[Review] Xiaomi Poco X3 NFC, Tawarkan Spesifikasi Tinggi Melampui Harganya

Pada pertengahan bulan Oktober lalu, Xiaomi merilis Poco X3 NFC di Indonesia. Smartphone Poco kali ini membidik segmen menengah dan menyebut dirinya sebagai ‘The Real Mid-Range Killer‘ alias pembunuh smartphone kelas menengah.

Dibanderol dengan harga Rp3.199.000 untuk versi 6GB/64GB dan Rp3.599.000 untuk versi 8GB/128GB, tak diragukan lagi spesifikasi Poco X3 NFC memang melebihi harga jualnya. Sebut saja, chipset Snapdragon 732G, layar dengan refresh rate 120Hz, quad camera dengan kamera utama 64MP, dan banyak lagi.

Apakah Poco X3 NFC benar-benar mampu mengungguli smartphone kelas menengah lainnya? Simak review Xiaomi Poco X3 NFC berikut.

Desain Kamera Sangat Menonjol

Review-Xiaomi-Poco-X3-NFC-3
Desain Poco X3 NFC | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Hal unik yang juga menjadi pembeda dengan smartphone lain pada Poco X3 NFC ialah desain modul kamera belakangnya yang tidak biasa dan sangat menonjol. Empat unit kamera dan sebuah LED flash disusun seperti huruf X dan dibingkai persegi panjang dalam orientasi horizontal yang agak membulat pada bagian kanan kirinya.

Tak hanya itu, ada tulisan ‘POCO’ berukuran cukup besar di punggungnya dan memiliki pola bergaris yang memberi kesan simetris. Unit Poco X3 NFC yang saya pakai berwarna cobalt blue, bagian belakangnya ini terbuat dari material polikarbonat dan sedikit melengkung di sisi pinggirnya.

Review-Xiaomi-Poco-X3-NFC-4
Layar Poco X3 NFC | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bagian muka terpampang layar 6,67 inci DotDisplay dengan lubang kamera depan kecil 20MP di bagian tengah atas. Permukaan layarnya diproteksi Gorilla Glass 5 dan dilapisi anti gores, dalam paket penjualan disertakan soft case yang diklaim sudah anti-bacterial.

Bingkainya dari aluminium dan bodinya tahan percikan air dengan sertifikasi IP53. Hadir dengan dimensinya 165,3×76,8×9,4 mm dan bobot 215 gram, bodi Poco X3 NFC ini memang relatif cukup tebal dan berat, meski bisa dimaklumi karena membawa baterai sebesar 5.160 mAh.

Untuk atributnya, di sebelah kanan ada tombol volume dan power yang terintegrasi dengan sensor fingerprint, sedangkan sebelah kiri ada SIM tray berbentuk hybrid. Bagian atas memiliki IR blaster dan mikrofon, lalu di bawah menampung jack audio 3,5mm, port USB Type-C, mikrofon, dan speaker.

Layar 120Hz DotDisplay

Review-Xiaomi-Poco-X3-NFC-6
Layar Poco X3 NFC | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bentang layar IPS 6,67 incinya ditopang resolusi 1080×2400 piksel yang menghasilkan kepadatan sekitar 395 ppi dalam aspek rasio 20:9. Tentunya fitur kunci yang membuat Poco X3 NFC sanggup memukul lawannya di kelas menengah ialah layarnya memiliki refresh rate 120Hz.

Semakin tinggi refresh rate, maka semakin cepat layar mampu memperbarui gambar dalam satu detik sehingga gerakan dalam game terlihat lebih mulus. Keuntungan layar 120Hz dapat dirasakan saat bermain game-game kompetitif dan dengan touch sampling rate 240Hz, perbedaan seperkian detik saja bisa menentukan hasil akhir.

Meski mungkin tidak bisa dirasakan secara langsung, refresh rate tinggi juga membuat animasi dan gerakan scroll atau swipe bakal lebih lancar. Agar konsumsi daya tetap irit, Poco melengkapinya dengan fitur DynamicSwitch yang secara pintar menyesuaikan refresh rate berdasarkan aktivitas.

Lebih lanjut, layar Poco X3 NFC ini memiliki tingkat kecerahan hingga 450 nit, dibekali sertifikasi TUV Rheinland, dan juga Widevine L1 DRM. Artinya memungkinkan menonton film di Netlfix dalam kualitas FHD dan streaming konten HDR10 di YouTube.

Tampilan layarnya bisa disesuaikan di pengaturan, ada fitur color scheme yang menawarkan tiga preset yaitu auto, saturated, dan standard. Opsi auto adalah yang direkomendasikan sistem karena mencakup sepenuhnya ruang warna DCI-P3 dan juga bisa menyesuaikan warna agar sesuai dengan pencahayaan di lingkungan.

Kamera Utama 64MP

Review-Xiaomi-Poco-X3-NFC-7
Kamera Poco X3 NFC | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Poco memasang sensor Sony IMX 682 64MP sebagai kamera utama, ditemani kamera ultrawide 13MP. Sisanya kurang begitu mengesankan, karena sebatas 2MP untuk macro dan 2MP sebagai depth sensor.

Sensor Sony IMX 682 ini berukuran 1/1.73 inci dan dengan teknologi Quad Bayer, Poco dapat menghasilkan foto optimal 16MP dengan piksel besar 1,6um atau resolusi tinggi 64MP dengan piksel 0,8um. Serta, memberikan kemampuan optical zoom sebanyak 2x.

Yang menarik ialah kelengkapan fitur kameranya yang bakal memanjakan para pembuat konten. Berbagai mode foto dan video disediakan Poco, lengkap dengan fitur-fitur berbasis AI.

Mode Pro juga tersedia untuk foto dan video, dengan opsi pengaturan cukup lengkap yang bisa diatur sendiri. Foto bisa disimpan dalam format Raw dan video juga bisa disimpan dalam format LOG, kedua fitur ini memberi lebih banyak fleksibilitas dalam pasca-pemrosesan.

Perekam videonya mendukung sampai resolusi 4K 30fps dan pada mode slow motion bisa rekam video dengan frame rate tinggi 1080p 120fps hingga 720p 960fps. Fitur video lainnya ada short video untuk kemudahan ambil footage 15 detik, mode vlog, front & back, time-lapse, dan clone.

Berikut beberapa hasil foto Poco X3 NFC:

Performa Powerful

Review-Xiaomi-Poco-X3-NFC-5
About phone Poco X3 NFC | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Sistem operasi yang dijalankan Poco X3 NFC ialah MIUI 12 yang masih berbasis Android 10 dan digerakkan oleh Qualcomm Snapdragon 732G. Chipset 4G premium paling tinggi di Snapdragon 7 series yang dibangun pada arsitektur 8nm dengan AI Engine generasi ke-4 yang memungkinkan kalkulasi hingga 3,6 triliun per detik.

SoC ini mengemas prosesor octa-core yang terdiri dari 2-core 2.3GHz Kryo 470 Gold (Cortex-A76) dan 6-core 1.8GHz Kryo 470 Silver (Cortex-A55), serta GPU Adreno 618 800MHz dengan beberapa fitur Snapdragon Elite Gaming, Game Turbo 3.0, dan LiquidCool Technology 1.0 Plus yang dapat mengurangi panas pada prosesor hingga 6 derajat.

Kinerjanya ditopang RAM 6GB/8GB LPDDR4X dan penyimpanan internal hingga 128GB UFS 2.1. Sangat jelas, Poco X3 NFC merupakan smartphone kelas menengah terkuat di kelasnya. Berikut ini hasil benchmark-nya.

Tangki baterai Poco X3 NFC berkapasitas 5.160 mAh yang menjanjikan bertahan lama lebih dari dua hari untuk penggunaan normal, 10 jam bermain game, dan 24 jam nonton video. Isi ulangnya berlangsung cepat berkat fast charging 33W yang dapat mengisi penuh 65 menit dan 63% dalam waktu 30 menit berkat teknologi Middle Middle Tab (MMT) yang mengisi daya dari tengah.

Verdict

Review-Xiaomi-Poco-X3-NFC-8
Desain Poco X3 NFC | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Layar dengan refresh rate setinggi 120Hz dan chipset Snapdragon 732G yang powerful merupakan fitur mewah di smartphone kelas menengah. Apalagi di rentang harga Rp3 jutaan, sangat jelas spesifikasi tinggi yang ditawarkan Poco X3 NFC melampaui harga jualnya.

Aspek lain seperti desain, kamera, dan baterai juga terbilang cukup kuat. Menurut saya, Poco X3 NFC sangat mampu bersaing dengan smartphone kelas menengah kompetitor yang dibanderol Rp5 jutaan sekalipun. Jadi dengan budget terbatas sekitar Rp3 jutaan, Anda sudah bisa mendapatkan beberapa fitur premium.

Sparks

  • Layar memiliki refresh rate tinggi 120Hz
  • Kamera utama menggunakan sensor Sony IMX 682 64MP
  • Chipset Snapdragon 732G yang powerful di kelasnya
  • Baterai besar 5.160 mAh dengan fast charging 33W
  • Harga relatif terjangkau

Slacks

  • Bodi sedikit tebal 9,4mm
  • Kamera 2MP macro dan depth sensor tidak terlalu berguna

Hands-on Tablet Kelas Menengah Terbaru Samsung Galaxy Tab A7

Samsung telah meluncurkan tablet terbarunya di Indonesia, bernama Galaxy Tab A7 versi 2020. Tablet kelas menengah ini hadir dengan layar 10,4 inci dan ditenagai oleh chipset Snapdragon 662 yang siap menunjang pekerjaan atau belajar online anak-anak di rumah.

Samsung Galaxy Tab A7 tersedia di Indonesia dalam warna dark gray dan silver dengan harga Rp4.999.000. Pembelian Galaxy Tab A7 hingga 31 Oktober 2020 akan mendapatkan bonus 12 bulan perlindungan dari Samsung Care+ senilai Rp449.000, yang dapat ditukarkan di aplikasi Samsung Gift Indonesia.

