Hadirnya StickEarn, Klana, dan Menjamurnya Digitalisasi Bisnis “Car Advertising”

Berita beberapa waktu lalu tentang well-funded startup penyedia layanan aplikasi untuk kebutuhan car advertising Sticar dan pesaingnya Promogo mungkin masih teringat di benak. Proses bisnisnya yang unik dan jelas membuat Sticar dipercaya untuk mengikuti kegiatan inkubasi dan mendapatkan pendanaan segar. Setelah pemberitaan tentang Sticar, beberapa startup baru yang memiliki layanan nyaris sama bermunculan. Baru-baru ini hadir StickEarn dan Klana, menawarkan jasa car advertising melalui medium digital.

Permasalahan yang ingin ditangani dengan pangsa pasar yang jelas

Mungkin sebelumnya di kancah startup digital, bisnis car advertising sebelumnya tidak pernah terdengar. Namun di bisnis konvensional sebenarnya pengiklanan melalui medium mobil ini bukan barang baru lagi. Banyak perusahaan yang memanfaatkan mobil pribadi sebagai media iklan, dengan imbalan berupa bayaran menyesuaikan kontrak hingga menjamin pajak kendaraan yang ditempeli iklan tersebut. Peminatnya pun tak sedikit, jika sering bepergian, maka akan sering melihat mobil dengan tempelan stiker di kaca belakang atau bodi samping brand produk/layanan tertentu.

Alasan lain yang dijadikan justifikasi adalah perhitungan impression layanan iklan tempel lainnya. Car advertising umumnya dibandingkan dengan model iklan billboard atau videotron. Dengan melibatkan benda bergerak dengan jangkauan luas (mobil), diyakini car advertsing mampu menyebarkan informasi tentang brand secara lebih efisien dan tepat sasaran. Startup seperti Sticar bahkan menggunakan teknologi otomatis untuk melakukan perhitungan impresi yang didapatkan—misalnya memadukan antara kepadatan arus lalu lintas, posisi mobil dengan jarak jangkau mobil lain.

Menurut riset pasar Outdoor Advertising Magazine, 96% responden survei meyakini bahwa iklan bergerak lebih efektif dari pada penempatan iklan outdoor tradisional.

Persaingan baru dimulai, traksi masih belum terlihat signifikan

Jika berbicara tentang traksi, belum bisa terlihat jelas bagaimana bisnis digital car advertising berkembang. Salah satunya Sticar yang mengungkapkan kepada DailySocial, bahwa saat ini pihaknya tengah dalam proses merangkul rekanan pemilik mobil dan juga sosialisasi produk. Diyakini untuk startup lainnya pun masih dalam tahap yang sama. Bahkan terlihat masih coba mematangkan sistem aplikasi. Hal ini sedikit serupa seperti saat pemesanan ojek berbasis aplikasi mulai dikenalkan. Pemain baru banyak bermunculan, tapi tak jarang yang langsung tumbang karena tidak memiliki konsep bisnis yang kuat.

Belajar dari bagaimana layanan on-demand memulai pertarungan saat konsep bisnis baru mulai diperkenalkan, maka penting bagi Sticar, Promogo, StickEarn, Klana dan mungkin beberapa pemain yang akan segera muncul, untuk memiliki konsep dan strategi bisnis yang jelas. Pasar car advertising sudah jelas ada dan bukan hal yang baru lagi, tantangannya adalah bagaimana digitalisasi mampu menyederhanakan proses dan memberikan nilai plus baik bagi pengiklan maupun pemilik mobil yang akan dijadikan medium iklan.

