Peran Teknologi Mendukung Pertumbuhan Bisnis Hiburan di Era Digital

Sebelum internet hadir, segala sesuatu, termasuk pembelian tiket pertunjukan dilakukan secara offline. Masyarakat bisa membelinya dari outlet resmi, namun ada yang juga yang mengandalkan calo untuk mendapatkan tiket murah.

Seiring pesatnya perkembangan internet, berbagai jenis tiket dapat dibeli dalam satu kali klik saja di berbagai perangkat mobile. Semakin banyak pula layanan e-commerce dan marketplace yang menjadi channel penjualan resmi tiket, baik tiket pertunjukan musik hingga pertandingan olahraga.

Di balik segala kemudahan ini, ada teknologi yang menjadi landasan di belakangnya. Teknologi memudahkan masyarakat untuk membeli tiket tanpa harus dirumitkan dengan proses panjang.

Di sesi #SelasaStartup kali ini, Mohamad Ario Adimas (Dimas), Vice President of Marketing Loket, yang kini mengelola Go-Tix, berbagi tentang bagaimana teknologi berperan besar dalam mendorong pertumbuhan bisnis hiburan (entertainment) di Indonesia.

Simplikasi sistem

Dimas mengungkapkan bahwa dalam menjalankan bisnis Loket pihaknya selalu mengambil prinsip untuk mengembangkan teknologi yang dapat menyelesaikan masalah-masalah simpel.

Teknologi ini diharapkan dapat merampingkan sistem ticketing yang selama ini dianggap rumit. Misalnya, kurangnya transparansi dan proses yang berliku saat transaksi terjadi.

“Bisnis hiburan memiliki nilai bisnis yang besar, namun sistemnya rumit, kurang transparansi, tidak efisien, dan banyak korupsi,” ungkap Dimas, Selasa (27/3).

Ia menyadari pesatnya perkembangan digital dapat mendorong pertumbuhan bisnis hiburan di Indonesia. Bisnis hiburan dinilai punya prospek menggiurkan di masa depan sejalan dengan meningkatnya pasar milenial dan golongan kelas menengah.

Loket disebut mengembangkan sebuah teknologi dari hulu ke hilir yang diyakini dapat merevolusi dan menyelesaikan berbagai masalah rumit tersebut, seperti sistem keamanan hingga pembelian tiket.

“Kami sendiri hadir dengan teknologi untuk merevolusi sistem ticketing ini, mulai dari pembelian tiket, transaksi, dan insight setelah event, dan audience engagement itu sendiri,” tuturnya.

Menjaga privasi data

Loket tak hanya bergerak di bidang distribusi tiket, tetapi juga penyedia platform teknologi dari online dan offline untuk keperluan B2B. Teknologi yang dikembangkan Loket membantu perusahaan untuk merekam data perilaku pembeli tiket  konser, festival, atau pertandingan.

Bahkan sistem ini dapat mengetahui perilaku si pembeli tiket dari awal pembelian hingga saat mereka berada di lokasi acara karena Loket menyediakan teknologinya dari hulu ke hilir.

Hal ini dimanfaatkan perusahaan untuk menciptakan program reward untuk pengunjung. Misalnya, Loket pernah menanamkan sensor di tempat sampah di lokasi acara sebagai bagian dari audience engagement.

Berangkat dari hal itu, ia menegaskan pentingnya keamanan data konsumen. Perusahaan memastikan bahwa data konsumen aman dan tak pernah diberikan kepada promotor lain. Seluruh data pengguna disimpan dan tidak akan digunakan kembali di acara selanjutnya.

“Kami menghindari tukar-tukaran data dengan promotor lain karena kami sangat menjaga privasi data. Yang tahu hanya kami dan yang punya acara dan next (acara selanjutnya) data itu tidak boleh digunakan.

Semua pihak bisa membuat event

Tak banyak pelaku usaha yang fokus menjalankan bisnis serupa dengan Loket di Indonesia. Hal ini yang menjadi peluang untuk mendorong bisnis digital di masa depan.

Sesuai dengan semangatnya untuk mempermudah hal-hal kecil, Loket pun berinisiatif untuk menghadirkan sebuah platform baru untuk event management system ketika siapapun dapat menggarap event berskala kecil sambil tetap bisa menggunakan teknologi Loket.

Menurutnya, dorongan ini berangkat dari situasi di mana pihaknya selama ini fokus menggarap event-event berskala besar saja. Di luar konser musik, Loket sebetulnya juga menggarap pameran dan pertandingan olahraga.

“Sebetulnya bisnis B2B sudah cukup menguntungkan, Tapi, kami berpikir, bagaimana dengan event creator berskala menengah dan kecil? Nah, [platform] ini sesuai dengan spirit kami, yakni teknologi untuk semua kalangan. Teknologi tidak boleh didominasi oleh segmen segmen tertentu” tuturnya.

Saat ini Loket memiliki tiga bisnis utama, antara lain penyedia teknologi untuk layanan business-to-business (B2B), dan in-house channel melalui Go-Tix yang berada di dalam aplikasi Go-Jek. Berikutnya Loket akan masuk ke bisnis self-service event management platform.