Hands-on Samsung Galaxy Tab A7 2020

Samsung-Galaxy-Tab-A7-2

Unit yang coba varian dark gray dengan bezel layar berwarna hitam, sedangkan untuk warna silver punya bezel putih. Desain tepi bezel layarnya simetris dengan ketebalan 10,5mm yang kelihatan agak tebal tapi masih enak dipandang dan justru bermanfaat untuk mengistirahatkan jempol.

Layar 10,4 incinya menggunakan panel IPS beresolusi 1200×2000 piksel. Ukuran yang lapang membuatnya ideal untuk digunakan multitasking hingga menikmati konten multimedia seperti nonton film dan bermain game. Ditambah keluaran audio yang powerful berkat dukungan quad stereo speaker dengan Dolby Atmos.

Samsung-Galaxy-Tab-A7-3

Samsung merancang tablet ini agar optimal digunakan secara landscape, posisi kamera depan 5MP berada di sebelah kanan bagian tengah. Orientasi layar ini lebih nyaman untuk mengikuti video conference dan webinar, isi presentasi atau bahan ajaran dari guru terlihat dan terdengar jelas.

Hadir dengan dimensi 247,6×157,4mm dan ketebalan 7mm, bodi Galaxy Tab A7 tergolong ramping. Bobotnya pun ringan di angka 477 gram saja, meski kerangka dan punggungnya dari metal. Untuk mengoptimalkan fungsionalitasnya, sebaiknya langsung beli flip cover yang bisa berfungsi sebagai stand dan keyboard Bluetooth pihak ketiga.

Samsung-Galaxy-Tab-A7-4

Konektivitas menjadi salah satu keunggulannya, Galaxy Tab A7 dilengkapi jaringan 4G LTE sehingga Anda tidak sepenuhnya bergantung pada WiFi. Anda bisa menyisipkan satu kartu SIM, bisa buat telepon dan juga SMS. Port USB Type-C menjadi konektivitas kabelnya dan juga masih tersedia jack audio 3,5mm.

Tablet Android 10 dengan One UI 2,5 ini juga dibekali sejumlah fitur penting, proses multitasking bisa dilakukan dengan split screen view atau pop-up view. Lalu ada Quick Share untuk membagikan file berukuran besar ke 5 perangkat Galaxy lainnya pada saat bersamaan. Sayangnya, tidak ada antarmuka Samsung Dex yang memberi pengalaman seperti menggunakan desktop.

Juga ada Samsung Kids untuk belajar dan bermain bersama anak. Samsung Kids berisi aplikasi edukasi dan permainan untuk mengasah kreativitas. Untuk anak yang lebih besar, terdapat fitur parental control yang membantu memonitor maupun memahami penggunaan tablet oleh anak secara mendetail. Orang tua dapat mengatur aplikasi apa saja yang dapat dibuka saat tablet digunakan oleh anak, termasuk jam penggunaannya.

Seperti yang disebutkan di atas, Galaxy Tab A7 mengandalkan chipset Snapdragon 662 dengan RAM 3GB dan penyimpanan internal 32GB yang bisa diperluas dengan menyisipkan microSD. Kapasitas baterai 7.040 mAh akan menjaga Galaxy Tab A7 aktif seharian.

Samsung-Galaxy-Tab-A7-5

Sebagai gambaran, hasil benchmark GeekBench 5 memperoleh skor 311 untuk single-core dan multi-core 1383. Performanya memang tidak terlalu ngebut tapi masih bisa menangani komputasi harian dengan cukup baik. SoC ini dibangun pada process technology 11nm dengan AI Angine generasi ke-3 dan mengemas CPU octa-core yang terdiri dari 4×2.0 GHz Kryo 260 Gold, 4×1.8 GHz Kryo 260 Silver, serta GPU Adreno 610.

Di tengah kondisi pandemi, Galaxy Tab A7 akan menjadi perangkat yang serbaguna. Dari memenuhi kebutuhan multimedia, menunjang produktivitas, hingga perangkat keluarga dan alat belajar online anak-anak. Pada rentang harganya, saingan utama Galaxy Tab A7 ialah Huawei MatePad yang memiliki keunggulan aksesori smart keyboard, tapi ia hanya mengandalkan konektivitas WiFi dan tanpa layanan Google Mobile Service.

Smartphone Android Dual-Screen Microsoft Surface Duo Dirilis 10 September

Microsoft telah membuka pre-order untuk Surface Duo di AS dan rencananya akan dirilis pada tanggal 10 September mendatang. Smartphone Android 10 dengan keunikan dual-screen ini dibanderol US$1.399 atau sekitar Rp20,8 jutaan untuk varian penyimpanan 128GB dan US$1.499 atau Rp22,4 juta untuk versi 256GB.

Ya, keistimewaan Surface Duo terletak pada fitur Dual PixelSense Fusion Display 8,1 inci. Di mana terdiri dari dua panel AMOLED 5,6 inci beresolusi 1800×1350 dalam aspek rasio 4:3 yang masing-masing dapat menjalankan aplikasi secara terpisah. Artinya, aktivitas multitasking bakal berjalan lebih optimal dan perangkat ini memang dirancang untuk produktivitas.

Microsoft-Duo-5

Semua aplikasi Android dapat berjalan di Surface Duo tanpa modifikasi, tetapi pengembang dapat mengoptimalkan tata letak aplikasi untuk benar-benar memanfaatkan dua layar. Microsoft sendiri telah mengoptimalkan aplikasi buatannya seperti Office suite dan OneDrive.

Untuk kameranya, Microsoft menggunakan adaptive camera beresolusi 11MP f/2.0. Hanya ada satu kamera yang berfungsi ganda sebagai kamera depan dan belakang.

Berapa fitur kameranya antara lain auto mode untuk low-light, HDR multi-frame photo capture, dan dynamic range scene detection. Serta, super zoom hingga 7x dan portrait mode dengan depth control. Sementara, perekam videonya mendukung 1080p hingga 4K pada 30 fps dan 60 fps.

Dapur pacu Surface Duo mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 855 berpadu RAM 6GB. Soal kebutuhan daya, Microsoft juga menggunakan dua baterai dengan total kapasitas 3577 mAh. Microsoft menjanjikan ‘all day battery life, memutar video lokal bisa bertahan hingga 15,5 jam, waktu siaga hingga 10 hari, dan waktu bicara hingga 27 jam.

Sumber: TheVerge

Sederet Fitur Unggulan OPPO Reno4 dan Cara Menggunakannya

Belum lama ini, OPPO telah merilis Reno4 di Indonesia. Smartphone ini mengusung pembaruan yang sangat signifikan, tetapi dibanderol dengan harga lebih terjangkau yakni Rp4.999.000.

Sebelumnya, Dailysocial juga sudah banyak membahas OPPO Reno4. Dari mulai desain, kemampuan kameranya, perangkat keras yang digunakan, hingga fitur-fitur unggulannya.

Beberapa fitur unggulan OPPO Reno4 antara lain AI Color Portrait, AI Monochrome Video, 960fps smart slow-motion, night flare portrait, dan ultra steady video 3.0. Juga ada AON smart sensor dan OPPO LAB, dan diartikel ini saya akan mencoba menjelaskan cara memanfaatkan fitur-fitur tersebut.

AI Color Portrait

AI-Color-Portrait

Mungkin kalian bertanya-tanya, apa bedanya dengan mode portrait standar? Lewat mode ini kita tidak hanya dapat menghasilkan foto portrait dengan latar belakang bokeh yang cantik, tetapi kita bisa lebih menonjolkan subjek yang tetap berwarna dengan latar belakang monokrom.

Untuk menggunakan AI Color Portrait, caranya buka aplikasi kamera, geser ke mode portrait, klik filter yang berada di sisi tengah atas, pilih filter portrait color retention, dan atur tingkat bokeh effect. Fitur AI Color Portrait juga tersedia pada kamera depan dan juga dapat diterapkan selama pengambilan video.

AI Monochrome Video

AI-Monochrome-Video

Fitur ini akan menyoroti warna-warna tertentu saja selama pembuatan video yaitu warna RGB. Misalnya kita bisa menonjolkan warna merah saja, maka semua warna lain yang ada di dalam frame akan dijadikan monokrom.

Untuk fitur AI Monochrome Video hanya tersedia di kamera belakang, caranya dari aplikasi kamera geser ke mode video, lalu klik filter, dan pilih filter sky blue menonjolkan warna biru, forest green untuk menampilkan warna hijau, dan crimson untuk memilih warna merah.

960fps Smart Slow-Motion

960fps-Smart-Slow-Motion

Mode high frame rate 960 fps ini berlaku pada resolusi 720p dan 480 fps pada resolusi 1080p. Saat memilih 960 fps, video 1 detik menjadi 10 detik. Contoh yang umum kita bisa memecah balon yang berisi air dan hasil video gerak lambarnya sangat epik. Fitur ini bisa ditemukan pada aplikasi kamera, kemudian pilih more dan Slo-Mo.

Night Flare Portrait

Night-Flare-Portrait

Fitur ini cocok digunakan saat jalan-jalan malam di kota. Night Flare Portrait ini mengombinasikan kemampuan fitur portrait mode dan night mode untuk menciptakan foto portrait di malam hari yang unik dengan efek flare dari bokeh lampu di latar belakang. Cara menggunakannya, masuk ke aplikasi kamera, geser ke mode portrait, dan pilih filter Night Flare Portrait.

Ultra Steady Video 3.0

Ultra-Steady-Video-3.0

Fitur Ultra Steady Video pada OPPO Reno4 telah disempurnakan dan pada generasi ketiga kini kompatibel dengan kamera depan. Fitur ini membantu kita menghasilkan video dengan gerakan mulus tanpa bantuan gimbal. Untuk mengaktifkannya, dari aplikasi kamera geser ke mode video, dan kita bisa mengaktifkan Ultra Steady lewat ikon kecil di sisi kiri atas.

