Garmin Luncurkan Vivomove, Arloji Analog Berkemampuan Activity Tracking

Seiring berjalannya waktu, pabrikan semakin mengerti bahwa tidak semua konsumen menginginkan smartwatch. Sebagian mungkin hanya membutuhkan gelang pintar, sebagian lain belum bisa lepas dari jam tangan tradisional, dan sisanya mungkin mendambakan sebuah arloji premium dengan fitur activity tracking.

Pabrikan asal Perancis, Withings, sebelumnya sudah memulai tren arloji analog berkemampuan activity tracking lewat lini Activité. Namun kini Garmin sudah siap dengan pesaingnya yang dijuluki Vivomove.

Fisik Vivomove sengaja dirancang seelegan mungkin, mengingat ia memang merupakan sebuah jam tangan analog dengan tiga jarum penunjuk waktu. Ia hadir dalam tiga varian: Vivomove Sport, Vivomove Classic dengan strap kulit, dan Vivomove Premium dengan bodi stainless steel dan strap kulit.

Jika dilihat sepintas, Anda mungkin tidak menyadari kalau jam tangan ini menyimpan fitur pintar ala activity tracker pada umumnya. Di antara angka 8 dan 10, terdapat sebuah garis indikator hitam yang akan terisi selagi pengguna menjalani aktivitas dan mendekati target hariannya.

Di sisi sebaliknya, hadir garis indikator merah yang akan terisi ketika pengguna sudah terlalu lama duduk diam. Warna merah yang mencolok akan menjadi pengingat yang efektif bagi pengguna untuk terus bergerak demi kebugaran tubuhnya sendiri.

Garmin Vivomove hadir dalam tiga varian: Sport, Classic dan Premium / Garmin
Garmin Vivomove hadir dalam tiga varian: Sport, Classic dan Premium / Garmin

Selain memonitor aktivitas, Vivomove juga siap memonitor pola dan kualitas tidur penggunanya. Semua data yang dikumpulkan akan disinkronisasikan secara otomatis dengan aplikasi Garmin Connect di smartphone untuk dievaluasi lebih lanjut.

Selebihnya, Vivomove menyimpan segala kebaikan yang kita kenal dari jam tangan tradisional, seperti misalnya ketahanan air hingga 50 meter dan daya tahan baterai sampai setahun nonstop, tidak lupa juga desain menawan ala arloji buatan Swiss.

Garmin Vivomove akan dipasarkan seharga $150 untuk varian Sport, $200 untuk varian Classic, dan $300 untuk varian Premium. Mengikuti tren terkini, varian Classic dan Premium-nya juga hadir dalam aksen warna emas dan rose gold. Ia pun juga kompatibel dengan strap arloji standar berukuran 20 mm.

Sumber: Garmin.

Huawei Perkenalkan TalkBand B3, Gelang Pintar Generasi Ketiganya

Bersamaan dengan smartphone flagship P9 dan P9 Plus, Huawei tidak lupa memperkenalkan perangkat gelang pintar generasi ketiganya, TalkBand B3. Ia masih mempertahankan ciri khas yang diusung kedua pendahulunya, yakni bagian tengah yang bisa dilepas dan dijadikan headset Bluetooth.

Headset ini dikunci oleh magnet. Untuk melepasnya, pengguna tinggal menekan tombol di bagian sisi TalkBand. Menurut Huawei, kualitas suaranya kini lebih baik, mampu menghasilkan volume 25 persen lebih keras serta fitur noise cancelling-nya 80 persen lebih efektif.

Layar melengkung merupakan aspek khas lain dari Huawei TalkBand B3. Layar sentuh ini memakai panel PMOLED beresolusi 80 x 128 pixel dan telah mendukung berbagai gesture. Butuh info ramalan cuaca dengan cepat? Semuanya bisa dipantau lewat layar ini.

Huawei TalkBand B3

TalkBand B3 mengusung fitur activity dan sleep tracking yang sederhana, namun bisa berlangsung secara otomatis. Ia akan mendeteksi jenis aktivitas fisik yang dilakukan dengan sendirinya, sedangkan progress-nya bisa dipantau lewat aplikasi pendampingnya yang tersedia di Android maupun iOS.

Semua ini dikemas dalam wujud yang ringkas sekaligus elegan. Ada tiga model strap yang ditawarkan: Active (silikon), Classic (kulit) dan Elite (logam). Kecuali yang varian Classic, sisanya siap Anda ajak berbasah-basahan dengan sertifikasi IP57. Baterainya sendiri bisa bertahan hingga tiga sampai empat hari.

