YouTube Hadirkan Dukungan Live Streaming dalam Resolusi 4K

Tidak berlebihan jika kita beranggapan bahwa YouTube mengemas koleksi video terbesar di belantara internet; entah itu video 360 derajat, 4K, HDR atau bahkan 8K sekalipun. YouTube juga merupakan tempat yang pas untuk menikmati siaran langsung, dan sekarang kuantitas beserta kualitas video live akan semakin meningkat berkat dukungan 4K live streaming.

Tidak cuma 4K, tapi juga 60 fps dan dalam format 360 derajat sekaligus. Hal ini jelas memberikan fleksibilitas lebih bagi para kreator, dan konsumen pun akan mendapat akses ke lebih banyak lagi konten beresolusi tinggi untuk dinikmati di TV atau monitor 4K mereka.

Sebelum Anda protes, ini memang tidak ada artinya bagi mereka yang belum mempunyai perangkat berlayar 4K. Namun mengingat harga TV maupun monitor 4K terus menurun dan semakin terjangkau, sudah waktunya YouTube menyajikan cara baru guna memperbanyak koleksi konten 4K-nya.

Konser dan event yang disiarkan secara live dijamin akan terlihat lebih mendetail dalam resolusi 4K, serta lebih immersive dalam wujud 360 derajat. Kita bisa buktikan sendiri dengan menyaksikan ajang The Game Awards 2016 yang akan tayang secara langsung pada tanggal 2 Desember 2016 besok pukul 8.30 pagi.

Sumber: YouTube Blog.

Netflix Kini Suguhkan Konten 4K untuk PC dan Laptop Windows 10

Proses 4K menjadi mainstream memang memakan waktu cukup lama. Meski hingga detik ini pun belum benar-benar bisa digolongkan mainstream, setidaknya nasib 4K tidak seperti teknologi 3D pada zamannya – yang sekarang sudah bisa dibilang punah.

Hal ini didukung oleh ketersediaan perangkat yang semakin beragam dan harga yang kian terjangkau. Tidak ketinggalan juga ekosistem konten 4K yang semakin luas; YouTube merupakan salah satu kontributor terbesar, tapi sekarang Netflix juga ingin ambil bagian.

Sekarang, layanan streaming film tersebut sudah siap menyuguhkan konten 4K khusus untuk PC dan laptop Windows 10. Yup, ini menjadikan Microsoft Edge sebagai satu-satunya browser yang sanggup memutar konten 4K dari Netflix.

Pun demikian, masih ada beberapa syarat lain yang perlu diperhatikan. Yang pertama tentu saja perangkat Anda harus mengemas layar 4K. Kalau tidak, sama saja Anda buang-buang data internet walaupun tidak ada batasan kuota.

Bicara soal internet, koneksi Anda harus cukup cepat untuk bisa memutar konten 4K dari Netflix dengan lancar. Netflix sendiri menyarankan kecepatan minimum koneksi berada di kisaran 25 Mbps – lebih cepat tentu lebih baik.

Syarat terakhir, perangkat Anda diwajibkan memiliki prosesor Intel Core generasi ketujuh (Kaby Lake). Entah apa alasan pastinya, tapi saya pribadi heran mengapa tidak generasi keenam (Skylake) yang dijadikan batas minimum. Kalau begini kondisinya, berarti layar 4,5K milik Surface Studio jadi sia-sia sebab perangkat tersebut hanya mengusung prosesor Intel generasi keenam.

Terlepas dari itu, kalau syarat-syarat di atas sudah terpenuhi, Anda dapat menikmati konten 4K dari Netflix mulai hari ini juga, meski tentu saja ketersediaan konten berbeda-beda dari satu negara ke yang lain.

Sumber: Windows Blog. Gambar header: GrfxPro.

Apakah 4K Gaming Sudah Bisa Dinikmati Secara Ideal Sekarang?

Setahun yang lalu, Nvidia memperkenalkan GeForce Titan X. Kehadiran Titan X memperkenalkan kita dengan tren 4K gaming tanpa harus mengandalkan setup multi-GPU. Pun demikian, Titan X bukanlah tanpa cacat. Pertama, harganya jauh melebihi batas mainstream di angka $1.000. Kedua, pengalaman belum bisa tersaji secara optimal, dengan frame rate rata-rata berada di kisaran 35 – 45 fps.

60 fps memang bisa dicapai dengan menurunkan opsi pengaturan grafik dalam game, tapi itu sangatlah bertentangan dengan premis yang ditawarkan 4K gaming, yaitu gaming dengan kualitas visual terbaik. Dengan kata lain, percuma saja resolusinya 3840 x 2160 pixel tapi tingkat detailnya pas-pasan; saya pribadi lebih memilih bermain di resolusi 1440p asalkan tingkat detailnya bisa maksimal.