AON Smart Sensor

Disamping kamera depan, OPPO menyemat sensor yang disebut AI-enhanced smart sensor untuk fitur Smart Spying Prevention. Fitur perlindungan privasi ini akan menjaga pengguna dari penguntit.

AON Smart sensor akan mengidentifikasi apabila kamera menangkap keberadaan orang lain yang melihat ke arah layar. Ketika hal tersebut terjadi, OPPO Reno4 akan memberi sinyal dengan otomatis menutup bilah notifikasi dari isi pesan sebagai pertanda jika sedang ada yang mengintip layar penggunanya.

Fitur ini berguna untuk tetap menjaga privasi pengguna OPPO Reno4 saat berada di tempat umum seperti kantor dan transportasi massal seperti kereta, bis, dll. Untuk mengaktifkan fitur smart spying prevention pengguna harus meregistrasikan wajah melalui face unlock.

Caranya buka settings, pilih menu fingerprint, face & password, dan klik face dan daftarkan wajah kita. Setelah itu aktifkan opsi smart spying prevention, buka settings, pilih notification & status bar, manage notification, dan aktifkan opsi anti-peeping.

AON-Smart-Sensor

AON Smart sensor juga bisa dimanfaatkan untuk Smart AirControl, fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengoperasikan aplikasi tanpa menyentuh layar, hanya dengan gerakan tangan. Untuk menggunakannya, buka settings, pilih convenience tools, gestures & motions, air gestures, lalu aktifkan air answer untuk mengangkat panggilan telepon dan air scroll untuk menggeser layar aplikasi tanpa menyentuh.

Juga pastikan opsi pada aplikasi aktif, pilih “Learn gestures” pada layar untuk mempelajari pengoperasian fitur ini. Fitur ini sementara hanya bisa swipe ke atas dan ke bawah. Serta, baru dapat digunakan pada aplikasi tertentu; YouTube, Facebook, TikTok.

Super Power Saving Mode

Super-Power-Saving-Mode

OPPO Reno4 ini menjalankan ColorOS 7.2 berbasis Android 10 dan mendukung fitur yang dapat membuat perangkat dengan sisa baterai 5% untuk bertahan selama 90 menit untuk WhatsApp dan aplikasi navigasi. Untuk mengaktifkannya, masuk ke settings, battery, dan aktifkan Super Power Saving Mode. Sementara untuk menonaktifkannya, pada tampilan layar Super Power Saving Mode, pilih tombol keluar yang berada di sisi kiri atas layar dan pilih ‘Exit Super power saving mode’.

OPPO LAB

OPPO-LAB

OPPO LAB adalah aplikasi produktivitas yang memungkinkan pengguna OPPO Reno4 membuat nada dering pribadi dan terdapat mode yang membantu penggunanya memberi saran terhadap suatu pilihan. Kita harus masuk atau daftar akun HeyTap (OPPO Cloud) sebelum menggunakan aplikasi ini.

Untuk membuat ringtone sendiri, buka OPPO LAB. Kemudian pilih LAB ringtone, select sound, pilih nada dering yang akan diubah dari library, Klik customize, dan geser bola virtual di tengah layar ke koordinat nada sesuai keinginan.

Semakin ke atas, tempo semakin cepat; semakin ke kanan, dinamika semakin kompleks, terus klik generate. Untuk menggunakan ringtone buatan sendiri tersebut, buka OPPO LAB lagi. Pilih LAB ringtone, select sound, dan pilih nada dering yang akan digunakan dari my ringtones, terus klik set as ringtone dan profil penggunaan ringtone.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

[Review] Realme C11: Smartphone Entry Level 1,5 Jutaan dengan Baterai Besar dan Helio G35

Selain meluncurkan perangkat mainstream dan flagship, tentu saja realme masih memiliki satu lini yang mereka tujukan untuk pasar entry level. Realme masih memiliki lini C yang memang memiliki harga satu jutaan. Pada tahun 2020 pula, realme juaga meluncurkan seri C3 yang memang menjadi primadona pada pasar di atas 1,5 jutaan. Dan saat ini, realme memiliki C11 yang juga mengisi pasar satu jutaan.

Lalu apakah realme C11 merupakan penerus dari C3? Ternyata, realme menempatkan C11 untuk menjadi sang penerus dari C2 yang diluncurkan pada bulan Mei 2019 lalu. Hal ini membuat realme C11 sebagai pewaris tahta “Entry-Level King” yang pernah disandang oleh realme C2 tersebut.

Realme C11 memiliki spesifikasi yang memang lebih rendah dari C3. Namun, spesifikasi yang ada tentu lebih tinggi dibandingkan dengan C2. Di Indonesia sendiri, realme C11 merupakan yang pertama menggunakan cip Mediatek Helio G35. Cip ini sendiri tergolong sebagai cip entry level gaming dari Mediatek.

Realme C11

Saat pertama menggenggam perangkat ini, saya pun cukup bingung dengan spesifikasinya. Pasalnya, semua aplikasi pendeteksi cip menyebut realme C11 menggunakan P35, bukan G35. Hal ini tentu saja cukup membingungkan aplikasi-aplikasi tersebut, karena secara spesifikasi Mediatek Helio G35 dan P35 cukup mirip. Keduanya juga diproduksi dengan proses pabrikasi 12 nm.

Seperti pada Helio P90 dan P95, yang membedakan keduanya adalah hadirnya fitur HyperEngine. Tebakan saya, perbedaan Helio G35 dan P35 terletak pada HyperEngine tersebut. HyperEngine memang saat ini hadir pada cip gaming dari MediaTek. Teknologi ini diklaim mampu meningkatkan performa sebuah perangkat secara keseluruhan.

Indonesia sendiri merupakan yang pertama ditunjuk oleh realme untuk menghadirkan C11. Hal ini tentu saja membuat konsumen di Indonesia memiliki kesempatan untuk yang memiliki C11 pertama kali di Indonesia. Kabarnya, Malaysia juga bakal meluncurkan perangkat ini di waktu yang sama.

Realme C11 nantinya bakal keluar dalam dua varian. Untuk varian yang saya dapatkan, spesifikasinya dapat dilihat di bawah ini.

Realme C11
SoC Mediatek Helio G35
CPU 4xCortex A53 2.3 GHz + 4xCortex A53 1,8 GHz
RAM 2 GB / 3 GB
Internal 32 GB
Layar 6.5 inci 1600×720 IPS
Dimensi 164.4 x 75.9 x 9.1 mm
Bobot 196 gram
Baterai 5000 mAh

Perangkat yang saya dapatkan menggunakan RAM dengan kapasitas 2 GB dan penyimpanan internal 32 GB. Untuk data yang saya dapatkan dari CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut:

Unboxing

Seperti inilah isi paket penjualan dari realme C11

Realme C11 - Unboxing

Desain

Ketika saya membuka kotak paket penjualannya, ada satu hal yang berbeda dengan realme C11. Hal tersebut adalah desain pada bagian belakangnya yang justru terlihat bagus. Beberapa teman saya juga setuju bahwa desain belakangnya, yang walaupun memiliki garis tersebut, terlihat lebih premium bahkan dari lini tertingginya.

Realme C11 - Belakang

Back case-nya terbuat dari plastik polikarbonat. Namun saat digenggam, saya merasakan build quality-nya yang memang cukup kokoh dan tidak “kopong” saat diketuk. Desainnya yang kesat juga membuat realme C11 tidak licin saat dipegang.

Realme C11 - Sisi Kiri

Pada bagian depannya, realme C11 menggunakan layar poni dengan model mini drop. Layarnya yang memiliki resolusi 1600×720 ini sudah terpasangkan lapisan anti gores. Namun, saya sangat menyarankan untuk menggunakan tempered glass karena C11 tidak menggunakan pelindung seperti Gorilla Glass.

Realme C11 - Sisi Kanan

Tombol power dan volume dari realme C11 terletak pada bagian kanannya. Pada sisi kiri hanya terdapat sebuah slot nano dual SIM dan slot microSD. Untuk port audio 3.5 mm, slot microUSB, speaker, dan microphone terletak pada sisi bawahnya. Pada bagian belakangnya terdapat dua buah kamera dan sebuah lampu LED flash.

Pada realme C11, saya tidak menemukan adanya sensor sidik jari. Hal ini tentu saja sangat disayangkan karena sensor yang satu ini cukup diandalkan dalam melakukan login aplikasi perbankan dan keuangan. Sebagai gantinya, realme menghadirkan fitur face unlock.

Realme C11 - Sisi Bawah

Realme C11 menggunakan antarmuka realme UI versi 1.0 yang saat ini digunakan di semua lini terbarunya. Realme UI sendiri dibuat dengan basis sistem operasi Android 10. Oleh karena antarmukanya yang tidak terlalu berbeda dengan UI asli dari Android, tentu saja membuat para entry level untuk mengenali cara bernavigasinya.

Jaringan

Realme C11 merupakan sebuah perangkat smartphone yang mendukung jaringan hingga 4G LTE. Perangkat ini sendiri mendukung kanal 1 (2100), 3 (1800), 5 (850), 8 (900), 38 (2600), 40 (2300), dan 41 (2500). Modem yang digunakan mendukung LTE Cat 7 dan sudah mendukung fitur Carrier Aggregation.

Untuk jaringan WiFi-nya, realme C11 tidak mendukung kanal 5 GHz. Namun, penangkapan sinyal untuk WiFi 2,4 GHz-nya patut diacungi jempol. Hal ini karena saya dapat menangkap sinyal lebih tinggi pada saat berada didalam kamar dengan pintu tertutup. Biasanya saya hanya mendapatkan sinyal 2 bar saja, namun dengan C11 saya mendapatkan 3 dari 4 bar yang ada.

Kamera

Untuk menangkap setiap momen yang ada, tentu saja sebuah kamera dibutuhkan. Realme C11 juga sudah dilengkapi dengan dua buah modul kamera di bagian belakang dan satu kamera di bagian depannya. Sayang memang, realme tidak memberitahukan sensor yang digunakan.