Sejauh ini Huawei belum memaparkan jadwal perilisan TalkBand B3, akan tetapi banderol harga tiap-tiap modelnya adalah sebagai berikut: Active $192, Classic $227 dan Elite $284.

Sumber: PhoneArena dan Huawei.

Nex Band Ialah Activity Tracker Sekaligus Pusat Kontrol Berbagai Perangkat dan Layanan

Beberapa tahun yang lalu, perangkat wearable yang bisa memonitor jumlah langkah kaki sekaligus kalori yang terbakar mungkin terlihat sebagai inovasi yang begitu revolusioner. Namun di tahun 2016 ini, semua itu sudah menjadi mainstream. Maka dari itu, seandainya ada pabrikan baru yang ingin terjun ke bidang ini, mereka harus bisa muncul dengan ide baru untuk memikat perhatian konsumen.

Itulah yang coba dilakukan oleh perusahaan asal Kanada, Mighty Cast. Mereka baru saja memperkenalkan produk perdananya, yakni Nex Band, sebuah activity tracker berdesain modular yang dilengkapi kemampuan mengontrol berbagai perangkat atau layanan.

Secara default, Nex bertindak sebagai teman beraktivitas Anda. Namun kelebihan utama Nex terletak pada aspek kustomisasi yang begitu luas, memungkinkan pengguna untuk memprogramnya dengan mudah, dengan tujuan akhir menjadikannya sebagai pusat kontrol dari berbagai perangkat maupun layanan di era Internet of Things (IoT) ini.

Nex Band

Nex datang bersama lima blok modular yang disebut dengan istilah Mod. Masing-masing Mod ini punya fungsi yang berbeda-beda, tergantung bagaimana pengguna memprogramnya menggunakan aplikasi pendamping di smartphone, atau dengan memanfaatkan platform If This Then That (IFTTT) yang menyimpan banyak ‘resep’ fungsi perangkat pintar.

Jadi misalnya, satu blok bisa diprogram untuk mengontrol musik di Spotify. Kemudian blok kedua untuk menyala-matikan bohlam Philips Hue, blok ketiga untuk membuka pintu garasi, blok keempat untuk mengaktifkan shutter kamera ponsel dan seterusnya. Potensinya sangat luas, apalagi didukung oleh database yang dimiliki IFTTT.

Contoh lain dari penggunaan Nex adalah sebagai gaming controller untuk smartphone atau tablet. Kelima bloknya bisa diprogram sehingga pengguna dapat memakainya seperti sebuah gamepad yang dilengkapi lima tombol berbeda.

Nex Band

Masing-masing Mod ini disertai LED yang dapat bersinar dalam berbagai warna. Dipadukan semuanya, Nex dapat berpenjar dalam pola warna tertentu untuk mengindikasikan notifikasi yang berbeda, mulai dari pesan teks, panggilan telepon, email sampai reminder.

Mighty Cast juga melihat konsep modular Nex ini sebagai jaminan masa depan perangkat besutannya. Mereka sudah punya banyak rencana untuk memaksimalkan fungsionalitas Nex. Satu yang paling menarik adalah konsep Mod sebagai sensor, bisa berupa sensor laju jantung, sensor kualitas udara, thermometer, atau bahkan chip NFC untuk keperluan pembayaran elektronik.

Semua ini diserahkan ke komunitas kreatif sekaligus developer untuk menguliknya secara bebas, hingga akhirnya muncul dengan ide-ide jenius yang bisa diterapkan pada Nex Band. Kita sebagai konsumen hanya perlu menunggu kehadirannya, dan mengingat sistemnya modular, kita pun tak perlu membeli perangkat baru untuk mendapat fungsionalitas ekstra.

Nex Band

Fisik Nex Band sendiri jauh dari kata cantik, apalagi jika dibandingkan dengan tracker besutan Jawbone dan sejenisnya. Strap-nya terbuat dari bahan polycarbonate. Ia tahan air dan keringat, sedangkan baterainya bisa bertahan hingga tiga hari untuk satu kali charge.

Nex Band saat ini sudah menjalani tahap produksi, dan pemasaran akan segera dimulai setelah kampanyenya di Indiegogo berakhir. Konsumen yang tertarik bisa melakukan pre-order seharga $89. Ia ditawarkan dalam dua pilihan warna: hitam atau putih.

Via: Wareable.

Fossil Umumkan Dua Smartwatch Android Wear Baru, Q Wander dan Q Marshall

Setelah merilis smartwatch perdananya, Q Founder, menjelang akhir tahun lalu, Fossil kini kembali mengumumkan dua smartwatch Android Wear anyar: Q Wander dan Q Marshall. Keduanya ditujukan bagi pengguna yang seleranya kurang cocok dengan desain Q Founder.

