Sony ‘Ketahuan’ Mengutak-Atik Teknologi AMD, Apakah Dalam Rangka Pengembangan PlayStation 5?

Di Corporate Strategy Meeting kemarin, Sony mengabarkan bahwa PlayStation 4 telah memasuki tahap akhir siklus hidupnya. Hal ini memang belum tentu menandai bahwa sang console maker Jepang akan mengumumkan penerusnya dalam waktu dekat, tapi kehadiran console next-gen tidak terelakkan, dan suatu saat nanti kita harus rela berpamitan dengan PS4.

Rumor soal kehadiran PlayStation ‘5’ sudah terdengar cukup lama, bahkan kita sempat mendengar pemakaian CPU Zen 8-core dan GPU berbasis arsitektur Navi. Kali ini, petunjuk lain terkuak oleh Phoronix. Situs ini mendapati seorang programer Sony mengutak-atik teknologi AMD Ryzen dengan mencoba memodifikasi dukungan microarchitecture Zen di compiler stack LLVM – yaitu komponen penting dari tool yang digunakan dalam pengembangan PlayStation 4.

Mengingat bahwa console current-gen Sony itu tidak menggunakan prosesor Ryzen, kemungkinan besar langkah ini merupakan bentuk dari pengembangan sistem PlayStation selanjutnya. Individu yang dimaksud adalah Simon Pilgrim, seorang principal programmer di Sony Computer Entertainment Europe. Dalam beberapa minggu terakhir, ia mengakses github LLVM yang berkaitan dengan arsitektur ‘znver1‘, yakni codename dari prosesor Ryzen generasi pertama.

Informasi di LinkedIn milik Simon Pilgrim menunjukkan bahwa sang programmer ialah orang yang terlibat dalam penggarapan sejumlah hardware PlayStation. Selain itu, berdasarkan bagian credit di permainan Tearaway serta DriveClub, Pilgrim adalah staf Sony Advanced Technology Group.

image (2)

Ayo coba kita satukan pentunjuk-pentunjuk tadi: penyedia platform diketahui mencoba menyempurnakan/memodifikasi bagian penting dari toolchain developer untuk prosesor jenis baru yang tidak digunakan di produk mereka. Hal ini boleh jadi membuktikan bahwa benar Ryzen akan menjadi komponen utama di penerus console PlayStation 4.

Anda mungkin penasaran, mengapa Sony memilih Ryzen generasi pertama jika PlayStation 5 diestimasi meluncur di tahun 2020 atau 2021, ketika generasi keduanya sudah tersedia? Menurut pengamatan Richard Leadbetter dari Digital Foundry, dalam pengembangan console, produsen harus fokus memanfaatkan teknologi yang sudah tersedia karena ada banyak proses kustomisasi yang perlu dilakukan.

Dan ketika revisi Ryzen tiba (misalnya bersamaan dengan waktu console anyar Sony dilepas), AMD mungkin malah memfokuskan perhatian mereka pada versi desktop dan server, bukan desain terintegrasi yang akhirnya menjadi APU.

Saya tidak bisa menerka strategi Sony terlalu jauh dalam penggarapan PlayStation ‘next‘. Namun peluang untuk menggabungkan CPU Ryzen x86 dengan teknologi grafis Radeon dalam chip tunggal, apalagi dipasok oleh satu perusahaan akan memberikan mereka banyak keuntungan; baik dari aspek ongkos, kemudahan pengambangan, serta dukungan fitur cross-platform.

Atari Akhirnya Umumkan Kapan Console Atari VCS Bisa Dipesan

Eksistensi dari perangkat game baru Atari diungkap dua dekade setelah mereka undur diri dari bisnis hardware lewat pengumuman di E3 2017. Dalam pengembangannya, sang produsen mencoba menggabungkan fungsi komputer personal dengan home console, mempelajari kegagalan Ouya dan Steam Machine, serta membebaskan pengguna menginstal software apapun di sana.

Namun kita tahu, pengembangan perangkat ini sedikit lebih lambat dari agenda Atari. Sesi pre-order yang rencananya dimulai pada bulan Desember 2017 ditunda karena produsen butuh waktu lebih banyak buat mematangkan ekosistem dan platform. Lalu di bulan Maret 2018 kemarin, Atari mengubah nama Ataribox menjadi Atari VCS – kependekan dari Video Computer System, nama yang sempat diusung oleh Atari 2600.

Atari VCS 1

Dan baru di minggu kemarin Atari akhirnya mengumumkan kapan console dapat dipesan. Pre-sale akan dilaksanakan secara eksklusif di situs crowdfunding Indie Gogo, dan bagi yang melakukan pemesanan dalam periode ini, mereka akan mendapatkan edisi kolektor dengan panel depan berbahan kayu. Sebagai alternatif dari Atari VCS Collector’s Edition, Anda juga bisa memilih versi dengan desain yang lebih ‘modern’ bertubuh hitam ramping, Atari VCS Onyx.