Hingga akhirnya kita tiba di tahun 2016 dan Nvidia memperkenalkan seri GPU baru berarsitektur Pascal. Bersamanya, hadir GTX 1080 dan Titan X Pascal, dan keduanya bisa dibilang sebagai kartu grafis pertama yang sanggup menyajikan pengalaman 4K gaming secara optimal, tanpa terlalu banyak kompromi.

Artikel ini bukan bermaksud untuk mempromosikan Nvidia atau malah menjelek-jelekkan AMD yang sampai saat ini belum mempunyai rival sepadan untuk kedua GPU kelas atas tersebut. Artikel ini murni ingin membahas mengenai kondisi 4K gaming saat ini; apakah pengalaman yang didapat sudah bisa dibilang ideal, perangkat semacam apa yang dibutuhkan, dan bagaimana perkembangan ke depannya.

4K gaming sudah tergolong ideal

GTX 1080 lebih murah dari Titan X generasi pertama, tapi performanya sudah ideal untuk 4K gaming / Nvidia
GTX 1080 lebih murah dari Titan X generasi pertama, tapi performanya sudah ideal untuk 4K gaming / Nvidia

Selama game tersaji dalam 60 fps atau paling tidak mendekati angka tersebut, 4K gaming sudah bisa dibilang ideal. Tapi kembali lagi, opsi pengaturan grafik setidaknya harus berada di kisaran high. Baik GTX 1080 dan Titan X Pascal sudah memenuhi kedua kriteria ini. Namun yang menjadi pertanyaan lain, apakah harganya masuk akal?

Well, jika dibandingkan Titan X generasi lalu, GTX 1080 jauh lebih murah di angka $700, tapi di saat yang sama sanggup menyajikan peningkatan performa sebesar kira-kira 30 persen berdasarkan peninjauan PC World. Gamegame seperti Overwatch, The Witcher 3 maupun Star Wars: Battlefront dapat dengan mudah berjalan di kisaran 60 fps, tentunya dengan setting grafik berada di level high atau malah lebih tinggi.

Tidak percaya, coba tonton sendiri pengujian yang dilakukan tim Digital Foundry berikut ini.

Titan X Pascal di sisi lain semakin menunjukkan bahwa 4K gaming sekarang sudah bisa dinikmati dengan layak, dengan performa 30 – 40 persen lebih tinggi lagi dibanding GTX 1080, lagi-lagi berdasarkan pengujian Digital Foundry. Pun begitu, Anda harus menyediakan budget lebih besar lagi mengingat GPU ini dibanderol $1.200.

Ok, coba kita kesampingkan Titan X Pascal sebentar karena produk tersebut terlampau niche. GTX 1080 dengan banderol $700 sendiri juga tidak bisa digolongkan mainstream. Tapi ingat, ini baru tahun kedua kita berkenalan dengan 4K gaming, dan perubahan kondisinya ternyata sudah amat drastis.

Sedrastis apa? $1.000 tahun lalu hanya bisa dibelikan GPU Titan X saja yang belum sanggup menyajikan 4K gaming di kisaran 60 fps. $1.000 tahun ini sudah bisa dibelikan GTX 1080 plus sebuah monitor 4K, yang akan kita bahas dalam poin selanjutnya.

Perangkat pendukung 4K gaming

Apalah arti 4K gaming tanpa monitor 4K itu sendiri / Samsung
Apalah arti 4K gaming tanpa monitor 4K itu sendiri / Samsung

Tentu saja monitor 4K adalah komponen terpenting dalam 4K gaming selain kartu grafis. Percuma saja Anda mempunyai Titan X Pascal kalau monitor yang dipakai hanya beresolusi 1080p – saya pribadi sampai sekarang masih bisa menikmati semua game menggunakan GTX 960 di monitor full-HD. Dengan kata lain, GPU istimewa tersebut juga harus Anda pasangkan dengan monitor yang sepadan.

Dua sampai tiga tahun yang lalu, populasi monitor 4K masih segelintir dan banderol harganya selangit. Di tahun 2016 ini, jumlahnya sudah semakin banyak dan harganya mulai masuk akal, dengan catatan Anda tidak terlalu menuntut fitur-fitur ekstra seperti panel IPS atau dukungan teknologi AMD FreeSync maupun G-Sync.

Dua monitor 4K yang cukup populer adalah Samsung U28E590D yang dihargai $300 di Amazon, atau LG 27UD58-B yang sedikit lebih mahal di angka $365 karena mengemas panel IPS. Jadi, ditambah GTX 1080 tadi, dengan budget total sekitar $1.000 Anda sudah bisa meng-upgrade PC untuk menikmati 4K gaming secara optimal.

