Grab Rayakan Ulang Tahun Ke-5, Luncurkan GrabNow di Jakarta

Pasar on-demand transportasi di Asia Tenggara menjadi salah satu yang terbesar. Salah satu pemain yang aktif dan terus mencoba berkembang di segmen tersebut adalah Grab. Merayakan ulang tahun yang ke 5, Grab mengeluarkan laporan berjudul “Moving SEA Forward” yang berisikan capaian-capaian Grab selama lima tahun terakhir. Bersamaan dengan perayaan ulang tahun ini, Grab mengumumkan hadirnya GrabNow yang mulai bisa digunakan di Jakarta. GrabNow ini merupakan inovasi untuk mempercepat pengguna mendapatkan armada GrabBike yang berada di sekitar mereka.

Grab merupakan perusahaan on demand yang beroperasi di hampir seluruh negara Asia Tenggara. Tercatat Grab hadir di 55 kota di 7 negara dan menjalin kemitraan dengan 930.000 mitra pengemudi lokal yang menjadi ujung tombak perusahaan dalam melayani masyarakat di negara-negara tempat Grab beroperasi.

Meski demikian Grab bukan tanpa pesaing. Di Indonesia saja Grab masih bersaing ketat dengan Go-Jek dan Uber. Agar tetap kompetitif, Grab mulai menambah ke ranah pembayaran dengan mulai mengenalkan GrabPay secara regional pada Januari 2016 dan memperkuat posisinya di Indonesia dengan mengakuisisi Kudo.

CEO Grab Anthony Tan mengatakan, “Saat bisnis Grab semakin berkembang, skala masalah yang kami pecahkan juga telah berkembang. Kami adalah kontributor aktif dalam upaya pemecahan masalah mendasar di Asia Tenggara: kemacetan, lapangan pekerjaan, kepercayaan dan akses terhadap ekonomi digital. Isu-isu ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi jangka panjang Asia Tenggara dan Grab sangat berkomitmen untuk berinvestasi di wilayah ini.”

“Satu-satunya cara untuk membuat dampak jangka panjang yang berarti adalah berfokus pada layanan sehari-hari yang penting bagi konsumen: jaringan transportasi yang lebih efisien dan akses yang lebih luas terhadap pembayaran non-tunai,” terangnya.

Grab, Indonesia, dan Inovasi

Grab telah berkembang pesat sejak pertama masuk ke Indonesia pada tahun 2014 silam. Hal ini ditandai dengan masuknya beberapa layanan Grab di Indonesia, baik layanan transportasi roda dua, roda empat, layanan pengiriman hingga layanan pembayaran. Yang paling baru adalah layanan atau fitur GrabNow, sebuah layanan yang memungkinkan pengguna GrabBike lebih cepat mendapatkan armada dengan konsep street hailing. Fitur ini serupa dengan “Hop On” yang sudah diterapkan UberMotor.

Sebagai layanan transportasi yang dilengkapi teknologi Grab menawarkan solusi untuk sejumlah permasalahan, di antaranya adalah kemacetan. Di laporan yang diluncurkan Grab mengklaim bisa membantu penggunanya memangkas waktu tempuh. Penghematan waktu tempuh ini terbesar dialami pengguna di Filipina dengan rasio pengurangan waktu perjalanan mencapai 70%. Sedangkan untuk Indonesia pengurangan waktu tempuh mencapai 64%, lebih dari separuh waktu yang seharusnya.

Beberapa statistik menarik yang disampaikan Grab adalah selama tahun 2017 ini mereka telah melayani 45 juta penumpang di seluruh negara Asia Tenggara, hampir 3 kali lipat jika dibandingkan 16 juta penumpang sepanjang tahun 2016.

Pertumbuhan mitra pengemudi di Indonesia diklaim tertinggi dibanding negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara dengan pertumbuhan year-on-year mencapai 574%. Secara rata-rata mitra pengemudi Grab mendapatkan pendapatan 32% lebih baik per jamnya dibandingkan pekerja secara umum.

“Bisnis Grab telah berevolusi. Kami tidak hanya mendefinisikan ulang apa yang umumnya dipikirkan orang-orang terhadap ride-hailing, tapi membangun platform untuk pengguna yang fokus pada layanan-layanan harian yang krusial, pembayaran mobile dan transportasi. Kami selalu mengutamakan pengembangan solusi-solusi bagi mitra pengemudi, mitra agen, dan pengguna”, ujar Anthony.