Strategi Glispa Bantu Startup dalam Pemasaran Mobile

Perusahaan mobile marketing asal Jerman Glispa, yang pertengahan tahun ini memasuki pasar Indonesia, memandang ada potensi yang sangat besar di segmen mobile. Perusahaan yang menyasar para startup terlebih yang memiliki fokus di e-commerce ini menilai pertumbuhan pengguna mobile di Indonesia akan terus melonjak seiring dengan adopsi internet dan penetrasi smartphone di Indonesia. Glispa hadir mencoba pendekatan yang berbeda untuk membantu para startup untuk memasarkan layanan atau produknya ke segmen pengguna mobile.

Dihubungi Dailysocial, General Manager Glispa untuk kawasan Asia Tenggara Christian Nguyen menyebutkan bahwa saat ini Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi luar biasa di ranah mobile namun masih memiliki beberapa tantangan terutama di sisi infrastruktur. Namun hal ini tidak banyak mempengaruhi persaingan para startup yang melakukan pendekatan mobile. Persaingan aplikasi di antara para pengembang masih dan akan terus berkembang ke arah yang lebih ketat sehingga penting untuk melakukan inovasi.

Sebagai perusahaan yang memiliki model bisnis sebagai konsultan pemasaran mobile untuk startup Glispa membagikan metode yang mereka gunakan. Salah satunya dengan melakukan perencanaan, peluncuran, dan pelaksanaan kampanye pemasaran yang result-driven. Dengan demikian startup akan mampu menjangkau pelanggan dan juga pengguna baru sekaligus meningkatkan basis pelanggan mereka.

“Baik itu pendaftaran, menginstalasi, transaksi atau hasil lainnya, interaksi pelanggan harus relevan dan siap untuk mendorong hasil yang nyata. Hal ini dapat dicapai dengan User Acquisition Network atau jaringan Akuisisi Pengguna yang membantu menghasilkan lalu lintas mobile dan web yang penting. Melalui strategi bursting yang inovatif, perusahaan dapat mencapai peringkat aplikasi teratas, memperlihatkan aplikasi di depan audiens yang besar dan juga men-engage mereka. Visibilitas peringkat tinggi di app store memberikan dorongan organik yang tidak ada duanya untuk upaya akuisisi pengguna. Sebagai hasilnya, ribuan pemasangan organik tambahan signifikan menurunkan CPI efektif,” terang Christian.

Christian lebih lanjut menjelaskan, strategi lain yang tak kalah pentingnya adalah platform mediasi iklan antara aplikasi dan jaringan utama yang memungkinkan perusahaan menjalankan kampanye in-house mereka dan permintaan langsung secara bersamaan dengan efisien. Tak kalah pentingnya adalah bantuan dari performa mobile platform influencer yang memungkinkan perusahaan dapat dihubungkan ke ribuan influencer di seluruh penjuru dunia untuk mempromosikan aplikasi mereka melalui konten mereka sendiri.

“Setiap klien dan bentuk kampanye adalah unik, sehingga mereka membutuhkan strategi dengan nuansa yang berbeda, serta eksekusi yang halus. Glispa memberikan pendekatan ini dengan menyelaraskan tujuan pengiklan dan pertumbuhan pengembang aplikasi serta akurasi strategi yang memenuhi tujuan mereka – ini yang harus kita lakukan dengan bermitra untuk mendorong pendapatan dan pergerakan pasar. Glispa bekerja sama dengan setiap klien untuk memastikan mereka mampu mencapai ROI (Return on investment) dengan tujuan mereka yang telah ditetapkan,” papar Christian.

Strategi untuk startup menumbuhkan pengguna di sektor mobile

Selain menceritakan bagaimana Glispa bekerja untuk membantu startup dalam pemasarannya Christian juga membagikan beberapa strategi yang bisa digunakan para startup untuk menumbuhkan pengguna di sektor mobile. Salah satu strategi yang wajib dilakukan adalah memahami kebutuhan, kepentingan, dan kepentingan pengguna. Christian menyebutnya sebagai kunci keberhasilan. Sesuatu yang wajib dilakukan untuk mencapai titik “Win-win relationship” dengan pengguna.

