Global Venture Summit 2017 di Bali akan Datangkan Venture Capital dari Silicon Valley

Untuk kali pertama di Indonesia Global Venture Summit bakal digelar selama 3 hari di Bali (19-21 April 2017). Ajang internasional yang akan mempertemukan lebih dari 25 venture capital dari Silicon Valley, 50 lebih angel investor internasional, 100 lebih korporasi serta pelaku startup dari Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya.

Kepada media hari ini (22/03) di Jakarta, Founder GVS Ahmed Shabana mengungkapkan, dipilihnya Bali sebagai lokasi GVS tahun ini diharapkan bisa menjadi ajang internasional dengan skala besar.

“Meskipun baru pertama kali digelar di Indonesia, namun kami pastikan semua venture capital, angel investor asal AS, Korea, Malaysia, Singapura hingga Tiongkok, adalah mereka yang benar-benar memiliki niat untuk berinvestasi di Indonesia. Sehingga pertemuan tersebut nantinya bisa membantu pelaku startup di Indonesia.”

Indonesia saat ini sudah menjadi pasar yang menarik untuk dijajaki terutama untuk kalangan investor internasional. Potensi tersebut merupakan salah satu alasan mengapa GVS pertama kali diadakan di Indonesia.

Selain sebagai ajang networking skala internasional, acara Global Venture Summit 2017 nanti juga akan diisi dengan kegiatan seperti panel diskusi, promosi startup dengan booth hingga pitch battle dengan hadiah uang tunai untuk startup yang beruntung.

“Kami telah menyiapkan sekitar 30 keynotes dan diskusi panel untuk acara tersebut yang diisi oleh speaker terkemuka dari mancanegara seperti Justin Kan dari Y Combinator, Dave McClure dari 500 Startup hingga Indonesia, di antaranya adalah Nadiem Makarim, Achmad Zaky dan Nicko Wijaya dari MDI,” kata Ahmad.

Didukung oleh Kejora Ventures

Turut hadir dalam acara tersebut Founding Partner Kejora Ventures Sebastian Togelang, dalam hal ini Kejora Ventures sebagai salah satu pendukung acara melihat ajang GVS 2017 merupakan kesempatan yang sangat baik untuk dimanfaatkan oleh semua startup yang berada dalam bimbingan Kejora Ventures dan startup lainnya.

“Saya sudah menunggu sejak lama kapan para VC hingga angel investor dari Silicon Valley datang ke Indonesia, dengan acara GVS 2017 tentunya bisa membuka pintu lebih lebar kepada pelaku startup lokal untuk mempromosikan startup secara global.”

Agar relasi yang telah terbina nantinya tetap terjaga, GVS 2017 yang menjadi langkah awal untuk mempertemukan VC internasional ke Indonesia, akan dilanjutkan tahun mendatang dengan menggelar kegiatan GVS setiap tahun.

“Tentunya kita tidak ingin kegiatan GVS hanya menjadi kegiatan yang sia-sia usai GVS digelar, untuk itu kita akan terus melakukan pendekatan dan menjaga hubungan baik dengan pelaku startup, investor lokal hingga pemerintah secara berkelanjutan,” pungkas Ahmad.

AirBnB Mulai “Ganggu” Bisnis Perhotelan di Bali

Startup kebanyakan membawa model bisnis yang bisa mengganggu tatanan bisnis di beberapa sektor konvensional. Di Indonesia hal ini bisa dilihat bagaimana Go-Jek, Uber, Grab, dan startup-startup lainnya. Terutama bisnis yang mengandalkan kekuatan sharing seperti Go-Jek, Uber, Grab dan AirBnb. Tiga nama pertama bergerak di sektor transportasi mengandalkan mitra mereka sedangkan AirBnB menjalani bisnis di sektor penyewaan hunian atau tempat tinggal sementara. Semuanya terbukti mengganggu bisnis konvensional di Indonesia.

Mengenai mengganggu tatanan bisnis konvensional, Go-Jek, Uber dan layanan serupa bisa dilihat dari demo besar-besaran yang dilakukan pelaku bisnis taksi konvensional. Mereka dinilai menyalahi aturan dengan tidak melengkapi persyaratan seperti yang perusahaan taksi penuhi. Akhirnya pemerintah merespons demo tersebut dengan mengeluarkan regulasi yang ada.