Sang produsen kembali mengingatkan bahwa Atari VCS bukanlah sekadar perangkat ‘retro-box‘ biasa. Ia merupakan sistem berkonektivitas modern, mengusung teknologi besutan AMD serta Radeon. Atari VCS sanggup menghidangkan konten beresolusi 4K, mendukung fitur HDR, dan dapat menyuguhkan 60-frame rate per detik. Selain itu, perangkat juga dilengkapi koneksi Wi-Fi dual-band, Bluetooth 5.0, serta port USB 3.0.

Atari VCS 2

Kabarnya, Atari VCS mempersilakan kita mengustomisasi pengalaman pemakaian. Selain menangani game, sistem juga dibekali kemampuan menjalankan konten seperti aplikasi, musik dan video. Dan karena pada dasarnya perangkat ini adalah PC dengan sistem operasi Linux, pengguna juga diperkenankan untuk memperluas kapasitas penyimpanannya.

Bahkan jika Anda belum mengisi Atari VCS dengan game dan video, perangkat telah siap digunakan untuk bernostalgia. Atari sudah membundelnya bersama tidak kurang dari 100 permainan, meliputi judul-judul legendaris semisal Asteroids, Centipede, Breakout, Missile Command, Gravitar hingga Yars’ Revenge.

Gerbang pemesanan Atari VCS akan dibuka pada tanggal 30 Mei 2018 di Indie Gogo. Dan selama fase crowdfunding-nya berlangsung (dan selama persediaan masih ada), PC rasa console retro itu dapat Anda miliki cukup dengan mengeluarkan modal US$ 200. Berdasarkan pemberitahuan Atari sebelumnya, produk kemungkinan akan dijual di harga retail antara US$ 250 sampai 300.

Atari memang belum menjelaskan secara detail kemampuan device ini, tapi kabarnya, ia lebih dari sanggup buat menjalankan game-game indie populer seperti Minecraft dan Terraria.

Sumber: GlobeNewsWire.

AMD Luncurkan Dua Prosesor Ryzen Baru dengan GPU Vega Terintegrasi

November tahun lalu, Intel membuat kejutan dengan mengumumkan prosesor baru yang dibekali GPU AMD Radeon. Kabar tersebut memicu pertanyaan: “Kapan AMD merilis prosesor Ryzen dengan GPU terintegrasi? Kok malah rivalnya yang dipasoki?” Well, AMD sudah punya jawabannya hari ini.

Mereka baru saja mengungkap dua prosesor desktop baru: Ryzen 5 2400G dan Ryzen 3 2200G. Coba perhatikan penamaannya, label “G” merupakan indikasi bahwa keduanya cukup menonjol soal kinerja grafis, dan itu semua berkat integrasi GPU Radeon Vega. Yup, keduanya merupakan anggota terbaru dari keluarga APU (Accelerated Processing Unit) milik AMD.

Selama ini APU pada dasarnya merupakan alternatif yang sangat ideal bagi konsumen dengan budget terbatas, spesifiknya mereka yang tidak punya dana lebih untuk membeli kartu grafis. Ryzen 5 2400G dan Ryzen 3 2200G pun masih mempertahankan filosofi ini, di mana masing-masing dihargai $169 dan $99 saja, tapi di saat yang sama menawarkan spesifikasi sebagai berikut:

  • Ryzen 5 2400G: 4-core / 8-thread, base clock 3,6 GHz, boost clock 3,9 GHz, GPU RX Vega 11 dengan clock maksimum 1,25 GHz
  • Ryzen 3 2200G: 4-core / 8-thread, base clock 3,5 GHz, boost clock 3,7 GHz, GPU RX Vega 8 dengan clock maksimum 1,1 GHz
Overclocking bisa dilakukan dengan mudah lewat software AMD Ryzen Master / AMD
Overclocking bisa dilakukan dengan mudah lewat software AMD Ryzen Master / AMD

AMD pun tidak segan membandingkan performa prosesor barunya ini dengan produk pesaing. Mereka mengibaratkan Ryzen 5 2400G sebagai perpaduan prosesor Intel Core i5-8400 dan kartu grafis Nvidia GeForce GT 1030, di mana keduanya harus ditebus dengan biaya yang lebih mahal ($199 + $89).

Dibandingkan Core i5-8400, AMD yakin Ryzen 5 2400G memiliki kinerja 21% lebih cepat. Kinerja grafisnya jangan ditanya, dengan klaim bahwa performa GPU Vega di dalamnya 156% lebih cepat ketimbang GPU terintegrasi milik prosesor Intel generasi kedelapan tersebut. Andai masih kurang, pengguna dapat meng-overclock dan mendapat dongkrakan performa grafis ekstra sebesar 39%.

Kalau melihat harganya, tampak jelas bahwa AMD sengaja merancang kedua prosesor ini sebagai pengganti Ryzen 5 1400 dan Ryzen 3 1200. Harga jualnya sama persis – Ryzen 3 2200G malah lebih murah $10 – jumlah core dan thread-nya juga sama, akan tetapi clockspeed-nya sedikit lebih tinggi, plus kinerja grafisnya jauh lebih mumpuni.

Tentu saja AMD sudah berencana merilis model Ryzen 2000 Series lainnya (yang bukan merupakan APU) dan itu semua dijadwalkan hadir pada musim semi mendatang.

Sumber: AMD.

