Menyimak Perjuangan Membangun Startup dari Pelaku Startup Indonesia dan Amerika Serikat

Dunia startup adalah sulit dan sarat dengan tantangan hingga kegagalan. Hal-hal tersebut ingin disampaikan dalam film dokumenter yang dibuat pembuat film asal Amerika Serikat, Cynthia Wade.

Dalam sesi penayangan film khusus yang diinisiasi 500 Startups, dihadirkan pula tiga entrepreneur Indonesia untuk berbagi pengalaman, suka duka, dan target yang masih ingin dicapai sebagai pendiri startup. Mereka adalah CEO iGrow Andreas Senjaya, Founder & CEO Happy5 Doni Priliandi, dan Founder & CEO Infonesia Ihsan Fadhlur Rahman. Venture Partner 500 Startups untuk 500 Durians Ashraf Sinclair menjadi moderator di acara ini.

Kegagalan dalam dunia startup

Mendirikan bisnis startup artinya Anda harus bisa bertahan dan menerima kegagalan saat menjalankan bisnis. Ketika ide bisnis sudah ditemukan dan tim yang solid sudah dibentuk (meskipun dalam jumlah kecil), masih banyak jalan yang harus ditempuh startup. Mulai dari pendanaan hingga target pasar dan tentunya membuktikan bahwa model bisnis yang dimiliki bakal berfungsi dengan baik.

Bagi Doni Priliandi, tidak mudah untuk bisa menjalankan bisnis startup. Dibutuhkan grit hingga dukungan yang penuh dari keluarga terdekat untuk bisa terus menjalankan bisnis.

“Saat membangun bisnis startup akan banyak penolakan yang terjadi, apakah itu dari pelanggan, investor hingga pegawai. Ketika saat-saat sulit tersebut datang, keluarga merupakan pendukung terbaik untuk Anda,” kata Donny.

Sementara menurut Andreas Senjaya, keluarga dan teman-teman terdekat bukan hanya bisa dijadikan pendukung yang ideal saat kesulitan datang, namun juga calon pelanggan yang siap untuk mencoba, membeli, dan memberikan kritik saat produk atau layanan startup siap untuk diluncurkan.

“Mereka adalah early adopter yang ideal dan tentunya sangat membantu. Bukan hanya untuk mendapatkan bantuan tapi feedback yang jujur dan peluang untuk menjadi pelanggan tetap nantinya,” kata Andreas.

Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi

Terinspirasi latar belakang pendidikan dan pengalaman saat magang di Uber, Founder & CEO Infonesia Ihsan Fadhlur Rahman tertarik untuk membangun bisnis startup Infonesia yang saat ini masih sangat belia usianya. Untuk bisa membuktikan kepada investor hingga pengguna, Ihsan dan tim harus rela menghabiskan waktu lebih untuk bekerja demi menghasilkan produk yang menarik dan berguna.

“Menurut saya endurance, hustle dan keep pushing merupakan strategi yang paling ampuh untuk menjalankan bisnis startup,” kata Ihsan.

Untuk bisa menjalankan bisnis dengan baik, dibutuhkan keseimbangan yang baik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Hal tersebut yang kemudian menjadi acuan dari Andreas.

“Habiskan waktu yang cukup untuk keluarga dan pastikan Anda sebagai pemilik startup bisa menyisihkan waktu bersama keluarga. Hal tersebut penting untuk menjaga keseimbangan hidup.”

Kesimpulan yang bisa diambil dari pengalaman para pelaku startup asal Amerika Serikat dan tiga pelaku startup Indonesia tersebut adalah untuk bisa menjalankan bisnis startup dengan baik dibutuhkan kesiapan dan daya tahan yang besar untuk melalui segala tantangan dan mencari cara terbaik untuk keluar dari masalah yang datang.

Rencana ANGIN Meningkatkan Peran Perempuan di Dunia Teknologi

Permasalahan masih minimnya jumlah perempuan yang berkecimpung dalam dunia teknologi hingga saat ini ternyata mendapat sorotan dari para pelaku startup hingga jajaran eksekutif di perusahaan teknologi di Indonesia. Namun menjamurnya jumlah startup dan meningkatnya lowongan posisi untuk engineer, ternyata tidak disertai dengan meningkatnya jumlah perempuan yang bekerja sebagai engineer.

