ATSI Tunggu Tiga Startup Lokal yang Bisa Dibimbing dan Dibesarkan

Startup Indonesia punya potensi untuk menjadi besar seperti kisah sukses Google, Facebook, dan startup berhasil lainnya. Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) optimis akan hal itu. Saat ini ATSI menunggu startup yang memiliki layanan OTT (Over the top) mendekat kepada mereka untuk selanjutnya akan mendapat pembinaan dan di-push untuk menjadi besar.

Sebelumnya ATSI telah berikrar akan membimbing tiga startup nasional pada 2016 mendatang. Tujuannya adalah untuk “membesarkan” startup nasional agar mampu bersaing di ranah global. Adapun syarat-syarat yang ditetapkan ATSI untuk startup yang ingin mendaftar antara lain layanan yang dimiliki bergerak di bidang media sosial, sahamnya 100 persen dipegang WNI, tidak berafiliasi dengan operator mana pun, dan memiliki 100.000-500.000 pengguna.

ATSI seperti mengungkapkan pihaknya selama enam bulan mendatang akan terus membuka peluang bagi OTT yang ingin mendaftar dan ikut seleksi.

“Tetapi, kalau minggu depan belum ada juga yang mendaftar, kami akan proaktif mencari,” ujar Alexander (Alex) Rusli, Ketua ATSI yang merupakan Presiden Direktur Indosat Ooredoo.

Selain pembinaan, ATSI juga mengupayakan untuk mem-push layanan OTT yang terpilih. Di awal bulan ini, masih dari sumber yang sama, Alex mengungkapkan bahwa ATSI akan membantu mereka (startup OTT terpilih) dengan cara mempromosikan layanan mereka melalui media SMS dan MMS langsung kepada pengguna seluler.

OTT lokal dan pertarungan melawan dominasi global

Sebelum menuju kancah global, go nasional adalah jalan yang harus ditempuh OTT lokal. Sekarang masyarakat Indonesia semakin cerdas. Kampanye karya anak bangsa dirasa kurang menarik masyarakat Indonesia. Satu-satunya yang mungkin dilakukan bagi OTT lokal memenangi persaingan adalah menjadi yang lebih baik dari pesaingnya. Berat, tapi tidak mustahil. Yang jelas perlu kerja keras. LINE, Whatsapp, BBM, dan OTT lain sudah terlanjur membuat nyaman para penggunanya.

Intinya ada pada diferensiasi layanan OTT lokal dengan pemain yang sudah ada. Jika memang OTT lokal berambisi merusak dominasi pemain asing maka buatlah sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang menarik dan bermanfaat. Pemilihan OTT itu harus berdasar kegunaan dan kenyamanan. Kecuali tiba-tiba ada larangan OTT luar masuk Indonesia seperti di Tiongkok. Itu lain lagi ceritanya.

Gelaran IWIC Ke-9 Umumkan Ide dan Aplikasi Terbaik

Kompetisi Indosat Ooredoo Wireless Innovation Contest (IWIC) ke-9 baru saja selesai. Kompetisi yang diikuti tak kurang dari 3173 peserta generasi muda dari seluruh Indonesia ini telah berhasil menemukan beberapa pemenang di masing-masing kategori. Beberapa di antaranya adalah aplikasi Kazir untuk mobile web dari kategori pengembang dan ide Look-lock karya Bayu Eka Sanktiaji dari kategori Teens (SMP dan SMA). Continue reading Gelaran IWIC Ke-9 Umumkan Ide dan Aplikasi Terbaik

Rancangan Revisi Aturan E-Money Tuai Pro dan Kontra di Kalangan Operator Telekomunikasi

Pada tahun 2017 mendatang Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerapkan peraturan supaya operator telekomunikasi di Indonesia memposisikan layanan e-money yang ada saat ini dijalankan secara terpisah sebagai unit bisnis dengan entitas yang berbeda dan dikelola layaknya usaha perbankan. Selain itu nantinya e-money juga akan dikenakan pajak.