Realme C11 - Kamera

Kamera belakang dari realme C11 memiliki resolusi 13 MP. Kamera keduanya memiliki resolusi 2 MP dan hanya digunakan untuk menolong kamera utama dalam mengambil gambar bokeh. Kualitas kameranya sendiri memang cukup baik dalam kondisi cahaya yang cukup. Namun, jangan mengharapkan gambar yang tajam dan bebas noise.

Realme C11 juga memiliki fitur mode malam yang digunakan saat malam hari. Cukup disayangkan, hasil yang saya dapatkan tidak terlalu bagus. Kameranya tidak mampu mengangkat bagian gelap dan mempertajam gambar. Hasilnya bisa dilihat pada contoh di bawah ini. Saya sangat menyarankan untuk menggunakan flash saat kondisi cahaya yang cukup gelap.

Kamera depannya yang memiliki resolusi 5 MP dapat menangkap gambar dengan cukup baik. Sama seperti kamera utamanya, hasil yang ada memang kurang tajam. Namun, hasilnya cukup untuk menyimpan momen yang ada.

Pengujian

Saat pertama perangkat ini datang ke rumah saya, tentu saja saya langsung mencoba menggunakan semua aplikasi benchmark dan game yang ada. Sayangnya saat pertama kali menyalakannya, lag sudah terasa dari pertama kali homescreen muncul. Bernavigasi pun cukup melelahkan saat menggunakannya pertama kali.

Saya mencoba tiga game, yaitu LifeAfter, CoDM, dan PUBG Mobile. Hasilnya? Saya hanya mendapatkan sekitar 14 fps pada LifeAfter yang terkenal cukup berat tersebut. PUBG Mobile pun juga cukup membuat saya harus berhenti melihat layar smartphone karena pusing. Saya pun membuat laporan ke realme mengenai hal ini.

Firmware yang saya gunakan saat itu adalah versi 0390. Ternyata, realme memberikan sebuah firmware baru dengan versi 0470 yang harus di-flash secara manual. Firmware ini pun membuat lag yang ada pada homescreen menjadi hilang. Namun, belum ada perubahan berarti pada benchmark dan game yang saya gunakan.

Setelah itu, sebuah firmware baru pun muncul kembali dengan versi 0530, hasil kiriman dari realme. Sepertinya, firmware yang satu ini membenahi kinerja pada aplikasi benchmark dan game, serta deteksi penamaan dari P35 menjadi G35. Akhirnya, pada game LifeAfter, saya berhasil mendapatkan 34 fps. Hal yang sama terjadi pada PUBG Mobile dan CoDM.

Saya yakin bahwa realme bakal membenahi hal ini pada saat C11 mulai dikirim kepada para konsumennya. Pada artikel ini, saya menggunakan firmware 0530 sebagai dasar pengujian. Hal ini juga kemungkinan besar berkaitan erat dengan cip Helio G35 yang memang cukup baru dan belum ada pada laman situs resmi Mediatek.

Mediatek Helio G35 sendiri menggunakan delapan inti Cortex A53 yang dibagi ke dalam dua clusterCluster pertama memiliki empat inti dengan kecepatan 2,3 GHz, dan cluster kedua memiliki empat inti juga dengan kecepatan 1,8 GHz. GPU yang digunakan juga sama dengan P35, yaitu IMG PowerVR GE8320.

Pada pengujian kali ini, saya menghadirkan Snapdragon 439 yang saat ini dijual dengan rentang harga yang sama. Pembanding lainnya adalah cip yang juga digunakan untuk perangkat di harga satu jutaan, yaitu Unisoc Spreadtrum 9863.

Pada pengujian kali ini, saya menggunakan GeekBench 4. Hal ini dikarenakan GeekBench 5 crash saat dijalankan. Kurangnya RAM pada perangkat ini juga menyebabkan rendahnya nilai yang didapat oleh Antutu 8, di mana tes Terracota tidak bisa dijalankan.

Dengan nilai yang ada, tentu saja membuat perangkat ini bisa digunakan untuk memainkan game-game yang ada di PlayStore. Namun, ada baiknya jika realme mengoptimalkan kembali kinerja dari C11 melalui pembaruan firmware. Tentu saja, konsumen menginginkan perangkat yang optimal saat digunakan.

Pengujian Daya Tahan Baterai

Realme C11 hadir dengan baterai berkapasitas 5000 mAh. Tentu saja, hal ini akan membuat perangkat yang satu ini memiliki daya tahan baterai lebih dari satu hari. Kapasitas besar tersebut juga ternyata menjadi daya tarik tersendiri untuk smartphone dengan harga di bawah dua juta.

Saya menguji baterai dari realme C11 dengan menggunakan video MP4 resolusi 1080p. Video di-loop sampai baterai dari smartphone ini habis. Hasilnya, perangkat ini mampu bertahan hingga 19 jam 34 menit. Hasil seperti ini memang lumrah didapat oleh perangkat dengan baterai 5000 mAh serta memiliki resolusi HD pada layarnya.

Verdict

Perebutan tahta perangkat smartphone pada rentang harga satu jutaan memang masih seru hingga saat ini. Namun, masih banyak konsumen di Indonesia yang membeli dalam rentang harga tersebut. Oleh karena itu, realme pun memberikan pilihan lagi untuk konsumen Indonesia dengan meluncurkan realme C11.

Kinerja yang ditawarkan oleh realme C11 memang bukan yang terkencang. Namun pada harga 1,5 jutaan, kinerjanya patut menjadi perhatian karena mengungguli para pesaingnya yang memiliki harga sama. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai benchmark yang telah saya lakukan, di mana realme C11 unggul di hampir semua pengujian.

Kamera yang ditawarkan juga memiliki hasil yang lumayan bagus. Tentunya, hasil fotonya bisa diandalkan untuk menyimpan momen-momen penting yang terjadi sehari-hari. Hadirnya LED flash juga bisa meningkatkan kualitas gambar pada saat gelap.

Sayang memang, realme belum memberikan harga pastinya. Namun dari positioning yang ada, yaitu perangkat dengan harga 1,5 juta terbaik, tentu rentang harganya sudah ketahuan. Harga ini tentunya tergolong cukup murah untuk sebuah perangkat smartphone yang memiliki banyak fitur, baterai besar, serta layar yang lebar.

Sparks

  • Harganya terjangkau untuk entry level
  • Baterai berkapasitas besar berdaya tahan lama
  • Build yang kokoh
  • Desain premium
  • Kinerja tergolong kencang di harga 1,5 jutaan

Slacks

  • Tidak ada sensor sidik jari
  • Hasil kamera night mode kurang bagus

[Review] Samsung Galaxy M31, Andalkan Baterai 6.000 mAh dan Kamera 64MP

Salah satu jagoan Samsung di pasar smartphone kelas menengah adalah Galaxy M31. Kapasitas baterai jumbo 6.000 mAh menjadi salah satu keunggulannya.

Ya, berbeda dengan Galaxy A series yang menyasar generasi live dan Gen Z. Galaxy M31 ini lebih ditujukan untuk pengguna dengan banyak aktivitas yang butuh daya tahan baterai lama.

Selain baterai besar, daya tarik utama dari Galaxy M31 terletak pada kamera utamanya yang beresolusi 64MP. Dibanderol dengan harga Rp3.999.000, berikut review Samsung Galaxy M31 selengkapnya.

Desain

review-samsung-galaxy-m31-1
Punggung Samsung Galaxy M31 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Samsung Galaxy M31 tampil simpel dengan desain minimalis khas smartphone kelas menengah Samsung. Walau tertanam baterai 6.000 mAh, profil body smartphone ini masih cukup ringkas dengan dimensi 159.2×75.1×8.9 mm dan bobot 191 gram.

Pada bagian depan, Galaxy M31 membawa Infinity-U display dengan panel Super AMOLED berlapis Corning Gorilla Glass 3 untuk melindunginya dari goresan ringan. Layarnya terlihat lapang 6,4 inci dengan bezel tipis dan notch berbentuk U, panelnya beresolusi 1080×2340 piksel dalam aspek rasio 19.5:9.

Beralih ke belakang, tampilan punggung Galaxy M31 yang berwarna ocean blue ini tampak cukup memikat mata. Meski tidak dihiasi dengan pola maupun efek gradasi khusus saat terpapar pantulan cahaya seperti yang terdapat pada Galaxy A series.

Empat unit kamera belakangnya disusun membentuk huruf L di dalam modul persegi panjang di pojok sisi kiri atas. Tak jauh dari kamera, bisa dijumpai sensor pemindai sidik jari konvensional yang posisinya terlalu tinggi sehingga agak sulit digapai.

Bagian bingkai dan cangkang belakangnya terbuat dari material plastik polikarbonat dengan finishing glossy, tapi menurut saya tidak terkesan murahan. Dengan sudut-sudut yang agak melengkung, body-nya terasa solid dalam kepalan tangan.

Untuk atributnya, tombol power dan volume berada di sisi kanan. SIM Tray disebrangnya yang terdiri dari tiga slot. Jack audio 3,5mm, port USB Type-C, mikrofon utama, dan speaker di sisi bawah, serta mikrofon sekunder di sisi atas.

OneUI 2.0; Android 10

review-samsung-galaxy-m31-7
Antarmuka Samsung Galaxy M31 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Samsung Galaxy M31 berjalan pada OneUI versi 2.0 berbasis Android 10 dengan patch keamanan April 2020. Kelebihannya, antarmuka Samsung ini simpel dengan ikon aplikasi berukuran besar. Karena berkonsentrasi pada pengalaman pengguna dan kemudahan penggunaan.

Samsung membenamkan banyak bloatware di Galaxy M31. Mulai dari aplikasi besutannya, aplikasi Google, aplikasi dari Microsoft, hingga aplikasi populer seperti Facebook, Spotify, dan Netflix. Ditambah lagi AppCloud, rekomendasi aplikasi dari Samsung yang harus kita install.