Dalam tulisan yang dimuat oleh JakartaPost, Head of Product Manager Digital of Tokopedia Devy Pranowo mengungkapkan, dunia teknologi tidak pernah melihat jenis kelamin, artinya semua orang bisa belajar dan mencoba untuk berprofesi sebagai engineer.

Namun demikian faktanya hingga kini dunia startup dan teknologi di tanah air, masih kekurangan peminat yang berasal dari kalangan perempuan untuk terjun menjadi engineer. Salah satu cara untuk bisa menarik perhatian para perempuan untuk tertarik mengisi posisi teknis adalah agar perusahaan lebih terbuka dalam hal perekrutan, bukan hanya fokus kepada engineer pria namun juga perempuan.

ANGIN dan Wonder Tech

Melihat persoalan yang ada Angel Investment Network Indonesia (ANGIN) kemudian menginisiasi kegiatan Wonder Tech. acara yang bertujuan untuk memahami permasalahan dan mencoba mencari solusi terbaik agar lebih banyak lagi perempuan terjun ke dunia teknologi, didukung oleh para pelaku startup di Indonesia.

“Setelah melakukan pertemuan dengan Co-CEO Lazada Florian Holm, Khailee Ng dari 500 Startups dan beberapa teman-teman dari layanan e-commerce, kita memutuskan untuk melakukan sesuatu agar bisa membawa lebih banyak lagi perempuan dalam dunia teknologi terutama di kalangan eksekutif. Florian dari Lazada selalu mengeluhkan sedikitnya jumlah perempuan saat pertemuan eksekutif internal, sebagai langkah pertama kita akan melakukan kegiatan tersebut dalam waktu dekat,” kata Direktur ANGIN David Soukhasing kepada DailySocial.

Dalam kegiatan tersebut akan dihadirkan beberapa tokoh perempuan yang terbilang sukses dengan bisnisnya di Indonesia untuk membahas potensi serta solusi terbaik untuk perempuan di dunia teknologi.

“Kita akan mengundang sekitar 150 orang menghadiri acara sederhana yang nantinya sarat dengan interaksi dan pembahasan menarik tentang isu perempuan di dunia teknologi,” kata David.

Memperluas kerja sama dengan rekanan strategis

Sebagai salah satu jaringan angel investor di Indonesia, ANGIN makin gencar melakukan kerja sama dengan pihak terkait. Selain dengan Garena, Lazada, GO-Jek, dan Facebook, saat ini ANGIN dan 500 Startups telah melakukan kerja sama strategis, salah satunya adalah dengan menempatkan Venture Partner 500 Startups Ashraf Sinclair sebagai angel investor di ANGIN.

“Sebelumnya ANGIN telah melakukan co-invested dengan 500 Startups, berdasarkan rekomendasi dari Khailee Ng (Managing Partner 500 Startups) kami di ANGIN berharap Ashraf bisa menjadi mentor untuk industri fesyen, kuliner, selebriti hingga gaya hidup yang berbasis teknologi dan masuk dalam seed stage,” kata David.

Rencana ke depannya ANGIN dan 500 Startups akan melancarkan kerja samanya dengan mengadakan beberapa kegiatan, salah satunya adalah kegiatan Wonder Tech di Jakarta.

ANGIN Luncurkan Connector.id, Mudahkan Pelaku Startup Temukan Investor yang Tepat

Salah satu jaringan angel investor yang cukup aktif dalam menanamkan investasinya ke startup lokal, ANGIN, hari ini mengumumkan platform terbaru untuk pelaku startup di Indonesia. Connector.id dapat dimanfaatkan entrepreneur yang berencana untuk melakukan penggalangan dana dan belajar lebih jauh memilih investor yang tepat serta jenis pendanaan yang sesuai.

Didukung Bekraf, UNDP dan kedutaan Kanada, situs Connector.id dihadirkan setelah pertemuan ANGIN kepada 1000 entrepreneur di Indonesia. ANGIN kemudian berinisiatif untuk meluncurkan platform terpadu yang bisa memberikan transparansi, efisiensi, dan solusi yang lebih cepat dalam membantu entrepreneur mengakses pendanaan yang relevan.

Situs ini menawarkan 5 manfaat kepada entrepreneur, yaitu menghemat waktu, menemukan investor yang tepat, mengenali lebih jauh investor yang ingin didekati, fokus untuk melakukan penggalangan dana dan tentunya menghemat uang.

Di situs Connector.id, entrepreneur memiliki kesempatan untuk menemukan penyedian pendanaan mulai dari, bank, venture capital, angel investor, impact investor, hingga pemerintah. Semua pilihan tersebut memanfaatkan jaringan ANGIN.

Untuk tahap awal, Connector.id hanya berisikan pertanyaan yang nantinya bisa membantu entrepreneur menemukan investor yang sesuai. Selanjutnya Connector.id juga akan dilengkapi dengan fitur yang lebih lengkap, tidak hanya kategori VC yang sesuai namun juga profil institusi yang tepat. Beberapa fitur tersebut masih dalam tahap beta dan rencananya akan diluncurkan pada bulan Juli mendatang.

Ashraf Sinclair bergabung menjadi Angel Investor ANGIN

Sebelumnya ANGIN juga telah mengumumkan bergabungnya Ashraf Sinclair sebagai salah satu angel investor ANGIN. Ashraf sendiri  baru-baru ini bergabung dengan 500 Startups sebagai Venture Partner.

Pengalaman dan latar belakang yang dimiliki Ashraf diharapkan bisa membantu ANGIN untuk mendapatkan dukungan dan akses kepada selebriti Indonesia. Selama ini ANGIN juga telah menjalin kemitraan dengan 500 Startups sebagai dukungan membangun ekosistem startup yang positif di tanah air.

Ashraf Sinclair Bergabung dengan 500 Startups sebagai Venture Partner

500 Startups mengumumkan venture partner untuk Indonesia yang berasal dari dunia hiburan, Ashraf Sinclair. Dalam rilis yang diterima DailySocial, Managing Partners 500 Startups Khailee Ng mengungkapkan penunjukkan Ashraf sebagai partner 500 Startups merupakan perekrutan pertama di Indonesia. Khailee sendiri telah berelokasi ke Indonesia selama setahun terakhir untuk menyelami lebih banyak ekosistem startup Indonesia.

Ashraf akan mengurusi 500 Durians tahap kedua, dana segar yang digunakan untuk berinvestasi di kawasan Asia Tenggara, dengan fokus negara-negara seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, Singapura dan Indonesia. Fokus pendanaan utamanya adalah pada putaran seed funding untuk sekitar 200 startup dengan nilai pendanaan mulai dari $50 ribu sampai $150 ribu.

“Setelah melihat kinerja Ashraf di dunia hiburan, saya percaya dengan bergabungnya Ashraf bersama tim 500 Startups akan memberikan angin segar kepada talenta dari dunia kreatif terutama di hiburan lokal yang selama ini dikuasai oleh Ashraf,” kata Managing Partners 500 Startups Khailee Ng.

Sebelumnya Khailee telah mengenal Ashraf sebagai angel investor dari salah satu startup asal Korea Althea yang direkomendasikan Khailee.

“Saya melihat ambisi yang dimiliki oleh Ashraf terhadap talenta kreatif di dunia entertainment, bisa mendukung generasi baru di Indonesia.”

500 Startups telah aktif berinvestasi di berbagai startup Indonesia, termasuk Bukalapak, HijUp, dan Kudo. Dana 500 Durians tahap 2 bernilai total 650 miliar Rupiah.

Ashraf telah tampil mewakili 500 Startups dalam kegiatan peresmian coworking space Rework beberapa waktu lalu. Enggan untuk mengumumkan peresmian dirinya sebagai venture partner di 500 Startups, Ashraf menegaskan akan fokus ke entrepreneur muda yang memiliki startup atau bisnis dalam tahap awal.

“Indonesia saat ini sudah menjadi pasar, bukan lagi permintaan lebih untuk hiburan namun juga layanan dan produk serta solusi yang mampu diberikan oleh entrepreneur. Dengan bergabungnya saya di 500 Startups dan kepercayaan yang telah diberikan, saya harapkan bisa menjadi platform yang tepat untuk saya bekerja lebih cepat dan untuk scale,” kata Ashraf.