Revisi aturan Layanan Keuangan Digitial (LKD) ini masih digodok BI dan OJK. Saat ini ada tiga operator telekomunikasi di Indonesia yang memiliki bisnis e-money, yaitu Telkomsel (T-Cash), Indosat Ooredoo (Dompetku), dan XL AXiata (XL Tunai). Selama ini bisnis e-money menyatu dengan bisnis inti operator telekomunikasi tersebut.

Revisi aturan eMoney tersebut menuai pro dan kontra di kalangan operator telekomunikasi di Indonesia.

Direktur Utama XL Axiata Dian Siswarini mengatakan jika bisnis e-money dipisah akan menyulitkan operator mengembangkan usahanya, karena usianya yang terbilang masih belia dan masih menyatu dengan SIM Card sehingga sangat sulit bila harus dipisahkan menjadi entitas bisnis sendiri.

“Masalahnya kalau itu dilakukan kami tak efisien, apalagi kalau benar dijadikan anak usaha, artinya kami harus ajukan ijin lagi atas nama anak usaha, soalnya yang punya lisensi e-money itu XL. Belum lagi dari sisi biaya, EBITDA dari e-money di XL masih negatif,” ungkap Dian kepada Indotelko.

Ditambahkan Dian, bisnis e-money itu seharusnya tetap menyatu dalam bisnis telekomunikasi mengingat saat ini lisensi e-money tersebut diberikan Bank Indonesia  kepada operator telekomunikasi, dalam hal ini XL Axiata.

Sementara itu Indosat Ooredoo justru mendukung rencana pemerintah untuk memisahkan badan usaha e-money. Hal tersebut ditegaskan oleh Chief Executive Officer (CEO) Indosat Ooredoo Alexander Rusli yang mengatakan memang sudah waktunya bisnis e-money yang dimiliki oleh operator telekomunikasi di Indonesia dikelola secara terpisah, asal pihak operator diberikan lisensi baru oleh Bank Indonesia.

“Selama ini, lisensi untuk bisnis e-money Dompetku diberikan kepada Indosat. Jadi, kalau memang mau dipisahkan, ya segera dong beri kami lisensi terpisah sehingga kami bisa segera bentuk badan hukum baru untuk Dompetku,” kata Alex kepada Investor Daily.

Saat ini keberadaan e-money menjadi semakin relevan dengan makin menjamurnya bisnis e-commerce di Indonesia. Meskipun belum menjadi preferensi cara pembayaran yang signifikan, jangkauan operator telekomunikasi yang lebih luas ketimbang perbankan diyakini bakal membantu perluasan adopsi e-commerce di seluruh pelosok

Indosat Ooredoo Dukung Implementasi Program CyberSchool with IoT

Melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) pilar edukasi “Indonesia Belajar”, Indosat Ooredoo berkomitmen untuk mendukung pendidikan berbasis digital selama lima tahun ke depan. Komitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat menjadi serangkaian dari uapaya transformasi Indosat Ooredoo yang baru saja digalakkan. Indosat Ooredoo memili visi untuk membawa dunia digital menjadi DNA perusahaannya.

Program Indonesia Belajar sendiri berfokus pada kegiatan pendidikan secara digital. Dalam mensukseskan kegiatan tersebut, Indosat Ooredoo bekerja sama dengan Hasri Ainun Habibie ORBIT Foundation dan CREATE Foundation untuk menerapkan CREATE CyberSchool With IoT (Internet of Things) di 65 sekolah percontohan yang tersebar di lima wilayah Indonesia yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku-Papua.

Dalam sambutannya, Direktur Utama Indosat Ooredoo Alexander Rusli menyampaikan:

“Inisiatif pendidikan secara digital Indonesia Belajar adalah salah satu cara dalam menerapkan komitmen kami menghadirkan dunia digital kepada semua orang. Dengan komitmen program selama lima tahun ini sebesar 1 juta dolar, Indosat Ooredoo ingin menciptakan lingkungan pendidikan yang interaktif antara guru dan murid. Kami merasa terhormat dapat mengumumkan kemitraan dengan Hasri Ainun Habibie ORBIT Foundation dan CREATE Foundation untuk mendukung dan menerapkan CREATE CyberSchool With IoT.”