Grab Kini Hadir di Terminal DAMRI Seluruh Indonesia

Perum Damri, Grab, dan OVO sepakat untuk menjalin kerja sama untuk mewujudkan sebuah platform konektivitas tanpa hambatan di seluruh terminal DAMRI. Kerja sama ini diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi seluruh penumpang yang tiba di terminal DAMRI di seluruh Indonesia. Kerja sama ini memungkinkan penumpang DAMRI dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunjungi titik penjemputan resmi Grab dan langsung memesan layanan transportasi GrabCar maupun GrabBike.

Penandatanganan kerja sama ketiga pihak ini disebut sebagai bentuk komitmen bersama Grab dan OVO untuk tidak hanya menyediakan layanan transportasi yang nyaman, aman dan terjangkau tetapi juga pembayaran non tunai bagi masyarakat khususnya pelanggan DAMRI. Ini akan menjadi terobosan selanjutnya bagi Grab karena sebelumnya mereka juga telah berhasil hadir sebagai transportasi resmi di beberapa bandara.

“Melalui kerja sama strategis dengan Grab (termasuk OVO) kami berharap dapat membuka lebih banyak akses kepada pelanggan dan masyarakat Indonesia jenis transportasi lainnya sebagai bagian dari usaha kami untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat yang memanfaatkan jasa kami dengan opsi pembayaran yang cepat, mudah serta cashless kepada pelanggan DAMRI,” terang Direktur Komersil dan Pengembangan Usaha Perum DAMRI Tatan Rustandi.

Tatan juga menambahkan bahwa pihaknya akan bekerja lebih keras untuk menopang sistem transportasi yang ada di seluruh Indonesia. Ia berharap DAMRI bisa jadi contoh yang baik bagi kehadiran layanan pemesanan transportasi berbasis online dan opsi pembayaran cashless di lokasi-lokasi fasilitas umum di Indonesia.

Dari pihak Grab, Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyampaikan bahwa kerja sama dengan DAMRI akan memberikan kemudahan akses berbagai jenis transportasi first and last mile yang dapat terintegrasi dan dinikmati oleh pelanggan DAMRI.

“Dengan basis pelanggan kami yang tersebar di 8 negara Asia Tenggara dengan jumlah unduhan aplikasi Grab sebanyak lebih dari 90 juta kali kami melihat kehadiran Grab secara resmi di terminal DAMRI seluruh Indonesia ke depannya dapat mendukung tujuan DAMRI untuk menyediakan kemudahan akses kepada pelanggannya baik masyarakat Indonesia maupun wisatawan asing untuk menikmati layanan mereka dari terminal DAMRI ke tujuan mereka di seluruh kota di Indonesia,” terang Ridzki.

Selain kehadiran berbagai layanan Grab, pelanggan DAMRI yang berada di terminal juga akan dibantu petugas Grab yang berada di sana untuk memesan Grab. Pelanggan Grab juga dapat menukarkan poin GrabRewards untuk mendapatkan tiket DAMRI dengan cara memindai kode kupon.

Application Information Will Show Up Here

Startup Berbasis Blockchain Veiris Mungkinkan Proses KYC yang Lebih Ringkas

Veiris mengumumkan kehadirannya di Indonesia dengan mengusung teknologi visual komputer berbasis blockchain. Perusahaan berbasis di Singapura ini hadir untuk membantu perusahaan menyelesaikan proses KYC untuk para mitranya dari kalangan korporat.

Co-Founder dan CEO Veiris Anwar Yunus menuturkan selama ini perusahaan yang bergerak di sektor perbankan, fintech, wisata, serta asuransi harus mengumpulkan foto kartu identitas yang menampilkan wajah pelanggan untuk memverifikasi identitas mereka. Regulasi juga secara gamblang menyebutkan bahwa perusahaan tidak bisa menerima verifikasi pelanggan hanya lewat tulisan.

Proses ini menjadi bertele-tele dan memakan waktu yang lama, tidak hanya untuk perusahaan, tapi juga semua pihak yang terkait. Bagi perusahaan, proses pelayanan jadi terhambat karena verifikasi yang memakan waktu. Bagi pelanggan, mereka harus menunggu waktu lama sampai perusahaan berhasil membenarkan identifikasi mereka.

“Perusahaan kini bisa menggunakan ekosistem visual komputer yang terdesentralisasi, untuk memverifikasi data pelanggan dengan lebih cepat, seperti dari gambar wajah, warna dokumen, hingga informasi tulisan dengan institusi mitra. Cara ini sekaligus mengurangi risiko pemalsuan dokumen secara signifikan,” terang Anwar dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Veiris, sambungnya, menghubungkan perusahaan di berbagai sektor melalui sistem Veiris Enterprise Ecosystem (VeE) yang berbasis blockchain, menjamin integritas dan kepemilikan data real-time secara penuh.

Model bisnis Veiris

Perusahaan menggunakan software development kit (SDK) agar semua informasi pelanggan tidak perlu keluar dari server perusahaan. Terdapat pula solusi penyimpanan cloud menggunakan web API dan teknologi inframe untuk perusahaan.