Dengan persaingan yang semakin ketat setiap perusahaan yang ingin masuk ke pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia harus menyusun pemasaran berbasis data yang komprehensif dan mengalokasikan porsi yang cukup besar dari anggaran mereka untuk iklan mobile.

“Setiap kampanye harus memiliki objektif untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pada saat yang sama. Demi mencapai goal tersebut, sumber lalu lintas harus dinilai berdasarkan kualitas pengguna, sehingga pemasar tidak perlu membayar dengan harga yang sama untuk semua installasi ketika beberapa pengguna jauh lebih berharga daripada yang lainnya. Dengan data yang tepat, perusahaan dapat menargetkan lebih efektif, memaksimalkan ROI dan menyesuaikan anggaran mereka di beberapa saluran akuisisi,” tutup Christian.

CitCall Tawarkan Solusi Pemasaran dan Sistem Verifikasi Nomor Telepon Berbasis Missed Call

Inovasi bisa beragam bentuknya, salah satunya datang eksplorasi pemanfaatan teknologi yang ada. Terinspirasi dari Zipdial yang ada di India, CitCall mencoba berinovasi dengan teknologi telepon. Memanfaatkan fitur missed call CitCall menyuguhkan sebuah layanan marketing berbasis SMS dan juga sistem untuk verifikasi dengan menggunakan missed call.

Dua layanan inilah yang menjadi ujung tombak CitCall. CitCall yang baru diluncurkan di awal tahun ini dengan teknologi yang ditawarkannya mencoba berperan sebagai infrastruktur yang bisa pengguna manfaatkan, baik sebagai marketing atau pengembangan sistem.

Founder CitCall Joel Hartanto Kereh mengungkapkan bahwa CitCall dikembangkan di Indonesia dengan visi ingin mengoptimalkan kinerja bisnis di bidang IT dan konvensional dengan pemanfaatan teknologi telekomunikasi yang mudah dan bisa menjangkau seluruh masyarakat Indonesia.

Joel menjelaskan dua fokus utama layanan CitCall yakni marketing dan sistem memiliki pola yang agak sedikit berbeda. Di perannya sebagai “alat bantu” marketing CitCall bekerja dengan mem-blast konten promosi melalui SMS kepada mereka yang melakukan missed call ke nomor tertentu.

Pengguna CitCall dalam hal ini pemilik produk, event atau pihak yang ingin mempromosikan hanya tinggal melakukan setup dan merancang isi sms yang akan di-blast. Selanjutnya mereka akan mendapatkan nomor unik yang bisa dipanggil dalam hal ini sebatas missed call yang akan memicu sistem CitCall untuk mengirimkan konten promosi atau campaign yang sudah disiapkan sebelumnya. Dalam konten promosi atau sms inilah pengguna CitCall bisa mengirimkan tautan unduh aplikasi, halaman web, kode diskon, dan bentuk promosi lainnya.

Fitur utama yang disajikan CitCall adalah sebagai sistem. Artinya sistem dari CitCall bisa digunakan untuk berbagai hal dalam keperluan sistem, salah satunya verifikasi nomor telepon. Bila sekarang kita terbiasa mendapatkan dua langkah verifikasi menggunakan kode yang dikirimkan melalui SMS, layanan CitCall bisa digunakan untuk bentuk verifikasi seperti ini hanya saja memanfaatkan fitur missed call. Pengguna tinggal memanggil nomor yang didapatkan dan otomatis nomor akan terverifikasi. Dan masih banyak bentuk penggunaan sistem missed call dari CitCall ini.

Untuk saat ini menurut Joel, perusahaan yang masih mengandalkan dana pribadi atau bootstrapping ini berusaha memberikan layanan berkualitas agar bisa membantu perusahaan penggunanya dalam mengefisienkan budget perusahaan dengan kemampuan pemasaran dan promosi dengan cara yang murah dan efektif.