Acer Perkenalkan Laptop Nitro 5 Bersenjata Chip AMD Untuk ‘Gamer Casual’ di CES 2018

Bentuk dari pemahaman produsen terhadap kebutuhan konsumen yang bervariasi ialah adalah dengan menyediakan lebih banyak pilihan. Perangkat gaming contohnya. Segmen ini terbagi dalam beberapa kategori: DIY, PC built-up upgradeable, mini PC, hingga laptop buat gamer nomaden. Nitro sendiri Acer fokuskan pada kombinasi aspek mobilitas, performa dan harga terjangkau.

Acer memperkenalkan Nitro 5 di pertengahan tahun lalu, sebelum ajang Computex 2017 digelar. Produk ini merupakan laptop gaming entry-level, sepupu kecil dari kelas Predator. Dan untuk memastikannya menjangkau lebih banyak konsumen, sang produsen hardware asal Taiwan itu mengumumkan varian dengan prosesor AMD Ryzen dan kartu grafis Radeon di CES 2018

Acer Nitro 5 AMD 4

Nitro 5 AMD mempunyai penampilan yang identik dengan varian sebelumnya. Berbeda dari Predator yang betul-betul menonjolkan desain khas gaming, Nitro 5 terlihat lebih rendah hati. Tentu saja tubuhnya masih didominasi hitam dan diberi bumbu warna merah pada bagian engsel serta keyboard backlight-nya. Namun Nitro 5 tetap tidak terlihat terlalu mencolok saat Anda menggunakannya di kantor ataupun tempat umum.

Acer Nitro 5 AMD 3

Di rilis pers, general manager divisi Consumers Notebooks Acer Jerry Hou menjelaskan bahwa Nitro 5 AMD ini tak akan kesulitan dalam menjalankan judul-judul permainan mainstream. Produk ini didesain khusus buat para gamer casual yang mencari perangkat bertenaga dengan desain atraktif, memungkinkan penggunanya menikmati game secara memuaskan di tengah perjalanan.

Acer Nitro 5 AMD 2

Acer Niro 5 menyuguhkan layar IPS seluas 15,6-inci beresolusi 1920x1080p. Panel ini dijanjikan mampu menghasilkan gambar yang tajam, sehingga pengguna bisa mudah melacak lawan secara presisi. Untuk menyempurnakan pengalaman bermain, khususnya saat online, Nitro 5 juga dibekali webcam HD, sehingga Anda dapat ‘menyusun strategi dengan kawan-kawan satu tim secara langsung dan merayakan kemenangan bersama-sama’.

Acer Nitro 5 AMD 1

Laptop gaming ini diotaki oleh prosesor mobile Ryzen terbaru, kemudian Acer memasangkannya dengan kartu grafis Radeon RX560, RAM DDR4 sampai 32GB, dan tak lupa menyediakan penyimpan berbasis solid-state drive seluas 512GB. Nitro 5 turut dibekali speaker Dolby Audio Premium serta teknologi suara TrueHarmony, Wi-Fi 802.11ac, serta beragam konektivitas fisik penting. Selanjutnya, ada fitur NitroSense untuk memonitor keadaan GPU/CPU dan CoolBoost buat mengatur kecepatan kipas pendingin.

Acer berencana untuk memasarkan Nitro 5 dengan chip AMD ini di kawasan Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah dan Afrika pada bulan April 2018 besok, dijajakan seharga mulai dari US$ 800.

Sumber: Acer.

Atari Tunda Peluncuran Console Ataribox, Ada Apa?

Bulan Juli kemarin menandai kebangkitan Atari di industri console. Di E3 2017, mereka mengumumkan mesin game Ataribox yang merupakan perpaduan antara PC dan sistem hiburan ruang keluarga tradisional. Tiga bulan setelahnya, produsen akhirnya memberikan info terkait hardware serta menyingkap agenda untuk melangsungkan kampanye crowdfunding di Indie Gogo.

Dimulainya periode crowdfunding juga menandai dibukanya gerbang pre-order, dan rencananya, Ataribox akan mulai didistribusikan pada musim semi 2018. Namun ada indikasi proses pemasaran perangkat ini akan mengalami keterlambatan. Page Ataribox di Indie Gogo seharusnya mulai live kemarin dibarengi dengan pemberian diskon pada beberapa unit produk, tapi produsen malah mengumumkan keputusan mereka buat menunda peluncurannya.

Via PC Gamer, Atari menjelaskan bahwa hitungan munduk ke momen pelepasan Ataribox dihentikan sementara waktu karena mereka belum rampung dalam menyiapkan platform untuk komunitas. Menurut produsen, hal ini merupakan elemen penunjang produk yang sangat krusial. Bagi mereka, proyek Ataribox sangatlah penting dan Atari bersedia melakukan apapun demi memastikan produk ini layak dinanti.

Atari sedang menyiapkan jadwal baru perilisannya, dan informasi lebih detail terkait Ataribox akan diungkap dalam waktu dekat. Produsen berjanji buat terus memberikan update tiap kali mereka melakukan langkah penting dalam pengembangan console ini.

Retro gaming menjadi tema utama penyajian Ataribox. Perangkat ini digarap dengan konsep nostalgia, namun juga disiapkan agar sanggup menjalankan game-game independen terbaru – Minecraft atau Terraria contohnya. Saat tersedia nanti, produk ini akan dibundel bersama koleksi permainan klasik Atari.