Teknologi KYC yang dimiliki Veiris membantu para pelaku bisnis untuk memverifikasi kebenaran identitas lewat algoritma gambar, wajah, warna, dan tulisan. Dengan demikian, perusahaan bisa mendapatkan penghasilan lebih tinggi dengan memastikan orisinalitas dan kepemilikan dokumen gambar yang akurat.

Apabila ada yang mencoba mengubah informasi atau wajah dalam kartu identitas dan paspor, ekosistem Veiris akan segera mendeteksi hal tersebut.

“Bagi pelanggan hal ini akan membuat mereka merasa lebih nyaman karena data mereka selalu terlindungi. Mereka juga bisa tahu ketika seseorang mencoba menggunakan atau mengubah data mereka. Singkatnya, Veiris membuat verifikasi jarak jauh semudah dan seakurat proses verifikasi secara face-to-face.”

Sejak hadir pada 2015, Anwar mengklaim perusahaan ini telah berkembang dengan cepat tanpa mengandalkan investasi eksternal. Saat ini Veiris sedang bekerja sama dengan para pelaku bisnis di Indonesia yang bergerak di payment gateway dan bitcoin exchange. Di saat yang sama, Veiris juga sedang beruji coba dengan beberapa bank. Dari situ, waktu tunggu bagi para pelanggan diklaim turun secara drastis.

Pada kuartal kedua tahun ini, Veiris akan mengadakan penjualan token VeE dengan harga banderol maksimal US$18 juta (Rp247 miliar) dan diadakan di beberapa bursa yang akan diumumkan dalam beberapa minggu mendatang. Penjualan tersebut digunakan untuk membangun ekosistem di bank, pariwisata, fintech, asuransi, dan perusahaan lain dengan lebih baik.

Gandeng Tirto.id, Facebook Luncurkan Fitur Pemeriksa Fakta Pihak Ketiga

Untuk meminimalisir penyebaran berita palsu (fake news) Facebook menggandeng media online Tirto.id meluncurkan fitur pemeriksa fakta pihak ketiga (third party fact checker) di Indonesia. Melalui kerja sama ini Tirto.id yang telah mendapatkan sertifikasi dari pemeriksa fakta internasional independen, akan melakukan pemeriksaan terhadap berita-berita yang diklaim memiliki informasi hingga data yang kurang tepat.

Indonesia merupakan negara pertama di Asia Pasifik yang menikmati fitur ini dengan jumlah pengguna aktif bulanan Facebook lebih dari 115 juta. Fitur ini sebelumnya telah hadir di Amerika Serikat, Italia, dan Meksiko. Sebagai media sosial yang selalu dibanjiri oleh berita palsu hingga hoax, Facebook mengklaim tidak bisa bekerja sendiri untuk menyaring berita-berita palsu tersebut.

“Facebook nantinya akan merekomendasikan berita-berita yang dinilai mengandung unsur berita palsu kepada Tirto.id, nantinya berita-berita yang mengandung informasi palsu tersebut akan dikurangi distribusinya di halaman newsfeed milik pengguna,” kata News Partnership Lead Facebook Indonesia Alice Budisatrijo.

Disinggung berapa jumlah berita palsu yang akan disaring Facebook dan Tirto.id, baik pihak Facebook maupun Tirto.id enggan menyebutkannya. Fitur tersebut diklaim akan lebih fokus kepada kualitas dibandingkan dengan kuantitas.

“Kami juga tidak bisa menentukan jenis berita seperti apa yang akan diperiksa faktanya, namun kami akan menentukan jika berita tersebut ternyata memiliki informasi tidak benar dan bukan hanya berdasarkan trending topic di Facebook,” kata Founder Tirto.id Sapto Anggoro

Menyematkan artikel pendukung dari Tirto.id

Nantinya berita yang sudah diperiksa dan ternyata memiliki informasi palsu, akan ditandai palsu dengan disertai artikel pendukung dari Tirto.id. Dengan demikian pengguna bisa melihat tanggapan artikel yang benar saat berita palsu tersebut beredar di newsfeed mereka.

“Mungkin nantinya ada beberapa pengguna yang masih bisa melihat berita palsu tersebut meskipun sudah ditandai oleh Facebook dan Tirto.id, namun kami akan memberikan artikel pendukung yang memang benar informasinya,” kata Alice.

Untuk memastikan proses pemeriksaan fakta tersebut benar adanya, Tirto.id masih melakukan uji coba dan training kepada timnya. Meskipun masih dalam tahap awal, baik Facebook maupun Tirto.id ingin memastikan berita palsu tersebut dapat diklarifikasi dengan benar kepada pengguna Facebook di Indonesia.

“Facebook sendiri selama ini mampu menyaring berita palsu yang kebanyakan berasal dari laporan pengguna, dengan kerja sama ini diharapkan bisa membantu Facebook lebih baik lagi untuk mengurangi berita palsu di halaman newsfeed pengguna,” kata Alice.