Quad Camera 64MP

review-samsung-galaxy-m31-8
Kamera Samsung Galaxy M31 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Selain baterai berkapasitas besar 6.000 mAh, sektor kamera juga menjadi daya tarik utama Galaxy M31. Di mana membawa konfigurasi quad camera dengan kamera utama beresolusi 64MP f/1.8 menggunakan sensor ISOCELL Bright GW1.

Sensor tersebut berukuran 1/1.72 inci dengan ukuran per piksel 0.8µm. Namun dengan teknologi Tetracell 2×2, secara default hasil optimal yang didapat hanya seperempat yaitu 16MP tapi dengan ukuran per piksel lebih besar 1.6µm sehingga dapat diandalkan di kondisi pencahayaan rendah.

Proses pengambilan gambarnya didukung fitur HDR yang akan secara otomatis aktif bila dibutuhkan. Serta, AI Scene Optimizer yang akan meningkatkan kualitas foto sesuai kondisi pemotretan seperti jenis objek dan pemandangan. Kalau butuh bantuan untuk agar komposisi fotonya lebih baik, bisa mengaktifkan fitur ‘shot suggestions‘.

Bila membutuhkan resolusi aslinya, mode foto 64MP bisa dipilih di pengaturan aspek rasio (ubah ke 3:4 64MP). Namun perlu dicatat, kita kehilangan fitur HDR dan AI Scene Optimizer. Idealnya gunakan resolusi tinggi ini pada siang hari dengan kondisi cahaya yang cerah dan dynamic range-nya tidak seluas ketika fitur HDR aktif.

review-samsung-galaxy-m31-18
Kamera Samsung Galaxy M31 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Lanjut ke kamera 8MP f/2.2 dengan lensa ultra wide 12mm, kita mendapatkan bidang pandang yang sangat lebar 123 derajat. Di mana bisa menghasilkan foto yang unik dengan memanfaatkan efek distorsinya. Catatan saya, bila Anda lebih mengejar hasil optimal dari Galaxy M31 maka kualitas kamera utamanya lebih menjanjikan.

Kemudian, ada 5MP f/2.4 dengan lensa macro, 5MP sebagai depth sensor untuk fitur Live Focus, dan kamera depannya 32MP f/2.0. Catatan untuk mode macro ini optimal dengan jarak 3-5cm dari objek dan untuk mendapatkan fokus secara tepat, kita perlu bergerak maju lebih dekat atau mundur sedikit.

review-samsung-galaxy-m31-17

Untuk aplikasi kameranya cukup intuitif dan kaya fitur. Untuk beralih ke mode wide angle, klik ikon tiga pohon saat berada di mode photo dan video. Lalu, kita bisa mencubit layar untuk zoom tersedia pilihan 0,5, 1x, 2x, dan 8x atau gunakan slider zoom untuk menentukan sendiri dan sebaiknya tidak lebih dari 2x untuk menjaga kualitas foto.

Selain mode photo dan video, mode kamera yang tersedia adalah Live Focus, Pro, panorama, macro, food, night, super slow-mo, slow motion, dan hyperlapse. Serta, fitur filter, beauty, Bixby Vision, dan AR Emoji.

review-samsung-galaxy-m31-16

Kalau untuk membuat konten video bagaimana? Kamera depan dan belakangnya sudah mendukung perekaman video 4K 30fps, fitur ini penting bagi video content creator terutama untuk keleluasaan post processing. Namun ada catatan, fitur digital image stabilization atau EIS hanya tersedia pada resolusi 1080p 30fps.

Bila butuh yang lebih stabil lagi, terdapat fitur Super Steady tapi menggunakan kamera ultra wide dengan crop signifikan untuk mendapatkan perekaman yang mulus. Tetapi, kualitas videonya tidak lebih bagus dibandingkan saat kita menggunakan kamera utama.

Lalu, yang cukup disayangkan adalah absennya video dengan frame rate tinggi seperti 1080p pada 60fps. Opsi ini berguna bagi video content creator, karena bisa memperlambat video hingga 40 persen pada sequence 24fps. Galaxy M31 memang menyematkan mode slow-mo dan super slow-mo, tapi pengaturannya tidak bisa diotak-atik dan hasilnya terbatas pada resolusi 720p.

Berikut hasil foto dari kamera belakang Samsung Galaxy M31:

Performa

Dari sisi performa, Galaxy M31 mengandalkan chipset Exynos 9611 yang dibangun pada proses fabrikasi 10nm. SoC ini juga dapat dijumpai smartphone kelas menengah Samsung seperti Galaxy M30s, M21, A51, dan A50s.

Chipset Exynos 9611 ini mengemas CPU octa-core. Terdiri dari quad-core Cortex-A73 2.3 GHz untuk mengerjakan tugas berat seperti bermain game dan quad-core Cortex-A53 1.7 GHz untuk tugas rutin harian.

Sejauh yang saya coba, performa Galaxy M31 bisa dibilang cukup cepat dan konsisten, proses scrolling dan beralih antar aplikasi. Bersama GPU Mali-G72 MP3, didukung RAM sebesar 6GB, penyimpanan internal 128GB, dan fitur Game Booster. Serta, kombinasi layar Super AMOLED dan baterai 6.000 mAh, Galaxy M31 pun siap memanjakan gamer mobile.

Pengaturan Game Booster ini bisa dijumpai pada aplikasi Game Launcher yang mengumpulkan semua hal terkait gaming pada satu tempat. Untuk performa yang optimal, pastikan pilih opsi focus on performance pada mode game performance.

Lalu, Game Booster ini bisa kita akses saat sedang bermain game, lewat ikon berada di samping tombol navigasi virtual. Di sini kita bisa monitoring temperature, memory, dan level baterai. Juga, mengambil screenshot dan membuat konten video dengan merekam gameplay pada resolusi 1080p.

Yang cukup menarik adalah keberadaan fitur pop-up panel, yang memungkinkan kita menyematkan empat aplikasi favorit dan ditampilkan secara pop-up. Hal ini berguna saat kita sedang melakukan aksi grinding dan sambil menunggu kita bisa sambil nonton YouTube, chatting, atau browsing.

Selain itu, kapasitas baterai 6.000 mAh tentunya membuat Galaxy M31 bisa bertahan seharian. Untuk pemakaian normal, setidaknya bila pagi baterai penuh bisa menemani sampai menjelang tidur.

Perlu dicatat, dukungan Adaptive Fast Charging-nya hanya 15W yang artinya masih belum cukup ngebut untuk mengisi daya sebesar 6.000 mAh.  Kurang lebih dalam waktu 30 menit dari baterai 0 persen akan tersisi sekitar 20 persen dan 40 persen setelah satu jam, serta butuh lebih dari satu setengah jam untuk mengisi penuh. Jadi, jangan lupa mengisi daya sebelum tidur agar Galaxy M31 bisa digunakan seharian.

Verdict

review-samsung-galaxy-m31-23
Paket penjualan Samsung Galaxy M31 | Photo by Lukman Azis/Dailysocial

Samsung Galaxy M31 adalah solusi lengkap bagi Anda yang membutuhkan smartphone dengan daya tahan baterai tangguh, kualitas layar bagus dengan Super AMOLED Full HD+, kamera utama 64MP yang mengesankan, dan performanya lumayan powerful. Semua itu dikemas dalam harga yang sangat kompetitif, yaitu Rp4 jutaan.

Perlu dicatat juga, dibanding Galaxy A series di kelasnya – Galaxy M31 tidak membawa semua elemen kekinian. Layarnya masih menggunakan desain Infinity-U display dengan notch, back cover polosan tanpa pola maupun efek gradasi, dan sensor pemindai sidik jarinya konvensional bukan di bawah layar.

Sparks

  • Baterai 6.000 mAh yang bisa bertahan seharian
  • Layar Super AMOLED Full HD+
  • Kamera utama 64MP 
  • Chipset Exynos 9611 yang cukup powerful
  • Harga kompetitif 

Slacks

  • Fast charging hanya 15W, kurang cepat
  • Masih menggunakan desain lama Infinity-U display
  • Sensor pemindai sidik jari konvensional

[Review] Xiaomi Mi 10: Flagship Android Lengkap Harga 9 jutaan

Siapa yang tidak rindu dengan harga perangkat flagship yang memiliki harga tidak sampai 10 juta rupiah? Saat ini, sebuah perangkat flagship bisa dijual dengan harga dari 12 juta hingga 30 jutaan! Hal tersebut tentu saja membuat tidak semua orang bisa merasakan fitur-fitur yang ada pada smartphone mahal tersebut. Lain halnya dengan Xiaomi.

Sebelum kita membahas lebih lanjut, saya tergelitik dengan banyaknya orang mengatakan “Xiaomi kok mahal!?”. Bagi Anda yang belum tahu, Xiaomi memiliki dua lini smartphone, dengan nama Redmi dan Mi. Redmi merupakan lini perangkat Xiaomi yang khusus dipasarkan untuk pengguna mainstream dan entry level, sedangkan Mi ditujukan untuk pasar yang lebih premium.

Xiaomi pernah berjanji kepada masyarakat Indonesia, di bawah kepemimpinan Alvin Tse, akan mengeluarkan sebuah perangkat flagship. Hal tersebut diwujudkan dengan peluncuran smartphone Xiaomi Mi 10. Harganya, walaupun tergolong tinggi, namun bisa dibilang murah untuk sebuah perangkat flagship di tahun 2020. Xiaomi menjualnya dengan harga Rp. 9.999.000 saja!

Xiaomi Mi 10

Dengan harga tersebut, Xiaomi bahkan tidak tanggung-tanggung memampatkan teknologi terbaru ke dalam Mi 10. Sebut saja kamera 108 MP yang sebelumnya dimiliki oleh Mi Note 10 Pro, SoC untuk Android terkencang saat ini, layar melengkung, desain punch hole pada layarnya, dan lain sebagainya.

