Venturra Capital Pimpin Pendanaan Seri A Senilai 70 Miliar Rupiah untuk Marketplace Mobil End-to-End Singapura Carro

Marketplace mobil end-to-end Carro yang berbasis di Singapura mengumumkan perolehan pendanaan Seri A sebesar $5,3 juta (atau sekitar Rp 70 miliar) dari konsorsium investor yang dipimpin oleh Venturra Capital. Turut berpartisipasi dalam pendanaan ini 2 VC Indonesia lainnya (Alpha JWC Ventures dan Skystar Capital) dan sejumlah investor yang berbasis di Singapura, Jepang, dan Tiongkok. Carro segera berekspansi ke Indonesia, Malaysia, dan Thailand paling lambat akhir tahun ini.

Carro, berasal dari kata “Car Hero”, didirikan bulan November 2015 oleh 5 orang co-founder yang sama-sama pemegang beasiswa pemerintah Singapura IDA National Infocomm Scholarship. Satu di antaranya adalah orang Indonesia, Aditya Lesmana. Berbeda dengan marketplace mobil lainnya, tak hanya menghubungkan penjual dan pembeli, Carro terlibat dan memfasilitasi proses dari ujung ke ujung, berbentuk inspeksi mobil, test drive, hingga bantuan kredit mobil (terutama untuk mobil bekas).

Termasuk dalam pengumuman kali ini adalah peluncuran aplikasi mobile Carro Workshop yang memberikan rekomendasi bengkel terkait jenis-jenis layanan perbaikan yang dibutuhkan, rating dan reputasi bengkel, dan lokasi. Secara total, selama 6 bulan berdiri, tim Carro telah meluncurkan 4 jenis layanan.

Managing Partner Venturra Capital Stefan Jung tak dapat menyembunyikan kekagumannya. Ia mengatakan, “Tim Carro mengesankan kami dengan kemampuan teknis, ambisi besar, dan traksi yang mereka peroleh hingga saat ini. Aaron [CEO Carro Aaron Tan] dan timnya telah membangun platform yang jauh lebih bagus, untuk pembeli dan penjual, dibanding platform yang sudah ada.”

Secara performa, Carro mengklaim mencatat pertumbuhan lebih dari 30% setiap bulannya dan berharap bisa memperoleh total nilai layanan mencapai SG$100 juta hingga akhir tahun ini. Memang permasalahan utama penjualan mobil bekas adalah bagaimana konsumen mendapatkan informasi detil soal kualitas mobil dan berapa harga yang pantas saat membelinya. Marketplace biasa hanya sekedar menawarkan tempat berjualan, sementara tren startup terbaru di sektor ini berusaha melangkah lebih jauh untuk membantu penjual dan pembeli mendapatkan harga dan produk terbaik.

Di Indonesia, Carro akan berhadapan langsung dengan MobilKamu yang memiliki model bisnis serupa.

CEO Carro Aaron Tan, terhadap perolehan pendanaan kali ini, berkomentar, “Putaran pendanaan kali ini menegaskan komitmen kami untuk menyediakan pembeli dan penjual kami tingkat kepercayaan dan transparansi yang lebih tinggi. Kami memperoleh pendanaan dari lebih dari 10 institusi investor yang mewakili berbagai negara untuk menyiapkan kami memasuki tiap-tiap pasar tersebut. Kami berada di jalan yang tepat untuk membawa Carro ke lebih dari 350 juta orang di Singapura, Indonesia, Malaysia, dan Thailand hingga akhir tahun 2016.”

Alpha JWC Ventures Soroti Fintech dan Big Data Menjadi Tren Inovasi Digital di Indonesia

Kemarin (30/3) venture capital Alpha JWC Ventures menggelar konfrensi di Hotel Kempinski, Jakarta dengan tema “Next Wave of Technology Disruption in Indonesia”. Dalam konfrensi tersebut ada dua sektor yang disorot Alpha JWC Ventures untuk jadi tren inovasi digital berikutnya di Indonesia, yakni fintech dan big data.