CREATE CyberSchool With IoT sendiri merupakan sebuah platform belajar berbasis cloud yang dikembangkan CREATE Foundation untuk memberikan sarana pembelajaran yang berkualitas bagi setiap siswa di seluruh Indonesia di manapun mereka berada dengan memanfaatkan teknologi digital. Masing-masing sekolah percontohan akan difasilitasi tablet yang telah dilengkapi dengan software dan aplikasi pendidikan.

Founder & Head of Trustee CREATE Foundation dan Member of Board of Trustees Hasri Ainun Habibie ORBIT Foundation Ilham Habibie menyampaikan:

“Kami mengembangkan platform pendidikan digital interaktif berbasis cloud dan telah kami uji coba di sekolah kami TechnoNatura sebagai laboratorium CREATE CyberSchool dengan IoT. Kerja sama antara Hasri Ainun Habibie ORBIT Foundation – CREATE Foundation dengan Indosat Ooredoo ini semakin mempercepat transformasi pendidikan di Indonesia.”

Di samping itu, Indosat Ooredoo akan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk memberikan pelatihan kepada ratusan guru di Indonesia dan meningkatkan kompetensi mereka untuk bisa memberikan pendidikan digital sebaik mungkin. Terkait dengan dunia pendidikan nasional, Indosat Ooredoo ingin agar dunia digital menjadi salah satu cara untuk mengembangkan pendidikan yang mudah dijangkau oleh anak-anak di Indonesia.

President Commissioner Indosat Ooredoo Dr. Nasser Marafih mengungkapkan bahwa seluruh masyarakat Indonesia memiliki harapan yang cukup besar dari dunia digital.

“Masyarakat Indonesia mengharapkan manfaat dari dunia digital untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Seperti yang telah diumumkan pekan lalu, Indosat Ooredoo berkomitmen untuk meningkatkan akses teknologi digital kepada semua orang. Inisiatif pendidikan secara digital ini merupakan langkah awal dalam menciptakan ekosistem digital yang mendukung peningkatan pendidikan bangsa dan suatu saat dapat membuka akses untuk semua orang.”

Create Foundation menggunakan solusi berbasis IoT karena teknologi tersebut merupakan fenomena baru pada abad 21 yang diyakini akan mengubah pola interaksi, komunikasi, dan pendidikan di masyarakat luas.

Satera Management Indonesia Jadi Perusahaan Patungan Indosat Ooredoo dan Erajaya Group

Setelah “terlahir kembali” sebagai Indosat Ooredoo beberapa waktu lalu, operator telekomunikasi ini menjadikan momentum tersebut sebagai awal dari langkahnya menjadi perusahaan digital terdepan di Indonesia. Kini pihaknya diwakilkan oleh President Director & CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli, secara resmi mengumumkan perusahaan patungan baru bersama Erajaya Group dalam menyediakan layanan telekomunikasi dan handset sekaligus. Joint venture company (JV) tersebut dinamai PT Satera Management Indonesia.

Customer experience itu sangat penting. Pelanggan maunya keluar gerai mendapatkan perangkat yang lengkap dengan aplikasi, dan layanannya [termasuk paket data],” kata Alexander Rusli siang ini (24/11).

Alex mengakui bahwa skema ini merupakan tahapan yang lebih serius untuk hubungan Indosat Ooredoo dengan Erajaya Group. JV ini memiliki visi yang sejalan dari kedua belah pihak untuk menawarkan customer experience terbaik yang pernah ada.

“Mudah-mudahan kerja sama ini mampu berkontribusi pada langkah Indosat Ooredoo sebagai perusahaan digital terbesar di Indonesia,” imbuh President Director Erajaya Group Budiarto Halim di kesempatan yang sama.