Namun ini hanya berlaku jikalau Anda sudah mempunyai gaming PC berspesifikasi lumayan. Sebut saja yang mencakup prosesor Intel Core i5 atau i7 – tapi jangan yang generasi pertama karena perbedaan performanya sangat jauh – dan power supply unit (PSU) dengan daya dan efisiensi yang cukup untuk menenagai GTX 1080 atau Titan X Pascal, jangan yang abal-abal bawaan casing PC.

Peran prosesor dalam kinerja grafis memang tidak terlalu besar, namun ia masih diperlukan untuk meneruskan instruksi ke GPU. Kalau prosesor tidak bisa meneruskannya dengan cepat, frame rate otomatis akan menurun dan ujung-ujungnya pengalaman 4K gaming jadi kurang ideal.

Kapan 4K gaming jadi mainstream?

The Witcher 3 / CD Projekt
The Witcher 3 / CD Projekt

Yang pasti tahun depan masih belum; mungkin masih perlu tiga sampai empat tahun lagi sampai bisa benar-benar menjadi mainstream. Di saat Nvidia dan AMD telah menawarkan GPU dengan kisaran harga $200 yang sanggup menjalankan game dalam resolusi 4K 60 fps, barulah 4K gaming bisa dikategorikan mainstream.

Di ranah console, tren 4K gaming sebenarnya baru saja dimulai oleh PlayStation 4 Pro, meski secara teknis perangkat tersebut belum benar-benar bisa menyajikan game dalam resolusi 4K, melainkan dengan ‘trik’ yang dikenal dengan istilah checkerboard rendering.

Tahun depan, Microsoft dikabarkan akan merilis Project Scorpio, yang pada dasarnya merupakan penerus Xbox One dengan kemampuan menjalankan game 4K secara native, meski hanya 30 fps. Terlepas dari itu, kedua console ini setidaknya bisa membantu memopulerkan tren 4K gaming.

Gaung 4K gaming sendiri kurang begitu terdengar karena ‘termakan’ oleh VR gaming. Virtual reality sepintas memang terdengar jauh lebih menarik, mengingat yang ditawarkan bukan cuma peningkatan resolusi saja, tapi juga kesan immersive yang menyelimuti para pemain.

Akan tetapi semua ini tidak menutup fakta bahwa Anda sudah bisa menikmati 4K gaming yang ideal sekarang juga dengan bermodalkan $1.000. Ke depannya, modal yang dibutuhkan pastinya akan terus menurun seiring berkembangnya teknologi yang terkait.

Ayo Simak Pendapat Reviewer Mengenai Sony PlayStation 4 Pro

PlayStation 4 Pro, sebuah upgrade hardware dari Sony di era console generasi kedelapan, rencananya akan meluncur beberapa hari lagi. Sejumlah media terpilih diberi kesempatan menjajal kemampuannya terlebih dulu, dan dampak positifnya bagi konsumen adalah kita bisa mempelajari opini profesional mereka, menjadikannya sebagai panduan sebelum membeli.

Jadi apakah PS4 Pro layak Anda pinang atau apakah keberadannya masih belum seesensial versi standar console current-gen Sony itu? Ayo simak dulu apa pendapat para reviewer ternama.

Merupakan salah satu media yang telah menguji Pro secara intensif, Eurogamer bilang bahwa produk ini ialah pilihan terbaik jika Anda belum mempunyai console. PS4 Pro menyuguhkan performa GPU dua kali lipat, CPU lebih cepat, kemampuan display dan streaming media ‘future-proof‘, serta kapasitas hard disk dua kali lebih lapang. Bahkan bagi pemilik PS4 pun, Pro cukup dianjurkan apalagi jika Anda mengidamkan peningkatan mutu visual dan performa.

Bagi Engadget, PlayStation 4 Pro merupakan hardware sempurna buat memamerkan TV 4K Anda, namun bukanlah upgrade wajib bagi user PS4. Saat ini, Pro adalah home console paling mumpuni, tapi Anda memerlukan dukungan TV high-end agar bisa mengeluarkan seluruh potensinya. Beberapa hal tetap perlu diingat: PS4 Pro tidak mempunyai optical drive Blue-ray 4K dan pemain harus menunggu update agar bisa menikmati game-game yang kompatibel di mode ‘pro’.