Application Information Will Show Up Here

Grab Indonesia Resmikan Pusat R&D di Kudoplex Jakarta

Setelah resmi mengakuisisi Kudo bulan April yang lalu, hari ini Grab mengumumkan laporan 3 bulan terakhir pasca mengumumkan investasi sebesar $ 700 juta di Indonesia. Kepada Media hari ini Group CEO dan Co-founder Grab Anthony Tan menyebutkan, hasil dari akuisisi tersebut adalah diresmikannya pusat R&D (research and development) Center di Kudoplex Jakarta Selatan. Gedung yang memiliki luas 4500 meter persegi tersebut, direnovasi menyesuaikan fungsi dan rencana dari R&D Center Grab di Indonesia.

“Melalui teknologi kolaborasi antara Kudo dan Grab diharapkan bisa merangkul lebih banyak lagi talenta muda di Indonesia, untuk belajar dan mendapatkan informasi teknologi terkini dari Facebook, Google, Amazon dan pengajar R&D Center Grab di beberapa negara,” kata Anthony.

Saat ini R&D Center Grab telah menampung sekitar 100 engineer muda yang mendapatkan pengajaran, pelatihan terpadu di Kudoplex. Untuk selanjutnya Grab dan Kudo menargetkan bakal menambah jumlah tersebut hingga 200 engineer hingga akhir tahun 2017.

“Tentunya pengembangan pusat R&D Center Grab dan Kudo merupakan tahap awal dari kolaborasi yang ada. Nantinya kami juga akan mengembangkan GrabPay (solusi pembayaran mobile Grab) yang saat ini telah tersedia di aplikasi Grab agar bisa lebih mudah digunakan oleh pengguna,” kata COO dan Co-founder Kudo Agung Nugroho.

Integrasi lainnya yang dilancarkan Kudo dan Grab adalah memanfaatkan penuh tenaga agen Kudo yang saat ini telah tersebar di seluruh Indonesia dan berjumlah 400 ribu agen, untuk kemudian mengembangkan layanannya menawarkan calon pengemudi GrabBike yang tertarik untuk bergabung. Selain itu mitra pengemudi Grab juga akan memperoleh sumber pendapatan baru melalui aplikasi Kudo dengan menjadi agen dan menjual barang-barang secara online kepada konsumen. Tim engineering Kudo dan Grab telah menciptakan modul onboarding di aplikasi Kudo.

“Dengan diresmikannya R&D Center di Kudoplex serta integrasi antara agen Kudo dan mitra pengemudi Grab, diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, sekaligus menciptakan talenta muda yang berbakat dalam dunia teknologi,” kata CEO dan Co-founder Kudo Albert Lucius.

Sebagai bagian dari tahap pertama, Grab telah menyelesaikan proses integrasi dengan Kudo, platform O2O (online to offline) di Indonesia. Sementara itu fokus utama dari pelatihan di R&D Center adalah lebih kepada kemajuan teknologi di Grab serta pengolahan big data milik Grab.

“Dari total investasi yang ada untuk teknologi, Grab telah menggelontorkan dana sekitar $ 100 juta di Indonesia, untuk selanjutnya kami akan menambah jumlah tersebut dengan tujuan untuk menemukan startup berkualitas seperti Kudo di Indonesia,” kata Anthony.

Tahap 2 dari Grab 4 Indonesia

Pencapaian dan rencana lainnya yang disampaikan Grab dalam kesempatan hari ini (18/05) di Jakarta adalah melahirkan 5 juta wirausahawan mikro di Indonesia pada tahun 2018, meningkatkan jumlah tenaga kerja Indonesia dalam sektor teknologi menjadi ratusan orang hingga akhir tahun ini.

Dalam presentasinya, Managing Director Grab Indonesia Ridzky Kramadibrata mengungkapkan, hingga kini market share dari Grab telah mencapai 70% untuk GrabCar dan GrabBike, telah melayani sekitar 2,3 juta pengantaran setiap hari di Asia Tenggara, 50% layanan tersebut berasal dari Indonesia, pertumbuhan untuk layanan transportasi meningkat hingga dua kali lipat dalam waktu 6 bulan dan saat ini telah tersedia di 500 kota.