Konfrensi tersebut juga dihadiri oleh beberapa tokoh dan pemimpin bisnis di sektornya masing-masing. Beberapa di antaranya yaitu Mentri Perdagangan Indonesia Thomas Lempbong, Veteran Bankir Arwin Rasyid, CEO Net Mediatama Wishnutama Kusubandio, CEO Mediatrac Regi Wahyu, CTO Mediatrac Imron Zuhri dan beberapa perusahaan portofolio Alpha JWC Ventures.

Co-Founder dan Managing Partner Alpha JWC Ventures Jefrey Joe dalam sesinya menjelaskan bahwa e-commerce dan marketplace saat ini adalah sektor yang paling diminiati di Indonesia dengan masing-masing persentasi yaitu 21 dan 17 persen. Pun begitu, fintech dan big data menunjukkan peningkatan yang signifikan di angka 10 persen dan 7 persen.

Teknologi finansial dan industri perbankan

IMG_20160330_145259

Dalam sesi panel diskusi pertama yang fokus pada teknologi finansial, veteran bankir Arwin Rasyid percaya bahwa saat ini bank di Indonesia sedang dalam masa rumit karena perkembangan teknologi. Arwin juga menuturkan bila saat ini bank masih enggan masuk ke ranah mobile maka itu sama saja dia sudah keluar dari kompetisi.

Arwin mengatakan, “Generasi milenial yang akan membentuk bagaimana bank beroperasi [di Indonesia], karena mereka digital savvy. […] Bank itu sudah mapan dan penuh dengan aturan, itulah mengapa bank harusnya merangkul startup fintech. […] Bank jangan melihat mereka [startup fintech] sebagai rival, tetapi lihat sebagai pelengkap. Bukan ide yang baik bila bank harus berkompetisi dengan startup fintech.”

Sementara itu Co-founder dan Managing Partner Will Ongkowidjaja menyebutkan bahwa penting bagi startup di bidang finansial untuk mencari investor yang berpengalaman di bidang yang sama. Dari sana, selain nantinya dapat dibantu untuk membentuk model bisnsi yang baik, startup juga dapat dibantu untuk duduk bersama dan berdiskusi dengan para regulator.

Big data dan dampak pada berbagai perusahaan

20160330_154134

Di panel diskusi kedua, topik yang dibahas adalah mengenai big data dan dampaknya ke berbagai industri. Disebutkan oleh CEO Mediatrac Regi Wahyu, saat ini data masih didominasi oleh konsumen internet, tetapi ke depannya akan segera bergerak ke industrial consumer, dan akan diikuti dengan pemerintahaan berbasis internet.

Big data technology memang sedang terjadi di Indonesia saat ini, meski belum menjadi hype sebesar e-commerce. Tantangannya saat ini adalah bagaimana perusahaan mengoptimalkan data yang dimiliki untuk memberikan dampak yang positif.

Pendiri Sepulsa Ananto Wibisono percaya bahwa implementasi big data pada perusahaan bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Pun begitu, ia juga yakin bahwa big data itu sendiri merupakan investasi jangka panjang yang baik bagi perusahaan.

Pendiri dan CEO NET Mediatama Wishnutama Kusubandio mengatakan bahwa media yang akan bertahan dalam lima tahun ke depan adalah yang bisa memanfaatkan big data seoptimal mungkin. Wishnu percaya bahwa big data akan berguna untuk tiap konten yang dibuat oleh media, bukan hanya untuk pendistribusian tepat sasaran, tetapi juga untuk monetisasi.

Alpha JWC Ventures adalah perusahaan modal ventura institusional dan independen yang berinvestasi pada perusahaan teknologi tahap awal atau berkembang dengan fokus pasar utama di Indonesia. Tak ada sektor khusus yang dibidik, Alpha JWC Ventures hanya berupaya menjadi nilai tambah bagi pendiri perusahaan rintisan dalam membangun perusahaannya. Beberapa portofolio dari Alpha JWC Ventures di antaranya yaitu, Mediatrac, Kredivo, Modalku, Sepulsa, Jualo, UangTeman dan Asmaraku.