Kepemilikannya seimbang, yakni 50 persen tiap pihak. Indosat Ooredoo memberikan investasinya dalam bentuk layanan servis telekomunikasi, sedangkan Erajaya Group berinvestasi dalam bentuk gerai-gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Kedua belah pihak sepakat menargetkan akan membangun sebanyak 40 hingga 60 gerai di sepanjang tahun 2016 mendatang, dengan estimasi nilai investasi terendah per gerainya adalah Rp 1 Miliar.

PT Satera Management Indonesia diharapkan bisa menciptakan pengalaman baru bagi pelanggan untuk mendapatkan kesempatan memperoleh berbagai macam handset 4G dengan harga terjangkau, paket data yang paling atraktif dan transparan, berbagai aplikasi dan konten digital, dengan pelayanan yang lebih terpersonifikasi.

“Yang terpenting ialah kami tidak melulu menjual perangkat saja. Tapi memiliki value-added service dengan carrier dan segala model bisnisnya,” papar Budiarto lebih lanjut.

Erajaya Group sendiri diakui berhasil meraup peningkatan nilai penjualan sebesar 35% dalam kuartal ketiga tahun ini dibanding tahun lalu.

Indosat Ooredoo Ingin Hadirkan Dunia Digital Terdepan di Indonesia

Satu hari menjelang HUT Indosat yang ke-48 pada tanggal 20 November, Indosat bertransformasi menjadi Indosat Ooredoo (baca: uridu). Proses lahirnya kembali salah satu operator terbesar di Indonesia ini sudah melalui persiapan panjang selama dua tahun. Sebelumnya nama Ooredoo sudah sering ditampilkan yang menyebutkan Indosat merupakan anggota dari Ooredoo Group perusahaan telekomunikasi internasional terkemuka yang menyediakan layanan seluler, telekomunikasi fixed line, Internet broadband dan layanan lainnya yang tersebar di Timur Tengah, Afrika Utara, hingga Asia Tenggara.

“Indonesia adalah satu-satunya negara yang masih menempatkan nama perusahaan di depan nama besar Ooredoo. Dari hasil riset terbukti nama Indosat tidak bisa tergantikan oleh pelanggan setia di Indonesia. Untuk itulah nama Indosat Ooredoo disatukan untuk bisa memberikan the best of both world,” kata Direktur Utama dan CEO Indosat Ooredoo Alexander (Alex) Rusli saat acara temu media di Jakarta.

Indosat Ooredoo akan menghadirkan layanan digital yang lebih mudah diakses, simpel, dan terjangkau. Hal tersebut merupakan pilar atau kekuatan baru yang ingin diwujudkan oleh nama baru Indosat Ooredoo, yaitu produk dan layanan yang memberi kebebasan, jaringan data yang unggul, serta mengedepankan customer experience dengan memperlakukan pelanggan layaknya teman.

Dengan lahirnya nama baru Indosat Ooredoo, akan banyak perubahan yang dilakukan, di antaranya struktur organisasi, pendekatan kepada pelanggan, hingga peningkatan teknologi.

Saat ini Indosat Ooredoo telah memiliki 60 juta pelanggan di seluruh Indonesia, untuk itu dalam waktu dekat jumlah gerai yang ada akan ditambah hingga dua kali lipat untuk meningkatkan kepuasaan pelanggan. Selain  itu setiap bulan Indosat Ooredoo menjanjikan akan memberikan inovasi terbaru untuk para pelanggan.

“Nantinya produk atau konten yang ada akan dibuat lebih simpel. Penawaran yang seringkali kami sampaikan melalui pesan singkat (SMS) juga akan kami kurangi dan akan dibuat dalam format yang lebih baru dan simpel, karena di era digital ini kami ingin mengutamakan simplicity,” kata Alex.

Perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, Indosat Ooredoo akan melakukan perubahan yang drastis dalam hal berpikir dan bekerja, di antaranya adalah memberikan pelanggan akses ke dunia digital melalui produk dan layanan yang ada dan menghadirkan pengalaman digital terbaik melalui keunggulan jaringan data. Indosat Ooredoo ingin menjadikan unsur digital sebagai DNA baru perusahaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

“Kami menyadari kata-kata digital sudah sering digunakan namun bagi kami kata digital akan menjadi bagian dari DNA kita karena memang Indosat secara keseluruhan akan merubah cara kerja, organisasi, cara memikirikan produk juga berubah, cara melakukan pendekatan dengan pelanggan,” kata Alex.

Selama 12 bulan ke depan bisa dipastikan Indosat ooredoo akan memberi kejutan kepada pelanggan, baik itu penawaran paket, promo hingga konten-konten baru yang relevan untuk pengguna setia Indosat Ooredoo. Untuk memperluas layanannya, Indosat Ooredoo juga akan menjangkau kalangan UKM, perusahaan, publisher (mobile advertising), hingga e-commerce dengan memberikan penawaran khusus yang bisa dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan.

Indosat Ooredoo juga siap mengaktifkan 4G dengan LTE Advanced Network yang mampu menyediakan kecepatan hingga 112 Mbps. Dengan kecepatan tersebut Indosat Ooredoo akan meluncurkan produk dan konten terbaru melalui koneksi 3G dan 4G sehingga diharapkan pelanggan bisa memilih berbagai konten yang disuka, mulai dari live streaming hingga menonton film terbaru.

Produk IM3, Mentari, dan Matrix sesuai dengan riset yang telah dilakukan  masih disukai oleh pelanggan dan masih terus dipertahankan, namun penawaran yang diberikan akan mengalami perubahan.

“Selama ini persepsi yang ada pada produk Indosat yang dulu mungkin lebih kepada produk yang sifatnya tradisional. Untuk mendukung perubahan tersebut kami merasa perlunya ada perubahan secara menyeluruh termasuk dalam hal logo dan nama,” kata Alex.

Dukung Hari Gerakan Membaca Nasional Indosat Berikan Cipika Bookmate ke Taman Bacaan

Sebagai bentuk dukungan terhadap hari gerakan membaca Nasional yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Indosat memberikan donasi berlangganan Cipika Bookmate selama satu tahun kepada 200 taman bacaan atau perpustakaan. Dukungan ini merupakan bagian dari program CSR sekaligus sebagai upaya Indosat untuk mengoptimalkan manfaat teknologi digital untuk mendorong dan meningkatkan hobi membaca di kalangan pelajar.

“Kami berharap dengan semakin mudahnya membaca buku secara digital, masyarakat Indonesia akan lebih banyak mendapatkan informasi dan pengetahuan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan,” ujar President Director & CEO Indosat Alexander Rusli.

Indosat juga memberikan secara gratis Cipika Bookmate bagi 100 pengguna selama satu tahun untuk Indonesia Menyala, gerakan meningkatkan minat baca yang awalnya diinisiasi oleh para relawan untuk mendukung kegiatan Pengajar Muda dari Gerakan Indonesia Mengajar di daerah penempatannya.

Kepedulian untuk meningkatkan minat baca, terutama oleh teman-teman di pelosok Indonesia, mendorong para Penyala (relawan pegiat Indonesia Menyala) untuk mengadakan program Taman Baca Indonesia Menyala sejak tahun 2013. Taman Baca Indonesia Menyala saat ini sudah tersebar di beberapa kota dan kabupaten.

Cipika Bookmate adalah layanan aplikasi buku digital yang menyajikan konsep berlangganan layaknya perpustakaan dengan membayar satu kali dan bisa membaca sepuasnya melalui ponsel maupun desktop, meskipun tanpa koneksi Internet, dengan total 500 ribu judul internasional dan 4 ribu judul lokal. Aplikasi Bookmate sendiri sudah digunakan di beberapa negara di dunia dan lebih dari 9 bahasa.