“Sejak awal kami tetap fokus kepada 3 pilar dari misi Grab di Indonesia, yaitu inklusi finansial, R&D Center dan peningkatan akses terhadap pembayaran mobile dan peluang pembiayaan di seluruh Indonesia. Di tahap kedua ini kami akan lebih mempercepat proses yang ada,” kata Ridzky.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Kemitraan Tokopedia dan GrabParcel Hadirkan Opsi Pengiriman Barang Sehari Sampai

Bertujuan untuk memberikan pilihan pengantaran barang lebih mudah dan cepat, layanan online marketplace Tokopedia menjalin kemitraan strategis dengan Grab. Untuk semua penjual dan pembeli layanan Tokopedia, kini bisa memilih pengantaran barang dalam hari yang sama atau same day service dengan menggunakan GrabParcel baru tersedia hanya di Jakarta.

Selain same day service, GrabParcel juga menyediakan next day service. Untuk layanan tersebut selama bulan April 2017 ini bisa dinikmati dengan harga Rp 2.500 per kilogram, dan hanya berlaku di kawasan Jadetabek.

“Kehadiran GrabParcel tentu akan semakin memudahkan pengguna kami, baik penjual maupun pembeli,” kata Chief of Staff Tokopedia Melissa Siska Juminto.

Kini penjual tidak perlu repot-repot lagi mengantar paket ke agen pengiriman karena kurir GrabParcel bisa langsung datang ke rumah atau toko penjual yang bersangkutan. Kerja sama ini diklaim merupakan terobosan yang efektif untuk para penjual online yang sangat mengutamakan kecepatan pengiriman.

Terkait dengan batas waktu atau kontrak yang dijalin, tidak disebutkan secara pasti kapan kemitraan Tokopedia dan GrabParcel akan berakhir. Untuk saat ini dan selanjutnya, kedua belah pihak tetap fokus untuk memberikan kemudahan masyarakat Indonesia dalam bertransaksi online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Kami berharap kemudahan ini mendorong lebih banyak lagi peluang dan kepercayaan masyarakat Indonesia yang lahir, dimulai dari Tokopedia,” kata Melissa.

Inisiatif Grab membantu pelaku UKM dan entrepreneur lokal

Saat ini pilihan pengantaran Tokopedia dengan menggunakan GrabParcel sudah bisa dinikmati oleh pengguna Tokopedia. Untuk selanjutnya pihak Grab tidak menutup kemungkinan, akan dilancarkan pula kerja sama lainnya dengan Tokopedia, untuk mendukung para pelaku UKM dan entrepreneur di Indonesia, sesuai dengan rencana dan inisiatif Grab untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia.

“Melalui kerja sama dengan Tokopedia, Grab berharap dapat berkontribusi pada program pencapaian target Indonesia sebagai negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020 dengan memberikan kemudahan kepada para pebisnis online dalam proses pengiriman barang melalui layanan GrabParcel ini,” kata Marketing Director, Grab Indonesia Mediko Azwar.

Sebagai upaya untuk memperdalam jangkauan pasar di Indonesia, sebelumnya Grab dikabarkan telah melakukan akuisisi terhadap Kudo, startup lokal yang memfokuskan pada pengembangan layanan assistive e-commerce. Nilainya berkisar $100 juta atau setara dengan Rp1.3 triliun.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Investasikan $700 Juta, Grab Bangun Pusat R&D di Indonesia

Setelah mengumumkan komisaris baru di jajaran manajemen Grab Indonesia beberapa hari lalu, hari ini secara resmi Grab mengumumkan rencana besarnya untuk Indonesia. Group CEO dan Co-Founder Grab Anthony Tan di Jakarta mengumumkan akan menggelontorkan dana sebesar $700 juta untuk membangun pusat Research and Development (R&D) di Indonesia dan beberapa inisiatif lainnya dengan masa waktu 4 tahun ke depan. Rencana yang bernama “Grab 4 Indonesia” itu didukung Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia.

“Indonesia merupakan negara yang memberikan kontribusi terbesar untuk Grab. Untuk mendukung pertumbuhan yang ada, Grab akan berinvestasi di Indonesia dengan mendirikan R&D Center dan merekrut tenaga muda lokal yang nantinya bisa memberikan kontribusi untuk Grab dan Indonesia,” kata Anthony.