Gamespot sendiri merekomendasikan PlayStation 4 Pro, baik buat pemilik TV 4K ataupun mereka yang belum punya console. Cukup dengan membayar US$ 100 lebih dari varian standar, Anda memperoleh lebih banyak port, hard drive lebih besar, dan fitur-fitur future-proof. Bahkan beberapa game tampil lebih baik di resolusi full-HD. PS4 Pro tentu akan diapresiasi oleh pencinta grafis berkat penyempurnaan efek anti-aliasing dan output warna yang lebih cerah, tapi sekali lagi, perbedaannya tidak begitu signifikan.

CNET berpendapat, PlayStation 4 Pro tidak memberikan sebuah perbedaan besar namun peningkatan kualitas visual bisa segera diliat dari sejumlah game. Perubahan baru betul-betul bisa dirasakan dalam beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun ke depan. Yang saat ini Sony butuhkan adalah ‘killer app‘, dan untuk sekarang, tidak ada alasan kuat untuk membeli PS4 Pro seandainya Anda sudah punya model standar. Ingat juga, Microsoft sedang menggodok Project Scorpio dan device ini kabarnya lebih mumpuni dari Pro.

TechRadar menyodorkan skor empat dari lima bintang buat PlayStation 4 Pro. Di bagian konklusi, reviewer menyampaikan bahwa PS4 Pro adalah opsi terbaik bagi mereka yang baru ingin berkecimpung ke dalam ekosistem PlayStation. Tapi bagi para gamer PS4 – terutama untuk mereka yang tidak mempunyai TV 4K ataupun niatan membeli PlayStation VR – ada peluang membayarkan harga lebih mahal tidak memberikan banyak manfaat. Di game, frame rate dan mutu tekstur memang meningkat, tapi lompatannya tidak begitu besar.

Sony menjajakan PlayStation 4 Pro di harga US$ 400, produk akan mulai dirilis pada tanggal 10 November 2016.

Ini Dia Spesifikasi dan Daftar Fitur Sony PlayStation 4 Pro

Setelah penantian cukup lama, PlayStation 4 Pro akan memulai era baru di ranah console di hari perilisannya yang jatuh pada minggu ini. Lewat bocoran di awal tahun serta penyingkapan resmi di bulan September, perlahan-lahan terkuaklah rincian mengenai hardware serta kapabilitas sesungguhnya platform game ‘VR Ready’ Sony tersebut. Tapi seperti apa spesifikasi lengkapnya?

Eurogamer lagi-lagi memperoleh informasi komprehensif mengenai susunan komponen PlayStation 4 Pro, dan mengungkapnya di artikel mereka. Komposisi tersebut cocok dengan dokumen-dokumen yang sempat bocor, mengonfirmasi pemakaian CPU Polaris AMB dan memperlihatkan upgrade dari varian standar. Info ini mungkin sudah ditunggu-tunggu oleh Anda yang berniat meminang PS4 Pro, silakan disimak:

  • Prosesor utamasingle custom-chip‘, berisi CPU 8-core AMD Jaguar x86-64 dan GPU AMD Radeon 4.2-TFLOP
  • Memori GDDR5 8GB
  • Penyimpanan hard disk 1TB
  • Optical drive read only Blu-ray 6-speed CAV, DVD 8-speed CAV
  • Input dan output tiga USB Super-Speed (3.1 Gen-1), sebuah port AUX
  • Konektivitas Ethernet, Wi-Fi IEEE 802.11 a/b/g/n/ac, Bluetooth 4.0
  • Output audio/video terminal HDMI (4K/HDR)
  • Power supply AC 100V, 50/60Hz
  • Konsumsi listrik hingga 310W
  • Dimensi 285mmx55x327-milimeter, belum termasuk stand
  • Bobot 3,3-kilogram
  • Temperatur yang disarankan 5 sampai 35 derajat Celcius

Dan di bawah ini ialah fitur-fitur unik yang disajikan PlayStation 4 Pro dan tidak ada di tipe biasa:

  • Peningkatan grafis dan performa untuk beberapa game yang didukung, termasuk judul-judul PlayStation VR.
  • Resolusi 4K 2160p YUV420 dan 2160p RGB.
  • Upscale permainan ke resolusi 4K dengan rendering checkerboard, beberapa game beresolusi UHD native.
  • Mendukung penyajian video 4K, termasuk Netflix dan YouTube.
  • Dibundel bersama versi baru controller DualShock 4, kali ini memiliki striping LED.
  • Ada port USB 3.1 di sisi belakang.
  • Hard disk satu-terabyte merupakan standar.
  • Mendukung hard disk eksternal SATA-III.
  • Terdapat upgrade pada Wi-Fi, seperti model New PlayStaiton 4.
  • Mendapatkan upgrade streaming Share Play serta Remote Play, sekarang bisa menyuguhkan resolusi full-HD di PC, Mac dan Xperia.
  • Memperoleh pembaruan screenshot 4K, share video 1080p dan streaming YouTube di resolusi 1080p dengan 60fps.
  • Dari sisi desain, PlayStation 4 Pro mempunyai finishing yang sama seperti PlayStation 4 ‘slim‘, namun volumenya lebih besar.