Untuk menunaikan tugas itu, Ataribox dipersenjatai oleh prosesor custom AMD dan kartu grafis Radeon. Sistem akan berjalan di platform Linux dengan interface yang dirancang agar mendukung layar televisi. Pada dasarnya, Ataribox adalah PC berspesifikasi menengah. Selain bisa menangani game, ia juga mampu menjalankan app, men-streaming video, menyajikan musik, serta menemani Anda menjelajahi internet.

Kepada VentureBeat, kreator sekaligus general manager Ataribox Feargal Mac berpendapat bahwa dengan menjajakan produk via platform crowdfunding, timnya bisa memberikan dukungan bagi konsumen di seluruh dunia. Lalu karena mengusung sistem operasi Linux, user juga mendapatkan kebebasan buat menggunakan dan mengakses fungsi-fungsinya semau mereka.

Saat artikel ini ditulis, status Ataribox di situs Indie Gogo masih ‘coming soon‘. Di sana, Anda cuma bisa mendaftarkan email untuk memperoleh newsletter.

Header: VentureBeat.

Kolaborasi Intel dan AMD Ancam Dominasi Nvidia di Kelas Notebook High-End

Berkat banyaknya pilihan produk yang mereka tawarkan, prosesor Intel tersebar hampir ke seluruh segmen. Dan memang belum lama sang raksasa teknologi asal Santa Clara itu merayakan peresmian Intel Core ‘Coffee Lake’. Tapi solusi grafis Intel sampai sekarang masih dipandang sebelah mata. Jika konsumen menginginkan kualitas visual, mereka akan segera melirik solusi dari Nvidia atau AMD.

Lewat website resmi, GM client computing group Intel Christopher Walker menyingkap sebuah kejutan gembira. Ia mengabarkan bahwa timnya resmi menjalin kerja sama dengan AMD untuk membangun prosesor Core baru yang turut dibekali kartu grafis Radeon. Dan melihat dari detail-detail di sana, kombinasi keduanya terlihat difokuskan pada peningkatan kinerja grafis serta pengurangan volume perangkat.

Walker menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan salah satu cara memberikan konsumen perangkat berperforma tinggi dan GPU discrete dalam wujud yang lebih kecil. Melalui kooperasi tersebut, Intel dan AMD memberikan kesempatan bagi para partner OEM untuk mendesain produk secara lebih kreatif. Dengan lebih hematnya ruang yang dibutuhkan CPU dan GPU, produsen bisa menerapkan sistem pendingin mutakhir, meningkatkan daya tahan baterai, serta membubuhkan fitur-fitur baru.

Produk baru itu kabarnya akan menjadi bagian dari keluarga Intel Core H generasi kedelapan, dipersenjatai kartu grafis discrete AMD Radeon custom dan teknologi High Bandwidth Memory generasi kedua Intel (HBM2), semuanya dalam satu paket prosesor. Menurut Intel, kehadiran prosesor ini akan mengisi celah unik di pasar hardware, berpotensi melahirkan kelas produk baru.

GM Radeon Technologies Group Scott Herkelman punya pendapat senada. Ia yakin dengan kolaborasi tersebut, para gamer dan kreator konten akan mendapatkan perangkat komputasi yang lebih ringan serta tipis, tetapi sanggup menangani permainan-permainan AAA serta aplikasi-aplikasi produktif secara maksimal. GPU semi-custom mereka menjanjikan kinerja serta kemampuan yang dapat memuaskan kalangan antusias.

Chip Intel dengan GPU custom AMD 1

Jantung dari perpaduan itu adalah EMIB (Embedded Multi-Die Interconnect Bridge) – bridge pintar yang memungkinkan silikon heterogeneous untuk mengantarkan informasi secara sangat cepat di jarak super-pendek. EMIB menghilangkan kebutuhan akan desain serta proses produksi yang kompleks, sehingga produk berukuran kecil dapat bekerja lebih efisien, lebih bertenaga, serta lebih cepat. Chip ini ialah produk level konsumen pertama berbekal EMIB.

Langkah kerja sama ini sangat menarik karena boleh jadi mengindikasikan berakhirnya pengembangan solusi integrated Intel HD Graphics. Dan meskipun Intel Core H dengan GPU Radeon ditujukan buat laptop, tak menutup kemungkinan ia akan tersedia untuk segmen desktop.

Tawarkan Prosesor Tercepat Untuk Ultrabook, AMD Siap Kembali Bertanding di Ranah Laptop High-End

Diumumkan di acara New Horizon di penghujung 2016, Ryzen ialah produk kelas konsumen pertama berarsitektur Zen. Penyingkapannya menandai kembalinya AMD ke pasar CPU desktop high-end, menawarkan performa yang sanggup menandingi prosesor-prosesor Intel Core i7. Beberapa bulan setelahnya, CEO Lisa Su mengonfirmasi eksistensi dari APU berbasis Zen, yang juga akan mengusung brand Ryzen.

