan manajemen yang buruk bisa menimpa antar co-founder ataupun karyawan dalam bisnis. Pada akhirnya tidak akan membuat nyaman orang di dalamnya dalam bekerja, dan akselerasi bisnis pun terganggu. Contoh paling sederhana dan sering terjadi: pembagian tugas yang tidak jelas, pembagian kepemilikan yang tidak jelas, hingga mekanisme upah yang tidak transparan.

Sama seperti filosofi pohon, semakin tinggi semakin kencang tiupan angin. Pastikan akarnya kuat agar tidak roboh. Peraturan dan kebijakan yang clear menjadi akar dalam hal ini.

(2) Tidak punya seni pemecahan masalah

Jika diumpamakan, mengelola startup tidak jauh berbeda dengan membina rumah tangga. Masalah kecil hingga masalah besar bisa saja menimpa kapan saja. Mulai dari permasalahan internal antar pegawai, masalah legal, perpajakan, hingga masalah dengan konsumen. Yang diperlukan adalah sebuah seni pemecahan masalah.

Sayangnya tidak ada rumusan baku untuk hal ini, karena yang akan membawa kepada keputusan paling solutif adalah intuisi dan pengalaman. Tak heran jika beberapa startup kini menunjuk mentor untuk mendampinginya bertumbuh. Pengalaman mereka kadang dibutuhkan untuk memberikan insight sebelum memutuskan sesuatu.

Tidak ada teori baku, setiap permasalahan itu unik, pun demikian penyelesaiannya. Pengalaman sangat berperan di sini.

(3) Merekrut orang yang salah

Terdapat banyak justifikasi yang digunakan ketika merekrut seseorang untuk masuk dalam bisnis. Mulai dari kriteria yang sesuai, kenal secara pribadi hingga disarankan oleh orang lain. Merekrut seseorang masuk ke bisnis, artinya menyerahkan satu sandaran bisnis kepada orang tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan: pastikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan, pastikan ditempatkan dalam role yang tepat, dan pastikan orang yang tepat.

Kehadiran seseorang dalam sebuah lingkungan sedikit atau besar akan memberikan pengaruh. Kultur bisnis yang sudah kuat terbangun bisa saja berubah dengan hadirnya orang baru, terlebih jika ditempatkan dalam posisi strategis. Mengapa sebegitunya? Sederhana, startup di tahap awal timnya masih sedikit, hadirnya satu orang pun akan memberikan dampak signifikan. Ini yang perlu disiasati dan diamati sejak awal.

Jika kejernihan air bisa ternoda akibat setetes tinta, sebuah tim startup bisa hilang kompaknya akibat hadirnya satu orang. Tapi jika tinta tersebut sudah berbaur pun tetap bisa dihilangkan dengan proses penyulingan yang ketat.

(4) Terlalu boros

Mengapa teknologi komputasi awan sering diunggulkan untuk startup? Karena skalabilitas dan elastisitas yang ditawarkan. Saat pengguna memulai dengan spesifikasi yang kecil, jika di tengah jalan memerlukan sumber daya yang lebih besar maka bisa ditambah kapan saja. Konsep ini sebenarnya juga berlaku untuk kebutuhan lain, termasuk pembiayaan dalam operasional. Sama halnya ketika harus menyewa tempat bekerja, memberikan penggajian dan sebagainya, semua harus pas pada porsinya. Terlebih jika bisnis masih harus “membakar uang” dan belum menghasilkan profit.