Master Plan 2020 Grab 4 Indonesia dinilai sesuai dengan pertumbuhan bisnis Grab lebih dari 600% pada tahun 2016. Grab 4 Indonesia nantinya akan mencakup kepada beberapa kegiatan, termasuk pembangunan R&D Center Grab di Jakarta yang berfungsi sebagai Pusat Pengembangan Inovasi Teknologi untuk pasar Indonesia. Untuk melancarkan regulasi dan hal-hal pendukung yang dibutuhkan, BKPM akan mengawal Grab selama proses investasi berjalan.

“Kami dari BKPM akan memastikan bahwa investasi yang diberikan oleh Grab telah berjalan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang ada di Indonesia. Dalam hal ini BKPM akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk melancarkan proses investasi tersebut,” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.

BKPM sendiri menyambut baik investasi yang diberikan Grab untuk Indonesia. Bukan hanya mendirikan pusat R&D namun juga fokus kepada peningkatan inklusi keuangan serta peningkatan akses terhadap pembayaran mobile dan peluang pembiayaan di seluruh Indonesia.

“BKPM mencatat hanya 30% saja masyarakat Indonesia yang memiliki rekening bank, artinya masih rendah kesadaran masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan fasilitas keuangan. Dengan hadirnya pusat R&D nanti, diharapkan bisa meningkatkan skill tenaga kerja di Indonesia yang terbilang masih kurang,” kata Thomas.

Dengan menggandeng BKPM, Grab ingin menerapkan pelokalan dan tentunya menyesuaikan dengan peraturan serta ketentuan yang ada. Hal tersebut juga ditegaskan Anthony, terutama untuk Indonesia yang memiliki karakter dan perbedaan dalam hal ketertiban lalu lintas hingga kebiasaan lainnya.

Menciptakan lapangan pekerjaan di bidang teknologi informasi

Group CEO dan Co-Founder Grab Anthony Tan

Dalam waktu dua tahun ke depan, Grab Indonesia akan melakukan perekrutan 150 engineer di Indonesia. Pusat R&D yang akan hadir di Jakarta, akan menjadi pusat pengembangan inovasi yang ditujukan untuk Indonesia disesuaikan dengan pasar Indonesia. Hal tersebut mencakup algoritma baru terkait dengan peraturan lalu lintas yang baru di Jakarta dan GrabHitch (Nebeng), layanan yang tersedia bagi hampir 1,4 juta komuter di Jakarta.

“Sebelumnya kami telah mendirikan pusat R&D di Singapura, Beijing dan Seattle dan Indonesia merupakan negara keempat untuk pusat R&D Grab. Untuk membantu proses mentoring yang ada di pusat R&D Jakarta, kami akan menghadirkan para mentor dari ketiga perwakilan pusat R&D tersebut untuk membantu Indonesia,” kata Anthony.

Dalam acara peresmian Grab 4 Indonesia ini, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memberikan apresiasi.

“Saya sangat antusias dengan adanya rencana Grab membangun pusat R&D di Indonesia seperti yang nantinya akan dilakukan oleh Apple. Terkait dengan bisnis model dari Grab pemerintah Indonesia mendukung sepenuhnya karena secara langsung akan meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia,” kata Rudiantara.

Mendukung pelaku startup dan mitra pengemudi Grab

Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata

Selain mendirikan pusat R&D, Grab juga akan berinvestasi dalam technopreneurship dengan membantu startup terpilih untuk mempercepat proses penetrasi produknya ke pasar dengan investasi modal dan bantuan teknis dari Grab. Selanjutnya Grab juga akan terus meluncurkan dan mengembangkan layanan mobile, agar dapat meningkatkan akses masyarakat Indonesia terhadap pembayaran mobile dan peluang pembiayaan di Indonesia.

“Inovasi yang akan kami hadirkan diantaranya melalui GrabPay Credits, opsi pembayaran non-tunai dan kemitraan yang telah dijalin dengan Mandiri serta solusi e-Cash serta terus mengembangkan platform pembayaran e-money bersama dengan Lippo Group dan bank Nobu untuk memungkinkan pengguna menggunakan Grab dalam pembayaran layanan dan barang di berbagai ritel Lippo,” kata Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata.