Peroleh Pendanaan Investasi, AsmaraKu Perluas Jangkauan Layanan dan Tambah Fitur Baru

Setelah menjalankan bisnisnya secara bootstrapping dan mendapatkan jumlah pengguna serta jumlah produk yang makin bertambah, hari ini Asmaraku mengumumkan pendanaan dari dua investor global, Alpha JWC Ventures dan IMJ Investment Partners. Pengumuman ini secara resmi disampaikan oleh Co-founder AsmaraKu William Tunggaldjaja dalam konfrensi pers di Decanter Wine and Food Kuningan Jakarta hari ini (26/01).

“Kami terus berinovasi, antara lain dengan menambah layanan online-to-offline (O2O) untuk memberi kemudahan konsumen mendapatkan produk mereka dengan privasi yang lebih terjamin,” kata William.

Sejak beroperasi secara online di awal 2015, AsmaraKu berhasil menarik perhatian sebagai e-commerce pertama yang melayani kebutuhan “romantis”, yakni produk yang dapat meningkatkan hubungan percintaan, kesehatan dan kecantikan. Tanpa adanya pendanaan dari luar, sepanjang 2015 transaksi penjualan di AsmaraKu bertumbuh pesat hingga 400 persen dengan peningkatan jumlah transaksi di setiap bulannya.

Pertumbuhan yang cukup signifikan jumlahnya menunjukkan potensi yang besar dari AsmaraKu sebagai satu-satunya layanan online yang menyediakan produk khusus yang selama ini masih sulit untuk didapatkan baik secara offline maupun online. Hal tersebut yang kemudian menarik perhatian dua investor global Alpha JWC Ventures dan IMJ Investment Partners untuk berpartisipasi dengan memberikan pendanaan investasi.

“Pasar yang ditargetkan oleh AsmaraKu adalah pasar yang sangat besar. Kami melihat pengalaman dari tim AsmaraKu di bidang teknologi, ditambah dengan fokus dan pemahaman yang mendalam terhadap kebutuhan konsumen di segmen yang unik ini, dapat memberikan solusi dan nilai tambah tersendiri bagi konsumen di Indonesia,” ungkap Co-Founder dan Managing Partner Alpha JWC Ventures, Jefrey Joe.

Tim Asmaraku menolak untuk menyebutkan berapa jumlah investasi yang diberikan oleh dua investor global tersebut, namun yang pasti dana tersebut akan digunakan untuk mempercepat pertumbuhan dengan memperluas jangkauan dan menambah layanan fitur yang diharapkan bisa lebih memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk-produk romantis.

Salah satu langkah strategis yang akan dilakukan oleh AsmaraKu adalah melakukan kerja sama dengan beberapa partner logistik salah satunya PopBox untuk penyediaan loker pintar.

“Nantinya konsumen bisa membeli secara online dari mana saja dan mengambil produk langsung di lokasi yang dipilih. Saat ini terdapat 60 titik pengambilan yang sudah tersedia dan akan terus kami tambah jumlahnya,” pungkas William.

Jualo Peroleh Pendanaan Seri A dari NSI Ventures

Hari ini (25/1), situs jual beli barang bekas Jualo mengumumkan telah memperoleh pendanaan seri A dari NSI Ventures dalam jumlah yang tidak disebutkan. Dalam putaran pendanaan kali ini, Alpha JWC Ventures, yang sebelumnya terlibat dalam pendanaan awal, kembali turut berpatisipasi. Dana segar tersebut rencananya akan digunakan untuk perluasan bisnis Jualo, memperkuat tim, pengembangan produk, dan mendorong Jualo untuk meraih posisi puncak di segmen marketplace barang bekas C2C di Indonesia.