Sejumlah hal lain yang perlu diketahui:

  • Tidak ada game eksklusif PlayStation 4 Pro. Satu judul bisa berjalan di kedua console. Lalu tidak ada pula DLC-DLC eksklusif PS4 Pro, kecuali upgrade di sejumlah mode, misalnya: multiplayer split-screen di PS4 Pro bisa menopang empat pemain, sedangkan di PS4 hanya dua pemain.
  • Game tanpa dukungan mode PS4 Pro akan berjalan identik layaknya di PlayStation 4 standar.
  • Menyajikan dukungan periferal yang sama seperti sebelumnya.
  • Memanfaatkan ekosistem PlayStation Network yang sama.
  • Kompatibel dengan seluruh data save, trofi dan info akun di PlayStation 4.
  • PlayStation Store tetap serupa, meski kemungkinan store menampilkan beberapa fitur yang cuma tersedia di Pro.

PlayStation 4 Pro akan meluncur pada tanggal 10 November 2016, dibanderol seharga US$ 400.

Sony PlayStation 4 Pro

Drone 4K Spesialis Selfie, Hover Camera Passport, Siap Dirilis

Selain semakin mungil dan mudah digunakan, satu tren baru yang berkembang di ranah drone dipicu oleh Intel Nixie: yaitu konsep foldable. Nixie memang belum tersedia, tapi gagasan ini mulai diadopsi para produsen ternama seperti GoPro lewat Karma serta DJI Mavic. Namun berbulan-bulan silam, ZeroZero sudah sempat memperkenalkan kreasinya yang tak kalah unik.

Kamera sebesar buku (atau kaset VHS) itu kini mendapatkan nama resmi serta waktu rilis. Tim ZeroZero Robotics kini memanggilnya Hover Camera Passport, mungkin karena paspor merupakan hal terpenting bagi para wisatawan. Dan berbeda dari banyak drone lain, developer ingin agar penyuguhannya sederhana, memastikan Anda tidak perlu membawa-bawa controller ataupun diharuskan lulus latihan menerbangkan drone.

Struktur Hover Camera Passport menyerupai buku catatan, mengusung sistem quad-copter dengan baling-baling berada di dalam sayap – tinggal dibentangkan saat Anda ingin mengaktifkannya. Bilah baling-baling dilindungi sangkar serat karbon, sehingga kita bisa mudah melempar dan menangkapnya tanpa mengancam ‘keutuhan’ jari. Kamera sendiri berada di modul utama bersama tombol power.

Hover Camera Passport menyimpan fitur unik di dalam. Buat menggantikan ketiadaan unit controller, ZeroZero menanamkan kapabilitas pelacak wajah dan tubuh. Drone mampu mengenali wajah Anda sehingga kegiatan ber-selfie jadi lebih simpel. Hover Camera Passport juga bisa mendokumentasikan beragam aktivitas di luar ruangan seperti berlari, bersepeda, bermain skateboard sampai berdansa. Device dapat berputar 360 derajat, dan mengikuti arah gerakan serta mengorbit posisi Anda.

Saat dilipat, Hover Camera Passport mempunyai dimensi 182x132x33-milimeter. Beratnya hanya 242-gram, sudah termasuk baterai. Drone mampu melesat hingga kecepatan 8-meter per detik, dapat beroperasi di ketinggian maksimal 2.000 meter dari permukaan air laut, dan sanggup terbang selama 10 menit. Ketika sedang terbang, Anda disarankan untuk tidak terlalu jauh dari Hover Camera Passport, jarak maksimalnya ialah 20 meter.

Drone dipersenjatai kamera bersensor 1/3-inci Sony CMOS 13-megapixel dipadu lensa f/2.0 setara format 35mm. Hover Camera sanggup menjepret gambar still berukuran 4208×3120 (JPEG) dan merekam video beresolusi 4K di 30fps (MP4, opsi resolusi lainnya meliputi HD dan full-HD). File foto dan video disimpan dalam memori internal sebesar 32GB.

Hover Camera Passport dapat Anda pesan sekarang melalui situs GetHover.com seharga US$ 550, lebih murah US$ 50 dari harga retail-nya nanti. Produk akan tersedia kira-kira dua minggu lagi.

Via Engadget.