Saat in Grab Indonesia telah memiliki sekitar 100 ribu mitra pengemudi  dan telah tersedia di 8 kota di Indonesia. Sebagai bentuk apresiasi Grab Indonesia kepada mitra pengemudi, Grab akan memberikan akses berupa pembiayaan untuk membeli dan memiliki smartphone dan kendaraan bermotor. Grab Indonesia mengklaim dari sisi pendapatan, mitra dari Grab lebih banyak mendapatkan keuntungan dibandingkan dengan penyedia layanan transportasi on demand lainnya di Indonesia.

“Sejak awal kami memiliki komitmen terhadap target dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang di Indonesia, di antaranya dengan menciptakan lapangan pekerjaan melalui pengembangan bisnis kami di berbagai kota baru dan mempekerjakan tim lokal serta memberikan kesempatan menarik kepada mitra pengemudi,” kata Ridzki.

Application Information Will Show Up Here

Fokus Perolehan Pendanaan Seri F Grab Sebesar 9,8 Triliun Rupiah Adalah Indonesia

Sempat dispekulasikan telah memperoleh pendanaan senilai $600 juta dari Softbank dan sejumlah investor di awal Agustus, tak jauh ketika Go-Jek juga mengumumkan pendanaan senilai 7,3 triliun Rupiah, akhirnya hari ini Grab mengumumkan perolehan pendanaan Seri F dari SoftBank Jepang dan sejumlah investor (di antaranya adalah Didi Chuxing Tiongkok) senilai $750 juta atau 9,8 triliun Rupiah. Angka ini menggenapkan kapitalisasi dana yang dimiliki Grab mencapai lebih dari $1 miliar dengan valuasi perusahaan sekitar $2,3 miliar. Fokus pendanaan ini adalah penguasaan pasar Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Besarnya pengaruh Indonesia untuk Grab tercermin dari rangkaian kata-kata dalam rilis pers yang disampaikan. Co-Founder dan CEO Anthony Tan dalam sambutannya hanya menyebut satu negara, yaitu Indonesia. Ia mengatakan:

We are particularly excited about the growth opportunity in Indonesia, where we see an almost US$15 billion market for ride-hailing services alone, as well as the potential to extend GrabPay’s platform regionally.

Pasar senilai $15 miliar (atau hampir mencapai 200 triliun Rupiah) diperebutkan oleh Grab, Go-Jek, dan Uber yang sama-sama memberikan layanan transportasi berbasis roda 4 dan roda 2.

Grab mungkin menguasai sejumlah pasar Asia Tenggara, seperti Singapura dan Malaysia, tetapi semua itu kurang berarti jika tidak menguasai pasar Indonesia.

Di luar itu, Grab melihat potensi GrabPay yang begitu besar mengingat rendahnya penetrasi kartu kredit di kawasan, khususnya Indonesia. Saya sendiri sudah membahas bahwa Go-Pay berpotensi menjadi jawara mobile wallet dan kini tampaknya GrabPay mencoba mengambil posisi yang sama.

Meskipun mungkin tidak berbentuk dompet elektronik biasa, GrabPay mencoba memposisikan diri sebagai layanan digital yang lebih lengkap dengan menggandeng Lippo Group. Tak hanya untuk membayar layanan transportasi, dalam jangka panjang nantinya GrabPay bisa digunakan untuk bertransaksi di pasar swalayan, department store, bioskop, kedai kopi, dan platform e-commerce (MatahariMall) yang semua dimiliki Lippo.

Grab juga bermitra dengan Bank Mandiri untuk mengakomodasi pembayaran menggunakan dompet elektronik Mandiri E-Cash. Secara regional Grab bekerja sama dengan Citibank untuk pemanfaatan reward point sebagai alat pembayaran Grab.

Jika sukses, penerapan GrabPay di Indonesia akan menjadi role model untuk dikembangkan di negara-negara lain tempat Grab beroperasi.

Optimisme Grab didukung data bahwa layanannya diterima dengan baik di Indonesia. Disebutkan:

In Indonesia, our GrabCar and GrabBike services grew 250x in one year as of the end of 1H2016, and continue to grow exponentially.

Di Indonesia, Grab sudah beroperasi di Jakarta, Padang, Surabaya, Bandung, dan Bali dengan mengusung GrabBike, GrabCar, GrabTaxi, dan yang terbaru layanan pemesanan makanan GrabFood. Pendanaan ini akan dimanfaatkan untuk berekspansi ke lebih banyak kota. Go-Jek sendiri sudah tersedia di 10 kota besar.