Mengenai optimisme CitCall di Indonesia, Joel menerangkan:

“Sistem missed call dapat menjangkau seluruh pengguna HP di Indonesia (baik smartphone maupun feature phone). Terlebih lagi belum adanya sistem serupa di Indonesia dan penduduk Indonesia yang cukup familiar dengan missed call.”

Saat ini disampaikan Joel selain memperkenalkan sistem missed call CitCall ke industri agensi iklan dan perusahaan untuk pemasaran mereka juga memperkenalkan fitur utama CitCall sebagai infrastruktur untuk sistem verifikasi no telepon degan missed call ke industri IT dan startup Indonesia.

Layanan Adtech Adskom Resmi Berekspansi ke India

Penyedia platform programmatic adtech Adskom baru-baru ini mengumumkan kehadirannya di India. Ekspansi ini akan memfokuskan untuk mengakselerasi produktivitas tim penjualan di New Delhi. Bersamaan dengan eskpansi ini, Adskom juga telah menunjuk Rajeev Saxena sebagai Country Director baru perusahaan untuk operasional di New Delhi.

Secara umum fungsionalitas program iklan yang dirilis Adskom adalah untuk mengurangi ketergantungan pada elemen pengambilan keputusan manusia dalam proses pembelian iklan digital dengan mengotomatisasi melalui software.

“Bisnis e-commerce booming di India dan menyajikan kepada Adskom kesempatan besar. India memiliki skalabilitas yang kita cari, masih sangat banyak mengalami proses pertumbuhan yang cepat (dalam kaitannya dengan industri digital dan periklanan). Dari perspektif ini, India menjadi masuk akal bagi kami untuk dijadikan daerah perluasan operasi kami,” ujar Italo Gani selaku CEO Adskom untuk wilayah Asia Tenggara.

Dipaparkan dalam riset perdagangan yang dilakukan oleh eMarketer, bahwa potensi belanja iklan di India melampaui angka $1 miliar di tahun ini. Dan untuk programmatic advertising sendiri diproyeksikan akan menjangkau 70 persen dari belanja iklan secara keseluruhan.

Sejak mendapatkan pendanaan Seri A dari Convergence Ventures dan East Ventures pada pertengahan tahun lalu, Adskom sudah bersemangat untuk memfokuskan bisnis melakukan ekspansi pasar. Meskipun di Indonesia sendiri sudah mendapatkan porsi yang cukup besar, namun Italo Gani selalu menekankan bahwa pasar internasional akan menjadi bidikannya dalam laju bisnis di 3-5 tahun mendatang.

Sebelumnya Adskom juga membuka kantor di Silicon Valley pada tahun 2014. Penyedia platform digital advertising untuk sistem Supply Side Platform (SSP) dan Data Management Platform (DMP) ini menjadikan kantor di Palo Alto sebagai laboratorium pengembangan teknologi, terutama untuk aspek penciptaan formula logaritma dan serta pengembangan arsitektur teknis. Untuk kantor pusatnya sendiri saat ini berbasis di Singapura.

Di bawah kepemimpinan Rajeev Saxena di India, Adskom akan mencoba bermanuver untuk mereplikasi kesuksesan yang telah didapat sebelumnya di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Rajeev sendiri sebelumnya menjabat Business Director South East Asia & India untuk Acxiom. Kemampuannya bersama perusahaan analisis korporasi yang bertanggar di India diyakini dapat memberikan dorongan baik bagi Adskom di New Delhi.

Sejak didirikan pada tahun 2014 silam, Adskom kini telah mengelola lebih dari 150 juta data pengguna unik untuk pasar dan Indonesia dan telah terintegrasi dengan 200 mitra supply, data dan demand. Pasar periklanan di Indonesia sendiri, menurut Adskom, akan terus bertumbuh stabil hingga tahun 2019 hingga mencapai angka US$19,58 miliar (Rp 260,7 triliun). Pada tahun tersebut, anggaran belanja iklan digital dan mobile akan berkisar di angka US$7,6 miliar (Rp 101,2 triliun).