Perbedaan paling mencolok yang diusung Q Wander dan Q Marshal dari pendahulunya adalah ukurannya yang lebih kecil. Q Wander memiliki diameter 46 mm, dengan fisik yang terkesan feminim berkat case berwarna emas dan strap kulit yang bisa dilepas-pasang. Di sisi lain, Q Marshal lebih maskulin berkat case 46 mm yang kokoh berwarna navy blue dan strap kulit bermodel vintage.

Spesifikasi keduanya tidak jauh berbeda dari Q Founder. Baik Q Wander dan Q Marshal mengemas layar sentuh membulat dan dukungan perintah suara. Pun demikian, keduanya akan ditemani oleh wireless charger yang berukuran lebih ramping ketimbang milik Q Founder.

Belum ada informasi terkait jadwal pemasaran kedua smartwatch anyar Fossil ini, namun dipastikan harganya akan dimulai di angka $275 untuk masing-masing model, tergantung konfigurasi case dan strap yang dipilih.

Fossil Q Motion dan Smart Analog Watch

Fossil Q Motion

Bersamaan dengan Q Wander dan Q Marshal, Fossil turut memperkenalkan activity tracker baru bernama Q Motion. Melihat wujudnya, perangkat ini sangat mirip seperti Misfit Ray. Hal ini tidak mengejutkan mengingat Fossil memang telah mengakuisisi Misfit pada bulan November tahun lalu.

Secara fungsi ia pun sangat mirip dengan Misfit Ray, menawarkan fitur tracking yang sederhana sekaligus meneruskan notifikasi dan mengontrol jalannya musik di smartphone. Ia ditenagai oleh baterai kancing standar dengan daya tahan hingga sekitar enam bulan dan sanggup dibawa menyelam hingga kedalaman 50 meter.

Banderol harga Q Motion cukup terjangkau, hanya $95 saja. Fossil akan mulai memasarkannya pada musim panas mendatang bersama dengan sejumlah strap opsional.

Fossil Smart Analog Watch

Fossil tidak lupa mengumumkan lini Smart Analog Watch yang akan ditawarkan dalam berbagai model mulai musim semi mendatang. Lini ini pada dasarnya merupakan jam tangan analog standar yang dilengkapi kemampuan pintar seperti memonitor aktivitas dan notifikasi via getaran.

Semua produk ini pada dasarnya merupakan langkah Fossil dalam mewujudkan misinya untuk merilis 100 perangkat wearable di tahun 2016, mulai dari smartwatch Android Wear, activity tracker sampai jam tangan analog dengan fungsi-fungsi pintar.

Sumber: The Verge dan Fossil.

[Review] Activity Tracker Runtastic Moment Elite

Dibandingkan nama-nama seperti Fitbit dan Jawbone, Runtastic mungkin merupakan brand kesekian yang Anda pertimbangkan saat mencari activity tracker. Tapi sejak diperkenalkan, Runtastic pelan-pelan memupuk reputasi dengan app, hardware, serta layanan analisis data. Setelah merilis Orbit, produsen asal Austria ini mengusung konsep baru dalam produk terbarunya.

Di akhir triwulan ketiga 2015, Runtastic resmi menyingkap Moment, wearable device kedua mereka. Keluarga Moment terdiri atas tiga model, yaitu Basic, Classic serta Elite. Dan saya diberi kesempatan buat menguji model terakhir itu. Berdasarkan deskripsi tim desainernya, Moment Elite diperuntukkan bagi konsumen yang peduli terhadap fashion.

Berwujud arloji analog, Moment menyimpan teknologi Orbit di dalam. Ia dapat memonitor aktivitas kita; menghitung langkah, jarak, jumlah kalori yang terbakar, dan lama waktu tidur. Runtastic turut menjanjikan desain atraktif serta nyaman dikenakan.

Artikel ulasan ini sengaja dibuat untuk mengulik apakah klaim tersebut benar adanya, atau masih banyak hal yang perlu Runtastic perbaiki.

Bundle

Bundel Moment Elite cukup sederhana. Selain unit fitness tracker, terdapat buku petunjuk, obeng, dan empat baut ekstra. Runstastic menyediakan panduan untuk mengganti baterai coin-cell-nya, sanggup bertahan selama enam bulan.