Daftar Game yang Akan Memanfaatkan Kecanggihan Hardware PlayStation 4 Pro

4K gaming ialah salah satu faktor pemicu dua console maker ternama meng-upgrade hardware current-gen mereka. Microsoft lebih dulu mengungkap agendanya di E3 2013 dan mengumumkan Project Scorpio, namun Sony memanfaatkan keleluasaan momen PlayStation Meeting untuk memamerkan kapabilitas PlayStation 4 Pro dan  game-game yang sudah didukungnya.

Judul-judul tersebut merupakan kombinasi permainan yang sudah dirilis dan game baru, mereka dijanjikan akan memaksimal segala kecanggihan hardware PS4 Pro. Beberapa permainan menghidangkan resolusi 4K, upgrade visual, dan ada potensi penyajian frame rate lebih tinggi; meski untuk sekarang, masih belum diketahui jelas metode Sony dalam mengimplementasikan update.

Tentu hal itu adalah PR bagi Sony dan developer, Anda cukup perlu mengetahui game-game apa saja yang kompatibel dengan PlayStation 4 Pro. Ini dia daftarnya:

Deus Ex: Mankind Divided

Menyuguhkan resolusi 4K dan upgrade grafis.

Middle-earth: Shadow of Mordor

Resolusi 1080p dengan ‘super samplinganti-aliasing.

Paragon

Peningkatan visual, penerapan ‘procedural ground cover‘, dengan kompleksitas yang lebih tinggi dan tekstur lebih tajam, serta efek pantulan dinamis.

The Witness

Mendukung resolusi 1440p atau lebih tinggi, di-upscale ke 4K (termasuk teks, menu dan elemen UI lain). Ada mode 1080p dengan kenaikan di mutu anti-aliasing (dari 2x jadi 4x MSAA). Keduanya menghidangkan 60 frame rate per detik.

Fallout 4

Kabarnya game akan memaksimal hardware PS4 Pro, serta menghidangkan upgrade di sisi pencahayaan dan fitur grafis. Penjelasan lengkapnya bisa Anda simak di artikel ini.

Permainan lain yang dikonfirmasi mendukung PS4 Pro:

  • Battlefield 1
  • Call of Duty: Black Ops 3
  • Call of Duty: Infinite Warfare
  • Call of Duty: Modern Warfare Remastered
  • Days Gone
  • Dishonored 2
  • The Elder Scrolls Online: Tamriel Unlimited
  • Farpoint (PlayStation VR)
  • FIFA 17
  • Final Fantasy XV
  • For Honor
  • Ghost Recon: Wildlands
  • Horizon: Zero Dawn
  • Infamous: First Light
  • Killing Floor 2
  • The Last of Us: Remastered
  • Mass Effect: Andromeda
  • Middle-earth: Shadow of Mordor
  • Paragon
  • Pro Evolution Soccer 2017
  • Rise of the Tomb Raider
  • Skyrim: Special Edition
  • Spider-Man
  • Steep
  • Titanfall 2
  • Uncharted 4: A Thief’s End
  • Watch Dogs 2

Ada satu judul yang sudah dipastikan tidak memperoleh kompatibilitas ke versi Pro console current-gen Sony itu, yakni The Witcher 3: Wild Hunt. Developer CD Projekt Red menjelaskan, upaya tersebut akan menghabiskan waktu dan sumber daya mereka, karena saat ini tim sedang fokus menggarap Cyberpunk 2077 dan Gwent.

PlayStation 4 Pro dijadwalkan untuk meluncur pada tanggal 10 November 2016.

Via Gamespot. Sumber: PlayStation.

Bagaimana Cara PlayStation 4 Pro, Console Seharga US$ 400, Sajikan Game di Resolusi 4K?

Tema 4K gaming lahir karena keinginan sebagian kecil gamer untuk menikmati permainan di resolusi super-tinggi, dan kini ia berubah menjadi standar hiburan next-gen. 4K juga merupakan salah satu faktor pemicu refresh hardware di era console generasi kedelapan. Tapi mendekati pelepasan PlayStation 4 Pro, informasi yang diungkap Sony mengenainya masih terbilang minim.

Beragam demo game, dari mulai Days Gone sampai Horizon: Zero Dawn, yang Sony pamerkan di PlayStation Meeting memberikan alasan kuat mengapa fans tampak bersemangat menyongsong kehadiran PS4 Pro. Faktor andalan lain ialah harganya. Jarak antara ‘New’ PlayStation 4 dan Pro cukup dekat, versi high-end tersebut dibanderol US$ 400, setara dengan harga PlayStation 4 di awal perilisannya. Tapi bagaimana sebetulnya cara console US$ 400 itu menangani 4K gaming?