Google Indonesia Tawarkan Solusi Adwords Express untuk Bantu UKM Jangkau Konsumen Baru

Google Indonesia tak henti-hentinya menyuarakan agar UKM mulai membawa bisnisnya ke ranah online. Sebelumnya, dalam program Google Bisnisku, Google Indonesia memasang target untuk meng-online-kan sekitar dua juta UKM hingga akhir tahun 2017. Kini, melalui solusi Adwords Express, Google Indonesia ingin membantu UKM agar dapat mengembangkan bisnisnya di ranah online.

Sebenarnya ada banyak skema dan alat milik Google yang dapat digunakan UKM untuk mengembangkan bisnisnya di ranah online seperti Google Bisnisku, Mobile Leadership Program, hingga Google for Work. Hari ini (17/3) giliran Adworks Express yang coba diperkenalkan Google ke pasar Indonesia untuk membantu pengembangan bisnis UKM, yang dikabarkan jumlah total pelakunya sudah mencapai lebih dari 50 juta.

Adwords Express adalah alat periklanan yang secara otomatis mengelola iklan online, tanpa perlu pengaturan tingkat lanjut, pengelolaan, atau tugas harian. Adwords Express adalah versi sederhana Adwords yang dirancang dan ditujukan untuk pelaku usaha lokal pemula dan tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman khusus di bidang pemasaran daring.

Product Marketing Manager Small Medium Business Google Indonesia Mira Sumanti mengatakan, “Kalau mau ngomong singkatnya, Adwords Express itu solusi periklanan daring di Google yang mudah [digunakan] untuk UKM. […] Ini memang ditujukan untuk pasar UKM […] [dengan] tujuan untuk membantu para pengusaha lokal di berbagai kota untuk bisa beriklan dengan mudah di Google Search, Maps, dan situs rekanan kami.”

Cara kerja Adwords Express

Adwords Express saat ini sudah tersedia untuk perangkat mobile dengan platform iOS dan Android. Selain melalui aplikasi mobile, Adwords Express juga dapat diakses melalui peramban di desktop.

Untuk menggunakan layanan Adwords Express ini, pengguna perlu masuk dengan akun Gmail yang sudah terdaftar. Lebih baik lagi bila akun tersebut juga sudah digunakan untuk layanan Google Bisnisku, karena Adwords Express nantinya akan menggunakan informasi dari layanan Google Bisnisku tersebut.

Setelah mengisi informasi yang diperlukan untuk pemasangan iklan, pengguna dapat mengatur angaran sesuai kebutuhannya. Metode pembayaran yang diterima yakni melalui kartu kredit, kartu debit, dan transfer antar bank. Selain itu, pengguna juga dapat menentukan jangkauan pemirsa berdasarkan lokasi dan jarak yang memiliki jangkauan mulai dari 25 km hinga 65 km.

Untuk memperkenalkan layanan ini lebih jauh, Google juga berencana untuk mengadakan webminar melalui Google Hangouts minggu depan.

Hadirkan Layanan BlackBerry Ads, Adways Jalin Kemitraan dengan BBM

Kerja sama strategis antara Adways Indonesia dengan Blackberry secara resmi diumumkan Rabu (17/02) di Jakarta. Sebagai perusahaan mobile marketing terkemuka yang berbasis di Tokyo, Jepang, Adways menyediakan berbagai layanan mulai dari jaringan iklan terbesar di Asia, AppDriver hingga tracking analytics PartyTrack. Dalam acara tersebut Country Marketing Manager Adways Indonesia Ary Hermansyah mengungkapkan proses kerja sama ini sudah dijajaki sejak pertengahan tahun 2015 lalu. Bersama BBM, Adways menargetkan untuk menyediakan layanan iklan berbiaya paling efisien kepada klien, di seluruh negara layanan BBM Advertising tersedia.