Untuk AirBnB, disebutkan Bali menjadi salah satu daerah dengan dampak terbesar yang terganggu dengan bisnis persewaan kamar ini. AirBnB yang menjadi “musuh” besar industri perhotelan di Amerika Serikat tampaknya juga akan menjadi “musuh” untuk industri perhotelan Indonesia.

Di sampaikan Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani permintaan sewa hotel menurun hingga 35 persen. Indikasi utamanya banyak vila yang dimiliki individual dan disewakan melalui AirBnB

“Demand turun hingga 35%. Mungkin banyak vila yang dimiliki individual dan disewakan melalui AirBnB. Sejak tahun 2010, terjadi penurunan yang signifikan di Bali. Angkanya belum jelas karena kamar hotel juga terus bertambah,” ujar Hariyadi.

Haryadi juga menjelaskan bahwa fenomena sharing economy juga akan mengganggu bisnis perhotelan dan diminta untuk bersiap menghadapi fenomena ini. Dengan harga yang lebih murah dan kemudahan menggunakan aplikasi AirBnB menjanjikan potensi mengganggu yang besar.

Salah satu langkah antisipatif yang dilakukan adalah dengan lebih gencar melakukan promosi baik di dalam dan di luar negeri. Dengan potensi sektor wisata yang diproyeksikan tumbuh 10% dibanding tahun lalu, sektor perhotelan berharap dapat meningkatkan permintaan.

Hariyadi dalam pemberitaan SWA juga mengungkapkan pihaknya akan mengusulkan untuk menertibkan pelaku sharing economy, dalam hal ini AirBnB. Soal pajak dan tanggung jawab kepada negara.

“Kami harus mengusulkan penertiban para pelaku sharing economy ini. Mereka menyewakan hotel atau vila namun tidak membayar pajak. Ini jelas tidak adil. Mereka juga punya tanggung jawab kepada negara. Kami yang punya usaha hotel, aturannya ketat sekali,” kata Hariyadi.

Selain mengusulkan penertiban Haryadi juga menjelaskan para pengusaha hotel juga tengah menyiapkan inovasi berbasis teknologi seperti Agoda, Booking dan juga bisnis boling yang dimiliki pihak lokal. Selain itu para pemilik usaha perhotelan juga akan membuat platform e-commerce yang bersifat B2B antara pengusaha hotel dengan vendor.

Nantinya para vendor akan dikonsolidasikan sehingga pembeli dan penjual bisa bertemu secara langsung. Dampaknya volume akan lebih besar dan harganya murah.

“Pariwisata itu kuncinya ada di atraksi. Kalau tidak ada itu, tidak ada nilainya. Sasaran inilah yang kami galakkan di seluruh Indonesia secara terintegrasi dengan calender of event,” katanya.

Regulasi tampaknya akan menjadi momok besar bagi startup yang mengusung sharing economy. Go-Jek, Uber, Grab, AirBnB dan layanan sharing economy lainnya. Setidaknya untuk sekarang pemerintah memiliki regulasi untuk sharing economy transportasi armada mobil. Untuk perhotelan mungkin tidak akan lama lagi akan diterbitkan regulasi serupa, menunggu seberapa terganggu para pengusaha hotel dan sebesar seberapa besar desakan mereka terhadap pemerintah.

Kesles Resmi Hadir di Pulau Dewata

Kesles, salah satu layanan pembayaran menggunakan aplikasi besutan PT Maximilian Kesles Indonesia Group baru-baru ini mengumumkan ketersediaan layanannya di Bali. Bali dirasa menjadi salah satu tempat yang cocok setelah Jakarta, mengingat perkembangan dan konsumsi teknologi masyarakat di Bali tidak kalah dengan Jakarta.

Kesles yang sudah mulai hadir di Indonesia sejak tahun 2015 ini menawarkan kemudahan bertransaksi bagi penggunanya. Pengguna hanya diwajibkan untuk mengunduh aplikasi yang tersedia di Google Play maupun di App Store.