Tim Digital Foundry Eurogamer memberikan penjabaran lengkap di artikel mereka. Terlepas dari janji Sony (dan tentu saja Microsoft lewat Project Scorpio) soal kapabilitas sistem menyentuh resolusi 4K, mereka belum menyampaikan apakah hardware sanggup menyajikan 60 frame rate per detik atau tidak. PS4 Pro dan rivalnya dibatasi oleh satu hal serupa, yaitu sedikitnya pilihan CPU berteknologi x86.

Menurut analisis Digital Foundry, seluruh konten 4K yang diperlihatkan di PlayStation Meeting merupakan hasil dari upgrade resolusi 1080p dan tidak berjalan di native 4K. Pendekatan Sony buat PS4 Pro adalah memperlakukan ultra-high-definition sebagai ‘kanvas’ buat gameplay di resolusi lebih tinggi, bukannya memproses pixel tiap saat ala proses standar. Caranya ialah meng-ekstrapolasi struktur 2×2-pixel menjadi 4×4-pixel menggunakan hardware build-in di GPU PS4 Pro.

Teknik ini biasa dikenal dengan istilah upscaling, dan kualitasnya tergantung dari permainannya. Tapi dengan bermain di televisi ruang keluarga, Digital Foundry cukup yakin 4K upscale terlihat mirip resolusi native UHD. Dan kabar gembiranya lagi, developer tidak perlu mengeluarkan modal lebih banyak. Tentu saja upscale menyisakan satu pertanyaan: seberapa efektif hardware anyar tersebut mengerjakan tugasnya? Dan hal ini jadi tantangan besar buat Sony.

Digital Foundry hampir tidak menemukan masalah dalam Horizon dan Days Gone, namun melihat sedikit artefak pada Call of Duty: Infinite Warfare, serta keterbatasaan PS4 Pro saat menjalankan Infamous First Light dan demo Uncharted 4. Mungkin Anda juga sudah melihat komparasi Rise of the Tomb Raider di PS4 Pro dan PC, di mana kurangnya memori menyebabkan console tidak bisa menyuguhkan tekstur super-tinggi.

Terlepas dari kekurangannya itu, PS4 Pro tetap merupakan medium 4K gaming menarik, apalagi ia dijajakan di harga sangat atraktif. Saat ini telah tersedia banyak pilihan layar 23- sampai 27-inci di pasar, dan dengan ukuran yang lebih kecil, artefak jadi lebih sulit terlihat.

PS4 Pro rencananya akan dirilis pada tanggal 10 November 2016.

Project Scorpio Menandai Akhir Era Console yang Kita Kenal

PlayStation 4 Pro dan Project Scorpio merupakan langkah para console maker memenuhi tuntutan terhadap semakin tingginya kualitas konten. Rivalitas kedua perusahaan tersebut memang seru dan sangat menarik disimak, tapi kita juga melihat sebuah revolusi besar tengah terjadi di ranah home console. Buktinya, siklus hidup hardware kini terasa berputar lebih cepat.

Meski berbeda ekosistem, performa hardware, serta koleksi permainan, Scorpio dan PS4 Pro mempunyai basis gagasan serupa mengenai mengapa mereka disiapkan. Microsoft sendiri mengklaim Scorpio sebagai console terkuat yang pernah ada, menjanjikan kinerja grafis sebesar 6-teraflop, memungkinkan sistem menjalankan permainan di resolusi 4K sejati. Meski demikian, ada alasan mengapa Microsoft tidak menamainya Xbox ‘Two’, hal ini juga boleh jadi menandai sebuah akhir dari era console.

Berbicara pada TechRadar, Albert Pinello dari Microsoft menjelaskan argumentasi mereka. Buat meramu sistem, sang produsen fokus pada prinsip kontinuitas. Maksudnya, tidak ada perbedaan sama sekali dalam penyuguhan secara retail. Bedanya hanya ketika game dihidangkan: saat disc dimasukkan ke Xbox One S, Anda akan memperoleh kualitas current-gen; kemudian saat permainan ditangani Scorpio, maka kita mendapatkan konten high-end.

Mirip seperti yang pernah disampaikan Shuhei Yoshida soal PS4 Pro, Scorpio masih merupakan bagian dari keluarga Xbox One, mendukung seluruh aksesori, periferal, game, serta dibekali fungsi serupa. Hanya saja, berkat Scorpio, gamer memperoleh lompatan mutu visual. Lalu untuk segmen pembuatan konten, Microsoft yakin developer dapat memanfaatkan tingginya kapabilitas hardware sehingga mereka lebih leluasa berkreasi.