“Kami dari Adways mencoba untuk mengajak lebih banyak perusahaan dan pelaku usaha untuk memanfaatkan layanan yang tersedia di BBM yang terbukti ampuh untuk mengakuisisi lebih banyak pelanggan, menambah pendapatan dan menangkap keinginan dari konsumen di Indonesia,” kata Ary.

Dalam hal ini Adways juga akan selalu memberikan kontibusi terhadap perluasan pasar dari para pengembang aplikasi dan memberikan layanan aplikasi mobile marketing berkualitas dan inovatif.

“Salah satu klien kami yang cukup sukses menerapkan layanan yang diberikan oleh Adways dan BBM adalah Touchten. Sebagai pengembang aplikasi game mobile lokal Touchten telah memiliki traksi serta jumlah pengguna yang cukup signifikan,” kata Ary.

Dalam acara tersebut turut hadir Senior Vice President BBM Matthew Talbot yang memberikan presentasi tentang eksistensi BBM saat ini yang masih menjadi favorit di Indonesia. Tercatat Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang secara rutin masih menggunakan BBM setiap harinya di handset BlackBerry, platform iOS, Android dan Windows.

“Di Indonesia, BBM sebagai social mobile network telah memiliki 60 juta pengguna aktif setiap bulannya, dengan demikian terbukti bahwa BBM sebagai aplikasi pesan dan fitur-fitur menarik lainnya masih cukup efektif digunakan sebagai platform untuk beriklan,” kata Matthew.

BBM sendiri menyambut positif kerjasama dengan Adways ini, yang tentunya secara langsung bisa membantu memperluas kegiatan penjualan Blackberry dengan memanfaatkan tim dari Adways di Indonesia.

“Dengan Adways diharapkan BBM bisa tampil lebih luas lagi kepada seluruh kalangan, meskipun saat ini sudah banyak e-commerce, UKM, bank, travel yang telah menggunakan BBM untuk melakukan promosi,” kata Matthew.

Produk BBM hingga kini masih menjadi messenger app yang populer di Indonesia. BBM menyediakan layanan multiple ad space yang disesuaikan dengan kebutuhan pengiklan, dengan menyajikan iklan kepada pengguna BBM melalui multi-format seperti feed, video, stiker dan buletin.

FreakOut Lancarkan Kampanye Native Ads di Indonesia

Semakin besarnya penetrasi smartphone tentunya merupakan peluang yang besar bagi platform pengiklanan, publisher dan advertiser untuk beriklan, namun faktanya adalah sekitar 50% masyarakat Indonesia melihat iklan dengan tidak sengaja, artinya belum ada niat tulus dari masyarakat untuk melihat dan menyimak iklan secara online.

Tantangan inilah yang saat ini banyak dihadapi oleh seluruh platform pengiklanan, belum lagi dengan semakin banyaknya pilihan Ad blocker yang mulai digemari keberadaannya oleh konsumen. Menjawab tantangan tersebut Freakout perusahaan digital marketing asal di Jepang melancarkan kampanyenya dengan tema “May the Native Be With You” yang berlangsung hari Rabu lalu (10/02) di Jakarta.

Turut hadir dalam acara tersebut CEO FreakOut Indonesia Tomohiro Yasukura, Business Development FreakOut Indonesia Tomy Malewa, Group CEO FreakOut Inc Yuzuro Honda, General Manager of FreakOut Indonesia Dian Sarita, dan Supply Partner Manager FreakOut Indonesia Sihkami Denting.

Mengusung tema seperti film Star Wars, FreakOut ingin mengajak pelaku publisher, advertiser untuk mulai merubah gaya beriklan dengan memanfaatkan native ads seperti yang selama ini telah dilakukan oleh Freakout. Di Indonesia FreakOut menjadi salah satu pelopor yang memperkenalkan in-feed native advertising platform berbasis mobile ad network.