Bantu pemerintah adopsi teknologi digital

Sebelumnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Telkom telah berkerja sama untuk mengadopsi teknologi digital dalam proses pembelajaran di sekolah dengan menggunakan tablet untuk pelajar di Indonesia. Fokus utama kegiatan ini untuk daerah terdepan, terluar dan terpencil sesuai dengan program E-Sabak yang sedang gencar dilakukan.

Dengan teknologi yang ada serta didukung oleh tim yang telah terbiasa mengadopsi teknologi serupa, Telkom akan menjadi pihak dalam pembuatan materi kedalam bentuk digital.

Pemerintah sendiri saat ini telah memiliki anggaran untuk pengadaan tablet kepada para pelajar. Tentunya akan disambut baik jika ada pihak-pihak yang membantu gerakan program Buku Sekolah Elektronik ini.

Balon Udara Project Loon Mengudara di Langit Indonesia Tahun 2016

Pendiri Google dan President Alphabet Inc. Sergey Brin, Dirut Telkomsel Ririek Adriansyah, CEO XL Axiata Dian Siswarini, CEO Indosat Alexander Rusli, dan VP Project Loon Mike Cassidy di sela-sela penandatanganan MoU Project Loon di kantor Google X / XL Axiata

Meskipun menuai pro dan kontra karena dianggap akan melakukan bypass konektivitas dan berisiko mengingat proyek tersebut masih dalam tahap pengembangan (riset), kesepakatan antara Alphabet Inc. (pemilik Project Loon) dengan pemerintah Indonesia dan tiga operator utama Indonesia telah dilakukan di kantor Google X, Mountain View, Rabu (28/10/2015). Tercakup dalam kesepakatan itu adalah uji coba balon udara Loon di wilayah Indonesia mulai 2016.

“Ini adalah keputusan strategis. Setidaknya, bagi para operator telekomunikasi di Indonesia harus menjadi bagian dari ini, paling tidak mengetahui aspek teknisnya,” ujar Menkominfo Rudiantara, seperti dilaporkan Kompas di lokasi acara peresmian kesepakatan Indonesia dan Alphabet.

Secara komprehensif nantinya Project Loon di Indonesia akan menjangkau wilayah-wilayah di seluruh Indonesia yang sebelumnya belum mendapatkan akses internet serta infrastruktur telekomunikasi, misalnya di  kawasan Timur Indonesia.

Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 100 juta orang penduduk yang masih belum terhubung dengan Internet. Hal inilah yang kemudian dicoba dikurangi dengan uji coba Project Loon di Indonesia.

Project Loon dalam skala yang besar adalah yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Sebelumnya Project Loon telah dilakukan di Australia dengan menggandeng operator seluler Telstra dengan memanfaatkan frekuensi LTE untuk disebarkan kepada pengguna melalui konektivitas Wi-Fi. Kemitraan seperti ini diharapkan bisa terwujud bersama tiga operator besar di Indonesia yaitu XL Axiata, Telkomsel dan Indosat.

Project Loon merupakan program yang digagas oleh Google (sekarang dalam payung Alphabet Inc.) dengan mengusung teknologi untuk menyebarkan koneksi Internet di daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau koneksi kabel maupun sinyal operator selular. Loon menggunakan balon udara bertenaga matahari yang akan mengudara di ketinggian sekitar 20 km di atas permukaan laut dan berfungsi layaknya menara pemancar jaringan 4G/LTE yang luas. Metode ini diharapkan dapat mengatasi tantangan yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur jaringan di medan sulit, seperti hutan dan pegunungan.

Dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara Alphabet, pemerintah Indonesia, dan tiga operator utama di Indonesia, pemerintah Indonesia melalui Kominfo berharap dapat menghadirkan internet keseluruh pelosok wilayah Indonesia. Seperti apa nantinya aspek komersial kerja sama ini ke depannya masih dalam proses perencanaan Kominfo.