Ke depannya Facebook akan menambah kemitraan dengan media, lembaga hingga pemerintah untuk menjadi pemeriksa fakta pihak ketiga. Syaratnya institusi tersebut memiliki sertifikasi dari pemeriksa fakta internasional independen.

Bank Permata Layani Pembukaan Rekening Lewat Aplikasi, Implementasi Penuh E-KYC

Bank Permata meluncurkan fitur pembukaan rekening dalam aplikasi Permata Mobile, agar semakin sejalan dengan perkembangan teknologi finansial sekaligus menarik calon nasabah baru.

“Inovasi ini dipersiapkan dalam rangka meningkatkan pelayanan kami pada para calon nasabah dan nasabah di era digital ini. Dengan aplikasi, kami dapat memberikan pelayanan yang mudah, terjangkau dengan proses pembukaan yang cepat melalui smartphone,” ucap Head, Wealth Management, Retail Liability Product & E-Channel Bank Permata Djumariah Tenteram kepada DailySocial.

Menurutnya, dalam meluncurkan layanan ini perusahaan mempersiapkan produk tabungan yang didesain khusus karena dapat dibuka secara online lewat aplikasi Permata Mobile. Terdapat pula sejumlah promosi berupa cashback jika melakukan transaksi online di situs e-commerce.

Perusahaan telah terintegrasi dengan sistem Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) agar proses verifikasi nasabah jadi lebih cepat dan ringkas. Nasabah bisa memilih dua opsi untuk e-KYC, apakah ingin melakukan video call via WhatsApp dengan agen Bank Permata atau mendatangi kantor cabang.

Untuk proses pembukaan rekening baru, nasabah tinggal mengunduh aplikasi Permata Mobile dan klik tombol “Buka Rekening” di tampilan mukanya. Apabila nasabah sudah terdaftar sebagai nasabah kartu debit Bank Permata, proses pembukaan hanya memakan waktu sampai tiga langkah.

Nasabah hanya diperlukan mengisi nomor kartu debit sebelumnya, memasukkan tanggal lahir, verifikasi nomor ponsel, dan memberi tahu tujuan pembukaan rekening. Berikutnya, nasabah akan menerima dua jenis kartu, digital dan fisik. Kartu fisik bakal dikirim ke alamat yang terdaftar di Bank Permata.

Nasabah bisa langsung mengaktifkan kartu segera dengan login ke aplikasi. Setelah diakftifkan, seluruh rekening pada kartu lama akan terhubung ke kartu debit yang baru.

Bagi nasabah baru dibutuhkan setidaknya beberapa informasi lain yang perlu dimasukkan, mulai dari kode pos sesuai e-KTP, tujuan penggunaan dana rekening, sumber dana, pendapatan per bulan, nomor ponsel, pekerjaan dan jabatan, nama perusahaan, dan sebagainya.

Nasabah bisa meminta kartu debit dikirimkan ke alamat yang tertera sesuai e-KTP, domisili, atau kantor. Untuk verifikasi akhir, nasabah bisa memilih cara aktivasi via WhatsApp Video Call atau datang ke cabang paling lama satu minggu setelah pengajuan dilakukan.

Dengan cara ini, Djumariah optimis perusahaan dapat mendongkrak jumlah pertumbuhan akuisisi rekening secara signifikan.

Selain melayani pembukaan kartu debit, Bank Permata juga menghadirkan pelayanan kartu kredit dalam aplikasi. Sebelumnya, Bank Permata memperkenalkan layanan Voice ID yang mengadopsi teknologi pemindai suara Voice Biometrics. Solusi tersebut bisa dimanfaatkan saat nasabah melakukan panggilan telepon melalui contact center Bank Permata yang disebut PermataTel, dapat memvalidasi suara dalam hitungan 10 detik.

Direktur Teknologi dan Operasi Bank Permata Abdy Salimin menuturkan sepanjang tahun ini perusahaan akan giat meluncurkan sejumlah inovasi terbaru agar tetap sejalan dengan perkembangan zaman dan nasabah.

Application Information Will Show Up Here

Bank Indonesia Tetapkan Satu Perusahaan Masuk Regulatory Sandbox

Bank Indonesia menetapkan startup fintech PT Toko Pandai Nusantara masuk ke dalam uji coba regulatory Sandbox. Perusahaan perdana ini dipilih BI setelah mempertimbangkan terpenuhinya 8 kriteria yang harus dipenuhi penyelenggara tekfin (teknologi finansial) sesuai dengan Peraturan Dewan Gubernur Nomor 19/14/PADG/2017 tentang Ruang Uji Coba Terbatas (Regulatory Sandbox) Teknologi Finansial.

Terhitung saat ini terdapat 15 penyelenggara tekfin yang telah terdaftar di BI. Perusahaan yang telah terdaftar adalah Cashlez Mpos, Pay by QR, Bayarind Payment Gateway, Toko Pandai, YoOk Pay, Halomoney, Saldomu, Disitu, PajakPay, Wallezz, Lead Generation, Netzme, Mareco Pay, dan iPaymu.

Toko Pandai memiliki model bisnis B2B bagi toko dan distributor yang menyediakan fitur manajemen kas, pelanggan, dan toko, membuka akses ke produk, jasa digital, serta produk keuangan.