Runtastic Moment Elite 23

Runtastic Moment Elite 22

Runtastic Moment Elite 21

Starting up

Untuk mulai menggunakan Moment Elite, Anda perlu mengunduh aplikasi Runtastic Me di smartphone dan jangan lupa mengaktifkan Bluetooth. Runtastic telah menciptakan banyak app di Android dan iOS, tetapi untuk setup, Moment membutuhkan Runtastic Me. Langkah-langkah di sana cukup jelas, dan saya memutuskan buat log-in via Facebook. Ketika proses sinkronisasi berlangsung, Anda diminta menekan tombol selama tiga detik.

Runtastic Moment Elite 01

Ketika tracker dan smartphone tersambung, jarum jam serta menit secara otomatis segera bergerak menyesuaikan dengan waktu di handset.

Design

Bagi saya, Runtastic Moment Elite adalah fitness tracker untuk konsumen yang belum bisa berpisah dengan jam tangan tradisional. Segala aspek (positif dan negatif) sebuah arloji ada semua di sana. Penampilannya ‘adaptif’, orang lain tak akan mengira Anda sedang menggunakan wearable. Rancangannya tidak terlalu mewah buat dipakai sehari-hari, namun cukup elok saat Anda membawanya ke acara-acara resmi.

Runtastic Moment Elite 07

Runtastic Moment Elite 13

Moment Elite didominasi warna hitam, pada tubuh maupun strap. Saya menyukai perpaduan kesan simpel dan sporty-nya. Produsen mengombinasikan case stainless steel, kaca mineral anti-baret dan strap kain berlapis kulit di sisi dalam. Bagian free loop/ring mengsung material kain serupa, sayangnya serat-serta di sana terlihat berbulu dan terurai. Akan lebih rapi (dan lebih kuat) seandainya ia diganti kulit.

Runtastic Moment Elite 15

Runtastic Moment Elite 10

Runtastic Moment Elite 09

Tak seperti smartband/activity tracker bertubuh karet, Moment Elite terasa berat dan besar. Case baja anti-karatnya mempunyai diameter 46mm dan berketebalan hampir 15mm di area tertinggi. Dengan memanfaatkan timbangan saku, bobot Moment Elite mendekati 80-gram (79,6g). Jangan khawatir buat memakainya saat mandi atau berenang di kolam, Moment tahan air hingga kedalaman 100-meter.

Runtastic Moment Elite 17

Runtastic Moment Elite 11

Runtastic Moment Elite 16

Terdapat angka-angka dan lingkaran petunjuk di dial utama. Di sisi teratas, ada tulisan MI dan KM berwarna merah. Saat Anda memulai aktivitas di app (Runstastic Pro, dibahas lebih rinci di segmen aplikasi) jarum akan berputar untuk menunjukkan jarak. Dial lebih kecil dengan sebuah jarum berada di bawah, menunjukkan angka 0 sampai 100. Ia adalah indikator target harian Anda. Agar memudahkan kita melihatnya, semua jarum dibekali lapisan glow in the dark.

Runtastic Moment Elite 06

Runtastic Moment Elite 25

Comfortable?

Sayang sekali, penampilan menyerupai penunjuk waktu timeless berdampak pada faktor kenyamanan fitness tracker. Anda mungkin bisa mentolerir berat dan ukuran Moment Elite, namun saya melihat masalah pada strap. Bagian terdekat dari engsel sangat tebal, dan sangat sulit tertekuk secara alami. Asumsi saya, ia lebih pas dikenakan oleh orang-orang berpergelangan tangan besar. Di tangan kecil saya, Moment Elite selalu timpang ke satu sisi.

Runtastic Moment Elite 19

Awalnya saya kira strap akan melemas jika Moment Elite dipakai terus-menerus, tapi hingga sekarang ia masih saja kaku.

Runtastic Moment Elite 12

Faktor ini perlu diperhatikan jika Runtastic ingin pengguna memakai Moment tiap saat. Dan bukan cuma tak nyaman dan keras sewaktu dikenakan tidur (opini diperkuat keluhan istri), device seringkali mengganggu aktivitas kerja, apalagi saya harus mengetik seharian. Akhirnya, saya terpaksa menggeletakkannya di atas meja.

Functionality

Walaupun mempunyai fitur-fitur yang telah disebutkan sebelumnya, Moment Elite masih beberapa level di bawah smartwatch. Ia hanya berperan sebagai activity tracker, tidak menyalurkan notifikasi dari smartphone. Jantung dari kapabilitas Moment terletak pada accelerometer build-in. Ia melacak gerakan berdasarkan gerakan tangan, namun tanpa GPS, Moment lebih mengandalkan perhitungan matematis.