CEO Jualo Chaim Fetter menyampaikan, “Dengan pendanaan multi-million dollar ini kami optimis bisa melanjutkan rencana untuk menjadi market leader di Asia. Base-nya akan tetap di Indonesia, tapi rencananya kami juga [segera] memperluas bisnis ke Asia [Asia Tenggara lebih dahulu]. Selain itu, kami juga akan merekrut talenta baru, dan berupaya untuk menjadi e-classified marketplace yang terbaik di Indonesia.”

Lebih jauh, Chaim juga optimis bahwa dalam waktu 18 bulan Jualo dapat menyalip dominasi OLX sebagai layanan e-classified di Indonesia. Ini tak lepas dari pertumbuhan yang diraih Jualo pada tahun lalu, mulai dari jumlah tim, pengguna aktif, hingga pertumbuhan para pedagang. Saat ini, Jualo mengklaim telah memilki lebih dari dua juta pengguna dengan sekitar 500 ribu iklan yang aktif dalam layanan, dan memiliki setidaknya 10 orang dalam tim.

Mitra NSI Ventures Shane Chesson mengatakan, “Kami sangat senang untuk memimpin putaran investasi di Jualo dan membantu mereka untuk mempercapat pengembangan dan pertumbuhan produk mereka. […] Kami juga melihat ada traksi yang terus tumbuh dari Jualo. Hal ini juga lah yang mendorong kami memberikan pendanaan ini, disamping masalah yang dipecahkan dengan potensi pasar yang ada dan juga tim yang dimiliki [Jualo].”

Sementara itu, Jefrey Joe dari Alpha JWC Ventures, melalui keterangannya menyampaikan, “Pendekatan Jualo yang fokus pada produk dan pemahaman tentang pasar lokal akan menjadi faktor kunci keberhasilan mereka di bidang ini. Kami senang melihat pertumbuhan organic yang kuat dan yakin bahwa investasi Seri A ini akan membantu Jualo melangkah ke tingkat berikutnya.”

Jualo resmi meluncur pada tahun 2014 lalu dan memposisikan diri sebagai layanan hybrid antara e-classified dan marketplace. Sebelum mendapatkan pendanaan Seri A dari NSI Ventures, Jualo telah mendapatkan pendanaan awal dari Alpha JWC Ventures dan Mountain Kejora. NSI Ventures sendiri adalah perusahaan investasi ventura milik Northstar Group yang juga turut telibat dalam pendanaan Go-Jek.

Setelah 3 Bulan Beroperasi, UangTeman Berencana untuk Ekspansi

Foto 21

Salah satu startup yang baru-baru ini meramaikan dunia fintech Indonesia, UangTeman, Kamis kemarin (9/7) resmi diperkenalkan pada publik. UangTeman merupakan layanan yang dapat memberikan pinjaman tanpa agunan yang murni melakukan assessment dengan memanfaatkan teknologi. Dalam waktu dekat ini, UangTeman sendiri berencana untuk segera ekspansi ke wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Continue reading Setelah 3 Bulan Beroperasi, UangTeman Berencana untuk Ekspansi

Jualo Peroleh Seed Funding dari Mountain Kejora dan Alpha JWC Ventures

Investor

Hari ini (17/4), CEO Jualo Chaim Fetter, mengumumkan bahwa situs iklan baris online Jualo telah memperoleh seed funding dari Mountain Kejora Ventures dan Alpha JWC Ventures dalam jumlah yang tidak diungkapkan. Dana tersebut akan diinvestasikan untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), pengembangan produk dan juga pasar Jualo di Indonesia. Beberapa waktu yang lalu, Jualo juga telah melakukan perombakan tampilan situsnya untuk memberikan pengalaman yang lebih baik pada konsumen dan pengguna Jualo di berbagai perangkat.

Continue reading Jualo Peroleh Seed Funding dari Mountain Kejora dan Alpha JWC Ventures