Dengan agenda melepas dua produk dalam dua tahun (One S dan Scorpio tahun depan), TechRadar bertanya apakah pasar console nantinya akan menyerupai siklus smartphone. Pinello membenarkan bahwa banyak orang menggunakan analogi ini, namun ia menegaskan terdapat banyak perbedaan substansial antara console dan smartphone, misalnya dari penyajian produk sampai pendanaan. Tak serupa seperti perangkat bergerak, console maker tidak bisa seenaknya merilis versi baru hanya karena ada update kecil.

Menariknya lagi, Microsoft menyadari hadirnya versi refresh dan model high-end platform current-gen berpotensi membuat kesal dan membebani gamer. Solusinya adalah Microsoft mengungkap detail informasi dari awal dan mengutarakannya secara gamblang agar tidak menyesatkan. Misalnya seperti yang dituturkan Phil Spencer, Scorpio tidak memberi banyak manfaat jika Anda tidak mempunyai TV 4K.

Peluncuran Scorpio yang ditetapkan pada ‘musim liburan’ 2017 juga sengaja dilaksanakan ketika sudah ada lebih banyak orang memiliki TV 4K. Dan bagi Microsoft, Scorpio adalah sebuah pilihan tambahan untuk konsumen.

Header: VideoGamer.

Kodak Perkenalkan Action Cam 360 Derajat 4K yang Tahan Air dan Terjangkau

Dirilisnya dua headset VR high-end di tahun ini memicu produsen untuk menyiapkan beragam teknologi pendukung, baik buat menyempurnakan pengalaman user, dan juga diarahkan pada segmen penciptaan konten. Hal terakhir itu bisa Anda lihat dari banyaknya action cam 360 derajat besutan perusahaan fotografi ternama, dan Kodak merupakan salah satu di antaranya.

Kodak memang bukan lagi pemain baru di bidang action cam, sempat mengenalkan PixPro SP360, menawarkan kemampuan pengambilan video FHD 360 derajat di harga terjangkau. Dan di ajang Photokina 2016, perusahaan spesialis imaging Amerika itu menyingkap varian yang lebih canggih. Dinamai PixPro 4KVR360, kamera ini menghidangkan kapabilitas merekam video spherical utuh di resolusi 4K, ditambah fitur anti-percikan air.

PixPro 4KVR360 memiliki wujud mungil, dan meskipun Kodak belum menginformasikan rincian ukuran dan berat, action cam tersebut tidak lebih besar dari kepalan tangan Anda. Produk mengusung tubuh berbentuk balok dengan dua modul lensa di sisinya. Modul kamera di depan lebih besar dari di belakang, lalu layar LCD serta seluruh tombol fisik buat mengakses fungsi-fungsi PixPro 4KVR360 – start, sync, menu, power – dapat Anda temukan di body.

Kodak PixPro 4KVR360 1

Lensa di kamera depan mampu ‘melihat’ di jarak seluas 235 derajat, dan melaluinya, Anda bisa mengabadikan video ultra-HD 16:9 standar. Ketika seluruh lensa bekerja, PixPro 4KVR360 sanggup merekam video 360 spherical. PixPro 4KVR360 dipersenjatai dua sensor BSI CMOS 20-megapixel, lalu kedua lensa mempunyai aperture f/2.4 dan dibantu sistem stabilization elektronik.

Meski istilah 4K sering dipakai buat mendeskripsikan ukuran delapan megapixel dengan rasio satu banding satu, dan bukan 4K standar, kehadiran lensa serta sensor ganda tentu memastikan kualitas video jadi jauh lebih baik dibanding action cam satu lensa biasa. PixPro 4KVR360 turut ditopang fitur stitching in-camera dengan pengurangan pada resolusi – 3840×1920 di 15 frame rate per detik. File beresolusi penuh dapat diciptakan via software editor eksternal.

Untuk sekarang, Kodak belum mendemonstrasikan langsung kebolehan PixPro 4KVR360, dan baru menampilkan mock-up-nya saja di Photokina. Kodak sendiri menjanjikan ketahanan yang mumpuni dari terpaan sinar matahari – warna putih tubuh action cam membantunya meminimalisir akumulasi panas. Kemudian 4KVR360 kabarnya juga dibekali tubuh berstruktur splash-proof, menunjang kegiatan outdoor walau tidak sepenuhnya anti-air.

Rencananya, PixPro 4KVR360 akan dilepas dipasaran di bulan Januari tahun depan. Kodak belum menentukan harganya, tapi ada kemungkinan ditawarkan di kisaran US$ 500 saja.

Sumber: Dpreview, Pocket-Lint, Digital Trends.