(EDIT: Setelah dicek lebih jauh, fitur notifikasi tersembunyi di menu Wearable dan harus mendapatkan persetujuan akses dari pemilik handset. Missed call, WhatsApp dan Line bisa bekerja; namun beberapa notifikasi memang tidak muncul, contohnya Facebook Messenger dan SMS.)

Runtastic Moment Elite 02

Cuma ada satu tombol fisik pada tracker, umumnya Anda gunakan saat ingin tidur serta bangun. Metodenya manual, sekedar berbaring tetap terhitung tidur; padahal Fitbit, Jawbone dan Misfit sudah beralih ke sistem deteksi otomatis. Hampir seluruh fungsinya diakses dengan menggunakan app Runtastic Me: dari mulai setting berat dan tinggi badan, sampai menyetel silent alarm buat membangunkan atau mengingatkan Anda untuk bergerak (disertai LED merah di area angka 9).

Runtastic Moment Elite 14

Proses sinkronisasi data (download serta kalkulasi) dari Moment Elite ke handset berjalan sedikit lambat. Kadang kala, saya harus menutup app dan mematikan Bluetooth agar aplikasi segera me-refresh info.

Application

Runtastic Me adalah basis dari Moment Elite. Interface-nya sederhana dan mudah dimengerti oleh mereka yang belum pernah sekalipun mengoperasikannya. Di sana Anda dapat langsung melihat jumlah langkah, durasi aktivitas, total pembakaran kalori, jarak tempuh dan lama waktu tidur. Aplikasi juga bisa tersambung ke Apple Health dan Google Fit, jadi data tetap tercatat seandainya Anda lupa membawa Moment.

Runtastic Moment Elite 24

Di sisi aplikasi, keluhan terbesar saya tujukan pada Premium Membership. Di versi gratisnya, fitur-fitur terbaik app Runtastic terkunci; misalnya advanced goals, analisis, dan penyimpanan data tak terbatas. Untuk membukanya, Anda harus mengeluarkan uang sebesar Rp 120 ribu per bulan atau paket Rp 600 ribu selama setahun. Padahal activity tracker lain menyuguhkan fungsi serupa tanpa menuntut biaya tambahan.

Ingat fitur ‘memulai aktivitas’ yang saya sampaikan sebelumnya? Ia cuma bisa diakses dengan memanfaatkan app Runtastic Pro (dijual Rp 50 ribu). Penyajian ini, ditambah lagi Premium Membership Runtastic Me memang membingungkan.

Verdict

Agar bisa unggul di ranah kompetisi activity tracker, Runtastic perlu menyempurnakan banyak hal dalam Moment Elite. Idealnya, produk seelok ini harus didukung teknologi baru tanpa mengorbankan faktor kenyamanan. Meskipun kita boleh bilang penampilan dan desain merupakan masalah selera, namun kendala utamanya ialah app serta fungsi yang terasa tersegmentasi.

Terlepas dari itu saya melihat bahwa Moment ditargetkan pada jenis konsumen baru; bukan para pelari atau atlet kawakan, melainkan mereka yang ingin lebih aktif dan hidup sehat, tapi tetap tampil gaya ketika berolahraga. Singkat kata, Moment Elite ialah arloji berfitur activity tracker, bukan kombinasi seimbang antara keduanya.

Tentu saja, tak seperti fitness tracker ‘standar’, Runtastic Moment Elite bukanlah device yang murah. Sudah tersedia di Indonesia, Moment Elite dijajakan di kisaran harga Rp 2,9 juta.

Runtastic Moment Elite 05

Hykso Ibarat Fitbit-nya Para Petinju Profesional

Dunia tidak kekurangan stok activity tracker, bahkan yang spesifik untuk aktivitas tertentu. Ada tracker untuk penggemar golf, ada yang untuk binaragawan, dan ada juga yang ditujukan secara khusus untuk para petinju seperti yang satu ini.

Bernama Hykso, ia sebenarnya merupakan sepasang sensor dengan tebal sekitar 6 mm yang mudah sekali diselipkan ke dalam hand wrap maupun sarung tinju. Kalau Fitbit bertugas memonitor langkah kaki Anda, Hykso akan memperhatikan semua pukulan yang Anda keluarkan saat berlatih.

Hykso memadukan accelerometer, gyroscope dan algoritma khusus untuk mengenali berbagai jenis pukulan dalam olahraga tinju. Tak hanya menghitung berapa jab, hook atau uppercut yang Anda lakukan, Hykso juga akan mengukur intensitas keseluruhan berkat kemampuannya mengukur kecepatan ayunan pukulan Anda.