Biasanya, produk APU (accelerated processing unit) AMD menggunakan nama berbeda dari prosesor. Dan pada akhirnya, perusahaan semiconductor raksasa asal Sunnyville itu melakukan klarifikasi dan memberinya nama resmi Ryzen Mobile. Berbeda dari varian sebelum-sebelumnya, performa CPU dan GPU di chip tersebut kabarnya jauh lebih bertenaga, dengan konsumsi daya lebih rendah. Dan di bulan Oktober 2017 ini, Ryzen Mobile hadir di Indonesia dalam notebook-notebook ciptaan Asus, Lenovo, Acer dan HP.

Ryzen Mobile 11

Dahulu dikenal sebagai Raven Ridge, Ryzen Mobile memungkinkan AMD bermain di segmen yang sebelumnya didominasi oleh para kompetitor: laptop 2-in-1 ultra-thin dan notebook gaming high-end. APU anyar tersebut terdiri dari dua tipe, yaitu Ryzen 7 2700U dan Ryzen 5 2500U. Di sana, AMD membubuhkan teknologi SenseMI serta melengkapinya dengan kartu grafis Radeon ‘Vega’; menjanjikan kinerja CPU multi-threaded hingga 44 persen dan performa grafis 161 persen lebih baik dibanding Core i7-8550U.

Ryzen Mobile 10

 

Prosesor notebook ultra-thin tercepat saat ini

Dengan kemampuan Ryzen Mobile, consumer sales director AMD untuk kawasan Asia Pasifik dan Jepang, Peter Chambers tidak ragu menyebutnya sebagai prosesor laptop ultra-thin paling cepat di dunia. Menurutnya, Ryzen Mobile adalah jawaban atas permintaan para konsumen yang mendamba inovasi, juga merupakan cara AMD buat kembali menggairahkan pasar PC lewat penyajian terobosan dalam momentum yang lebih cepat.

Ryzen Mobile 12

Chambers menjelaskan bahwa Ryzen Mobile memberikan kesempatan bagi partner OEM untuk menawarkan perangkat komputasi portable dengan form factor non-tradisional, contohnya laptop-laptop berdesain tipis serta ringan. Device-device ini bisa diarahkan ke beragam skenario pemakaian berbeda, dari mulai kebutuhan multimedia standar, laptop penunjang kerja dan desain, multi-tasking, sampai gaming.

Ryzen Mobile 5

Jika dikomparasi dengan APU AMD generasi ketujuh, Ryzen Mobile plus Vega menyodorkan pengguna kenaikan performa CPU dan GPU masing-masing sebesar 50 serta 40 persen, namun dengan konsumsi daya 50 persen lebih rendah.

Ryzen Mobile 8

 

AMD SenseMI Technology

Seperti varian desktop-nya, Ryzen Mobile turut ditunjang oleh teknologi AMD SenseMI, yang memperkenankan pemanfaatan sensor pintar buat mengoptimalkan konsumsi tenaga, Precision Boost 2 untuk meningkatkan voltase dan kecepatan core, serta Neural Net Prediction, yaitu neural network yang dapat meningkatkan kinerja dengan mempelajari aplikasi-aplikasi di sistem.

Ryzen Mobile 6

Satu fitur andalan AMD yang ada di SenseMI adalah Mobile XFR. Kehadirannya di sana memungkinkan peningkatan pada kecepatan clock, khususnya pada perangkat-perangkat premium yang menyimpan sistem pendingin mutakhir. Kemampuan ini berjalan secara otomatis, tanpa memerlukan input dari pengguna. Syaratnya, notebook tersebut harus memenuhi sejumlah kriteria dari AMD.

Ryzen Mobile 13

 

Ryzen Mobile

Kedua chip Ryzen Mobile menawarkan TDP nominal 15-Watt. Mereka sama-sama menyuguhkan CPU empat-core serta delapan-thread. Perbedaannya terletak pada jumlah graphics compute unit, serta kecepatan clock prosesor dan kartu grafis. Ryzen 7 2700U sanggup melesat hingga 3,8GHz, dengan 10-GCU dan GPU clock 1.300MHz. Sedangkan Ryzen 5 2500U dapat berlari di kecepatan tertinggi 3,6GHz, punya 8-GCU, dan GPU clock 1.100MHz.

Ryzen Mobile 16

Di presentasinya, Peter Chambers memperlihatkan keunggulan hasil benchmark Ryzen Mobile saat dikomparasi dengan i7-8550U. Baik Ryzen 7 dan Ryzen 5 menjadi jawara di sesi uji coba POVRay 3.7, PCMark 10 Extended, TrueCrypt 7.1a. Intel i7-855U sendiri memenangkan tes PassMark 9.

Ryzen Mobile 15

Dan berbicara soal kemampuan grafis, Ryzen Mobile melampaui segala penawaran dari sang rival utama. Dalam pengujian menggunakan 3DMark Time Spy, Ryzen 7 2700U jauh meninggalkan kinerja integrated GPU di Core i7-8550U dan i7-7500U, termasuk AMD Bristol Ridge FX 9800P. Menariknya lagi, ia bahkan lebih baik dari sistem berbekal GPU Nvidia GeForce GTX 950M.