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Onny Widjanarko menerangkan regulatory sandbox adalah suatu ruang uji coba terbatas yang aman untuk menguji penyelenggara tekfin beserta produk, layanan, teknologi dan/atau model bisnis lainnya telah memenuhi kriteria tekfin.

“Yang daftar kurang lebih sampai hari ini 25 [perusahaan], yang sudah dicek terdaftar ada 15. Dari 15 itu yang sementara masuk regulatory sandbox adalah Toko Pandai,” kata Onny, Senin (2/4).

Dia melanjutkan agar dapat masuk ke dalam uji coba regulatory sandbox, selain harus terdaftar di BI, tekfin yang dapat diuji dalam regulatory sandbox merupakan tekfin yang mengandung unsur yang dapat dikategorikan ke dalam sistem pembayaran. Selain itu, mengandung unsur inovasi, dapat digunakan secara massal, telah dilengkapi dengan identifikasi dan mitigasi risiko serta hal lain yang dianggap penting oleh BI.

Mekanisme regulatory sandbox

Perusahaan yang masuk ke dalam regulatory sandbox, mereka berkewajiban untuk memastikan dilakukannya prinsip perlindungan konsumen, manajemen risiko dan kehati-hatian yang memadai. Mereka wajib menyampaikan laporan pelaksanaan uji coba, baik secara reguler maupun insentil sesuai dengan permintaan BI, serta menaati ketentuan peraturan perundang-undangan.

Adapun tanggung jawabnya kepada BI, perusahaan tersebut harus memberikan kebenaran dan keakuratan data, informasi, dan dokumen yang disampaikan. Keamanan dan keandalan sistem yang digunakan untuk menjalankan produk, layanan, teknologi, dan/atau model bisnis yang diuji coba dalam regulatory sandbox.

Selama pelaksanaan uji coba dalam regulatory sandbox, BI melakukan pendampingan dan review sebagai dasar untuk menetapkan status hasil uji coba penyelenggara tekfin. Jangka waktu uji coba ditetapkan paling lama enam bulan namun bila diperlukan dapat diperpanjang 1x paling lama enam bulan.

Setelah jangka waktu uji coba habis selama enam bulan, BI akan menetapkan status hasil uji coba berdasarkan penilaian atas seluruh rangkaian kegiatan. Status hasil uji coba tersebut terdiri dari tiga, yaitu berhasil, tidak berhasil, dan status lain yang ditetapkan BI.

Apabila berhasil, dapat dilanjutkan dengan proses perizinan. Namun bila tidak berhasil, dilarang untuk memasarkan produknya.

Onny meyakinkan apabila ada perusahaan lainnya yang sudah terdaftar di BI dan bisa memenuhi kriteria untuk masuk ke regulatory sandbox, maka akan masuk dalam radar BI berikutnya.

Diharapkan ketentuan tersebut dapat mendorong ekosistem tekfin yang sehat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan dan inklusif, dengan tetap menjaga stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, serta sistem pembayaran yang efisien, lancar, aman, dan andal.

Rekapitulasi Sejumlah Kemeriahan April Mop 2018 di Industri Teknologi Indonesia

Seperti tahun-tahun sebelumnya, kemeriahan April Mop selalu diikuti para pemain di ekosistem startup di Indonesia. DailySocial mencoba merangkum beberapa inisiatif yang dilakukan oleh para startup dalam merayakan April Mop. Berikut ini daftarnya.

Chief Everything Officer DailySocial

Episode khusus DSTour di tanggal 1 April 2018 menampilkan kantor DailySocial sekaligus memperkenalkan sosok penting yang menjadi tulang-punggung produktivitas di dalamnya. Secara khusus Chief Everything DailySocial, Hendro Saputro, memandu video kali ini. Ia memperkenalkan setiap sudut ruangan kantor DailySocial dan menjadi semua orang yang mengerjakan seluruh aktivitas bisnis.

Penasaran? Simak video di bawah ini.

Layanan berlangganan berbayar JagatPlay J.E.M.B.U.T.

Secara khusus JagatPlay meluncurkan J.E.M.B.U.T. akronim dari “JANGAN ENAK MEMBACA doank, BUTUH UANG TAUUU!!”, yakni sebuah layanan berita yang disajikan untuk pelanggan premium/berbayar. Dengan logo yang sangat ikonik, fitur ini menjanjikan paket berlangganan 1 bulanan, 6 bulanan, dan 1 tahunan. Informasi lebih lanjut seputar paket berlangganan ini, bisa diakses melalui tautan berikut ini.

Headgear 2.0 buatan GO-JEK

Helm pintar ini didesain dengan teknologi GO-JEK Dynamic Glass untuk menampilkan data digital dan holographic di dalam kaca helm. Produk ini bernama Headgear 2.0, dapat digunakan oleh konsumen GO-JEK untuk menikmati entertainment on the go dan membuat konsumen tetap stylish.