Untuk spesifikasinya, dapat dilihat pada tabel berikut ini

Xiaomi Mi 10
SoC Snapdragon 865
CPU 1×2.84 GHz Kryo 585 Prime + 3×2.42 GHz Kryo 585 Gold + 4×1.80 GHz Kryo 585 Silver
GPU Adreno 650
RAM 8 GB
Internal 256 GB UFS 3.0
Layar 6,67 inci Super AMOLED 2340 x 1080 90 Hz Gorilla Glass 5
Dimensi 162.5 x 74.8 x 9 mm
Bobot 208 gram
Baterai 4780 mAh
Kamera 108 MP / 27 MP utama, 13 MP Ultrawide, 2 MP Bokeh, 2 MP Macro, 20 MP Selfie
OS Android 10 MIUI 11

Hasil dari CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut

Sebenarnya, Xiaomi juga memiliki Mi 10 Pro. Namun, Xiaomi Indonesia memilih untuk tidak memasukkan perangkat yang satu ini. Mungkin, Xiaomi Indonesia mengira bahwa harga di atas 10 juta tidak akan menarik konsumen di Indonesia. Padahal, banyak juga yang menunggu perangkat yang satu ini.

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan Xiaomi Mi 10

Xiaomi Mi 10 - Unboxing

Desain

Sekilas, desain dari Mi 10 mirip dengan Xiaomi Mi Note 10. Smartphone ini juga memiliki lekukan pada bagian depan dan belakangnya. Mi 10 juga memiliki rangka aluminium sehingga membuat badannya tidak mudah bengkok saat terduduk. Bagian belakangnya sendiri juga memiliki finishing glossy yang tentu saja ramah terhadap sidik jari.

Xiaomi Mi 10 - Kiri

Layar dari Xiaomi Mi 10 memiliki resolusi 2340 x 1080 dengan teknologi Super AMOLED. Layarnya sendiri sudah mendukung refresh rate 90 Hz, sehingga mampu menghasilkan frame rate yang cukup halus pula. Untuk pelindung layarnya, Xiaomi sudah memasangkan Gorilla Glass 5 yang lebih tahan terhadap benturan. Namun, layar AMOLED kerap menghasilkan garisan hijau saat terbentur, sehingga memasang pelindung layar sangat disarankan.

Xiaomi Mi 10 - UFOTest

Berbeda dengan Xiaomi Mi Note 10 Pro, desain bagian depannya saat ini menggunakan model Dot Display. Desain ini menghadirkan sebuah lubang untuk kamera depan pada sisi atas kiri dari layarnya. Jadi, hal ini juga merupakan sebuah “refresh” bagi mereka yang bosan terhadap model poni.

Xiaomi Mi 10 - Bawah

Desain bagian belakangnya masih mengikuti model dari Mi Note 10, yaitu mengurutkan kamera dari bagian atas ke bawah. Ada empat buah kamera yang terpasang pada bagian belakang tersebut, lengkap dengan flash serta soft flash. Pada bagian belakang itu pula hadir sebuah sensor NFC yang sering kali digunakan untuk melakukan transaksi dengan melakukan tapping.

Xiaomi juga tidak lupa menaruh sensor infra merah di bagian atas dari Mi 10 serta speaker stereo. Volume naik dan turun serta tombol power diletakkan pada sisi sebelah kanan. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot USB-C, speaker, serta slot nano SIM (yang sayangnya hanya satu SIM saja). Kedua speaker terletak pada sisi sebelah kiri, sehingga untuk bermain game, pengguna harus membalik posisinya agar sehingga suaranya tidak tertutup tangan.

Xiaomi Mi 10 - Belakang

Mi Note 10 Pro datang dengan menggunakan antarmuka MIUI 11. Berbeda dengan Xiaomi Mi Note 10 Pro, sistem operasi yang dibawa oleh Mi 10 adalah Android 10. Hal ini tentu akan memperpanjang masa update sistem operasi Android dari Mi 10 yang biasanya akan mendapatkan dua kali.

Jaringan

Xiaomi selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Mi 10 sendiri mendukung band 1(2100), 2(1900), 3(1800), 4(1700/2100), 5(850), 7(2600), 8(900), 20(800), 28(700), 32 (1500),  38(2600), dan 40(2300) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia.

Mi 10 juga membuka dukungan terhadap kanal-kanal 5G, walaupun belum ada di Indonesia. Xiaomi melakukan hal tersebut salah satunya adalah kebutuhan pengguna saat bepergian ke luar negeri serta membantu mendorong infrastruktur 5G di Indonesia. Mi 10 mendukung band 5G Sub6 1 (2100), 3 (1800), 7 (2600), 28 (700), 77 (3700), dan 78 (3500).

Kamera

Perangkat flagship dari Xiaomi selalu dipersenjatai dengan kamera yang menghasilkan gambar yang bagus. Xiaomi pun menaruh sensor yang digunakan pada Mi Note 10 Pro kembali pada Mi 10. Yup, ISOCELL HMX 108 MP buatan Samsung pun kembali. Ini adalah perangkat kedua Xiaomi yang menggunakan sensor 108 MP tersebut.

Xiaomi Mi 10 - Kamera

Dengan menggunakan teknologi TetraCell atau quad bayer, membuat sensornya bisa memilih piksel mana yang terbaik dalam sebuah pengambilan gambar. Hasilnya adalah gambar dengan resolusi 27 MP, atau 108 MP jika semua piksel digunakan. Namun, setiap perangkat tentu saja memiliki setting yang berbeda-beda. Hal ini yang membuat kamera utama Mi 10 memiliki gambar yang lebih baik dari Mi Note 10 Pro.

File yang dihasilkan dari kamera utamanya adalah 27 MP dan memiliki file dengan kapasitas yang besar. Namun karena menggunakan Snapdragon 865, Mi 10 tidak memerlukan waktu proses seperti halnya Mi Note 10 Pro.

Ada empat buah kamera yang tertempel pada bagian belakangnya. Yang pertama adalah kamera 2 MP depth sensor, 108 MP, 2 MP makro, dan 13 MP wideangle. Kecuali depth sensor, ketiga kamera yang ada mampu mengambil gambar dengan kualitas yang mumpuni.

Kamera utamanya mampu menangkap gambar dengan sangat apik. Tajam, noise yang rendah, serta warna yang cukup akurat. Hanya saja, pada beberapa kasus, warna merah yang tertangkap terlalu over sehingga tidak sesuai dengan warna aslinya.

Kamera Wideangle pada Mi 10 juga bisa menangkap gambar dengan baik. Biasanya kamera yang ditujukan untuk wideangle memiliki kualitas yang kurang bagus. Memang, hasilnya tidak sebaik kamera utamanya, namun hasilnya sudah cukup memuaskan.

Mungkin kamera macro yang masih menjadi kekurangan pada Mi 10. Dengan resolusi 2 MP, memang hasilnya tidak terlalu jelek. Namun, hasilnya masih bisa lebih baik lagi jika menggunakan kamera utama yang di zoom.

Kamera selfie-nya juga dapat menangkap gambar dengan tajam. Saat menangkap gambar muka dengan kumis dan jenggot, kameranya mampu menangkap helai rambut yang ada. Untuk hasil yang lebih halus, gunakan saja fungsi beautify.

Xiaomi juga menawarkan pengambilan video dengan resolusi 8K pada Mi 10. Uniknya, pengambilan video pada resolusi ini juga didukung dengan OIS-nya, sehingga gambar menjadi lebih stabil. Sayangnya, masih sangat sedikit perangkat TV dan monitor yang mampu menjalankan video 8K. Hal ini tentu saja membuatnya menjadi future proof, namun untuk saat ini sepertinya akan jarang digunakan untuk mengambil video,

Pengujian

Xiaomi Mi 10 sudah menggunakan Snapdragon 865 yang saat ini merupakan cip terkencang untuk perangkat Android. Menggunakan prosesor Kryo 585 Prime dan Gold yang berbasis Cortex A77 membuatnya lebih kencang saat membutuhkan processing power yang tinggi. Sedangkan Kryo 585 Silver yang masih berbasis Cortex A55 akan digunakan saat bernavigasi sehingga lebih hemat daya.

Menggunakan Mi 10 dalam bermain game memang sangat nyaman. Saya tidak menemukan lag yang berarti yang bahkan masih saya temukan pada perangkat Snapdragon 855+. Hal tersebut dapat dirasakan pada saat bermain game LifeAfter pada peta Levin City. Dengan Mi 10, semuanya lancar. Sayang memang, masih jarang game pada Android yang mendukung layar 90 Hz dan masih mengunci frame rate pada 60 fps, sehingga cukup sulit untuk mengujinya.

Untuk benchmarking, saya menghadirkan cip Snapdragon 855+ untuk mengetahui seberapa kencang kinerja dari Mi 10. Saya juga memasukkan Mi Note 10 Pro dengan SD 730G karena mewakili cukup banyak perangkat baru yang diluncurkan dengan cip yang sama.

Dengan kinerja seperti ini, Anda tidak perlu lagi khawatir mengenai bermain game atau melakukan rendering video. Semua akan berjalan tanpa lag dan kencang. Dan satu lagi, unit yang saya dapatkan tidak menghasilkan panas yang berlebih pada saat bermain game dengan seting tertinggi.

Uji Baterai dengan MP4

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Pengujian berlangsung selama 19 jam 31 menit pada unit yang kami dapatkan.

Menggunakan charger bawaan dengan rating 30 watt, saya berhasil melakukan pengisian ulang dengan baterai sebesar 4780 mAh ini. Ternyata dari habis sampai 100%, Mi 10 bisa diisi dalam waktu sekitar 75 menit saja. Sayang, perangkat Qi Charging saya rusak, sehingga tidak bisa melakukan pengujian pengisian baterai melalui wireless charging.