Ryzen Mobile 17

Tanpa kartu grafis discrete, Ryzen Mobile dapat menyikat permainan-permainan eSport populer tanpa kesulitan. APU anyar ini mampu menghidangkan League of Legends di 59-frame per detik (1920×1080, DirectX 9, medium), Dota 2 di 49fps (1920×1080, DirectX 11, setting fastest), Overwatch di 66fps (1280×720, DirectX 11, low, render scale 79%), Counter-Strike: Global Offensive di 49fps (1920×1080, DirectX 9, medium, tanpa MSAA) serta Quake Champions di 43fps (1280×720, low).

Ryzen Mobile 14

Ryzen Mobile juga siap menyuguhkan fitur-fitur grafis esensial semisal high-dynamic range dan Radeon FreeSync 2, serta mendukung streaming video di resolusi 4K – dari Amazon, Vudu, Netflix, sampai FunBox UHD.

 

Laptop-laptop bersenjata Ryzen Mobile

Untuk sekarang, Ryzen Mobile hadir di Indonesia dalam empat varian notebook. Mereka adalah:

  • Asus ROG Strix GL702ZC – AMD Ryzen 7 1700 8C/16T, RAM-2400 DDR4 dual channel 16GB, SSD M.2 128GB plus HDD 1TB, dan kartu grafis Radeon RX580
  • Lenovo IdeaPad 720S – AMD Ryzen 5 2500U atau 7 2700U, RAM DDR4-2133 8GB, HDD 1TB
  • Acer Swift 3 – AMD Ryzen 5 2500U atau 7 2700U, RAM DDR4-2133 dual channel 8GB, SSD 256GB
  • HP Envy x360 – AMD Ryzen 5 2500U, DDR4-2400 dual channel 16GB, SSD NVMe 512GB atau HDD 1TB)

Ryzen Mobile 7

Ryzen Mobile 3

Ryzen Mobile 2

Ryzen Mobile 1

Tantang Intel, AMD Luncurkan Prosesor Ryzen untuk Laptop

AMD dan Intel memang sudah lama bersaing di industri prosesor, akan tetapi rivalitas mereka sedang panas-panasnya di tahun 2017 ini berkat kemunculan lini Ryzen dari AMD. Persaingan itu pun terus dibawa sampai ke sektor mobile, dimana AMD baru saja mengumumkan Ryzen versi laptop, hanya dua bulan setelah Intel mengungkap prosesor laptop generasi kedelapannya.

Penawaran AMD sejauh ini datang dalam dua model: Ryzen 7 2700U dan Ryzen 5 2500U. Masing-masing hadir mengusung 4-core dan 8-thread, sedangkan konsumsi daya rata-ratanya cuma sekitar 15 watt. Soal kecepatan, 2700U siap mengebut di clock maksimum 3,8 GHz, sedangkan 2500U 3,6 GHz.

Namun ini baru sebagian dari cerita kedua prosesor ini, sebab secara teknis keduanya merupakan APU (Accelerated Processing Unit), yang berarti keduanya sama-sama mengemas GPU terintegrasi. Bukan sembarang GPU, tapi seri Radeon Vega yang telah menggunakan arsitektur terbaru AMD.

Hasil pengujian performa gaming Ryzen versi mobile / AMD
Hasil pengujian performa gaming Ryzen versi mobile / AMD

Untuk 2700U, AMD menanamkan 10 compute unit Vega dengan clock maksimum 1.300 MHz, sedangkan 2500U dengan 8 compute unit dan clock 1.100 MHz. Prosesor buatan Intel sendiri sebenarnya juga sudah dibekali GPU terintegrasi, hanya saja performanya pasti sulit menandingi garapan AMD yang sudah sangat berpengalaman di bidang ini.

Pada kenyataannya, AMD mengklaim Ryzen 7 2700U memiliki kinerja grafis hingga 161% lebih baik ketimbang Intel Core i7-8550U. Untuk kinerja prosesornya sendiri, hasil tes AMD menunjukkan peningkatan performa multi-threaded sebesar 44% dibandingkan penawaran rivalnya tersebut.

Dalam waktu dekat, konsumen bakal menjumpai kedua prosesor Ryzen versi mobile ini di sejumlah laptop macam Acer Swift 3, Asus ROG Strix GL702ZC, HP Envy x360, Lenovo IdeaPad 720S dan beberapa varian Dell Inspiron. AMD berjanji jumlahnya bakal bertambah di awal tahun depan, termasuk model 2-in-1.

Sumber: ZDNet dan AMD.

Hands-On Asus X550IU, Laptop Multimedia ‘Gaming Ready’ Bersenjata AMD FX-9830P

Laptop gaming ialah komoditas panas, tapi jujur saja, harganya kurang bersahabat bagi mayoritas orang. Itu sebabnya kehadiran Asus X550IU di Indonesia menjadi berita gembira untuk mereka yang menginginkan laptop terjangkau berperforma tinggi. X550IU merupakan notebook pertama berteknologi AMD Polaris, memungkinkannya menangani game-game AAA seperti The Witcher 3 dan Shadow of Mordor.

Kurang lebih sembilan bulan setelah momen itu, saya akhirnya diberikan kesempatan oleh AMD Indonesia untuk mencoba Asus X550IU secara langsung. Terlepas dari kemampuan notebook ini, X550IU belum menjadi anggota keluarga Asus Republic of Gamers, dan lebih ditargetkan pada para profesional serta pelajar. Hal tersebut ditunjukkan oleh faktor spesifikasi serta konektivitasnya.