Application Information Will Show Up Here

Grab dan Lippo Garap Pembayaran Mobile Non-Tunai

Grab salah satu layanan transportasi online yang beroperasi di Indonesia dikabarkan tengah berinovasi untuk menyuguhkan platform pembayaran e-money di Indonesia. Grab akan menjalin kemitraan dengan Lippo Group untuk memungkinkan lebih dari 50 juta pelanggan bersama dari kedua perusahaan melakukan pembayaran melalui perangkat mobile atau menggunakan aplikasi Grab untuk seluruh jajaran layanan lintas perusahaan ritel Lippo, termasuk departemen sore, bioskop, kedai kopi dan layanan e-commerce yang terafiliasi.

Kerja sama antara Grab dan Lippo Group kali ini merupakan perluasan kemitraan strategis antara kedua perusahaan tersebut yang ditandatangani pada bulan Maret silam. Melalui kerja sama ini Lippo Group akan mengembangkan platform pembayaran universal yang memungkinkan pelanggan di Indonesia untuk melakukan top-up akun e-money dan dapat digunakan untuk membayar layanan dan produk dari Lippo secara digital.

Grab juga akan mengintegrasikan platform pembayaran aplikasi Grab sebagai opsi mobile walet di dalam fitur GrabPay sehingga pengguna mobile dapat menggunakan aplikasi Grab tidak hanya untuk membayar kebutuhan transportasi tetapi juga layanan dan produk lainnya.

“Kami sangat menghargai upaya pemerintah untuk mendorong Indonesia menuju masyarakat non-tunai, dan kami menantikan untuk dapat berkontribusi guna mencapai tujuan ini. Kemitraan Grab dengan Lippo Group untuk mengembangkan platform pembayaran universal akan menjadi langkah maju untuk e-money di Indonesia. Dengan pertumbuhan pesat dari kelas menengah, masyarakat akan menginginkan opsi mobile wallet di dalam aplikasi Grab, yang dapat mereka gunakan untuk kehidupan sehari-hari, baik untuk transportasi atau pembayaran transaksi-transaksi mendasar lain,” ujar Co-Founder dan Group CEO Grab Anthony Tan.

Anthony juga menambahkan bahwa platform pembayaran mobile di Asia Tenggara memiliki potensi yang tidak terbatas. Masih banyak masyarakat Asia Tenggara yang belum menggunakan layanan perbankan namun memiliki perangkat mobile. Untuk itu perlu adanya solusi non tunai yang bisa membantu mereka mengelola uang, dan mobile walet merupakan salah satu solusinya.

“Kemitraan dengan Lippo Group ini merupakan satu langkah maju guna mencapai tujuan Grab untuk menyediakan solusi pembayaran mobile kepada jutaan orang di Asia Tenggara. Kami akan bekerja sama dengan mitra lokal untuk mewujudkan transaksi non-tunai bagi sebagian besar masyarakat Asia Tenggara,” imbuh Anthony.

Hal senada juga disampaikan Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata. Menurutnya Indonesia sebagai pasar terbesar Grab, untuk itu Grab akan terus berupaya untuk berinvestasi pada layanan-layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, salah satunya pembayaran non tunai mobile.

Platform pembayaran universal ini rencananya akan diluncurkan untuk perusahaan-perusahaan dari Lippo Group dan diintegrasikan ke dalam aplikasi Grab secara bertahap mulai dari kuartal keempat tahun 2016.

Grab Dukung MatahariMall Kembangkan Layanan O2O

Satu lagi strategi online-to-offline (O2O) dilancarkan Lippo Group untuk MatahariMall. Kali ini mereka bermitra dengan Grab dalam hal pengantaran dan pengambilan barang. Armada Grab akan menjadi salah satu layanan kurir mitra MatahariMall.

Dalam membangun layanannya, O2O selalu menjadi fokus yang ditonjolkan MatahariMall, misalnya dengan membangun loker di berbagai tempat, dan kemitraan kali ini berusaha meningkatkan image tersebut. Lippo Group sendiri tidak asing bagi Grab, karena sebelumnya dikonfirmasi bahwa Lippo Group merupakan early backer Grab.