Verdict

Sekali lagi, akhirnya Xiaomi benar-benar meluncurkan full flagship mereka di Indonesia. Dengan perangkat Mi 10 yang memiliki feature lengkap dengan harga yang lebih terjangkau, tentu saja membuatnya memiliki ketertarikan tersendiri. Segala kelengkapan yang dimiliki oleh Xiaomi pun ada pada smartphone yang satu ini.

Xiaomi Mi 10 - On a Plate

Kinerja dari Mi 10 sudah tidak perlu lagi dipertanyakan. Dengan Snapdragon 865, membuat Mi 10 mampu menjalankan seluruh game yang dibuat untuk Android tanpa lag. Tentunya, hal ini juga termasuk aplikasi-aplikasi berat seperti untuk video editing. Dengan kinerja seperti ini, membuat Mi 10 merupakan smartphone resmi dengan Snapdragon 865 termurah di Indonesia saat ini.

Kamera ada smartphone flagship ini justru lebih baik dibandingkan dengan perangkat flagship camera-nya. Gambar yang diambil sangat apik, membuat kamera saku menjadi tidak lagi diperlukan. Bahkan beberapa feature seperti pengambilan gambar 8K, OIS, dan lain sebagainya belum ditemukan pada beberapa kamera mirrorless.

Harga dari Xiaomi Mi 10 adalah Rp. 9.999.000. Harga tersebut memang terlihat sangat tinggi untuk sebuah perangkat smartphone. Namun, melihat dari feature yang dibawa, kinerja yang dihasilkan, serta desain yang dimilikinya, membuat harga tersebut menjadi lebih terjangkau. Hal ini tentu saja menambah alternatif pilihan konsumen Indonesia dalam membeli sebuah smartphone flagship.

Sparks

  • Snapdragon 865, Kencang!
  • Hasil kamera yang bagus
  • Desain yang apik
  • Layar 90 Hz
  • Speaker Stereo
  • Charger 30 watt bawaan
  • Daya tahan baterai cukup baik
  • 5G!

Slacks

  • Masih belum memiliki rating IP (tahan air dan debu)
  • Hanya satu SIM saja
  • Kamera Makro masih 2 MP dan mudah tergantikan dengan kamera utama + zoom

Deretan Fitur Unggulan ColorOS 7 yang Bisa Dinikmati Konsumen OPPO

Di ranah smartphone Android, antar muka ponsel sering kali agak disepelekan oleh konsumen. Padahal, antar muka merupakan salah satu faktor pembeda utama di antara begitu banyaknya brand smartphone. Spesifikasinya boleh sama, tapi dengan antar muka yang berbeda, maka pengalaman yang didapat juga akan berbeda pula.

Bagi para pengguna perangkat OPPO, tentunya ada sudah familier dengan nama ColorOS. Versi terbarunya, ColorOS 7 yang menggunakan Android 10 sebagai basisnya, telah tersedia di sejumlah model. Dari yang terjangkau seperti OPPO A52, sampai flagship Find X2 Pro, semuanya telah menjalankan ColorOS 7 secara default.

Yang mungkin jadi pertanyaan, apa saja fitur-fitur baru yang ditawarkan ColorOS 7? Dalam artikel ini, saya akan coba jelaskan secara singkat keunggulan-keunggulannya.

Clone Phone

ColorOS 7 Clone Phone

Saya awali dengan fitur yang cukup sering diremehkan, tapi sangat penting demi memudahkan pengalaman konsumen, yakni Clone Phone. Saat membeli smartphone baru, sering kali konsumen hendak memindah data dari perangkat lama ke yang baru. Dengan Clone Phone, pengguna cukup memindai sebuah kode QR, maka data dari ponsel lama akan dipindah ke ponsel baru tanpa bantuan kabel.

Focus Mode

ColorOS 7 Focus Mode

Selanjutnya, ada fitur Focus Mode yang sangat cocok untuk masa-masa bekerja atau belajar dari rumah seperti sekarang. Saat fitur ini diaktifkan, perangkat bakal memutar musik-musik ambient untuk membantu pengguna berkonsentrasi, sekaligus mematikan notifikasi untuk sementara waktu, dengan durasi yang ditentukan oleh pengguna sendiri.

Split Screen

ColorOS 7 Split Screen

Masih seputar produktivitas, fitur Split Screen pada ColorOS 7 tentunya bakal sangat membantu kegiatan bekerja maupun belajar yang memerlukan dua aplikasi sekaligus (multitasking). Video conference sambil membuat catatan? Menulis email sambil mengecek kalender? Atau mungkin malah menonton video YouTube sambil chatting? Semuanya bisa dilakukan berkat Split Screen.

Smart Sidebar

ColorOS 7 Smart Sidebar

Belum beralih dari aspek multitasking, ada fitur Smart Sidebar yang memberikan akses cepat ke sejumlah aplikasi maupun fungsi-fungsi seperti Split Screen, Screenshot maupun Screen Recording. Isi pada Smart Sidebar ini bisa diatur sesuai kebutuhan, dan untuk mengaksesnya, pengguna hanya perlu menarik garis kecil berwarna putih yang muncul di sebelah kanan tampilan homescreen.

Screenshot

ColorOS 7 Screenshot

Mengambil screenshot dengan gesture tiga jari tetap dipertahankan di ColorOS 7, namun pengguna sekarang memiliki opsi ekstra yang sangat menarik. Jadi usai mengambil screenshot, gambar kecil tampilan hasilnya bisa diusap ke bawah untuk langsung membuka fungsi sharing, atau diusap ke atas untuk lanjut mengambil screenshot halaman yang panjangnya melebihi layar.

Screen Recording

Sesuai namanya, Screen Recording berfungsi untuk merekam seluruh tampilan layar. Pada ColorOS 7.1, yang dapat direkam bukan cuma video, melainkan juga audio. Jadi semisal pengguna hendak merekam sesi gaming-nya, momen tersebut bisa diabadikan lengkap beserta audionya. Juga unik adalah bagaimana Screen Recording pada ColorOS 7 dapat di-pause kapan saja untuk dilanjutkan lagi nantinya.

Full-screen Gesture

Berhubung menggunakan Android 10 sebagai basisnya, ColorOS 7 pun sudah menerapkan berbagai gesture untuk navigasi full-screen. Gesture-nya ini dapat dikustomisasi lebih lanjut, semisal mengubah gesture mengusap dari samping kiri layar untuk berpindah ke aplikasi terakhir yang dibuka sebelumnya. Secara default, gesture ini berfungsi untuk kembali ke halaman sebelumnya.

Digital Wellbeing

ColorOS 7 Digital Wellbeing

Fitur ini berguna untuk memantau waktu yang kita habiskan menggunakan smartphone, sekaligus melihat aplikasi yang paling sering digunakan. Dari situ kita dapat menerapkan batasan waktu penggunaan, semisal untuk aplikasi Instagram yang terbukti menghabiskan waktu paling banyak setiap harinya.

Private Safe

Anggap saja fitur ini sebagai brankas digital untuk mengamankan beragam data sensitif seperti foto atau rekaman audio. Demi keamanan ekstra, pengguna sama sekali tidak bisa mengambil screenshot selama berada di dalam Private Safe.

Riding Mode

ColorOS 7 Riding Mode

Kalau Focus Mode tadi dimaksudkan untuk menemani bekerja atau belajar, maka Riding Mode dirancang untuk mendampingi berkendara. Selama Riding Mode aktif, semua notifikasi akan dimatikan. Andai ada yang menelepon, perangkat bisa mengirimkan pesan balasan secara otomatis (yang sudah disiapkan terlebih dulu oleh pengguna).

Music Party

ColorOS 7 Music Party

Sejumlah speaker Bluetooth yang ada di pasaran menawarkan semacam fitur sinkronisasi yang memungkinkan musik dari satu sumber untuk diputar di beberapa unit speaker sekaligus. Skenario serupa juga dapat diterapkan pada smartphone OPPO dengan ColorOS 7. Cukup dengan memindai kode QR di perangkat yang menjadi sumber musik utama, maka perangkat sisanya bakal memutar musik yang sama secara sinkron.

Multi-User Mode

ColorOS 7 Multi User Mode

Sesuai namanya, fitur ini sangat cocok untuk satu perangkat yang digunakan oleh lebih dari satu orang, semisal jika ponsel Anda sering dipinjam oleh anak, sehingga data-data penting Anda akan tetap terjaga dan tidak bisa diakses sembarangan olehnya.

Di luar itu, Multi-User Mode juga dapat dipakai untuk membagi waktu secara lebih optimal. Jadi selama jam kerja, kita dapat mengaktifkan satu profil yang sudah disiapkan yang tidak dilengkapi aplikasi-aplikasi pengalih perhatian seperti Instagram dan lain sejenisnya. Selesai bekerja, barulah saatnya mengaktifkan profil yang murni disiapkan untuk hiburan.

Black Screen Mode

Salah satu manfaat yang bisa didapatkan para pelanggan YouTube Premium adalah memutar video dengan posisi layar mati (untuk mendengarkan audionya saja selagi menghemat baterai). ColorOS 7 punya fitur serupa, di mana layar akan terkunci dan video bisa tetap berjalan, sehingga perangkat dapat disimpan di dalam saku tanpa takut layarnya tertekan tanpa sengaja. Selama tombol power-nya tidak tertekan, video akan terus diputar sampai habis.

Simple Mode

ColorOS 7 Simple Mode

Fitur yang satu ini disiapkan untuk konsumen lansia atau yang agak kesulitan melihat layar smartphone dengan jelas. Saat diaktifkan, semua tampilan ColorOS 7 akan diperbesar, mulai dari icon aplikasi sampai gambar dan teks sehingga lebih mudah terbaca.