Dalam kesempatan tersebut Yuzuro Honda menyampaikan informasi terbaru terkait dengan kerjasama antara Freakout dengan LINE. Sebagai negara dengan penduduk pengguna LINE terbesar nomor 4 di dunia, Yuzuro melihat Indonesia merupakan pasar yang tepat untuk dibidik pada publisher dan advertiser. Setelah Jepang negara lain yang memiliki pengguna LINE terbesar adalah Thailand dan Taiwan.

Dalam presentasinya, Yuzuro juga menggaris bawahi beberapa poin penting,  terkait dengan strategi pemasaran yang akan dilancarkan di Indonesia, diantaranya adalah masa depan pemasaran digital dan iklan teknologi ada di Asia. Menjadi hal yang penting bagi entrepreneur dan investor untuk mulai memfokuskan bisnis di Asia.

“Namun faktanya hingga kini masih banyak ad blindness dikalangan konsumen, artinya mereka cenderung menghiraukan ragam iklan yang beredar online dan kebanyakan tidak menyukai iklan, bagaimana pada akhirnya Freakout bisa merubah kebiasaan tersebut agar iklan bisa dinikmati dan pada akhirnya disukai,” kata Yuzuro.

Platform Hike sendiri pada dasarnya adalah Ad Network yang difokuskan pada perangkat smartphone dengan mengusung model in-feed native ads. In-feed  sendiri merupakan revolusi dari advertorial digital yang menitikberatkan pada konten, atau secara sederhana disusun untuk menawarkan kemampuan layaknya native ad yang memungkinkan iklan muncul seperti konten itu sendiri. Di Indonesia in-feed ads sudah mulai dilirik oleh KapanLagi Network, Liputan6, Kaskus dan masih banyak lagi klien dari Freakout yang telah menggunakan platform Hike.

Menciptakan ekosistem periklanan sehat dengan native ads

Tentunya tidak mudah untuk dapat merubah kebiasaan konsumen agar bisa menyukai iklan. Di sisi lain publisher harus mendapatkan keuntungan melalui user-experience yang baik dari konsumen, artinya iklan bisa dilihat secara keseluruhan oleh konsumen. Dalam hal ini FreakOut telah memiliki cukup pengalaman dengan para publisher di Indonesia dan mengetahui dengan jelas apa ekspektasi dari konsumen terkait iklan yang beredar secara online.

Di kesempatan terakhir, General Manager FreakOut Indonesia Dian Sarita memaparkan hasil survei yang telah dilakukan oleh tim FreakOut kepada masyarakat Indonesia terkait dengan keberadaan iklan online yang banyak beredar. Hasil survei menunjukkan kebanyakan masyarakat merasa terganggu dan cenderung menghindari semua iklan yang beredar online.

Menutup acara tersebut CEO of FreakOut Indonesia Tomohiro Yasukura menyimpulkan bahwa dengan mempromosikan brand melalui native ads bisa membuat brand tampil lebih cerdas, dan nantinya native ads bisa membantu publisher untuk mendapatkan pendapatan melalui online advertising.

Perusahaan Teknologi Periklanan Criteo Fokuskan Berinvestasi di Pasar Indonesia Tahun Ini

Human Resources on Advertising Company / Shutterstock

Perkembangan e-commerce yang semakin pesat pun menjadi salah satu daya tarik sendiri, termasuk Criteo yang merupakan salah satu pemain terdepan global dalam performance display ads. Meskipun beroperasi di Singapura untuk pasar Asia Tenggara, Criteo akan mencoba berinvestasi di Sumber Daya Manusia (SDM) tahun ini dengan mencari talenta lokal Indonesia, karena kini Indonesia telah menjadi salah satu pasar terpenting Criteo di Asia Tenggara.

Continue reading Perusahaan Teknologi Periklanan Criteo Fokuskan Berinvestasi di Pasar Indonesia Tahun Ini