“Kami bangga dapat bermitra dengan Grab dan percaya bahwa kolaborasi dari dua perusahaan teknologi dan internet terdepan di Asia Tenggara ini akan dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkesinambungan,” ujar Executive Director Lippo Group Emirsyah Satar dalam rilisnya hari ini.

”MatahariMall tengah muncul sebagai platform e-commerce nomor satu di Indonesia, dan skala dan pertumbuhan dari Grab dalam ranah bisnisnya di Indonesia telah mendemonstrasikan pemahaman yang mendalam terhadap pasar lokal Indonesia. Dengan menggabungkan wawasan kami terhadap pasar Indonesia, hal ini akan membantu kami untuk membangun pengalaman online-to-offline yang paling efektif untuk memastikan bahwa pembeli online di mana pun di Indonesia dapat menerima atau mengambil pembelian mereka dengan mudah,” ungkap Direktur Lippo Group John Riady.

[Baca juga: Grab Siap Uji KIR, Tawarkan Dua Opsi Pajak, dan Kerja Sama dengan Koperasi PPRI]

Co-Founder dan Group CEO Grab Anthony Tan menambahkan, “Lippo Group dan Grab merupakan perusahaan yang lahir dan bertumbuh di Asia Tenggara. Teknologi dapat menjadi kunci pendorong pertumbuhan ekonomi, dan kami berdua telah berinvestasi untuk membuka ekonomi digital kepada seluruh masyarakat Indonesia. Untuk Grab, kemitraan ini berarti menggunakan teknologi untuk membantu pengguna layanan transportasi dapat melewati kemacetan lalu-lintas, dan memberikan mitra pengemudi penghidupan yang lebih baik dan berkesinambungan.”

Seperti apa dan berapa biaya yang ditawarkan oleh Grab terkait dengan kemitraannya dengan MatahariMall masih belum diungkapkan dengan jelas. Grab sendiri memiliki armada terdedikasi GrabExpress yang memang ditujukan untuk kemudahan pengantaran barang. Selain GrabExpress, ada kemungkinan pengantaran dilakukan menggunakan GrabCar untuk kapasitas yang lebih besar. GrabCar di Indonesia sendiri telah tumbuh 30 persen dibanding bulan sebelumnya pasca pengumuman rebranding Grab pada bulan Februari 2016.

GrabCar sendiri, dan Grab secara umum, baru saja “menyelesaikan” polemiknya dengan armada taksi konvensional dengan menjanjikan siap mengikuti uji KIR, menjanjikan dua opsi pembayaran pajak, dan mewadahi asosiasi mitra pengemudi dalam bentuk koperasi.

“Kami berterima kasih kepada masyarakat Indonesia karena telah mempercayai Grab untuk menghadirkan tumpangan yang aman dan nyaman, dan kami akan terus bekerja sama dengan mitra lokal kami seperti Lippo Group dan pemerintah untuk terus meningkatkan transportasi publik di Indonesia,” kata Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

GrabTaxi Kini Menjadi Grab

GrabTaxi secara resmi mengumumkan pengubahan nama perusahaan menjadi Grab. Nama dan domain baru ini dirasa sejalan dengan perluasan layanan Grab yang tak hanya digunakan untuk melakukan reservasi taksi, tetapi juga pemesanan armada GrabBike dan GrabCar.

Sebagaimana diungkapkan CEO Grab Anthony Tan, sudah terjadi evolusi layanan Grab sejak pertama kali layanannya diluncurkan tahun 2012. Kini mereka menambah jasa transportasi baru di seluruh wilayah, baik dengan mobil ataupun sepeda motor, juga jasa pengiriman. Tak heran jika nama GrabTaxi menjadi tidak relevan.

Sebagai startup transportasi regional terbesar di kawasan Asia Tenggara, Grab telah bergabung dengan Ola di India, Didi di Tiongkok, dan Lyft di Amerika Serikat untuk bersama-sama berkompetisi melawan Uber. Mereka juga telah mendirikan engineering center di Seattle, Amerika serikat, untuk mencari talenta-talenta di bidang teknis.

Di Indonesia sendiri Grab telah meluncurkan berbagai layanan, dalam bentuk GrabTaxi, GrabBike, dan GrabCar. Kini mereka telah beroperasi di Jakarta, Padang, Surabaya, Bali, dan Bandung.