Smart Assistant

ColorOS 7 Smart Assistant

Smart Assistant mengumpulkan berbagai macam informasi ke dalam satu tempat yang mudah diakses, yakni dengan mengusap layar ke kanan dari tampilan homescreen. Dari informasi seperti kuota internet yang sudah terpakai, sampai informasi cuaca maupun fitur pemindai dokumen, semuanya bisa diakses langsung dari Smart Assistant.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Xiaomi Bongkar Mi 10! Yuk Lihat Isi Smartphone-nya

Xiaomi merupakan salah satu perusahaan smartphone pertama yang sering mengadakan bongkar pasang untuk para jurnalis. Hal tersebut pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh mantan Vice President mereka, Hugo Barra, dengan perangkat Xiaomi Mi 4i. Kali ini, Xiaomi Indonesia mengulang kembali pembongkaran dari perangkat mereka yang terbaru, yaitu Xiaomi Mi 10.

Xiaomi Mi 10 Teardown

Bedanya pembongkaran dari Mi 10 kali ini adalah dilakukan secara online. Hal ini memang cukup unik mengingat keadaan pada masa PSBB, tidak boleh mengadakan acara yang mengumpulkan banyak orang. Sayangnya, pertemuan kali ini diadakan dengan aplikasi Zoom, yang membuat resolusi yang saya dapatkan tidak tinggi.

Seperti biasa, untuk membongkar perangkat flagship dari Xiaomi, membutuhkan pemanasan khusus agar dapat meregangkan perekatnya. Setelah itu, dengan suction cup, perangkat ini ditarik pada back case-nya sehingga terbukalah bagian belakangnya.

Foto 2 - Komponen Lapisan grafit, Komponen NFC, dan Komponen Wireless Charge

Setelah dibuka, dapat dilihat bahwa sebagian besar komponen bagian dalam Mi 10 dilapisi dengan grafit yang berfungsi untuk anti statik. Komponen lain seperti NFC dan teknologi pengisian daya ulang secara wireless juga dapat terlihat di sini. Selain itu terdapat dual speaker stereo yang diletakkan secara simetris pada bagian atas dan bawah. Dual speaker ini terdiri dari dua buah speaker super linier 1216 dan ruang speaker setara 1.0cc dengan amplitudo speaker hingga 0,5mm.

Foto 3 - Komponen Dual Speaker

Setelah melepas grafit, dapat dilihat beberapa komponen seperti motherboard dan komponen baterai dari Mi 10. Di sebelah kanan, terlihat baterai Mi 10 yang berkapasitas 4,780mAh. Di bawah kemasan baterai, terdapat optical fingerprint yang tipis untuk in-display fingerprint pada Mi 10.

Foto 4 - Komponen Baterai

Setelah bingkai kamera belakang dilepas, dapat dilihat modul empat kamera dari Mi 10. Sensor 108MP terlihat lebih besar dibandingkan tiga sensor lainnya. Beberapa komponen lain dan modul laser autofocus juga terlihat di sini.

Foto 6 - Komponen Kamera Belakang

Motherboard dari Mi 10 menggunakan desain yang berbentuk “L” dengan foil tembaga dan pelindung grafit. Pada papan tersebut bisa ditemukan komponen seperti Snapdragon865 dengan modem Wi-Fi 6, modul manajemen daya, serta audio-decoding. Selain itu penyimpanan UFS3.0 dan LPDDR5 juga ditemukan pada board yang satu ini.

Foto 5 - Komponen Motherboard

Sayangnya, Xiaomi tidak membongkar sampai dengan tahap Liquid Cooling nya. Pendingin tersebut masih menempel menjadi satu dengan layarnya. Dapat juga dilihat pada pendingin tersebut, terdapat thermal paste berwarna abu-abu yang membantu mengalirkan panas dari SoC ke pendingin yang nantinya akan disebarkan oleh liquid cooling-nya.

Foto 7 - Kamera depan

Layar Garansi Setahun

Layar yang ada sudah terlindungi dengan Gorilla Glass 5. Namun, menggunakan layar yang keras bukan berarti aman dari pecah maupun goresan. Akan tetapi, harga Mi 10 yang tergolong cukup tinggi ternyata membawa sebuah angin segar bagi pemiliknya.

Foto 1 - Komponen Keseluruhan

Pergantian layar sendiri bisa memakan biaya yang bisa digunakan untuk membeli sebuah perangkat Redmi Note 8. Dengan harga sekitar tiga jutaan, layar Mi 10 yang pecah bisa diganti pada pusat servis Xiaomi. Walaupun begitu, selama satu tahun pengguna Mi 10 bisa bernafas lega karena Xiaomi menggaransi layar mereka dari kesalahan pengguna, termasuk retak.

SIM Tray muat dua SIM?

Sudah diketahui bahwa perangkat Mi 10 yang masuk ke Indonesia hanya dapat menggunakan satu SIM saja. Perangkat ini juga tidak mendukung eSIM yang saat ini sepertinya sedang naik daun. Namun pada sesi teardown kali ini, dapat dilihat SIM tray dari Mi 10 seperti untuk dua SIM dengan satu lubang tertutup.

 

Sempat terlontar sebuah pertanyaan, jika SIM tray tersebut diganti, apakah Mi 10 bisa menggunakan dua SIM? Andi Rengreng selaku Product PR Manager Xiaomi Indonesia pun dengan tegas mengatakan tidak. Perangkat Mi 10 yang masuk ke Indonesia memang benar-benar hanya mendukung satu koneksi seluler saja. Jadi, mereka yang memiliki dua nomor memang harus menggunakan dua perangkat yang berbeda.

OPPO A92, Hadir dengan Desain Baru Neo-Display

Wabah virus covid-19 tak mengendurkan upaya OPPO dalam memasarkan smartphone teranyar mereka di Indonesia. Setelah Reno3 series, OPPO turut meresmikan tiga perangkat A series guna menjangkau konsumen lebih luas yaitu A12, A52, dan A92.

Pada artikel ini, saya akan mengulas OPPO A92 yang diposisikan sebagai penerus OPPO A9 2020. Salah satu pembaruan yang dihandirkan ialah penggunaan desain layar baru Neo-Display.

Apa lagi pembaruan dan peningkatan yang dibawa oleh smartphone yang dibanderol dengan harga Rp4.199.000 ini? Mari kita bahas.

Neo-Display 1080p

speed-review-oppo-a92-2

Bila dibandingkan dengan pendahulunya, tampilan OPPO A92 sangat berbeda dengan OPPO A9 2020. Bagian muka mengemas desain layar baru yang disebut Neo-Display yang tampil beda. Di mana terdapat lubang layar di pojok kiri atas guna menampung kamera depan 16MP.

Layarnya berukuran 6,5 inci dalam rasio 20:9, bedanya resolusinya telah ditingkatkan dari HD+ menjadi FHD+ (1080×2400 piksel) yang menyuguhkan kepadatan layar sebesar 405 ppi. Bezel samping kanan dan kirinya pun sangat tipis hanya 1,73mm dan punya screen-to-body ratio mencapai 90,5 persen.

Beralih ke belakang, untuk pertama kalinya desain konstelasi diterapkan. OPPO A92 mengadopsi desain 3D quad-curve guna mengoptimalkan sudut lengkung pada bagian belakang sehingga lebih nyaman dalam genggaman tangan.

Penempatan AI Quad Camera belakangnya juga dirombak dalam modul berbentuk persegi panjang di sisi kiri atas yang tampil kekinian. Sedangkan, sensor fingerprint-nya dipindahkan dari belakang ke sisi kanan smartphone.

AI Quad Camera

OPPO A92

 

Konfigurasi empat kamera belakangnya tidak berubah meski layoutnya kini tampil baru, OPPO A92 punya kamera utama beresolusi 48MP Quad Bayer dengan aperture f/1.7 yang mana secara default menghasilkan foto 12MP dengan ukuran per piksel 1.6µm atau 64MP 0.8µm bila semua piksel digunakan.

Kemudian ada kamera sekunder 8MP f/2.2 dengan lensa ultra wide yang menyuguhkan bidang pandang 119 derajat. Sisanya masing-masing 2MP dengan lensa monokrom untuk efek black & white yang artistik dan sebagai depth sensor.

Bagi penggemar foto malam, OPPO A92 sudah dilengkapi mode Ultra Night Mode 2.0. Lalu, untuk perekam videonya sudah mendukung hingga 4K 30 fps, lengkap dengan video stability EIS untuk meredam getaran. Hasil videonya bisa langsung diedit menggunakan aplikasi edit video bawaan bernama SOLOOP.

RAM 8GB dan Storage 128GB

speed-review-oppo-a92-4

OPPO A92 sudah mengoperasikan Android 10 dengan ColorOS versi terbaru 7.1. Dapur pacunya masih sama seperti pendahulunya, yakni mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 665 yang masih terbilang powerful di kelas menengah.

SoC ini mengemas CPU octa-core, terdiri dari empat inti Kryo 260 Gold berkecepatan 2.0 GHz dan sisanya Kryo 260 Silver berkecepatan 1.8 GHz. Serta, GPU Adreno 610 dengan fitur Hyper Boost yang menghadirkan pengalaman gaming yang lancar.

Untuk memastikan performanya berjalan mulus, OPPO A92 ditopang RAM LPDDR4X berkapasitas 8GB dan penyimpanan internal 128GB yang luas. Tak hanya itu, kapasitas baterainya juga besar yakni 5.000 mAh yang kini didukung dengan pengisian cepat 18W, sebelumnya hanya dibekali charger 10W.

Rangkuman

OPPO A92

 

Desain menjadi aspek yang menerima pembaruan besar. Bersama penggunaan sistem operasi Android 10 terbaru dengan ColorOS 7.1 yang kaya fitur.

Dibanderol dengan harga Rp4.199.000, rasanya sulit menampik daya tarik desain baru Neo-Display dan desain modul AI Quad Camera belakang yang dibingkai persegi panjang, ditambah balutan warna kekinian twilight black dan shining white.

Selain yang saya sebutkan di atas, spesifikasi OPPO A92 masih identik dengan pendahulunya. Sebut saja, konfigurasi AI Quad Camera dengan kamera utama 48MP, serta chipset Snapdargon 665 dengan RAM 8GB dan penyimpanan 128GB.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.