Headgear 2.0 dari GO-JEK / GO-JEK
Headgear 2.0 dari GO-JEK / GO-JEK

DycodeX kembangkan SMARTLover

SMARTLover adalah perangkat berbasis pelacak untuk membantu seseorang menemukan pasangan. Dari rilisnya di Facebook, DycodeX mengatakan perangkat tersebut dikembangkan untuk kemajuan hubungan manusia yang lebih baik di masa depan. DycodeX juga mengaku menjalin kerjas sama khusus dengan pengembang perangkat keras asal Tiongkok untuk memproduksi perangkat ini secara masal.

SMARTLover dari DycodeX / DycodeX
SMARTLover dari DycodeX / DycodeX

ASUS Indonesia ubah nama dan logo

ASUS Indonesia melalui akun Twitter-nya mengumumkan perubahan nama sekaligus logo menjadi SNSV. Sekilas mirip dengan sebuah grup musik girl-band asal Korea Selatan. Dengan logo barunya ini ASUS Indonesia mengharapkan pamor yang lebih meningkat di tahun 2018 ini.

Perubahan logo ASUS / ASUS Indonesia
Perubahan logo ASUS / ASUS Indonesia

Techinasia Indonesia kenalkan koin kripto

Techinasia Indonesia pada tanggal 1 April 2018 ini secara resmi mengumumkan TIA COIN. Yang menarik, koin ini dibangun berlandaskan asas kekeluargaan yang hakiki, tentu selain mengadopsi konsep cyrptocurrency. Untuk kegiatan penyebaran, TIA COIN juga dilengkapi aktivitas Airdrop, yakni bagi-bagi koin secara gratis. Tertarik untuk mendapatkan koinnya? Klik tautan berikut untuk informasi selengkapnya.

GrabMudik oleh iPrice Indonesia

Secara khusus iPrice mengirimkan rilis kepada beberapa media soal inisiasi GrabMudik, sebuah layanan baru di layanan on-demand Grab yang menyediakan akses kendaraan khusus untuk mudik. GrabMudik terdiri dari beberapa layanan, yakni GrabHeli, GrabDelman, dan GrabTruk Pasir. Dari namanya sudah bisa ditebak, moda transportasi apa yang ditawarkan.

Tampilan aplikasi GrabMudik yang didesain iPrice / iPrice
Tampilan aplikasi GrabMudik yang didesain iPrice / iPrice

Kejutan April Mop iPrice ini tidak ditanggapi baik pihak Grab, karena iPrice dianggap tidak meminta izin ke manajemen Grab di Indonesia. Kendati demikian, pihak iPrice sudah menyampaikan permohonan maaf resmi untuk Grab.

Aliansi dengan Bank Mandiri, Strategi OVO Dongkrak Pengguna Baru

Platform fintech dan loyalitas pelanggan milik Grup Lippo OVO mengumumkan aliansi bisnis dengan Bank Mandiri demi mewujudkan ambisinya untuk membuka ekosistem untuk akses pembayaran seluas-luasnya.

Nantinya baik pengguna kartu debit, kartu kredit, e-money, dan e-cash dapat bertransaksi di jaringan merchant yang telah bermitra dengan OVO. Begitu pun bagi pengguna OVO, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan transaksi non tunai bagi kedua perusahaan.

Hanya saja implementasi dari aliansi ini belum bisa dinikmati segera oleh para pengguna. Sebab baru akan diluncurkan pada kisaran pertengahan tahun atau paling lambat kuartal ketiga tahun ini. Sekarang kedua perusahaan baru teken kerja sama lewat penandatanganan kesepahaman sebagai seremonialnya.

“Jadi nantinya di mesin EDC Bank Mandiri bisa menerima transaksi dari OVO. Kemudian akan digulirkan ke lokasi merchant yang belum ada mesin EDC. Kami berdua akan buat co-marketing sehingga promo-promo bisa dipakai untuk pengguna dari kedua perusahaan,” terang CEO OVO Adrian Suherman, Kamis (29/3).

Tak hanya soal membuka akses pembayaran jadi lebih luas, kerja sama ini akan diseriusi untuk di bawa ke tahap lebih lanjut. Ke depannya, OVO akan menerima layanan Mandiri di aplikasinya dan dapat memanfaatkan jaringan elektronik Bank Mandiri seperti ATM dan Mandiri Online sebagai infrastruktur pendukung.

Pengguna OVO juga bisa isi ulang saldo OVO Cash dan tarik dana melalui jaringan Bank Mandiri. Bakal tersedia pula penawaran untuk fasilitas kredit, produk investasi, dan masih banyak lagi.

Bagi Bank Mandiri aliansi ini sangat berguna bagi perseroan untuk meningkatkan interoperabilitas dengan perusahaan teknologi seperti OVO. Pihaknya juga berharap dapat memperoleh nasabah baru dari pengguna OVO yang sebelumnya bukan nasabah perseroan.

“Kami selaku perusahaan perbankan terdepan di Indonesia, selalu berusaha untuk terbuka terhadap inovasi. Terlebih di era digital ini, bekerja sama dengan perusahaan teknologi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan interoperability,” ucap Direktur Teknologi Informasi dan Operasi Bank Mandiri Rico Usthavia Frans.