Menurut data Grab, yang dikutip dari Detik, sejak pertengahan tahun 2015, tercatat Grab memperoleh pertumbuhan jumlah tumpangan 75% untuk GrabBike dan 35% untuk GrabCar di Asia Tenggara.

GrabTaxi, Didi Kuaidi, Lyft, dan Ola Jalin Kemitraan Ridesharing Global

GrabTaxi, Didi Kuaidi, Lyft, dan Ola hari ini mengumumkan kerja sama strategis yang memperluas perjanjian global berbagi kendaraan (ridesharing) yang dijalin oleh Lyft dan Didi Kuaidi pada bulan September lalu. Keempat perusahaan tersebut sebelumnya telah memiliki basis yang cukup kuat di wilayah Asia Tenggara, India, Cina, dan Amerika. Jika digabungkan maka potensi pasar yang dapat dirangkul hampir 50 persen total populasi dunia. Keluaran hasil kerja sama ini ditargetkan dimulai pada kuartal pertama 2016.

Dampaknya bagi konsumen atau wisatawan internasional, mereka dapat mengakses kendaraan lokal on-demand tanpa hambatan  dengan menggunakan aplikasi serupa yang mereka gunakan di negara asalnya. Setiap perusahaan akan menangani pemetaan, pembuatan rute, dan pembayaran melalui API (Application Program Interface) yang aman, demi memberikan pengalaman global terbaik bagi ratusan juta wisatawan yang bepergian lintas negara.

Simpelnya, konsumen Indonesia yang sudah memiliki aplikasi GrabTaxi, mereka tidak perlu lagi mengunduh aplikasi baru saat bepergian ke Tiongkok, India, atau Amerika Serikat.

CEO GrabTaxi Anthony Tan dalam pernyataannya menyebutkan:

“Kami bangga menawarkan layanan transportasi di Asia Tenggara kepada pengguna Lyft, Didi, dan Ola, di mana perbedaan bahasa, budaya, dan kebiasaan sosial bisa menjadi tantangan tersendiri bagi wisatawan asing. Di bawah payung ini, kami melihat banyak kesempatan untuk berbagi ide dan praktik terbaik, mulai dari inovasi produk hingga dukungan pengemudi, pengembangan teknologi serta pendekatan dalam mengelola operasi lokal dalam perusahaan yang tumbuh pesat.”

Secara keseluruhan keempat perusahaan telah mengumpulkan dana investasi sebesar lebih dari 7 miliar dollar. Kerja sama ini cenderung menjadi konsolidasi perusahaan yang berkompetitor secara langsung dengan Uber. Uber sendiri telah tersedia di 67 negara, per Desember 2015, dan konsumennya cukup menggunakan satu aplikasi untuk memenuhi kebutuhan transportasinya.

CEO Didi Kuaidi Cheng Wei mengatakan:

“Dengan Didi Kuaidi mengkonsolidasikan kepemimpinan pasar di seluruh vertikal utama, kami kini fokus pada penerapan sarana big data yang lebih baik untuk lebih lanjut mengembangkan produk inovasi serta meningkatkan pengalaman para penggunanya. Ini merupakan sebuah kemenangan dalam keragaman dan daya hidup industri berbagi kendaraan secara global.”

Kerja sama internasional ini dijalin bukan tanpa alasan. Masing-masing perusahaan memiliki kekuatan di setiap wilayah kerjanya. GrabTaxi memiliki banyak pengaruh di Asia Tenggara. Tercatat pemesanan harian GrabTaxi di enam negara basis kerjanya mencapai 1,5 juta transaksi, sedangkan statistik Didi setiap hari rata-rata memiliki 7 juta transaksi. Demikian pula signifikansi Lyft di Amerika Serikat dan Ola di India.

Dampak yang seharusnya terasa ialah pengalaman pengguna untuk mendapatkan jasa transportasi dengan cara yang sama dengan kultur yang telah dibangun oleh empat perusahaan di masing-masing negara.

GrabTaxi and the World Bank Assist Governments in Solving Traffic Issues

GrabTaxi collaborates with the World Bank in solving the traffic of public transportation issues as well as improving the traffic security for people in Southeast Asia. They plan to provide free OpenTraffic platform to the government of several countries like the Philippines, Vietnam, and Indonesia. Continue reading GrabTaxi and the World Bank Assist Governments in Solving Traffic Issues