 

Desain

Asus X550IU merupakan laptop berlayar 15-inci dengan rancangan clamshell  tradisional. Perangkat memiliki tubuh berwarna hitam, dipadu garis-garis merah ala pola kuil suku Aztec yang Asus biasanya bubuhkan di ROG. Struktur plastik mendominasi tubuhnya, dan di sana Anda bisa melihat penggunaan jenis material berbeda: glossy pada lid dan matte bertekstur halus pada area keyboard serta bingkai display.

Asus X550IU 37

Asus X550IU 42

Arahan desain ini secara tidak langsung meminta Anda untuk memperlakukan Asus X550IU dengan kasih sayang. Lid glossy-nya akan baret jika terbentur, lalu dalam waktu singkat, bagian tersebut bisa jadi sarang sidik jari. Anda perlu membersihkannya secara reguler agar X550IU selalu tampil prima. Meski begitu, kualitas build-nya secara keseluruhan terasa meyakinkan dan Asus telah memastikan layar terpasang mantap ke body via sepasang engsel.

Asus X550IU 30

Asus X550IU 26

X550IU memang bukan laptop super-ringan berdesain ultra-thin. Perangkat mempunyai dimensi 38×25,1×2,92-3,17cm dengan bobot 2,45-kilogram (sudah termasuk baterai). Dan ukuran ini Asus manfaatkan sebaik-baiknya untuk membubuhkan sejumlah kelengkapan esensial. Di sisi kiri, Anda akan menemukan port audio 3,5mm, sepasang port USB, LAN, HDMI dan VGA 15-pin. Lalu di bagian kanan terdapat satu lagi port USB dan pintu optical disc drive.

Asus X550IU 25

Asus X550IU 34

Asus X550IU 33

 

Keyboard dan touchpad

Laptop menyuguhkan keyboard full-size dengan tombol chiclet enam baris. Agar muat, Asus memperkecil ukuran tuts di beberapa zona, misalnya di area Function dan numpad. Layout-nya terbilang nyaman untuk mengetik, memungkinkan jari saya menjangkau hampir seluruh tombol tanpa perlu mengangkat telapak tangan; bahkan cukup baik buat menikmati Rise of the Tomb Raider – dibahas lebih jauh di bawah.

Asus X550IU 35

Asus X550IU 27

Touchpad-nya sendiri diletakkan sejajar dengan tombol spasi. Posisi tersebut memang membuatnya terlihat timpang ke area kiri wrist rest, namun karena touchpad sedikit menjorok ke dalam, insiden akibat mouse yang tak sengaja tersentuh jarang terjadi.

Asus X550IU 28

 

Layar

X550IU menyuguhkan display IPS beresolusi 1920×1080p seluas 15,6-inci dengan permukaan anti-glare. Asus dan AMD juga tak lupa membekalinya bersama teknologi FreeSync, yaitu sistem sinkronisasi adaptif di layar LCD yang memungkinkan tercapainya keselarasan antara frame rate konten (game misalnya) dan refresh rate layar, sehingga efek screen tearing dapat diminimalkan tanpa memengaruhi performa hardware.

Asus X550IU 36

Asus X550IU 41

 

Hardware dan pengalaman penggunaan

Asus X550IU menyimpan APU mobile generasi ketujuh AMD FX-9830P quad-core berkecepatan 3GHz, dengan chip grafis Radeon RX 460. Laptop turut dilengkapi RAM DDR4 dual channel 8GB, penyimpanan berbasis hard drive 1TB, dan baterai 4-cell 44Whrs. Unit hands-on ini sendiri mempunyai komposisi hardware sedikit berbeda. HDD 1TB-nya digantikan oleh SSD 128GB. Kapasitas storage memang jadi lebih kecil, tapi SSD membuat waktu load lebih singkat.

Asus X550IU 29

Optical disc drive yang digunakan Asus ialah varian DVD-RW 8x. Dalam diskusi bersama country product manager Veronica Erwin di acara peluncuran Asus X550IU bulan Januari silam, ODD dimanfaatkan karena sang produsen ingin laptop ini memberikan manfaat semaksimal mungkin bagi konsumen targetnya: pelajar dan pekerja. Menurut Asus, kalangan ini masih sangat memerlukan disc drive dan tak sepenuhnya mengandalkan internet buat mengakses konten hiburan.

Asus X550IU 32

Saya pribadi lebih mengidamkan kombinasi SSD dan HDD dengan mengorbankan eksistensi dari optical disc drive (Asus bilang hal ini dapat dilakukan), apalagi hampir semua orang kini telah merangkul metode distribusi digital. Namun Asus menyampaikan bahwa kehadiran SSD akan menyebabkan harganya melampaui batasan Rp 10 juta.

Asus X550IU 31

Selain menguji performa X550IU dengan software-software benchmark, tim AMD juga mendemonstrasikan kesanggupan laptop ini menangani Rise of the Tomb Raider. Di setting default, permainan memilihkan preset grafis ‘high‘ – dengan resolusi full-HD, anti-aliasing FXAA dan double-buffered Vsync. Di setting itu, permainan berjalan stabil di 25- sampai 30-frame rate per detik. Jika Anda menginginkan FPS lebih tinggi, cara terbaiknya ialah mengurangi beberapa efek visual di sana.