Diklaim mesin EDC Bank Mandiri telah tersebar di 250 ribu merchant, sementara OVO sekitar 23 ribu merchant yang tersebar di 209 kota di seluruh Indonesia. OVO memiliki 9,5 juta pengguna, dengan profil demografi 60% di antaranya adalah perempuan, berusia 23-35 tahun.

Tak berhenti di sini, ke depannya OVO akan kembali menjalin kemitraan dengan perusahaan fintech dan perbankan lainnya untuk kemitraan sejenis demi meningkatkan akseptasi untuk bertransaksi di mana pun.

Bidik sampai 20 juta pengguna baru

Di samping bermitra dengan Bank Mandiri, OVO juga melakukan sejumlah inisiatif penambahan fitur untuk memberi nilai tambah bagi penggunanya. Ditargetkan sampai akhir tahun ini pengguna OVO dapat mencapai 15-20 juta pengguna dari posisi saat ini 9,5 juta.

“Jujur saja untuk target awal yang kita bidik untuk jumlah pengguna sudah tercapai. Untuk itu kami bidik angka lebih tinggi sampai akhir tahun ini di angka 15-29 juta pengguna.”

Menurut Adrian, faktor yang mendongkrak jumlah pengguna terlihat dari promo bayar parkir yang diadakan dalam mal jaringan Grup Lippo. Berikutnya adalah layanan redeem point untuk setiap transaksi lewat aplikasi, pengguna tertarik untuk memanfaatkannya.

Dari segi produk, bakal ada banyak pengembangan untuk para pengguna. Produk yang belum lama ini diluncurkan adalah OVO Invest untuk jual beli reksa dana. Dalam hal ini perusahaan bekerja sama dengan Ciptadana untuk produk reksa dana pasar uang. Fitur tersebut masih hadir dalam bentuk beta.

Kehadiran fitur tersebut, melengkapi produk awal OVO sejak pertama kali berdiri di 2016, yakni OVO Points yang merupakan program loyalitas pelanggan untuk pelanggan merchant rekanan atau mitra OVO. Dari poin yang dikumpulkan, pengguna dapat menukarnya dengan berbagai penawaran di setiap rekanan OVO.

Terdapat juga OVO Cash, produk uang elektronik yang dapat digunakan untuk pembayaran berbagai transaksi. Pengguna dapat top up, kirim dana ke OVO dan non OVO, bayar tagihan listrik, beli pulsa, dan bayar asuransi.

Application Information Will Show Up Here

Layanan “Waze for Brands” Diluncurkan untuk Monetisasi Bisnis di Indonesia

Aplikasi navigasi jalan Waze meluncurkan layanan Waze for Brands sebagai langkah monetisasi bisnisnya di Indonesia. Peluang dari kemacetan di kota besar menjadi inspirasi bagi Waze untuk menjembatani kebutuhan pengiklan dalam menjangkau target penggunanya.

Di layanan teranyar ini, Waze membantu mendekatkan pengguna dengan brand favorit mereka. Ketika berkendara pengguna dapat menerima notifikasi untuk berbagai promosi spesial, serta menemukan berbagai tempat yang berguna untuk kebutuhan sehari-hari seperti pom bensin.

Tampilan brand disematkan dalam aplikasi dibuat se-native mungkin menyesuaikan alur tujuan pengguna, sehingga diharapkan tidak mengganggu aktivitas saat menggunakan Waze. Waze menerapkan penghitungan iklan berdasarkan CPM (Cost per Mile) dan CPC (Cost per Click).

“Waze for Brands unique selling point-nya adalah penggunaan mobilitasnya yang tinggi. Brand bisa menjangkau dan berkomunikasi langsung dengan pengguna Waze,” Country Manager Waze Indonesia Marlin R Siahaan, Rabu (28/3).

Waze for Brands dihadirkan di Indonesia lantaran negara ini tergolong salah satu basis pengguna Waze terbesar. Sebelumnya Waze for Brands telah beroperasi di beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Malaysia, Singapura, dan Filipina.

Beberapa brand pengiklan yang disasar Waze sebagai mitra meliputi sektor industri yang bergerak di area bahan bakar, ritel, dan otomotif. Beberapa nama yang sudah bergabung di antaranya adalah Toyota, Shell, Pit & Go, Insan Medika, dan J & C Cookies.

Terhitung di Indonesia saja jumlah pengguna aktif bulanan untuk Waze mencapai 4 juta orang. Sekitar 50% di antaranya berlokasi di Jakarta, kemudian diikuti Makassar, Medan dan kota besar lainnya. Secara global Waze telah hadir di 185 negara dengan pengguna aktif bulanan lebih dari 100 juta orang.

Rata-rata pengguna Waze di Indonesia memuncak pada hari Sabtu pukul lima sore, dengan lokasi tujuan seperti pusat perbelanjaan, supermarket, dan kedai kopi.

Tahun 2017 data Waze menunjukkan bahwa Jakarta menempati peringkat keempat di dunia sebagai kota lalu lintas terpadat setelah Manila, Bogota, dan Sao Paolo.