Hykso

Semua data tersebut akan diteruskan secara real-time ke smartphone atau tablet lewat Bluetooth 4.2. Selanjutnya pengguna tinggal mempelajari data-data yang sebelumnya tak bisa didapat tersebut. Kalau ada instruktur pribadi, tentunya data-data ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung masukan-masukan yang diberikan.

Dikembangkan oleh alumnus University of Canada, Hykso sekarang sudah banyak dipakai oleh petinju profesional. Salah satunya adalah juara kelas bulu tak terkalahkan Javier Fortuna, serta sejumlah atlet berprospek lainnya. Di sejumlah pertandingan, Hykso bahkan berjasa atas statistik yang ditampilkan di hadapan penonton pada layar besar di arena tinju.

Hykso

Sepasang sensor Hykso ini nantinya akan dipasarkan seharga $250, sudah termasuk charger yang berfungsi sebagai carrying case sekaligus. Hykso turut menawarkan versi Pro yang ditargetkan pada atlet tinju profesional.

Sumber: Wareable.

Garmin Rilis Dua Perangkat Wearable Anyar, Vivofit 3 dan Vivoactive HR

Kemeriahan event Mobile World Congress 2016 di Barcelona dimanfaatkan Garmin untuk memperkenalkan dua perangkat wearable terbarunya: Garmin Vivofit 3 dan Garmin Vivoactive HR. Keduanya merupakan suksesor yang membawa sejumlah peningkatan, baik dari segi fitur maupun estetika.

Garmin Vivofit 3

Garmin Vivofit 3

Sejak generasi pertamanya, Vivofit secara spesifik ditujukan buat konsumen yang sekadar memerlukan fitness tracker sederhana yang bisa diandalkan setiap harinya. Vivofit 3 masih mempertahankan esensi tersebut, namun desainnya kini telah diperbarui sehingga tampak lebih fashionable.

Layarnya kini mengecil, tapi tidak masalah karena pengguna sekarang bisa mengganti strap-nya dengan gaya yang bermacam-macam. Semua fitur tracking-nya masih tersedia, mulai dari memonitor jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar dan fitur sleep tracking secara otomatis.

Namun perubahan yang paling menonjol adalah kehadiran fitur bernama Move IQ. Fitur ini pada dasarnya memungkinkan Vivofit 3 untuk mengenali berbagai macam aktivitas fisik, termasuk berlari, bersepeda atau berenang, lalu memulai proses tracking dengan sendirinya. Kedengarannya tidak asing? Ya, cara kerjanya memang mirip seperti fitur SmartTrack milik Fitbit.

Atribut penting pendahulunya turut dipertahankan oleh Vivofit 3, yakni daya tahan baterai selama satu tahun penuh. Ia mengemas baterai kancing standar seperti yang biasa dipakai oleh jam tangan, jadi Anda tak perlu dipusingkan dengan charging sama sekali.

Vivofit 3 akan dipasarkan mulai kuartal kedua tahun ini seharga $100. Garmin juga akan menawarkan bundle berisi dua strap ekstra karya desainer ternama seharga $40. Contohnya bisa Anda lihat sendiri pada gambar di atas.

Garmin Vivoactive HR

Garmin Vivoactive HR

Selain Vivofit 3, Garmin turut memperkenalkan suksesor dari smartwatch Vivoactive. Didapuk Vivoactive HR, desainnya kini jauh lebih modis daripada pendahulunya. Layarnya masih menggunakan panel sentuh berwarna yang selalu menyala, serta dapat dibaca dengan mudah meski berada di bawah terik matahari.

Penambahan label “HR” menandakan bahwa smartwatch ini sekarang punya kemampuan memonitor laju jantung pengguna secara konstan. Garmin memakai teknologi rancangannya sendiri, sama seperti yang tersematkan dalam Garmin Forerunner 235. Tidak ketinggalan pula kehadiran barometric altimeter yang memungkinkannya untuk memonitor tingkat elevasi.

Smartwatch ini masih ditenagai oleh software Garmin Connect IQ yang memberikan kebebasan bagi pengguna untuk mengunduh aplikasi maupun watch face ekstra dengan mudah. Bersamaan dengan itu, hadir pula fitur Move IQ seperti yang dimiliki Vivofit 3 tadi.

Soal daya tahan baterai, Garmin mengklaim Vivoactive HR bisa bertahan selama 8 hari meski digunakan untuk memonitor aktivitas maupun laju jantung secara terus-menerus. Hanya saja kalau pengguna turut mengaktifkan fungsi GPS, daya tahan baterainnya akan menurun drastis menjadi 13 jam saja.