Asus X550IU 10

Asus X550IU 8

 

Silakan nikmati sejumlah screenshot Rise of the Tomb Raider yang saya ambil dari X550IU:

Asus X550IU 11

Asus X550IU 12

Asus X550IU 13

Asus X550IU 15

Asus X550IU 16

Asus X550IU 17

Asus X550IU 18

Asus X550IU 20

Asus X550IU 22

 

Dan di bawah ini adalah hasil benchmark-nya.

 

Cinebench

Asus X550IU 5

 

3D Mark

Asus X550IU 1

Asus X550IU 2

Asus X550IU 4

Asus X550IU 3

 

Unigine Heaven & Valley

Asus X550IU 6

Asus X550IU 7

 

Konklusi

Asus X550IU adalah pilihan paling logis jika Anda memiliki modal tak lebih dari Rp 10 juta dan Anda tidak keberatan dengan desainnya yang tradisional. Sejumlah konsumen mungkin mengharapkan SSD, tapi kehadiran optical disc drive beserta port VGA dan HDMI menunjukkan besarnya perhatian Asus terhadap aspek konektivitas serta fleksibilitas pemakaian.

Lalu dari segi performa, APU AMD FX-9830P yang dibantu Radeon RX 460 menjaganya tetap sanggup menangani game-game blockbuster anyar – tentu saja dengan sedikit penyesuaian pada setting grafis. Judul-judul yang sudah diuji dan berjalan memuaskan meliputi Rise of the Tomb Raider, The Witcher 3: Wild Hunt, Doom, Middle-earth: Shadow of Mordor dan Overwatch.

Asus X550IU dijajakan seharga Rp 9,5 juta.

Beberapa Info Terkait Spesifikasi Ataribox Terungkap, Diotaki Chip AMD

Pelepasan Jaguar dua dekade silam merupakan upaya Atari untuk berkompetisi dengan Sega Genesis dan SNES. Namun karena arsitekturnya yang kompleks, pengembangan game jadi sulit, menyebabkannya kekurangan dukungan developer third-party. Akhirnya, Jaguar hanya terjual sebanyak 250 ribu unit dan Atari memutuskan buat menghentikan produksinya di tahun 1996. Sejak saat itu, Atari tak pernah memproduksi console lagi.

Itulah salah satu alasan mengapa pengumuman mendadak Ataribox di E3 2017 membuat khalayak terkejut. Hampir tidak ada yang menyangka Atari punya agenda untuk meluncurkan hardware gaming baru ketika segmen ini sudah dikuasai nama-nama familier seperti PlayStation, Xbox dan Nintendo. Dan setelah produsen mengungkap wujudnya di bulan Juli lalu, kini tersingkaplah sejumlah detail mengenai spesifikasinya.

Saat pertama kali diperkenalkan, Atari hanya bilang bahwa Ataribox dibangun berdasarkan teknologi PC. Lalu dalam newsletter, sang produsen sempat menyebutkan sejumlah konektivitas fisik di sana: empat buah port USB, HDMI,  serta card reader SD. Dan baru lewat wawancara eksklusif GamesBeat bersama GM Feargal Mac, Atari memberikan info terkait prosesor, sistem operasi, harga, serta waktu perilisan Ataribox.

Ataribox 1

Ataribox kabarnya akan diotaki prosesor AMD kustom dengan GPU Radeon dan berjalan di platform Linux. UI-nya didesain untuk memudahkan pengguna navigasi konten via televisi, dan selain permainan-permainan PC, console juga siap mendukung streaming, menjalankan app non-game, musik, serta menemani Anda berselanjar di web.

Atari memang belum menginformasikan kecepatan prosesor serta performa grafis dalam bentuk angka, tapi mereka bilang, kinerja hardware Ataribox setara dengan PC kelas menengah. Besar kemungkinan, ‘PC rasa console‘ Atari itu masih belum cukup kuat menangani judul-judul blockbuster bergrafis berat. Dan menakar dari hal itu, Ataribox sepertinya ditargetkan untuk anak-anak, remaja dan penikmat game casual – bukan hardcore gamer.

Saat tersedia nanti, Feargal Mac dan timnya akan membundel Ataribox bersama koleksi permainan Atari klasik agar Anda bisa segera bernostalgia. Dan tentu saja, console juga siap menyajikan judul-judul populer semisal Minecraft dan Terraria. Mac menjelaskan, dua game indie itu merupakan salah satu pencetus ide dibuatnya Ataribox, tepatnya saat ia melihat beberapa anak mencoba menyambungkan laptop dengan TV untuk memainkan Minecraft.

Ataribox dirancang buat menjadi jembatan antara fleksibilitas ekosistem PC dan kemudahan penggunan ala console.

Atari berencana  untuk memulai kampanye crowdfunding Ataribox di Indie Gogo pada musim gugur tahun ini, dan akan memasarkannya di musim semi 2018. Produk nantinya dijajakan di harga antara US$ 250 sampai US$ 300.