Perlahan Beralih dari NFC, T-Cash Resmikan Snap QR Code

Layanan uang elektronik dari Telkomsel T-Cash resmikan fitur pembayaran lewat QR Code pasca memperoleh izin resmi dari Bank Indonesia. Kehadiran fitur ini sekaligus menandakan mulai beralihnya strategi perusahaan yang selama ini mengusung teknologi NFC (Near Field Communication) sebagai keunggulannya.

CEO T-Cash Danu Wicaksana menuturkan selama ini pengadaan mesin EDC untuk NFC dinilai terlalu mahal dan kurang efisien bagi bisnis perusahaan dan harus ditempatkan ke merchant. Oleh karena itu, perusahaan butuh teknologi yang dinilai lebih efisien dan ringkas agar dapat mendongkrak lebih banyak jumlah pengguna sekaligus merchant.

Sejauh ini T-Cash sudah bermitra dengan lebih dari 5 ribu merchant, 70% di antaranya menggunakan mesin EDC untuk menangkap transaksi dari stiker NFC yang disematkan di ponsel pengguna. Adapun jumlah penggunanya sudah lebih dari 20 juta pelanggan, memproses rata-rata lebih dari 10 juta transaksi bulanan.

“Tahun ini kami targetkan 8 ribu sampai 10 ribu merchant bergabung di T-Cash. Kebanyakan penambahan ini akan kami sasar untuk penggunaan QR Code karena metode ini paling efisien untuk akuisisi lebih banyak merchant dan pengguna,” terangnya, Selasa (27/3).

Implementasi QR Code pertama kali dimulai di Pasar Modern Bintaro, kemudian dilanjutkan ke Pasar Majestik yang dimulai sejak awal tahun ini. Dari dua lokasi tersebut, T-Cash telah menggandeng sekitar 300 merchant yang kebanyakan adalah pedagang UKM.

Berikutnya, T-Cash akan gencar menggaet tempat serupa di lokasi lainnya seiring kerja sama antara perusahaan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk digitalisasi pasar dengan memanfaatkan metode pembayaran digital yang lebih aman dan praktis.

“Jadi sekarang kalau mau ke Pasar Majestik bayarnya pakai T-Cash cukup dengan QR Code saja. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk digitalisasi pasar, ke depannya kami akan gaet toko-toko kecil untuk jadi merchant T-Cash.”

Selain menyasar sektor ritel dan FnB, T-Cash telah teken kerja sama dengan penyedia jasa transportasi. Salah satunya adalah Trans Semarang untuk pembayaran tiket bus dengan QR Code. Realisasi kerja sama ini akan dimulai pada bulan depan.

Diklaim T-Cash adalah perusahaan fintech pertama, bersama dengan dua perbankan yang sudah mengantongi restu dari Bank Indonesia untuk implementasi teknologi QR. Secara regulasi, hingga saat ini standardisasi QR Code masih digodok oleh BI sehingga belum keluar aturan resminya. Untuk itu T-Cash bergabung sebagai tim persiapan dan pengembangan QR Code terstandardisasi untuk perusahaan fintech dan perbankan di Indonesia.

Sediakan e-KYC untuk migrasi ke full service

Selain mengumumkan fitur QR Code dalam upgrade aplikasi terbaru, T-Cash kini mengakomodasi layanan e-KYC yang dilengkapi dengan video call untuk validasi tatap muka. Pengguna hanya cukup mengisi biodata, mengunggah foto KTP, dan selfie dengan KTP, kemudian video call dengan agen T-Cash via aplikasi. Layanan ini bakal meluncur secara resmi pada 1 April 2018 mendatang.

Sebelumnya untuk upgrade ke full service, pengguna diharuskan untuk datang ke Grapari dan mengisi dokumen, lalu menunggu sampai satu hari kerja sebelum menikmati layanan dengan penuh.

“Pengguna kini bisa pilih mau video call atau datang ke Grapari untuk upgrade ke full service.”

Dengan upgrade layanan, pengguna bisa menikmati fitur utama T-Cash mulai dari berbagi dana (P2P), menerima, dan menarik tunai dana. Nominal dana yang bisa disimpan dalam aplikasi pun maksimal bisa mencapai Rp10 juta dibandingkan pengguna basic hanya Rp1 juta.

Dari segi fitur, T-Cash menyediakan berbagai opsi pembayaran tagihan mulai dari TV, internet, BPJS, PLN, PDAM, dan kartu Halo, pembelian voucher game online, dan pembelian pulsa dan data Telkomsel.

Ke depannya akan ditambah produk finansial untuk asuransi, pinjaman, dan lainnya untuk mewujudkan misi T-Cash sebagai one stop service untuk semua jenis pembayaran tagihan dan pembelian non tunai di ponsel.

“Untuk semakin memanjakan pelanggan, kami memberlakukan zero rate untuk penggunaan aplikasi. Artinya pelanggan tidak perlu membayar biaya penggunaan data untuk seluruh penggunaan aplikasi ini. Pelanggan hanya perlu menggunakan data saat pertama kali mengunduh aplikasi, setelahnya tidak dipungut biaya apa pun,” pungkas Danu.

Application Information Will Show Up Here