Tidak hanya kemudahan yang ditawarkan, sejumlah strategi juga dilakukan Kesles untuk menarik minat pengguna. Seperti memberikan penawaran menarik atau diskon dari merchant yang telah bekerja sama dan pemberian poin reward yang dapat dikumpulkan dan nantinya dapat ditukar dengan berbagai macam hadiah yang telah disediakan.

Michael Harefa salah satu perwakilan dari pihak Kesles dalam keterangan pers yang kami terima menyampaikan bahwa saat ini, di Bali, mereka telah bekerja sama dengan lebih dari 100 merchant yang siap melayani transaksi pengguna yang ada di Bali.

“Kami sangat bersemangat untuk memperkenalkan Kesles ke Bali. Untuk saat ini Kesles sudah bekerja sama dengan lebih dari 100 merchant di Bali. Penggunaan aplikasi Kesles sangat mudah, member hanya perlu men-download aplikasi tersebut di mobile phone mereka dan melakukan registrasi. Selain itu Kesles lebih aman, nyaman dan cepat karena proses transaksi hanya dengan memindai kode QR, lalu jumlah transaksi otomatis akan dipotong dari kredit Kesles mereka,” terang Michael.

Selain itu pihak Kesles juga mengabarkan bahwa mereka telah menjalin kerja sama dengan Bank QNB sehingga pengguna bisa melakukan penambahan kredit Kesles melalui mesin ATM di seluruh Indonesia. Proses penambahan sama dengan proses transfer antar bank, dan masukan kode QNB (167) dan diikuti dengan nomor Kesles yang telah didaftarkan, lalu kredit Kesles member akan ter-update sesuai nominal yang di top up.

Armada Go-Jek Tersedia di Pulau Bali

Armada Go-Jek di Pulau Bali / Go-Jek

Mengikuti jejak Uber yang memilih Pulau Bali sebagai kawasan ekspansi berikutnya setelah Jakarta, armada ojek Go-Jek pun menyambangi Pulau Dewata mulai hari ini. Tidak ada informasi adakah kawasan tertentu yang menjadi fokus Go-Jek, tetapi biasanya kawasan turis sekitar Kuta dan Seminyak menjadi lahan wajar bagi layanan transportasi alternatif ini.

Continue reading Armada Go-Jek Tersedia di Pulau Bali

Uber Expands to Bali

After months of struggling in Jakarta, Uber has eventually prepared for an expansion to another part of Indonesia. As spotted by Aulia Masna on Twitter, Bali, particularly South Bali, has been chosen as the next destination of the company’s services. Interestingly, Uber’s rate there is higher than its rate in Jakarta. Continue reading Uber Expands to Bali

Uber Buka Layanan di Pulau Bali

Layanan Uber di Pulau Bali / DailySocial

Setelah berkutat selama beberapa bulan di Jakarta, sambil meningkatkan kualitas layanannya, layanan pemesanan kendaraan privat Uber ternyata sudah menyiapkan rambahan berikutnya di Indonesia. Pertama kali diinformasikan oleh Aulia Masna melalui akun Twitter-nya, Uber telah membuka layanannya di Pulau Bali, terutama di kawasan Bali Selatan. Untuk urusan tarif, layanan Uber di Pulau Bali ternyata lebih mahal ketimbang di Jakarta.

Continue reading Uber Buka Layanan di Pulau Bali

Mari Bermain Sebagai Petani Bali Dalam Spirits of the Rice Paddy

Sudah lama budaya Bali memukau perhatian dunia. Bali terkenal akan seni tari, drama, pahatan serta keindahan alamnya. Sejak dahulu, penduduk Bali menggunakan sistem irigasi canggih untuk menghidupi lahan persawahan, dipadu prinsip religi serta tanggung jawab sosial. Hal tersebut menginspirasi developer asal Texas dalam meracik sebuah board game unik. Continue reading Mari Bermain Sebagai Petani Bali Dalam Spirits of the Rice Paddy

HUB.id To Hold A Showdown in Bali

After a successful launch last month, HUB.id is now continuing to spread its magic in mystical island of Bali. This time, the event will mark the end of a series of roadshow that HUB.id has had ever since last September 2014. Continue reading HUB.id To Hold A Showdown in Bali

Layanan Marketplace Properti Lamudi Buka Kantor Cabang di Pulau Bali

Layanan marketplace properti Lamudi melanjutkan ekspansinya di Indonesia dengan membuka kantor cabang di Pulau Bali. Ini merupakan kantor ketiga Lamudi Indonesia setelah saat peluncurannya telah memiliki kantor di Jakarta dan Surabaya. Di kawasan Bali sendiri Lamudi telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan lebih dari 206 agen dari 41 agensi properti, yang mencakup 60% agen dan broker di pulau Dewata.