Sama seperti Vivofit 3, Vivoactive HR bakal meluncur ke pasaran mulai kuartal kedua tahun ini seharga $250. Konsumen juga bisa membeli strap ekstra dalam berbagai pilihan warna, masing-masing dihargai $30.

Sumber: Garmin 1, 2 via Wareable 1, 2.

Fitbit Lebur Fungsi dan Estetika Lewat Tracker Baru, Fitbit Alta

Selama berkiprah, Fitbit bisa dikatakan lebih mementingkan fungsi ketimbang estetika. Lini activity tracker-nya ditujukan buat konsumen dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Ada Flex yang merupakan tracker standar untuk keperluan sehari-hari, ada Charge HR yang mengemas sensor laju jantung untuk pengguna yang lebih aktif, dan ada pula Surge yang dilengkapi fitur tracking paling komplet.

Namun dari semua itu belum ada yang punya desain begitu wah, termasuk halnya smartwatch perdana Fitbit, yaitu Blaze. Kalau selama ini estetika merupakan faktor yang menghalangi Anda membeli salah satu produk Fitbit, masalah itu akan segera diatasi oleh tracker paling gres bernama Fitbit Alta.

Fitbit dengan tegas menjelaskan bahwa Alta dirancang dengan titik berat pada aspek fashion. Ia secara khusus diciptakan untuk menjadi pelengkap busana Anda, sekaligus di saat yang sama memonitor kebugaran tubuh Anda setiap harinya.

Melihat fisiknya, kita tidak perlu terkejut. Bagian inti tracker dikemas dalam case stainless steel – Fitbit bahkan juga bakal menawarkannya dalam warna emas. Case bermaterial premium ini turut didampingi oleh deretan strap yang terbuat dari bahan premium pula, mencakup kulit asli dan stainless steel yang dipoles.

Fitbit Alta

Dari segi fitur, Alta pada dasarnya sangat mirip dengan Fitbit Charge (non-HR). Ia dapat memonitor aktivitas maupun pola tidur secara otomatis. Ia bahkan juga dilengkapi fitur SmartTrack, dimana tracker dapat mengenali jenis olahraga tertentu yang tengah dijalani penggunanya secara otomatis.

Sama seperti activity tracker pada umumnya, Alta juga akan mengingatkan pengguna agar tidak terlalu lama bermalas-malasan di atas kursi. Karena ditujukan buat konsumen secara luas, Alta tak dibekali sensor laju jantung maupun GPS. Hal ini pun membawa dampak positif pada daya tahan baterainya, dimana ia bisa beroperasi hingga lima hari dalam satu kali charge.

Alta hadir bersama sebuah layar sentuh OLED monokrom. Pengguna bisa memanfaatkannya untuk menjadi penunjuk waktu, dimana tampilannya bisa diatur dalam mode portrait ataupun landscape. Layar ini juga berfungsi untuk menampilkan notifikasi yang masuk ke smartphone pengguna.

Soal harga, Fitbit Alta dibanderol $130, sudah termasuk satu strap standar yang terbuat dari karet. Konsumen bisa membeli strap lain secara terpisah: yang berbahan kulit dihargai $60, sedangkan yang terbuat dari stainless steel dipatok $100. Jadwal rilis internasionalnya akan dimulai pada bulan April mendatang. Nantinya, Fitbit juga berencana menghadirkan aksesori garapan brand fashion ternama Tory Burch untuk Alta.

Sumber: Fitbit.

ReimaGO Adalah Pakaian Berkemampuan Activity Tracking untuk Anak-Anak

Di saat kita sedang rajin-rajinnya berolahraga karena baru saja membeli fitness tracker, anak-anak malah terkesan kecanduan game yang terdapat pada smartphone baru hasil kado ulang tahunnya. Tentunya tidak ada orang tua yang sengaja menginginkan skenario macam ini terus berlangsung, dan kini brand fashion anak-anak asal Finlandia, Reima, punya solusinya.

Didapuk ReimaGO, ini merupakan perpaduan tiga produk sekaligus: pakaian, tracker dan aplikasi mobile. Ketika dikombinasikan menjadi satu, Reima yakin bahwa anak-anak yang menggunakannya bakal mendapati win-win situation, dimana mereka dapat terus aktif secara fisik selagi mendapatkan kesenangan bermain game di perangkat mobile.

Tracker yang dipakai ReimaGO bukan sembarang tracker. Sensor ini memanfaatkan teknologi Movesense rancangan Suunto, yang sudah sangat berpengalaman dalam memonitor aktivitas outdoor semacam ini. Tidak seperti fitness tracker buat orang dewasa, ReimaGO bukannya memonitor laju jantung atau pembakaran kalori, melainkan durasi sekaligus intensitas dari aktivitas fisik sang anak sepanjang hari.