Turut hadir dalam acara tersebut Pendiri Google dan President Alphabet Inc Sergey Brin dan Vice President Project Loon Mike Cassidy. Pemerintah Indonesia diwakili Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani, ditambah perwakilan tiga operator utama di Indonesia, yaitu Dirut Telkomsel Ririek Adriansyah, CEO XL Axiata Dian Siswarini, dan CEO Indosat Alexander Rusli.

Komitmen operator seluler Indonesia

projectloon_indonesia

Uji coba Project Loon direncanakan akan dilaksanakan tahun 2016 dan pelaksanaan komersialisasi akan memakan waktu 2-3 tahun. XL sendiri dalam rilis persnya akan terus melakukan evaluasi terhadap potensial pasar dari penyediaan layanan Project Loon ini. Ke depannya XL akan melanjutkan diskusi lebih lanjut pihak Google. untuk mempelajari proyek uji coba lebih dalam, baik secara teknis maupun komersial. Teknologi yang ditawarkan disebutkan akan lebih sesuai untuk diterapkan di luar Jawa dengan banyak area masih belum terlayani Internet secara maksimal oleh semua operator.

“Akses informasi menjadi salah satu kunci kemajuan di era digital saat ini. Karena itu, layanan Internet yang memadai menjadi kebutuhan urgen bagi kita untuk bisa mempercepat pembangunan dan perekonomian di daerah-daerah terpencil.  XL melihat kesempatan untuk bisa mengatasi hambatan geografis wilayah Indonesia melalui Project Loon. Untuk itu kami menyambut baik kerjasama untuk uji coba ini,” ungkap CEO XL Dian Siswarini.

CEO Indosat Alexander Rusli menambahkan, “Kami sangat senang mendukung upaya Pemerintah dalam menyediakan koneksi digital dan internet melalui kerja sama ini. Indosat senantiasa berkomitmen menyediakan koneksi digital demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat sampai ke daerah terpencil. Kami juga telah memodenisasi jaringan kami untuk melayani masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam mengakses jaringan.”

“Telkomsel melihat Project Loon sebagai salah satu inovasi teknologi terkini yang dapat bermanfaat untuk memperluas penyebaran Internet di daerah-daerah yang sulit terjangkau dan memiliki kerapatan penduduk (densitas) yang rendah. Hal ini diharapkan dapat melengkapi jaringan Telkomsel yang saat ini sudah tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia, sehingga lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang dapat menikmati layanan mobile broadband yang berkualitas,” tutup Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah.

Indosat Umumkan Lima Startup yang Berhak Ikuti Program Akselerator Ideabox Batch Ketiga

Lima startup yang terpilih dalam Ideabox batch 3 / DailySocial

Hari Minggu kemarin (18/10) adalah hari terakhir rangkaian acara bootcamp Ideabox batch ketiga yang berlangsung selama dua hari. Rangkaian acara tersebut diakhiri dengan diumumkannya lima startup yang berhasil lolos seleksi dan berhak mendapatkan kesempatan mengikuti program akselerator Ideabox selama empat bulan.

Continue reading Indosat Umumkan Lima Startup yang Berhak Ikuti Program Akselerator Ideabox Batch Ketiga

Mahasiswa UGM Sabet Aplikasi Terbaik di Hackathon IWIC 9

Aplikasi Temu Jalan karya mahasiswa UGM rebut predikat terbaik pertama dalam acara hackathon IWIC 9 / Indosat

Dalam rangkaian acara Indosat Wireless Innovation Contest (IWIC) yang ke-9 Indosat kembali menggelar acara hackathon. Acara yang diselenggarakan Jumat 9 Oktober 2015 ini menghasilkan tiga aplikasi terbaik yang berhasil mengalahkan kontestan lainnya. Mereka adalah Temu Jasa, Smart Tour, iWhatchYou. Continue reading Mahasiswa UGM Sabet Aplikasi Terbaik di Hackathon IWIC 9