Frost & Sullivan: Pasar Mobile Gaming di Asia Tenggara Diperkirakan Capai $7 Miliar di Tahun 2019

Perkembangan perangkat pintar mendongkrak popularitas mobile gaming / Shutterstock

Di tahun 2014, lembaga riset Frost & Sullivan mencatat bahwa terdapat pertumbuhan yang mengesankan terhadap industri mobile gaming di Asia Tenggara, dengan nilai total pendapatan mencapai $1 miliar. Wilayah Asia Tenggara juga diklaim menjadi yang tercepat pertumbuhannya dibandingkan wilayah lain. Angka ini diperkirakan terus menanjak hingga mencapai nilai $7 miliar di tahun 2019. Continue reading Frost & Sullivan: Pasar Mobile Gaming di Asia Tenggara Diperkirakan Capai $7 Miliar di Tahun 2019

Prediksi Lansekap Startup di Asia Tenggara Tahun Ini Menurut Kacamata Investor

Ilustrasi Jalan Panjang 2015 / Shutterstock

Di awal tahun 2015, biasanya banyak orang ataupun pihak yang berusaha untuk memprediksikan apa yang akan terjadi sepanjang tahun. Mulai dari prediksi belanja digital, tren teknologi, hingga konsumsi game. Kali ini Operating Partner Jungle Ventures Alexander Jarvis memberikan prediksinya tentang lansekap startup di Asia Tenggara (dan India) tahun ini.

Continue reading Prediksi Lansekap Startup di Asia Tenggara Tahun Ini Menurut Kacamata Investor

Prediksi Konsumsi Game Asia Tenggara Hingga 2017

Asia Tenggara merupakan salah satu daerah yang paling cepat berkembang untuk game berkat peningkatan adopsi smartphone yang meningkat, terutama Indonesia dan Malaysia. Konsumen game di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam menghabiskan $1,1 miliar untuk permainan pada tahun 2014, menurut perusahaan riset pasar Newzoo. Para analis di Newzoo memprediksikan pertumbuhan di  Asia Tenggara hingga tahun 2017 secara rata-rata adalah 28,8 persen per tahun. Di tahun tersebut, pasar permainan Asia Tenggara bernilai $2,2 miliar.

Pada tahun 2014, ini 60 juta konsumen menghabiskan rata-rata $ 18,40. Thailand berada pada peringkat atas dan  diperkirakan tidak akan bergeser hingga tahun 2017. Indonesia meskipun masih berada di urutan bawah tahun 2014 lalu, diperkirakan konsumsinya akan terus menanjak dan bakal menduduki posisi kedua di tahun 2017.

Asia Tenggara memiliki jumlah penduduk sekitar lebih dari  626 juta, tetapi hanya 29 persen  atau sekitar 179 juta orang yang memiliki akses Internet. Industri game global telah melampaui konsumsi $93 miliar dan negara-negara berkembang akan memainkan peran besar untuk melewati tonggak $100 miliar di masa mendatang.

Salah satu kesamaan perilaku di negara-negara Asia Tenggara memiliki kesamaan terkait urbanisasi. Tren ini akan membantu meningkatkan pengeluaran karena lebih banyak orang mendapatkan akses ke Internet. Tercatat negara-negara di kawasan ini memiliki pertumbuhan yang pesat dalam urbanisasi, rata-rata sekitar  1,4 persen per tahun. Angka itu jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Tiongkok yang hanya 0,5 persen. Demografi kaum muda yang tech-savvy merupakan faktor-faktor yang kuat yang mendorong pertumbuhan konsumsi game.

Pasar Permainan Asia Tenggara / Newzoo

Menariknya pengembang game yang ingin memasuki dan mencicip besaran kue pasar di wilayah Asia Tenggara, mungkin harus masuk dengan mobile game, karena besarnya pertumbuhan dan adopsi smartphone di kawasan ini.

[Gambar header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Hesti Pratiwi. Ada perubahan judul dari artikel asli tanpa mengubah maksud dan tujuan tulisan. 

Newzoo Keluarkan Prediksi Konsumsi Game Asia Tenggara Hingga 2017

Bermain game/Shutterstock

Asia Tenggara merupakan salah satu daerah yang paling cepat berkembang untuk game berkat peningkatan adopsi smartphone yang meningkat, terutama Indonesia dan Malaysia. Konsumen game di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam menghabiskan $1, 1 miliar untuk permainan pada tahun 2014, menurut perusahaan riset pasar Newzoo. Para analis di Newzoo memprediksikan pertumbuhan di  Asia Tenggara hingga tahun 2017 secara rata-rata adalah 28,8 persen per tahun. Di tahun tersebut, pasar permainan Asia Tenggara bernilai $2,2 miliar.

Continue reading Newzoo Keluarkan Prediksi Konsumsi Game Asia Tenggara Hingga 2017

Indonesia, Thailand, dan Vietnam Pimpin Pertumbuhan Pasar Permainan Online di Asia Tenggara

Ilustrasi Permainan Online / Shutterstock

Indonesia, Thailand, dan Vietnam menurut riset yang diterbitkan Niko Partners adalah tiga negara terdepan dan paling berpotensi menghasilkan pendapatan di sektor permainan online di Asia Tenggara. Secara total pasar permainan online di Asia Tenggara, baik yang berbasis PC maupun mobile, mencapai $784,4 juta (sekitar Rp 9,6 triliun menurut kurs hari ini) di tahun 2014.