Cara kerja tracker ini amatlah sederhana. Ia tinggal diselipkan ke dalam kantung pakaian. Sebenarnya bisa pakaian apa saja, tapi Reima telah mendesain pakaian khusus dimana kantungnya telah dijejali konektor dan diposisikan di dekat dada sehingga tracker bisa bekerja secara optimal dan akurat, memonitor pergerakan sang anak di manapun dan kapan saja ia berada.

ReimaGO

Selanjutnya data yang dikumpulkan akan diteruskan menuju aplikasi pendamping ReimaGO di perangkat iOS. Lewat aplikasi ini, anak-anak bisa memonitor progress-nya dalam beraktivitas hingga akhirnya mencapai target yang dituju dan memenangkan hadiah.

Sebagai orang tua, tentunya Anda yang bertanggung jawab atas hadiah tersebut, dan Anda juga punya aplikasi tersendiri untuk memonitor dan menentukan gol maupun hadiah yang bakal diterima sang anak.

ReimaGO rencananya akan mulai dipasarkan pada musim gugur tahun ini. Belum ada informasi soal harga maupun varian produk yang hendak ditawarkan. Kemungkinan besar Reima akan menjualnya dalam bentuk bundle bersama pakaian tertentu seperti jaket atau tracker-nya saja secara terpisah.

Sumber: Wareable dan Reima.

Padukan Sistem Analog Dengan Fitur Pintar, Juxt Ialah Smartwatch dari HP dan Titan

Di bulan November lalu, Hewlett-Packard dikabarkan menggandeng Titan, produsen arloji terbesar di India untuk memberikan solusi atas kekurangan smartwatch. Mereka ingin agar konsumen dapat mengenakan jam tangan pintar dengan percaya diri, tanpa harus memilih antara penampilan atau teknologi, dan mengorbankan salah satu aspeknya.

Akhirnya kedua perusahaan mengungkap hasil kolaborasi mereka, sebuah smartwatch bernama Titan Juxt. Ia merupakan perpaduan desain serta ‘craftmanship‘ klasik dengan teknologi modern. Dibanding kompetitor, HP dan Titan memang bukanlah nama besar di ranah wearable device. Terlepas dari hal itu, Juxt adalah smartwatch ketiga yang turut diramu HP, setelah Movado Bold Motion dan Michael Bastian.

Titan Juxt 01

Penampilan Juxt hampir hampir tak berbeda dari arloji timeless, memanfaatkan jarum dan sistem analog. Case terdiri atas tiga komponen, dibuat melengkung agar pas dikenakan di tiap jenis tangan. Tubuhnya terbuat dari material stainless steel, kemudian kacanya menggunakan jenis mineral. Anda disuguhkan strap remborde kulit, dan back cover anti-korosi (hypoallergenic).

Juxt ialah satu dari sedikit smartwatch yang memiliki struktur anti-air 5-atmosphere; sanggup menahan cipratan dan hujan; tetap bekerja ketika dipakai mandi, berenang serta snorkeling. 5-ATM juga berarti mampu tekananan air hingga kedalaman 50-meter.

Titan Juxt 02

Terdapat layar OLED monokromatik kotak di tengah-tengah Juxt. Ia menampilkan jadwal meeting dan kalender; serta memunculkan notifikasi pesan, panggilan masuk atau app sosial media. Agar tidak menghalangi pandangan ke display, jarum penunjuk menit dan jam mengusung desain ‘skeletal’. Juxt turut dibekali fitur activity tracker, melacak jumlah langkah di target harian kita.

Bersama Movado Bold Motion dan Michael Bastian, Titan Juxt merupakan anggota keluarga Engineered by HP. Mereka kompatibel baik ke perangkat ber-platform iOS (8+) maupun Android (4.4+). Sang perusahaan teknologi asal Palo Alto itu juga menjanjikan performa baterai yang awet (situs Titan menyebutkan tujuh hari, sedangkan HP menuliskan lima hari).

Titan Juxt

Titan Juxt memang bukanlah smartwatch pertama dengan kombinasi desain klasik dan konektivitas pintar. Di luar Engineered by HP, ada Tag Heuer Carrera Connected. Namun tak seperti varian itu, Juxt ditawarkan di harga yang sangat menarik: tergantung dari model, Anda bisa membelinya di kisaran harga US$ 235 sampai US$ 240. Dan gerbang pre-order telah dibuka.

Sumber: Titan.co.in & HP.com.