Continue reading Layanan Marketplace Properti Lamudi Buka Kantor Cabang di Pulau Bali

Jaringan 4G LTE Telkomsel Akan Hadir Pertama di Bali

Rumor mengenai hadirnya teknologi 4G LTE memang sudah terdengar gaungnya beberapa tahun terakhir. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi Dan Informatika menargetkan regulasi tentang teknologi ini rampung paling lambat akhir tahun ini. Telkomsel yang sempat melakukan uji coba layanan 4G pada acara KTT APEC di Bali tahun 2013 lalu, sudah bersiap untuk meluncurkan layanan 4G-nya per akhir tahun 2014 atau awal 2015 mendatang. Bali dipilih menjadi daerah pertama yang bakal merasakan layanan teknologi 4G dari Telkomsel.

Terpilihnya Bali sebagai kawasan pertama yang akan merasakan layanan 4G ini didasari dari banyaknya wisatawan dari berbagai negara yang berkunjung. Tak bisa dipungkiri memang bahwa Bali menjadi salah satu tujuan wisata utama bagi wisatawan asing. Setelah kota-kota di provinsi Bali, ada enam kota besar yang selanjutnya akan kebagian layanan LTE, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar, Yogyakarta dan Manado pada triwulan pertama 2015.

Seperti disebutkan oleh Direktur Sales Telkomsel Ma’sud Khamid, ”Kami pilih Bali karena banyak wisatawan asing dari berbagai negara yang berkunjung ke sana, sehingga mereka nantinya bisa menikmati layanan 4G tersebut. Ini sekaligus upaya Telkomsel untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia sudah menerapkan layanan teknologi terdepan dalam telekomunikasi.”

Antusiasme masyarakat yang tinggi untuk menyambut kehadiran teknologi 4G ini sayangnya berbanding terbalik dengan kesiapan pemerintah menyiapkan regulasi bagi para operator. Seperti yang telah kami muat sebelumnya, pemerintah sampai sekarang masih belum merampungkan regulasi terkait teknologi 4G. Saat ini teknologi LTE-TD sudah diterapkan oleh Bolt 4G per akhir tahun lalu dengan adopsi cukup baik di seputaran Jabodetabek.

Operator yang menjadi penyedia jaringan 4G pun diharap dapat serius menggelar layanannya untuk membantu penyebaran layanan Internet cepat di seluruh pelosok Indonesia mengingat Indonesia adalah negara yang termasuk kategori mobile-first country. Mas’ud mengklaim, “Jaringan 4G mampu mengirimkan data dengan kecepatan hingga lima kali lipat dari yang dimiliki jaringan 3G. Saat ini, beberapa perangkat telepon seluler pintar (smartphone) yang dijual di pasaran juga sudah didukung dengan teknologi tersebut.”

Laporan Akamai terbaru tentang kondisi Internet global menyebutkan bahwa Indonesia saat ini memiliki pertumbuhan kecepatan Internet yang pesat dan saat ini mencatat angka 2,4 Mbps. Meskipun demikian, di level Asia sendiri angka tersebut belum signifikan untuk membawa kita sejajar dengan negara-negara maju Asia yang lain.

Layanan 4G di Bali nantinya juga menjadi sebuah upaya pembuktian bahwa Indonesia telah menerapkan teknologi terdepan dalam telekomunikasi. Tentu saja, kehadiran 4G sendiri di Indonesia terbilang terlambat. Singapura sebagai negara tetangga sudah menggelar layanan 4G-nya sejak pertengahan tahun 2012 yang lalu.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Aditya Daniel.