Continue reading Indonesia, Thailand, dan Vietnam Pimpin Pertumbuhan Pasar Permainan Online di Asia Tenggara

GfK: 1,45 Juta Tablet Terjual di Indonesia Hingga April 2014

GfK mempublikasi temuannya tentang penjualan tablet di Asia Tenggara. Disebutkan dalam empat bulan pertama (Januari hingga April) tahun 2014, terjual 3,6 juta tablet di seantero kawasan dengan total nilai $935 juta (Rp 11 triliun). Angka penjualan tersebut hampir satu juta unit lebih banyak ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Continue reading GfK: 1,45 Juta Tablet Terjual di Indonesia Hingga April 2014

Business Insider Singapura Tempatkan iBuy Group Sebagai Layanan E-Commerce Terbesar di Asia Tenggara Berdasarkan Pendapatan

Semakin membudayanya berbelanja secara online di penjuru kawasan Asia Tenggara membuat kapitalisasi layanan e-commerce melonjak pesat. Business Insider Singapura membuat peringkat layanan e-commerce di regional berdasarkan pendapatan yang diperolehnya sepanjang tahun 2013 dan iBuy Group yang berpusat di Malaysia menduduki posisi puncak.

Continue reading Business Insider Singapura Tempatkan iBuy Group Sebagai Layanan E-Commerce Terbesar di Asia Tenggara Berdasarkan Pendapatan

Pacu Bisnis di Asia Tenggara, Game Online “Asing” Kini Lebih Lokal

Sudah bukan cerita baru lagi jika industri game online di Asia Tenggara khususnya di pasar Indonesia memiliki nilai bisnis yang menguntungkan. Namun, dengan jutaan player yang mampu menghasilkan angka pendapatan hingga ratusan juta dollar tersebut, bukan berarti industri ini seakan tak memiliki kendala yang berarti dalam persebarannya.
Continue reading Pacu Bisnis di Asia Tenggara, Game Online “Asing” Kini Lebih Lokal

Niko Partners: Pasar Permainan Online Asia Tenggara Diperkirakan Capai $1,2 Miliar di Tahun 2017

Lembaga riset Niko Partners hari ini meluncurkan laporannya yang mencakup dinamika pasar permainan online (online gaming) di kawasan Asia Tenggara, yang mencakup Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Menurut perhitungan Niko Partners, di tahun 2017 diprediksikan perolehan di bidang ini mencapai $1,2 miliar atau naik dua kali lipat dibanding nilainya saat ini. Saat itu diperkirakan jumlah online gamer-nya mencapai 132 juta orang.

Data terakhir yang digali oleh lembaga riset ini menunjukkan bahwa saat ini jumlah online gamer di kawasan Asia Tenggara mencapai 85 juta orang dengan jumlah pendapatan mencapai $661 juta. Kebanyakan dari permainan online tersebut diakses melalui PC dan metode pembayaran yang banyak digunakan adalah secara tunai di kafe Internet (warung Internet) atau toko ritel.

Selain besaran pasar dan jumlah pengguna, Niko juga memprediksikan bahwa Indonesia akan menghasilkan pertumbuhan pendapatan dan jumlah pemainonline gaming tertinggi di kawasan Asia Tenggara dalam periode lima tahun ke depan. Hal ini tentu bukan sesuatu yang mengejutkan, mengingat jumlah pengguna Internet Indonesia yang jauh lebih besar dari negara tetangga dengan potensi pendapatan yang juga luar biasa.

Lisa Cosmas Hanson, Managing Partner Niko Partners dalam rilis persnya mengatakan, “Permainan mobile mengalami booming di Asia Tenggara sebagaimana yang terjadi di seluruh dunia, meskipun demikian permainan online berbasis PC sebagai client tetap memiliki pesona dan akan terus mengalami pertumbuhan pendapatan secara agresif dalam periode lima tahun mendatang. Kami cukup terkejut saat menemukan bahwa banyak PC gamer garis keras yang secara total mengacuhkan permainan mobile, suatu perilaku yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan populasi pemain game di Cina.”

Di Cina, bisa dibilang semua gamer juga memainkan juga sejumlah permainan di perangkat mobile-nya, sementara di Asia Tenggara hampir seperempat dari total responden mengatakan mereka sama sekali tidak memainkan mobile games dalam bentuk apapun.

Untuk membuat laporan ini, Niko melakukan survei terhadap lebih dari 15.000gamer, di mana kebanyakan dari mereka adalah laki-laki, berusia muda, memiliki antusiasme garis keras untuk bermain client-based MMOGs. Selain itu metodologi yang digunakan juga mencakup wawancara dengan sejumlah eksekutif perusahaan permainan online di kawasan Asia Tenggara dan perusahaan pembayaran.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin.